Makalah Seminar Nasional APROBSI 2016 (1)

1

SIKAP BAHASA MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA,
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERHADAP
BAHASA INDONESIA
Baharman dan Abdul Haliq
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM
email: baharman@unm.ac.id dan abdul.haliq@unm.ac.id

ABSTRAK
Penggunaan bahasa Indonesia yang cenderung menyalahi aturan sebagai akibat
dari sikap negatif pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia, tidak terkecuali
mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan “Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas
Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar terhadap Bahasa Indonesia”.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal. Sampel yang diambil dari populasi menggunakan teknik
Probability Sampling (Simple Random Sampling). Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan, yaitu dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (kuesioner/angket). Teknik
pengolahan data yang digunakan, yaitu teknik deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris
masih berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa
Jurusan Bahasa Inggris masih tetap bangga, setia, dan tetap memberikan
perhatian pada bahasa Indonesia. Mahasiswa masih sering menggunakan bahasa
Indonesia dalam aktivitas baik di luar kelas maupun di dalam kelas yang tidak
mewajibkan mahasiswa menggunakan bahasa Inggris.
Kata Kunci: sikap, bahasa, dan bahasa Indonesia

PENDAHULUAN
Bahasa menjadi bagian yang terpenting bagi kehidupan manusia karena
digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia sebagi makhluk sosial
tidak dapat hidup sendiri, akan tetapi membutuhkan bantuan orang lain dalam
menjalani kehidupannya. Untuk mampu berinteraksi satu sama lain, maka
diperlukanlah kehadiran bahasa untuk digunakan sebagai media dalam
berkomunikasi.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
baik lisan maupun tulis pada kerangka negara kesatuan republik Indonesia
dijadikan sebagai bahasa persatuan. Negara Indonesia yang terkenal sebagai

negara kepulauan memiliki banyak suku bangsa dan budaya. Hal ini membuat ada
berbagai macam bahasa daerah yang digunakan oleh masing-masing suku bangsa
untuk berinteraksi sesama sukunya. Kehadiran bahasa pemersatu sangat penting
untuk digunakan sebagai alat berinteraksi antar suku. Kehadiran bahasa Indonesia
untuk menjalani fungsi bahasa pemersatu sehingga sekat antar-suku bangsa dapat
dihindari dengan adanya hadirnya bahasa Indonesia.

2

Bahasa Indonesia kali pertama mendapat pengakuan pada sumpah pemuda
yang digelar pada 28 Oktober 1928. Salah satu butir sumpah pemuda tersebut
menyatakan bahwa „menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia‟. Inilah
yang merupakan tonggak lahirnya bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai lingua
franca bagi seluruh suku bangsa yang ada di wilayah nusantara hingga sekarang.
Selain itu, bahasa Indonesia juga telah diakui dalam konstitusi negara, yaitu pada
UUD 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
negara yang mempunyai dasar hukum. Dengan diakuinya bahasa Indonesia di
dalam UUD maka semakin kuatlah kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antarsuku di seluruh wilayah
nusantara.

Sepatutnya, bahasa Indonesia menjadi kebanggaan karena tidak semua
negara di dunia memiliki bahasa sendiri yang dijadikan sebagai bahasa nasional
dan sekaligus menjadi salah satu identitas negara. Fungsi Bahasa Indonesia yang
kedudukannya sebagai bahasa nasional, yaitu sebagai lambang kebanggaan
bangsa, lambang identitas nasional, alat perhubungan antardaerah, alat pemersatu
berbagai suku bangsa yang ada di nusantara. Sedangkan fungsi Bahasa Indonesia
yang kedudukannya sebagai bahasa Negara, yaitu sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga pendidikan, alat perhubungan pada
tingkat nasional, alat pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Dalam kaitannya dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, sudah sepatutnya selaku warga negara Indonesia menyadari akan adanya
norma dalam bahasa Indonesia. Bahasa tidak dipergunakan sesuka hati pengguna
bahasanya, akan tetapi ada aturan yang melekat dalam bahasa tersebut. Dalam
kaitannya dengan kondisi yang mengharuskan untuk menggunakan bahasa yang
baik dan benar (kondisi formal) maka sepatutnya aturan-aturan kebahasaan
diperhatikan agar bahasa yang digunakan efektif dan benar. Lain halnya pada
kondisi-kondisi nonformal, bahasa yang digunakan memang tidak harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar, akan tetapi lebih mementingkan
komunikasi itu berjalan dengan baik.
Sebagai warga negara yang baik, sudah selayaknya penggunaan bahasa

