MAKALAH BISNIS PENGANTAR MEMAHAMI SISTEM

MAKALAH BISNIS PENGANTAR
MEMAHAMI SISTEM BISNIS DI
INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RILO NUGROHO (15830027)
ANI NUR ISRO’IYAH FIRDAUS (15830008)
KHOTIMATUL CHUSNA (15830019)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI KEUANGAN SYARIAH
YOGYAKARTA
2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hampir setiap kegiatan manusia merupakan bagian dari sistem bisnis. Hal ini

berarti bahwa setiap kegiatan yang dilakukan umat manusia sudah tentu merupakan
perwujudan dari aktivitas bisnis.
Namun sistem bisnis setiap daerah dan negara berbeda-beda, termasuk sistem
bisnis di Indonesia dan Amerika Serikat. Dimana bisnis di Amerika berkembang sangat
pesat daripada di Indonesia, sehingga perlunya pengkajian sistem bisnis di Indonesia dan
Amerika Serikat.
Oleh karena itu, penyusun mengambil judul ”Memahami Sistem Bisnis di
Indonesia dan Amerika Serikat” yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam
pengkajian mata kuliah bisnis pengantar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem bisnis di Indonesia?
2. Bagaimana sistem bisnis di Amerika Serikat?
C. Tujuan
1. Memahami sistem bisnis di Indonesia.
2. Mengetahui sistem bisnis di Amerika Serikat.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A.
I.


ISI
BISNIS

a)

Pengertian Bisnis

Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefinisikan bisnis sebagai suatu sistem yang
memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita (business is then
simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan
mengambil definisi sistem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling
mengisi antara bisnis dan pilihan kebutuhan dalam masyarakat kita. Setiap tindakan yang
diambil dalam bisnis berakibat pada suatu sistem sosial yang lebih besar. Sistem bisnis
berhubungan dengan sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem hukum. Pengantar Bisnis1.
Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebert (1996), bahwa bisnis itu merupakan
suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Definisi tersebut menitikberatkan pada kemampuan menghasilkan (produce) dan
pencapaian tingkat keuntungan atau laba2.
b)


Tujuan bisnis

1.

Prospek memperoleh laba : selisih antara pendapatan dan pengeluaran bisnis yang

mendorong orang untuk membuka dan memperluas bisnis.
2.

Laba mengimbali pemilik untuk mengambil resiko yang tercakup dalam

menginvestasikan uang dan waktu mereka.
3.

Bisnis memproduksi sebagian besar barang dan jasa yang dikonsumsi orang dan

mempekerjakan banyak orang.

II.


SISTEM BISNIS
Sebuah metode prosedur atau proses yang digunakan sebagai pengiriman mekanisme

untuk menyediakan barang-barang tertentu atau jasa kepada pelanggana. Sistem bisnis adalah
sederetan aturan, prosedur, metode dan alur data dan proses yang ada dalam suatu unit bisnis.
Sistem yang baik akan memungkinkan sebuah bisnis dapat beroperasi secara institusional, tanpa
ketergantungan dengan orang-orang tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan.
1

Amirulloh Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 2.

2

Ibid.

Sistem bisnis modern merupakan suatu sistem yang sangat rumit terdiri dari berbagai
sector dan masing-masing sector terdiri dari beragam kelompok industri. Lebih lanjut setiap
kelompok industry terdiri darii sejumlah perusahaan yang berdiri sendiri. Perusahaan berbeda
pula dalam bentuk, dalam pemilikan, dalam volume struktur permodlan, juga dalam gaya-gaya

manajemen. Kemampulabaan dari setiap perusahaan ditentukan juga dengan
menganekaragamkan aktivitasnya. Jadi keragaman merupakan salah satu sifat bisnis.
a)

Sifat sebuah sistem bisnis :

1.

Input

Bisnis menerima input dan mengoperasikannya dalam kendala lingkungan fisik,
ekonomi, politik, hukum, teknologi, dan social.
2.

