PENDAHULUAN Keteknikan (engineering) adalah: Sebagai ilmu dan seni yang mempelajari pemenfaatan

  PENGANTAR TEKNOLGI PERTANIAN Prodi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

  

PENGANTAR TEKNOLOGI

PERTANIAN TEKNIK TANAH DAN AIR PERTANIAN LAHAN MANAJEMEN ALAT DAN PRODUK TEKNIK MESIN MESIN KONSUMEN PERTANIAN PERTANIAN PERTANIAN PERTANIAN

  PENDAHULUAN

Keteknikan (engineering) adalah:

  Sebagai ilmu dan seni yang mempelajari pemenfaatan tenaga dan sumber daya alam serta pelaksanaan bermacam-macam kegiatan yang berkaitan dengan manusia. Teknik berdasarkan ilmu-ilmu murni (Fisika, Kimia, dan Matematika) Ilmu Pengalaman yang telah ditata sedemikian rupa dengan sifatnya

benar dan tidak benar

Sebagai ilmu dan teknik: merupakan bidang teknik yang eksakta dan rasional

  Keteknikan menunjukkan kemampuan, utk menilai,

Sebagai Seni

  menduga dan memanipulasi ketidak pastian teknik kearah pemecahan suatu masalah secara memuaskan dengan melakukan percobaan (trial and error) Proses yang dilakukan pada percobaan akan menunjukkan adanya penerapan pengalaman secara efisien.

  Contoh: Bangsa Cina membuat besi dan baja, bangsa Mesir membuat gelas Walaupun Cina tidak mengetahui tentang metalurgis Bangsa Indian memupuk tanaman jagung dengan ikan yang mati,

Tujuan pengolahan (Processing)

  • Untuk meningkatkan nilai guna dari hasil pertanian
  • Sebagai Edded Value (menghasilkan nilai tambah)
  • Teknologi (meningkatkan efisiensi teknis)
  • Ekonomis

  Teknik Penanganan Hasil Pertanian

  Secara umum pengecilan ukuran (size reduction) meliputi;

  • Pemotongan - Pemukulan - Pengerusan dan
  • Penggilingan Pengecilan ukuran dicapai dengan cara mekanis tanpa terjadi

    perubahan kimiawi bahan dengan tujuan agar diperoleh butiran yang seragam, baik ukuran maupun bentuknya.

Pengecilan ukuran sampai halus disebut dengan penghancuran. Bahan Pengecilan ukuran ditujukan pada padat, sedangkan pengecilan ukuran untuk bahan cair disebut dengan emulsifikasi.

  Tujuan Pengecilan ukuran dalam pengolahan hasil pertanian adalah ;

  • Meningkatkan daya larut bahan dan daya pemisahannya
  • Mempercepat proses ekstraksi kandungan kimia tertentu dari bhn mentah (tepung gandum, nira tebu dll)
  • - Pengecilan sampai pada ukuran tertentu, (pembuatan coklat, makanan

    ternak dll)

  Pengecilan ukuran produk pertanian dapat juga ;

  1. Meningkatkan kelezatan/palatabilitas

  2. Meningkatkan daya cerna baik manusia maupun hewan

  

3. Menghilangkan benda asing dan benih rerumputan yang ikut panen

4. Memperkecil resiko akibat adanya bahan yang terbuang percuma.

  Pegecilan ukuran memerlukan input energi yang besar sehingga

diperlukan keahlian dan ketrampilan dalam memilih, mengoperasikan

serta memelihara peralatannya.

PENANGANAN HASIL HORTIKULTURA

  Produk tanaman hortikultura dilakukan dengan penyimpanan dingin dan • pengalengan Penyimpanan akan berhasil bila mampu mereduksi laju proses • pematangan/menunda dimulainya proses pematangan, pembusukan, dengan

demikian kesegaran selalu dapat dijaga pada tingkat yang dapat diterima oleh

konsumen Sedangkan pengalengan dilakukan beberapa tahap seperti pemilihan, pemotongan, • pemanasan, penambahan bahan lainnya, sterilisasi serta penutupan kaleng.

  Diketahui ada 3 cara penyimpanan •

KOMPOSISI UDARA DAN DAYA SIMPAN

  Komoditi tanaman hortikultura setelah panen masih melakukan respirasi

  • dan metabolisme, mengeluarkan CO H O serta Ethylene, dan 2,
  • 2 mengkonsumsi O yang ada disekelilingnya 2<
  • Komposisi udara normal adalah: O = 20,95%, CO = 0,03% dan N =
  • 2 2 2 7
  • komposisi udara adalah : - menaikan kandungan CO
  • 2<
  • menurunkan kadar O
  • 2<>diperlukan pencegahan gas ethylene
  • agar tidak terkumpul dlm ruang penyimp
  • Ethylene adalah : a. hormon tanaman

KERUSAKAN/KEHILANGAN HASIL BUAHAN DAN SAYURAN

  Didaerah tropis kehilangan dan kerusakan buah- buahan dan sayur-sayuran diperkirakan antara 22 – 78 %, hal ini disebabkan oleh ;

  

2. Kerusakan pada setiap hari diperkirakan 3 – 11 %

disebabkan oleh

  • Kematangan,

KERUSAKAN DINGIN

  • Sayuran dan buahan tertentu dapat rusak pada suhu 0 – 10 C • Mekanisme terjadinya kerusakan dingin adalah :
  • Sayuran dan buahan tertentu dapat rusak pada suhu 0 – 10 C • Mekanisme terjadinya kerusakan dingin adalah :
    • Terjadi respirasi abnormal
    • - Perobahan lemak dan asam lemak dalam dinding sel

