Faktor Faktor Perkembangan Kerajaan Awl

1.
a.

b.
a)
b)

c)

d)
e)

c.

d.

PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan islam yang pertama di Indonesia.
Letak Geografis
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-13 M. Kerajaan ini terletak di sebelah utara

Perlak di daerah Lhok Seumawe sekarang (pantai timur Aceh), berbatasan
langsung dengan Selat Malaka.
Sumber Sejarah
Inksripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik al Saleh
Catatan Ibnu Battutah. Ia berasal dari Delhi, India. Menurutnya, istana kerajaan
samudra pasai seperti istana raja-raja india, dan susunan pemerintahannya di
atur seperti susunan pemerintahan kerajaan di persia.
Catatan Marcopolo. Menurutnya, di Sumatera Utara terdapat dua kerajaan, yaitu
Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai. Rakyat di dua Kerajaan tersebut telah ada
yang beragama islam.
Kronik Raja Pasai
Ditemukannya mata uang dirham sebagai alat tukar dagang. Pada mata uang ini
tertulis nama para sultan yang memerintah kerajaan. Nama-nama sultan
(memerintah dari abad ke-14 hingga 15) yang tercetak pada mata uang tersebut
diantaranya : Sultan Alauddin, Mansur Malik Zahir, Abu Zaid Malik Zahir,
Muhammad Malik Zahir, Ahmad Malik Zahir dan Abdullah Malik Zahir.
Politik
Kerajaan samudra pasai dibangun oleh Nazimudin al Kamil, seorang laksamana
laut dari Mesir. Raja pertamanya adalah Marah Silu dengan gelar Sultan Malik al
Saleh (1290-1297). Pada tahun 1297 M, Sultan Malik al Saleh wafat kemudian

digantikan oleh putranya yang bernama Sultan al-Tahir Malik. Setelah Sultan
Malik al-Tahir wafat, Samudra Pasai digantikan oleh putranya yang
bernama Sultan Malik al-Zahir. Sultan Malik al-Zahir adalah seorang Sultan yang
taat pada agama dan mengaut madzhab syafiii. Pada masa pemerintahan Malik
al-Zahir terdapat orang persia yang menjadi pejabat istana. Pada tahun 1348
Sultan Malik al-Zahirwafat, kemudian tahta kerajaan dipegang oleh Zainal Abidin.
Pada masaZainal Abidin, Majapahit berhasil menguasai Samudra Pasai. Dengan
demikian, Samudra Pasai berada di bawah kekuasaaan Majapahit. Setelah
Majapahit mengalami kemunduran, Samudera Pasai tegak kembali. Keberadaan
Samudra Pasai sampai tahun 1405 masih terdengar diberitakan oleh Mohammad
Cheng Ho pemimpin armada Cina yang beragama islam dan sempat singgah di
Samudra Pasai.
Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Samudra Pasai diatur menurut aturan-aturan dan
hukum-hukum islam yang mempunyai kesamaan dengan daerah Arab, sehingga
daerah Kerajaan Samudra Pasai mendapat julukan daerahSerambi Mekkah.

e. Ekonomi
Perekonomian masyarakat Samudra Pasai tergantung dari perdagangan.
Posisinya yang berada di jalur perdagangan internasional dimanfaatkan oleh

kerajaan ini untuk kemajuan ekonomi rakyatnya. Menurut beberapa sumber
sejarah, diketahui bahwa banyak pedagang dari berbagai negara berlabuh di
Pelabuhan Pasai. Kerajaan ini berusaha menyiapkan bandar-bandar yang dapat
digunakan untuk menambah bahan perbekalan, mengurus perkapalan,
mengumpulkan dan menyimpan barang dagangan baik yang akan dikirim ke luar
negeri maupun yang disebarkan di dalam negeri.
f. Budaya
Kerajaan Samudra Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik.
Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf arab yang di bawa oleh agama
islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian di
sebut dengan Bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Selain itu juga
berkembang ilmu Tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
g. Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat kerajaan Samudra Pasai bertambah pesat,
sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan-kerajaan
disekitarnya. Setelah Samudra Pasai berhasil dikuasai oleh kerajaan Malaka,
maka pusat perdagangan di pindahkan ke bandar Malaka.
h. Faktor kemunduran
a) Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan nusantara
b) Berdirinya bandar Malaka yang letaknya lebih strategis

c) Setelah Sultan Malik al-Tahir meninggal, tidak ada yang menggantikan sehingga
penyebaran agama islam diambil kerajaan Aceh.

2. KERAJAAN ACEH
Aceh semula menjadi daerah taklukan kerajaan Pedir. Namun, dengan jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis (tahun 1511) dan makin surutnya pengaruh Kerajaan
Samudra Pasai, maka para pedagang di Selat Malaka beralih ke pelabuhan Aceh

a.

b.

a)
b)
c)
d)
e)
c.

(Olele). Aceh segera berkembang dengan cepat dan akhirnya melepaskan diri

dari kekuasaan Pedir.
Letak geografis
Letak kerajaan Aceh adalah di ujung pulau utara pulau sumatera dengan ibu
kotanya banda Aceh.
Sumber sejarah
Sumber keberadaan kerajaan Aceh dapat diketahui dari
KitabBustanussalatin karya Nurudin Ar-Raniri. Isi kitab tersebut berisi raja-raja
yang memerintah Kerajaan Aceh adalah sebagai berikut :
Sultah Ali Mughayat Syah (1514-1528)
Sultan Salahudin (1528-1537)
Sultan Aluddin Riayat Syah Al Kahar (1537-1568)
Sultan Iskandar Muda (1607-1636)
Sultan Iskandar Tani (1636-1641)
Politik
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514. Pada
tahun 1520, Kerajaan Aceh berhasil menguasai daerah Pasai, Deli dan Aru.
Penguasaan terhadap daerah-daerah tersebut menyebabkan Aceh dapat
mengontrol daerah penghasil lada dan emas. Pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636), Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan. Bandar
Aceh di buka menjadi bandar internasional dengan jaminan pengamanan

