BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Nyeri International Association for Study of Pain (1979 dalam Smeltzer dan Bare, 2001) menyebutkan bahwa nyeri merupakan sensasi yang tidak

  menyenangkan dan pengalaman emosional berkaitan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan. Smeltzer dan Bare (2001) menambahkan bahwa nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan.

  Smeltzer dan Bare (2001) menambahkan bahwa nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya. Keberadaan nyeri berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa nyeri itu ada. Pokok penting dari nyeri adalah apa yang dikatakan pasien tentang nyeri adalah tidak hanya pada pernyataan verbal, beberapa pasien tidak melaporkan secara verbal bahwa mereka nyeri, karenanya pengamatan perilaku nonverbal yang dapat terjadi bersama dengan nyeri juga bisa dilakukan.

  Potter dan Perry (2010) menyebutkan bahwa nyeri merupakan perasaan subjektif, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Kozier, Erb, Berman, dan Snyder (2010) menambahkan bahwa nyeri merupakan sensasi yang sangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.

  Individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya, maka individu dapat diminta untuk menggambarkan tingkatan atau skala nyeri yang dirasakannya (Smeltzer dan Bare, 2001)

  Gambar 1. Skala intensitas nyeri numerik / PNRS (The Pain Numerical Rating

  

Scale )

  0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 tidak ada nyeri nyeri paling hebat

  Sumber : Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

  Faktor yang dapat mempengaruhi nyeri yaitu nilai etnik dan budaya, tahap perkembangan, lingkungan dan orang pendukung, pengalaman nyeri di masa lalu, makna nyeri, ansietas dan stress (Potter dan Perry, 2010).

  2. Nyeri punggung

  2.1. Definisi nyeri punggung Bull dan Archard (2005) menyatakan bahwa nyeri punggung adalah nyeri yang berkaitan dengan bagaimana tulang, ligamen, dan otot punggung bekerja. Terjadi sebagai akibat gerakan mengangkat, membungkuk, atau mengejan. Biasanya terjadi pada punggung bagian bawah tetapi tidak menandakan kerusakan permanen apapun.

  Selain pada punggung bagian bawah, nyeri punggung pada ibu hamil juga dapat terjadi pada punggung bagian atas. Nyeri punggung bagian atas berhubungan dengan peningkatan ukuran payudara dan faktor-faktor postural yang sering dihubungkan dengan kondisi pekerjaan. Nyeri punggung bagian bawah dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan jika peningkatan berat uterus menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh (Walsh, 2007).

  Nyeri punggung seringkali disertai rasa sakit pada bokong dan sepanjang kaki. Nyeri punggung dapat terjadi dengan intens saat memutar tulang belakang dan panggul ke arah berlawanan, seperti saat mengganti posisi tidur (Stoppard, 2008).

  2.2. Penyebab nyeri punggung Nyeri punggung disebabkan oleh bertambahnya aliran darah ke rongga pinggul dan meningkatnya hormon progesteron selama masa kehamilan. Hal ini menyebabkan melunak dan mengendornya jaringan ikat (ligament) sendi sacroiliac yang menyambungkan tulang belakang. Selain itu, jaringan ikat (ligament) dan tulang rawan (cartilago) di bagian depan pinggul melonggar sehingga sambungan ini mudah digerakkan (Stoppard, 2008).

  Selama kehamilan, nyeri punggung adalah masalah yang relatif umum terjadi. Selain diakibatkan oleh perubahan fisiologis, sebagian besar nyeri punggung dikaitkan dengan masalah mekanika tubuh. Janin yang tumbuh dapat menyebabkan masalah postur tubuh, dan mendekati masa akhir kehamilan, posisi bayi dapat menekan saraf yang akan menimlbulkan nyeri (Bull dan Archard, 2005).

