Jl Prof.Dr.Hamka Kampus II Ngaliyan Telp.7601295 Fax.7615387 Semarang 50185 PENGESAHAN

  

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PBP)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

PESERTA DIDIK PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Tadris Matematika

  Oleh:

  

NOOR SHOFIANA

NIM: 073511023

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Noor Shofiana NIM : 073511023 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 30 November 2011 Saya yang menyatakan Noor Shofiana NIM : 073511023

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl Prof.Dr.Hamka Kampus II Ngaliyan Telp.7601295 Fax.7615387 Semarang 50185

  

PENGESAHAN

  Naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

  Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik Pada Materi Garis dan Sudut

  Nama : Noor Shofiana NIM : 073511023 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

  Semarang, 13 Desember 2011 DEWAN PENGUJI

  Ketua, Sekretaris,

Hj. Nur Asiyah, S.Ag. M.SI. Saminanto, S.Pd. M.Sc.

  NIP. 19710926 199803 2 002 NIP. 19720604 200312 1 002 Penguji I, Penguji II

Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. Yulia Romadiastri, M.Sc.

  NIP. 19650819 200302 1 001 NIP. 19810715 200501 2 008 Pembimbing Pembimbing II

   Hj. Minhayati Shaleh, S.Si. M.Sc Mufidah, M. Pd

  NIP: 19760426 200604 2 001 NIP: 19690707 199703 2 001

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 19 Oktober 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

  Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik Pada Materi Garis dan Sudut

  Nama : Noor Shofiana NIM : 073511023 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding munaqasyah.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Minhayati Shaleh, M.Si. M.Sc

  NIP: 19760426 200604 2 001

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 19 Oktober 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

  Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik Pada Materi Garis dan Sudut

  Nama : Noor Shofiana NIM : 073511023 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding munaqasyah.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Mufidah M.Pd

  

ABSTRAK

  Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Terhadap

  Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik Pada Materi Garis dan Sudut

  Penulis : Noor Shofiana NIM : 073511023

  Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pengajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Pecangaan pada materi garis dan sudut.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pecangaan Jepara pada peserta didik kelas VII menggunakan teknik random cluster sampling, dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga cara yaitu dengan metode dokumentasi, metode wawancara, dan metode tes. Analisis data tahap awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Dari 2 2 perhitungan uji normalitas kelas eksperimen diperoleh hitung (3,75) < tabel (7,81),

  χ χ 2 2 sehingga berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol diperoleh hitung (4,91) < χ χ

  

tabel (7,81), sehingga data hasil penelitian tersebut berasal dari populasi yang

  berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas diperoleh = 1,215 dan = 1,71, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Sedangkan pada uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = -1,885 dan = 1,992, Sehingga di ketahui = -1,992 < = -1,885 < = 1,992. Berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.

  Analisis data tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji 2 perbadaan dua rata-rata. Uji normalitas kelas eksperimen diperoleh hitung (4,3270) < 2 2 χ 2

   (7,81), sedangkan kelas kontrol diperoleh (1,3985) < (7,81), jadi

  χ tabel χ hitung χ tabel hasil penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk perhitungan homogenitas diperoleh F hitung = 1,114 dan F tabel = 1,717, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Sedangkan uji perbedaan dua rata-rata diperoleh =3,236 sedangkan =1,66. Kemudian untuk uji perbedaan dua rata-rata diketahui besarnya rata-rata kelas eksperimen adalah 73,7 dan besarnya rata-rata kelas kontrol adalah 65,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) lebih baik daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori atau tradisional.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

  Alhamdulillahirobbil Alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

  Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad saw, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.

  Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali kata terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: 1.

  Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, DR. Suja’i, M.Ag.

  2. Dosen pembimbing Minhayati Shaleh, M. Si, M. Sc dan Mufidah, M. Pd, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

  3. Kepala Sekolah SMP N 2 Pecangaan Jepara , Drs. Kasmono yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di SMP N 02 Pecangaan Jepara.

  4. Guru pengampu bidang studi matematika SMP N 02 Pecangaan Jepara Eko Mursulistiono, S.Pd, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.

