Pengertian Manajemen dan kel 4
KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN MANAJEMEN
BK
PAPER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen & Penyusunan Program
Dosen pengampu: Muslikah, S.Pd.,M.Pd
Oleh
M. Saiful Adib
1301412055
Susilowati
1301412079
Yenni Rakhmi K
1301412081
Dani Susanta
1301412095
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
A. Pengertian Manajemen
Dalam Sugiyo (2011:27), Kata manajemen berasal dari bahasa
inggris “to manage” yang berarti mengelola. Kata mengelola mempunyai
makna yang luas seperti mengatur, mengarahkan, mengendalikan,
melaksanakan serta memimpin. Kata manajemen itu sendiri akan berkaitan
dengan bidangnya, contohnya manajemen di sekolah dinamakan
manajemen sekolah, manajemen dalam pemerintah dinamakan manajemen
pemerintaha, dan sebagainya. Dalam bimbingan dan konseling dinamakan
manajemen bimbingan dan konseling.
Menurut
Hersey
dan
Blanchard
dalam
Sugiy
(2011),
mengemukakan manajemen sebagai “management is working with and
trought individuals and growth to accomplish rganizational goals”.
Sedangkan menurut Stoner dalan Sugiyo (2011), mengemukakan bahwa
manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Konsep manajemen dapat dipandang dari beberapa segi yaitu
sebagai berikut:
1. Manajemen sebagai ilmu : manajemen mempunyai objek
yang dipelajari, yaitu adanya kerjasama dua atau lebih atau
sekelompok orang, dan mempunyai metode
yang
digunakan untuk mempelajari serta mempunyai sistematika.
2. Manajemen sebagai seni: bagaimana cara seorang manajer
untuk memperngaruhi orang lain dlaam suatu organisasi
untuk bersama-sama melakukan aktivitas agar tujuan yang
telah ditentukan dapat tercapai. Dalam konsep ini, kegiatan
manajemen akan terlihat pada perbedaan gaya dalam
menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk
mencapai tujuan.
3. Manajemen sebagai proses: dalam manajemen terdapat
kegiatan atau proses yang bersifat manajerial dan operatif
yang dilakukan secara sistematis dan terpadu untuk
mencapai tujuan.
Konsep dari manajemen bimbingan dan konseling itu sendiri
merupakan pengelolaan, yaitu suatu kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian
aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling,
menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta
mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui
apakah
semua
kegiatan
layanan
sudah
dilaksanakan
dan
mengetahui bagaimana hasilnya.
B. Tujuan Manajemen
Manajamen
dilaksanakan
sistematis
agar
dapat
mencapai
produktivitas, berkualitas, efektif, dan efisien. Aktivitas manajemen
dikatakan baik apabila menghasilkan output atau keluaran baik bersifat
kualitas maupun kuantitas.
Dalam dunia pendidikan kuantitas dapat diamati melalui jumlah
tamatan yang dihasilkan. Sedangkan produktivitas dalam kualitas sukar
diukur dengan kasad mata namun demikian dapat berupa pujian dari
oranglain atas kinerjanya.
C. Fungsi Manajemen
Para pakar manajemen seprti Fayol, Taylor, Terry mengemukakan
bahwa fungsi manajemen sekurang-kurangnya mencakup empat hal yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
Menurut Kauffman (1972:38) dalam Sugiyo (2011),
Perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicpai dan menetapkan jalan serta
sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif dan
seefisien mungkin. Sedangkan menurut Fattah (1996)
dalam Sutomo dkk. (2007), mengemukakan bahwa Dalam
setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang
meskipun dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan dimaksud meliputi: (a) perumusan tujuan yang
ingin dicapai; (b) pemilihan program untuk mencapai
tujuan itu; (c) identifikasi dan pengarahan sumber sumber
yang selalu terbatas.
Dalam Sugiyo (2011:30) perencanaan merupakan
aktvitas atau keputusan apapun yang diputuskan dalam
suatu organisasi dalam jangkan waktu tertentu agar roda
organisasi berjalan secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai kegiatan perencanaan dengan baik,
maka
Suherman
mengemukakan
(2010)
bahwa
dalam
dalam
Sugiyo
proses
(2011:31)
perencanaan
hendaknya menyuguhkan informasi yang lengkap dan
menyeluruh bagi semua personel yang terlibat, terutama
tentang:
a. Tujuan-tujuan dan cara-cara atau strategi
mencapai tujuan
b. Pedoman bagi semua personil yang terlibat
dalam menjalankan tugas organisasi
c. Alat
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
program
d. Penggunaan segala sumber daya yang
dimiliki secara efisien
e. Batas-batas kewenangan dan tanggungjawab
setiap personil
f. Kinerja atau tolok ukur prestasi organisasi
Berdasarkan pendapat Suherman diatas, maka perencanaan
yang handal meliputi:
Memberikan rujukan bagi setiap anggota organisasi
untuk
melaksanakan
kegiatan
organisasi
secara
konsisten berdasarkan prosedur untuk mencapai tujuan
organisasi.