gangguan laut dari kapal perang Portugis. Sultan Iskandar mendasarkan pada
pemerintahan sipil dan militer dengan menciptakan adat yang berdasarkan Islam
disebut Adat Makuta Alam. Pada masa Sultan Iskandar Muda ini, juga dibangun
masjid besar Aceh yang berdiri hingga saat ini yaitu Masjid Baiturrahman. Sultan
Iskandar Muda wafat pada tahun 1636 dan digantikan oleh menantunya, Sultan
Iskandar Tani (1636-1641). Masa pemerintahannya tidak lama karena ia tidak
memiliki kepribadian dan kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda.
Seusai Sultan Iskandar Tani, yang memerintah Aceh berikutnya adalah empat
orang sultanah (sultan perempuan)berturut-turut. Sultanah yang pertama
adalah Syafiiatuddin Tajul Alam (1641-1675), janda Iskandar Tani. Kemudian
berturut-turut adalah Sri Ratu Naqiyatuddin Nurul Alam, Inayat Syah dan
Kamalat Syah. Pada masa sultanah Kamalat Syah ini turun fatwa dari Mekkah
yang melarang Aceh dipimpin oleh kaum wanita. Pada 1699 pemerintahan Aceh
pun dipegang oleh kaum pria kembali. Pada tahun 1816, sultan aceh yang
bernama Saiful Alam bertikai dengan Jawharul Alam Aminuddin. Kesempatan ini
dipergunakan oleh Gubernur Jenderal asal Inggris,Thomas Stanford Rafes yang
ingin menguasai Aceh yang belum pernah ditundukkan oleh Belanda. Pada
tanggal 22 April 1818, Rafesyang ketika itu berkedudukan di Bengkulu,
mengadakan perjanjian dagang dengan Aminuddin.
Berkat bantuan pasukan Inggris akhirnya Aminuddin menjadi sultan Aceh pada

tahun 1816, menggantikan Sultan Saiful Alam. Pada tahun 1824, pihak Inggris

dan Belanda mengadakan perjanjian di London, Inggris. Traktat London ini
berisikan bahwa Inggris dan Belanda tak boleh mengadakan praktik kolonialisme
di Aceh. Namun, pada 1871 berdasarkan keputusan Traktat Sumatera, Belanda
kemudian berhak memperluas wilayah jajahannya ke Aceh. Dua tahun
kemudian, tahun 1873 Belanda menyerbu Kerajaan Aceh. Alasan Belanda adalah
karena Aceh selalu melindungi para pembajak laut. Sejak saat itu, Aceh terus
terlibat peperangan dengan Belanda. Lahirlah pahlawan-pahlawan tangguh dari
Aceh, pria-wanita, diantaranya Teuku Umar, Cut Nyak Dien dan Panglima Polim.
d. Sosial
Dalam kehidupan sosial, di Aceh muncul dua golongan yang saling berebut
pengaruh, yakni golongan Teuku dan golongan Tengku.Golongan Teuku adalah
kaum bangsawan yang memegang kekuasaansipil. Adapun golongan Tengku
adalah kaum ulama yang memegang peranan penting dalam bidang agama. Di
antara golongan agama sendiri juga ada persaingan, yakin antara aliran Syiah an
aliran Sunni. Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural,
kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki
jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan
teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan

lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan
peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam
lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi
Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari,
yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan
sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting adalah para orang kaya
yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah,
dan yang terpenting adalah lada.
e. Ekonomi
Kehidupan perekonomian yang utama dari masyarakat Aceh adalah
perdagangan. Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh berkembang
pesat. Pengusaan Aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatera
banyak menghasilkan lada. Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan
timah. Hal ini menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh sehingga
perdagangan Aceh maju dan pesat.
f. Budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk
pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini.
Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari sangat
dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan salah

satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga
tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di Nusantara
banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin danTibyan
fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 . Kitab

Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama
karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an dan Tajussalatin karya Hamzah
Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi
intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Perang Sabi,
Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah
Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat Aceh.
g.
a)
b)
c)
d)
e)
h.
a)

b)
c)

Faktor kamajuan
Letaknya strategis dipintu gerbang pelayaran internasional
Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang baik
Aceh kaya akan tanaman lada
Aceh berkembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis
Para pedagang islam memindahkan kegiatan perdagangan dari Malaka ke Aceh.
Faktor kemunduran
Pengganti-pengganti Sultan Iskandar Muda kurang cakap
Adanya perebutan kekuasaan
Adanya perselisihan antara golongan bangsawan(teuku) dan golongan
agama(tengku)
d) Adanya bangsa Barat yang ingin menguasai Aceh antara lain Belanda dan
Inggris
e) Kekalahan perang antara Aceh dan Portugis (1629)
f) Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh, seperti
Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau dan Siak


3. KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak merupakan Kerajaan pertama di Pulau Jawa yang berdiri pada
tahun 1478. Hal itu berdasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah
oleh Prabu Kertabumi. Para wali kemudian bersepakat untuk menobatkan Raden
Patah menjadi Sultan Demak Bintoro yang pertama.
a. Letak Geografis
Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah

b. Politik
Kerajaan Demak berdiri sekitar abad ke-15 M. Pendiri kerajaan Demak
adalah Raden Patah, seorang keturunan Raja Brawijaya V yang menikah dengan
putri Campa, Vietnam. Oleh para wali, Raden Patah diangkat menjadi Sultan di
Bintoro dengan gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah. Bintoro pun berganti nama
menjadi Demak. Keberhasilan Raden Patahdalam memperluas wilayahnya dapat
dilihat ketika Demak berhasil menaklukkan Girindrawardhana yang pada tahun
1478 berhasil merebut pusat Majapahit di Dayo. Ia pun mampu menyerang
benteng Portugis di Malaka. Pengganti Raden Patah adalah anaknya, Pati
Unus guna menghantam benteng Portugis, namun gagal. Ia dikenal dengan
sebutanPangeran Sabrang Lor yang berarti “pangeran yang pernah
menyeberang ke utara”. Pati Unus wafat tahun 1521 dan digantikan oleh
adiknya yang bernama Sultan Trenggono. Sultan Trenggono merupakan raja
terbesar Kerajaan Demak. Pada masa pemerintahannya, wilayah Demak meliputi
seluruh Pulau Jawa, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Selat Malaka. Pada tahun
1522 Gubernur Portugis di Malaka, Jorge di Albuquerque telah
mengirimkan Henrique di Lame kepada raja Samiam di Sunda. Utusan itu
diterima dengan baik, bahkan Portugis diberi izin untuk mendirikan kantor
dagangnya di Sunda Kelapa. Mendengar kabar itu, Sultan
Trenggonomengutus Fatahillah(Faletehan) beserta pasukannya untuk menguasai
Jawa Barat agar Portugis tidak dapat masuk ke sana. Fatahillah adalah seorang
guru besar agama islam da Pasai dan seorang panglima militer yang cakap.
Dengan semangat juang tinggi, Banten dapat ditaklukkan dan berhasil dikuasai
seluruhnya pada tahun 1527, kemudian menyusul Sunda Kelapa yang jatuh ke
tangan pasukan Demak. Pada Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 karena
menundukkan Pasuruan. Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan kekacauan
politik yang hebat di keraton demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha
melepaskan diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri
sering timbul pertentangan di antara para ahli waris yang saling berbut tahta.
Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan
Trenggono adalahPangeran Sekar Sedo ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh
oleh Sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang
yang bernama Arya Penangsang, anak laki-laki Pangeran Sekar Sedo ing Lepen,
tidak tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan
Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil di bunuh dan Arya
Penangsang berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Penangsang tidak berkuasa
lama karena ia kemudian dikalahkan Jaka Tingkir. Pusat kerajaan kemudian
dipindahkan ke Pajang dan berakhirlah kekusaan Kerajaan Demak pada tahun
1568.
c. Sosial

