Implementasi Piagam Pelembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional Di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Komputer Indonesia

Dewi Masitho Panata Gami NIM. 41806040

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL D AN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(HU GALAMEDIA)

By:

Dewi Masitho Panata Gami 41806040

This thesis under guidance of: Rismawaty, S.Sos., M.Si

This study aimed to find out How Palembang Charter Implementation Agreement In The National Press Editorial Company PT. Bandung Galamedia Perkasa (HU Galamedia), to answer this research, the researchers used four categories are used as a measuring tool of communication problem identification, resources, executive attitudes, and organizational structure.

The research method used is descriptive method with qualitative approaches. The data collection techniques used in this research is through library, internet searching, and by conducting interviews. Techniques to determine informant used purposive sampling.

The results showed that, the implementation of the Charter of Palembang in disseminating information about the content of the Charter of Palembang in terms of communication already well underway, with through formal and informal communication. Human resources as the executor of the implementation of quality because sometimes a journalist has not been slow to grasp what is commanded by Chief Editor, executors attitude no problem because they want to learn, while the organizational structure does not so act, because the organizational structure in General Daily News Galamedia more flexible and not rigid.

Conclusion The results of the implementation of the Charter of Palembang company image, press organizations, and media personnel will be better and people will get quality information.

Researchers suggested that the Daily News in the implementation of the Charter of the General Galamedia Palembang further enhance human resou rces as well as return facilities and infrastructure that would be achieved with the optimal implementation.


(3)

(HU GALAMEDIA)

Oleh :

Dewi Masitho Panata Gami 41806040

Skripsi ini dibawah bimbingan : Rismawaty, S.Sos, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia), untuk menjawab penelitian ini peneliti menggunakan empat kategori yang dijadikan alat ukur sebagai identifikasi masalah yaitu komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, dan struktur organisasi.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi pustaka, internet searching serta dengan melakukan wawancara. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, implementasi Piagam Palembang dalam penyampaian informasi tentang konten dari Piagam Palembang dalam hal komunikasi sudah berjalan dengan baik, dengan melalui komunikasi formal dan informal. Sumber daya manusia sebagai pelaksana implementasi belum berkualitas karena terkadang wartawan lambat dalam menangkap apa yang diperintahkan oleh Pemimpin Redaksi, sikap pelaksana tidak ada masalah karena mereka mau belajar, sedangkan struktur organisasinya tidak begitu berperan, karena struktur organisasi di Redaksi Harian Umum Galamedia lebih bersifat fleksibel dan tidak kaku.

Kesimpulan hasil penelitianadanya implementasi Piagam Palembang citra perusahaan, organisasi pers, dan insan pers akan menjadi lebih baik dan masyarakat akan mendapatkan informasi yang berkualitas.

Peneliti menyarankan agar Redaksi Harian Umum Galamedia dalam implementasi Piagam Palembang lebih meningkatkan kembali sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana sehingga implementasi akan tercapai dengan optimal.


(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirrabillalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangannya, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Namun demikian penulis merasakan bahwa hal tersebut merupakan pendorong untuk dapat melangkah lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Orangtua yang telah memberikan banyak kasih sayang dan kesabarannya dalam pembuatan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini, penulis banyak mendapat dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. J.M Papasi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Rismawaty, S. Sos., M. Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer


(5)

3. Ibu Melly Maulin. P, S. Sos., M. Si., selaku Dosen Wali di Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Desayu Eka Surya S. Sos., M. Si., selaku staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Manap Solihat S.Sos., M.Si., selaku selaku staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Adiyana Slamet S.IP., M.Si., selaku staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak Andi Nurul Huda S.Ikom selaku staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

8. Bapak Inggar S.Ikom selaku staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 9. Bapak Sangra Juliano S.Ikom selaku staf Dosen Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.


(6)

dalam hal administrasi perkuliahan.

11.Staf Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, yang telah membantu penulis dalam melancarkan segala administrasi keperpustakaan.

12.Bapak Sutisna selaku Staf Litbang Harian Umum Galamedia sekaligus pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi, dan kelancaran penulis dalam melaksanakan penelitian ini dan membantu penulis dalam melancarkan segala administrasi selama melaksanakan penelitian di PT. Galamedia Bandung Perkasa (Harian Umum Galamedia).

13.Bapak Enton Supriyatna Sind selaku Pemimpin Redaksi yang telah membantu penulis sebagai informan dalam memberikan informasi mengenai penelitian di PT. Galamedia Bandung Perkasa (Harian Umum Galamedia).

14.Ibu Elli Siti Walsiah selaku Wartawan yang telah membantu penulis meluangkan waktunya dan bersedia di wawancara menjadi informan dalam memberikan informasi mengenai penelitian di PT. Galamedia Bandung Perkasa (Harian Umum Galamedia).

15.Buat Keluargaku, Ibu (one i love so much, makasih buat ga pernah bosen untuk nasehatin, nyemangatin ketika putus asa) makasih buat semuanya, Ayah (tetaplah ada untukku dan nasihat-nasihatnya), pokoknya terima kasih atas dukungannya baik dalam bentuk moril dan materiil. Kakakku


(7)

bantuan dan semangatnya (I’m lucky to have you ... ♥).

17.Semua keluarga besar yang tidak pernah berhenti memanjatkan doanya untukku. Nenek dan Alm. Kakekku (atas semua kasih sayang dan sarapan paginya yang selalu kau siapkan untukku, betapa aku sangat menyayangimu kek...).

18.Keluarga besar di Malang makasih atas semangat, doa, dan liburan yang menyenangkan. (Almarhum Mbah Putri dan Mbah Kakung wish all of you here..).

19.Adik sepupuku tercinta.. Zahra, Arif, Aldi, Azfa, Fahmi, Husny, Fathur, Aulia (maafin belum bisa menuhin janji gara-gara sibuk revisi skripsi). 20.Sahabat twitterland tercinta yang selalu setia menemani hari- hari selama

ini dengan semua kisah suka, dukanya.. Demmi, Dicky, Eki, Aries, Gigih, Ebong, dan semua sahabat tweeps yang ga’ bisa disebutin satu-satu. love you all.. my life so colorful with a tweet from you all.. Special for 3D: we rock gang!!

21.Teman seperjuangan yang setia selalu ada berbagi kisah selama penelitian Reza, Leni, Yuli, Adit, Harry, T’ Uci.. big love for you all..

22.Teman-teman ”Keluarga Ceria”, Deasy, Devi, Ayu, Frieska, Hilda, Meitha (kapan kita ketemu? Kangen..), Makasih atas semangatnya!!!


(8)

24.Teman-teman IK Humas 1, IK Humas 2, dan IK Jurnal lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga persahabatan dan persaudaraan kita tetap abadi selamanya.

25.Buat orang-orang yang lupa ditulis. Makasih ya...

