Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Tumbuh

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
TUMBUH
Pelaksanaan Praktikum : Rabu, 11 Mei 2016

Disusun Oleh :
Ahmad Dary Alymahdy
Jarwati
Shifa Fauziyah
Novi Prettysia

081411431053
081411431050
081411431051
081411431054

Dosen Asistensi :
Dr.Y.Sri Wulan Manuhara

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016

I. Tujuan
Mengukur kecepatan tumbuh kecambah biji kacang hijau
II. Dasar Teori
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu species. Pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung secara terus menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersediannya
meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang
mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari
genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn,1992)
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertabahan yang tidak dapat balik dalam ukuran
pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid.
Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari,
temperatur, rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi,
yang didefinisikan sebagai pengontrol gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah
struktur dan biokimia perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang
(Kaufman, 1975)
Menurut Campbell (1999), proses pemanajnagn tunas terjadi melalui pertumbuhan

ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan
pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah
pemanjangan batang dan tunas. Salisbury dan Ross (1992), mengemukakan bahwa pada
batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung
daripda daerah pembelahan akar, terletak beberapa cm dibawah ujung. Menurut Campbell
(1999), sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis.
Pembelahn sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan
akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat
meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang
menebabkan akar berbentuk siindris.
II. Alat dan Bahan
- Biji kacang hijau
- Tissue
- Air
- Cawan petri
- Semprotan air
- Pipet
- Pengaris

- Spidol

- Kertas label
- Gelas breaker
III. Cara kerja
A. Menyiapkan biji kacang hijau, rendam dalam air di gelas breaker selama 5, 10, 15, 20, 25
menit secara terpisah, dipilih biji yang tenggelam
B. Menyiapkan 10 cawan petri ( 2 cawan untuk masing-masing lama perendaman air) dan
media pertumbuhan berupa tissue, meletakkan kapas di atas cawan petri dan basahi kapas
dengan air menggunakan pipet atau spray
C. Meletakkan biji-biji kacang hijay hasil pilihan yang tenggelam di permukaan kapas yang
telag dibasahi sebanyak 6 biji untuk setiap cawan, selanjutnya diberi tanda pada masingmasing cawan sesuai dengan lama perendamannya dengan menggunakan spidol atau kertas
label.
D. Sekarang disusun cawan petri tadi sesuai dengan lama perendamannya
E. Selanjutnya dipisahkan menjadi 2 kelompok ( A dan B), meletakkan kelompok A di
tempat terang di dalam ruangan dan kelompok B di tempat gelap
F. Diamati perubahan kecambah biji srtiap hari dengan mengukur panjang radikula dan
kotiledonnya, jangan lupa untuk membasahi media kapas dengan air setelah oengambilan
data
G. Dianalisis data rancangan acak faktorial ini dengan uji ANAVA

Pengukuran Pertumbuhan Tanaman dengan auxanometer


I. Tujuan
Mengamatu pertumbuhan tanaman

II. Alat dan bahan :
- Tanaman dalam pot
- benang
- tinta
- Auxanometer

III. Cara Kerja
A. Menyiapkan 1 tanaman dalam pot, lalu lalisi pucuk tanaman yang telah ditentukan dengan
kertas, selanjutnya dijepit dengan penjepit yang telah dilengkapi dengan benang
B. Memasang alat dan pot tanaman seperti pada gambar
C. Ikatan benang penjepit pada lubang dengan lengan (x8/x5/x3)
D. Mengatur jarum penunjuk dan diletakkan pada tepi papan lingkaran
E. Lepaskan lift control untuk memulai percobaan, kemudian dicatat tanggal dan waktu
mulau perekaman

V. PEMBAHASAN

1. Pengukuran dengan auksanometer
Pertumbuhan adalah Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup
yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) dan bersifat irreversibel (tidak
kembali ke asal), dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif ( Dwidjoseputro. 1986.).
Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman,
yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum
yang dapat menggaris pada silinder pemutar. Selain itu untuk mengetahui pertumbuhan pada
tumbuhan dilakukan pengukuran panjang maupun berat sebelum dan sesudah pertumbuhan.
Untuk mengukur perubahan panjang atau tinggi dapat dikerjakan langsung pada objek yang
hendak diukur dengan alat pengukur misalnya penggaris, meteran, jangka sorong.
Pertumbuhan pada tanaman hanya dapat terjadi pada tempat-tempat tertentu
saja,yaitu pada jaringan meristem yang terdapat diujung akar,ujung batang,bakal tunas,dan
pada cambium.aktifitas pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.pada
tanaman kecepatan pertumbuhan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut busur
tumbuh atau auksanometer.perkembangan tanaman dapat dilihat dari proses pembentukan
jaringan dan organ-organ tanaman,sehingga tiap individu tanaman mempunyai bentuk
morfologi yang khas.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal).
1. Faktor luar