d.

e.

f.
a)
b)
c)
d)
e)
g.
a)
b)
c)

Kehidupan sosial Demak di atur oleh hukum-hukum islam, tetapi juga masih
menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang
telah mendapat pengaruh islam.
Budaya
Penyebar agama islam sekaligus pendukung Kerajaan Demak adalah para wali
yang dikenal dengan sebutan wali songo. Dalam menyebarkan agama islam
tersebut, para wali ini tidak jarang menggunakan sarana kesenian dalam
dakwahnya, sehingga pada masa Kerajaan Demak ini kesenian terutama wayang
sangat berkembang. Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya
pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang
utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat
masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid)
itulah Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar
syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak
pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung
di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
Ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim,
menjalankanfungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil
rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat.
Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena
didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
Mundur dan runtuhnya Majapahit
Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya Vmendapat dukungan
dari para wali yang sangat di hormati
Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden
Patah
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
Pusaka kerajaan Maapahit sebagai lambang pemegang kuasa diberikan
kepada Raden Patah
Faktor kemunduran
Terjadi pertikaian antar keluarga sepeninggal Sultan Trenggono
Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan
Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.

4. KERAJAAN PAJANG
Kerajaan Pajang merupakan kerajaan islam pertama yang terletak di pedalaman.
Tidak seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang biasanya berada di sekitar pesisir.
Sebelum menjadi kerajaan, Pajang merupakan daerah yang berada dalam
kekuasaan Demak.
a. Letak Geografis
Lokasi Kerajaan Pajang terletak di daera Kartasura, dekat Surakarta (Solo), Jawa
Tengah.
b. Politik
Berdirinya Kerajaan Pajang sebagai tindak lanjut dari Kerajaan Demak, pusat
kerajaannya dipindahkan oleh Jaka Tingkir. Jaka Tingkir, menantuSultan
Trenggana, memindahkan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang dan
kemudian mendirikan kerajaan Pajang dan menjadi raja pertama di Pajang
dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Adapun alasan Jaka Tingkir memindahkan pusat
Kerajaan demak ke Pajang adalah sebagai berikut :
a) Keraton Demak mengalami kehancuran
b) Mendekati daerah pertanian yang subur yaitu dekat dengan Sungai Bengawan
Solo
c) Mendekati daerah yang mendukungnya yaitu Tingkir dan Pajang
d) Menjauhi musuh-musuh politiknya di Demak
Jaka Tingkir melakukan penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan kecil di
Jawa Timur. Setelah berhasil, ia memberikan hadiah kepada dua orang yang
telah berjasa selama penaklukan, mereka adalahKi Ageng Pemanahan diangkat
menjadi bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya
menumpas Arya Penangsang, Ki Ageng Panjawi yang di tempatkan di Panjawi
dan Sutawijaya putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan
Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun
1575, Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram. Ia ternyata tidak puas
dengan kedudukannya sebagai bupati, ia ingin menjadi raja yang menguasai
seluruh jawa. Ia mulai memperkuat sistem pertahanan Mataram, baik jumlah dan
kualitas prajurit maupun persenjataannya. Sultan Hadiwijaya yang mengetahui
hal itu segera mengirim pasukannya ke Mataram. Peperangan sengit terjadi
pada tahun 1582, namun prajurit Pajang menderita kekalahan besar. Sultan
Hadiwijaya menderita sakit dan akhirnya wafat. Setelah itu, terjadilah perebutan
kekuasaan di antara para bangsawan. Pangeran
Pangiri(menantu Hadiwijaya yang menjabat bupati Demak) datang menyerbu
Pajang untuk merebut tahta. Hal itu di tentang keras oleh para bangsawan
Pajang yang bekerja sama dengan Sutawijaya dari Mataram. Akhirnya,Pangeran
Pangiri beserta pengikutnya dapat dikalahkan dan di usir dari Pajang. Setelah
suasana tenang, Pangeran Benowo (putra Hadiwijaya) menyerahkan tahta
kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahannya
ke Mataram (1586). Sejak saat itu, berdirilah Kerajaan
Mataram. Sutawijaya kemudian bergelar PanembahanSenopati Ing Alaga Sayidin
Panatagama, sedangkan Pangeran Benowodiangkat menjadi bupati Pajang.
c. Sosial
Secara sistem dan struktur sosial, masyarakat Pajang tak jauh beda dengan
masyarakat Demak, yaitu kehidupan sosialnya diatur oleh hukum-hukum islam,
tetapi juga masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem
kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh islam.

d. Ekonomi

e.
a)
b)
c)
f.
a)
b)

Pajang merupakan Dinasti atau kerajaan islam yang berada dipedalaman
pertama di Jawa. Dengan demikian, masyarakatnya agraris, mengandalkan hasil
pertanian dan perkebunan. Maka dari itu, umur Kerajaan Pajang tidaklah lama
karena kurang menguasai perdagangan laut sebagai basis perekonomian pada
masa itu.
Faktor kemajuan
Sultan Hadiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
Faktor Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.