Memungkinkan adanya penyesuaian antara kondisi
internal dan eksternal organisasi
Memberikan manfaat dalam sumber daya keuangan
yaitu menghindari pemborosan
Tahap-tahap perencanaan sebagai berikut:
1) Menetapkan serangkaian tujuan
Suatu kegiatan dalam organisasi memutuskan tujuantujuan yang spesifik sehingga mempunyai pedoman
mengenai apa yang akan dilaksanajan agar terfokus
pada tujuan yang telah ditetapkan.
2) Menentukan situasi sekarang
Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi kondisi dan fakta
saat inin dan kondisi tersebut akan dikembangkan.
3) Menentukan bantuan dan rintangan
Tujuannya yaitu dapat memberi tuntunan kepada setiap
anggota organisasi untuk berkontribusi dalam mencapai
tujuan organisasi. Selain itu juga dapat mengantisipasi
berbagai kemungkinan rintangan yang mungkin terjadi.
4) Mengembangkan seperangkat kegiatan
Melalui
perencanaan
yang
matang
dan
pasti
memberikan arah kegiatan-legiatan apa saja yang
hendaknya
diprogramkan
untuk
mencapai
tujuan
(2007),
Dalam
kajian
organisasi.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dalam
Sutomo
dkk.
managemen,istilah pengorganisasian di gunakan untuk
menunjukan hal-hal sebagai berikut:
Cara manager merancang struktur formal untuk
penggunaan
sumber
daya-sumber
keuangan,phisik,bahan
baku,dan
tenaga
daya
kerja
organisasi yang paling efektif.
Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan
kegiatanya,di mana setiap pengelompokan di ikuti
dengan penugasan seorang manajer
di beri
wewenang untuk mengawasi anggota anggota
kelompok.
Hubungan-hubungan
antara
fungsi,jabatan,dan
tugas para karyawan.
Cara manajer membagi tugas-tugas yang harus
dilaksanakan
dalam
organisasi-nya
dan
mendelegasikan wewenang yang di perlukan untuk
mengerjakan tugas.
Dalam
Sutomo
(2007:13),
Handoko
(1992:168)
menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu
proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisai
dapat dicapai dengan efisien.
3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan
juga
sering
disebut
sebagai
penggerakan yaitu merupakan upaya manajer untuk
memotivasi para personil atau anggota organisasi berusaha
dnegan sepenuh hati utnuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam organisasi. Pengarahan atau penggerakan
merupakan
suatu
aktivitas
manajemen
yang
sangat
mendasar karena dengan pengarahan dapat memberikan
kontribusi pada setiap anggota organisasi.
Seorang
manajer
atau
pemimpin
dalam
melaksanakan tugasnya hendaknya mempunyai sifat yang
humanis. Mengacu pada sifat humanistik tersebut maka
seorang manajre atau pemimin dalam aktivitas sebagai
penggerak
organisasi
sekurang-kurangnya
memiliki
kompetensi:
Mampu menciptakan suasana kerja yang
kondusif
Mensinkronkan
antara
tujuan
anggota
organisasi dnegan tujuang masing-masing
anggota organisasi
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis
antara pimpinan dan bawahan dimana
hubungan tersebut bersifat hubungan yang
saling menghargai dan membutuhkan
Tidak kaku atau menganggap bawahan
sebagai mesin
Mengoptimalkan potensi bawahan
Menghargai prestasi bawahan
Penempatan personil sesuai dengan potensi
dan karakteristiknya
Memberikan imbalan atau bonus sesuai
dnegan jasa yang diberikan
4. Pengawasan (Controlling)
Dalam Sutomo (2007:17) mengemukakan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua
pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
Proses dasar pengawasan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hal yang
amat penting ditentukan karena terhadap standar
itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Tanpa standar yang ditetapkan secara rasional
dan obyektif manajer dan para pelaksana riak
akan mempunyai kriteria terhadap mana hasil
pekerjaan
mengatakan
dibandingkan
bahwa
hasil
sehingga
uang
dapat
dicapai
memenuhi tuntutan rencana atau tidak.
