PKN Makalah Transformasi Nilai nilai D

MAKALAH TRANSFORMASI NILAI-NILAI DEMOKRASI

Disusun oleh :
Rian Arfiandi

(1703040002)

Fauzia Nur Devi

(1703040030)

Habibullah Al Faruq

(1703040047)

Muhammad Soffatur R.

(1703040048)

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Sains

Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2018

DAFTAR ISI

MAKALAH TRANSFORMASI NILAI-NILAI DEMOKRASI.......................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
A.

Latar Belakang....................................................................................................1

B.

Rumusan Masalah...............................................................................................1

C.

Tujuan.................................................................................................................1


BAB II...............................................................................................................................2
A.

Pengertian dan Perkembangan Demokrasi.........................................................2

B.

Nilai-Nilai Demokrasi.........................................................................................2

C.

Pendidikan Demokrasi........................................................................................3

BAB III............................................................................................................................10
A.

Kesimpulan.......................................................................................................10

B.


Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini dengan judul “Transformasi Nilai-Nilai Demokrasi”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian demokrasi,
perkembangan demokrasi, tujuan pendidikan demokrasi, tantangan pendidikan di era
global, nilai-nilai demokrasi, strategi pengembangan demokrasi, dan karakteristik
campus based civic education.
Kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya
pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat

kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Purwokerto, 19 Februari 2018

Penyusun

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan bangsa Indonesia di masa depan semakin mengarah kepada model
interaksi sosial yang mendambakan terwujudnya nilai nilai demokrasi. Fenomena baru ini
merupakan peluang emas yang terlalu mahal untuk diabaikan, dengan demikian upaya
pengembangan nilai nilai demokrasi, khususnya melalui domain keluarga maupun
kehidupan sosial kemasyarakatan meupakan hal yang amat signifikan. Demokrasi di tingkat
negara sangatlah membutuhkan adanya dukungan dari berbagai lapisan sosial, terutama
dukungan unit unit keluarga maupun berbagai komunitas sosial lainnya.
Demi terwujudnya cita cita kehidupan demokrasi di atas, maka setiap warga

sebagaimana tercermin dalam struktur keluarga, sejak dini harus dapat memahami tentang
berbagai komponen yang dapat menopang terealisasinya kehidupan demokratis dimaksud,
di antaranya pemahaman tentang hak dan tanggung jawab dalam sebuah keluarga maupun
dalam kehidupan sosial masyarakat. Demikian pula betapa pentingnya setiap anggota
keluarga maupuan anggota masyarakat mendapatkan sekaligus memberikan berbagai
bentuk dukungan maupun pelindungan terutama yang bersifat moril demi terwujudnya
akselerasi kehidupan sosial yang demokratis dan berkeadaban.

B. Rumusan Masalah
 Apa pengertian demokrasi yang sesungguhnya?
 Bagaimana perkembangan demokrasi hingga pada saat ini?
 Apa saja tantangan pendidikan di era global?
 Seperti apa itu nilai-nilai demokrasi yang terkandung di dalamnya?
 Seperti apa ciri atau karakteristik campus based civic education?

C. Tujuan
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dari demokrasi.
 Mahasiswa memahami dan menjelaskan perkembangan demokrasi.
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tantangan pendidikan di era global.
 Mahasiswa mampu menguraikan nilai-nilai demokrasi.

 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan karakteristik campus based civic
education

1

BAB II
ISI

A. Pengertian dan Perkembangan Demokrasi
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi

berasal

dari

bahasa

Yunani


“demos”

=

rakyat,

dan

“kratos/kratein” = kekuasaan. Sehingga konsep demokrasi adalah “rakyat berkuasa”
(government of rule by the people). Demokrasi adalah “pemerintahan oleh rakyat,
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka
atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemerintahan bebas”.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah government of the people, by the
people, for the people, yakni suatu pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
2. Perkembangan Demokrasi
Perkembangan zaman modern, ketika kehidupan memasuki skala luas,
demokrasi tidak lagi berformat lokal, ketika negara sudah berskala nasional,
demokrasi tidak mungkin lagi direalisasikan dalam wujud partisipasi langsung,
masalah diskriminasi dan kegiatan politik tetap saja berlangsung, meski tentu sudah

berbeda, dalam prakteknya dengan pengalaman yang terjadi di masa polis Yunani
Kuno.

