MAKALAH SISTEM PENCERNAAN IKAN Dan Kelenjar

BIOKIMIA
“SISTEM PENCERNAAN IKAN”
MAKALAH
Kelompok 10

Egi Sahril
Ayunani Agustina

230110140089
230110140095

Intan Nadifah
Rifqi Abdurohman

230110140096
230110140114

Rizki Ayu R
Ivan Maulana Putra

230110140121

230110140124

Mencari Bahan Makalah
Mencari Bahan Makalah
dan Meyusun Makalah
Mencari Bahan Makalah
Membuat Bab I
Pendahuluan
Mencari Bahan Makalah
Membuat Power Point

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2015

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Pencernaan Ikan”. Tujuan
penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum mata kuliah Biokimia.
Makalah ini membahas mengenai sistem pencernaan ikan meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan, serta proses pencernaan dan penyerapan
sari-sari makanan. Selain itu juga membahas mengenai kelompok-kelompok ikan
berdasarkan jenis makanannya.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Biokimia ;
2. Seluruh anggota kelompok 10 ;
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan makalah selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.

Jatinangor, Oktober 2015

Penyusun


i

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Sistem Pencernaan Ikan ...............................................................................4
2.1.1 Saluran Pencernaan .............................................................................5
2.1.2 Kelenjar Pencernaan..........................................................................13
2.2 Mekanisme Pencernaan ..............................................................................15
2.3 Mekanisme Penyerapan Sari-Sari Makanan ..............................................16
2.4 Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanannya .......................................17
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21

ii


BAB I
PENDAHULUAN

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang
dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan
memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau
gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Ikan

membutuhkan

materi

(nutrien)

dan

energi


untuk

aktifitas

kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan
karbohidrat. Selain itu, ikan juga membutuhkan vitamin dan mineral dalam
jumlah yang memadai. Sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral
diperoleh ikan dari luar, yaitu dengan mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk
mengkonsumsi makanan maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan
tersebut dapat diproses. Layaknya hewan pada umumnya ikan juga mepunyai
sistem pencernaan sesuai dengan makanan dan lingkungannya.
Pencernaan adalah prosess penyederhanaan makanan melalui mekanisme
fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan
diedarkan keseluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pencernaan secara
fisik atau mekanik dimulai dibagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi
dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik
ini dilanjutkan ke segmen lambung dan usus yaitu dengan adanya gerakan
kontraksi otot. Pencernaan mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif karena
adanya aktivasi cairan digestif.

Ikan ada yang tergolong dalam herbivora atau pemakan tumbuhan, ada
pula yang karivora yaitu pemakan daging, bahkan ikan pula ada yang omnivora
yang memakan keduanya. Tentu perbedaan tersebut menyebabkan sistem
pencernaan yang berbeda di setiap ikan yang jenis makanannya berbeda.
Spesialisasi sistem pencernaan : 1). Ikan Herbivora mempunyai gigi dan
kemampuan tapis insang yang lembut, dapat menyaring fitoplankton dari air. Ikan
ini tak mempunyai lambung yang benar (yaitu bagian usus yang mempunyai

2

jaringan otot, mengekskresikan asam, mudah mengembang, terdapat pada bagian
muka alat pencernaan makanan. 2). Ikan Karnivora mempunyai gigi untuk
menyerap, menahan, merobek mangsa. Dan jari tapis insangnya menyesuaikan
untuk menahan, memegang, memarut, dan menggilas mangsa. Memiliki lambung
yang sesungguhnya, palsu dan usus pendek yang tebal dan efatis. 3). Ikan
Omnivora mempunyai sistem pencernaan antara bentuk Herbivor dan Karnivor

3

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Sistem Pencernaan Ikan

Gambar 1. Sistem Pencernaan Ikan

Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas
kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein,
lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan juga memerlukan vitamin dan
mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme heterotrof, ikan
membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari makanan
bagi ikan merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan
menghabiskan

waktu

untuk

kegiatan


ini.

Sebagian

besar

ikan

mengembangkan organ agar dapat menemukan dan mendapatkan
makanan.
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui
mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap
dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem
pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan
makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta
pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat
dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ
pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran

pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah organorgan yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan

4

makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang
berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses
pencernaan, yakni hati dan pankreas.