Proses

Bisnis memproses input dengan cara yang paling efisien dengan mengorganisasikan
sumber daya, memotivasi SDM dan mengaplikasikan teknologi yang tepat.
3.


Output

Bisnis menghasilkan barang dan jasa unruk memuaskan kebutuhan konsumen sehingga
menciptakan manfaat ekonomi dan social serta meningkatkan standar kehidupan masyarakat3.
b)

Karakteristik Sistem Bisnis :

1.

Keanekawarnaan : sebuah aktivitas yang beraneka warna oleh perusahaan-

perusahaan yang berbeda besar dan bentuk pemilikan.
2.

Ketergantungan : perusahaan tergantung pada satu dan lain untuk barang-barang

dan jasa.
3.


Perubahan dan Inovasi : perusahaan harus respons terhadap perubahan rasa

konsumen dan teknologi4.

III.

SISTEM BISNIS DI INDONESIA
Suatu sistem bisa terdiri dari beberapa subsistem, yang biasa juga disebut unsur, bagian,

atau komponen. Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai unsur atau bagian, komponen
tersebut merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu atau memiliki sifat ‘wholism’. Terdapat
saling ketergantungan atau hubungan di antara unsur-unsur tersebut.

3

Amirulloh Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 12.

4

M. Manullang, Pengantar Bisnis, 2008, UGM PRESS, Yogyakarta, hlm. 18.


Dalam sistem bisnis suatu negara, terkait beberapa unsur yang sangat saling mendukung.
Unsur tersebut adalah perekonomian dan politik Negara. Dalam penggolongan ilmu ekonomi,
perekonomian sebuah negara termasuk ilmu ekonomi makro. Bisnis termasuk ilmu ekonomi
mikro. Bisnis dan perekonomian saling mempengaruhi.
Landasan perekonomian yang baik, di mana mata uangnya stabil, kebijakan pemerintah
mendukung suasana investasi, dan kondisi sosial politiknya memberikan kepastian, memberikan
situasi yang kondusif bagi bisnis untuk berkembang dengan baik. Tipe sistem ekonomi yang
dianut Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila. Yang di mana di dalamnya terdapat unsur
penting yaitu demokrasi ekonomi. Beberapa ciri Sistem Ekonomi Pancasila yaitu :
a)

Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasarkan asa kekeluargaan

b)

Cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

pemerintah
c)


Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan

dengan kepentingan masyarakat5.
Sistem bisnis di Indonesia berdasarkan sistem Ekonomi Pancasila adalah berupa UKM
(Usaha Kecil Menengah) seperti usaha ritel, waralaba, serta keagenan6.
Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Ritel tradisional
diwakili oleh pasar-pasar tradisional dan warung-warung kecil di pinggir jalan, sedangkan ritel
modern diwakili oleh Carrefour, Ramayana, Indomart, Alfamart, dan sebagainya.
Bisnis waralaba atau franchise diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia. Salah
satu alasannya adalah pola franchise dalam pengembangan usahanya yang lebih mudah. Pemilik
usaha dapat mempercepat pertumbuhan outletnya dengan tidak perlu menunggu terkumpulnya
modal karena sang franchise (pembeli hak franchise)/investor yang akan memberikan modal.
Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas7.
Pada jenis usaha keagenan,tidak terdapat keeksklusifan sehingga semua orang bisa masuk
pada jenis usaha ini. Keagenan lebih mirip lisensi (Product and Trade Name Franchising).
Lisensi dan keagenan memiliki catatan khusus dalam pengembangannya8.
Sistem Bisnis Indonesia terdiri dari lima komponen utama yaitu Input, Proses, Output,
Feedback dan Environment. Sistem Bisnisnya menggunakan cara perekonomian terencana
5


https://poetraboemi.wordpress.com/2008/02/20/kapitalisme-sosialisme-dan-sistem-ekonomi-indonesia/