    • perubahan permeabilitas membran sel
    • perubahan reaksi kinetik dan thermodinamika
    • distribusi senyawa kimia dalam jaringan
    • terganggunya aktivitas enzim enzim dan
    • >Terjadi respirasi abnormal
    • - Perobahan lemak dan asam lemak dalam dinding sel

    • perubahan permeabilitas membran sel
    • perubahan reaksi kinetik dan thermodinamika
    • distribusi senyawa kimia dalam jaringan
    • terganggunya aktivitas enzim enzim dan

TRANSPORTASI KOMODITI HORTIKULTURA SEGAR

  1. TANPA PENDINGIN

  

2. DENGAN MODIFIED ATMOSPHERE STORAGE (MAS)

TRANSPORTASI DENGAN PENDINGIN

  • Kebutuhan mendesak Post Harverst Technology Produk Hortikultura diangkut tanpa peti kemas
  • Modified Atmosphere Storage biaya tinggi
  • Komoditi pisang secara komersial dikemas dalam kantong plastik polyethylene dapat diangkut tanpa referigeration untuk jarak 2500 – 4500 km dengan waktu 8 – 18 jam masih hijau kenyal.
  • Hasil akan lebih baik bila pisang dikantongkan dan diberi

KOMPOSISI UDARA DAN DAYA SIMPAN

  Komoditi tanaman hortikultura setelah panen masih melakukan respirasi

  • dan metabolisme, mengeluarkan CO H O serta Ethylene, dan 2,
  • 2 mengkonsumsi O yang ada disekelilingnya 2<
  • Komposisi udara normal adalah: O = 20,95%, CO = 0,03% dan
  • 2 2 N = 78,08% 2<
  • komposisi udara adalah : - menaikan kandungan CO
  • 2<
  • menurunkan kadar O
  • 2<>diperlukan pencegahan gas ethylene
  • agar tidak terkumpul dlm ruang penyimp
  • Ethylene adalah :a. hormon tanaman
  • Untuk menyerap gas ethylene (Srubbing), digunakan: KALIUM PERMANGAT, ULTRAVIOLET IRRADIASI, atau merendahkan tekanan udara sampai 1/10 tekanan udara normal
  • Jeruk keprok (Valencia orange) dikemas dengan kantong plastik

  polyethylene dengan ketebalan 0,0015 inci (1,5 mil), disimpan pada suhu 32 F (0

  C), dapat disimpan dengan komposisi udara sbb; Lama penyimpanan Komposisi udara 3 hari CO

  2 = 6,0 % O

  2 = 9,8 % 7 hari CO

  2 = 6,0 % O

  2 = 8,0 %

CONTROLLED ATMOSPHERE STORAGE (CAS)

  Penyimpanan dingin dengan mengatur kadar oksigen (O ) dan gas • 2 karbon dioksida (CO ) dalam ruang penyimpanan 2 Penyimpanan dengan cara CAS dikenal dengan 2 cara •

  1. Penyimpanan dengan Kedap udara

  2. Mengatur konsentrasi gas dalam ruang penyimpanan

  1. Penyimpanan dengan Kedap udara

  • produk melakukan pernafasan, maka konsentrasi CO , O
  • 2 2 disertai dengan pengontrolan udara disekeliling produk secara terus menerus oleh suatu alat k
  • kadar CO dapat diatur dengan menggunakan NaOH
  • 2<
  • bila konsentrasi CO tinggi dalam ruangan dilakukan penyerapan

  Proses Degreening Jeruk

  Rancangan Alat Pendingin

Peranan teknologi pasca panen padi sangat besar artinya karena :

  • Hasil panen tidak dapat langsung di konsumsi,

  tetapi terlebih dahulu memerlukan beberapa perlakuan

  • Hasil pertanian mudah rusak
  • Hasil panen biasa ditumpuk sehingga

  menimbulkan kerusakan pada produk

Penanganan Pasca Panen Padi Penanganan lepas panen padi adalah :

  1. Panen (pemotongan,kumpul, tumpuk)

  2. Perontokkan

  3. Pengeringan

  4. Penggilingan

  5. Penyimpanan

II. Teknik Pengolahan Padi

  Padi diolah pada kadar air 13-14% (kering giling) Ada 2 tahap pengolahan padi

  1. Proses pengolahan gabah menjadi beras pecah kulit (BPK)

  • Penggilingan padi adalah setiap setiap perusahaan yang sebagian sumber tenaga digerakkan oleh

    mesin yang digunakan untuk pengerjaan padi jadi

    beras sosoh
  • • Perusahaan huller adalah perusahaan pengolah padi

    yang menggunakan tenaga mesin untuk mengerjakan padi atau gabah menjadi beras pecah kulit (BPK)

  ) Pemotongan Pengangkutan Perontokan Pengeringan

  

Post Production System

(Sistem Penanganan Produksi Padi

  • Iles (foot thresher)
  • Pedal thresher
  • Power thre>Jemur (mt hari)
  • Solar collector
  • Fixed bed dryer
  • Continous dryer<
  • Sabit / ani-ani
  • Manual Dropper • Mechanical reaper
  • binder
  • >Keranjang bambu
  • Karung plastik
    • Urutan pengolahan padi adalah :

      1. Perontokkan gabah

      2. Pembersihan gabah

      3. Pengeringan

      4. Pengupasan sekam dari gabah

      

    5. Pemisahan gabah dari beras pecah kulit

      1.1. Maksud dan Tujuan Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehandaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalam tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman

      Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk : Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diingini ; Menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik ; Menurunkan laju erosi ; Meratakan tanah

      1.2. Macam dan Cara Pengolahan Tanah Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. pada umumnya hasil pengolahan tanah masih

    Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah- bongkah tanah dan sisa – sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah. Kedalaman pengolahan tanah kedua pada umumnya kurang dari 15 cm. Jadi penggemburan tanah secara intensif hanya dilakukan pada lapisan

      Dalam pelaksanaannya cara pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara kering maupun cara basah. Pengolahan tanah kering adalah cara pengolahan tanah yang dilakukan pada saat tanah dalam keadaan kering. Sedang pengolahan tanah basah adalah cara pengolahan tanah yang

      

    V. PERHITUNGAN BESARNYA BIAYA

    OPERASIONAL ALAT DAN MESIN PENGOLAH

    TANAH

      Besarnya biaya operasional alat dan mesin, diperhitungkan dari besarnya biaya tetap (fixed cost) dan biaya kerja (variabel cost), biaya tetap berdiri dari penyusutan, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan dan gudang serta pajak dan asuransi.