Akhir kata penulis pun menyadari segala keterbatasan dan kekurangan dari penelitian yang penulis susun, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik untuk menyempurnakan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, 10 Juli 2010


(9)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGAN TAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

1. Bagi Peneliti... 11

2. Bagi Program Studi... 11

3. Bagi Instansi ... 12

1.5 Kerangka Pemikiran... ... 12

1.5.1 Kerangka Teoritis ... 12

1.5.2 Kerangka Konseptual... 15

1.6 Pertanyaan Penelitian... 19


(10)

2. Studi Pustaka ... 23

3. Internet Searching ... 23

1.8.2 Teknik Analisis Data... ... 23

1.9 Subjek Penelitian dan Informan... 25

1.9.1 Subjek Penelitian... ... 25

1.9.2 Informan... ... 26

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian... ... 27

1.10.1 Lokasi Penelitian... ... 27

1.10.2 Waktu Penelitian... 27

1.11 Sistematika Penulisan... ... 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 31

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 31

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 31

2.1.2 Proses Komunikasi ... 35

2.1.3 Fungsi Komunikasi ... 36

2.1.4 Tujuan Komunikasi ... 37

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi ... 38

2.2.1 Hakikat dan Pengertian Organisasi... 38

2.2.2 Hakikat dan Pengertian Komunikasi Organisasi ... 38

2.2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi ... 40

2.2.4 Arus Komunikasi Organisasi ... 41

2.2.5 Hambatan Komunikasi Organisasi ... 42

2.2.6 Tujuan Organisasi ... 42

2.2.7 Bentuk-Bentuk Tujuan... 43

2.2.8 Fungsi Tujuan ... 43

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ... 44


(11)

2.5 Tinjauan Tentang Surat Kabar ... 48

2.5.1 Pengertian Surat Kabar ... 48

2.5.2 Fungsi dan Peranan Surat Kabar... 49

2.5.3 Ciri dan Sifat Surat Kabar... 50

2.5.4 Karakteristik Surat Kabar ... 52

2.5.5 Surat Kabar sebagai Sarana Informasi... 52

2.5.6 Kelemahan dan Kelebihan Surat Kabar... 53

2.6 Tinjauan Tentang Wartawan... 54

2.6.1 Definisi Wartawan ... 54

2.6.2 Standar Profesi Wartawan ... 55

2.7 Tinjauan Tentang Implementasi ... 57

BAB III OBJEK PEN ELITIAN... 58

3.1 Tinjauan Tentang PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU) Galamedia... 58

3.1.1 Sejarah Harian Umum Galamedia ... 58

3.1.2 Profil Perusahaan... 62

3.1.3 Keterangan Teknis ... 63

3.1.4 Visi dan Misi Harian Umum Galamedia ... 63

A. Visi Harian Umum Galamedia ... 63

B. Misi Harian Umum Galamedia ... 63

3.1.5 Motto Harian Umum Galamedia ... 64

3.1.6 Logo Harian Umum Galamedia... 64

3.2 Tinjauan Tentang Redaksi Harian Umum Galamedia ... 66

3.2.1 Sejarah Redaksi Harian Umum Galamedia ... 66

3.2.2 Struktur Organisasi Redaksi Harian Umum Galamedia ... 68

3.2.3 Job Description Redaksi Harian Umum Galamedia ... 70


(12)

3.3.3 Standar Perlindungan Profesi Wartawan ... 85

3.3.4 Standar Kompetensi Wartawan ... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 89

4.1 Analisis Deskriptif Identitas Informan ... 90

1. Enton Supriyatna Sind... 90

2. Elli Siti Walsiah ... 91

4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 92

4.2.1 Komunikasi yang Berlangsung dalam Implementasi Piaga m Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)... 94

4.2.2 Sumber Daya yang Dapat Menentukan Keberhasilan Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia) ... 103

A. Sumber Daya Manusia ... 103

B. Sarana dan Prasarana ... 107

4.2.3 Sikap Pelaksana Terhadap Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia). ... 109

4.2.4 Struktur Organisasi Sebagai Pendorong Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia). ... 111

4.2.5 Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)... 113


(13)

5.2 Saran ... 128

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ... 128

5.2.2 Saran Bagi Akademik ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 134


(14)

Tabel 1.1 Daftar Informan ... 27 Tabel 1.2 Waktu Penelitian ... 28 Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Bagian Redaksi Harian Umum Galamedia ... 74 Tabel 4.1 Data Informan... 90


(15)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 18

Gambar 3.1 Logo Harian Umum Galamedia... 65

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Redaksi Galamedia ... 68

Gambar 1 Kantor Harian Umum Galamedia Bandung... 154

Gambar 2 Ruang Pemimpin Redaksi... 154

Gambar 3 Ruang Wakil Pemimpin Redaksi ... 154

Gambar 4 Ruang Redaktur Pelaksana ... 154

Gambar 5 Ruang Redaktur ... 154

Gambar 6 Ruang Redaksi ... 154

Gambar 7 Peneliti Melakukan Wawancara ... 155


(16)

Lampiran 1. Surat Pengajuan Penelitian ke Instansi ... 134

Lampiran 2. Surat Balasan dari Instansi... 135

Lampiran 3. Berita Acara Bimbingan ... 136

Lampiran 5. Data Informan ... 137

Lampiran 6. Transkrip Wawancara ... 139

Lampiran 7. Dokumentasi ... 154


(17)

1.1Latar Belakang Masalah

Saat ini pers Indonesia telah berkembang sangat baik karena semakin banyaknya media yang bermunculan, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan media massa mana yang akan dikonsumsinya. Namun, maraknya media massa yang bermunculan saat ini, tidak berarti semuanya menyampaikan kebutuhan masyarakat akan informasi dengan benar, akurat, dan mendidik. Banyak juga pers yang buruk, seperti pers yang dalam menjalankan tugasnya tidak memperhatikan etika jurnalisme. Pers yang buruk adalah cerminan kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Seiring perbaikan sosial-ekonomi masyarakat, pers buruk juga akan berkurang.

Saat kebebasan pers digulirkan oleh pemerintah di era reformasi, respon masyarakat untuk membuat penerbitan media cetak baru pun menjamur. Semangat kebebasan dalam berpendapat dan berkumpul melalui media cetak itu tidak diiringi oleh kualitas sumber daya manusia atau wartawan yang profesional dan berpijak pada hati nurani. Berdasarkan data Dewan Pers selama pengalaman di lapangan. Secara kualitatif, Dewan Pers melihat hanya 20 sampai 30 wartawan profesional, 70 persennya tidak profesional (Buletin Etika No. 80/ Desember 2009).


(18)

Berdasarkan ketentuan pasal 3 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, fungsi pers ialah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Bertolak dari fungsi pers tersebut, jelas bahwa pers memiliki peran dan andil yang besar dalam mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Untuk menciptakan pers yang profesional dan memberikan standar kualitas pers di Indonesia, seperti pemberitaan, sumber daya manusia serta perusahaan menjadi lebih baik, maka dibuat aturan kesepakatan perusahaan pers nasional yang dinamakan Piagam Palembang. Piagam tersebut disahkan menjelang Hari Pers Nasional (HPN) di Palembang pada tanggal 9 Februari 2010. Dengan adanya ratifikasi kesepakatan perusahaan pers nasional tersebut, perusahaan pers diharapkan dapat menata dan membuat aturan, serta mentaati norma dan aturan yang telah dibuatnya. Isi dari kesepakatan perusahaan pers nasional tersebut yaitu sebagai berikut :

Piagam Palembang tentang

Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional

Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud dari kedaulatan berekspresi rakyat berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan profesionalitas. Kemerdekaan pers merupakan sarana hakiki setiap warga negara untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi guna meningkatkan dan mengembangkan mutu kehidupan dan penghidupan manusia. Oleh karena itu kemerdekaan pers perlu dima nfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan.