2.1.1

Saluran Pencernaan

Gambar 2. Saluran Pencernaan Ikan

Bila diurut secara berurutan dari awal makanan masuk ke
mulut sampai ke proses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan
yang tidak dicerna dibuang dalam bentuk feses melalui anus, maka
organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas mulut, rongga
mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus.
a)


Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan
makanan adalah mulut. Organ ini merupakan bagian depan
dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil
makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada
perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari
epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan,

5

memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu
oleh kontraksi otot dinding mulut.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan
kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain,
mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian
bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung
bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang berbedabeda, bentuk mulut pun bermacam-macam. Bentuk dan
letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam
makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior

mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu
pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat
di atasnya.

Gambar 2. Tipe-Tipe Mulut Ikan :
A. Terminal; B. Subterminal; C. Superior

Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk
terhadap kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan
ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi
dengan mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan
mereka termasuk golongan predator terhadap mangsa yang
berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya.
Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan gigi yang
menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar
binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja.
Demikian pula dengan ikan baraccuda ( Sphyraena) dan
piranha (Serrasalmus).

6

Ikan yang menelan sepotong kecil makanan
biasanya mempunyai bibir yang relative kecil tanpa
modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan
cara mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan
bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap ikan perenang
bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau bendabenda

lain

pada

sungai

berarus

deras

misalnya,

Glyptosternus, Gyrinocheilus, dan beberapa anggota family
Loricariidae (Lagler et al., 1997). Pada ikan lamprey yang
parasitic, mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai
sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya
dan mengambil makanan dari inangnya.

Gambar 3. Berbagai Bentuk Mulut Ikan : A. Mulut yang dapat
disembulkan; B. Mulut Gergaji; C. Mulut Tabung

Mulut seringkali dilengkapi dengan sungut yang
bentuk dan jumlahnya sangat bervariasi. Sungut ini
berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut mencari
makan. Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan
makanan di antara material yang ada.
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi.
Pada cyclostomata dan ostracodermata tidak mempunyai

7

gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk
yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog
dengan sisik placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang
menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda (Squaliformes)
dimana

sisik

placoid

menjadi

gigi

pada

rahang.

Osteichtheys mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat
tumbuhnya: rahang, rongga mulut, dan pharyngeal.
Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla,
maxilla, dan dentary. Pada langit-langit rongga mulut, gigi
terdapat

pada vover,

palatine,

pterygoid,

dan

parasphenoid. Gigi pharyngeal terdapat pada elemen
lengkung insang pada banyak species ikan. Gigi pharyngeal
family Cyprinidae dibedakan menjadi beberapa

bentuk

yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like
teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek,
tajam dan runcing. Bentuk ini didapatkan pada family
Ichtaluridae dan Serranidae. Gigi villiform mirip dengan
gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan
gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Belone
dan Pterois.
seringkali

Gigi canine menyerupai gigi anjing,

berbentuk

taring;

bentuknya panjang dan

mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk
mencengkram. Gigi incisor mempunyai
tajam

pinggiran yang

yang disesuaikan untuk memotong. Bentuk gigi

yang mempunyai

permukaan

rata

digunakan

untuk

menumbuk dan menggerus, termasuk gigi molariform.
Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja Holocephali
dan Scianidae (Lagler et al, 1977).

8

Gambar 4. Tipe-Tipe Gigi Ikan

b)

Tekak
Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan
insang bagian belakang. Pada sisi kanan dan kiri tekak
terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak,
biasanya terdapat gigi tekak.

c)

Insang
Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di
dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan
bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes
mempunyai lima sampai tujuh pasang lengkung insang.
Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari
kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui
insang.
Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai
tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit.
Pada

ikan-ikan

pemakan

plankton,

tapis

insangnya

ramping, memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis
insang yang pendek dan besar didapatkan pada ikan

9

omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis
makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang.
d)

Kerongkongan
Esophagus

ikan

biasa

disebut

kerongkongan.