Faktor-faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan antara lain
makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya.
2. Faktor Dalam
Faktor dalam (internal) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah gen dan hormon.
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati pertumbuhan tanaman dengan
menggunakan alat Auxanometer. Auxanometer berasal dari Bahasa Yunani, auxain (tumbuh)
dan metron (satuan ukuran panjang). Auxanometer berarti alat untuk mengukur pertumbuhan
tumbuhan berbentuk seperti busur yang memiliki skala. Auxanometer pertama kali
ditemukan oleh William Dodge Frost (1894). Alat ini digunakan untuk mengukur
pertumbuhan tanaman yang cepat pertumbuhannya, seperti kacang-kacangan atau rumputrumputan. Auxanometer membantu kita mempermudah untuk memahami kaitan antara waktu
dan pertumbuhan tanaman. Auxanometer adalah alat untuk mengukur pertumbuhan
memanjang suatu tanaman,yang terdiri dari system katrol yang dilengkapi jarum penunjuk
pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar.
Praktikum kali ini tanaman yang digunakan adalah tanaman Catharanthus roseus.
Tanaman tersebut berada dalam pot, lalu memasang auxanometer sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi. Kemudian dipilih bagian tumbuhan yang diasumsikan sedang dalam masa
pertumbuhan, kelompok kami memilih daun muda yang berada di pucuk tanaman. Kemudian
menjepitnya dengan penjepit kertas yang terhubung dengan auxanometer. Setelah selesai,
pengamatan dilakukan pada hari-hari berikutnya dengan cara menghitung jumlah lingkaran


yang tergambar di piringan auxanometer. Hari pertama terdapat 1 lingkaran, hari pertama ini
dihitung saat mulai perlakuan yaitu pada hari rabu saat praktikum dilakukan lalu ditunggu
hingga sore dan dihitung. Pengamatan hari kedua bertambah 16 lingkaran sehingga total
lingkaran mejadi 17, hari ketiga hingga hari kelima tidak ada penambahan jumlah lingkaran.
Jika dijumlahkan maka total keseluruhan lingkaran ada sebanyak 17 lingkaran. Karena lengan
yang digunakan 8x maka jumlah total lingkaran di bagi 8 menjadi 2,125 dengan satuan mm/5
hari, selanjutnya 2,125mm/5 hari dibagi dengan jumlah hari pengamatan menjadi 0,425
mm/hari. Sehingga didapatkan kecepatan pertumbuhan tanaman Catharanthus roseus ratarata adalah 0,425 mm/hari. Berdasarkan grafik dapat menunjukkan kurva mengalami
penurunan hingga akhirnya konstan. Jika diamati hingga akhir pertumbuhan, kurva akan
membentuk parabola, karena diakhir pertumbuhan, tumbuhan akan mengalami fase
penurunan. Bisa jadi pada saat kurva mengalami penurunan atau tidak ada penambahan
panjang dari tanaman, kemungkinan tanaman tersebut sudah mencapai kematangan atau
sudah mulai menua.
2. Pekembangan biji kacang hijau
Percobaan ini menggunakan bahan biji kacang hijau Phaseolus radiatus sebanyak 60
biji yang ditaruh pada 10 cawan petri dengan setiap cawan petri terdapat 6 biji kacang hijau.
Lima cawan petri ditaruh pada tempat terang dan

