Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INFORMASI ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH :

Candra Halim PasaribU 100522081

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013

Yang Membuat Pernyataan,

Candra Halim Pasaribu Nim : 100522081


(3)

ABSTRAK

PENGARUH INFORMASI ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah arus kas berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu likuiditas dan variabel independennya Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama 3 periode yaitu 2010-2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan adalah data sekunder yang di publikasikan bagi pihak yang berkepentingan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Arus Kas dari Aktivitas Operasi berpengaruh secara siginifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan, Aktivitas Investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan, Aktivitas Pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan. Secara simultan Arus Kas dari ketiga Aktivitas tersebut juga berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan. Angka R sebesar 0,619 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Likuiditas dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 61,9%. Angka R

square atau koefisien determinasi sebesar 0,384. Angka ini mengindikasikan bahwa 38,4% variasi atau perubahan dalam Likuiditas dapat dijelaskan oleh variasi variable Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan. Sedangkan sisanya 38,1% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Kata Kunci : Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan dan Likuiditas (rasio lancar).


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF CASH FLOW INFORMATION ON THE LEVEL OF LIQUIDITY IN MANUFACTURING SECTOR SUB LISTED FOOD AND

DRINK IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

This study aimed to test whether cash flow significantly influence the level of liquidity in the company's manufacturing sub-sectors of food and beverage listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) either partially or simultaneously. The study consisted of a dependent variable and the independent variable liquidity Operating Activities, Investing Activities and Financing Activities.

The population in this study were 15 companies manufacturing food and beverage sub-sectors listed on the Stock Exchange during the three periods, namely 2010-2012. The sample used in this study were 13 companies manufacturing food and beverage sub-sectors listed on the Stock Exchange. The data used are secondary data published for interested parties. The collected data were analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing this hypothesis using multiple linear regression t test and F test.

The results showed that partially, Cash Flows from Operating Activities to significantly affect the level of corporate liquidity, investment activity does not significantly affect the level of corporate liquidity, financing activities do not significantly affect the level of corporate liquidity. Cash flow simultaneously from the three events are also significantly influence the level of corporate liquidity. Rate R of 0.619 shows that the correlation or relationship between Liquidity very closely with the independent variable of 61.9%. Figures R square or coefficient of determination of 0.384. This figure indicates that 38.4% of variation or changes in liquidity can be explained by variations in variable operating activities, investing activities, financing activities. While the remaining 38.1% can be explained by other variables that are not included in the research model.

Keywords: Operating Activities, Investing Activities, Financing Activities and Liquidity (current ratio).


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Alhamdullilah segala puji bagi Allah, Dzat yang tak pernah lupa pada hambaNya yang selalu berusaha dan berdo’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulisan khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini.Selain itu penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan dan bantuan baik dari segi materil maupun non materil serta dukungan dari kedua orang tua penulis yang selalu memanjatkan do’a bagi penulis, terima kasih Ayahanda dan Ibunda kasih sayangmu selalu dalam jiwaku. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Sekertaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., CA selaku dosen pembaca nilai yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Saudara-saudara, family sanak keluarga, serta teman-teman yang telah memberikan arahan dan dorongan serta semangat bagi penulis sehingga penulis dapat melalui semua hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Candra Halim Pasaribu Nim : 100522081


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I : PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ...6

1.2.1. Tujuan Penelitian ...7

1.2.2. Manfaat Penelitian ...7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...9

2.1. Tinjauan Teoritis ...9

2.1.1. Pengertian Kas ...9

2.1.2. Laporan Arus Kas ...10

2.1.3. Kegunaan Arus Kas ...11

2.1.4. Klasifikasi Laporan Arus Kas ...12

2.1.5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas ...15

2.2. Likuiditas ...17

2.2.1. Pengertian Likuiditas ...17

2.2.2. Rasio Likuiditas ...18

2.3. Teori Sinyal ...19

2.4. Tinjauan Peneliti Terdahulu ...21

2.5. Kerangka Konseptual ...26

2.6. Hipotesis ...28

BAB III : METODE PENELITIAN ...30

3.1. Desain Penelitian ...30

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian ...30

3.2.1. Populasi ...30

3.2.1. Sampel ...30

3.3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...31

3.3.1. Jenis Data ...31

3.3.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data ...32

3.4. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...33

3.5. Metode Analisis Data ...34

3.6. Pengujian Asumsi Klasik ...34

3.6.1. Uji Normalitas ...34


(8)