Indonesia harus tetap dijaga keberlangsungannya. Selain sebagai bentuk
penghargaan terhadap bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia juga
menjaga eksistensi dari bahasa tersebut. Namun, sesuai dengan hasil pengamatan
banyak dari masyarakat terutama dari kalangan muda yang tidak memerhatikan
penggunaan bahasa tersebut. Bahkan, banyak dari kalangan muda tersebut lebih
senang memperdalam ilmu bahasa Inggrisnya dibanding ilmu bahasa Indonesia.
salah satu penyebab merosotnya penghargaan terhadap bahasa Indonesia karena
bahasa Indonesia tanpa dipelajari pun sudah dapat digunakan dengan baik,
sehingga perhatian untuk memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia tidak ada.
Selain itu, ada beberapa penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan
oleh masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia, baik dalam penggunaan
bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
dapat berupa interferensi, alih kode, campur kode, dan sebagainya. Bahkan judul
artikel disebuah majalah ada yang mengatakan bahwa “Bahasa Indonesia adalah
Bahasa Asing di Indonesia”. Sungguh miris ketika membaca judul artikel

3

tersebut. Meskipun hanya sebuah opini, namun ketika kita peka terhadap kondisi
bahasa Indonesia saat ini pernyataan tersebut memang ada benarnya. Hal ini dapat

dilihat dari fenomena masyarakat Indonesia yang kini lebih bangga ketika
berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya daripada
menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan dalam beberapa kasus terkadang
masyarakat juga menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku dalam forumforum resmi.
Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, atau penggunaan bahasa yang menyimpang dari aturan-aturan
kebahasaan terkadang digunakan secara sengaja oleh penggunanya. Hal ini
berpotensi akan merusak bahasa Indonesia dan bahkan mungkin pengguna bahasa
Indonesia secara perlahan akan meninggalkan bahasanya sendiri dan beralih
menggunakan bahasa lain. Penyimpangan-penyimpangan itu terjadi pada dasarnya
tidak terjadi begitu saja, akan tetapi ada faktor yang menyebabkan hal tersebut.
Salah satu faktor yang sangat riskan terjadi, yaitu mengenai sikap bahasa
seseorang terhadap bahasanya. Penggunaan bahasa Indonesia yang cenderung
menyalahi aturan sebagai akibat dari sikap negatif pengguna bahasa terhadap
bahasa Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan “Sikap Bahasa
Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas
Negeri Makassar terhadap Bahasa Indonesia”.
METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal, yaitu sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, FBS
UNM. Populasi yang ditetapkan, yaitu mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris,
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar sebanyak 178 orang.
Sampel yang diambil dari populasi menggunakan teknik Probability Sampling
(Simple Random Sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 30 orang
mahasiswa.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab (kuesioner/angket). Alasan digunakan teknik kuesioner, sebab teknik ini
lebih efisien, selain itu teknik kuesioner cocok dengan penelitian ini mengingat
responden yang diteliti hanya 30 orang mahasiswa. Teknik pengolahan data yang
digunakan, yaitu teknik deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Tahapan-tahapan
dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini diawali dengan menganalisis data
yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Analisis data merupakan

