BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan hukum internasional sebagai bagian dari hukum yang sudah

  tua, yang mengatur hubungan antar negara tak dapat dipisahkan dari keberadaannya yang saat ini tidak semata mengatur hubungan pergaulan antar negara saja, namun juga hubungan negara dengan beberapa subjek yang telah diakui oleh hukum internasional sebagai bagian dari subjek hukum internasional, bahkan mengatur juga hubungan sesama subjek hukum internasional tersebut.

  Dilihat dari awal keberadaan hukum internasional pada zaman dahulu, dapat dilihat bahwa telah terdapat ketentuan yang mengatur hubungan antara raja- raja atau bangsa-bangsa yang didasarkan pada adat kebiasaan yang dapat dilihat adanya pengaturan mengenai perjanjian (treaties), hak dan kewajiban raja, hukum

  1 yang mengatur perang, tawanan perang, serta cara melakukan perang.

  Seiring dengan perkembangan zaman, maka hukum internasional juga berkembang pesat dengan adanya subjek lain, selain negara, yang diakui dalam

  2

  hukum internasional salah satunya adalah organisasi internasional. Negara dalam menjalankan pemerintahannya dan memenuhi kebutuhannya, tak bisa lepas dari hubungan dengan negara lain, sehingga dari praktek pergaulan ini lahirlah 1 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: Alumni, 2003)

  hlm. 25 2 Sefriani, Hukum Internasional:Suatu Pengantar, (Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 142-143. Keberadaan organisasi internasional diakui sebagai subjek hukum internasional sejak keluarnya advisory opinion Mahkamah Internasional dalam kasus Reparation Case 1949 yang bermula saat tertembaknya Pangeran Bernadotte dari Swiss oleh tentara Israel, saat organisasi internasional publik atau yang lebih dikenal dengan organisasi internasional. Selain organisasi internasional publik, dikenal juga organisasi internasional non pemerintah atau yang lebih dikenal dengan International Non- Governmental Organization .

  Salah satu contoh organisasi internasional yang dikenal luas ialah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya

  3 konflik serupa diakibatkan perselisihan dan peperangan antar umat manusia.

  Di kawasan Asia Tenggara, ASEAN (Association of Southeast Asian

  Nations ) yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan dilaksanakannya Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

  Terhitung sejak terbentuknya telah bergabung negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

  Organisasi ini bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah, dan membentuk kerja sama di berbagai bidang

  4 kepentingan bersama.

  Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IX ASEAN di Kuala Lumpur, Desember 2005, kepala negara/pemerintah ASEAN bersepakat untuk menyusun rancangan sebuah piagam agar ASEAN jadi suatu organisasi berdasar hukum dan peraturan hukum (legally based) yang memiliki legal personality. Melalui Piagam 3

  diakses pada tanggal 25 Mei 2015 pukul 20:22 ASEAN lahirlah berbagai kesepakatan serta kerja sama antar negara anggota ASEAN. Dengan disepakatinya Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 dan Deklarasi Bali Concord II di Bali tahun 2003 mengenai upaya perwujudan Komunitas ASEAN dengan ketiga pilarnya (Politik-Keamanan, Ekonomi, dan Sosial Budaya), maka membuka kesempatan bagi negara anggota ASEAN untuk saling berinteraksi dan mewujudkan visi dan misi bersama. Selain itu, dengan status Indonesia sebagai negara berkembang, maka dianggap penting bagi Indonesia untuk melakukan perjanjian atau kesepakatan dengan negara lain, bahkan untuk menjadi negara anggota dari sebuah organisasi internasional.

  Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) dibentuk sebagai instrumen penting dalam menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam TAC juga tercermin di dalam Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) antara lain prinsip non-interference dan penggunaan cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik yang timbul diantara negara-negara penandatangan TAC.

  Protokol ke-2 Amandemen TAC yang ditandatangani para Menteri Luar Negeri ASEAN dan Papua New Guinea menjadi titik awal perluasan TAC ke luar ASEAN dengan adanya aksesi oleh negara-negara seperti China, India, Jepang, Pakistan, Rusia, Korea Selatan, Mongolia, Australia, Timor Leste. Aksesi oleh Perancis ke dalam TAC merupakan pengakuan penting salah satu negara Uni Eropa (UE) terhadap eksistensi ASEAN dan pentingnya pengembangan kerjasama dengan ASEAN. Aksesi China, Rusia dan Perancis, yang merupakan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, menandakan dukungan yang signifikan terhadap TAC sebagai suatu tata tertib (code of conduct) dalam menjalankan

  5 hubungan antar negara di dalam dan luar kawasan ASEAN.