  Selain karena perubahan fisiologis, nyeri punggung juga diakibatkan oleh penyakit penyerta seperti, osteoporosis, artritis reumatoid, fibromialgia, infeksi kandung kemih dan infeksi tulang punggung. Namun, penyakit sangat jarang menyebabkan terjadinya nyeri punggung dibandingkan dengan penyebab mekanis (Bull dan Archard, 2005).

  Bull dan Archard (2005) menjelaskan bahwa nyeri punggung dapat diperburuk oleh sejumlah faktor, yaitu postur tubuh yang buruk, kurangnya berolahraga, berdiri atau membungkuk dalam waktu yang lama, duduk di kursi yang tidak memiliki sandaran punggung, tidur pada kasur yang tidak sesuai, mengemudi dalam waktu yang lama tanpa istirahat, kegemukan dan mengangkat, menjinjing, mendorong atau menarik beban yang terlalu berat.

  Fraser (2009) menjelaskan bahwa faktor predisposisi nyeri punggung meliputi yang pertama pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur. Pertumbuhan uterus sejalan dengan perkembangan kehamilan menyebabkan teregangnya ligamen penopang yang biasanya dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri yang disebut dengan nyeri ligamen. Hal ini yang menyebabkan nyeri punggung. Kedua, penambahan berat badan. Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama kehamilan mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Ada kecendrungan bagi otot punggung memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot di sekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut. Ketiga, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen. Kadar relaksin awal yang tinggi menyebabkan nyeri punggung. Keadaan ini dapat menjelaskan mengapa wanita mengalami nyeri punggung dan pelvis yang terjadi pada trimester pertama. Keempat, riwayat nyeri punggung. McEvog., et al (2001 dalam Brayshaw, 2007) menemukan bahwa nyeri punggung terdahulu pada kehamilan merupakan prediktor nyeri punggung pada kehamilan berikutnya. Fraser (2009) menambahkan bahwa wanita yang pernah mengalami nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama ketika hamil. Kelima, paritas. Nyeri punggung terjadi pada ibu yang sudah pernah hamil (multigravida), terlebih pada grandemultigravida karena adanya kelemahan otot-otot abdomen sehingga gagal menopang uterus. Hal ini menyebabkan uterus mengendur dan lengkung punggung semakin memanjang. Ummah (2012) menemukan bahwa semakin tinggi paritas maka risiko nyeri punggung semakin meningkat.

  Yosefa, Misrawati, dan Hasneli (2013) juga menyebutkan bahwa semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan maka risiko terjadinya nyeri punggung selama kehamilan semakin meaningkat.

  Penjelasan dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab nyeri punggung yaitu, penggunaan mekanika tubuh yang buruk, meningkatnya hormon progesteron selama kehamilan, pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur, penambahan berat badan, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung, paritas dan adanya penyakit penyerta.

  2.3. Gejala nyeri punggung Gejala-gejala nyeri punggung sangat bervariasi dari satu orang dengan orang yang lain. Bull dan Archard (2005) mengemukakan bahwa gejala- gejala nyeri punggung meliputi, sakit, kekakuan, mati rasa, kelemahan dan rasa kesemutan.

  Tarau dan Burst (2011) menjelaskan bahwa pasien dengan nyeri punggung mengeluhkan empat masalah, yaitu nyeri, keterbatasan melakukan pergerakan, ketidakmampuan bekerja dan ketakutan atau kecemasan untuk melakukan pergerakan.

  2.4. Penanganan nyeri punggung Nyeri punggung yang dialami selama kehamilan karena perubahan fisiologis terhadap punggung dan adanya hormon progesteron yang akan menyebabkan ligamen melembut pada tulang panggul dan memberi tekanan ekstra pada sambungan pinggul dan tulang belakang, dan akan semakin diperburuk jika mekanika tubuh tidak diperhatikan (Stoppard, 2008). Cara mengatasi nyeri punggung yaitu menggunakan postur tubuh dengan baik dan benar, menggunakan mekanika tubuh yang tepat ketika mengangkat beban, menghindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban dan berjalan tanpa istirahat, mengayunkan dan memiringkan panggul, menggunakan sepatu bertumit rendah karena sepatu bertumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi tubuh, menggunakan penyokong abdomen eksternal seperti korset maternitas atau penyokong belly band yang elastis, mengompres hangat pada bagian punggung dengan menggunakan bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat, memijat pada area punggung, dan untuk istirahat dan tidur menggunakan kasur yang menyokong lalu memposisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal punggung serta meringankan tarikan dan regangan (Varney, 2006).