Standar hasil itu dapat bersifat fisik,
misalnya dalam arti kuantitas barang yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, jumlah jam
kerja yang digunakan, kecepatan penyelesaian
tugas, jumlah atau tingkat penolakan terhadap
barang yang dihasilkan dan sebagainya.Dalam
melakukan pengawasan, hal-hal yang bersifat
keperilakuan pun harus diukur seperti kesetiaan,
semangat kerja, disiplin dan sebagainya.
2) Pengukuran suatu hasil pekerjaan
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua
jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang
sukar.Ada berbagai prestasi kerja yang relatif
mudah diukur karena standar yang harus
dipenuhi pun bersifat konkret.Pengukuran yang
relatif mudah itu biasanya berlaku bagi prestasi
kerja yang hasilnya konkret dan pekerjaan yang
dilakukan pun biasanya bersifat teknis.Yang
kedua adalah pengukuran yang relatif sukar
dilakukan karena standar yang harus dipenuhi
pun tidak selalu dapat dinyatakan secara
konkret.
3) Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin
terjadi.
Meskipun
korektif
bersifat
terhadap
sementara,
gejala
tindakan
penyimpangan,
penyelewengan, dan pemborosan harus bisa
diambil. Misalnya, apabila menurut pengamatan
selesainya proses produksi tertentu akan lebih
lama dibandingkan dengan jangka waktu yang
telah
ditetapkan
dalam
rencana,
manajer
penanggung jawab kegiatan tersebut harus dapat
mengambil
dengan
tindakan
menambah
segera,
orang,
umpamanya
memperbaiki
mekanisme kerja dan tindakan lain yang sejenis.
D. Prinsip Manajemen
Prinsip
merupakan
dasar
atau
landasan
berpijak
dalam
melaksanakan suatu aktivitas manajemen. Sutomo dkk (2010; 7)
mengemukakan prinsip-prinsip manajemen meliputi: efisiensi, efektivitas,
pengelolaan,
mengutamakan
tugas
pengelolaan,
kerjasama,
dan
kepemimpinan yang efektif. Secara singkat dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
1. Prinsip efisiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal
yang minimal dapat memberikan hasil yang optimal.
2. Prinsip efektivitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil
yang dicapai dengan tujuan.
3. Prinsip pengelolaan maksudnya adalah bahwa dalam aktivitas
manajemen seorang manajer harus dapat mengelola sumber daya
yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia.
4. Prinsip mengutamakan tugas pengelolaan, artinya apabila seorang
manajer dihadapkan pada dua tugas yang satu bersifat manajerial
dan satu bersifat operatif maka harus diutamakan kegiatan yang
bersifat manajerial, sedangkan yang bersifat operatif diserahkan
orang lain sesuai dengan bidangnya.
5. Prinsip kerjasama, artinya bahwa seorang manajer harus mampu
menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak baik
kerjasama yang bersifat vertical maupun kerjasama yang bersifat
horizontal.
6. Prinsip kepemimpinan yang efektif, artinya seorang manajer
hendaknya dapat memberi pengaruh pada bawahannya agar
bawahan dapat melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan.
E. Asas-asas Manajemen
Asas adalah suatu pernyataan fundamental/kebenaran umum yang
dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul
dalam pengalaman, merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan atau hasil
penelitian. Asas bersifat permanen dan setiap ilmu pengetahuan memiliki
asas yang mencerminkan intisari kebenaran-kebenaran dasar dalam bidang
ilmu tersebut.
F.W. Taylor mengemukakan asas-asas manajemen, yakni sebagai berikut :
1. Pengembangan metode-metode kerja yang baik
2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.
3. Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja
yang terbaik dan para pekerja yang terpilih dan terlatih.
4. Kerjasama yang harmonis antara manajer dan non-manajer,
meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk
merencanakan pekerjaan.
F. Ruang Lingkup Manajemen
Ruang lingkup manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah
bertitik tolak dari pokok-pokok ketentuan yang menjadi acuan bagi
pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling, terutama oleh Guru
Pembimbing (di SLTP/SLTA) dan guru kelas (di SD). Pokok-pokok yang
menjadi acuan ini mengandung implikasi langsung ataupun tidak langsung
terhadap penataan dan pelaksanaan manajemen yang perlu ditangani oleh
personalia yang berkewajiban dan terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Semarang:
Widya Karya.
Sutomo, dkk. 2007. Manajemen Sekolah. Semarang: Unnes Press.