Bentuknya pendek dan mempunyai kemampuan untuk
menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx,
bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah
insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak
jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan
yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan
pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk
menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan
predator. Karena adanya kemampuan menggelembung
inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila
makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak
dapat ditelan.
Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang
berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau
kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara
khusus dengan lapisan otot yang berhubungan dengan
esophagus.

Kantung

esophageal

berfungsi

sebagai

penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan
makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal
dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan.
e)

Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah
lanjutan dari esophagus. Lambung menunjukkan beberapa
adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya.
Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk
memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi
(Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena ) dan striped
bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkali

10

lambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak
(Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling.
Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal
dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae,
lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang
besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan
mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun,
lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera
dan

beberapa

ikan

bertulang

sejati

(Cyprinidae,

Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut
kelenjar lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus
langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh
rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah
pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan
ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian
ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas
(Cyprinus carpio).
Pada

beberapa

spesies

tertentu,

pada

akhir

ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong
buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk
memperluas

permukaan

dinding

ventriculus

agar

pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna.
f)

Pilorik
Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang
merupakan penyempitan saluran pencernaan. Pada bagian
ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorik
berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan
masuk ke usus. Pada beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae,
di bagian depan usus terdapat kantung menjari yang
dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama
dengan usus. Fungsi pilorik kaeka adalah sebagai tempat

11

pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemak.
Pilorik kaeka merupakan sumber lipase yang memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk
pilorik kaeka sangat bervariasi.
g)

Usus
Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus
terdiri atas beberapa lapisan yakni mukosa, submukosa,
muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel
goblet (mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian
permukaannya. Fungsi usus sebagai organ untuk mencerna
makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan.
Efektifitas penyerapan meningkat dengan semakin luasnya
area penyerapan.
Usus

merupakan

suatu

bagian

dari

saluran

pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus.
Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk
seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya,
berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus
diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum
yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut
(peritonium).
h)

Rektum dan anus
Di belakang usus terdapat segmen rektum. Rektum
ini terletak di antara katup rektum (rektal valveI) dan anus.
Katup rektum yang merupakan penyempitan saluran
pencernaan akibat penebalan otot licin melingkar, mengatur
pengeluaran makanan yang tidak tercerna dari bagian usus
ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur histologis
yang serupa dengan usus, namun pada lapisan mukosanya
banya terdapat sel mucus dan di bagian belakang dekat anus
lapisan otonya terdiri atas otot bergaris. Fungsi utama
rektum adalah menyerap air dan mineral, dan memproduksi

12

lendir untuk mempermudah pengeluaran makanan tak
tercerna.
Bagian terakhir dari saluran pencernaan adalah
anus, yang berfungsi untuk mengeluarkan tinja. Bagian ini
terletak di belakang sirip ventral dan tepat di depan sirip
anal.

2.1.2

Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi
dalam proses pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong
empedu.

Gambar 5. Kelenjar Pencernaan pada Ikan

a)

Hati
Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan. Organ
ini umumnya terletak di depan lambung di bawah
kerongkongan memanjang sampai di belakang usus. Hati
atau hepar besar, berwarna merah kecoklatan.
Hati termasuk organ yang besar pada ikan, bahkan
pada ikan cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot
tubuhnya. Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi
mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga
seperti pada mackerel. Pada hati terdapat kantung empedu
yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini
masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah
pylorus melalui ductus choledochus.

13

Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati
juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan
glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel
darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea
dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen
dan menetralkan racun serta menghasilkan panas.
b)

Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting
dalam

proses

pencernaan.

Pankreas

mensekresikan

beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan
makanan yakni protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase
dan lipase). Sebenarnya pankreas merupakan organ yang
memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan organ
endokrin. Sebagai organ eksokrin, pankreas mengeluarkan
enzim pencernaan; dan sebagai organ endokrin, pankreas
memiliki kelompok sel (pulau-pulau Langerhans) yang
mensekresikan hormon insulin.
c)

Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang
berisikan empedu. Kantung ini menempel pada bagian
bawah hati. Kantung empedu atau vesica velea bila penuh
bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi
dari

kantong

empedu

ini

untuk

menampung

atau

menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam
usus, bila diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung
empedu mengandung pigmen empedu (bilirubin dan
biliverdin) yang berasal dari perombakan sel hemoglobin.
Selain

itu,

empedu

juga

berisikan

garam

empedu

pengemulsi lemak yang membantu dalam pengubahan
keasaman lambung menjadi netral dalam usus.