6

Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia, 2009-2014
Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia, 2009-2014

7

8

http://ofcourseruru.blogspot.co.id/2010/03/sistem-bisnis-indonesia-dan-luar-negeri.html

memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil
produksi. Konsep bisnis di Indonesia cenderung kepada bagaimana menyejahterakan rakyat.
a)

Input bisnis Indonesia meliputi Sumber daya manusia, Modal, Uang, Bahan baku,


Peralatan dan mesin, Tanah dan Bangunan, Kewirausahaan, Teknologi, Informasi dan
Pelanggan.
b)

Proses bisnis Indonesia menggunakan berbagai Teknologi, misalnya Industri yang

ada menggunakan teknologi maju untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi
perekonomian, tetapi ada juga sektor Industri yang menggunakan teknologi tradisional.
c)

Feedback ( Umpan balik ) muncul sebagai hasil proses evaluasi, yaitu

membandingkan antara standar output yang diharapkan dengan output yang sesungguhnya yang
dihasilkan.
d)

Lingkungan Perusahaan ( Bussiness Environment ), Perusahaan sebagai sistem

terbuka melakukan aktivitasnya di dalam lingkungan perusahaan dan dipengaruhi oleh
lingkungan perusahaan yang terdiri dari berbagai kekuatan, sumber daya dan lembaga-lembaga
yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan akan digunakan oleh empat sektor
yang ada dalam Sistem Ekonomi Indonesia yaitu Sektor Perusahaan, Sektor Rumah tangga,
Pemerintah ( Government Sector ), Asing ( Foreign Sectors )9.
IV.

SISTEM BISNIS DI AMERIKA SERIKAT
a)

Evolusi Bisnis Di Amerika Serikat10
Bisnis Amerika serikat telah berkembang selama beberapa dasawarsa. Sejarah

bisnis Amerika Serikat telah menunjukkan perkembangan drastis dari perseorangan
menuju struktur korporasi yang rumit. Pemahaman dapat diperoleh lebih terperinci dari
perkembangan itu dengan cara menelusuri sejarahnya.
1. Sistem Pabrik Dan Revolusi Industri.
Revolusi industri di pertengahan abad ke-18 membuat revolusi manufaktur mengalami
perubahan dramatis akibat adanya kemajuan teknologi dan perkembangan sistem pabrik. Sistem
pabrik mengurangi kebutuhan peralatan dan memungkinkan perusahaan-perusahaan membeli
bahan baku dengan harga lebih murah melalui pembelian jumlah besar untuk produksi massal.
Sistem pabrik juga mendorong spesialisasi tenaga kerja. Produksi massal menggantikan sistem di
9

https://routeterritory.wordpress.com/2009/09/07/perbedaan-sistem-bisnis-di-indonesia-dengan-di-cina/

10

http://dianputriardiana.blogspot.com/2014/09/memahami-bisnis-di-amerika-serikat.html