Dalam mewujudkan kemerdekaan pers serta melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya, pers mengakui adanya kepentingan umum, keberagaman masyarakat, hak asasi manusia, dan norma-norma agama yang tidak dapat diabaikan. Agar pelaksanaan kemerdekaan pers secara operasional dapat berlangsung sesuai dengan makna dan asas kemerdekaan pers yang sesungguhnya, maka dibutuhkan pers yang profesional, tunduk kepada Undang-Undang


(19)

tentang Pers, taat terhadap Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan didukung oleh perusahaan pers yang sehat serta dapat diawasi dan diakses secara proporsional oleh masyarakat luas.

Atas dasar itulah kami, perusahaan pers yang bertandatangan dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari naskah ini, dengan niat untuk ikut melaksanakan, menjaga, dan menjamin tegaknya kemerdekaan pers, secara sukarela dan penuh tanggung jawab, dengan ini menyatakan dan mengikatkan diri pada hal-hal sebagai berikut:

1. Kami

menyetujui dan sepakat, bersedia melaksanakan sepenuhnya Kode Etik Jurnalistik, Standar Perusahaan Pers, Standar Perlindungan Wartawan, dan Standar Kompetensi Wartawan, serta akan menerapkannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku di perusahaan kami.

2. Kami

menyetujui dan sepakat, memberikan mandat kepada lembaga independen yang dibentuk Dewan Pers melakukan verifikasi kepada kami, para penandatangan naskah ini, untuk menentukan penerapan terhadap kesepakatan ini. Kepada le mbaga itu kami juga memberikan mandat penuh untuk membuat logo dan atau tanda khusus yang diberikan kepada perusahaan pers yang dinilai oleh lembaga tersebut telah melaksanakan kesepakatan ini.

3. Kami

menyetujui dan sepakat, logo dan atau tanda khusus yang dikeluarkan oleh lembaga yang diberi mandat untuk itu akan kami cantumkan dalam produk penerbitan atau penyiaran kami. Cara dan aturan terhadap pencantuman logo dan atau tanda khusus sepenuhnya menjadi kewenangan masing- masing dari perusahaan pers.

4. Kami

menyetujui dan sepakat, logo dan atau tanda khusus yang diberikan kepada perusahaan pers berlaku lima tahun.

5. Kami

menyetujui dan sepakat, menyatakan membuka kesempatan kepada perusahaan pers hanya memberlakukan beberapa bagian atau bagian tertentu saja dari p iagam ini selama masa transisi 2 (dua) tahun sejak naskah kesepakatan ini disetujui dan ditandatangi bersama. Setelah masa transisi 2 (dua) tahun, semua penandatangan kesepakatan ini menyatakan bersedia melaksanakan sepenuhnya piagam ini, serta akan menerapkannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku di perusahaan pers kami.


(20)

sebagian maupun keseluruhan hanya dapat diberlakukan berdasarkan persetujuan mayoritas para penandatangan naskah ini.

Demikian piagam ini dibuat dan disepakati bersama sebesar-besarnya untuk kemerdekaan pers untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan.1

Setelah kesepakatan dilaksanakan, Dewan Pers akan mengumumkan kepada masyarakat mengenai perusahaan-perusahaan mana saja yang sehat dan bersih sehingga publik mengetahui dan menjadi pencitraan tersendiri juga bagi masing-masing perusahaan pers.

Pergertian wartawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio dan televisi (2006:1269). Sedangkan menurut Aceng Abdullah wartawan adalah mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah dan menulis karya jurnalistik dan tercatat sebagai staf redaksi sebuah penerbitan (Abdullah, 1999:17).

Menurut Philip Elliott dalam Sobur, dalam buku yang berjudul Etika Pers Profesionalisme dengan Nurani, mengemukakan tujuh kriteria profesional, yaitu :

a. Pengetahuan yang digunakan bersifat luas dan teoretis; b. Tugas yang dilakukan berada dalam situasi yang tidak rutin; c. Keputusan yang dibuat sifatnya tidak terprogram, sebaliknya

didasarkan atas tujuan-tujuan yang dibuat; d. Identitasnya didukung oleh kelompok profesi;

e. Pekerjaan merupakan basis untuk mencapai tujuan (karier); f.Pendidikan bersifat ekstensif; dan


(21)

1

http://www.dewanpers.org/piagam-palembang Pukul 08:10 PM

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa wartawan profesional adalah wartawan yang memiliki keahlian khusus yang menuntut adanya pengetahuan luas dan tanggung jawab, cakap, terampil, peka tentang aturan permainan dan kode etik. Kode etik adalah pemandu sikap dan perilaku apabila kode etik tersebut telah menjadi fungsi nurani. Pada wartawan kode etik yang berlaku adalah Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Media massa akan bermutu dan bermartabat jika dalam menjalankan tugasnya, wartawan selalu mengacu pada kode etik jurnalistik.

Menurut Anshari Thayib (dalam Sobur, 2001:108) nasib profesionalisme wartawan hampir sepenuhnya terletak pada lembaga penerbitan pers tempat mereka terikat. Beberapa indikator yang bisa kita simak :

1. Sejauh mana lembaga penerbitan pers masing- masing menempatkan wartawan sebagai seorang profesional atau sekadar sebagai tenaga kerja, juga memberikan fasilitas yang memadai agar setiap wartawan mampu terus meningkatkan dan mempertajam profesionalisme sehingga mampu terus mengikuti perkembangan zaman.

2. Sejauh mana sebuah lembaga penerbitan pers memberikan gaji terhadap wartawan sesuai dengan seorang standar profesional sehingga secara normatif seorang wartawan tak harus melakukan pelanggaran etika profesional.

3. Sejauh mana lembaga penerbitan memberikan perlindungan hukum terhadap wartawannya, baik dalam menghadapi gugatan hukum maupun politik dari pihak luar.

Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers menyebutkan perusahan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha


(22)

perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.

Saat ini tidak banyak perusahaan pers yang memberikan kesejahte raan layak untuk pekerja persnya seperti yang dikemukakan Ahmad Kurnia Soeriawidjaja (Waspada Online, 21 April 2010), berdasarkan keterangan Dewan Pers hanya sekitar 30 persen saja perusahaan pers di tanah air yang sehat jika ditinjau dari kemampuan memberikan gaji yang layak bagi wartawan. Padahal Pemberian imbalan kepada pers yang layak, akan mendorong pers mandiri serta profesional. Sehingga dengan adanya ratifikasi Piagam Palembang ini, perusahaan pers dapat menjalankan hak dan kewajibannya seperti yang tertera dalam Peraturan Dewan Pers Nomor: 4/Peraturan-DP/III/2008 tentang Standar Perusahaan Pers dijelaskan diantaranya bahwa perusahaan pers wajib memberi upah kepada wartawan dan karyawannya sekurang-kurangnya sesuai dengan upah minimum provinsi minimal 13 kali setahun, memberi kesejahteraan lain kepada wartawan dan karyawannya seperti peningkatan gaji, bonus, asuransi, bentuk kepemilikan saham dan/atau pembagian laba bersih, yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama. Selain itu Perusahaan pers juga wajib memberikan pendidikan atau pelatihan kepada wartawan dan karyawannya untuk meningkatkan profesionalisme. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pers juga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas para wartawannya dengan memberikan pendidikan atau pelatihan. Selain bermanfaat bagi si wartawan sendiri, tentu juga akan mendatangkan dampak yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas media yang diproduksi oleh perusahaan pers itu sendiri.