      Sedangkan biaya kerja perbaikan dan Cara perhitungan untuk mendapatkan biaya operasional alat dan mesin pertanian per tahun adalah sebagai berikut :

      1. Biaya tetap pertahun

      a. Penyusutan = (P-S)/N Dimana : P = harga pembelian mesin (Rp) S = harga akhir, (Rp) (10% dari harga pembelian, RNAM 1979) N = umur ekonomis (tahun) c. Pemeliharaan dan perbaikan = m/100 x P Dimana ; m = nilai pemeliharaan dan perbaikan, (%)

      (besarnya 5%, RNAM 1970)

      d. Gudang : (h/100) x p Dimana : h = Nilai gudang (%) (besarnya 0,5%, RNAM

      1979)

      e. Pajak dan asuransi Pajak = (i/100) x ((P+S)/2) Asuransi = (t/100) x p

      2. Biaya kerja per tahun

      ,

    20 lt

      a. Bahan bakar = x Pm x Wt x Fp

      HP jam

      (Donnel Hunt, 1979) Dimana : Pm = daya meter (HP)

        . x Pm x Wt x Op

      b. Minyak pelumas =

      HP 100 - jam

      (Donnel Hunt, 1979) Dimana : OP = harga minyak pelumas per liter

      (Rp/liter)

      c. Grease : 60% x dari minyak pelumas (Donnel Hunt, 1979)

      d. Operator = Wt x Wop

      x Tp xWt

      f. Ban =

    Nt

      Dimana : n = jumlah ban (buah) Tp = harga ban per buah (Rp/buah) Nt = umur pakai ban, (jam) Total biaya kerja per tahun = a + b + c + d + e + f = B (Rp/tahun)

      Jadi total biaya operasional mesin pertahuan = (A + B), (Rp/tahun) Besarnya biaya operasional mesin per jam adalah

      (A 

      B)

      = , (Rp/jam)

      Wt

      Sedang besarnyanya biaya operasional per satuan luas

      Perlu diperhatikan bahwa dalam menentukan biaya kreja yang berkaitan dengan biaya bahan bakar, minyak pelumas dan grease sebaiknya diperhitungkan atas dasar hasil pengujian langsung.

      

    II. MACAM-MACAM ALAT DAN MESIN

    PENGOLAH TANAH

      1. Alat dan mesin pengolahan tanah pertama (primary tillage equipment), yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan tanah pertama.

      Peralatan pengolahan tanah ini biasanya berupa bajak (plow) dengan segala jenisnya

      2.1. Bajak (Plow) Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 600 tahun SM di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tangan manusia, dengan bentuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat

      Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dengan peralatan yang di pergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu : Bajak singkal (moldboard plow) •

      2.1.1. Bajak singkal (moldboard plow) Sering dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak singkal, hal ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga bagian

      Bajak singkal secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Bajak singkal satu arah (one way • modlboard plow), adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan kearah kanan.

      Bajak singkal dua arah (two way/ • reversible moldboard plow), adalah jenis bajak singkal pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya dapat diukur dua arah, yaitu kearah kiri mauun kearah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata Akan menghasilkan pembalikan yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk pengolah tanah sistim kontur, dari hasil kerjanya tidak akan berbentuk alut mati (dead furrow) ataupun alur punggung (back furrow), sehingga

    Bagian-bagian bajak singka Bagian bajak singkal yang efektif untuk mengolah tanah terdiri atas :

      Pisau bajak (share) berfungsi • untuk memotong tanah secara horizontal. Oleh karenya biasanya bajak ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam.

      Singkal (moldboar), berfungsi untuk • mengangkat menghancurkan dan

      Penstabil bajak (land side), berfungsi • untuk mempertahankan gerakan maju bajak tetap lurus. Dengan jalan menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima oleh bajak singkal, pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah. Bagian penstabil bajak ini akan selalu

      Untuk penyempurnaan hasil kerjanya, disamping bagian-bagian utama diatas, bajak singkal sering dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, antara lain adalah : Roda alur penstabil (furrow wheel), berfunsgi • sebagai pembantu alas penstabil bajak dalam menjaga kestabilan pembajakan. Rada • dukung (land whell), berfungsi untuk mengatur kedalam pembajak. Dnegan alat ini diharapkan pengolahan tanah dapat dilakukan

      Jointer, berfungsi untuk • memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan. Alat ini bentuknya menyerupai bajak singkal namun dnegan ukuran yang lebih kecil. Dalam pemasangan umumnya berada diatas pisau bajak, kearah tanah yang belum dibajak Kerangka (beam) seluruh bagian-bagian • bajak diatas pada penggunannya dipasang pada kerangka yang kuat. Pada kerangka ini pula terpasang titik penggandengan bajak. Pada titik-titik penggandengan ini bajak dapat

      2.1.2. Piringan (Disk Plow) Adanya kelemahan-kelemahan bajak singkal orang menciptakan bajak piringan.

      Bajak piringan cocok untuk bakerja pada : Tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk ; Tanah-tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar ; Tanah gambut ; serta untuk pembajakan tanah yang barat.

      Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya Jenis jak pirinqan (Disk plow) Berdasarkan tempat kedudukan dan susupan piringannya bajak piringan secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu Bajak piringan standard • Pada jenis bajak ini masing-masing piringan mempunyai poros tersendiri terpisah antara piringan satu dengan piringan yang lain.

      Namun di sarnping cara penggolongan di atas, seperti pada bajak singkai, berdasarkan atas arah pembalikan pengolahan tanahnya, bajak piringan juga dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu

      a. Bajak piringan satu arah (One disk plow) •

      b. Eajak piringan dua arah (Two •

      Selanjutnya berdasarkan bentuk piringan., piringan dari bajak piringan dibedakan menjadi dua, yaitu : Piringan standar, yaitu yang tepinya rata • (standard disk), biasa digunakan untuk mengolah tanah yang sudah lama diusahakan untuk tanaman semusim, sehingga tidak dijumpai sisa-sisa tanaman atau perakaran yang cukup besar. Piringan yang tepinya tidak rata atau berlekuk •

      Bagian-bagian pirincian Piringan (disk), berfungsi untuk memotong, • mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah yang dibajak. Piringan berbentuk cekung dengan tepi yang tajam.

      Bagian tepi yang tajam akan berfungsi sabagai alat parong tanah, sedang bagian piringan yang cekung akan berfungsi untuk mngangkat, menghancurkan dan membalik tanah.

      Penggarak piringan (scraper), barfungsi • untuk menjaga piringan tetap bersih, bebas dari gumpalan tanah. Tanah yang menggumpal pada piringan akan menyebabkan kemacetan dan ketidaknormalan kerja dari bajak piringan. Di sanping itu panggarak piringan ini juga berfungsi untuk untuk membantu pembalikan dan penghancuran tanah pada waktu jenis

      Dimana fungsi roda alur penstabil, roda • dukung, dan kerangka, sama fungsinya seperti pada bajak singkal. Hasil kerja dan besarnya kebutuhan daya • dalam penggunaan bajak piringan ini akan sangat dipengaruhi oleh ; bentuk, ukuran dan jenis piringan ; cara perasangan piringan yang akan berpengaruh terhadap besarnya sudut pa-narikan atau sudut

      2.1.3. Bajak putar (Rotary plow) Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkahan-bongkahan yang masih cukup besar, biasanya masib diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan ke- adaan tanah yang lebih luas lagi. Dengan menggunakan bajak putar akan mengerjakan tanah dapat dilakukan sakali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk

      Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dan rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat. parputaran rotor akan lebih banyak daya yang

      Berdasarkan atas sistim pengambilan daya untuk menggerakkan rotor dan pisau dan bajak putar, jenis bajak putar ini secara garis basar dibedakan menjadi dua, yaitu: Bajak putar dengan tenaga pemutar pisau • dan mesin tersendiri terpisah dari tenaga traktor sebagai sumber daya panariknya (Self procelled unit).

      Bajak putar dengan tenaga pemutar pisau •

      Prinsip kerja baja putar. • Pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar hingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Pada waktu rotor berputar dan alat bergerak maju pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada

      Gerakan putaran rotor yang memutar pisau-pisau diakibatkan daya dari motor yang diteruskan melalui sistim penerusan daya khusus, sampai ke rotor tersebut.

      Sistim penerusan daya untuk ukuran bajak putar kecil yang digerakkan dengan Bagian-bagian bajak Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada • waktu pangolahan tanah dengan bajak putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah, namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan bajak singkal, maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan daya penggerak

      Poros putar, berfungsi untuk memutar rotor- • rotor bajak putar.

      Rotor, berfungsi sebagai tempat • pemasangan pisau-pisau dan bajak putar.

      Penutup belakang (rear shield), berfungsi • membantu penghancuran tanah.

      Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk • Faktor yang mempengaruhi hasil kerja dalam penggunaan bajak putar Sistim pemasangan dan pisau • Pemasangan pisau dengan jumlah yang lebih sedikit akan hambatan karena adanya seresah dan dapat masuk lebih dalam dan seresah dapat bercarnpur dengan sempurna. mengurangi kemungkinan macetnya alat

      Tipe dan tanah • Pada tanah berat kandungan lempung lebih banyak, hingga kohesi partikel tanah cukup besar hingga kemungkinan hasil pengerjaan tanah dapat bervariasi dan halus - kasar. Kecepatan perputaran dan pisau • Pada kecepatan maju tetap. Makin, cepat perputaran pisau akan diperoleh potongan yang makin halus ; makin Posisi dan penutup (rear shield) • Adanya penutup akan memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada panutup. Posisi dan penutup akan mempangaruhi benturan tanah terhadap penutup. Posisi yang memungkinkan adanya benturan yang lebih keras akan menghasilkan penghancuran yang lebih besar.

      Kandungan air tanah •

      2.1.4. Bajak pahat (chisel plow) Dalam pengerjaan tanah bajak pahat dipergunkan untuk merobek dan menembus tanah, dengan menggunakcn alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sernpit yang disebut mata pahat atau chisel point. Maka pahat ini terletak pada ujung dan tangkai atau batang yang biasa disebut Bar. Bar ini secara garis besarnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu

      Yang lentur (flexible), ukurannya biasanya • lebih panjang dan lebih ramping. Terbuat dan baja yang dicampur dangan nikel. Bekerja seperti aksi dari pada per.