mana orang-orang yang sangat terampil melakukan semua tugas yang berbeda-beda untuk
membuat satu jenis barang.
2. Laissez-fair dan Era kewirausahaan.
Sejumlah masalah terjadi ketika abad ke-19 akan tetapi sistem Amerika Serikat mulai
membawa bisnis domestik lepas dari pasar-pasar modal di Eropa. Pada abad tersebut banyak
pengusaha yang muncul karena Amerika Serikat menekankan falsafah laissez-fair, sebuah
prinsip di mana pemerintah seharusnya tidak campur tangan dalam perekonomian. Prinsip
laissez-fair menciptakan perusahaan besar seperti U. S Steel, Alumunium Company Of Amerika
(AlCOA), Standart Oil , dan lain sebagainya.
Besarnya perusahaan-perusahaan mempersulit para pesaing memasuki pasar-pasar
mereka. Kontrol pasar secara total menjadi semboyan di berbagai industri, dengan banyaknya
perusahaan besar yang lebih memilih bergabung dari pada bersaing. Pengaturan harga dan
bentuk-bentuk manipulasi pasar lain menjadi praktek bisnis yang umum. Berbagai kritik
dilancarkan sebagai reaksi melawan praktek usaha yang tidak etis dengan cara memberlakukan
tindakan korektif dan akhirnya penerapan undang-undang antitrust (antitrust lawas) dan
penghentian praktek-praktek monopoli. Secara khusus, masyarakat menuntut akuntabilitas yang
lebih besar dari perusahaan-perusahaan untuk dapat berperilaku dalam cara-cara yang tidak
melanggar pihak lain.
3. Era Produksi
Era produksi ini mulai pada tahun 1913 ketika Henry Ford memperkenalkan lini
perakitan bergerak. Fokus Ford terletak pada efisiensi manufaktur dengan mengadopsi tempat
kerja yang tetap, meningkatkan spesialis tugas, menggunakan konsep scientific management, dan
mengalihkan pekerjaan kepada pekerja. Ford secara dramatis meningkatkan produktivitas dan
menurunkan harga. Akibatnya, Ford membuat harga mobil terjangkau untuk banyak orang. Era
produksi menjadi solusi bangkitnya serikat pekerja dan pembentukan tawar menawar kolektif.
Selain itu masa depresi tahun 1930-an dan perang dunia II mendorong pemerintah untuk campur
tangan dalam sistem perekonomian.
4. Era Pemasaran
Tahun 1950-an dan 1960-an berkembang filosofi bisnis baru yaitu konsep pemasaran.
Sebelumnya, bisnis pada dasarnya berorientasi pada produksi dan penjualan. Bisnis-bisnis
cenderung memproduksi apa yang diproduksi bisnis lain, apa yang mereka pikir diinginkan oleh

pelanggan. Akan tetapi menurut konsep pemasaran bisnis bermula dari pelanggan. Produsen
barang atau jasa akan mulai dengan menetapkan apa yang pelanggan inginkan dan kemudian
menyediakan. Perusahaan-perusahaan itu membebaskan para konsumennya untuk memilih
sesuai kebutuhan mereka dengan menawarkan serangkaian produk untuk suatu pasar.
5. Era Global
Tahun 1980-an menjadi saksi kelanjutan kemajuan teknologi produksi, komputer, sistem
informasi dan kemampuan alat komunikasi. Pada masa itu ekonomi global menjadi nyata. Di
seluruh dunia orang-orang mengendarai mobil Toyota, Ford, minum Pepsi, memakai Jeans
Levi’s, menggunakan Microsoft, dan menonton film produksi Disney.
Globalisasi adalah fakta kehidupan bagi kebanyakan bisnis dewasa ini. Komunikasi dan
transportasi yang semakin membaik, semakin efisiensinya metode-metode untuk pembiayaan,
produksi, distribusi, serta pemasaran produk dan jasa.
6. Era Informasi
Era informasi dipicu oleh maraknya pengguna internet. Pengguna internet di Amerika
Utara tumbuh dari sekitar 100 pengguna per 1000 orang pada tahun 1995 menjadi 750 pengguna
per 1000 orang pada tahun 2005. Akan tetapi tingkat pertumbuhan pengguna internet Eropa
meningkat lebih cepat, dan bahkan di Asia Pasifik peningkatan lebih signifikan. Perkembangan
internet memberikan peningkatan dramatis di semua sektor perekonomian, terutama sektor jasa.
Internet secara khusus mempermudah perdagangan jasa yang berskala internasional11.
b)

