ANALISIS NOVEL CERITA CINTA ENRICO DENGA

ANALISIS NOVEL CERITA CINTA ENRICO DENGAN
MENGGUNAKAN TEORI PSIKOANALISIS MENURUT
SIGMUN FREUD

Oleh:
Nama: Sindi
Nim : 1551141010
Sastra Indonesia A

Abstrak
Novel cerita cinta Enrico karya Ayu Utami merupakan sebua kisah nyata seorang anak
yang lahir bersamaan dengan pemberontakan PRRI. Dia menjadi bayi gerilya sejak usia satu
hari. Tumbuh besar dalam lingkungan yang bercampur aduk antara cinta, kehilangan, dan
kenakalan, enrico tumbuh menjadi seorang pemuda yang merindukan kebebasan.ada beberapa
peristiwa sejarah yang ikut mewarnai novel ini. Diantaranya peristiwa PRRI disumatra barat
tahun 1958, normalisasi kehidupan kampus diakhir tahun 1970-an, peristiwa kiamat tahun1975
oleh saksi Yehuwa, maupun asal muasal nama Enrio.

Pendahuluan
Sastra merupakan salah satu institusi budaya yang memengaruhi dan dipengaruhi
kenyataan sosial.

Tokoh Enrico sangat mengagumi dan mencintai ibunya dan merasa bersaing dengan ayahnya.
Enrico juga mengganggap ibunya sebagai kekasihnya, namun ia merasa patah hati dengan
perbedaan sikap ibunya yang telah mengikuti ajaran saksi yehuwa. Enrico patah hati sehingga ia
memutuskan untuk tidak tertarik pada perempuan. Namun, pada usianya yang ke 50 tahun dia
bertemu dengan tokoh A, yang mengingatkan pada sosok ibu. Dan akhirnya dia memutuskan
untuk menikah dengan tokoh A.
Hal yang terjadi pada tokoh utama dalam novel cerita cinta Enrico kini menjadi
fenomena dalam masyarakat. Normalnya semakin dewasa sesorang , ia semakin mandiri, mampu
bertindak dan mengambil keputusaan tanpa tergantung pada figur tertentu.
hal ini tergambar dalam novel, oleh karena iru penulis menerapkan teori psikoanalisi menurut
Sigmun Freud.
Psikoanalis terhadap karya sastra merupakan alternatif kajian yang relevan dengan kasus
yang terjadi pada novel cerita cinta Enrico.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis novel cerita cinta Enrico dengan teori psikoanalisis
menurut Sigmun Freud.
Pembahasan
1. Struktur dalam novel
Alur dalam novel ini memperlihatkan rangkaian peristiwa yang berhubungan secara
sebab akibat.
Analisis tokoh dan penokohan mempermudah untuk mengetahui karakter tokoh-tokoh

dalam novel, dengan cara menggambarkan melalui berbagai situasi bahasa dalam novel.
gambaran tokoh atau penokohan, tehnik dominan yang digunakan pengarang adalah
tehnik dramatik. Pengarang menampilkan fisik dan watak tokoh dalam novel melalui narasi.
Ditemukan enam tokoh dalam novel ini, yaitu tokoh Aku, bibi Rah, Ibu, Ayah, Sanda dan tokoh
A. setiap tokoh mempunyai karakter yang berbeda-beda.
Latar waktu dalam novel ini menunjukkan rangkaian waktu pada masa PRRI, rezim
Soeharto hingga masa kini. Latar waktu yang terjadi dalam novel ini selalu berhubungan erat
seperti kejadian yang dialami tokoh. Latar tempat pada novel ini dimulai dari daerang sumatra
sampai jawa. Pemilihan latar tempat telah sesuai dengan persoalan yang diangkat pada novel ini.
Dan latar sosial dalam novel ini menyiratkan pada kehidupan sosial seorang keluarga TNI yang
tingga disebuah asrama sederhana. Anggota keluarganya yang mempunyuai keyakinan berbedabeda dan dari persoalan itulah konflik terjadi, yakni tokoh utama menjadi dendam terhadap

agama sehingga melakukan pergaulan bebas dan melakukan sex dan tidak mempunyai keyakina
terhadap agama.

2. Analisi novel menurut Sigmun Freud
Struktur kpribadian manusia menurut Freud ada tiga aspek, yaitu Id yang
merupakan aspek biologis dan sistem yang original didalam kepribadian, dari aspek
inilah keduan aspek lain tumbuh. Ego adalah aspek psikologis daripada kepribadian dan
timbul karena kebutuhan organisme karena berhubungan secara baik dengan dunia

kenyataan. Super ego adalah aspek sosiologis kepribadian, merupan wakil dari nilai-nilai
tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anaknya,
yang dimasukkan berbagai perinta dan larangan.

Pada bagian ini akan diuraikan struktur kepribadian tokoh utama novel cerita
cinta Enrico karya Ayu Utami. Tokoh utama tersebut adalah tokoh Aku (Enrico) tokoh
aku adalah tokoh yang mulanya mencintai dan mengagumi ibunya secara berlebihan dan
menggap ibunya sebagai kekasihnya.
Id tokoh aku (Enrio) digerakkan pada keistimewaan ibu yang berbeda dengan
perempuan-perempuan lainnya. Terliat jelas pada kutipan berikut :
“ aku akan merona ketika ibu memuji pekerjaanku. Hatiku berdebar-debar manakah ia
mengenakan pantovel itu dikakinya. Kakinya yang kokoh dengan betis penuh. Tidak
seperti kakiku dan ayah seperti ceker ayam. Slup sepasang pantovel itu terpasang cantik
dan gagah, menyangga seluruh again tubuhnya. Dia menjelmah sesosok dewi. Rok lebar
menutupi kaki ibuku dan mengecil dipinggang. Ia mengenakan atasan putih dengan
sedikit renda didada dan lengan. Rambutnya segar, tidak seprti rambut perempuan lain
yang cepal oleh minyak dan menyimpan banyak kutu. Ibuku adalah perempuan tercantik,
teranggun dan termaju diseluruh duniaku”(Utami 2012 hal 31-32)
Pada kutipan tersebut terlihat kekaguman tokoh aku terhadap ibu yang menggerakkan
tokoh aku untuk mencintai dan menggap ibu sebagai kekasih terlihat jelas pada kutipan