      Bar ini dipasang pada kerangka, yang mana jarak bar yang satu dengan yang lain masing- masing ± 30 cm,. dapat juga antara + 30 - 60 cm untuk ukuran bajak pahat yang besar.

      Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk Fungsi dari bajak pahat berlainan pula dengan fungsi bajak singkal maupun bajak piringan. Fungsi bajak pahat adalah : Untuk memecah tanah yang keras dan • kering, ini biasa dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah yang tertentu. Dipergunakan untuk • pengerjaan praktis pada tanah bawah.

      Dipergunakan pada tanah yang berjerami, • dan dipargunak.an u.ntuk memutus sisa-

      2.1.5. Bajak tanah bawah (sub soil plow) Bajak tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsi bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kadalaman yang lebih dalam

      Untuk jenis standard tunggal biasanya dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang penarikannya menggunakan traktor dengan daya 60-85 hp. Kemudian untuk bajak tanah bawah jenis standard Kadang kala pada bajak tenah bawah ini di belakangnya di lengkapi dengan alat lain misalnya Perlengkaan mole (mole - attachment) Alat ini digandengkan di belakang dari bajak tanah bawah. Alat berbentuk oval berdiameeer (7,5-20) cm. Hasilnya akan meninggalkan bekas seperti terowongan.

      Perlengkapan pemupukan (fertilizer ttachient) Penggandengan alat ini pada bajak tanah bawah dimaksudkan untuk sekaligus mengadakan pemupukan dengan kedalaman tertentu. Dalam

      2.2. Garu (harrow) Tanah setelah dibajak pada pangolahan tanah pertama, pada unumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua.

      Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pangolahan tanah kedua adalah alat pengolah tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu sebagai perolahan pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk perturnbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk

      Macarn—macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah : Garu piringan (disk harrow) ; garu bergigi paku (spikes tcoth harrow) ; garu bergigi per (springs tcoth harrow) ; dan garu-garu untuk pekerjaan khusus (special harrow).

      2.2.1. Garu piringan (disk—harrow) Pada prinsipnya peralata.n pengolah tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya

      Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pengolahan, tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Salanjutnya. karena draft penggaruan lebih kecil dan draft pembajakan, maka dengan

      Seperti bajak piringan, bagian-bagian utama dari garu piringan terdiri atas : piringan ; poros piringan ; penggerak piringan ; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila sistim penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela trailing

      Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabilan. Beberapa piringan dari garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu pores, rangkaian— rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang).

      Didasarkan atas uraian diatas, garu piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang-disk harrow) garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action gang disk harrow) garu piringan empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut

      2.2.2. Garu bergigi paku (spikes tooth larrow) Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik Garu bergigi paku yang di tarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logan, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan diklem atau dilas.

      Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri lebih dari satu batang penempatan. Perasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang- saling antara batang pempatan yang satu dangan lainya . Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing ada yang pipih ada pula yang bertentuk blimbingan (diartond shate). Kadang kala batang

      Dengan demikian bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas : gigi paku, batang penempatan dari kerangka penguat.

      Garu bergigi paku terutawa digunakan untuk meratakan dan menghalusken tanah sesudah pembajakan, lebih cocok

      2.2.3. Garu bergigi per (springs tooth harrow) Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat dari per atau pegas.

      Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih sesuei digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mernpunyai perakaran yang cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mernpunyai penetasi

      2.2.5. Garu-garu khusus (special harrow) Jenis garu-garu khsuus, biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk Penggunaan garu-garu khusus biasanya dilakukan setelah pengolahan gulma/seresah (weeder-mulcher) ; garu potong putar (rotary cross harrow) ; penggemburan tanah (soil surgeon). Konstruksi dari garu-garu khusus diatas

      2.2.5. Alat Penyiang Mekanis (cultivator) Alat penyiang mekanis sebetulnya bukan termasuk alat pengolah tanah dalam artian untuk parsiapan tanan, tetapi lebih mengarah ke alat pemeliharaan tanaman karena pada umunya peralatan ini digunakan setelah kegiatan penanaman dilakukan. Namun karena arah pemeliharaan tanaman dengan peralatan ini adalah

      Penggunaan alat penyiang mekanis ini juga tidak banyak barbeda dengan paralatan pangolah tanah lainnya. Penyiangan dengan peralatan mekanis bertujuan memberantas tanaman pengganggu ; memperbaiki aerasi tanah mempertahankan kadar lengas tanah ;

      Ada bermacam-macam alat penyiang mekanis yang digerakkan di lapangan pertanian mulai yang kecil yang digunakan dengan tenaga manusia sampai dengan yang besar yang digerakkan dangan traktor besar dengan kapasitas kerja sampai (30-35) ha/hari. Alat penyiang Bagian-bagian utama alat. penyiang mekanis, terdiri atas Mata pendangir (shovel/sweecer), • merupakan bagian yang aktif untuk penyiangan. Yang berbentuk sekop (shovel), lebih berfungsi untuk menggernburkan tanah, sedang yang berbentuk kaki bebek, panyapu (sweer), lebih berfungsi untuk mematikan gulma.

      Tangkai pendangir (shank), temnpat • pemasangan mata pendangir.