  5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

  6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis.

  7. Kedua orang tuaku (Suriman dan Churiyatun) dan saudara-saudaraku (Kak Ed, Mbak Sul, Kak Rip, Kak son, Mba Um, Kak lil, dan semua kakak Ipar ku) yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,

  8. Teman-teman penulis yang senasib dan seperjuangan (Umi, nila, dan semua anak TM 2007) yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini.

  9. Teman-teman kos 24 Shafira (Mega, widy, umu, dan semuanya ) yang senantiasa memberi dukungan dan doa.

  10. Untuk seseorang spesial jauh di sana (AL) Tankyou for All.

  11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

  Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

  Semarang, 30 November 2011 Penulis Noor Shofiana Nim : 073511023

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................. vi TRANSLITERASI ...................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. x

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................

  1 B. Identifikasi Masalah ....................................................

  3 C. Penegasan Istilah .........................................................

  4 D. Pembatasan Masalah ...................................................

  6 E. Rumusan Masalah .......................................................

  6 F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................

  6 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ............................................................

  8 B. Kerangka Teoritik .......................................................

  11 C. Rumusan Hipotesis .....................................................

  33 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...........................................................

  34 B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................

  35 C. Populasi dan Sampel Peenelitian ................................

  35 D. Variabel dan Indikator Penelitian................................

  36 E. Pengumpulan Data Penelitian .....................................

  37 F. Analisis Data Penelitian ..............................................

  42 BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................

  50 B. Pengujian Hipotesis ....................................................

  52 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................

  60 D. Keterbatasan Penelitian ...............................................

  62

  BAB V : PENUTUP A. Simpulan ....................................................................

  64 B. Saran...........................................................................

  64 C. Penutup.......................................................................

  65 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya perkembangan paradigma baru pendidikan yang terus

  berkembang seiring dengan perkembangan era globalisasi dan era otonomi daerah, telah mempengaruhi berbagai aspek pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan nasional. Adanya perkembangan tersebut, telah memacu timbulnya berbagai tuntutan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan.

  Dengan diberlakukannya KTSP, dalam pembelajaran peserta didik dituntut untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. Sedangkan dalam pembelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

  Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan output pendidikan yang tidak hanya trampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika. Dalam standar isi untuk pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi) telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan

  1 kreatif, serta kemampuan bekerja sama. 1 Himpunan Perundang-undangan RI tentang SISDIKNAS, (Bandung: Nuansa Aulia, 2010), Cet.VI, hlm.210-211. Masalah lain dalam pembelajaran formal adalah rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru dan pemberian konsep matematika secara instan, pada pembelajaran seperti ini kelas cenderung teacher centered, peserta didik hanya menerima materi sehingga menjadi kurang kreatif. Akibat dari model pembelajaran tersebut jika muncul berbagai masalah dalam kehidupan yang menuntut peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi, peserta didik tidak dapat menyelesaikannya karena peserta didik hanya menghafal.

  Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama sudah lama menjadi fokus dari pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak pernah dikembangkan. Padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

  SMP N 2 Pecangaan Jepara merupakan sekolah yang mempunyai banyak variasi pada peserta didik dalam tingkat prestasinya, sehingga dalam menerima dan mempelajari matematika berbeda pula. Dalam pembelajaran matematika di sekolah tersebut, penerapan konsep sering diberikan secara instan pada peserta didik. Seperti pada pemberian materi garis dan sudut pada sub bab dua garis dipotong garis ketiga, pemberian konsep sudut sehadap, sudut berseberangan, dan sudut sepihak diberikan secara instan tanpa diberi kesempatan untuk mengetahui konsep dasarnya.

  Suatu pembelajaran yang bersifat teacher centered membuat peserta didik di SMP Negeri 2 Pecangaan Jepara bersifat pasif dan kurang kreatif dalam menghadapi setiap masalah dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, dipandang perlu adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik dalam materi garis dan sudut, yang menuntut untuk berpikir tingkat tinggi dan menguasai konsep dasar dari garis dan sudut sebelum pada konsep tingkat lanjut. Karena materi garis dan sudut mempunyai karakteristik yaitu, mampu untuk menganalogikan dari beberapa konsep dasar untuk menyelesaikan masalah sehingga diperlukan pemikiran yang kreatif matematis dan inovatif dalam proses pembelajarannya.

