BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Back Exercise terhadap Pengurangan Nyeri Punggung Bawah Petugas Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas tubuh yang kurang baik (Rakel, 2002). Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan penyebab utama hilangnya jam kerja pada industri serta merupakan alasan untuk mendatangi dokter ataupun mendapatkan perawatan di rumah sakit (Rene Cailliet, 1978).

  Pada era globalisasi ini manusia di tuntut bekerja lebih cepat dalam kaitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga menyebabkan timbulnya siklus kerja statis dalam jangka waktu yang lama, seperti duduk di depan computer berjam-jam serta kurang memperhatikan posisi tubuh yang baik dalam bekerja. Hal ini dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah sehingga tentunya akan mengurangi produktivitas kerja (Diana, 2005 ). Obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya NPB akibat pengaruh gaya berat badan yang berlebih terutama bagian perut (penumpukan lemak) memaksa tubuh membentuk postur yang tidak sehat sehingga menimbulkan kelemahan otot (Bimariotejo, 2009). Batasan Overweight menurut World Health Organization (WHO) adalah kelebihan berat badan pada dewasa pria jika BMI > 25 kg/m2, sedangkan pada perempuan dewasa BMI > 23 kg/m2 . Berdasarkan Statistik Kanada Tahun 2011 diperkirakan

  1 bahwa sekitar 20% dari semua cedera punggung adalah karena kegiatan kerja yang dilakukan pekerja yang bersifat statis seperti duduk lama, berdiri, mendorong dan menarik beban. Duduk dan berdiri dalam jangka waktu yang lama atau melakukan gerakan yang sama secara berulang-ulang dapat menimbulkan kekakuanm pada otot.

  Penggunaan peralatan yang tidak sesuai dengan pekerja maka sedikit banyaknya akan berpengaruh bagi kinerja . Dalam melaksanakan tugas pekerja perlu memperhatikan mengenai posisi dan sikap kerja serta diikuti juga sarana dan prasarana kerja yang tepat .Jika dalam bekerja terjadi kontraksi otot yang statis dan berlangsung lama secara berkesinambungan serta sikap kerja yang dipaksa dalam bekerja maka akan mudah sekali menimbulkan kelelahan shingga hal ini akan menimbulkan rasa nyeri pada otot . Berdiri statis dalam jangka waktu yang lama yang dapat ditolerir tubuh adalah 20 menit Jika melewati batas tersebut maka elastisitas jaringan akan menurun tekanan pada otot akan meningkat dan timbulah ketidak nyamanan pada punggung (Arnita, 2006). Beberapa laporan dan hasil penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa penyakit akibat kerja khususnya nyeri punggung bawah merupakan penyakit yang paling banyak dialami pekerja,dimana kejadian NPB tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial,maupun tingkat pendidikan, semua dapat terkena. Lebih dari 70% manusia dalam kehidupannya pernah mengalami NPB, dengan rata-rata puncak kejadian berusia 35- 55 tahun (Anderson, 2007).

  Akibat nyeri punggung yang dialami oleh pekerja dapat menyebabkan hilangnya jam kerja dan efisiensi kerja bahkan pengeluaran dana yang cukup besar untuk berobat. Menurut penelitian World Health Organizations (WHO) masyarakat pekerja di Amerika Serikat mengeluarkan hampir 50 miliar dollar setahun untuk mengurangi masalah nyeri punggung bawah mereka, hal ini merupakan penyebab utama mengambil cuti sakit sehingga menyebabkan produktifitas menurun (Waddell G, 2001).

  Membahas tentang nyeri punggung bawah (NPB) yang banyak dialami oleh pekerja di seluruh dunia biasanya paling banyak dijumpai sebagai akibat dari kelainan mekanikal gerak atau postural yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, pekerjaan dengan posisi berdiri yang lama, duduk lama, mengangkat benda-benda berat dan bekerja dengan alat yang bergetar menjadi faktor kontribusi terjadinya masalah NPB (Brown and Makckler L.S., 2009).

  Menurut Caillet (1978) sebanyak 60% orang dewasa mengalami NPB karena bekerja atau aktivitas yang dilakukan lebih banyak dalam posisi duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak disekitarnya. Jika kejadian ini berlanjut akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang menyebabkan hernia nukleus pulposus.