B. Nilai-Nilai Demokrasi
1. Kebebasan Menyatakan Pendapat
Adalah sebuah hak bagi warganegara biasa yang wajib dijamin dengan UU
dalam sebuah sistem politik demokrasi (Dahl, 1971)
Warganegara dapat menyampaikan kepada pejabat seperti lurah, camat,
bupati, anggota DPRD/DPR, atau bahkan presiden baik melalui pembicaraan
langsung,lewat surat, lewat media massa, lewat penulisan, buku atau melalui wakilwakilnya di DPRD
2. Kebebasan berkelompok
Kebebasan

berkelompok

diperlukan

untuk

membentuk


organisasi

mahasiswa, partai politik, organisasi massa, perusahaan dan kelompok-kelompok
lain.Demokrasi menjamin kebebasan warganegara untuk berkelompok termasuk
membentuk partai baru maupun memdukung partai apapun. Tidak ada lagi
2

keharusan mengikuti ajakan dan intimidasi pemerintah. Demokrasi memberikan
alternatif yang lebih banyak dan lebih sehat bagi warganegara. Itu semua karena
jaminan bahwa demokrasi mendukung kebebasan kelompok
3. Kebebasan Berpartisipasi
a. Pemberian suara dalam pemilihan umum, baik pemilihan anggota DPR/DPRD
maupun pemilihan Presiden.
b. Bentuk partisipasi yang disebut sebagai melakukan kontak/hubungan dengan
pejabat pemerintah
c. Melakukan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah
d. Mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik mulai dari lurah, bupati,
walikota, gubernur, anggota DPR hingga presiden sesuai dengan sistem
pemilihan yang berlaku

4. Kesetaraan antar Warga
Kesetaraan memberikan tempat bagi setiap warganegara tanpa membedakan
etnis, bahasa, daerah, ras, maupun agama untuk berpartisipasi dalam masyarakat
dan diperlakukan sama di depan hukum tanpa kecuali kedaulatan rakyat. Nilai-nilai
kesetaraan

perlu

dikembangkan

dan

dilembagakan

dalam

semua

sektor


pemerintahan dan masyarakat.
5. Rasa Percaya
Rasa percaya antar politisi merupakan nilai dasar lain yang diperlukan agar
demokrasi dapat terbentuk. Sebuah pemerintahan demokrasi akan sulit berkembang
bila rasa percaya sata sama lain tidak tumbuh. Jika rasa percaya tidak ada maka
besar kemungkinan pemerintah akan kesulitan menjalankan agenda karena
lemahnya dukungan sebagai akibat dari kelangkaan rasa percaya.
6. Kerjasama
Kerjasama diperlukan untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam
masyarakat. Kerjasama yang dimaksud disini adalah kerjasama dalam hal
kebajikan.

C. Pendidikan Demokrasi
Menurut Zamroni (2001:23) tantangan yang akan dihadapi dalam jangka pendek
upaya memperbarui Pkn adalah dari sisa-sisa orde baru yang masih memilliki kekuatan
didunia pendidikan.