  Walsh (2007) menjelaskan bahwa masase pada area nyeri punggung juga akan meredakan nyeri punggung dan memulihkan tegangan otot. Ini dapat dilakukan dengan memberi tekanan dengan menggunakan tumit atau tangan di daerah sakrum. Beberapa minyak khusus seperti lavender dan

  

chamomile dapat digunakan untuk lebih meningkatkan relaksasi dan

  mengurangi rasa nyeri. Fisioterapi, osteopati, akupunktur dan chirophatic juga dapat meredakan nyeri punggung (Bull dan Archard, 2005). Seluruh teknik ini mencakup manipulasi pada bagian tulang belakang dan beberapa teknik dapat berupa latihan, pemijatan dan terapi ultrasonografi.

  Bull dan Archard (2005) menjelaskan mengenai teknik-teknik yang dapat diberikan kepada penderita nyeri punggung yang pertama fisioterapi yaitu menggunakan cara fisik seperti pijatan, latihan, panas dan listrik untuk mempertahankan dan mengembalikan kesehatan fisik dan mental. Fisioterapi merupakan pengobatan aktif yang berfokus pada sendi dan otot agar dapat berfungsi secara normal. Kedua osteopati, yaitu teknik yang berfungsi untuk mendeteksi, menangani dan mencegah masalah kesehatan dengan gerakan, peregangan dan pijatan pada otot dan sendi agar lebih mudah bergerak.

  Terapi ini tidak dianjurkan kepada seseorang dengan kerapuhan tulang atau peradangan sendi, serta pada wanita di tahap awal kehamilan. Ketiga, akupunktur. Akupunktur merupakan terapi kesehatan Cina kuno yang meredakan nyeri dengan pemasangan jarum halus ke dalam tubuh pada titik- titik spesifik. Terdapat sekitar 500 titik akupunktur di seluruh tubuh. Dengan memetakan jalur energi di seluruh tubuh, akupunktur akan mempengaruhi fungsi tertentu didalam tubuh. Keempat, chiropractic. Chiropractic bertujuan untuk memperbaiki gangguan sendi, fungsi saraf dan meredakan nyeri.

  Caranya dengan mengurangi ketegangan pada otot-otot, sehingga kolumna spinalis menjadi lebih lurus dan memberikan tekanan yang lebih sedikit pada sendi, yang pada akhirnya dapat meredakan nya.

  Jika nyeri punggung bersifat kronis, maka penanganan nyeri punggung dianjurkan menggunakan obat-obatan. Bull dan Archard (2005) menyebutkan bahwa analgesik atau obat yang bekerja dengan mengacaukan proses transmisi nyeri diberikan tergantung penyebab dan jenis nyeri punggung. Parasetamol dan obat-obat aspirin (obat anti-inflamasi nonsteroid) digunakan untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh kondisi muskuloskeletal, sedangkan analgesik opioid, kodein dan morfin lebih sesuai untuk mengobati nyeri yang berasal dari kerusakan organ tubuh. Bull dan Archard (2005) menjelasan mengenai obat-obat pereda nyeri antara lain parasetamol dan analgesik opiod. Parasetamol dan obat-obat serupa aspirin secara umum memiliki efektivitas yang sama dalam meredakan nyeri, namun parasetamol tidak terlalu mengiritasi lambung. Parasetamol sering digunakan pada wanita hamil, dalam mengkonsumsi parasetamol harus mengikuti anjuran dosis yang benar karena overdosis parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati yang permanen dan ireversibel. Kedua, analgesik opiod, yaitu obat yang berasal dari tanaman opium, telah digunakan dalam penanganan nyeri selama ratusan tahun. Sebagian besar opiod di konsumsi dalam bentuk tablet, namun ada juga yang disuntikkan atau dihantarkan melalui plester yang ditempelkan ke kulit.

