MAKALAH SIMULASI MODEL PEMBELAJARAN INKU

MAKALAH
SIMULASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi semeser gasal

Disusun oleh :
1.

Ariska Yanuarsari

(K4310008)

2.

Dian Purnamasari

(K4310019)

3.

Dyah Puspitarini


(K43100

4.

Idhun Prasetyo Riyadi

5.

Listiawan

6.

Monna Rahmawati

7.

Siska Rahmaati

)


(K43100

)

(K4310049)
(K43100

)

(K43100

)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas kelimpahan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya kita sehingga makalah ini dapat kita selesaikan. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi tentang Simulasi Model
Pembelajaran Inkuiri. Dalam makalah ini dibahas mengenai pengertian dan syntax
pembelajaran inkuiri.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik selalu kami harapkan
untuk perbaikan kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis secara khususnya dan
pembaca secara umumnya.
Surakarta, 8 April 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA di Sekolah Menengah diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menjadi
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan seharihari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (BSNP, 2006).
Pembelajaran Biologi sebagai salah satu bagian dari pendidikan IPA memiliki
empat tujuan yaitu mengajarkan fakta-fakta Biologi, mengembangkan kemampuan,
mengajarkan keterampilan dan mendorong sikap yang (Rustaman, 2003). Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam suatu pembelajaran diperlukan aplikasi
pendekatan dan metode yang sudah tersusun dalam silabus dan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Salah satu pendekatan yang banyak dianjurkan dalam
pembelajaran Biologi adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri di sekolah akan
memberikan berbagai pengalaman belajar seperti mengamati, mengajukan pertanyaan,
hipotesis,

menggunakan

alat


dan

bahan

dengan

baik

dan

benar

dengan

mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, menggali dan menghimpun data,
menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan atau tulisan, menggali dan memilah informasi yang relevan untuk menguji
gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BSNP, 2006).
Dalam proses belajar inkuiri terbimbing, siswa belajar untuk melakukan
investigasi dan mengumpulkan bukti dari beberapa sumber, mengembangkan

penjelasan dari data mengkomunikasikan dan mempertahankan kesimpulan mereka.
Dalam pembelajaran ini sesuai bengan hakekat pembelajaran SAINS yaitu produk,
proses dan sikap. Siswa diharapkan memiliki orientasi pada proses karena dengan
memahami proses maka siswa otomatis akan memperoleh produk dan sikap ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membelajarkan siswa dengan menggunakan model Inkuiri?
2. Apa saja syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa dan bagaimana peran guru
didalamnya?
3. Bagaimana fase-fase/ sintaks dari pembelajaran inkuiri?
4. Apakah keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran inkuiri?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara membelajarkan siswa dengan menggunakan model
Inkuiri.
2. Untuk mengetahui syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa dan peran guru
didalamnya.
3. Untuk mengetahui fase-fase/ syntax dari pembelajaran inkuiri.
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran inkuiri.
D. Manfaat
Agar dapat menberikan manfaat bagi pendidik pada khususnya dan para pembaca

pada umumnya supaya dapat memahami fase-fase model pembelajaran inkuiri secara jelas
sehingga dapat mengetahui cara menerapkan model pembelajaran inkuiri di dalam kelas.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Indrawati (1999:9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya
akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang
termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model
pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berfikir dan bagaimana
dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi. Menurut Downey (1967) dalam
Joyce (1992:107) menyatakan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan
untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan
untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat di
implementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar
meliputi apa yang diajarkan, bagaimana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan
memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan
informasi adalah model pembelajaran inkuiri.
Seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (1993:193), menyatakan bahwa
discovery merupakan bagian dari inkuiri, atau inkuiri merupakan perluasan proses

discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa inggris
inquiry, berarti pernyataan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu
proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo
(2002),Menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal sleuruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan
pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pembelajaran, dan (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang
ditemukan dalam proses inkuiri.
2. Syarat Timbulnya Kegiatan Inkuiri bagi Siswa dan Peran Guru
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa
adalah :
1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi
2. Inkuiri berfokus pada hipotesis dan

3. Penggunaan fakta sebagai evidensi
Susunan kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam pembelajaran
inkuiri karena pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari siswa agar proses

pembelajaaran dapat dicapai dengan baik. Kerja sama guru dengan siswa, siswa
dengan siswa diperlukan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman.
Untuk menciptakan kondisi seperti itu peran guru adalah sebagai berikut :
1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir
2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
4. Administrator, bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan kelas
5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
6. Manager, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas
7. Rewarder, pemberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa
Pembelajaran inkuiri menurut Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa
untuk mencegah agar proses inkiri, tidak sama dengan permainan tebakan . Hal ini
memerlukan dua aturan penting yaitu ;
1. Pertanyaan harus dapat dijwab ya atau tidakdan harus diucapkan dengan suatu
cara agar siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan
pengamatan.
2. Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan guru

memberikn jawaaban pertanyaan tersebut tetapi mengarahkan siswa untuk
menemukan jawaban sendiri.

Munandar (1990:47), mengemukakan beberapa perumusan kretifitas adalah
kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia , menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dimana penekannanya pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan beragam jawaban”. Makin banyak kemungkinan jawaban yang
dapat diberikan terhadap suatu masalah, makin kreatif seseorang. Tentu saja jawaban
itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban yang
dapat diberikan yang menentukan kreatifitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu
dari jawabannya. Kreativitas pada anak perlu dikembangkan karena dengan berkreasi
anak dapat mewujudkan dirinya sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, memberikan suatu kepuasan
kepada individu dan memungkinkan meningkatkan kualitas hidupnya.