3

Salah satu wujud kongkret tantangan yang akan menghambat pendidikan demokrasi
di

Indonesia

adalah

keinginan

dan

perilaku

penguasa

orde

reformasi

untuk

mempertahankan sistem sentralisasi dan birokratisasi yang berlebihan di dunia pendidikan.
Secara umum, tantangan pendidikan di era global adalah tuntutan kualitas
sumberdaya manusia. Menurut Djohar (1999:10), pada era pasar bebas dituntut SDM yang
dimiliki,
1. Profesionalisme dalam bidang keahlian tertentu
2. Kreativitas, yang memungkinkan SDM itu mempu mendeteksi kesenjangan
3. Mampu bersaing dengan SDM dan bangsa lain
4. Berwawasan global, artinya SDM kita dituntut mampu melihat situasi dunia,
mampu melihat peluang internasional, kekuatan lokal, kelemahan bangsa lain,
dan kemampuan untuk berebut berbagai kesempatan
Djohar juga merekomendasikan pemikiran reformasi pendidikan, yang intinya agar
generasi bangsa kita mampu menghadapi kehidupan era di pasar bebas, maka pendidikan
diharapkan,
1. Mampu menggerakan pikiran anak
2. Mampu mematangkan emosi anak
3. Mampu melatih anak untuk melihat permasalahan hidup dan terlatih memecahkan
masalah itu dengan cara yang benar
4. Mampu bersifat kontekstual
5. Mampu berorientasi mengembangkan peserta didik ke arah membangun kebulatan
pertumbuhan anak secara utuh
Selain itu, maka pendidikan kita diharapkan
1. Mampu menghasilkan individu belajar
2. Mampu menghasilkan budaya belajar dan budaya ilmu
3. Memilliki moral akademik
4. Diperlukan kondisi untuk mewujudkan harapan pendidikan itu semua
Pendidikanh yang memainkan peranan fundamental untuk pembangunan pribadi
dan sosial telah dimanfaatkan untuk menciptakan angkatan kerja yang lebih terampil, tetapi
sering atas pengorbanan pembangunan seluruh pribadi. Tujuan jangka panjang dari nilainilai manusia dan prinsip-prinsip moral cenderung menjadi kurang penting pada waktu
mereka harus bersaing dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomis yang lebih bersifat
segera.
Para pakar dari negara-negara Anggota Unesco di Kawasan Asia-Pasifik yang
meyakini bahwa mereka sungguh dikaruniai nilai-nilai budaya dan kemanusiaan yang
dimiliki bersama, yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana-wahana untuk kesatuan,
solidaritas dan perdamaian, demikian pula sebagai suatu instrumen untuk demokrasi

4

pembangunan berkelanjutan. Para pakar tersebut merumuskan sebuah visi yang dimiliki
bersama untuk masa depan kawasan ini yang meliputi :
a. Penghapusan semua bentuk diskriminasi
b. Perlindungan hak-hak asasi manusia dan demokrasi
c. Pembangunan yang adil, berimbang, manusiawi dan berkelanjutan
d. Perlindungan lingkungan, dan
e. Perpaduan nilai-nilai kemanusiaan kontemporer dan tradisional (Unesco,
1998:21)
Pendidikan untuk perdamaian, hak-hak asasi manusia, demokrasi dan pembangunan
berkelanjutan berarti pembangunan suatu kesadaran atas nilai-nilai universal memiliki
tujuan
a. Mengembangankan cinta untuk kemanusiaan dan lingkungan
b. Memampukan orang-orang untuk memberi dan menerima
c. Menciptakan kesadaran atas solidaritas kemanusiaaan
d. Mengembangkan ketrampilan penalaran, memampukan warga belajar untuk
membuat keputusan beradasarkan pengetahuan dan informasi
e. Menciptakan kesadaran akan lingkungan yang akan mengembangkan pembangunan
berkelanjutan dan kontinuitas ras manusia (Unesco, 1998:21-22)
Menurut Miklethwait dan Wooldrige (2000:51) sekurang-kurangnya ada tiga hal
yang patut dicermati di dalam kaitannya dengan dunia pendidikan:
1. Terkait dengan nilai-nilai yang dibawa oleh globalisasi.. even as it dispenses
freedoms, it imposes responbilities
2. Education is still a surpringsily parochial affair
3. The lack of a core curriculum encourages ashopping-mal approach to education.
Pembaharuan dalam bidang pendidikan merupakan suatu karakter dunia modern.
Khususnya kurikulum pendidikan, seyogyanya dirancang untuk memberikan pengalamanpengalaman yang merangsang peningkatan kreativitas, intelektualitas dan daya analisis.
Kurikulum harus menyajikan hal-hal yang praktis dan disesuaikan dengan latar
belakang kehidupan yang bervariasi, tujuan hidup yang berbeda, serta daya pemahaman
terhadap persoalan yang berbeda pula. Dengan singkat, kurikulum harus dapat
diperkenalkan kepada anak didik dengan berbagai cara belajar maupun berbagai jenis
pengetahuan.
Revolusi dalam bidang pendidikan mencakup segi kuantitas dan kualitas. Dari segi
kualitas ada kecenderungan pelibatan dunia industri dalam proses memberikan hasil
pendidikan terbaik pada lembaga-lembaga pendidikan. Kecenderungan keterlibatan
perusahaan di dalam proses pendidikan semakin menonjol. Keterlibatan ini tidak terlepas
dari ketidaksesuaian di antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Apa yang disiapkan
5