  Penggunaan obat dan terapi selama kehamilan harus diperhatikan agar tidak menyebabkan gangguan terhadap janin. Parasetamol merupakan obat penghilang nyeri yang aman selama kehamilan dibandingkan dengan obat analgesik yang lain. Aspirin dan ibuprofen tidak dianjurkan, terutama pada akhir kehamilan. Penggunaan opiod juga tidak dianjurkan karena dapat beresiko terhadap janin dan akan menimbulkan gejala putus obat terhadap bayi ketika lahir (Bull dan Archard, 2005).

3. Mekanika tubuh

  3.1. Definisi mekanika tubuh Tubuh seperti mesin yang terorganisasi dengan baik. Setiap bagian dirancang untuk melakukan pekerjaan tertentu. Salah satunya Otot. Otot-otot membantu untuk bergerak, beberapa otot membantu memberi bentuk dan susunan terhadap tubuh dan otot lain yang melekat pada tulang dapat digunakan untuk menggerakkan dan mengangkat benda-benda berat. Otot- otot tersebut dapat bekerja dengan baik bila digunakan dengan benar.

  Penggunakan otot-otot dengan tepat untuk melakukan suatu pekerjaan disebut dengan mekanika tubuh yang tepat (Hegner dan Caldwell, 2003).

  Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa mekanika tubuh didefinisikan sebagai suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivtas sehari-hari. Metules (2001 dalam Craven dan Hirnle, 2009) menambahkan bahwa penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat meningkatkan keamanan sistem muskuloskeletal dan menjaga keseimbangan tanpa menyebabkan ketegangan yang berlebihan pada otot. Tarwoto dan Wartonah (2006) menambahkan bahwa mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya, terutama saat melakukan aktivitas dan istirahat.

  Penjelasan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh secara efisien dan efektif sehingga menghasilkan keseimbangan tubuh dan meningkatkan keamanan bagi sistem muskuloskeletal dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengangkat, membungkuk dan bergerak.

3.2. Tujuan mekanika tubuh

  Kozier dan koleganya (2010) menyebutkan bahwa tujuan utama mekanika tubuh adalah memfasilitasi penggunaan kelompok otot yang tepat secara efisien dan aman untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi energi yang dibutuhkan, mengurangi keletihan dan menurunkan risiko cedera.

  Hidayat (2009) menambahkan beberapa tujuan mekanika tubuh, yaitu menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan, mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur tubuh yang buruk, mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf dan memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran tubuh yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah psikologis.

  3.3. Elemen dasar mekanika tubuh Elemen dasar mekanika tubuh ada tiga bagian, yaitu body alignment

  (postur tubuh), keseimbangan dan gerakan tubuh yang terkoordinasi (Craven dan Hirnle, 2009).

  3.3.1. Body alignment

  Body Alignment atau postur tubuh merupakan susunan geometris

  dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. Bagian tersebut adalah persendian, tendon, ligamen dan otot.

  (Hidayat, 2009).

  Mekanika tubuh yang baik berasal dari postur tubuh yang baik yaitu terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian tubuh yang berada dalam kesejajaran yang baik. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktivitas dan membuat gerakan mengangkat, menarik dan mendorong menjadi lebih mudah (Hegner dan Caldwell, 2003). Postur tubuh yang baik juga dapat mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru dan meningkatkan sirkulasi baik renal maupun gastroinstestinal (Hidayat, 2009).

  Mempertahankan postur tubuh yang baik berarti memerlukan kesejajaran yang tepat dari tulang, otot, sendi dan kestabilan pusat gravitasi. Postur tubuh yang benar dapat diperoleh ketika sendi dan otot tidak mengalami ekstensi dan fleksi yang berlebihan ketika berbaring, duduk ataupun berdiri (Craven dan Hirnle, 2009).