BK
PAPER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen & Penyusunan Program
Dosen pengampu: Muslikah, S.Pd.,M.Pd
Oleh
M. Saiful Adib
1301412055
Susilowati
1301412079
Yenni Rakhmi K
1301412081
Dani Susanta
1301412095
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
A. Pengertian Manajemen
Dalam Sugiyo (2011:27), Kata manajemen berasal dari bahasa
inggris “to manage” yang berarti mengelola. Kata mengelola mempunyai
makna yang luas seperti mengatur, mengarahkan, mengendalikan,
melaksanakan serta memimpin. Kata manajemen itu sendiri akan berkaitan
dengan bidangnya, contohnya manajemen di sekolah dinamakan
manajemen sekolah, manajemen dalam pemerintah dinamakan manajemen
pemerintaha, dan sebagainya. Dalam bimbingan dan konseling dinamakan
manajemen bimbingan dan konseling.
Menurut
Hersey
dan
Blanchard
dalam
Sugiy
(2011),
mengemukakan manajemen sebagai “management is working with and
trought individuals and growth to accomplish rganizational goals”.
Sedangkan menurut Stoner dalan Sugiyo (2011), mengemukakan bahwa
manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Konsep manajemen dapat dipandang dari beberapa segi yaitu
sebagai berikut:
1. Manajemen sebagai ilmu : manajemen mempunyai objek
yang dipelajari, yaitu adanya kerjasama dua atau lebih atau
sekelompok orang, dan mempunyai metode
yang
digunakan untuk mempelajari serta mempunyai sistematika.
2. Manajemen sebagai seni: bagaimana cara seorang manajer
untuk memperngaruhi orang lain dlaam suatu organisasi
untuk bersama-sama melakukan aktivitas agar tujuan yang
telah ditentukan dapat tercapai. Dalam konsep ini, kegiatan
manajemen akan terlihat pada perbedaan gaya dalam
menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk
mencapai tujuan.
3. Manajemen sebagai proses: dalam manajemen terdapat
kegiatan atau proses yang bersifat manajerial dan operatif
yang dilakukan secara sistematis dan terpadu untuk
mencapai tujuan.
Konsep dari manajemen bimbingan dan konseling itu sendiri
merupakan pengelolaan, yaitu suatu kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian
aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling,
menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta
mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui
apakah
semua
kegiatan
layanan
sudah
dilaksanakan
dan
mengetahui bagaimana hasilnya.
B. Tujuan Manajemen
Manajamen
dilaksanakan
sistematis
agar
dapat
mencapai
produktivitas, berkualitas, efektif, dan efisien. Aktivitas manajemen
dikatakan baik apabila menghasilkan output atau keluaran baik bersifat
kualitas maupun kuantitas.
Dalam dunia pendidikan kuantitas dapat diamati melalui jumlah
tamatan yang dihasilkan. Sedangkan produktivitas dalam kualitas sukar
diukur dengan kasad mata namun demikian dapat berupa pujian dari
oranglain atas kinerjanya.
C. Fungsi Manajemen
Para pakar manajemen seprti Fayol, Taylor, Terry mengemukakan
bahwa fungsi manajemen sekurang-kurangnya mencakup empat hal yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
Menurut Kauffman (1972:38) dalam Sugiyo (2011),
Perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicpai dan menetapkan jalan serta
sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif dan
seefisien mungkin. Sedangkan menurut Fattah (1996)
dalam Sutomo dkk. (2007), mengemukakan bahwa Dalam
setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang
meskipun dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan dimaksud meliputi: (a) perumusan tujuan yang
ingin dicapai; (b) pemilihan program untuk mencapai
tujuan itu; (c) identifikasi dan pengarahan sumber sumber
yang selalu terbatas.
Dalam Sugiyo (2011:30) perencanaan merupakan
aktvitas atau keputusan apapun yang diputuskan dalam
suatu organisasi dalam jangkan waktu tertentu agar roda
organisasi berjalan secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai kegiatan perencanaan dengan baik,
maka
Suherman
mengemukakan
(2010)
bahwa
dalam
dalam
Sugiyo
proses
(2011:31)
perencanaan
hendaknya menyuguhkan informasi yang lengkap dan
menyeluruh bagi semua personel yang terlibat, terutama
tentang:
a. Tujuan-tujuan dan cara-cara atau strategi
mencapai tujuan
b. Pedoman bagi semua personil yang terlibat
dalam menjalankan tugas organisasi
c. Alat
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
program
d. Penggunaan segala sumber daya yang
dimiliki secara efisien
e. Batas-batas kewenangan dan tanggungjawab
setiap personil
f. Kinerja atau tolok ukur prestasi organisasi
Berdasarkan pendapat Suherman diatas, maka perencanaan
yang handal meliputi:
Memberikan rujukan bagi setiap anggota organisasi
untuk
melaksanakan
kegiatan
organisasi
secara
konsisten berdasarkan prosedur untuk mencapai tujuan
organisasi.