      

    III. PRHTIUNGN KEBUTUHAN DAYA DALAM

    PENGGUNAAN ALAT DAN MESIN PENGOLAH

    TANAH

      Untuk kegiatan pangolahan tanah yang dilakukan secara mekanis, traktor pada umumnya merupakan daya penggerak utama (prime mover) untuk menarik atau menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah. Dan hal ini, di samping daya yang dihasilkan traktor dipergunakan untuk menarik atau menggerakkan alat dan

      

    Dengan demikian dalam

    memperhitungkan besarnya daya

    yang baru tersedia pada traktor

    harus diparhitungkan, besarnya daya

    untuk menarik atau menggerakkan

    alat dan mesin pengolah tanah (HP1)

    dan besarnya daya untuk

      

    Besarnya HP1 akan ditentukan oleh

    besarnya gaya pada pengolahan

    tanah dan kecepatan kerja dari

    pengolahan, sedang besarnya HP2

    akan ditentukan oleh berat traktor, Besarnya daya keseluruhan dan traktor untuk pengolahan tanah akan dipengaruhi oleh ; Faktor yang mempengaruhi gaya reaksi tanah terhadap peruhahan sifat mekanis tanah separti kelengasan tanah, khususnya dalam kaitannya dengan konsistensi tanah ; tekstur, struktur, kandungan koloid maupun bahan pengikat tanah yang lain ; vegetasi yang turnbuh di

    Untuk faktor keamanan dalam perhitungkan besarnya daya traktor untuk menarik atau menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah harus diperhatikan efisiensi penerusan daya baik ke alat/mesinnya, maupun efisiensi penerusan daya ke roda penggerak traktornya sendiri.

    Dalam memperhitungkan besarnya daya untuk menarik / menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah antara jenis alat yang satu dengan yang lain memungkinkan berbeda. Hal ini disebabkan karena karakteristik yang berbeda baik dari alat dan mesinya atau keadaan tanah pada waktu diolah. Keadaan tanah pada waktu akan

      Dengan demikian dalam memperhitungkan besarnya ukuran daya traktor (HP), sebagai sumber daya penggerak utama alat dan mesin pengolah tanah yang berbeda kemungkinan akan berbeda untuk alat pengolah jadi satu dengan alat pengolah tanah lainnya. Untuk memperhitungkan besarnya ukuran daya

      3.1. Daya yang dipergunakan untuk menarik /menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah Untuk bajak sinkal, bajak piringan, bajak pahat (chisel), bajak tanah dalam (subnoil) :

      ( dsp ) x ( 1 xd ) x v

      HP1 =

      75 x

    • Untuk garu

      ( dg ) x ( 1 g ) x v HP1 =

      75 x

      1

    • • Untuk alat penyiang mekanis

    Dimana : HP1 = daya untuk menarik / menggerakkan alat / mesin pengolah tanah, (hp) (dsp) = draft spesifik pembajakan, (kg/cm2)

      (tsp) = torsi spesifik pembajakan, (kg c/cm2) (dg) = draf t penggaruan, (kg/m) l = lebar pemotongan tanah dalam pembajakan (cm) d = kedalaman pemotongan tanah (cm) (lg) = lebar penggaruan (m) (rpm) = jumlah putaran pisau rotari per menit (..../menit)

      W x V x ( ktg ) HP2 =

      75 x

      HP2= daya untuk menggerakkan traktor (hp) W = berat traktor (kg) V = kecepatan tahanan guling (ktga) = koefisiensi tahanan guling

      3.3. Dengan memperhitungkan adanya toleransi (tlr) guna mengatasi kelerengan lahan serta keadaan lain yang tak terduga dalam operasi lapang, besarnya ukuran daya traktor dapat dihitung dengan rumus dibawa ini :

      100

      HP = • x (HP1 + HP2)

      100 ( )  tlr Dimana : Hp = besar ukuran daya traktor, (hp) HP1= daya untuk menarik/menggerakkan alat/mesin pengolah tanah (hP)

      HP2 = daya untuk menggerakkan traktor (hp) (besarnya (tlr) dapat diambil sekitar (25-30%)

      IV. PERHITUNGAN KAPASITAS KERJA DAN EFISIENSI KERJA ALAT DAN MESIN PENGOLAH TANAH

      Ada dua istilah yang perlu diketahui dalam membicarakan kapasitas kerja alat dan mesin pengolah tanah yaitu : pengertian kapasitas kerja teoritis (kt), dan kapasitas kerja aktual atau efektif (Ka) Kapasitas kerja teoritis (Kt) dari alat dan mesin pengolah tanah adalah kelajuan kerja yang dicapai didasarkan atas Kapasitas kerja aktual (Ka) dari alat dan mesin pengolah tanah adalah kelajuan kerja yang dapat dicapai oleh alat dan mesin pengolah tanah didasarkan atas luar total yang dicapai per waktu total yang dipergunakan, dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (ha/jam) dan merupakan kemampuan rata-rata yang aktual.

      Besarnya lebar kerja aktual, ditentukan oleh terjadinya tumpang tindik (overlapping) hasil kerja pengolahan tanah, yang disebabkan pengaruh, keterampilan operator, sistim penggandengan peralatan, kecepatan kerja serta kondisi lahan.

      Besarnya kecepatan aktual, ditentukan oleh antara lain ebsarnya slip roda yang harganya

      Waktu efektif terpakai selama bekerja, besarnya sangat ditentukan oleh besarnya kerugian waktu yang tidak efektif digunakan atau biasa disebut sebagai waktu hilang selama bekerja. Waktu hilang merupakan ubahan yang sukar dinilai dalam menentukan kapasitas kerja. Waktu pekerjaan lapang dari alat dan mesin pengolah tanah dapat hilang karena untuk ; pengaturan, mengatasi kemacetan atau kerusakan-kerusakan kecil, untuk belok keujung lapangan, dan sebagainya. Untuk perawatan harian,

      Efisiensi lapang (E), adalah perbandingan antara kapasitas kerja aktual terhadap kapasitas kerja teoritis dinyatakan dalam persen.