Perekonomian Sistem Pasar

Memahami sistem perekonomian Amerika Serikat yang rumit merupakan hal penting
dalam memahami lingkungan di mana bisnis Amerika Serikat beroperasi. Kinerja perusahaan
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk
produk-produknya dan dalam harga yang dibayarkan oleh perusahaan untuk perlengkapan dan
bahan baku (Jef Madura;2011;136).
1. Permintaan dan penawaran dalam perekonomian pasar.
Perekonomian pasar terdiri dari banyak pasar yang berbeda. Setiap input di dalam pasar
yang digunakan oleh bisnis dan setiap barang atau jasa yang diciptakan oleh bisnis masingmasing memiliki pasar tersendiri. Di dalam masing-masing pasar tersebut, bisnis memutuskan
apa yang harus dibuat, berapa banyak, dan berapa harga yang ditetapkan. Demikian pula dengan
pelanggan yang memutuskan apa saja yang dibeli, dan berapa mereka rela membayar.
11

http://dianputriardiana.blogspot.co.id/2014/09/memahami-bisnis-di-amerika-serikat.html

2. Hukum permintaan dan penawaran.
Di dalam semua level perekonomian, keputusan tentang apa yang di beli dan di jual
ditentukan terutama oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan adalah kemauan dan
kemampuan pembeli untuk membeli produk (barang atau jasa) tertentu. Hukum permintaan :
“Pembeli akan membeli (permintaan) lebih banyak produk ketika harganya turun dan membeli
lebih sedikit ketika harganya meningkat”.
Penawaran adalah kemauan dan kemampuan produsen untuk menawarkan barang atau
jasa tertentu untuk dijual. Hukum penawaran: “Produsen akan menawarkan (penawaran) lebih
banyak produk untuk dijual ketika harganya meningkat dan lebih lebih sedikit ketika harganya
turun”.
3. Mekanisme permintaan dan penawaran.
Mekanisme permintaan dan penawaran diperoleh dari riset pemasaran, data historis, dan
studi penelitian mengenai pasar lainnya. Apabila diaplikasikan sebagaimana mestinya,
mekanisme pasar tersebut membantu kita memahami hubungan antara level permintaan dan
penawaran pada level harga yang berbeda-beda.
4. Kurva permintaan dan penawaran.
Kurva permintaan (Demand Schedule) menunjukkan berapa banyak produk yang akan
diminta (dibeli) pada harga yang berbeda-beda. Kurva permintaan diberi tanda D1 menunjukkan
bahwa ketika harga menurun kuantitas yang diminta meningkat (Jef Madura;2011;137).
Contoh kurva permintaan:

Kurva penawaran (supply scedule) menunjukkan berapa banyak produk yang akan
ditawarkan (dijual) pada harga yang berbeda-beda. Kurva penawaran diberi tanda S1
menunjukkan ketika harga meningkat, kuantitas dari barang yang ditawarkan juga meningkat
(Jef Madura;2011;138). Contoh kurva penawaran:

Ketika kurva permintaan dan penawaran di plotkan ke dalam satu grafik yang sama, nilai
di mana mereka berpotongan merupakan harga pasar atau harga ekuilibrium (equilibrium
price).Harga pasar atau harga ekuilibrium adalah, harga di mana jumlah barang yang diminta
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Contoh kurva ekuilibrium:

5. Surplus dan defisit.
Surplus adalah keadaan di mana jumlah yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta.
Ini kadang terjadi karena perusahaan berusaha menginginkan peningkatan laba dengan cara
menyediakan (menawarkan) jumlah barang melebihi jumlah permintaan pada harga ekuilibrium.
Perusahaan tersebut akan mengalami kehilangan uang sebesar yang dihabiskan untuk membuat
barang sebesar tambahan tersebut.
Sebaliknya, defisit adalah keadaan di mana jumlah yang diminta melebihi jumlah yang
ditawarkan. Perusahaan yang mengalami defisit akan kehilangan sejumlah tambahan laba yang
seharusnya dapat diperoleh dengan membuat produk sebanyak yang diminta. Walaupun
konsumen bisa membayar lebih untuk produk yang ditawarkan. Akibat defisit itu, perusahaan
masih tetap mendapatkan laba yang lebih rendah daripada jika perusahaan tersebut membuat
produk sebanyak yang diminta.