Memungkinkan adanya penyesuaian antara kondisi
internal dan eksternal organisasi
Memberikan manfaat dalam sumber daya keuangan
yaitu menghindari pemborosan
Tahap-tahap perencanaan sebagai berikut:
1) Menetapkan serangkaian tujuan
Suatu kegiatan dalam organisasi memutuskan tujuantujuan yang spesifik sehingga mempunyai pedoman
mengenai apa yang akan dilaksanajan agar terfokus
pada tujuan yang telah ditetapkan.
2) Menentukan situasi sekarang
Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi kondisi dan fakta
saat inin dan kondisi tersebut akan dikembangkan.
3) Menentukan bantuan dan rintangan
Tujuannya yaitu dapat memberi tuntunan kepada setiap
anggota organisasi untuk berkontribusi dalam mencapai
tujuan organisasi. Selain itu juga dapat mengantisipasi
berbagai kemungkinan rintangan yang mungkin terjadi.
4) Mengembangkan seperangkat kegiatan
Melalui
perencanaan
yang
matang
dan
pasti
memberikan arah kegiatan-legiatan apa saja yang
hendaknya
diprogramkan
untuk
mencapai
tujuan
(2007),
Dalam
kajian
organisasi.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dalam
Sutomo
dkk.
managemen,istilah pengorganisasian di gunakan untuk
menunjukan hal-hal sebagai berikut:
Cara manager merancang struktur formal untuk
penggunaan
sumber
daya-sumber
keuangan,phisik,bahan
baku,dan
tenaga
daya
kerja
organisasi yang paling efektif.
Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan
kegiatanya,di mana setiap pengelompokan di ikuti
dengan penugasan seorang manajer
di beri
wewenang untuk mengawasi anggota anggota
kelompok.
Hubungan-hubungan
antara
fungsi,jabatan,dan
tugas para karyawan.
Cara manajer membagi tugas-tugas yang harus
dilaksanakan
dalam
organisasi-nya
dan
mendelegasikan wewenang yang di perlukan untuk
mengerjakan tugas.
Dalam
Sutomo
(2007:13),
Handoko
(1992:168)
menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu
proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisai
dapat dicapai dengan efisien.
3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan
juga
sering
disebut
sebagai
penggerakan yaitu merupakan upaya manajer untuk
memotivasi para personil atau anggota organisasi berusaha
dnegan sepenuh hati utnuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam organisasi. Pengarahan atau penggerakan
merupakan
suatu
aktivitas
manajemen
yang
sangat
mendasar karena dengan pengarahan dapat memberikan
kontribusi pada setiap anggota organisasi.
Seorang
manajer
atau
pemimpin
dalam
melaksanakan tugasnya hendaknya mempunyai sifat yang
humanis. Mengacu pada sifat humanistik tersebut maka
seorang manajre atau pemimin dalam aktivitas sebagai
penggerak
organisasi
sekurang-kurangnya
memiliki
kompetensi:
Mampu menciptakan suasana kerja yang
kondusif
Mensinkronkan
antara
tujuan
anggota
organisasi dnegan tujuang masing-masing
anggota organisasi
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis
antara pimpinan dan bawahan dimana
hubungan tersebut bersifat hubungan yang
saling menghargai dan membutuhkan
Tidak kaku atau menganggap bawahan
sebagai mesin
Mengoptimalkan potensi bawahan
Menghargai prestasi bawahan
Penempatan personil sesuai dengan potensi
dan karakteristiknya
Memberikan imbalan atau bonus sesuai
dnegan jasa yang diberikan
4. Pengawasan (Controlling)
Dalam Sutomo (2007:17) mengemukakan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua
pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
Proses dasar pengawasan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hal yang
amat penting ditentukan karena terhadap standar
itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Tanpa standar yang ditetapkan secara rasional
dan obyektif manajer dan para pelaksana riak
akan mempunyai kriteria terhadap mana hasil
pekerjaan
mengatakan
dibandingkan
bahwa
hasil
sehingga
uang
dapat
dicapai
memenuhi tuntutan rencana atau tidak.