(23)

Wartawan dalam menjalankan tugas profesinya mutlak mendapat perlindungan hukum dari negara, masyarakat dan perusahaan pers yang di atur dalam Peraturan Dewan Pers Nomor: 5/Peraturan-DP/IV/2008 tentang Standar Perlindungan Profesi Wartawan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan di atur dalam Standar Kompetensi Wartawan.

Standar kompetensi wartawan adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas kewartawanan (Peraturan Dewan Pers Nomor: 1/Peraturan-DP/II/2010 tentang Standar Kompetensi Wartawan).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari ratifikasi kesepakatan standar perusahaan pers adalah memberikan standar kualitas pers baik dari sisi pemberitaan, serta sumber daya manusianya. Perusahaan pers di tuntut lebih melekatkan diri pada kode etik jurnalistik, standar kompetensi wartawan, standar perusahaan pers, dan standar perlindungan profesi wartawan. Sehingga akan tercipta pers yang lebih berkualitas dan profesional kedepannya, baik dari kualitas berita, sumber daya manusia dan perusahaan pers itu sendiri. Selain itu masyarakat juga harus kritis terhadap pers. Sebab, pers bisa semakin baik bila masyarakat mau memantaunya. Apabila terjadi pelanggaran dalam pelaksanaannya, yang berhak memberikan penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers. Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers.


(24)

menandatangani piagam tersebut yaitu PT. Pikiran Rakyat (Pikiran Rakyat group) yang merupakan perusahaan induk dari PT. Galamedia Bandung Perkasa (Redaksi HU Galamedia), sehingga otomatis standar kesepakatan ini berlaku juga bagi HU Galamedia. Berikut perusahaan yang ikut menandatangani kesepakatan yaitu Jawa Pos Group, Kompas Gramedia Group, Perum LKBN ANTARA, MNC Group, Transmedia Group, Detikcom Group, LPP TVRI, Suara Merdeka Group, Waspada Group, Bali Post Group, Pos Kota Group, Bintang Media Group, Republika Group, Femina Group, Jakarta Globe Group, Smart FM Group, dan Panji Media Network.

PT. Galamedia Bandung Perkarsa memiliki satu unit usaha dalam be ntuk penerbitan yaitu Harian Umum Galamedia. HU Galamedia mengkhususkan penerbitan pemberitaan lokal di Bandung Raya, sedangkan berita-berita Nasional dan berita lainnya hanya untuk melengkapi. Penekanan jenis beritanya yaitu kriminalitas dan berita kasus dengan tampilan berita yang disajikan secara etis, tajam, dan akurat. Selain itu Galamedia dinyatakan sebagai 10 koran terbaik se-Indonesia pada tahun 2005 menurut Dewan Pers.

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Impleme ntasi Piagam Pale mbang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galame dia)?


(25)

1. Bagaimana komunikasi yang berlangsung dalam implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

2. Bagaimana sumber daya yang dapat menentukan keberhasilan implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

3. Bagaimana sikap pelaksana terhadap implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

4. Bagaimana struktur organisasi sebagai pendorong implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

5. Bagaimana implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menguraikan, menganalisis dan menjelaskan bagaimana Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia), apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan apa saja yang menghambat dalam implementasi tersebut.


(26)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui komunikasi yang berlangsung dalam implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia).

2. Untuk mengetahui sumber daya yang dapat menentukan keberhasilan implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia).

3. Untuk mengetahui sikap pelaksana terhadap implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia).

4. Untuk mengetahui struktur organisasi sebagai pendorong implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia).

5. Untuk mengetahui implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perka sa (HU Galamedia).


(27)

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan praktis (bagi peneliti, universitas, dan perusahaan). Adalah sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Ilmu Jurnalistik, khususnya mengenai implementasi Piagam Palembang tentang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional yang menyangkut masalah penerapan empat produk Dewan Pers, yakni Standar Perusahaan Pers, Standar Kode Etik Jurnalistik, Standar Perlindungan Profesi Wartawan, dan Standar Kompetensi Wartawan.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Ilmu Jurnalistik, khususnya tentang implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional yang menyangkut masalah penerapan empat produk Dewan Pers, yakni standar perusahaan pers, standar kode etik jurnalistik, standar perlindungan profesi wartawan, dan standar kompetensi wartawan.


(28)

Bagi mahasiswa/i penerus kelimuan selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi khususnya bagi mahasiswa/i yang melakukan penelitian sejenis.

3. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi bagi perusahaan tentang bagaimana implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional d i redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamadia), hal- hal apa saja yang perlu ditempuh agar pelaksanaan Piagam Palembang di redaksi Harian Umum Galamedia lebih efektif dan tujuannya bisa tercapai lebih maksimal.

1.5 Kerangka Pe mikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Secara umum istilah implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:627). Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kamus Webster, merumuskan secara pendek bahwa to implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu), to give practical effect to (menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu). Pengertian tersebut


(29)

mempunyai arti bahwa untuk mengimp lementasikan sesuatu harus disertai sarana yang mendukung yang nantinya akan menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu itu. (Wahab, 1997:67).

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah tahap yang sangat penting bagi proses pencapaian tujuan. Tahapan berkaitan erat dengan keluaran dan atau produk-produk yang telah direncanakan dan didesain untuk mendukung tujuan penyelenggaraan.

Dalam implementasi suatu keputusan pada organisasi dibutuhkan adanya komunikasi yang efektif. Komunikasi memungkinkan pimpinan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, menyampaikan informasi kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.

Carl I. Hovland mendefinisikan “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang- lambang verbal) untuk merubah perilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2003:62).

Organisasi adalah sebagai suatu entitas besar dengan suatu struktur kendali yang terdiri dari prosedur dan kebijakan. Sistem tersebut ditata berdasarkan logika untuk mencapai suatu tujuan dan mengandung derajat-derajat otoritas (kewenangan) berbeda pada berbagai tingkat dan juga kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh individu- individu (Pace, 2002:18).


(30)

rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu, yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut (Muhammad, 2001:23).

Menurut Pace dan Faules, dalam buku yang berjudul Komunikasi Organisasi, mengemukakan unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi dapat di ringkas menjadi lima kategori, yaitu :

1. Anggota Organisasi

Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Orang-orang yang membentuk organisasi terlibat dalam beberapa kegiatan primer.

2. Pekerjaan dalam Organisasi

Pekerjaan yang dilakukan anggota organisasi terdiri dari tugas-tugas formal dan informal.

3. Praktik-Praktik Pengelolaan

Tujuan primer pegawai manajerial adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang lainnya.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merujuk kepada hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi. 5. Pedoman Organisasi

Pedoman organisasi adalah serangkaian pernyataan yang mempengaruhi, mengendalikan, dan memberi arahan bagi anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan (Pace, 2002: 149-153).

Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi akan turut ditentukan pula oleh sikap dan perilaku tiap anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawabnya, dan ini akan menghasilkan dampak pada efisiensi dan efektivitas organisasi (Tuti, 2007:50).