  Postur tubuh sangat perlu diperhatikan terutama pada masa kehamilan, karena postur tubuh dipengaruhi oleh berat janin, perut yang membesar akan mendorong pusat gravitasi kedepan. Oleh karena itu, ibu hamil harus memahami postur tubuh yang tepat selama kehamilan agar tidak terjadi ketidaknyamanan selama kehamilan (Stoppard, 2008).

  Untuk dapat mempertahankan postur tubuh yang benar, Hidayat (2009) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot, memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen, posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot serta menjaga kelelahan, pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan, membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang dan postur tubuh yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelemahan otot dan kontraktur.

  Postur tubuh yang benar ketika berdiri dan duduk menurut Potter dan Perry (2005) yaitu posisi berdiri yang benar kepala tegak, ketika dilihat dari arah posterior, bahu, pinggul dan tulang belakang lurus dan sejajar, ketika dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang digaris dalam pola S terbalik, tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, tulang belakang torakal pada arah posterior adalah cembung, dan tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung, ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan anyaman dan lutut dan pergelangan kaki agak melengkung, lengan berada disamping, kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang dan jari-jari kaki menghadap kedepan, ketika dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada ditengah tubuh dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki, dan bagian lateral garis gravitasi dimulai secara vertikal dari tengah tengkorak sampai sepertiga kaki bagian posterior.

  Potter dan Perry (2005) menyebutkan bahwa posisi duduk yang benar adalah kepala tegak, leher dan tulang belakang berada di dalam kesejajaran yang lurus, berat badan terbagi rata pada bokong dan paha, paha sejajar dan berada pada potongan horizontal, kedua kaki ditopang dilantai, jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior, dan lengan bawah ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan atau diatas meja yang berada didepan kursi.

  3.3.2. Keseimbangan Keseimbangan yaitu keadaan dimana postur tubuh seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Keseimbangan adalah menjaga pusat gravitasi dan refleks serta mempertahankan body alignment (Craven dan Hirnle, 2009). Keseimbangan bergantung pada hubungan yang saling terkait antara pusat gravitasi, garis gravitasi dan dasar penyangga. Semakin dekat gravitasi ke pusat dasar penyangga maka semakin besar stabilitas seseorang. Sebaliknya, semakin dekat garis gravitasi dengan tepi dasar penyangga, maka seseorang akan jatuh. Semakin lebar dasar penyangga dan semakin rendah pusat gravitasi, maka semakin besar kestabilan dan keseimbangan (Kozier, et al., 2010).

  Craven dan Hirnle (2009) menambahkan bahwa ketika seseorang mengangkat atau membawa beban, berat beban akan menjadi bagian dari berat badan, karena itu berat tambahan harus seimbang diatas pusat gravitasi. Keseimbangan tubuh dapat terbentuk dengan menjaga agar pusat gravitasi mendekati dasar pendukung yang luas. Dasar pendukung yang luas dan pusat gravitasi yang rendah akan mendukung keseimbangan.

  Oleh karena itu, keseimbangan sangat dipengaruhi oleh pelebaran dasar penyangga dan penurunan pusat gravitasi. Cara melebarkan dasar penyangga yaitu dengan melebarkan jarak antara kedua kaki. Pusat gravitasi dapat direndahkan dengan memfleksikan pinggul dan lutut sampai didapatkan posisi jongkok (Kozier, et al., 2010).

  Selain itu, perasaan seimbang (sense of equilibrium) juga bergantung pada input informasi yang diterima dari labirin (telinga bagian dalam), penglihatan (input vestibulo-okular) dan dari reseptor keseimbangan di aparatus vestibular (Mubarak dan Chayatin, 2007).