  Untuk itu diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek (PBP). Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam kreatifitas secara nyata. PBP dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Pada hakikatnya kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut berlangsung diantara peserta didik.

  Berangkat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan me ngangkat judul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis

  Proyek (PBP) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik pada Materi Garis dan Sudut ”.

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

  1. Belum efektifnya proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Pecangaan yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru.

  2. Masih banyak peserta didik yang pasif dan kurang mengkreatifkan diri dalam pembelajaran matematika.

  3. Belum pernah dilaksanakannya model pembelajaran berbasis proyek (PBP) di SMP Negeri 2 Pecangaan.

C. Penegasan Istilah

  1. Efektivitas Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan dalam buku

  Mulyasa bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.

  Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam upaya mewujudkan tujuan operasional.

2 Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

  keberhasilan dalam mengukur kemampuan matematis peserta didik yang diperoleh dengan membandingkan hasil penilaian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  2. Model Pembelajaran Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

  3

  3. Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan- kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan peserta didik dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Menurut Clegg dalam buku Made Wena, melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi peserta didik akan meningkat.

  4 Tujuannya

  2 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.82. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 51. 4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.144. adalah agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

  Menurut Punawarman pada model pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk aktif membangun dan

  5 mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realis.

  4. Berpikir Kreatif Matematis Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Hal itu menggabungkan ide- ide yang sebelumnya yang dilakukan. Kreativitas merupakan produk berpikir kreatif seseorang. Berpikir kreatif menurut Pehkonen juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. Pandangan lain tentang berpikir kreatif diajukan oleh Krulik dan Rudnick yang dikutip oleh Tatag yuli eko siswono, yang menjelaskan bahwa berfikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk yang

  6

  komplek. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya, melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru.

  5. Peserta Didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

  7

  jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik dalam penelitian ini adalah semua peserta didik yang berada pada kelas VII SMP N 2 Pecangaan Jepara tahun pelajaran 2010/2011.

  5 Punawarman. 2007. Pengenalan PBL (Pembelajaran Berbasis Proyek) http://yudipurnawan. Wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/ , 04-10-2010, 12.58 6 Tatag Yuli Eko Siswono, Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas Siswa dalam

  

Matematika,

7 Himpunan perundang-undangan RI Tentang SISDIKNAS, (Bandung: Nuansa Aulia, 2010), Cet. VI, hlm.2.

  D. Pembatasan Masalah

  Dalam penelitian ini peneliti juga membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu:

  1. Mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek (PBP)

  2. Materi yang akan dipelajari dalam penelitian ini hanya sub materi garis dan sudut tentang sudut yang dibentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong garis ketiga 3. Mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

  E. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran berbasis proyek efektif dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis peserta didik kelas VII SMP N 2 Pecangaan Jepara pada materi garis dan sudut?

  F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  Penelitian kuantitatif yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek (PBP) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik kelas VII di SMP N 2 Pecangaan Jepara materi pokok garis dan sudut tahun ajaran 2010/2011.

  2. Manfaat Penelitian

  Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

  a. Peserta didik 1) Mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan penugasan proyek atas dasar penelitian yang logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.

  2) Peserta didik semakin meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematisnya dalam menyelesaikan masalah serta mempunyai keberanian dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelas.

  3) Peserta didik dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem- problem yang bersifat kompleks.

  b. Guru 1) Guru dapat lebih mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya sehingga dapat mengoptimalkan proses kegiatan belajar mengajar. 2) Guru dapat mengetahui kesulitan-kesulitan peserta didik sehingga tepat dalam memberikan umpan balik.