Standar hasil itu dapat bersifat fisik,
misalnya dalam arti kuantitas barang yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, jumlah jam
kerja yang digunakan, kecepatan penyelesaian
tugas, jumlah atau tingkat penolakan terhadap
barang yang dihasilkan dan sebagainya.Dalam
melakukan pengawasan, hal-hal yang bersifat
keperilakuan pun harus diukur seperti kesetiaan,
semangat kerja, disiplin dan sebagainya.
2) Pengukuran suatu hasil pekerjaan
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua
jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang
sukar.Ada berbagai prestasi kerja yang relatif
mudah diukur karena standar yang harus
dipenuhi pun bersifat konkret.Pengukuran yang
relatif mudah itu biasanya berlaku bagi prestasi
kerja yang hasilnya konkret dan pekerjaan yang
dilakukan pun biasanya bersifat teknis.Yang
kedua adalah pengukuran yang relatif sukar
dilakukan karena standar yang harus dipenuhi
pun tidak selalu dapat dinyatakan secara
konkret.
3) Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin
terjadi.
Meskipun
korektif
bersifat
terhadap
sementara,
gejala
tindakan
penyimpangan,
penyelewengan, dan pemborosan harus bisa
diambil. Misalnya, apabila menurut pengamatan
selesainya proses produksi tertentu akan lebih
lama dibandingkan dengan jangka waktu yang
telah
ditetapkan
dalam
rencana,
manajer
penanggung jawab kegiatan tersebut harus dapat
mengambil
dengan
tindakan
menambah
segera,
orang,
umpamanya
memperbaiki
mekanisme kerja dan tindakan lain yang sejenis.
D. Prinsip Manajemen
Prinsip
merupakan
dasar
atau
landasan
berpijak
dalam
melaksanakan suatu aktivitas manajemen. Sutomo dkk (2010; 7)
mengemukakan prinsip-prinsip manajemen meliputi: efisiensi, efektivitas,
pengelolaan,
mengutamakan
tugas
pengelolaan,
kerjasama,
dan
kepemimpinan yang efektif. Secara singkat dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
1. Prinsip efisiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal
yang minimal dapat memberikan hasil yang optimal.
2. Prinsip efektivitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil
yang dicapai dengan tujuan.
3. Prinsip pengelolaan maksudnya adalah bahwa dalam aktivitas
manajemen seorang manajer harus dapat mengelola sumber daya
yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia.
4. Prinsip mengutamakan tugas pengelolaan, artinya apabila seorang
manajer dihadapkan pada dua tugas yang satu bersifat manajerial
dan satu bersifat operatif maka harus diutamakan kegiatan yang
bersifat manajerial, sedangkan yang bersifat operatif diserahkan
orang lain sesuai dengan bidangnya.
5. Prinsip kerjasama, artinya bahwa seorang manajer harus mampu
menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak baik
kerjasama yang bersifat vertical maupun kerjasama yang bersifat
horizontal.
6. Prinsip kepemimpinan yang efektif, artinya seorang manajer
hendaknya dapat memberi pengaruh pada bawahannya agar
bawahan dapat melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan.
E. Asas-asas Manajemen
Asas adalah suatu pernyataan fundamental/kebenaran umum yang
dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul
dalam pengalaman, merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan atau hasil
penelitian. Asas bersifat permanen dan setiap ilmu pengetahuan memiliki
asas yang mencerminkan intisari kebenaran-kebenaran dasar dalam bidang
ilmu tersebut.
F.W. Taylor mengemukakan asas-asas manajemen, yakni sebagai berikut :
1. Pengembangan metode-metode kerja yang baik
2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.
3. Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja
yang terbaik dan para pekerja yang terpilih dan terlatih.
4. Kerjasama yang harmonis antara manajer dan non-manajer,
meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk
merencanakan pekerjaan.
F. Ruang Lingkup Manajemen
Ruang lingkup manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah
bertitik tolak dari pokok-pokok ketentuan yang menjadi acuan bagi
pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling, terutama oleh Guru
Pembimbing (di SLTP/SLTA) dan guru kelas (di SD). Pokok-pokok yang
menjadi acuan ini mengandung implikasi langsung ataupun tidak langsung
terhadap penataan dan pelaksanaan manajemen yang perlu ditangani oleh
personalia yang berkewajiban dan terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Semarang:
Widya Karya.
Sutomo, dkk. 2007. Manajemen Sekolah. Semarang: Unnes Press.