(31)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pengaplikasian kerangka teoritis dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Pengaplikasian ini meliputi kombinasi antara unsur-unsur yang terkandung pada tiap teori yang telah dikemukakan. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis bagaimana implementasi atau pelaksanaan Piagam Palembang di PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia).

PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia) merupakan salah satu dari 18 perusahaan pers yang setuju dengan kesepakatan yang ada pada Piagam Palembang karena perusahaan induknya yaitu PT. Pikiran Rakyat (Pikiran Rakyat group) ikut menandatangani ratifikasi kesepakatan tersebut. Implementasi atau pelaksanaan Piagam Palembang merupakan konsekuensi logis dari adanya tuntutan akan kesepakatan yang telah disetujui. Agar implementasi tersebut dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang di inginkan, maka HU Galamedia perlu memperhatikan apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi yaitu :

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu alat untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Untuk menghindari


(32)

Redaksi HU Galamedia ke bawahan yaitu karyawan HU Galamedia termasuk wartawan Galamedia, perlu adanya ketepatan waktu dalam penyampaian informasi dari Pemimpin Redaksi sebagai atasan, harus jelas informasi yang disampaikan, serta memerlukan ketelitian dan konsistensi dalam menyampaikan informasi.

2. Sumber Daya

Sumber daya dalam implementasi memegang peranan penting, karena implementasi tidak akan efektif bilamana sumber daya pendukungnya tidak tersedia. Yang termasuk sumber daya dimaksud adalah :

a. Staf HU Galamedia termasuk wartawan yang relatif cukup jumlahnya dan mempunyai keahlian dan keterampilan untuk mencapai tujuan implementasi.

b. Informasi Piagam Palembang yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi.

c. Dukungan dari lingkungan HU Galamedia untuk mensukseskan implementasi.

d. Wewenang yang dimiliki implementor dalam hal ini Pemimpin Redaksi HU Galamedia untuk pelaksanaannya.

3. Sikap

Berkaitan dengan bagaimana sikap karyawan redaksi HU Galamedia dalam mendukung suatu implementasi. Sehingga tujuan implementasi dapat berhasil sesuai dengan yang di rencanakan.


(33)

Implementasi seringkali melibatkan beberapa anggota organisasi dalam proses implementasinya, sehingga diperlukan koordinasi yang efektif antar anggota-anggota organisasi yaitu seluruh karyawan HU Galamedia terkait dalam mendukung keberhasilan implementasi.

Dengan memperhatikan hal di atas tersebut, diharapkan tujuan yang akan dicapai dapat berhasil dengan baik, apabila anggota organisasi khususnya karyawan HU Galamedia dapat bekerjasama dan bertanggung jawab dalam implementasi Piagam Palembang tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa dalam implementasi suatu aturan, kebijakan atau prosedur pada organisasi dipengaruhi oleh adanya komunikasi, sumber daya, sikap, dan struktur organisasi sehingga tujuan organisasi dapat berhasil. Dari penjelasan tersebut selanjutnya peneliti mengembangkan dengan model kerangka pemikiran yang dapat dilihat sebagai berikut:


(34)

Gambar 1.1 Kerangka Pe mikiran

Sumber: Hasil Olah Peneliti Piagam Palembang

Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)

Tujuan dari Implementasi Piagam Palembang Kesepakatan Perusahaan

Pers Nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU

Galamedia)


(35)

1.6 Pertanyaan Penelitian

Berkaitan dengan identifikasi masalah diatas, maka penulis membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut :

A. Bagaimana komunikasi yang berlangsung dalam implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

1. Bagaimana proses komunikasi mengenai implementasi Piagam Palembang?

2. Apakah penyampaian informasi yang disampaikan sudah jelas dan dapat di mengerti? Jika belum jelas, apa penyebabnya?

3. Apakah selama ini pernah terjadi kesalahan dalam komunikasi mengenai implementasi Piagam Palembang?

4. Apa faktor penyebab persepsi yang menyebabkan ketidakpatuhan terhadap implementasi Piagam Palembang?

5. Bagaimana kepastian perintah mengenai implementasi Piagam Palembang?

6. Apakah pernah terjadi kesalahan dalam perinta h mengenai implementasi Piagam Palembang?

7. Adakah hambatan dalam menyampaikan implementasi Piagam Palembang tersebut?


(36)

B. Bagaimana sumber daya yang dapat menentukan keberhasilan implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

1. Bagaimana sumber daya di HU Galamedia dalam melaksanakan implementasi Piagam Palembang?

2. Apa faktor- faktor sumber daya yang mendukung implementasi Piagam Palembang?

3. Apakah karyawan telah di bekali dengan kompetensi sesuai kebutuhan mengenai implementasi Piagam Palembang yang memadai?

4. Apakah karyawan telah sesuai keahliannya mengenai implementasi Piagam Palembang?

5. Apakah karyawan telah dibekali pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan implementasi Piagam Palembang?

6. Masih adakah hambatan untuk sumber daya HU Galamedia dalam implementasi Piagam Palembang?

C. Bagaimana sikap pelaksana terhadap implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

1. Bagaimana sikap karyawan HU Galamedia terhadap implementasi Piagam Palembang?

2. Cara-cara apa saja yang telah dilakukan sehingga pelaksanaan implementasi Piagam Palembang berjalan dengan baik?


(37)

3. Masih adakah hambatan untuk sikap karyawan dalam implementasi Piagam Palembang?

D. Bagaimana struktur organisasi sebagai pendorong implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)?

1. Apakah struktur organisasi telah berjalan dengan baik dan sesuai? 2. Apakah struktur organisasi tersebut berperan dalam hal implementasi

Piagam Palembang terutama dalam pembagian tugas pengarahan kepada karyawan?

3. Bagaimana tanggung jawab dan koordinasi untuk kesuksesan implementasi Piagam Palembang antara anggota organisasi?

4. Adakah hambatan untuk struktur organisasi dalam implementasi Piagam Palembang?

E. Bagaimana implementasi Piagam Palembang kesepakatan perusahaan pers nasional di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)? 1. Apakah pelaksanaan implementasi Piagam Palembang di HU

Galamedia berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat?

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. (Sugiyono,


(38)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau penggambaran. Lebih jelasnya Jalaludin Rakhmat menjelaskan dalam bukunya “Metode Penelitian Komunikasi” mengatakan :

“Metode deskriptif yaitu dengan cara mempelajari masalah- masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat” (Rakhmat, 2002:22).

Dalam bukunya, ia pun menambahkan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis, atau membuat prediksi. (2002:24).

1.8 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang penulis butuhkan berdasarkan permasalahan maka penulis menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam (in-depth interview)

Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan


(39)

informan terlibatdalam kehidupan sosial yang relatif lama. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang bisa dilakukan secara tatap muka langsung, atau melalui media telepon (Tebba, 2005:127). Dilakukan guna memperoleh informasi dan keterangan langsung dari informan. Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak yang terkait yakni dengan Pemimpin Redaksi di PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia), Wartawan Harian Umum Galamedia, dan pihak lainnya yang bisa membantu dalam melengkapi laporan penelitian ini.

2. Studi Pustaka

Yaitu berupa pengumpulan data dan informasi dari sumber tertulis yang memiliki hubungan dengan masalah yang sedang diteliti berupa buku, majalah, koran, dan sebagainya.