  3) Guru lebih terpacu untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga pendidik yang mencetak generasi bangsa yang berkualitas.

  c. Sekolah Memberi sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

  d. Peneliti Sebagai calon guru, peneliti diharapkan dapat mengetahui keadaan kelas secara riil, memahami permasalahan praktis dalam pembelajaran dan dapat memberikan solusi yang tepat dalam menangani masalah kelak.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kajian Penelitian yang Relevan Peneliti menyadari bahwa secara substansial, penelitian ini bukan

  penelitian yang baru. Terbukti telah banyak penelitian yang membahas tentang masalah tersebut. Selain itu juga sudah banyak karya ilmiah lainnya yang sudah dihasilkan oleh para pemikir pendidikan terdahulu. Sehingga dengan menggunakan kajian penelitian dapat menjadi dasar dan pijakan untuk mengembangkan penelitian yang sesuai dengan tuntutan zaman. Karena pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Serta untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada, di antaranya sebagai berikut.

  Pertama, tesis program pasca sarjana UNNES Semarang yang ditulis oleh Alif Persada 2009 “Efektivitas Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Materi Analisis Kelayakan Usaha dan Break Even Point (BEP) Mata Kuliah Matematika Ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa pembelajaran mata kuliah Matematika Ekonomi berlangsung efektif dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek. Ini dapat dilihat dari hasil belajar mahasiswa yang meningkat setelah penerapan model Pembelajaran Berbasis

1 Proyek.

  Kedua, skripsi program strata 1 UNNES Semarang yang ditulis oleh Ahmad Fauzi 2009 “Efektivitas Implementasi Model Pembelajaran Berbasis 1 Alif Persada, Efektivitas Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Materi Analisis Kelayakan

  

Usaha dan Break Even Point (BEP) Mata Kuliah Matematika Ekonomi , (Tesis Program Pasca

Sarjana UNNES Semarang, 2009)

  8 Proyek dan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta didik SMP Kelas VII. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis antara peserta didik yang menggunakan model PBP dan PBM dimana model PBP lebih baik dari PBM, tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik laki-laki dan perempuan, tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan jenis kelamin dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis. Hasil angket disposisi matematis diperoleh rata-rata persentase disposisi matematis

  2 untuk kelompok eksperimen I sebesar 75,98% dan eksperimen II sebesar 73,32%.

  Dari hasil penelitian diatas yang dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran di kelas. Hal ini sedikit berbeda dengan penulis yang akan melakukan penelitian tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek, selain meneliti tentang pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik juga meneliti keefektifan dari model Pembelajaran Berbasis Proyek seperti yang dikutip oleh Made Wena, menurut Thomas dkk menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan suatu cara yang efektif bagi peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik

  3 untuk bekerja mandiri dalam pemecahan masalah.

2. Kerangka Berpikir

  Pelajaran matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran tersebut perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar 2 Ahmad Fauzi, Efektivitas Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan

  

Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta didik

SMP Kelas VII, (Skripsi Program Strata 1 UNNES,2009 ) 3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer:Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.144.

  9 peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi.

  Dalam hal ini, peneliti menawarkan suatu model pembelajaran yang mampu membekali kemampuan-kemampuan yang disebutkan di atas, yaitu dengan model pembelajaran berbasis proyek (PBP). Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau lapangan studi. Ketika peserta didik bekerja di dalam tim, mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat rancangan tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan. Keterampilan-keterampilan yang telah diidentifikasi oleh peserta didik ini merupakan keterampilan yang amat penting di tempat kerja kelak. Hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut berlangsung diantara peserta didik. Salah satu kemampuan tersebut yaitu kemampuan berpikir kreatif matematis.

  Kreatifitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berpikir logis).

  Aktivitas yang memunculkan lebih dari satu perkiraan bisa memberi peluang kreatif. Memberdayakan peserta didik untuk akrab dengan matematika kreatif, berarti mendorong mereka untuk menggunakan matematika sebagai sarana (alat), baik untuk dirinya sendiri maupun untuk beberapa tujuan praktis, dengan menegoisasi beberapa pemahaman yang tersaring. Bahwasannya, berpikir kreatif merupakan usaha menghasilkan gagasan-gagasan, aktifitas-aktifitas dan obyek- obyek baru. Mengingat bahwa pada tingkatan-tingkatan tertentu kreatifitas merupakan sebuah bentuk proses berpikir.