oleh pendidik dan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja tidak sepenuhnya sesuai. Tamatan
perguruan tinggi sekarang yang tidak siap merupakan beban perusahaan di masa yang akan
datang. Untuk itu perusahaan-perusahaan menyelenggarakan pendidikan tambahan sebagai
perbaikan terhadap kekurangan tersebut.
Nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia pada perjuangan fisik dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan NKRI mengandung nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia
yang menjadi landasan dalam mengisi kemerdekaan dan telah mengalami pasang surut
sesuai dengan dinamika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Semangat perjuangan bangsa sesuai dinamika perjalanan kehidupan telah mengalami
penurunan pada titik yang kritis, hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi.
Perkembangan

globalisasi

ditandai

dengan

kuatnya

lembaga-lembaga

kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan
perpolitikan, perekonomian, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan global.
Globalisasi yang telah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi dan transportasi, sehingga dunia
menjadi transparan seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mngenal batas negara.
Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi pula dalam berpola pikir, sikap dan
tindakan masyarakat Indonesia (Sumarsono,2000:2). Dalam rangka upaya tersebut
diperlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada umumnya
dan mahasiswa sebagai calon pendidikan pada khususnya melalui Pendidikan
Kewarganegaraan.
Di sisi lain tantangan utama pembelajaran Pendidikan di era global di negara kita
adalah hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat kita dari proses transisi menuju
demokratisasi. Melemahnya negara sebagai penegak hukum dan keadilan masyarakat
akhirnya semakin mengikis kepercayaan masyarakat pada upaya penegakan hukum di
negeri ini.
Di samping itu, rendahnya kesadaran representativeness dikalangan masyarakat dan
kalangan anggota parlemen juga mengakibatkan kesadaran sistematik-demokratis akhirnya
kurang bisa berjalan secara optimal. Kuatnya hegemoni partai politik atas angggota
parlemen semakin mendistorsi makna anggota parlemen sebagai wakil rakyat. Kepentingan
politik seringkali mengalahkan kepetingan masyarakat yang diwakili anggota parlemen di
bidang legislatif. Masyarakat juga seakan berjalan sendiri untuk memperjuangkan
aspirasinya, sehingga seakan tidak ada koneksi antara wakil rakyat di parlemen dengan
masyarakat yang diwakilinya (Cipto at al,2002:i)
Cara paling strategis untuk “mengalami demokrasi” dan menjadi civilized adalah
melalui “pendidikan kewargaan”. Didalam pendidikan kewarganegaraan terkandung makna
sosialisasi, diseminasi, dan aktualisasi konsep, sistem, nilai, budaya, serta praktek
6