Oleh karena itu, bisnis harus mencari kombinasi yang tepat antara harga yang ditetapkan
dan jumlah yang ditawarkan, sehingga bisa memaksimalkan laba, mempertahankan hubungan
baik dengan pelanggan, dan mengurangi persaingan. Kombinasi ini ditemukan pada titik
ekuilibrium.
c) Perusahaan Swasta Dan Persaingan Di Perekonomian Pasar
Sistem perusahaan swasta adalah sistem yang memungkinkan para individu untuk mengejar
kepentingan mereka sendiri dengan batasan minimal dari pemerintah. Perusahaan swasta
menuntut adanya empat unsur, antara lain:
1. Hak properti pribadi
Hak kepemilikan atas sumber daya yang digunakan untuk menciptakan kekayaan berada di
tangan individu.
2. Kebebasan memilih
Kebebasan untuk menjual/mempekerjakan tenaga kerja, dan bebas untuk memilih/menjual
produk.
3. Laba
Iming-iming laba akan mendorong beberapa orang untuk mengambil risiko melakukan
wirausaha. Laba yang diantisipasi juga berpengaruh kuat pada pilihan individu atas barang dan
jasa yang akan mereka produksi(Gugup Kismono;2012;312).
4. Persaingan
Persaingan memotivasi mereka untuk menjalankan perusahaan secara efisien. Persaingan terjadi
ketika dua perusahaan atau lebih berlomba mendapatkan sumber daya dan pelanggan yang sama.
Untuk memproduksi barang yang efisien dan menjualnya dengan harga yang dapat
mendatangkan laba, perusahaan harus meyakinkan pelanggan, bahwa produk yang mereka
hasilkan lebih baik atau lebih murah daripada pesaing (Jef Madura;2011;144).
Oleh karena itu, persaingan mendorong para perusahaan untuk membuat produk yang lebih baik
atau lebih murah. Dalam system perusahaan bebas, tidak semua industry sama persaingannya.
Terdapat empat tingkat persaingan, yaitu:
a. Persaingan Sempurna
Agar persaingan sempurna dapat tercipta, ada dua kondisi yang harus dipenuhi:
 Semua perusahaan dalam suatu industry harus berskala kecil
 Jumlah perusahaan dalam industry tersebut harus banyak.

Dalam kondisi tersebut, tidak akan ada perusahaan yang cukup kuat untuk mempengaruhi
harga. Kondisi ini juga mencerminkan empat prinsip:
 Produk-produk yang ditawarkan setiap perusahaan mirip.
 Baik penjual maupun pembeli mengetahui harga-harga yang dibayarkan dan
diterima pihak lain dipasar.
 Setiap perusahaan mudah masuk atau meninggalkan pasar.
 Harga-harga yang ditentukan oleh penawar sepenuhnya, dan diterima baik oleh
pembeli maupun penjual.
Contoh persaingan sempurna di Amerika Serikat antara lain pertanian gandum.
b. Persaingan Monopolistik.
Dalam persaingan ini terdapat lebih sedikit penjual jika dibandingkan dengan pasar di
persaingan sempurna. Para penjual berusaha membuat produk mereka terlihat sedikit
berbeda dari para pesaing. Strategi ini mencakup pembangunan merk, perancangan
fashion, dan iklan.
Perusahaan yang bersaing secara monopolistik cenderung mudah memasuki dan
meninggalkan pasar. Diferensiasi (pembedaan) produk juga memberikan tambahan
kesempatan bagi para penjual untuk mengendalikan harga-harga yang mereka tetapkan.
c. Persaingan Oligopoli.
Persaingan ini terjadi apabila sebuah industry hanya memiliki sedikit penjual. Masuknya
pesaing baru cenderung menjadi sulit karena diperlukannya investasi yang besar.
Konsekuensinya, industry oligopoli cenderung statis.
Masing-masing oligopolies memiliki kendali yang lebih besar terhadap strategi mereka
sendiri daripada perusahaan-perusahaan yang bersaing secara monopolistik. Namun
tindakan perusahaan dapat mempengaruhi penjualan perusahaan lain di industry itu.
d. Persaingan Monopoli.
Persaingan ini terjadi ketika industry atau pasar tertentu hanya memiliki satu produsen
yang dapat menetapkan harga. Pemasok tunggal menikmati kendali penuh atas harga
produknya. Hambatan satu-satunya ada pada menurunnya permintaan pelanggan akibat
meningkatnya harga.
Di Amerika Serikat terdapat UU yang mengatur tentang harga yang ditetapkan oleh
perusahaan yang memiliki karakteristik monopoli alami. Monopoli alami merupakan