3. Internet Searching

Yaitu berupa pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan mesin pencari yang dikenal dengan sebutan search engine. Search engine merupakan sekelompok mesin yang mengelola sebuah situs khusus yang dirancang untuk menyimpan katalo g serta menyusun daftar alamat tersebut berdasarkan topik, atau menampilkan sesuatu dengan kata kunci yang diminta.


(40)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, me milih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan.

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing). Pengolahan data mencakup kegiatan penyusunan dan pengkategorian jawaban-jawaban dari wawancara yang dilakukan.

Lebih jelasnya adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan di lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori. (Sugiyono, 2009: 89).

Dalam penelitian perlu diadakannya tahapan-tahapan penelitian yang memungkinkan peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan memiliki langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian. Tahapan-tahapan penelitian ini berguna sebagai sistematika proses penelitian yang akan mengara hkan peneliti dengan patokan jelas sebagai gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai teknik analisa data:

1. Penyeleksian data

Penyeleksian data yakni memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilak ukan agar data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh kemungkinan tidak


(41)

sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak sangat dibutuhkan.

2. Klasifikasi data

Klasifikasi data yakni mengkategorikan data yang diperoleh berdasarkan bagian-bagian penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun laporannya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Klasifikasi ini juga membantu penulis dalam memberikan penjelasan secara lebih detail dan jelas. 3. Merumuskan hasil penelitian

Semua data yang diperoleh kemudian dirumuskan menurut pengklasifikasian data yang telah ditentukan. Rumusan hasil penelitian ini memaparkan beragam hasil yang didapat di lapangan dan berusaha untuk menjelaskannya dalam bentuk laporan yang terarah dan tersistematis.

4. Menganalisa hasil penelitian

Tahap akhir adalah menganalisa hasil penelitian yang diperoleh dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh secara nyata dilapangan. Menganalisa hasil penelitian dilakukan untuk dapat memperoleh jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha untuk membuahkan suatu kerangka pikir yang jelas mengenai hasil penelitian.


(42)

1.9.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian . Subjek penelitian ini adalah Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia). Subjek penelitian ini dipilih karena sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian dimana peneliti akan menganalisis implementasi Piagam Palembang di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamadia).

Salah satu perusahaan pers dari 18 perusahaan yang ikut menandatangani ratifikasi tersebut yaitu PT. Pikiran Rakyat (Pikiran Rakyat group) yang merupakan perusahaan induk dari PT. Galamedia Bandung Perkasa (Redaksi HU Galamedia), otomatis standar ratifikasi ini pun berlaku bagi HU Galamedia.

1.9.2 Informan

Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari Pemimpin Redaksi dan informan tambahan terdiri dari wartawan. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dimana dijadikan informan dengan pertimbangan bahwa merekalah yang paling mengetahui informasi yang akan diteliti. Sampel diambil bukan tergantung pada populasi melainkan disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat dikatakan sebagai sampel bertujuan (Moleong, 2001:181).


(43)

Dalam penelitian ini ditetapkan pemimpin redaksi dan wartawan HU Galamedia sebagai informan, dimana pemimpin redaksi sebagai informan kunci karena merupakan orang yang memiliki peran dalam menentukan pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan di perusahaan, dan wartawan karena merupakan pelaksana dari peraturan yang ditetapkan perusahaan. Berikut daftar informan yang akan peneliti wawancara dalam tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1 Daftar Informan

No Nama NIK Jabatan

1. Enton Supriyatna Sind 199009006 Pemimpin Redaksi 2. Elli Siti Walsiah 20030505005 Wartawan

Sumber: Penelitian Lapangan 2010

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.10.1 Lokasi Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (H.U Galamadia) yang berlokasi di Jln. Blk. Factory No. 2B-2C Bandung 40111, Telp: (022) 4210063 & 4205347, E-Mail:

surga.galamedia@gmail.com. Kotak Pos 130351.

1.10.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Maret 2010 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan,


(44)

pelaksanaan hingga ke penyelesaian denga n perincian waktu pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No KEGIATAN

BULAN

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Rencana Judul Pengajuan Proposal Persetujuan Proposal

2 Penelitian dan

Pengumpulan Data Pengambilan data diperusahaan Melakukan wawancara 3

Analisis Data yang

Diperoleh

Pengolahan data

Seminar UP

4 Penulisan skripsi

Penulisan Bab I, II, III,

IV Bimbingan skripsi

5 Pelaksanaan sidang


(45)

1.11 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Pertanyaan Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Subyek Penelitian dan Informan, Waktu dan Lokasi Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan Tinjauan tentang Komunikasi, Tinjauan tentang Komunikasi Organisasi, Tinjauan tentang Komunikasi Massa, Tinjauan tentang Pers, Tinjauan tentang Surat Kabar, Tinjauan tentang Wartawan, Tinjauan tentang Implementasi.

BAB III OBJEK PEN ELITIAN

Berisikan tentang Sejarah Harian Umum Galamedia, Profil Harian Umum Galamedia, Visi dan Misi Harian Umum Galamedia, Motto Harian Umum Galamedia, Logo Harian Umum Galamedia, Sejarah Redaksi Harian Umum Galamedia, Struktur Organisasi Redaksi


(46)

Sarana dan Prasarana Harian Umum Galamedia, tentang Piagam Palembang, Standar Perusahaan Pers, Kode Etik Jurnalistik, Standar Perlindungan Profesi Wartawan, dan Standar Kompetensi Wartawan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang Deskripsi Informan, Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan.

BAB V PENUTUP


(47)

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial artinya makhluk yang tidak hidup tanpa bantuan orang lain disekelilingnya. Oleh karena itu, ia akan selalu membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya sampai akhir hayatnya, dan untuk memenuhi semua kebutuhannya itu manusia harus selalu berinteraksi dengan yang lainnya dan dalam interaksinya itu akan terjadi saling mempengaruhi. Semakin lama manusia itu hidup dan tumbuh, maka semakin banyak ia akan berinteraksi dan semakin luas ruang lingkup interaksinya, baik itu interaksi dalam kehidupan kelompok ataupun dengan masyarakat di lingkungannya. Untuk memperlancar jalannya interaksi tersebut, maka ini tidak luput dari alat yang digunakan untuk ber interaksi yaitu “komunikasi” karena tanpa komunikasi interaksi tidak akan bisa terjadi.

Ada berbagai macam definisi atau pengertian dari para ahli mengenai komunikasi. “Istilah komunikasi (communication) secara etimologis berasal dari perkataan latin communicatio, istilah ini bersumber dari perkataan communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna atau sama arti” (Effendy, 2003:30). Jadi, jika dua orang


(48)

selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu. Proses komunikasi melibatkan dua orang atau lebih, baik secara langsung atau bertatap muka, maupun dengan menggunakan media.