demokrasi dan keadaban. Postulat yang berada di balik penerapan pendidikan
kewarganegaraan antara lain bahwa pemeliharaan tradisi demokrasi tidak bisa diwariskan
begitu saja, tetapi sebaliknya, harus diajarkan , disosialisasikan, dan diaktualisasikan
kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan (Cipto at al, 2002:i)
Kebekuan dalam dunia pendidikan kita sudah lama terjadi, yaitu ketika kebebasan
berpikir dalam lembaga pendidikan kita sedikit demi sedikit digerogoti oleh birokrasi
pendidikan yang berwatak politis dan menentukan segala-galanya dalam kehidupan
pendidikan, sehingga para guru dan petugas pendidikan telah kehilangan kredibilitasnya
sebagai pendidik. Untuk itu reformasi pendidikan merupakan hal yang sangat mutlak
diperlukan guna mendobrak kebekuan yang terdapat di dalam dunia pendidikan kita, yang
meliputi pelaksanaan langkah-langkah sistem pendidikan kita menjadi bagian integral dari
reformasi besar, yaitu reformasi di bidang politik, ekonomi, hukum, kultural, dan
sebagainya.
Saat ini Bangsa Indonesia sedang memasuki era belajar berdemokrasi dalam
berbagai aspek kehidupan setelah hampir 35 tahun tidak memperoleh momentum untuk
melakukan itu.
Bangsa Indonesia yang tengah melakukan reformasi menuju kehidupan demokratis
pada menghujung abad ke-20, harus berpikir bahwa semua institusi harus dapat mendukung
untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, lembaga pemerintahan, maupun non pemerintahan. Ada
adagium yang menyatakan bahwa “demokrasi dalam suatu negara akan tumbuh subur
apabila dijaga oleh a kemauan politi warga negara yang memiliki kehidupan demokratis”.
Oleh karena itu, sekolah-sekolah sebgai suatu institusi penting, perlu menciptakan
kehidupan yang demokratis (Budimansyah,2002:5)
Pelaksanaan pendidikan demokrasi dalam mengembangkan diri peserta didik, pada
dewassa ini menghadapi menghadapi problem dan sekaligus tantangan, antara lain, dalam
wujud:
1. Terdapat kecenderungan kuat di masyarakat golput meningkat
2. Kepercayaan kepada pejabat politik rendah, atau bahkan sebagian masyarakat tidak
percaya lagi
3. Rendahnya atau sebaliknya kemauan politik yang berlebihan generasi baru untuk
mengambil peran kepemimpinan politik sekarang ini juga.
4. Terdapat bentuk diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat
5. Terdapat banyak tindakan kekerasan di kalangan generasi baru (Zamroni, 2003a:11)
Pendidikan demokratis menurut Zamroni (2001:8) adalah mendidik warga
masyarakat agar gampang dipimpin tetapi sulit dipaksa, gampang diperintah tetapi sulit
diperbudak.

7

Pendidikan demokrasi menekankan pada kemandirian, kebebasan, dan tanggung
jawab. Kemandirian diperlukan untuk mengembangkan kepercayaan diri dan sekaligus
kesadaran akan keterbatasan dan kemampuan individu, sehingga bekerja sama dengan
warga lain merupakan keharusan dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Unesco (1998:57) terdapat berbagai aspek atau dimensi demokrasi yang
dapat digunakan oleh pendidikan untuk demokrasi meliputi hal-hal yang politis, ideologis,
filsafati atau konseptual, sejarah, hukum dan legislatif, budaya, artistik dan susastra. Suatu
pendekatan yang selektif digunakan di dalam memilih dari daftar ini, tetapi perhatian
khusus hendaknya diberikan pada demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dari semua
paguyuban (komunitas).
a. Maksud Pendidikan Demokrasi
Menurut Unesco (1998:57) maksud pendidikan demokrasi pada hakikatnya
adalah untuk mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya
dengan pengertian martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi,
penghargaan pada kepercayaan dan kebudayaan orang-orang lain, penghormatan
pada individualitas, promosi peran serta aktif dalam semua aspek kehidupan sosial,
dan kebebasan ekspresi, kepercayaan dan beribadat.
Rosyada (2004:17), berpendapat bahwa sekolah demokratis merupakan
sekolah yang dikelola dengan struktur yang memungkinkan praktik-praktik
demokrasi itu terlaksana, seperti pelibatan masyarakat dalam membahas programprogram sekolah dan prosedur pengambilan keputusan juga memperhatikan
berbagai aspirasi publik, serta dapat dipertanggungjawabkan implementasinya
kepada publik
b. Tujuan Kurikulum Demokrasi
Menurut Unesco (1998:57)
1. Meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip demokratis,
berbagai bentuk pemerintahan yang demokratis, lembaga-lembaga politik,
demokrasi dalam praktek, dan masalah-masalah demokrasi, khususnya di AsiaFasifik
2. Menanamkan sikap-sikap dan nilai-nilai yang mengembangkan demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari
3. Memperkuat tingkah laku demokrasi
c. Strategi Pengembangan Pendidikan Demokrasi
1. Suatu aturan demokrasi harus berlaku di tempat-tempat pembelajaran,seperti
sekolah dan kelas-kelas pendidikan luar sekolah.
8