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan

4

diinterprestasikan. Data yang akan dianalisis merupakan data hasil penelitian
lapangan dan penelitian kepustakaan, serta diikuti dengan pengujian terhadap
hipotesis penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menarik
kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah Peneliti melakukan
pengumpulan data dengan, kemudian ditentukan alat untuk memperoleh data dari
elemen-elemen yang akan diselidiki. Alat yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
responden tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang alternatifnya berupa pertanyaan. Jawaban
dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai dengan sangat negatif. Adapun alternatif jawaban dengan
menggunakan skala likert, yaitu dengan memberikan skor pada masing-masing
jawaban pertanyaan alternatif sebagai berikut:
Alternatif Jawaban dengan Skala Likert
Bobot Nilai

Alternatif Jawaban
Bila Positif Bila Negatif
1. Selalu/Sangat Baik
4
1
2. Sering/Baik
3
2
3. Kadang-kadang/Biasa
2
3
4. Tidak Pernah/Tidak Baik
1
4
Sumber : Sugiyono (2009)
Untuk mendapatkan kecenderungan, jawaban responden akan didasarkan pada
nilai rata-rata skor jawaban yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang
skor berikut ini:
Skor minimum = 1
Skor maksimum = 4

4 1
Lebar Skala 
 0,75
4
Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut :
Kategori Skala
Skala
Kategori
1,00 1,75
Tidak Baik
1,76 2,50 Kurang Baik
2,51 3,25
Baik
3,26 4,0
Sangat Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikap bahasa merupakan cara pandang seseorang terhadap bahasa atau
cara memperlakukan bahasa tertentu dalam menggunakan bahasa tersebut.

5


Penggunaan bahasa yang yang tidak sesuai dengan situasinya mencerminkan
sikap bahasa yang negatif. Sebaliknya, seseorang yang mampu menjaga cara
penggunaan bahasanya yang disesuaikan dengan konteks atau situasinya
mencerminkan sikap bahasa yang positif. Sudah sewajarnya pengguna bahasa
memerhatikan situasi bahasa yang berkaitan dengan pemilihan bahasa yang
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan memperlancar komunikasi
antarsesama komunikan.
Sesuai dengan konteks pada masyarakat Indonesia, sudah sepatutnya
warga negaranya mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah komunikasinya. Artinya, pengguna bahasa mampu menyituasikan
ragam pilihan bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi kebahasaan
yang dialami penutur. Warga negara Indonesia sudah sewajarnya mencintai dan
menjujunjung tinggi bahasa Indonesia dan mampu menggunakan bahasa
Indonesia tersebut pada situasi kebahasaan apapun.
Ada tiga hal yang menjadi aspek penilaian sikap bahasa terhadap bahasa
Indonesia, yaitu (1) kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, (2) kesetiaan
menggunakan bahasa Indonesia, dan (3) kesadaran akan norma bahasa. Apabila
seorang warga Indonesia sudah menyadari tiga hal ini dan mampu
mempraktikkannya dalam situsi kebahasaan apapun, maka dapat dikatakan

seseorang tersebut sudah memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa
Indonesia.
Rasa bangga terhadap bahasa sendiri akan membangun kepercayaan diri
dalam menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini mampu memengaruhi cara
seseorang dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Kebanggaan akan bahasa Indonesia dapat juga memengaruhi cara pandang
terhadap bahasa Indonesia. Dengan rasa bangga, seseorang dengan sendirinya
akan timbul rasa percaya bahwa bahasa Indonesia akan mampu bersaing dengan
bahasa-bahasa lain di dunia.
Setia menggunakan bahasa Indonesia pada situasi kebahasaan apapun.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari akan lebih intens dan
lebih senang menggunakan bahasa Indonesia di mana pun berada. Setia dapat juga
diartikan sebagai loyalitas dalam menggunakan bahasa Indonesia.
Norma bahasa disadari sangat penting dalam menjaga komunikasi dengan
lawan penutur. Penggunaan norma ataupun aturan dalam bahasa Indonesia
sebaiknya disutuasikan pada tempatnya. Dalam arti bahwa pada situasi
kebahasaan yang berbeda akan mengakibatkan pemilihan ragam bahasa yang
berbeda dan tentunya akan berpengaruh terhadap norma bahasa pula. Penggunaan
norma bahasa pada situasi tertentu harus diperhatikan agar menjaga keutuhan
makna yang digunakan dalam penyampain pesan kepada lawan tutur.
Tanggapan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris terhadap Aspek Kebanggaan
Terhadap Bahasa Indonesia
Berdasarkan jumlah total skor jawaban responden atas aspek kebanggaan
terhadap bahasa Indonesia, maka akumulasi skor jawaban responden sebagai
berikut:

6

Frekuensi Jawaban
No.
N= 30
Item S/SB Sr/B KK/Bi TP/TB
1.
3
13
13
1
30

Jumlah
Mean Penilaian
Skor
78
2,6
Baik
Sangat
2.
16
10
4
0
30
102
3,4
Baik
Sangat
3.
18
10
2
0
30
106
3,53
Baik
Sangat
4.
20
9
1
0
30
109
3,63
Baik
Sangat
5.
14
14
2
0
30
102
3,4
Baik
Sangat
6.
17
12
1
0
30
106
3,53
Baik
7.
8
15
5
2
30
89
2,97
Baik
8.
10
11
8
0
30
89
2,97
Baik
9.
7
9
11
3
30
80
2,67
Baik
Rata-rata Kebanggaan Terhadap Bahasa Indonesia
3.19
Baik

Keterangan:

S: selalu
Sr: sering
KK: kadang-kadang
TP: tidak pernah

SB: sangat baik
B: baik
Bi: biasa
TB: tidak baik

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa kebanggaan terhadap
bahasa Indonesia masuk ke dalam kriteria baik, hal ini dapat dilihat dari skor ratarata yang dihasilkan sebesar 3,19. Berdasarkan rentang skor rata-rata berada pada
interval 2,51–3,25 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian baik. Namun
demikian, ada beberapa aspek yang sudah masuk pada kategori sangat baik seperti
pada item (2) menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama pada setiap
mata kuliah umum, (3) senang menggunakan bahasa Indonesia ketika berdiskusi
di kelas pada mata kuliah umum, (4) bertanya menggunakan bahasa Indonesia
pada mata kuliah umum ketika kurang mengerti mengenai materi pelajaran yang
dijelaskan oleh dosen, (5) menggunakan bahasa Indonesia ketika dosen
memberikan pertanyaan pada mata kuliah umum, dan (6) senang menggunakan
bahasa Indonesia ketika berdiskusi dengan teman.
Tanggapan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Terhadap Aspek Kesetiaan
Menggunakan Bahasa Indonesia
Rata-rata penilaian mahasiswa pada aspek kesetiaan terhadap bahasa Indonesia,
yaitu:

7

Frekuensi Jawaban
No.
Item S/SB Sr/B KK/Bi TP/TB N= 30
1.
18
10
2.
19
10
3.
18
12
4.
19
9
5.
15
15
6.
16
11
7.
18
10
Nilai Rata-rata Aspek

Jumlah Skor

1
0
30
104
1
0
30
108
0
0
30
108
2
0
30
107
0
0
30
105
3
0
30
103
1
1
30
105
Kesetiaan Terhadap Bahasa Indonesia