  Labirin (telinga bagian dalam) terdiri dari koklea, vestibula dan kanalis semisirkularis. Koklea berfokus pada pendengaran dan kanalis semisirkularis berfokus pada ekuilibrium. Dalam kondisi normal, reseptor ekuilibrium dalam kanalis semisirkularis dan vestibula yang secara kolektif disebut aparatus vestibularis mengirim sinyal ke otak melalui refleks yang dibutuhkan untuk membuat perubahan posisi yang diperlukan. Reseptor, sel seperti rambut, informasi dari reseptor keseimbangan ini secara langsung bergerak menuju ke pusat refleks di batang otak. Ini memungkinkan respon refleks yang cepat terhadap ketidakseimbangan tubuh. (Kozier, et al., 2010).

  3.3.3. Pergerakan terkoordinasi Pergerakan yang seimbang, halus dan terarah adalah hasil kerja dari fungsi korteks serebral, serebelum atau otak kecil dan ganglia basalis yang tepat. Korteks serebral memulai aktivitas motorik volunter, serebelum mengkoordinasi aktivitas pergerakan motorik dan ganglia basalis mempertahankan postur tubuh. Korteks serebral mengoperasikan pergerakan, seperti mengarahkan lengan untuk mengangkat benda. Serebelum, yang bekerja dibawah tingkat kesadaran, mencampur dan mengkoordinasikan otot yang terlibat dalam pergerakan volunter. Serebelum tidak mengarahkan pergerakan melainkan menerjemahkan instruksi dari korteks serebral menjadi tindakan terinci oleh banyak otot yang berbeda di tangan, lengan dan bahu. Apabila serebelum mengalami cedera, pergerakan menjadi terganggu dan tidak terkoordinasi (Kozier, et al., 2010).

3.4. Mekanika tubuh yang benar pada ibu hamil

  Postur dan mekanika tubuh yang baik merupakan landasan bagi kehamilan yang nyaman. Sewaktu berat badan meningkat dan bentuk tubuh berubah, maka ibu hamil harus menyesuaikan postur untuk mempertahnkan keseimbangan tubuhnya. Postur tubuh yang kurang baik seringkali menyebabkan nyeri punggung karena otot-otot perut menjadi relaks, punggung terlalu melengkung dan otot-otot kecil pada punggung bagian bawah memendek serta mengencang untuk mempertahankan keseimbangan dan susunan tubuh. Pemendekan dan pengencangan yang berkelanjutan dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah (Simkin, Whalley, dan Keppler, 2007).

  Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan mekanika tubuh selama kehamilan. Stoppard (2008) memaparkan bahwa aktivitas yang berhubungan dengan mekanika tubuh selama kehamilan antara lain, membungkuk, mengangkat, membawa dan berdiri. Thorn (2003) menambahkan bahwa berdiri, bangkit dari kursi, membalikkan badan, bangun dari tempat tidur dan mengangkat adalah hal yang harus diperhatikan selama kehamilan.

  Penggunaan mekanika tubuh yang benar pada ibu hamil menurut Simkin dan koleganya (2007) adalah : 3.4.1.

  Berdiri Ibu hamil tidak dianjurkan berdiri terlalu lama, apalagi pada saat kehamilan akhir. Berdiri dapat memperlambat aliran balik dari darah di pada kaki ke jantung dan kepala.

  Cara berdiri yang benar adalah jika ibu hamil berdiri dalam waktu yang lama, penggunaan otot-otot kaki dianjurkan untuk merangsang aliran darah dari kaki ke jantung, berat badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki yang lain seolah-olah berjalan ditempat dari waktu ke waktu, pergelangan kaki diputar dalam lingkaran kecil, jari kaki digerakkan serta tumit kaki digerakkan keatas dan kebawah secara bergantian, untuk membantu mencegah nyeri punggung sewaktu berdiri, salah satu kaki diletakkan pada kursi yang rendah, ini membantu membuat punggung lurus dan mengurangi regangan pada otot-otot punggung bagian bawah.

3.4.2. Duduk

  Selama kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk tidak terlalu lama duduk karena akan memperlambat aliran darah pada bagian kaki.