Ciri perkembangan afektif, yaitu menyangkut sikap dan perasaan, motivasi
atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, misalnya rasa ingin tahu, tertarik
terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan siswa sebagai tantangan, berani
mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau dikritik siswa lain, tidak mudah
putus asa, menghargai diri sendiri maupun oranglain (Munanadar, 1990:51).
3. Fase-Fase Pembelajaran Inkuiri

Gulo (2002) menyatakan bahwa inquiry tidak hanya mengembangkan

kemampuan dan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan
emosional dan ketrampilan inquiry merupakan suatu proses yang bermula dari
merumuskn masalah, merumuskan hipotesis , mengumpulkan data, menganalisis data
dan membuat kesimpulan
Di dalam sistem belajar-mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak
dalam bentuknya yang final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari
dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah. Secara garis besar prosedurnya sebagai berikut:
1. Stimulation,

Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau menyuruh

peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2. Problem statement, peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang paling menarik dan
fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih ini selanjutnya harus
dirumuskan dalam pertanyaan atau hipotesis (pernyataan sebagai jawaban sementara
atas pertanyaan tersebut)
3. Data collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis itu.peserta dididk diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, dengan jelas membaca literatur, mengamati objeknya,
mewawancarai orang sumber, mencoba (uji coba) sendiri dan sebagainya.
4. Data processing, semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi, dan
sebagainya) itu diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan kalau perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan dengan tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification, berdasarkan hasil olahan dan taffsiran

atau informasi yang ada

tersebut( avaiblle information), pertanyaan atau hipotesis yang dirumuskan terlebih
dahulu kemudian dicek, atauka apakah terjawab atau, dengan kata lain terbukti atau
tidak.

6. Generalization, tahap selanjutkan. Berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa belajar
menarik generalisasi/ kesimpulan tertentu.
Sistem belajar-mengajar ini dikembangkan oleh Bruner. Landasan pemikiran
yang mendasari pendekatan belajar-mengajar ini adalah bahwa hasil belajar dengan
cara

ini lebih mudah dihaffal dan diingat, mudah ditransfer (untuk menghadapi

pemecahan masalah). Pengetahuan dan kecakapan (intellectual potency) peserta didik
yang bersangkutan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan motif intrinsik (karena peserta
didik puas akan penggunaannya sendiri.
Tahapan Pembelajaran Inkuiri
Fase
1. Menyajikan

pertanyaan

masalah

Perilaku guru
atau Guru
membimbing

siswa

mengidentifikasi masalah dan maslah.
Guru membagi siwa dalam kelompok
Guru memberikan kesempatan bagi tiap

2. Membuat hipotesis

siswa untuk curah pendapat dalam
membentuk hipotesis. Guru membibing
siswa dalam membuat hipotesis yang
relevan

dengan

permasalahan

dan

memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan.
Guru memberikan kesempatan pada

3. Merancang percobaan

siswa

untuk

menentukan

langkah-

langkah yang sesuai dengan hipotesis
yang
siswa
4. Melakukan

percobaan

memperoleh informasi

dilakukan.

Guru

mengurutkan

membimbing

langkah-langkah

percobaan.
untuk Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan.

5. Mengumpulkan dan menganalisis Guru memberikan kesempatan pada tiap
data
6. Membuat
(generalisasi)

kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
kesimpulan Guru
membimbing
siswa
dalam
mambuat kesimpulan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inquiry dengan metode Suchman menggunakan pertanyaanpertanyaan

yandiajukan

kepada

siswa

sebagai

alternative

untuk

prosedur

pengumpulan data. Inkuiri Suchnan seperti yang dikutip oleh Kardi (2003:10)
mempunyai 2 kelebihan yaitu :
1. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang
singkat ini memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkiri dengan cepat, dan
dengan pelatihan merekaakan terampil melakukan inkuiri
2. Lebih efektif dalam senua bidang di dalam kurikulum.
Pendekatan pembelajaran ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang
bersifat kognitif. Kelemahannya ialah antara lain; memakan waktu banyak (time
consuming), dan kalau kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus pada kekacauan
dan kekaburan atas materi yang dipelajarinya. (Rusyan ,1999 : 177-178)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gulo (2002),Menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal sleuruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.
2. Syarat Timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa dan guru :
Kondisi Siswa :
 Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi
 Inkuiri berfokus pada hipotesis
 Penggunaan fakta sebagai evidensi
Peran guru adalah sebagai:
1. Motivator
2. Fasilitaor
3. Penanya
4. Administrator
5. Pengarah
6. Manajer
7. Rewarder
3. Secara garis besar sintaks sebagai berikut:

 Stimulation
 Problem statement
 Data collection
 Data processing
 Verification
 Generalization
4. Kelebihan Inkuiri :
 Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan.
 Lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.

Kelemahannya ialah antara lain; memakan waktu banyak (time consuming), dan
kalau kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus pada kekacauan dan
kekaburan atas materi yang dipelajarinya.
B. Saran
 Dalam pembelajaran inkuiri siswa dituntut untuk aktif .
 Inkuiri dapat digunakan dalam berbagai kurikulum


Inkuiri akan lebih baik jika digunakan dalam kelas kecil.

 Waktu yang dibutuhkan pada pembelajaran inkuiri jadi guru atau pendidik
seharusnya dapat menguasai kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:CTSD
Rusyan, A.Tabrani, dkk.1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung:Remaja Karya Offset
Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana
Perenada Media Group
Johnson, Elaine B.2007. Contextual Teaching And Learning.Bandung: Mizan Media
Utama