Pengertian komunikasi secara etimologis diatas adalah bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

Menurut Carl I. Hovland, pengertian komunikasi adalah “upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap” (Effendy, 2002:10). Sementara menurut Stewart L. Lubis dan Sylvia Moss “komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih” (Mulyana, 2001:69). Untuk lebih jelasnya, para ahli memberikan batasan-batasan dan pengertian dari pengertian komunikasi, yaitu:

1. James A.F Stoner, dalam bukunya yang berjudul : Manajemen, menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

2. John R. Schemerhorn cs, dalam bukunya yang berjudul : Managing Organizational Behaviour, menyatakan bahwa komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirimkan dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

3. William F. Glueck, dalam bukunya yang berjudul : Manajemen, menyatakan bahwa komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian utama yaitu:


(49)

a. Interpersonal Communications, komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengetian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia. b. Organizational Communications, yaitu dimana pembicara

secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian informasi kepada orang banyak didalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga- lembaga di luar yang ada hubungan. (Widjaja, 1997:8)

Dari batasan pengertian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa hampir semua ahli menyatakan bahwa komunikasi adalah proses terbentuknya suatu kegiatan antara dua orang atau lebih, dimana didalamnya terdapat seorang (komunikator) yang memiliki ide dan informasi untuk disampaikan kepada orang lain (komunikan), sehingga terciptanya suatu stimulus atau respon yang dapat menghasilkan keputusan dan tindakan yang berarti bagi yang membutuhkannya.

Pada dasarnya para pelaku komunikasi menginginkan agar kegiatan komunikasi berjalan efektif. Untuk memenuhi keinginannya tersebut, tidak sedikit pelaku komunikasi yang mengikuti saran para ahli. Salah satunya yaitu saran dari Harold Lasswell, sering juga disebut paradigma Lasswell yang mengemukakan bahwa “Cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : who says what in which channel to whom with what effect?” (Mulyana, 2001:10). Dengan demikian, bahwa dalam melakukan secara efektifitas diperlukan komunikasi secara efektif diperlukan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, yaitu:


(50)

1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel, media)

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) 5. Efek (effect, impact, influence)

Kelima jawaban tersebut akhirnya dijadika n sebagai sumber unsur atau komponen dalam komunikasi, dan sangat dibutuhkan oleh para pelaku komunikasi aktif yang menginginkan kebutuhannya terpenuhi dengan baik.

Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa setiap unsur tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha- usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal.

2. Komunikasi non Verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuai rangsang verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2000:237).


(51)

2.1.2 Proses Komunikasi

Agar lebih jelas pembahasan mengenai proses komunikasi, Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, proses komunikasi dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :

1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis, proses perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan.

2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis, proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau memaparkan dengan lisan atau tulisan pesannya sampai ditangkap oleh komunikan, perspektif mekanistis bersifat situasional. Untuk jelasnya untuk proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media atau salurannya. Lamba ng ini umumnya berupa bahasa, tetapi dalam situasi-situasi tertentu lambang- lambang yang digunakan berupa kial (Gesture) yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya.

b. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang- lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya, jauh tempatnya atau banyak jumlahnya ataupun kedua-duanya.

c. Proses komunikasi secara linear, istilah linear mengandung makna luas. Jadi proses linear berarti suatu perjalanan dari suatu titik ke titik yang lain secara lurus. Dalam kontek komunikasi proses linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.

d. Proses komunikasi secara sirkuler, dalam kontek komunikasi yang dimaksud dengan secara sirkuler itu adalah terjadinya feedback atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan kepada komunikator. “Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting, karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui komunikasinya berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan baliknya positif atau negatif. Bila positif ia patut gembira, sedangkan bila negatif menjadi


(52)

perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan feedback positif” (Effendy, 2003:31-40).

2.1.3 Fungsi Komunikasi

William I. Gorden dalam Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, …, negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.

3. Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi


(53)

dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur (Mulyana, 2003:5-30).

Sedangkan menurut Onong Uchjana dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, fungsi komunikasi ada 4, yaitu :

1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003:55).

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, tujuan dari komunikasi adalah :

1. Perubahan sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)


(54)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.2.1 Hakikat dan Pengertian Organisasi

Istilah Organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. “Jika dilihat dari pendekatan subjektif, organisasi berarti proses, sedangkan pandangan objektif mengenai organisasi, organisasi berarti struktur”. Penekanan pada perilaku atau struktur bergantung pada pandangan mana yang dianut organisasi secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara pengorganisasian dianggap sebagai kata kerja (Pace dan Faules, 2002:11).

Kelangsungan hidup suatu organisasi bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Manusia dilihat sebagai pemroses informasi yang memberi respon terhadap informasi yang ditemukannya dalam lingkungan (Pace dan Faules, 2002:14).

2.2.2 Hakikat dan Pengertian Komunikasi Organisasi

Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi setelah mengetahui hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi. ”Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang-orang, komunikasi


(55)

organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang dapat mengambil sejumla h arah yang sah dan bermanfaat” (Pace dan Faules, 2002:25).

Analisis komunikasi organisasi menyangkut peneka nan atas banyak transaksi yang terjadi secara stimuli. Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan diantara puluhan bahkan ratusan individu pada saat yang sama, yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka dimana p ikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan aturan-aturan, yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi. Mengelola dan memimpin yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berada pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang memiliki iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunkan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. ”Interaksi diantara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi disebut siste m komunikasi organisasi” (Pace dan Faules, 2002:32-33).


(56)

2.2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, Sendjaja dalam bukunya yang berjudul Teori Komunikasi menjelaskan empat fungsi tersebut, sebagai berikut:

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:

1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:

a. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah. b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.

c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.

d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.

2. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan


(57)

membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi (Sendjaja, 1994:136).

2.2.4 Arus Komunikasi Organisasi

Arus komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules dalam buku Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, mengatakan ada empat arah aliran informasi pada komunikasi organisasi, yaitu :

a.Komunikasi Ke Bawah

Merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai informasi kepada bawahannya, seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran. b.Komunikasi Ke Atas

Para anggota dalam perusahaan ingin selalu di dengar keluhan-keluhan atau inspirasi mereka oleh para atasannya.

c.Komunikasi Horisontal

Berlangsung antara orang-orang yang berada pada level yang sama dalam sebuah perusahaan.

d.Komunikasi Lintas-Saluran

Berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan berbeda, tetapi pada perusahaan sejenis (Pace dan Faules, 2002:184-197).


(58)

2.2.5 Hambatan Komunikasi Organisasi

Menurut Nitisemito dalam buku Manajemen Personalia, Sumber Daya Manusia, hambatan yang sering timbul dalam pelaksanaan komunikasi adalah:

1. Hambatan psikologis

Terjadi karena berbagai hal, misalnya karena komunikasi yang disampaikan seringkali keliru dan diralat, turunnya kewibawaan dari atasan dan sebagainya, hal-hal seperti ini dapat menyebabkan penyimpangan komunikasi.

2. Hambatan karena banyaknya perantara

Penyampaian komunikasi mungkin harus melalui beberapa perantara. Perantara yang harus dilalui cukup banyak. Makin banyak perantara, kemungkinan berubahnya komunikasi tersebut semakin besar pula. Hal ini dapat dimaklumi sebab setiap perantara yang ikut menyampaikan mempunyai kecenderungan untuk merubah komunikasi tersebut sesuai dengan kepentingan pribadinya. Apalagi jika komunikasi yang disampaikan merupakan komunikasi lisan. 3. Hambatan kurangnya motivasi

Dalam hal ini kemampuan perusahaan untuk memotivasi orang-orangnya merupakan kunci mau tidaknya orang-orangnya melaksanakan rencana-rencana, instruksi- instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran yang dikomunikasikan.