  Dengan perwujudan komunitas ASEAN 2015, maka negara-negara anggota akan terintegrasi dalam sistem kerjasama yang saling aktif dan berkaitan sehingga diperlukan instrumen lanjutan mengenai pengaturan kerja sama antar negara anggota tersebut.

  Dengan adanya relasi antar negara anggota maka tak dapat dihindari bahwa dibutuhkan juga instrumen yang mengatur tersendiri mengenai penyelesaian sengketa yang terjadi antar negara anggota baik hal tersebut berkaitan dengan Piagam ASEAN maupun dengan instrumen ASEAN lainnya.

  Urgensi pentingnya pengaturan tersebut tak lain adalah mengingat pada tahun 2008 lalu mengenai status kepemilikan Kuil Preah Vihear antara Kamboja dan Thailand yang menyebabkan ketegangan hingga adu senjata antara tentara kedua belah negara. Sehingga dirasa penting adanya pengaturan lanjutan atas penyelesaian sengketa yang terjadi antar negara anggota ASEAN yaitu dengan

  6 lahirnya Protokol ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting untuk dibahas mengenai mekanisme penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh ASEAN dalam menyelesaikan sengketa antar negara anggotanya.

5 Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, Edisi ke-18,

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah:

  1. Bagaimanakah penyelesaian sengketa internasional dilihat dalam perspektif hukum internasional?

  2. Bagaimanakah dengan penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh organisasi internasional regional?

  3. Bagaimana penyelesaian sengketa yang dilakukan di ASEAN menurut instrumen hukum dalam ASEAN?

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui mengenai peran ASEAN sebagai organisasi internasional regional di Asia Tenggara dalam mengkoordinasi dan menjembatani kepentingan negara anggota nya.

2. Untuk mengetahui cara yang ditempuh ASEAN dalam hal menghadapi sengketa yang terjadi di dalam ruang lingkupnya.

  3. Untuk mengetahui mengenai kesiapan ASEAN dalam hal penyelesaian sengketa yang mungkin terjadi antar negara anggota dalam menghadapi

  ASEAN Economic Community.

  Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menambah bahan literatur bagi Hukum

  Internasional khususnya dalam hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Dan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya pada bidang yang sama, khususnya dalam hal menyangkut instrumen hukum dan penyelesaian sengketa di ASEAN mengahadapi ASEAN Economic Community.

  2. Manfaat Praktis a.

  Memberikan informasi kepada penegak hukum di Indonesia mengenai keberadaan instrumen hukum yang dibentuk oleh ASEAN dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015.

  b.

  Memberikan pemahaman kepada lapisan masyarakat mengenai mekanisme penyelesaian sengketa yang dianut oleh ASEAN yang mengedepankan cara-cara damai.

  c.

  Memberikan pemahaman mengenai eksistensi ASEAN sebagai organisasi internasional regional yang berkembang serta mengakomodir segala bidang yang ada di dalam nya.

D. Keaslian Penulisan

  Skripsi dengan judul

  “MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA OLEH ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTAR NEGARA ANGGOTA Universitas Sumatera Utara dan sepengetahuan penulis belum pernah ditulis walaupun ada beberapa topik penelitian tentang ASEAN atau penyelesaian sengketa sebelumnya, seperti “Penyelesaian Sengketa Perbatasan Dangrek Antara Kamboja dan Thailand melalui ASEAN Charter

  2007” dan “Konflik Batas Wilayah Preah Vihear Antara Thailand dan Kamboja ditinjau dari Hukum Internasional” yang membahas pendekatan dari sudut pandang yang berbeda. Jadi penulisan ini bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan penelitian ini.

E. Tinjauan Kepustakaan

  Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan pengertian sebagai berikut :

1. Mekanisme

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mekanisme berarti penggunaan mesin; hal kerja mesin; cara kerja suatu organisasi, perkumpulan dan lain sebagainya.

  Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani ‘mechane’ yang memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi beberapa pengertian diantaranya: a.

  Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.

  b.

  Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin

  7 tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.

2. Sengketa

  Menurut John Collier & Vaughan Lowe membedakan antara sengketa

  8

  (dispute) dengan konflik (conflict). Sengketa (dispute) adalah:

   A specific disagreement concerning a matter of fact, law or policy in which a claim or assertion of one party is met with refusal, counter claim or denial by another

  Setiap sengketa adalah konflik, tetapi tidak semua konflik dapat dikategorikan sebagai sengketa. Sengketa berbeda dengan konflik. Konflik selalu berkaitan erat dengan pertikaian menggunakan senjata dan diatur tersendiri oleh Hukum Humaniter. Konflik lebih tepat digunakan karena kompleksitas permasalahan pihak-pihak terkait.