5. KERAJAAN MATARAM ISLAM

a.
b.

a)
b)
c)

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Pada tahun 1578 Ki Ageng Pemanahan diberi tanah di Plered oleh Jaka Tingkir
(Sultan Hadiwijaya) karena jasa-jasa terhadap Pajang. Wilayah inilah yang kelak
dijadikan ibukota Mataram oleh anak Ki Ageng Pemanahan yang
bernama Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebutBhumi
Mataram.
Politik
Setelah Sultan Hadiwijaya wafat, segera Senopati menguasai Pajang pada tahun
1582. Pada tahun itu juga ia mengumumkan berdirinya kerajaan baru di Jawa
Tengah, Mataram. Senopati adalah anak angkat sekaligus menantu Hadiwijaya.
Bersama pamannya, Ki Juru Mertani, Senopatimenaklukkan Demak, Kediri,
Madiun, Kedu, Bagelen, Surabaya dan Pasuruan. Setelah menaklukkan
Kediri, Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601. Kemudian digantikan oleh
putranya bernama, Mas Jolang. Setelah menjadi raja ia bergelar Sultan
Hanyokrowati. Ia meneruskan perjuangan ayahnya. Pada masa
pemerintahan Mas Jolang juga diwarnai dengan peperangan yang melelahkan
terhadap para pemberontak terutama para bupati didaerah pesisir. Namun, ia
tidak sekuat Senopati, ayahnya. Sehingga ia tidak mampu memperluas
wilayahnya sampai ia wafat tahun 1613 wafat di Desa Krapyak, Jawa Timur.
Itulah sebabnyaMas Jolang dikenal sebagai Panembahan Seda Ing Krapyak. Mas
Jolangdigantikan oleh putranya, Mas Rangsang. Setelah naik tahta ia
bergelarSultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman Kalipatullah. Ia raja
Mataram yang pertama kali menggunakan gelar sultan sebagai lambang
keberanian dan kebesaran jiwanya dalam menghadapi segala rintangan untuk
melanjutkan cita-cita Panembahan Senopati(Sultan Agung). Rintangan yang
harus dihadapinya terdiri dari berikut ini :
Bupati-bupati yang tidak mau tunduk kepada Mataram antara lain Pati, Lasem,
Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun dan Bojonegoro.
Kerajaan Cirebon dan Banten (di Jawa barat).
Kompeni Belanda di Batavia.
Kerajaan Mataram mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma(1613-1645). Prestasi besar yang
dapat dicapai oleh Sultan Agung antara lain :
Memperluas daerah kekuasaannya hingga meliputi Jawa-Madura kecuali Banten
dan Batavia.
Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari pemerintah
pusatnya (Kota Gede).
Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim. Maritim adalah
pengekspor . Maritim adalah pengekspor beras terbesar pada masa itu.
Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu
menundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu
menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali.
Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun islam (Hijriah)
yang berdasarkan peredaran bulan (sejak tahun 1633).
Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending.
Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum
islam dengan adat-istiadat Jawa yang disebut Surya Alam.
Pada masa pemerintahan raja-raja pengganti Sultan Agung, kerajaan mengalami
kemunduran. Berangsur-angsur wilayah kerajaan makin menyempit akibat
pendudukan Belanda-VOC sebagai imbalan campur tangannya dalam
pertentangan intern dikalangan kerajaan. Setelah Perang Trunojoyo berakhir
pada tahun 1678, Mataram harus melepaskan daerah Karawang, sebagian

Priangan an Semarang. Demikian juga akibat perlawanan Untung Suropati yang
berakhir pada tahun 1705. Setelah berakhirnya Perjanjian Giyanti tahun
1755,Kerajaan Mataram dipecah menjadi dua bagian, yaitu Kerajaan Surakarta
dan Yogyakarta. Lewat Perjanjian Salatiga pada tahun 1757, Surakarta terpecah
lagi dengan munculnya kekuasaan Mangkunegara, sedangkan Yogyakarta juga
terpecah lewat perjanjian tahun 1813 dengan pemerintahan Inggris, yaitu
dengan munculnya kekuasaanPakualam.
 Perjanjian Gianti, tahun 1755.
Isi perjanjian : Kerajaan mataram dibagi menjadi dua bagian yaitu Yogyakarta
dan Surakarta. wilayah di sebelah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan
sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sunan Pakubuwana III)
dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah di sebelah barat
(daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus
ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I yang berkedudukan di
Yogyakarta. Di dalamnya juga terdapat klausul, bahwa pihak VOC dapat
menentukan siapa yang menguasai kedua wilayah itu jika diperlukan.
 Perjanjian Salatiga, tahun 1757.
Isi perjanjian : Surakarta dibagi menjadi dua bagian yaitu Kasunanan dan
Mangkunegaran.
c. Sosial
Antara tahun 1614-1622, Sultan Agung mendirikan keraton baru di Kartasura,
sekitar 5 km dari Keraton KotaGede. Ia memperkuat militer, berhasil
mengembangkan kesenian dan pertukangan. Selain itu, ia pun membangun
kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Bukit Imogiri.
d. Ekonomi
Posisi ibukota Mataram di Kota Gede yang berada di pedalaman menyebabkan
Mataram sangat tergantung kepada hasil pertanian. Dengan kehidupan
masyarakat yang agraris membentuk tatanan masyarakat feodal. Bangsawan,
priyayi dan kerabat kerajaan memerintah suatu wilayah diberi tanah garapan
yang luas, sedangkan rakyat bertugas untuk mengurus tanah tersebut. Sistem
ini melahirkan tuan tanah yang menganggap menguasai wilayahnya. Kehidupan
kerajaan Mataram mengandalkan dari agraris, sedangkan daerah pesisir pantai
diwilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan menarik upeti dari wilayahwilayah penghasil beras menyebabkan perekonomian berkembang dengan
cepat. Keadaan tersebut tidaklah menguntungkan bagi rakyat, karena mereka
seakan-akan diperlakukan tidak benar oleh penguasa. Tidaklah mengherankan
apabila banyak yang melarikan diri dari wilayah kekuasaan Mataram atau
terjadinya pemberontakan.
e. Budaya
Seperti halnya ibukota kerajaan islam lainnya, ibukota Mataram memiliki ciri
khas kota berarsitektur gaya islam. Tata letak istana atau keraton senantiasa
berdekatan dengan bangunan masjid. Letak keraton biasanya dikelilingi benteng
dengan pos-pos pertahanan diberbagai penjuru angin. Di luar pagar benteng
terdapat parit buatan yang berfungsi sebagai barikade pertahanan ketika
menghadapi lawan. Parit buatan ini berfungsi juga sebagai kanal, tempat
penampungan yang memasok air ke dalam kota. Di samping itu, juga muncul
kebudayaan kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Jawa, Hindu
dan Buddha dengan Islam.Upacara Garebeg yang bersumber pada pemujaan roh
nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan tradisi sejak zaman
Majapahit dijatuhkan pada waktu perayaan hari besar islam sehingga muncul
Garebeg Syawal pada hari raya idul fitri sedangkan Garebeg Maulud pada bulan
Rabiul awal. Pada masa ini berkembang juga kesusastraan. Diataranya, Sultan