Mean

Penilaian

3,47
3,6
3,6
3,57
3,5
3,43
3,5
3,52

Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa aspek kesetiaan terhadap
bahasa Indonesia masuk ke dalam kriteria sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,52 dan berdasarkan rentang skor rata-rata
berada pada interval 3,26–4,00 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian
sangat baik. Semua item pernyataan dalam aspek kesetiaan terhadap bahasa
Indonesia berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa
mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris tetap setia menggunakan bahasa Indonesia
pada setiap kesempatan kuliah yang tidak mewajibkan mahasiswanya
menggunakan bahasa Inggris.
Tanggapan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Terhadap Aspek Kesadaran
akan Norma Bahasa Indonesia
Berdasarkan jumlah total skor jawaban responden atas item pernyataan
pada aspek kesadaran akan norma bahasa Indonesia, diakumulasi skor jawaban
tersebut sebagai berikut:
Frekuensi Jawaban
No.
Jumlah
N= 30
Item S/SB Sr/B KK/Bi TP/TB
Skor
1.
9
17
2
2
30
96
2.
18
10
1
1
30
105
3.
13
14
2
1
30
97
4.
11
17
1
1
30
98
5.
9
19
1
1
30
96
6.
16
12
2
0
30
104
Nilai Rata-rata Aspek Kesadaran akan Norma B.Indonesia

Mean

Penilaian

3,2
3,5
3,23
3,27
3,2
3,47
3,31

Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa aspek kesadaran akan
norma bahasa Indonesia masuk kedalam kriteria sangat baik, hal ini dapat dilihat
dari skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,31 dan berdasarkan rentang skor ratarata berada pada interval 3,26–4,00 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian
sangat baik. Namun demikian, masih ditemukan beberapa aspek yang berada pada
kategori baik, yaitu: aspek (1) menggunakan bahasa Indonesia yang baku ketika
bertanya kepada dosen pada mata kuliah umum, (3) menggunakan bahasa

8

Indonesia baku untuk mengajukan pertanyaan kepada dosen ketika ada materi
yang kurang dipahami pada mata kuliah umum, dan (5) menggunakan bahasa
Indonesia yang baku sesuai dengan situasi saat menjawab pertanyaan dosen yang
diajukan kepada mahasiswa pada mata kuliah umum.
Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Terhadap Bahasa
Indonesia
Sikap bahasa mencerminkan tiga aspek yang dikemukakan sebelumnya,
yaitu aspek kebanggaan, kesetiaan, dan kesadaran akan norma bahasa. Ketiga
aspek ini saling berkaitan dalam membentuk sikap bahasa. Untuk menilai sikap
bahasa maka dibutuhkan setidaknya tiga aspek tersebut. Adapun sikap bahasa
mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris dapat dilihat pada tabel berikut:
Frekuensi Jawaban
No.
N= 30
Item S/SB Sr/B KK/Bi TP/TB
1.
3
13
13
1
30

Jumlah
Skor
78

Mean

Penilaian

2,6

Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Baik

2.

16

10

4

0

30

102

3,4

3.

18

10

2

0

30

106

3,53

4.

20

9

1

0

30

109

3,63

5.

14

14

2

0

30

102

3,4

6.

17

12

1

0

30

106

3,53

7.
8.
9.

8
10
7

15
11
9

5
8
11

2
0
3

30
30
30

89
89
80

2,97
2,97
2,67

10.

18

10

1

0

30

104

3,47

11.

19

10

1

0

30

108

3,6

12.

18

12

0

0

30

108

3,6

13.

19

9

2

0

30

107

3,57

14.

15

15

0

0

30

105

3,5

15.

16

11

3

0

30

103

3,43

16.

18

10

1

1

30

105

3,5

17.

9

17

2

2

30

96

3,2

9

18.

18

10

1

1

30

105

3,5

19.

13

14

2

1

30

97

3,23

20.

11

17

1

1

30

98

3,27

21.

9

19

1

1

30

96

3,2

22.