      Secara matematis perhitunan kapasitas kerja dan efisiensi kerja alat dan mesin pengolah tanah disajikan sebagai berikut :

      Kt = W x V x 10, (ha/jam)

      Dalam pengujian lapang besar Ka dapat ditentukan dengan rumus : Ka = A / T, (ha/jam) Dimana : Kt = kapasitas kerja teoritis, (ha/jam) Ka = kapasitas kerja aktual, (ha/jam) W = lebar kerja, (m) Disamping cara penentuan efisiensi kerja diatas, harga efisiensi kerja dapat dihitung dengan memperhitungkan banyak besarnya keseluruhan waktu hilang, yang mempengaruhi besarnya harga lebar kerja aktual, kecepatan aktual serta besarnya waktu efektif terpakai selama bekerja, seperti yang telah diuraikan di depan.

      Cara pendekatan perhitungan waktu hilang, untuk digunakan sebagai dasar menentukan besarnya harga efisiensi kerja, dilakukan dengan memperhitungkan harga-harga : Waktu hilang karena terjadinya tumpang- • tindih hasil kerja pengolahan tanah (l1) ; dengan mengukur lebar kerja teoritis (W1) dan lebar aktual atau efektif dilapangan

      Waktu hilang karena slip roda (L2) ; • dengan mengukur panjang lintas yang ditempuh traktor beban untuk 10 x putaran roda (M1) dan mengukur panjang lintasan yang ditempuh traktor dengan beban untuk 10 x putaran roda (M2)

      MM

      1 Harga L2 dapat didekati dengan : • mengukur diameter roda belakang traktor (D), ditentukan jarak lurus (M), jalankan traktor dengan beban sepanjang M, dihitung putaran roda (N)

        DN N Waktu hilang untuk belok di ujung • lapangan (L3) ; dihitung waktu untuk belok di ujung lapangan kemudian dijumlahkan (T1), juga dihitung waktu total yang dipergunakan untuk bekerja di lapangan (T)

      T

      T Secara culikan (sampling), harga L3 dapat • didekati dengan mengukur ; rerata waktu untuk belok diujung lapangan, dimana alat dan mesin tidak secara efektif digunakan untuk mengolah tanah (t1), dan mengukur rerata waktu untuk jalan lurus, dimana alat dan mesin secara aktif digunakan untuk mengolah tanah (t2)

      t Waktu hilang untuk pengaturan, mengatasi kemacetan atau kerusakan- kerusakan kecil (L4) ; dihitung total waktu yang digunakan untuk pengaturan, mengatasi kemacetan-kemacetan atau kerusakan-kerusakan kecil, dan sebagainya (T2)

      T

      T Cara penentuan harga efisiensi kerja pada rumus pertama yang dijelaskan didepan adalah lebih aktual dibandingkan dengan cara penentuan harga efisiensi kerja pada rumus kedua ini, karena pada rumus kedua beberapa harga yang dipakai sebagai dasar perhitungan diambil dengan cara cuplikan. Namun dengan cara yang kedua kita dapat mengetahui kerugian-kerugian

      

    V. PERHITUNGAN BESARNYA BIAYA

    OPERASIONAL ALAT DAN MESIN PENGOLAH

    TANAH

      Besarnya biaya operasional alat dan mesin, diperhitungkan dari besarnya biaya tetap (fixed cost) dan biaya kerja (variabel cost), biaya tetap berdiri dari penyusutan, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan dan gudang serta pajak dan asuransi.

      Sedangkan biaya kerja perbaikan dan Cara perhitungan untuk mendapatkan biaya operasional alat dan mesin pertanian per tahun adalah sebagai berikut :

      1. Biaya tetap pertahun

      a. Penyusutan = (P-S)/N Dimana : P = harga pembelian mesin (Rp) S = harga akhir, (Rp) (10% dari harga pembelian, RNAM 1979) N = umur ekonomis (tahun) c. Pemeliharaan dan perbaikan = m/100 x P Dimana ; m = nilai pemeliharaan dan perbaikan, (%)

      (besarnya 5%, RNAM 1970)

      d. Gudang : (h/100) x p Dimana : h = Nilai gudang (%) (besarnya 0,5%, RNAM

      1979)

      e. Pajak dan asuransi Pajak = (i/100) x ((P+S)/2) Asuransi = (t/100) x p

      2. Biaya kerja per tahun

      ,

    20 lt

      a. Bahan bakar = x Pm x Wt x Fp

      HP jam

      (Donnel Hunt, 1979) Dimana : Pm = daya meter (HP)

        . x Pm x Wt x Op

      b. Minyak pelumas =

      HP 100 - jam

      (Donnel Hunt, 1979) Dimana : OP = harga minyak pelumas per liter

      (Rp/liter)

      c. Grease : 60% x dari minyak pelumas (Donnel Hunt, 1979)

      d. Operator = Wt x Wop

      x Tp xWt

      f. Ban =

    Nt

      Dimana : n = jumlah ban (buah) Tp = harga ban per buah (Rp/buah) Nt = umur pakai ban, (jam) Total biaya kerja per tahun = a + b + c + d + e + f = B (Rp/tahun)

      Jadi total biaya operasional mesin pertahuan = (A + B), (Rp/tahun) Besarnya biaya operasional mesin per jam adalah

      (A 

      B)

      = , (Rp/jam)

      Wt

      Sedang besarnyanya biaya operasional per satuan luas

      Perlu diperhatikan bahwa dalam menentukan biaya kreja yang berkaitan dengan biaya bahan bakar, minyak pelumas dan grease sebaiknya diperhitungkan atas dasar hasil pengujian langsung.