Agung mengarang kitab sastra Gending ynag berpa filsafat. Demikian juga
muncul kitab Nitisruti, Nirisastra dan Astabratayang berisi ajaran tabiat baik
yang bersumber dari Kitab Ramayana.
f. Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung. Beliau
banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang Serat
Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun Jawa,
dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam
perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.
g. Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agungmerebut
Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu,
kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan
untuk berperang.

6. KERAJAAN BANTEN
Berdirinya kerajaan ini atas inisiatif Sunan Gunung Jati pada tahun 1524. Setelah
sebelumnya mengislamkan Cirebon.
a. Letak Geografis
Kerajaan ini terletak di ujung barat pulau Jawa, yaitu di daerah Bnaten, Jawa
Barat.
b. Politik
Menurut catatan Tome Pires bahwa pendiri kerajaan Banten
adalahFatahillah (Faletehan) atau Fadhilah Khan atau Nurullah yang berasal dari
Pasai. Ia merupakan panglima perang Demak dan juga menantuSunan Gunung
Jati. Keadaan Demak yang goncang karena adanya perebutan kekuasaan,
mendorong Banten pada tahun 1522 memutuskan untuk melepaskan diri. Pada
tahun 1552 Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada

a)
b)
c)
d)
e)

putranya, Hasanuddin. Faletehan pergi ke Cirebon untuk berdakwah dan
mengajarkan agama islam sampai ia wafat (1570). Ia dimakamkan di desa
Gunung Jati, karena itu ia lalu terkenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Dengan
demikian, Hasanuddin adalah pendiri dan peletak cikal bakal kerajaan
Banten. Hasanuddin dinikahkan dengan putri Sultan Trenggana. Di bawah
pemerintahan Hasanuddin (1552-1570), Banten cepat berkembang menjadi
besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu dan Palembang.
Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena
Banten dan Lampung mneghasilkan lada dan pala dalam jumlah yang
besar.Hasanuddin wafat tahun 1570, kemudian digantikan oleh putranya, Sultan
Panembahan Maulana Yusuf. Ia sangat memperhatikan perkembangan
perdagangan dan pertanian. Ia juga giat menyebarkan ajaran islam. Pada masa
pemerintahannya, tahun 1579 Banten berhasil menaklukkan Pakuan Pajajaran
dan menyebarkan islam lebih luas lagi di Jawa Barat. SetelahMaulana
Yusuf wafat tahun 1580, kekuasaan diberikan kepada Maulana Muhammad.
Karena masih berumur 9 tahun, maka yang menjalankan roda pemerintahan
untuk sementara adalah Pangeran Arya Jepara, pamanMaulana Muhammad.
Setelah dewasa, Maulana Muhammad resmi memerintah Banten dengan
gelar Kanjeng Ratu Banten. Semasa pemerintahannya, Banten menyerang
Palembang yang akan dijadikannya batu loncatan untuk menguasai Selat
Malaka. Serangan itu gagal danMaulana Muhammad tewas dalam pertempuran
pada tahun 1596. Kemudian, yang menjadi sultan Banten berturut-turut
adalah Abu Maialidan Abdul Qadir. Pada tahun 1638, Raja Abdul
Qadir mendapatkan gelar “sultan” dari Syarif Mekah. Gelar lengkapnya
adalah Sultan Abu al-Mafakhir Abdul Qadir. Pada tahun 1651 Abdul
Qadir mangkat dan tahta Banten diduduki oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Pada
masa pemerintahanSultan Ageng Tirtayasa, banten mencapai puncak kejayaan.
Hal-hal yang dilakukan Sultan Ageng adalah sebagai berikut :
Memajukan wilayah perdagangan
Benten dijadikan bandar internasional
Memajukan islam
Memodernisasi bangunan keraton dengan arsitektur Lucas Cardeel
Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan
Sultan Ageng merupakan salah satu raja yang gigih menentang VOC. Namun
akhirnya VOC mengadu domba dengan putranya yang bernamaSultan
Haji. Sultan Ageng kemudian berhasil ditangkap dan dipenjarakan di Batavia
hingga wafat tahun 1629 M.

c. Sosial
Pemerintahan Banten di Jawa Barat menggunakan aturan dan hukum islam,
sehingga kehidupan masyarakatnya hidup secara teratur. Banyak orang India,
Arab, Cina, Melayu dan Jawa yang menetap di Banten. Mereka berkumpul dan
membuat perkampungan sesuai dengan nama asalnya,
misalnya Pekojan(perkampungan orang Arab), Pecinan (perkampungan orang
Cina), Kampung Melayu , Kampung Jawa dan
sebagainya. Hasanuddinmempelopori pembangunan Istana Surosowan. Istana ini
berdekatan dengan Masjid Agung Banten. Di daerah serambi kiri masjid ini
terdapat makam sejumlah raja Banten beserta keluarganya, di
antaranya Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji.
Sedangkan di serambi sebelah kanan terdapat makam Maulana Muhammad. Di
halaman masjid ini terletak gedung Tiamah. Tiamah ini dibangun oleh seorang
arsitek Belanda yang menjadi muslim, Hendrik Lucasz Cardeel, yang diberi
gelar Pangeran Wiraguna. Tempat ini digunakan oleh para ulama untuk tempat