industry di mana satu perusahaan dapat menyediakan semua barang atau jasa yang
dibutuhkan dengan cara yang paling efisien.
KESIMPULAN

REFERENSI

1.

Amirulloh Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis, 2005, Graha Ilmu,

Yogyakarta.
2.

M. Manullang, Pengantar Bisnis, 2008, UGM PRESS, Yogyakarta.

3.

Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia, 2009-2014

4.

Http ://chikupunya.multiply.com. Bisnis di Jepang – Resume Buku

5.

Griffin, Ebert. Business, 7th, Pearson Prentice Hall 2004

6.

Sistem Perekonomian Indonesia.

7.

http://estettmengajar.blogspot.co.id/2012/12/perbandingan-sistem-bisnis-

indonesia.html
8.

http://dianputriardiana.blogspot.co.id/2014/09/memahami-bisnis-di-

amerika-serikat.html
9.

https://poetraboemi.wordpress.com/2008/02/20/kapitalisme-sosialisme-

dan-sistem-ekonomi-indonesia/
10.

http://ofcourseruru.blogspot.co.id/2010/03/sistem-bisnis-indonesia-dan-

luar-negeri.html
11.

https://routeterritory.wordpress.com/2009/09/07/perbedaan-sistem-bisnis-

di-indonesia-dengan-di-cina/
12.

Al-Rasid, Harun, Naskah UUD 1945 Sesudah Empat Kali Diubah oleh

MPR, Jakarta: UIP, cet.I 2002
13.

Hadi, Abdul, “Islam, Marxisme, dan Persoalan Sosialisme di Indonesia,”

makalah ini disampaikan pada mata kuliah Pancasila di ICAS Jakarta, 04 Desember
2006.
14.

—————, “ Pancasila sebagi Etika Politik dan Dasar Negara,” makalah

ini disampaikan pada mata kuliah Pancasila di ICAS Jakarta, 06 November 2006.

15.

Hardiman, Budi, Filsafat Modern, dari Machiavelli sampai Nietzsche,

Jakarta: Gramedia, 2004
16.

Hatta, Mohammad, Ekonomi Terpimpin, Jakarta, cet I, 1979, t.p..

17.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta:

Prenada Media, Kencana, cet.I, 2003.
18.

Madura, Jef.2011..Pengantar Bisnis.Jakarta: Salemba empat.

19.

Kismono, Gugup.2012.Bisnis .Pengantar.Yogyakarta:B.PFE.

20.

William G. Nickels, James McHugh, dkk.2011..Pengantar Bisnis

(Understanding Business).Jakarta:Salemba empat.

21.

Munrokhim, .Priyonggo, dkk.2007.Ekonomi

Islam.Yogyakarta:Rajawali pers.

22.

Sukardi .Paulus, Sari Thalia Evi.2007.Bisnis

Internasional.Yogyakarta:Graha ilmu

23.

Ricky W. Grifn, Ronald J. Ebert.2006.Bisnis Edisi Kedelapan Jilid

1.Jakarta:Erlangga