  Sengketa merupakan perselisihan yang berupa masalah fakta, hukum atau politik mengenai tuntutan atau pernyataan dari suatu pihak yang ditolak, dituntut

  7 8 diakses pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 23.18 John Collier & Vaughan Lowe, Settlement of Disputes in International Law dikutip

  9

  balik atau diingkari oleh pihak lain. Pihak yang terlibat dalam sengketa dapat terjadi antar individu maupun melibatkan antar negara.

  Sengketa yang melibatkan antar negara disebut sengketa internasional. Sengketa internasional dapat diartikan sebagai perselisihan yang secara eksklusif melibatkan negara dan memiliki konsekuensi pada lingkup internasional.

  Sengketa-sengketa internasional mencakup sengketa yang melibatkan antar negara dan juga kasus-kasus lain yang berada dalam lingkup pengaturan internasional, yaitu sengketa yang melibatkan semua subjek hukum internasional sebagai aktor

  10 non negara.

3. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

  ASEAN didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan

11 Thailand. Tujuan utama pembentukan ASEAN adalah untuk meningkatkan

  pertumbuhan ekonomi kawasan, sebagaimana terlihat dari dua butir isi deklarasi

  12

  (butir 1 dan 3). Keanggotaan ASEAN juga bertambah dengan bergabungnya Brunei Darussalam (bergabung pada 8 Januari 1984); Vietnam (bergabung 28 Juli

  9 10 J. G. Merrills. Penyelesaian Sengketa Internasional. (Bandung : Tarsito 1986) hlm. 1 11 Sefriani , Hukum....., Op.Cit, hlm.355 Biro Hubungan dan Studi Internasional Direktorat Internasional Bank Indonesia. Kerja Sama Perdagangan Internasional : Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia . (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004) hlm. 107-108. 12 Butir 1 Tujuan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok 1967: mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan budaya di kawasan melalui upaya bersama dengan semangat kesetaraan dan persahabatan dalam rangka memperkuat landasan untuk mencapai masyarakat negara-negara Asia Tenggara yang makmur dan damai.

  

Butir 3 Tujuan ASEAN dalam Dekalarasi Bangkok 1967: mendukung kerja sama yang

  1995)’ Laos dan Myanmar (bergabung pada 23 Juli 1997); Kamboja (30 April 1999); dan Timor Leste (bergabung pada tahun 2011).

  Perkembangan lebih lanjut ASEAN dilihat dengan adanya agenda yang signifikan di bidang politik seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (

  Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration / ZOPFAN) yang

  ditandatangani tahun 1971. Kemudian pada tahun 1976 kelima negara tersebut menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and

  Cooperation in Southeast Asia / TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara

  13 ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai. Perjanjian tersebut

  mendeklarasikan bahwa negara-negara anggota dalam hubungan bernegara harus didasari prinsip saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, kesatuan wilayah dan identitas nasional dari seluruh negara. Tidak saling mencampuri dalam urusan domestik, penyelesaian perbedaan atau sengketa secara musyawarah, penolakan atas segala bentuk ancaman atau kekuatan dan kerja sama yang efektif antar negara anggota merupakan prinsip-prinsip lain lain dalam kerja sama ASEAN.

  Di bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading

  Arrangements (PTA) berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24

  Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang menganalisis norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang- undangan dan putusan-putusan hakim. Dan menurut Jhonny Ibrahim, metode penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi

  14

  normatifnya. Melalui metode penelitian hukum normatif, penelitian ini menganalisis norma-norma hukum nasional dan hukum internasional yang terdapat dalam deklarasi, konvensi dan peraturan perundang-undangan.

  2. Sumber Data Penelitian hukum pada umumnya membedakan sumber data ke dalam dua bagian, yaitu data primer yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Sumber data dalam penelitian

  15

  ini merupakan data sekunder, yang terdiri dari:

  a) Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan, dalam hal ini berupa;

  14 Jhonny Ibrahim. Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. (Malang: Bayumedia Publishing 2005) hal. 47

  1) Piagam ASEAN (ASEAN Charter 2007)

  2) Protokol Piagam ASEAN mengenai Mekanisme

  Penyelesaian Sengketa (Protocol to the ASEAN Charter

  

on Dispute Settlement Mechanism );

  3) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2014 tentang Pengesahan Protocol to the ASEAN

  Charter on Dispute Settlement Mechanism (Protokol

  Piagam ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa)

  b) Bahan hukum sekunder adalah bahan acuan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti;

  1) Buku-buku teks;

  2) Artikel internet;

  3) Jurnal-jurnal hukum;

4) Hasil penelitian.

  c) Bahan hukum tersier, yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti;

  1) Kamus Besar Bahasa Indonesia;

  2) Ensiklopedia 3.

  Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Studi Dokumen atau bahan pustaka merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan mempergunakan content analysis. Pengertian lain, menyatakan bahwa Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu studi dokumen dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku hukum, literatur, tulisan- tulisan ilmiah, peraturan perundang-undangan dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

4. Analisis Data

  Data dalam penelitian ini dikumpulkan dan diorganisasikan, serta diurutkan dalam suatu pola tertentu sehingga dapat ditemukan dan dirumuskan hal-hal yang sesuai dengan bahasan penelitian. Seluruh data ini dianalisa secara kualitatif, yaitu menginterpretasikan secara kualitas dan menjelaskannya secara lengkap dan komprehensif mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan pokok persoalan yang ada dalam skripsi ini, serta penarikan kesimpulan dilakukan dengan kemudian menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan akhirnya menarik kesimpulan untuk menentukan hasil yang mempergunakan pendekatan yuridis dan sosiologis. Dengan demikian kegiatan analisis ini diharapkan akan dapat menghasilkan kesimpulan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang benar dan akurat. Teknik analisis data ini dipilih karena lebih cenderung menggunakan pendekatan teoritis yang lebih mengutamakan dalamnya data daripada jumlahnya. Penelitian ini juga merumuskan masalah dan

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi yang berjudul

  “Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ” sistematika penulisannya

  adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan memaparkan latar belakang lahirnya permasalahan hingga mampu dirumuskan ke dalam 3 (tiga) inti masalah, serta menguraikan tujuan, manfaat, keaslian penelitian dan menjabarkan kerangka teori dan konsep serta metode penelitian.

  BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL Dalam bab ini akan membahas tentang Pengertian Hukum Internasional dan Sumber-Sumber Hukum Internasional, Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional dan Pengaturan Status Pulaudari Wilayah Negara Berdasarkan Hukum Internasional BAB III PENYELESAIAN SENGKETA OLEH ORGANISASI INTERNASIONAL

  Pada bab ini akan membahas sejarah penyelesaian sengketa internasional, prinsip-prinisp, bentuk-bentuk penyelesaian sengketa, serta penyelesaian sengketa berdasarkan Piagam PBB.

  BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA DI ASEAN MENURUT MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA ASEAN Pada bab ini membahas membahas permasalahan akhir, yaitu cara penyelesaian sengketa yang dilakukan menurut mekanisme instrumen ASEAN sebagaimana terdapat dalam Piagam ASEAN, Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa, dan TAC.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi, maka dalam bab ini rangkum dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Tiga Dimensi Rekayasa Penempatan Posisi Damper pada Struktur Multistory Frame dengan Tipe Pengaku Bracing

0 0 16

ANALISA TIGA DIMENSI REKAYASA PENEMPATAN POSISI DAMPER PADA STRUKTUR MULTISTORY FRAME DENGAN TIPE PENGAKU BRACING TUGAS AKHIR - Analisa Tiga Dimensi Rekayasa Penempatan Posisi Damper pada Struktur Multistory Frame dengan Tipe Pengaku Bracing

0 0 20

2.1.2. Toksonomi Duku - Efektifitas EkstrakKulit Duku ( Lansiumdomesticum) Sebagai Insektisida Nabati Dalam Membunuh Nyamuk Aedesspp Tahun 2014

0 2 24

2.1. Permainan Bekel - Game Adaptasi Bekel Berbasis Android

0 3 15

2.1. Produksi Kelapa Sawit - Prediksi Produksi Panen Kelapa Sawit Menggunakan Jaringan Saraf Radial Basis Function (RBF)

1 0 22

1.1. Latar Belakang - Prediksi Produksi Panen Kelapa Sawit Menggunakan Jaringan Saraf Radial Basis Function (RBF)

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Panjang Tiang 21 meter dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu Lokasi Jembatan Sei Bat

0 1 129

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Panjang Tiang 21 meter dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu Lokasi Jembatan Sei Batu Ging

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas AntioksidanN Ekstrak Etanol Daun Cincau Perdu

0 1 10

BAB II PENGATURAN - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

0 0 21