diskusi keagamaan. Tak jauh dari Keraton Surosowan ini terdapat Kelenteng Cina
kuno. Selain Masjid Agung, di Banten pun terdapat satu masjid lagi yang tak
kalah bersejarahmya. Masjid Kasunyatan namanya. Usianya bahkan lebih tua
dari Masjid Agung. Salah satu pemimpin Masjid Kasunyatan ini adalah Kyai
Dukuh, guru Maulana Yusuf, raja Banten kedua.
d. Ekonomi
Kerajaan Banten berada pada posisi yang strategis dalam perdagangan
internasional. Berkuasanya Portugis di Malaka mendorong Banten untuk
membuat pelabuhan di tepi Selat Sunda dan Teluk banten, pelabuhan ini dipakai
untuk ekspor lada yang akan dikirim ke luar negeri. Untuk menambah ekspor
lada, Maulana Yusuf melakukan penaklukan ke Lampung. Dengan
ditaklukkannya Lampung sebagai penghasil lada terbesar mampu meningkatkan
ekspor ke luar negeri dan meningkatkan perekonomian.
e. Budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten berupa
bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan pengaruh dari
kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa kita lihat pada adanya
pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan Banten, masjid dijadikan
sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah. Contoh dari masjid tersebut antara
lain Masjid Kasunyatan, Masjid Agung, Masjid Banten, Masjid Caringin, Masjid
Palinan, serta Masjid-masjid lainnya. Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan
berupa materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada
islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita bertema
islam. Selain peninggalan sastra juga terdapat bangunan peninggalan istana
pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan tersebut adalah Gedung
Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan
tersebut adalah peninggalan materi yang bercorak islam karena dibangun pada
masa kekusaan Kerajaan Banten yang bercorak islam.

f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
a) Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
b) Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
c) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
a) Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
b) Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan
Banten.

7. KERAJAAN CIREBON
Awalnya Cirebon adalah daerah kecil di bawah Kerajaan Sunda yang pada masa
itu masih menganut Hindu.
a. Sumber Sejarah
a) Purwaka Caruban Nagari, pada abad ke-15 M beberapa wilayah yang diberi hak
otonomi oleh Kerajaan Galuh Pajajaran. Wilayah tersebut berada di sekitar
Pelabuhan Muara Jati, sebuah bandar perdagangan di Cirebon.
b) Carita Caruban, bahwa ada dua tokoh yang dianggap pendiri Kerajaan Cirebon.
Tokoh pertama bernama Syarif Hidayatullah, sedangkan tokoh kedua
bernama Fadhilah Khan atau Fatahillah.
b. Politik
Sumber-sumber setempat menganggap pendiri Cirebon adalahWalangsungsang,
namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya menjadi sebuah kesultanan
adalah Syarif Hidayatullah yang oleh Babad Cirebon dikatakan identik
dengan Sunan Gunung Jati (Wali Songo). Sumber ini juga mengatakan
bahwa Sunan Gunung Jati adalah keponakan dan pengganti Pangeran
Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam, Sunan Gunung
Jati berusaha mempengaruhi kerajaan Pajajaran yang belum menganut agama
Islam. Ia mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat.
SetelahSunan Gunung Jati wafat (menurut Negarakertabhumi dan Purwaka
Caruban Nagari tahun 1568), dia digantikan oleh cucunya yang terkenal dengan
gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa pemerintahannya,

Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram. Kendati demikian, hubungan kedua
kesultanan itu selalu berada dalam suasana perdamaian. Kesultanan Cirebon
tidak pernah mengadakan perlawanan terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja
Mataram , Panembahan Senapati, membantu para pemimpin agama dan raja
Cirebon untuk memperkuat tembok yang mengelilingi kota Cirebon. Mataram
menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci karena Cirebon
lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratuberkunjung ke
Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung yang telah menguasai
sebagian pulau Jawa. Panembahan Ratu wafat pada tahun 1650 dan digantikan
oleh putranya yang bergelar Panembahan Girilaya. Keutuhan Cirebon sebagai
satu kerajaan hanya sampai pada masaPanembahan Girilaya (1650-1662).
Sepeninggalnya, sesuai dengan kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh
dua putranya, Martawijaya (Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan
Anom). Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan
gelar Syamsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan
Kanoman dengan gelar Badruddin. Saudara mereka, Wangsakerta, mendapat
tanah seribu cacah (ukuran tanah sesuai dengan jumlah rumah tangga yang
merupakan sumber tenaga). Perpecahan tersebut menyebabkan kedudukan
Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan
menjadi proteksi VOC. Bahkan pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia
(1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan
demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.

c. Ekonomi
Setelah perjanjian 7 Januari 1681 antara kerajaan Cirebon dan VOC, keraton
Cirebon semakin jauh dari kehidupan kelautan dan perdagangan, karena VOC
memegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditas perdagangan dan
pelabuhan.
d. Sosial
Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya campuran. Diperkirakan
masyarakat Cirebon merupakn campuran dari kelompok pedagang pribumi
dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam. Menurut Sumber
berita tertua tentang Cirebon, satu rombongan keluarga Cina telah mendarat
dan menetap di Gresik. Seorang yang paling terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga
Cu-cu yang sudah menganut agama Islam kemudian mendapat kepercayaan dari
pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas
kesungguhan dan ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah
perkampungan yang disebut Cirebon.
e. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
a) Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
b) Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatankegiatan sastra yang sangat memikat perhatian.
f. Faltor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
a) Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon
menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi
VOC.

b) Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan
kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan
kedudukan VOC semakin kokoh.
c) Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa
Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.

