BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan - Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks dan tidak menentu dengan persaingan antar perusaaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan harus mendapat perhatian yang lebih. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.

  Dalam rangka pengambilan keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja ekonomi suatu perusahaan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan ada untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan laba rugi contohnya, suatu perusahaan dapat saja memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi. Namun laporan arus kas bisa saja memperlihatkan bahwa perusahaan sebenarnya kekurangan uang kas. Menurut Skousen dkk (2009 : 284), laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.

  Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas pelanggan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas, karena arus kas operasi merupakan sumber kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian besar perusahaan. kegagalan operasi perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk yang besar untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan tanda adanya kesulitan pada perusahaan.

  Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. Kegiatan investasi juga merupakan perolehan dan penjualan aktiva yang digunakan dalam operasi. Karena itu, penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi merupakan arus kas masuk dari kegiatan investasi.

  Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wessel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. Asumsi bahwa ketersediaan kas yang tinggi dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah aktiva lancar berupa kas sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.

  Secara sederhana likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kas atau yang mudah dicairkan ke kas dalam jangka pendek, untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan. Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga- jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan. Perusahaan harus merencanakan likuiditas yang memadai karena jumlah dana yang terkait mungkin akan membutuhkan waktu lama untuk memenuhinya. Adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Menurut Walsh (2004 : 106)

  

Current ratio merupakan rasio favorit dari institusi-institusi pemberi pinjaman, dan

  penghitungan current ratio (rasio lancar) didasarkan pada perbandingan sederhana antara total “aktiva lancar” dan “kewajiban lancar”. Dimana jika suatu perusahaan

  current ratio nya lebih dari

  satu, berarti hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu likuid. Teori sinyal

  

(Signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

  memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh : investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi, sinyal yang dimaksud\seperti laporan keuangan. Laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan, sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan.

  Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan menyajikan laporan arus yang menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif, maka perusahaan itu dikatakan likuid yaitu mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sub sektor makan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat berperan penting dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat dimana produknya sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari. Jumlah penduduk Indonesia yang banyak akan memperbesar konsumsi secara menyeluruh meskipun pendapatan perkapitanya rendah. Industri barang konsumsi yang rentan terhadap kemajuan teknologi dan perubahan tren atau selera dari konsumen, aktiva jangka panjang seperti mesin untuk menjalankan produksi tidak dapat dipertahankan dalam perusahaan jika sudah tidak sesuai dengan keinginan pasar karena dapat membuat produk yang dipasarkan kalah dengan pesaing lainnya. Pembelian terhadap asset semacam ini perlu kemampuan yang baik dari manajemen untuk mengelola kas dan membaca pasar agar kas yang dikeluarkan dapat diminimalisir dengan hasil yang tepat sasaran. Penggunaan kas yang minimal dengan hasil yang tepat guna dan maksimal akan dapat meningkatkan likuiditas perusahaan serta mempertahankan eksistensi perusahaan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Tingkat inflasi yang semakin membaik pasca krisis keuangan global tahun 2008 serta menurunnya tingkat suku bunga mengakibatkan harga sudah stabil sehingga diharapkan likuiditas perusahaan akan semakin membaik (Mesno, 2011).

  Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, permasalahan yang penulis perlu diteliti adalah “Apakah arus kas mempunyai pengaruh sinifikan secara parsial dan simultan terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

  “.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

  2. Apakah arus kas investasi secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas perursahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

  3. Apakah arus kas pendanaan secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

  4. Apakah arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

1.2.1 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi secara parsial terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

  2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas investasi secara parsial terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

  3. Untuk menegetahui pengaruh arus kas pendanaan secara parsial terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

  4. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara simultan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

1.2.2 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi penulis, untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari.

  2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya di bidang akuntansi mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas.

  3. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai gambaran dalam pengambilan keputusan tentang tingkat likuiditas perusahaan.

  4. Memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas perusahaan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 106 91

Pengaruh Arus Kas Operasi dan Modal Kerja Terhadap Likuiditas (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

3 26 59

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh ROA (Return On Asset), Pertumbuhan Laba, Komponen Arus Kas dan Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Jumlah Kredit yang diberikan dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 2 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Debt Financing pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 21 7

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kas - Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 21