berikut.
“ tapi, tanpai itupun dia sudah sangat tanpak berbeda dari semua warga tangsi dan aku
bangga bahwa kekasihku adalah mahluk yang istimewa. Aku memuja ibuku. Aku
melayaninya dengan bahagaia. (utami 2012 hal 45)”

Sesuai dengan fungsinya ego merupakan aspek psikologis daripada kepribadian
yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia
kenyataan. Tokoh aku (Enrico) awalnya hanya mengagumi ibu, dalam hal ini timbul ego
tokoh aku berubah menjadi rasa mencintai dan mengganggap ibu sebagai kekasih. Dan
enrico merasa bersaing dengan ayahnya untuk merebut kasih sayang ibu. Ego tokoh aku
berperan sangat kuat, terlihat jelas pada kutipan berikut :
“ aku sesungguhnya sama sekali tidak ingin membuat ayahku sempoyongan. Aku betulbetul ingin melakukannya karena jalan kaki adalah gagah dan hemat. Tapi peristwa itu
memberi rasa menang pad diriku. Aku ternyata lebih kuat dari ayah. Lihat may, aku
lebih perkasa dari apay! Aku lebih pantas dicintai dari ayahku.(utami 2012 hal 45)”
Kemudian selanjutnya, tokoh aku merasa patah hati oleh ibu. Ibu yang membalas rasa
cinta tokoh aku hanya dengan sewajarnya yaitu cinta kepada anaknya. Dalam hal ini
super ego ibu berperan sangat kuat dan bersikap keras, terlihat jelas dalam kutipan
berikut :
“ tapi sakit hatiku terhadap ibu tidak hilang sampai bertahun-tahun kemudian. Hanya
saja jika kita melihatnya dari sisi lain, dalam enam tahun aku telah bertumbuh menjadi

bayi drakula yang memakan putting ibunya sendiri menjadi bocak kecil yang
bertanggung jawab. Bocah cilik yang mengalahkan keinginan-keinginannya sendiri
untuk sesuatu yang lebih besar. Tapi pertanyaannya, apakah yang lebih besar itu?
(uttami 2012 hal 69)”

Kemudian ego tokoh aku berubah menjadi super ego yang berkembang dalam dirinya.
Yang menggerakkan super ego tokoh aku adalah sikap ibunya yang menimbulkan
perasaan sakit hati. Terlihat jelas dalam kutipan berikut :

“ tapi, sejak niatku masuk ITB telah bulat, aku tak tertarik lagi pada perempuan.
Tujuan hidupku Cuma satu: lepas dari sang perempuan. Mana sesungguhnya yang lebih
kuinginkan : lepas dari dia atau masuk ITB? Hmm, aku tahu bahwa sang perempuan itu
sangat berharga sehingga satu-satunya jalan lepas dari dia yaitu mmasuk perguruan
tinggi berharga dinegeri ini.(utami 20121 hal 127)

Muculnya tokoh A yang membuat keinginannya untuk tidak tidak menikah membuatnya
mengingkari janjinya dan ingin segerah menikah. Dan tokoh A berperan sebagai super
ego. Tokoh aku menikahi tokoh A sebagai perwujudan ibunya, terlihat jelas dalam
kutipan berikut :


“Matahari pucat. Aku melihat sebua tanah lapang. Tanah lapang itu dikelilingi
hutan. Hutan disebelah sini dipenuhi dengan buah-buahan dan hutan disebelah sana
didiami binatang buas. Perempuan itu berdiri dengan sepatu berhak gagah, serta rok
kembang-kembang yang melebur dibagian bawah dan menciut dipinggang. Dia
memandang ketenga lapangan, kepada suaminya yang sedang dipreteli dari segalah
tanda pangkatnya. Perempuan itulah satu-satunya kebanggaan silaki-laki malang.
Perempuan dihadapanku kini bebas memandangi aku. Dia memiringkan kepala dan
matanya ia seperti masuk kedalam mataku. Samar-samar aku mulai tahu, mengapa ia
sangat kurindukan tetapi ia juga memiliki sesuatu yang menakutkan. (utami 2012 hal
178-188)
Kesimpulan
menurut Freud ada tiga aspek, yaitu Id yang merupakan aspek biologis dan
sistem yang original didalam kepribadian, dari aspek inilah keduan aspek lain tumbuh.
Yaitu ego dan super ego. Tokoh utama tersebut adalah tokoh Aku (Enrico) tokoh aku
adalah tokoh yang mulanya mencintai dan mengagumi ibunya secara berlebihan dan
menggap ibunya sebagai kekasihnya.
Muculnya tokoh A yang membuat keinginannya untuk tidak tidak menikah membuatnya
mengingkari janjinya dan ingin segerah menikah.

Daftar Pustaka

Utami, Ayu. 2012. Cerita cinta Enrico. Jakarta : Kepustakaan Popoler Gramedia.