8. KERAJAAN MAKASSAR (GOWA-TALLO)
Di Sulawesi Selatan, pada awal abad 16 sudah berdiri kerajaan-kerajaan
diantaranya Luwu, Goa, Wajo, Soppeng, Tallo dan Bone. Namun kerajaan yang
memiliki perkembangan yang pesat adalah Goa dan Tallo, kelak kerajaan ini
disebut sebagai kerajaan Makassar dengan ibukota Makassar.
a. Letak Geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi paling penting karena dekat
dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b. Politik
Goa dan Tallo merupakan kerajaan kembar, pada tahun 1603 Goa menjadi
kerajaan islam Daeng Manrabia masuk islam dan bergelarAlauddin, Tallo
menjadi kerajaan islam saat Kraeng Matoaya masuk islam dan bergelar Sultan
Abdullah. Wilayahnya meliputi sebagaian besar Sulawesi dan bagian timur Nusa
Tenggara. Alauddin sangat menentang politik dagang Belanda yang monopoli,
karena kebenciannyaitu dan membantu rakyat setempat menentang Belanda,
berulang kali melakukan penyerbuan ke Maluku. Setelah Alauddin wafat, tahta
diserahkan kepadaHasanuddin (1654-1660). Usaha ayahnya menentang Belanda
dilanjutkannya, bahkan kegigihannya sangat merepotkan. Oleh karena
itu,Hasanuddin dikenal dengan “Ayam Jantan dari
Timur”. PerlawananHasanuddin berakhir dengan perjanjian damai dan ia harus
turun tahta. Ia digantikan oleh anaknya, Mapasomba. Belanda
berharap Mapasombadapat bekerja sama, namun sebaliknya, ia meneruskan
perjuangan ayahnya. Bone merupakan wilayah kekuasaan Makassar yang
dipimpin oleh Aru Palakka (Arung Palakka) menawarkan kerjasama untuk
membantu Belanda. Tahun 1666 Belanda berusaha mati-matian menduduki
Makassar melalui pertempuran sengit di darat dan di laut. Hingga akhirnya tahun

1)
2)
3)
4)
5)
6)
c.

d.

e.

f.
a)
b)

1667, Belanda dapat menghancurkan Makassar dan memaksa dilakukan
Perjanjian Bongaya :
Wilayah Makassar terbatas pada Goa. Wilayah Bone dikembalikan kepada Aru
Palakka
Kapal Makassar dilarang berlayar tanpa seizin VOC
Makassar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya
Semua benteng harus dihancurkan kecuali satu, yakni benteng Ujung Pandang
yang kemudian namanya diganti menjadi Benteng Rotterdam
Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ribu ringgit
Aru Palakka diakui sebagai Raja Bone
Sosial
Orang Makassar dikenal sebagai pelaut ulung, transportasi yang digunakan
adalah Perahu Pinisi. Mereka berani menyeberang lautan menuju negara-negara
yang sangat jauh bahkan sampai Madagaskar dan Afrika Selatan. Masuknya
agama islam dan maraknya perdagangan di Nusantara menambah kuatnya
usaha dagang yang dijalankan oleh orang Makassar. Tidaklah heran, jika saat ini
orang Makassar terkenal dalam bisnis.Kehidupan sosial Kerajaan Makassar
adalah feodal. Masyarakat Makassar dibebankan atas tiga lapisan atau kelas.
Kelas tertinggi bergelar karaengyang terdiri dari kaum
bangsawan, tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa, dan ata untuk hamba
sahaya.
Ekonomi
Makassar merupakan kerajaan maritim. Makassar berkembang sebagai
pelabuhan internasional, banyak pedagang asing, seperti Portugis, Inggris dan
Denmarkberdagang di Makassar. Dengan jenis-jenis perahunya seperti pinisi dan
lambo, pedagang Makassar memegang peranan penting dalam perdagangan di
Indonesia. Untuk mengatur pelayaran dan perniagaan dalam wilayahnya,
disusunlah hukum niaga dan perniagaan yang disebutAde Allopioping Bicarance
Pabbalu’e dan sebuah naskah lontar karya Amanna Gappa.
Budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah keahlian
masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut Pinisi danLambo.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang internasional.
Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur

g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
a) Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
b) Tidak ada regenerasi yang cakap.

9. KERAJAAN TERNATE
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Selain Kerajaan
Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan-kerajaan lain, seperti Jaelolo,
Tidore, Bacan dan Obi. Diantara kerajaan-kerajaan itu, Kerajaan Ternate yang
paling maju. Pada masa itu, kepulauan maluku merupakan penghasil rempahrempah terbesar sehingga di juluki sebagai “The Spicy Island”.
a. Letak Geografis
Kerajaan Tertane terletak di Maluku dengan ibukotanya di Sampalu (Pulau
Ternate).
b. Politik
Kerajaan Ternate membentuk persekutuan yang dikenal dengan nama Uli
Lima (persekutuan yang terdiri dari lima kerajaan), yaitu Ternate, Obi, Bacan,
Seram dan Ambon. Menurut catatan orang Portugis, raja di Maluku yang mulamula memeluk agama islam adalah Raja Ternate, yaitu Gapi
Baguna atau Sultan Marhum yang masuk islam karena menerima pengaruh
dakwah dari Datok Maulana Husin. Ia memerintah tahun 1465-1485. Setelah
wafat, ia digantikan putranya , Zainal Abidin. Zainal Abidin sangat giat
menyebarkan agama islam ke pulau-pulau disekitarnya, bahkan sampai ke
Filipina Selatan. Zainal Abidin hanya memerintah sampai tahun 1500, dan yang
kemudian memerintah di Ternate secara berturut-turut adalah Sultan
Sirullah, Sultan Khairun dan Sultan Baabullah. Sejak pemerintahan Sultan
Khairun, di Maluku telah berdatangan bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda. Di
antara mereka terjadi persaingan yang ketat sehingga akhirnya terjadi konfik. Di
Bangsa Portugis berhasil mendirikan benteng di Terna, yaitu Benteng Sao Paulo
dengan dalih bahwa benteng tersebut dibangun untuk melindungi Ternate dari
serangan Tidore yang bersekutu dengan Spanyol. Namun, lambat laun bangsa
Portugis melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan kebencian rakyat
Ternate, misalnya melakukan kegiatan monopoli perdagangan, bersikap angkuh
dan kasar, serta ikut campur masalah intern KesultananTernate. Penguasa
Ternate yang menentang Portugis adalahSultan Khairun. Ia secara tegas itu
menolak kehadiran para misionaris Portugis di Ternate. Hal itu membuat Portugis
khawatir akan terusir dari bumi Ternate sehingga dengan dalih mengadakan