lima lainnya pada tempat gelap dengan


masing – maing cawan petri mempunyai waktu perendaman biji yang berbeda – beda. Proses
pertama yaitu melakukan perendaman biji selama beberapa menit ( 5 menit, 10 menit, 15
menit, 20 menit, 25 menit). Perendaman ini bertujuan untuk mengetahui kualitas biji yang
baik yang ditandai dengan adanya biji yang tenggelam. Setelah perendaman sampai batas
waktu, kemudian menyiapkan media tumbuh yaitu nampan yang berisi kapas yang telah
dibasahi. Setelah itu, menaruh masing-masing 6 biji kacang hijau Phaseolus radiatus pada
cawan petri ditempat terang dan gelap. Setelah itu melakukan pengamatan selama 6 hari.
Setelah melakukan pengamatan selama 6 hari, diperoleh hasil yaitu pertumbuhan kecambah
di tempat yang gelap lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan tanaman yang ditempatkan
pada tempat terang. Radikula dan batang pada tempat gelap lebih panjang dari pada di tempat
terang. Kotiledon pada kedua tempat sama – sama mengalami pengerutan, namun warna
kotiledon di tempat terang lebih hijau dan gelap. Warna daun dan batang di tempat terang
juga lebih hijau bila dibandingkan dengan di tempat gelap. Adapun yang mempengaruhi
perbedaan tersebut yakni cahaya. Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan dan fotosintesis (Kimball,1992). Cahaya merupakan
faktor yang menghambat proses pertumbuhan, sedangkan ditempat yang gelap terjadi etiolasi
dimana pertumbuhan terjadi dengan sangat cepat.

Hasil analisis data percobaan pada praktikum ini adalah untuk kecambah di tempat
terang yaitu Terima H0 dengan pernyataan rata-rata lamanya perendaman terhadap

tumbuhnya biji kacang hijau sama untuk setiap harinya pada tempat terang. untuk kecambah
di tempat gelap Tolak H0 dengan pernyataan rata-rata lamanya perendaman terhadap
tumbuhnya biji kacang hijau tidak sama untuk setiap hari tempat gelap.
Tanaman yang diletakkan ditempat gelap dapat tumbuh dengan cepat karena
disebabkan oleh adanya aktivitas hormon auksin yang lebih besar dibandingkan pada tempat
yang terang. Aktivitas hormon auksin dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari
(Heddy,1986). Semakin sedikit cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin
besar, dan sebaliknya semakin banyak cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan
semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari dapat merusak hormon auksin.
Hormon auksin berfungsi untuk memacu pemanjangan sel. Jadi semakin banyak aktivitas
hormon auksin maka pertumbuhan tanaman akan semakin cepat dan sebaliknya. Hal inilah
yang menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditempatkan di daerah gelap lebih cepat
dibandingkan di daerah terang.

VI . DISKUSI
1. Bagaimana hubungan antara waktu dan pertumbuhan tanaman ?
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan jumlah sel. Pada
dasarnya

pertumbuhan


dapat

diukur

salah

satunya

dengan

menggunakan

auxanometer. Hubungan antara waktu dan pertumbuhan adalah sebanding. Artinya,
semakin lama waktunya maka pertumbuhan tanamanakan semakin besar. Adanya
jaringan meristem pada tanaman akan memicu tanaman untuk terus berdiferensiasi
atau membelah. Dengan demikian, selakan bertambah banyak dan besar.
2. Apakah pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan ?
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman.Lingkungan
merupakan factor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanpa

factor lingkungan, tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Semakin efektif
factor lingkungan yang mendukung, maka semakin baik pula pertumbuhan tanaman.
Contoh dari factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah suhu,
cahaya, air, dan kelembapan. Suhu tinggi dapat membentuk inhibitor metabolism
dalam biji ; air dibutuhkan dalam proses oksidasi untuk membentuk energy
perkecambahan ; cahaya berpengaruh dalam hubungannya pada waktu imbibisi.
3. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman ?
Faktor-faktor yang dapa mmengaruhi pertumbuhan tanaman dapat dibedakan
menjadi factor internal dan factor eksternal. Faktor internal meliputi :
 Laju fotosintesis
 Respirasi
 Tipe dan letak meristem
 Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan
 Aktivitas enzim
 Pengaruh gen
 Diferensiasi jaringan
 Ukiran dan bentuk sel

Sedangkan factor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman
antara lain :
 Suhu
 Kelembaban Udara
 Sinar Matahari

 Curah hujan
 Angin
 Iklim
 Edafik (tanah)
VII. KESIMPULAN
1. Rata – rata pertumbuhan tanaman Catharanthus roseus 0,425 mm/hari
2. Prertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih cepat dibanding terang karena
aktivitas hormon auksin
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
2. Heddy, Suwasono. 1986. Hormon tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
3. Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
4.

Salisbury, F.B and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology.Third Edition. Wadsworth
Publishing Co., Belmount, California

LAMPIRAN

Gambar 1.1. Pengukuran pertumbuhan tanaman dengan auxanometer, sebelum dan sesudah 1
minggu (perbesaran putaran 8x)

Gambar 1.2. Jumlah putaran yang terekam pada auxanometer selama seminggu

Gambar 2.1. Pertumbuhan kecambah biji kacang hijau