  10

  11 Pembelajaran berbasis proses diimplementasikan dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk membantu peserta didik meningkatkan kemampuan penalaran dan analisis guna mengatasi masalah-masalah peserta didik sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik. SMP Negeri 2 Pecangaan Jepara terletak di kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara.

  Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru matematika kelas VII, diperoleh beberapa informasi yaitu proses pembelajaran masih berpusat pada guru, keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik masih rendah. Dengan melalui model pembelajaran berbasis proyek diharapkan dapat mempengaruhi pada kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik SMP Negeri 2 Pecangaan Jepara tahun pelajaran 2010/2011.

B. Kerangka Teoritik

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek

  Menurut Thomas dkk dalam buku Made Weda, pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. Sedangkan menurut Clegg, melalui pembelajaran berbasis proyek, kreatifitas dan motivasi peserta didik akan meningkat.

4 Tujuannya adalah agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

  Menurut Punawarman pada model pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk aktif membangun dan 4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer:Suatu Tinjauan Konseptual Operasional , hlm.144. mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang

  5 realistis.

b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

  Menurut CORD dkk sebagaimana dikutip oleh Made wena, pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan- kegiatan yang kompleks. Menurut Thomas sebagaimana dikutip oleh Made wena, fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari disiplin ilmu, melibatkan peserta didik dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan peserta didik bekerja secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata. Menurut Gaer sebagaimana dikutip oleh Made wena pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan

  6 bermakna bagi peserta didik.

  Sedangkan menurut Buck Institute for Education sebagaimana dikutip oleh Made wena belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut. 1) Peserta didik membuat keputusan dan membuat kerangka kerja. 2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. 3) Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil. 4) Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. 5) Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu. 6) Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. 7) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

  5 Punawarman. 2007. Pengenalan PBL (Pembelajaran Berbasis Proyek) http://yudipurnawan. Wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/ , 04-10-2010, 12.58 6 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual

  Operasional, hlm.145

  12

  13 8) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

  7

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

  Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu (a) sentralistik (centrality), (b) pertanyaan pendorong/penuntun (driving question), (c) investigasi konstruktif (constructive investigation), (d) otonomi (autonomy), dan (e) realistis (realism).

8 Menurut Punawarman pada model pembelajaran berbasis proyek

  (PBP) peserta didik dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistis. Pembelajaran ini mengacu pada hal berikut:

  1) Kurikulum. PBP tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran dimana proyek sebagai pusat. 2) Responsibility. PBP menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya. 3) Realisme. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa

  dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional.

  4) Active-Learning. Menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menentukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri. 5) Umpan balik. Diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong ke arah pembelajaran berdasarkan pengalaman.

  7 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, hlm.145 8 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, hlm.145.

  6) Ketrampilan umum. PBP dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada ketrampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok dan self management. 7) Driving Questions. PBP difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai. 8) Constructive Investigation. PBP sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik. 9) Autonomy. Proyek menjadikan aktifitas peserta didik yang penting.

  Blumenfeld mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek

  9 berpusat pada proses relatif berjangka waktu, unit pembelajaran bermakna.

2. Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif

  Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Hal itu menggabungkan ide-ide yang sebelumnya yang pernah dilakukan. Kreativitas merupakan produk berpikir kreatif seseorang. Salah satu definisi dari kreatifitas menekankan kualitas rasional dalam memecahkan masalah. Sementara definisi yang lain menyikapi kreatifitas sebagai ekspresi dari sebuah aktualisasi diri yang baik, dan yang lainnya lagi, beranggapan bahwa kreatifitas merupakan sebuah pemikiran bawah sadar yang tersembunyi.