  Faktor yang mempengaruhi dalam aktivitas mengangkat mencakup metode mengangkat, posisi horisontal beban, tinggi dan kisaran pengangkatan, karakteristik objek, dan frekuensi mengangkat. Mengangkat di atas bahu lebih membebani secara fisiologis dan kurang dapat diterima tubuh. Pengangkatan yang paling efisien adalah antara 1 hingga 1,5 meter dari lantai. Masalah potensial dalam mengangkat di antaranya lamanya , gaya yang berlebih saat membawa, mendorong, atau menarik, mekanika pengangkatan yang buruk, postur punggung bawah yang kurang nyaman, tinggi tempat kerja yang tidak memadai, permukaan kerja yang tidak aman, ruang yang terbatas dalam melakukan gerak kerja dan material, serta kesalahan rancangan alat dalam melakukan pekerjaan. Menurut panduan mengangkat dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) di Amerika Serikat, 23 kg aman bagi 75% wanita dan 90% pria. Pekerja harus diajari untuk menghindari atau mengurangi kegiatan menarik jika memungkinkan lebih banyak mendorong, karena hal ini lebih ergonomis bagi punggung (Nidus Information Services Inc, 2002).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD ) bahwa di Indonesia angka kejadian nyeri punggung menunjukan 18,2 % pada laki laki dan 13,6 % pada wanita sedangkan. National Safety Council melaporkan penyakit akibat kerja yang frekuensi kejadian paling tinggi adalah sakit/nyeri pada punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Tarwaka dkk, 2004).

  Penelitian Rahmat (2009) menunjukkan prevalensi nyeri punggung bawah pada pekerja yang duduk lama, pada saat ini mencapai 60% dari pekerja.

  Disebutkan juga saat manusia duduk, beban maksimal lebih berat 6-7 kali dari berdiri. Tulang atas yang menyangga tengkorak mengalami beban terberat.

  Secara umum penanganan nyeri punggung bawah bervariasi, biasanya dalam kondisi yang ringan nyeri tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari menjalani pengobatan. Penanganan nyeri punggung bawah juga dapat dilakukan dengan penanganan fisioterapi dan pemakaian alat terapi seperti korset dan penyangga punggung.

  Menurut Hanung (2008) fisioterapi dalam hal ini memegang peranan untuk mengembalikan dan mengatasi gangguan impairment dan activity limitation sehingga pasien dapat beraktivitas kembali. Namun menurut literature 33% pasien masih mengalami nyeri hilang-timbul atau nyeri persisten setelah satu tahun. Hanya ada 25% sembuh total setelah menjalani terapi selama satu tahun. Terapi latihan ( back exercise ) dikenal secara luas dipergunakan sebagai salah satu modalitas pengobatan NPB.

  Penelitian yang dilakukan oleh Hayden (2005) dari Institute for Work & Health, mengenai manfaat terapi latihan pada NPB non spesifik, didapat bahwa terapi latihan sedikit lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi pada penderita NPB. Pada NPB sub akut didapat bahwa terapi latihan mempunyai efektifitas yang sama dibandingkan dengan tanpa pengobatan atau dengan pengobatan konservatif lainnya.

  Phila Pa (2004) yang melakukan penelitian tentang latihan untuk nyeri punggung bawah dimana hal ini menunjukkan bahwa latihan mempunyai hubungan signifikan dalam pengurangan nyeri. Namun latihan kurang berfungsi pada NBP yang stadium akut karena sifatnya hanya sementara. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa setelah menjalani latihan selama 5 (lima) minggu terdapat pengurangan rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri punggung.

  Penelitian yang dilakukan oleh Mario (2005) juga menunjukkan bahwa intensitas latihan dan jenis latihan yang disesuaikan dengan tingkat nyeri yang dialami penderita, memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengurangan nyeri punggung bawah, namun disebutkan juga bahwa pengurangan nyeri sangat dipengaruhi oleh usia penderita.

  Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2013, maka pada Instalasi Rekam Medis RSUP. H Adam Malik dalam melaksanakan fungsi kerjanya terdapat kegiatan yang terdiri dari : 1.