2. Pendidikan untuk demokrasi adalah proses yang berlanjut secara tepat
diperkenalkan di semua jenjang dan semua bentuk pendidikan melalui
pendekatan terpadu atau melalui kursus-kursus mata pelajaran khusus
3. Penafsiran demokrasi yang kaku dan eksklusif hendaknya dihindari
4. Kawasan Asia-Pasifik secara budaya kaya dalam musik, seni, susastra, taritarian, permainan dan sebagainya.
Menurut Zamroni (2003 b:15) “pada era reformasi dewasa ini yang diperlukan
adalah campus based civic education. Civic education yang memiliki tujuan untuk
memberikan kesempatan kepada para mahasiswa guna mempersiapkan diri untuk
memasuki kehidupan yang demokratis diorganisir sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
kampus.
campus based civic education memiliki 3 pilar :
a. Anti kekerasan
b. Konstitusional
c. Memberikan sesuatu yang riil bagi kemajuan masyarakat
Oleh karena itu, campus based civic education akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memberikan perkuliahan yang menyangkut sistem pemerintahan sejarah perjuangan
bangsa dan demokrasi
b. Mendiskusikan peristiwa-peristiwa baik yang bersifat lokal nasional maupun
internasional secara bebas dan terbuka
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kehidupan
riil masyarakat
d. Memberikan kesempatan kepada masyarakt untuk terlibat aktif dalam civic
education di kampus
e. Mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kehidupan politik kemahasiswaan, dan
f. Memperbanyak kegiatan simulasi bagaimana prosedur dan proses demokrasi
berjalan

9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengenai pentingnya arti demokrasi di dalam kehidupan baik itu keluarga maupun
bermasyarakat, maka alangkah baiknya sebagai seorang mahasiswa yang dicap sebagai
orang-orang pandai, cerdas dan berintelektual tinggi, harus bisa memahami dan
menjelaskan arti penting dari demokrasi itu sendiri.
Tidak hanya mampu memberikan arti atau penjelasan saja, melainkan juga harus
bisa untuk menguraikan setiap atau masing-masing nilainya dan memaparkan secara
langsung dalam kehidupan di lingkup masyarakat, untuk kehidupan yang jauh lebih tertata
secara rapi dan bermartabat.

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang bijasana dan berwibawa, alangkah baiknya tidak
hanya sekadar mempelajari makna dari demokrasi itu saja, melainkan juga harus tetap bisa
mengepakkan sayapnya dan menjunjung tinggi demokrasi di lingkungan masyarakat.
Bukan mengenai seberapa banyak ilmu atau informasi yang kita dapat, melainkan
seberapa besar penerapan yang kita berikan terhadap masyarakat, yang tentunya bisa
membawa dampak positif apabila dilakukan dengan sebaik mungkin.

10

DAFTAR PUSTAKA
Taniredja,

Tukiran.

2009.

Pendidikan

Kewarganegaraan

di

Perguruan

Tinggi

Muhammadiyah. Bandung: CV Alfabeta.

11