  Sebuah sudut pandang menjelaskan kreatifitas sebagai pemikiran bercabang, kemampuan menghasilkan sebuah variasi yang terdiri aneka solusi meskipun aneh dan tidak biasa terhadap sebuah masalah. Pemikiran bercabang memiliki empat buah fitur penting. Yang pertama adalah

  kefasihan, kemampuan menghasilkan aneka respon, tanpa interupsi

  eksternal, terhadap sebuah stimulus atau masalah. Kedua adalah fleksibilitas, 9 Punawarman. 2007. Pengenalan PBL (Pembelajaran Berbasis Proyek)

  http://yudipurnawan. Wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/ ,04-10-2010, 12.58

  14 kemampuan untuk mendekati sebuah masalah dari berbagai sudut tanpa terpaku pada sebuah sudut tertentu. Ketiga adalah orisinalitas, kemampuan menciptakan sebuah respon unik atau tidak lazim. Keempat adalah

  keluasaan, kemampuan menambahkan kekayaan atau aneka detail terhadap

  10

  sebuah respon. Pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta cara- cara yang dapat memupuk, merangsang dan mengembangkannya menjadi sangat penting.

  Dalam buku Utami Munandar, dijelaskan bermakna dan pentingya kreatifitas perlu dipupuk sejak dini, yaitu Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia menurut Maslow. Kreatifitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.

  Kedua, kreatifitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk

  melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berpikir logis).

  Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri

  pribadi maupun lingkungan, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Dari wawancara terhadap tokoh-tokoh yang telah mendapat penghargaan karena berhasil menciptakan sesuatu yang bermakna, yaitu para seniman, ilmuwan dan ahli penemu, ternyata factor kepuasan ini amat berperan, bahkan lebih dari keuntungan material semata-mata.

  Keempat, kreatifitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan

  kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan Negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide

10 Kelvin seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta:

  IRCiSoD,2008), hlm.156-157

  15 baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru. Untuk mencapai hal itu

  11 perlulah sikap, pemikiran dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.

b. Berpikir matematis

  Menurut Maso, Burton, dan Stacey sebagaimana dikutip oleh Ariyadi wijaya, kegiatan berpikir matematis dilandasi oleh dua pasang proses fundamental, yaitu; spesialisasi dan generalisasi serta pendugaan dan penegasan. Proses spesialisasi merupakan proses paling sederhana dimana sejumlah kasus atau contoh merupakan objek pemikiran utama. Pada tahap ini setiap kasus atau contoh tadi diposisikan secara terpisah atau individual. Proses selanjutnya adalah proses generalisasi untuk mencari pola atau dan hubungan yang ada dari sejumlah kasus atau contoh tadi. Pasangan proses fundamental selanjutnya adalah pendugaan penegasan. Proses pendugaan (conjecturing) merupakan proses memprediksi pola dan hubungan dari sejumlah kasus, namun konjektur atau dugaan belum dilengkapi dengan bukti. Pencarian bukti dari konjektur dilakukan pada proses penguatan (convincing). Proses penguatan bertujuan untuk mencari argumen dan alasan logis dari pola dan hubungan yang sudah diprediksi serta selanjutnya diakhiri dengan upaya mengkomunikasikan hasil.

  Seperti halnya matematika, pemikiran matematis juga tidak memiliki definisi secara pasti. Leron sebagaimana dikutip oleh Ariyadi wijaya mendefinisikan pemikiran matematika sebagai kemampuan untuk membangun kemampuan penalaran serta mengkomunikasikan gagasan. Pandangan yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Kategori yang berpandangan bahwa pemikiran matematika merupakan bentuk sikap yang bisa diekspresikan dengan “suatu upaya untuk melakukan” (attempting to do) dan “suatu bentuk pekerjaan yang dilakukan” (working to do). Oleh karena itu, menurut Kategori, pemikiran matematika tidak terbatas hanya pada apa yang berhasil dilakukan; “could do” ataupun “couldn’t do”. Walau Kategori mendefinisikan 11 Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

  Cipta,2009), hlm.31-32

  16 pemikiran matematika sebagai suatu sikap, namun demikian dia menyebutkan tiga aspek dari pemikiran matematika, yaitu aspek sikap, aspek metode, dan aspek konten matematika.