      

    dalam

      

    (Pertanian, Peternakan, Kelautan-

    Perikanan dan Kehutanan)

    dan

    ARTI REVITALISASI

      MEMBERIKAN KESADARAN AKAN • PENTING DAN VITALNYA PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN BANGSA RUMUSAN HARAPAN MASA DEPAN •

    Strategi Umum Revitalisasi Pertanian Arti Luas

    • Meningkatkan kesejahteraan
    • Meningkatkan daya saing produk
    • Menjaga kelestarian sumberdaya alam
    • • Meningkatkan kapasitas SDM pertanian

      TUJUAN

    • • Meningkatkan daya saing kegiatan dan produk

      pertanian;

    • Membangun dan memantapkan ketahanan

      pangan;

    • Menyiapkan SDM pertanian yang handal;
    • Membangun daerah dan pedesaan;

    SASARAN

      MENINGKATNYA PRODUKSI PANGAN DAN AKSES • PANGAN BAGI RUMAH TANGGA MENINGKATNYA DAYA SAING PRODUK PERTANIAN • MELUASNYA KESEMPATAN KERJA DAN • MENINGKATNYA KERAGAMAN/DIVERSIFIKASI USAHA EKONOMI DI PEDESAAN, MENATA KEMBALI KETIMPANGAN PENGUASAAN •

    ISSU KETAHANAN PANGAN

      Dapatkah dunia memproduksi pangan yang cukup pada tingkat harga yang pantas, terjangkau oleh kelompok masyarakat miskin, dan tidak merusak

    Presiden Soekarno :

      “...., apa yang hendak saya katakan itu, adalah amat penting bagi kita, amat penting,

    bahkan mengenai soal mati-hidupnya bangsa

    kita dikemudian hari...., Oleh karena, soal yang hendak saya bicarakan itu mengenai soal persediaan makanan rakyat: Cukupkah

      

    George W Bush (2001) dalam pidatonya

    pada Future Farmers of America

    “It’s important for our nation to build to grow foodstuffs, to feed our people. Can you imagine a country that was unable to grow enough food to feed the people ? It would be a nation subject to

      

    Pilar-Pilar Ketahanan Pangan

    Ketersediaan

    • Pangan tersedia cukup untuk seluruh penduduk

      (volume, keragaman, mutu, aman dikonsumsi) Distribusi (Akses)

    • Pasokan pangan merata ke seluruh wilayah, harga

      stabil dan terjangkau secara berkelanjutan Pemanfaatan/Konsumsi

    Terjadinya peningkatan kebutuhan pangan

      Tahun 2025 diperkirakan penduduk • Indonesia mencapai 315 juta jiwa (LPP 1,45% pertahun) Akan terjadi peningkatan kebutuhan •

      Menghadapi masalah pangan Solusi impor Keputusan pemerintah dalam menghadapi peningkatan kebutuhan pangan adalah impor yang sesungguhnya dapat kita produksi sendiri dengan:

    • biaya murah, Impor :
    • Gula : 30%
    • Kedelei : 45%
    • Jagung : 10%
    • K. Tanah : 15%
    • Susu : 70%
    • Daging sapi : 25%

    Terjadi kenaikan harga produk pertanian

      Terjadi kenaikan harga produk pertanian secara signifikan, karena sebagian komoditas pertanian yang tadinya hanya

    digunakan untuk keperluan pangan (jagung,

    Penggunaan lahan

      Belum tersedianya tata ruang yang • berbasis GIS, sehingga perencanaan penggunaan lahan pertanian belum dapat dilakukan secara optimal.

      Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai • dengan kelas kesesuaian dan

    Penyempitan dan alih fungsi lahan

    • Sistem pewarisan tanah
    • • Alih fungsi lahan pertanian subur : 135.000

      Ha/tahun
    • • Kerusakan/degradasi hutan : 1,2 – 2,8 juta

      ha pertahun.

    Akurasi data

      

    Data luas areal pertanaman, luas panen

    dan produksi masih belum sinkron dan akurasinya belum terjamin, bahkan data

    dari instansi yang berbeda juga berbeda

    Pendidikan petani, peternak, dan nelayan

      Tingkat pendidikan petani rendah: 81,25% lulusan SD ke bawah

    • 35,71% tidak tamat SD;
    • 45,54% tamat SD;
    • 13,08% tamat SLTP;

    Kemana sarjana agrokomplek

    • Serapan sarjana bdg agrokompleks pada dunia kerja kurang mendapat perhatian dari pemerintah
    • tidak adanya dukungan modal untuk

      membuka lapangan kerja baru sehingga

    Produktivitas masih rendah

      Sektor pertanian menjadi sumber pendapatan • utama keluarga miskin (tingkat kemiskinan 16,5%, pengangguran 9,1%) Anatomi petani di Indonesia: jumlahnya banyak, • berpendidikan rendah, lahan sempit, penerapan teknologi rendah.

Dokumen yang terkait

Grafik komputer adalah salah satu cabang disiplin ilmu informatika yang mempelajari

0 0 21

Setelah mempelajari Bab 2, peserta didik diharapkan dapat mengapresiasi dan berkreasi seni ragam hias, yaitu: 1 Menjelaskan pengertian teknik Tapestri

0 0 11

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,

0 1 7

Nirmana merupakan core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai

1 1 31

Pusat seni di surakarta sebagai kawasan wisata seni yang bernuansa lokalitas Surakarta

2 3 115

Biooptik adalah ilmu yang terkait dengan

0 0 62

BAB I PENDAHULUAN - Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 0 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi Data Kompresi data di dalam konteks ilmu komputer adalah merupakan ilmu atau seni dalam merepresentasikan informasi yang terdapat pada data ke dalam suatu bentuk yang lebih padat (kecil) (Pu, 2006). Perkembangan komputer

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman Schneier, (1996). Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni: • Confi

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman Schneier, (1996). Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni: • Confi

0 0 19