16

12

2

0

30

104

3,47

Nilai Rata-rata Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan Bahasa
Inggris

3,33

Sangat
Baik
Baik
Sangat
Baik
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sikap bahasa mahasiswa
Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap bahasa yang positif karena nilai ratarata dari hasil perhitungan, yaitu: 3,33. Berdasarkan pada rentang skala 3,26–4,00
berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap bahasa
mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap bahasa yang positif
walaupun mahasiswa tersebut kuliah pada Jurusan Bahasa Inggris atau
mempelajari bahasa asing.
Jika dilihat pada setiap aspeknya, kebanggaan terhadap bahasa Indonesia
berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 3,19. Mahasiswa Jurusan Bahasa
Inggris masih memiliki rasa bangga terhadap bahasa sendiri. Kebanggaan itu
dapat dilihat dari masih intensnya mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris
menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan di kelas pada mata kuliah umum.
Pada aspek kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, mahasiswa Jurusan Bahasa
Inggris berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 3,52. Hasil ini
mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris setia terhadap bahasa
Indonesia. Setia dapat juga diartikan sebagai loyalitas terhadap penggunaan
bahasa Indonesia. Aspek kesadaran akan norma bahasa Indonesia masuk ke dalam
kriteria sangat baik dengan skor rata-rata 3,31. Berdasarkan rentang skor rata-rata
berada pada interval 3,26–4,00 yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian
sangat baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan
Bahasa Inggris masih berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih tetap bangga, setia, dan tetap
memberikan perhatian pada bahasa Indonesia. Mahasiswa masih sering
menggunakan bahasa Indonesia dalam aktivitas baik di luar kelas maupun di
dalam kelas yang tidak mewajibkan mahasiswa menggunakan bahasa Inggris.
KESIMPULAN
Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris dapat dikatakan masih memiliki rasa
bangga terhadap bahasa sendiri. Kebanggaan itu dapat dilihat dari masih intensnya
mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menggunakan bahasa Indonesia dalam
kegiatan di kelas saat kegiatan perkuliahan pada mata kuliah umum. Pada aspek
kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris setia
terhadap bahasa Indonesia. Setia dapat juga diartikan sebagai loyalitas terhadap

10

penggunaan bahasa Indonesia. Aspek kesadaran akan norma bahasa Indonesia
masuk ke dalam kriteria sangat baik walaupun sebenarnya diperlukan tuntutan
kaidah pada mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal ini yang terkadang
membuat seseorang tidak mampu membedakan pilihan bahasa yang digunakan
pada situasi kebahasaan tertentu. Terkadang hanya menyamakan bahasa yang
digunakan pada situasi nonformal dan juga situasi formal, begitu pula dengan
penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa yang mempelajari bahasa Inggris.
Untuk mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baku, maka diperlukan
ketekunan untuk belajar dan juga kebiasaan dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baku pada setiap situasi formal baik lisan maupun tulis. Hanya
dengan cara inilah sehingga dengan mudah dapat membedakan situasi kebahasaan
dan pilihan bahasa yang digunakan dalam bertutur ataupun menulis.
Sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris menunjukkan sikap
bahasa yang positif karena berada pada kategori sangat baik. Hal ini
mengindikasikan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris
menunjukkan sikap bahasa yang positif walaupun mahasiswa tersebut kuliah pada
Jurusan Bahasa Inggris atau mempelajari bahasa asing. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris masih
berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Jurusan
Bahasa Inggris masih tetap bangga, setia, dan tetap memberikan perhatian pada
bahasa Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada nama-nama di
bawah ini atas bantuan, partisipasi, dan kerja sama yang diberikan dalam rangka
pelaksanaan penelitian ini:
1. Rektor Universitas Negeri Makassar;
2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar;
3. Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar;
4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia;
5. Ketua dan Sekretaris Jurusan Bahasa Inggris;
6. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris;
7. Ketua Prodi Sastra Inggris;
8. Ketua Prodi Business English;
9. Dosen-Dosen pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia;
10. Mahasiswa Jurusan Jurusan Bahasa Inggris Angkatan 2014 yang
terkonsentrasi pada tiga Program Studi.

11

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta
Hanifudin, Hani. 2012. Tips Memilih Tema Skripsi plus Menggarapnya dengan
Tuntas. Jogjakarta: Diva Press.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.
. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Usman, Husaini dan Akbar, Setiady. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.