4. Hambatan kurangnya partisipasi

Terjadi karena antara pihak yang satu dan pihak yang lain, terutama antara pihak pimpinan dan bawahan, merupakan hambatan terhadap komunikasi yang disampaikan. Untuk meningkatkan partisipasi perlu mengikut sertakan bawahan yang kita anggap perlu untuk ikut. Dengan demikian, mereka akan merasa dihargai sehingga lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya (Nitisemito, 1996:150-151).

2.2.6 Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Dalam buku Manullang yang berjudul Manajemen Personalia, Davis membagi tujuan menjadi tiga jenis yaitu :


(59)

1. Tujuan Primer, berupa nilai ekonomis yang diberikan baik langsung ataupun tidak langsung kepada masyarakat dalam pembuatan barang dan jasa.

2. Tujuan Kolateral, nilai umum dalam pengertian luas demi kebaikan masyarakat

3. Tujuan Skunder, berkenaan dengan nilai ekonomis dan efektifitas dalam pencapaian tujuan diatas (Manullang, 2006:60-61).

2.2.7 Bentuk-bentuk Tujuan

Menurut Parrow dalam Manullang dalam bukunya yang berjudul Manajemen Personalia, membagi tujuan menjadi lima bentuk :

1. Sociental Goals, dibagi menjadi bagian-bagian karena organisasi sifatnya luas untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat.

2. Output Goals, menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam bentuk konsumsi.

3. System Goals, pelaksanaan semua fungsi organisasi dilakukan dengan sistem yang biasa digunakan dalam organisasi tersebut. 4. Product Goals, berdasarkan pada produk yang dihasilkan oleh

organisasi atau perusahaan.

5. Derived Goals, dihubungkan dan didasarkan pada tujuan-tujuan lainnya yang ada dalam organisasi (Parrow, 1975: 135-136).

2.2.8 Fungsi Tujuan

Menurut Peter Drucker dalam Manullang dalam bukunya yang berjudul Manajemen Personalia , Fungsi Tujuan yaitu :

1. Sebagai dasar dan patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi baik pengarahan, penyaluran usaha-usaha maupun kegiatan dari para anggota organisasi tersebut tanpa kecuali.

2. Sumber legitimasi dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mendapatkan sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi dan mendapatkan dukungan dari lingkungan yang berada di sekitarnya.

3. Sebagai standar pelaksanaan dengan melaksanakan diri pada tujuan yang akan dicapai yang dibuat secara jelas dan dapat dipahami ole h anggota lainnya.


(60)

produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapa t mendorong anggota lainnya.

5. Sebagai unsur rasional perusahaan, karena tujuan ini merupakan dasar perancangan dari organisasi (Peter, 1954: 62).

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

2.3.1 Pengertian mengenai Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto dkk, 2007:3).

Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Ardianto dkk, 2007:4).

Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. la mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni :

1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa


(61)

khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.

2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film (Ardianto dkk, 2007:5-6).

2.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik komunikasi massa menurut Ardianto, dkk dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, adalah sebagai berikut:

1. Komunikator Terlembagakan

Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Banyak orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa. 2. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi ketimbang Hubungan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Aceng. 1999. Press Relations: Kiat Berhubungan Dengan Massa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Alex S, Nitisemito. 1996. Manajemen Personalia, Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Assegaf, Dja’far. 1991. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 1998. Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kusumaningrat, Hikmat, Purnama Kusumaningrat. 2007. Jurnalistik Teori & Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

M. Romli, Asep Syamsul. 2005. Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan & Kepenulisan. Bandung: Batic Press.

Manullang, Marihot AMH, 2006. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Martadiredja, Tuti. 2007. Pengaruh Pemahaman Visi Dan Misi Terhadap Iklim

Organisasi. Bandung: Majalah Ilmiah Unikom.

Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(2)

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sendjaja, S. Djuarsa, dkk. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sobur, Alex. 2001. Etika Pers Profesionalisme Dengan Nurani. Bandung:

Humaniora Utama Press.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia.

Wahab Solichin, Abdul. 1997. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Rineka Cipta.

Wayne Pace dan Faules. 2002. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widjaja. 1997. Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

Inte rnet :

www.waspada.co.id www.dewanpers.org

Sumber Lain :

1. Annual Report PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia) 2009.


(3)

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2000. Jakarta: Balai Pustaka. 4. Peraturan Dewan Pers Nomor 4/Peraturan-DP/III/2008 Tentang Standar

Perusahaan Pers.

5. Peraturan Dewan Pers Nomor 5/Peraturan-DP/IV/2008 Tentang Standar Perlindungan Profesi Wartawan.

6. Peraturan Dewan Pers Nomor 6/Peraturan-DP/V/2008 Tentang Kode Etik Jurnalistik.

7. Peraturan Dewan Pers Nomor 1/Peraturan‐DP/II/2010 Tentang Standar Kompetensi Wartawan.

8. Piagam Palembang Tentang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional. 9. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1.1Identitas Diri

Nama Lengkap : Dewi Masitho Panata Gami Nama Penggilan : Dewi

NIM : 41806040

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 14 Februari 1988 Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia (WNI)

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Golongan Darah : O

Alamat Lengkap : Jl. Industri No.26 Rt.11 Rw.05 Tabrik 1 Desa. Babakan Cikao, Kec. Babakan Cikao Purwakarta 41151

Telepon : 081316602562

Alamat Email : wie_niez_27@yahoo.com


(5)

Nama Ayah : Sutrisno

Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 5 April 1958 Pekerjaan : (Purn). TNI AD

Nama Ibu : Rokayah

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 27 Desember 1966 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Jl. Industri No.26 Rt.11 Rw.05 Tabrik 1 Desa. Babakan Cikao, Kec. Babakan Cikao Purwakarta 41151

Telepon : 08121864004 / 081395420024

1.2Pendidikan Formal

1. Tahun 2006 – sekarang : Kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Keilmuan Jurnalistik – FISIP Universitas Komputer Indonesia

2. Tahun 2003 – 2006 : SMA Negeri 1 Purwakarta 3. Tahun 2000 – 2003 : SMP FK Bina Muda 4. Tahun 1996 – 2000 : SD Negeri Tanjung Laya 2

5. Tahun 1994 – 1996 : SD Negeri Kalisari 03 PG Jakarta Timur 6. Tahun 1993 – 1994 : TK Kuncup Kencana Jakarta Timur


(6)

1.3Kegiatan Lain

1. Praktek Kerja Lapangan di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Jakarta (3 Agustus 2009 – 31 Agustus 2009).

2. Peserta Table Manner The Djayakarta Hotel Bandung.

3. Peserta Seminar Pendidikan Jurnalistik Dasar, Unikom Bandung. 4. Peserta Seminar Jurnalistik Televisi Trans TV, UNPAD Bandung.

5. Peserta Seminar Jurnalistik Televisi Metro TV, Sasana Budaya Ganesha Bandung.

6. Peserta Kunjungan ke Media Massa (RCTI dan Aneka Yess).

7. Peserta Seminar dan Workshop Satu Hari Tentang Fotografi, Unisba Bandung.

8. Peserta Workshop The Miracle of Decision, Bandung Trade Center.

9. Peserta Pelatihan Jurnalistik Televisi (Reporter dan Presenter Televisi), School of Film and Television (Stufvi) Bandung.

10. Peserta Kuliah Umum Kebudayaan Film dan Sensor Film, Unikom Bandung. 11. Peserta Seminar Smart and Fun With Microsoft, Unikom Bandung.