  Cara duduk yang benar adalah untuk memperbaiki sirkulasi pada kaki sewaktu duduk dianjurkan untuk tidak menyilangkan kaki di daerah lutut dalam waktu yang lama, membuat pergerakan yang sering pada pergelangan kaki, seperti memutar pergelangan kaki, kaki lurus dan betis tertopang.

  Sewaktu rahim membesar, dianjurkan untuk duduk pada kursi yang memiliki sandaran yang lurus dan memudahkan untuk berdiri.

  Pada bagian punggung diletakkan bantal yang dan pada bagian bawah diletakkan kursi yang rendah untuk menopang kaki yang akan memberikan kenyamanan.

  3.4.3. Mengangkat Cara mengangkat yang benar adalah mendekati benda yang akan diangkat sedekat mungkin, membungkukkan badan dengan menekuk kedua lutut dan kedua kaki terbuka lebar, benda yang diangkat didekatkan ketubuh dan tidak dianjurkan untuk memutar pinggang.

  Kozier dan koleganya (2010) menyebutkan bahwa sangat penting untuk mempertahankan jarak minimal selebar 30 cm antara kaki. Sewaktu berdiri, dianjurkan untuk meghindari regangan pada perineum dengan mengkontraksikan otot dasar panggul dan menghembuskan nafas dan sewaktu memindahkan sebuah benda, dianjurkan untuk menghindari memutar pinggang.

  3.4.4. Berbaring Sewaktu kehamilan bertambah besar, barbaring dengan nyaman dalam waktu yang lama sulit dilakukan. Menggunakan bantal dapat membantu selama berbaring. Pada saat berbaring miring, bantal diletakkan diantara lutut dan dibawah kepala, dan bantal kecil untuk menahan perut dan mendukung rahim. Berbaring juga dapat dilakukan nyaman dengan posisi miring dan bersandar kedepan. lengan bawah diletakkan di belakang tubuh, betis diluruskan. Lutut ditekuk dan disandarkan pada sebuah bantal yang datar. Lengan bagian atas ditekuk dan tangan diarahkan ke wajah. Posisi lain adalah berbaring telentang, tetapi condong kedepan pada satu sisi dan letakkan guling di bawah salah satu bahu, panggul dan kaki.

3.4.5. Bangun

  Bangun dari lantai atau tempat tidur akan sulit disaat usia kehamilan semakin tua. Gaya bangun jacknife yang biasa (bangun mendadak dan menyentak) dapat membuat otot perut dan punggung bagian bawah menjadi meregang. Untuk menghindari regangan ini, caranya adalah berguling ke samping serta panggul dan lutut ditekuk, dorong bagian atas tubuh untuk berdiri dengan menggunakan tangan, tangan dan lutut diangkat, dan salah satu kaki diletakkan dilantai, sementara lutut yang lain tetap menyentuh lantai, berdiri dengan menggunakan otot-otot tungkai kaki, gunakan lutut atau benda lain yang stabil untuk menjaga keseimbangan.

Dokumen yang terkait

KATA PENGANTAR - Perancangan Sistem Verifikasi Keanggotaan Dengan Kartu Cerdas Nirkontak Berbasis Arduino Mega 2560

0 2 14

I. Identitas Pekerja penyemprot - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida 2.1.1 Pengertian Pestisida - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 1 7

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN GEJALA KERACUNAN PADA PENYEMPROT PESTISIDA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II TAHUN 2015

0 2 16

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Evaluasi Rancangan Alat Pemipih Purun untuk Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal Pengrajin (Kasus : Koperasi Serba Usaha Muara Baimbai)

0 6 8

Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

0 0 59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA - Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Ta

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tiganderket Karo Sumatera Utara Pada Tahun 2015

0 0 9

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Sistem Pengendalian Mutu Produk Pintu Berbahan Baku Kayu Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Six Sigma Pada Pt. Sumatera Timberindo Industry

1 0 13