perjanjian perdamaian Portugis dibawah pimpinan de Mesqiuta,
membunuh Sultan Khairun pada tahun 1570. Setelah itu, ia digantikan
putranya, Sultan Baabullah yang akhirnya mengangkat senjata melawan bangsa
Portugis. Setelah benteng Portugis dikepung selama lima tahun, pada tahun
1575 Sultan Baabullahberhasil mengusir Portugis dari Ternate. Di bawah
pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mencapai kejayaan. Wilayah
dan pengaruh nya sangat luas meliputi Mindanau (Filipina), seluruh kepulauan di
Maluku, Papua dan Timor. Karena wilayahnya yang luas serta pelayaran dan
perdagangannya yang maju, Sultan Baabullah mendapat gelar Yang
Dipertuan di 72 pulau. Untuk menjaga keamanan wilayahnya, Ternate memiliki
100 kapal kora-kora. Bersamaan dengan itu, agama islam juga tersebar sangat
luas. Kerajaan Ternate telah berhasil membangun armada laut yang cukup kuat
sehingga mampu melindungi wilayahnya yang cukup luas tersebut.
c. Sosial
Agama islam masuk di bandar Hitu, Ambon. Banyak pemuda-pemuda Maluku
yang belajar agama islam di Gresik, salah satunya dalah Zainal Abidin yang
menjadi raja Ternate. Diceritakan dalam sejarah bahwa Sunan Giri pernah
berkunjung ke Ternate untuk mengunjungi murid-muridnya. Sejak kedatangan
Portugis yang membawa misi gospel (menyebarkan agama),
Franciscus Xaverius menyebarkan agama katolik di Maluku terutama di Ternate
dan Ambon.
d. Ekonomi
Ternate merupakan kerajaan yang berada diwilayah bagian timur Nusantara dan
merupakan penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia. Eropa merupakan
konsumen rempah-rempah terbanyak, cuaca yang dingin mengharuskan mereka
mencari sumber rempah-rempah berada. Selain untuk tujuan mencari
kebutuhan, bangsa Eropa juga ingin menguasai perdagangan karena harganya
akan jauh lebih murah bila langsung dibeli di tempat asalnya.
e. Faktor kemajuan
a) Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan
Baabullah karena berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga di
Mindanau (Filipina)
b) Wilayah kekuasaan Ternate sangat luas
c) Memiliki 100 kapal kora-kora untuk menjaga keamanan wilayahnya
d) Adanya pembangunan armada laut yang cukup kuat sehingga mampu
melindungi wilayahnya yang cukup luas tersebut
f. Faktor kemunduran
a) VOC berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku
b) Adu domba yang dilakukan bangsa asing

10. KERAJAAN TIDORE
Kerajaan ini merupakan saudara dari kerajaan Ternate.
a. Lertak Geografis
Kerajaan Tidore terletak disebelah selatan Ternate.
b. Politik
Kerajaan Tidore membentuk persekutuan yang dikenal dengan nama Uli
Siwa (persekutuan yang terdiri dari sembilan kerajaan), yaitu Tidore, Jailolo,
Halmahera, Makyan, Soasiu, serta pulau-pulau disekitarnya sampai
Irian. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Tidore pertama
adalah Syahadati alias Muhammad Naqal yang baik tahta sekitar tahun 1081 dan
baru pada raju yang ke-9, yaitu Cirililiati yang kembali ingin memeluk agama
islam, berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Setelah masuk islam bersama
para pembesar kerajaan lainnya, ia mendapat gelarSultan Jamaluddin. Putra
sulungnya juga masuk islam lalu diberi namaMansur. Agama islam masuk
pada pertama kali di Tidore sekitar tahun 1471 (menurut catatan Portugis). Pada
tahun 1521 Raja Jailolo juga sudah masuk islam lalu mengganti namanya
menjadi Sultan Hasanuddin. Kerajaan Tidore merupakan Kerajaan penghasil
cengkih yang besar. Cengkih dari Tidore sangat laku dipasaran Eropa sehingga
banyak bangsa Eropa yang datang ke Tidore untuk mencari cengkih, misalnya
bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda. Pada awalnya kerajaan Tidore dan
Ternate dapat hidup berdampingan dan tidak pernah terjadi konfik. Namun,
setelah kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Maluku, mulailah terjadi
pertentangan karena Ternate dan Tidore bersaing menawarkan harga rempahrempah dan pendirian benteng yang dihadiahkan kepada partner dagang
sebagai penghargaan. Pada tahun 1512 bangsa Portugis dan Spanyol memasuki
Maluku. Portugis pada saat itu memilih bersahabat dengan Ternate, sedangkan
Spanyol yang datang kemudian bersahabat dengan Sultan Tidore. Sejak saat
itulah benih-benih permusuhan mulai timbul. Pada tahun 1529 Portugis yang
dibantu oleh Ternate dan Bacan menyerang Tidore dan Spanyol. Dalam
peperangan ini Portugis mengalami kemenangan sehingga Portugis dapat
menguasai pedagangan rempah-rempah di seluruh Maluku. Setelah
Maluku berhasil dikuasai oleh Portugis, maka Portugis mulai melakukan tindakan
sewenang-wenang terhadap rakyat Maluku. Kedua kerajaan akhirnya sadar
bahwa keduanya harus bersatu untuk mengusir penjajahan Portugis di Maluku.
Berkat kerja sama kedua kerajaan tersebut akhirnya Portugis mengalami
kekalahan tahun 1575 dan menyingkirkan ke Ambon. Pada tahun 1605 Belanda
berhasil mendesak Portugis di Ambon dan menguasainya. Kerajaan Tidore

c.

d.

e.
a)
b)
c)
f.
a)
b)

mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Nuku(17891805), yaitu seorang penguasa yang berani dan cerdas. Pada tahun 1801 beliau
menyerang Ternate sehingga Ternate dan Tidore berhasil dipersatukan. Di
samping itu, Sultan Nuku berhasil mengadu domba antara Belanda dan
Inggris sehingga Belanda dapat terusir dari Tidore. Sejak itu Tidore tidak
diganggu oleh bangsa asing sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat.
Pelayaran dan perdagangan maju pesat sehingga waktu itu
Maluku mengalami zaman keemasan dan tidak terikat oleh bangsa manapun.
Wilayahnya cukup luas yaitu, meliputi Seram, Halmahera, Kepulauan Kai dan
Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya sendiri, Sultan Abidin (1805-1810).
Sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin
perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin
mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah
mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat
kegiatan Fra