14

2.2

Mekanisme Pencernaan
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah
timbul rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini
dapat dirangsang melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu
untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk
menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Setelah
makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur.
Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang
merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan,
padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka
ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung.
Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa
penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah
terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka
dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan
hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida
(HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin
yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein
menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung
lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya
hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya
getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel
darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu
tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam
kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus
butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan
diserap oleh usus.
Dinding

usus

juga

mengeluarkan

hormon

sekretin

dan

pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan

15

pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan
protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk
mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim
lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan
protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut
dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan
antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai
puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.

2.3

Mekanisme Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya
akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah
mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang
utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut,
dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas.
Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan
akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa,
galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh
hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan
lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian
diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh
darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang
dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang
telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan
ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih
kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana, misalnya pembentukan

16

protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan
zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya
pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air, dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga
pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai
sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah
kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.

2.4

Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanan
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut
jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola
makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan
ketersediaan

makanan.

Perbedaan

golongan

ikan

menurut

jenis

makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu :
Herbivora
Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan
yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru.
Ikan golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang
lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai
lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang
kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian
muka alat pencerna makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang
berliku-liku dan dindingnya tipis. Contoh ikan herbivora yaotu ikan tawes
(Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng (Chanos
chanos).

A

B

Gambar 6. Ikan Herbivora: a. Tawes; b. Nila

17

Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan
hewani. Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan
herbivora karena daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa
selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran pencernaan pada ikan
karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora
dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora
membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam.
Contoh ikan karnivora yaitu ikan belut (Monopterus albus), ikan lele
(Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).

A

B

Gambar 7. Ikan Karnivora: a. Lele; b. Belut

Omnivora
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan
yang berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai
sistem pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Ikan omnivora
memiliki lambung dengan menyerupai bentuk kantung dan usus sedang 56 kali panjang tubuh. Contoh ikan omnivora adalah ikan mujair (Tilapia
mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), dan ikan gurami (Ospronemus
goramy).

A

B

Gambar 7. Ikan Omnivora: a. Gurami; b. Mujair

18

Tabel 1. Perbedaan Organ Pencernaan Ikan Herbivora, Ikan Karnivora,
dan Ikan Omnivora

Pemakan plankton
Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik
fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans)
dan ikan cucut (Rhinodon typicus).

Gambar 8. Ikan Pemakan Plankton: Terbang

Pemakan detritus
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran
bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan. Contohnya ikan belanak (Mugil sp.).

Gambar 8. Ikan Pemakan Detritus: Belanak

19

BAB V
KESIMPULAN

Ikan

membutuhkan

materi

(nutrien)

dan

energi

untuk

aktifitas

kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan
karbohidrat, serta vitamin dan mineral. Sebagai organisme heterotrof, ikan
membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan.
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui
mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan
disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan
meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya,
dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang
tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat
dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan yaitu mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung,
pylorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas,
dan kantung empedu.
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alatalat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya
mencerna makanan tersebut. Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian
sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga
sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang
utama terjadi di dalam usus.
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis
makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya
berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan

ketersediaan makanan.

Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu ikan herbivora, karnivora,
omnivora, pemakan plankton, dan pemakan detritus.

20

DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, M.F., dkk. 2011. IKTIOLOGY. Bandung: Lubuk Agung.
Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002.
FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.
http://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/Ebook/Sistem%20Organ%20Ikan/bab_5__sistem__pencernaan.pdf diakses
pada 14 Oktober 2015.
Anonim. 2015. Sistem Pencernaan Ikan. http://www.informasipendidikan.com/2015/03/sistem-pencernaan-ikan.html diakses pada 14
Oktober 2015.
Eksata. 2013. Sistem Pencernaan pada Ikan.
http://www.pustakasekolah.com/sistem-pencernaan-pada-ikan.html diakses
pada 14 Oktober 2015.

21