  Penerimaan dan pendaftaran pasien (disini kegiatan dilakukan umumnya duduk yaitu pengentrian data ke komputer)

  2. Analisa dan perakitan rekam medis (kegiatan dilakukan umumnya posisi duduk yaitu pengentrian ke komputer, merapikan dan menyusun lembar berkas rekam medis) 3. Penyimpanan berkas rekam medis (umumnya kegiatan dilakukan berdiri, jongkok, mengangkat, memanjat)

  4. Pengolahan data (umumnya kegiatan adalah duduk berupa pengentrian data ke komputer berdasarkan diagnosa dokter)

5. Pelaporan (umumnya kegiatan dilakukan dengan posisi duduk) 6.

  Administrasi (umumnya kegiatan dilakukan dengan posisi duduk). Selain itu juga ditemukan tempat kerja yang sempit dan kurang nyaman. Pada penyimpanan Berkas Rekam Medis ditemukan batas antara rak bervariasi 70- 80 cm sehingga mengganggu ruang gerak petugas, ketinggian rak 2,5 m maka dibutuhkan tangga yang dapat di ubah sesuai dengan ketinggian (adjustable). Tangga yang tersedia hanya tangga 2 step sehingga untuk mengambil dan menyimpan berkas rekam medis yang letaknya tinggi petugas kesulitan dan takut terjatuh karena kaki tangga licin ditambah lagi dasar dari pijakan kurang lebar. Rak dorong untuk mengangkut berkas rekam medis hanya ada 4 buah sehingga petugas sebagian mengangkat berkas rekam medis tanpa menggunakan rak pendorong .

  Dari survey pendahuluan juga ditemukan bahwa terdapat 30 petugas dari 60 orang petugas yang mengeluh nyeri punggang bawah sedangkan yang terbanyak ditemukan pada petugas dengan masa kerja 5 tahun . Hasil wawancara pada 7 orang petugas yang mengalami nyeri pinggang bawah ditemukan bahwa mereka merasakan adanya nyeri hebat saat melakukan aktivitas bahkan 4 dari mereka sudah memakai korset.

  Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian tentang nyeri punggung bawah yang dialami oleh petugas rekam medis serta back exercise yang diberikan pada petugas yang memiliki keluhan nyeri punggung bawah.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian permasalahan yang ada pada latar belakang maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ”Bagaimana pengaruh back exercise terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik di RSUP. H. Adam Malik Medan ?”

  .

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Untuk mengetahui pengaruh back exercise terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengetahui pengaruh Frekwensi latihan terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan 2. Mengetahui pengaruh lamanya latihan terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik di RSUP H. Adam

  Malik Medan 3. Mengetahui pengaruh kekhususan latihan terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik RSUP H.

  Adam Malik Medan 4. Mengetahui pengaruh macam aktivitas latihan terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik di RSUP H.

  Adam Malik Medan.

1.4 Hipotesis

  Ada pengaruh back exercise terhadap pengurangan rasa nyeri pungung bagian bawah petugas Instalasi rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

  Secara teoritis temuan dari penelitian ini dapat memperkaya kasanah ilmu pengetahuan bidang keselamatan kerja dan kesehatan kerja, khususnya berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko yang dapat menyebabkan NPB.

  1.5.2 Bagi Rumah Sakit

  Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi tentang faktor- faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah sehingga dapat diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.

  1.5.3 Bagi Petugas

  Dapat dijadikan pengetahuan dan pengalaman tentang manfaat latihan punggung agar dapat mencegah dan mengurangi rasa nyeri di bagian punggung selama beraktifitas sehingga produktifitas tidak terganggu.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Back Exercise terhadap Pengurangan Nyeri Punggung Bawah Petugas Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013

1 39 105

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Insentif Terhadap Kinerja Staf Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2008

5 83 121

Hubungan antara Aktivitas Kerja Manual Handling dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan

9 72 77

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. NYERI 1.1 Definisi Nyeri - Pengalaman Nyeri Kronis pada Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 35

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Gambaran Perubahan Fisiologis Sistem Gastrointestinal : Konstipasi pada Pasien Stroke yang Immobilisasi di RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Petugas Ground Handling terhadap Penggunaan APT di Avron Bandara Polonia Medan Tahun 2013

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peran Perawat dalam Pemberian Edukasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Profil Pengamatan Faktor Risiko pada Pasien Multi Drug Resistant Tuberkulosis Paru di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peran Perawat dalam Pemberian Edukasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP H. Adam Malik Medan

0 1 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah - Pengaruh Back Exercise terhadap Pengurangan Nyeri Punggung Bawah Petugas Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013

0 3 33