3.6.3. Uji Heteroskedastisitas ...37

3.6.4. Uji Autokorelasi ...38

3.7. Model dan Teknik Analisis Data ...38

3.7.1. Metode Analisis Regresi Berganda ...38

3.7.2. Uji Parsial (Uji-t) ...39

3.7.3. Uji Simultan (Uji-F) ...40

3.8. Koefisien Determinasi (R2) ...40

3.9. Jadwal Penelitian ...41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...42

4.1. Data Penelitian ...42

4.2. Analisis Data Penelitian ...45

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptik ...45

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik ...46

4.2.3. Uji Normalitas ...46

4.2.4. Uji Multikolineritas ...49

4.2.5. Uji Heteroskedastisitas ...51

4.2.6. Uji Autokorelasi ...53

4.3. Model dan Teknik Analisis Data ...54

4.3.1. Model Regresi Berganda ...54

4.3.2. Uji Parsial (t-test) ...56

4.3.3. Uji Simultan (F-test) ...57

4.4. Koefisien Determinasi (R2) ...58

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ...59

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ...63

5.1. Kesimpulan ...63

5.2. Keterbatasan Penelitian ...63

5.3. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ...66


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ikhtisar Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 41

Tabel 4.1 Data Variabel Penelitian Sebelum di Transform ... 42

Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Setelah di Transform ... 43

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.4 Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.5 Uji Multikolineritas ... 50

Tabel 4.6 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 53

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi ... 53

Tabel 4.8 Regresi Linier Berganda ... 54

Tabel 4.9 Uji t Statistik ... 56

Tabel 4.10 Uji F Statistik ... 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26

Gambar 4.1 Kurva Histogram ... 48

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Arus Kas ... 68

Lampiran 2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 70

Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Sebelum di Transform ... 70

Lampiran 4 Data Variabel Penelitian Setelah di Transform ... 72

Lampiran 5 Statistik Deskriptif ... 73

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ... 74

Lampiran 7 Grafik Histogram ... 74

Lampiran 8 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .... 75

Lampiran 9 Uji Multikolineritas ... 75

Lampiran 10 Grafik Scatterplot ... 76

Lampiran 11 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

Lampiran 12 Regresi Berganda ... 77

Lampiran 13 Hasil Uji t Statistik ... 77

Lampiran 14 Hasil Uji F Statistik ... 77


(12)

ABSTRAK

PENGARUH INFORMASI ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah arus kas berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu likuiditas dan variabel independennya Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama 3 periode yaitu 2010-2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan adalah data sekunder yang di publikasikan bagi pihak yang berkepentingan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Arus Kas dari Aktivitas Operasi berpengaruh secara siginifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan, Aktivitas Investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan, Aktivitas Pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan. Secara simultan Arus Kas dari ketiga Aktivitas tersebut juga berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas perusahaan. Angka R sebesar 0,619 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Likuiditas dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 61,9%. Angka R

square atau koefisien determinasi sebesar 0,384. Angka ini mengindikasikan bahwa 38,4% variasi atau perubahan dalam Likuiditas dapat dijelaskan oleh variasi variable Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan. Sedangkan sisanya 38,1% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Kata Kunci : Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan dan Likuiditas (rasio lancar).


(13)

ABSTRACT

EFFECT OF CASH FLOW INFORMATION ON THE LEVEL OF LIQUIDITY IN MANUFACTURING SECTOR SUB LISTED FOOD AND

DRINK IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

This study aimed to test whether cash flow significantly influence the level of liquidity in the company's manufacturing sub-sectors of food and beverage listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) either partially or simultaneously. The study consisted of a dependent variable and the independent variable liquidity Operating Activities, Investing Activities and Financing Activities.

The population in this study were 15 companies manufacturing food and beverage sub-sectors listed on the Stock Exchange during the three periods, namely 2010-2012. The sample used in this study were 13 companies manufacturing food and beverage sub-sectors listed on the Stock Exchange. The data used are secondary data published for interested parties. The collected data were analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing this hypothesis using multiple linear regression t test and F test.

The results showed that partially, Cash Flows from Operating Activities to significantly affect the level of corporate liquidity, investment activity does not significantly affect the level of corporate liquidity, financing activities do not significantly affect the level of corporate liquidity. Cash flow simultaneously from the three events are also significantly influence the level of corporate liquidity. Rate R of 0.619 shows that the correlation or relationship between Liquidity very closely with the independent variable of 61.9%. Figures R square or coefficient of determination of 0.384. This figure indicates that 38.4% of variation or changes in liquidity can be explained by variations in variable operating activities, investing activities, financing activities. While the remaining 38.1% can be explained by other variables that are not included in the research model.

Keywords: Operating Activities, Investing Activities, Financing Activities and Liquidity (current ratio).


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks dan tidak menentu dengan persaingan antar perusaaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan harus mendapat perhatian yang lebih. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.

Dalam rangka pengambilan keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja ekonomi suatu perusahaan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan


(15)

perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan ada untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan laba rugi contohnya, suatu perusahaan dapat saja memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi. Namun laporan arus kas bisa saja memperlihatkan bahwa perusahaan sebenarnya kekurangan uang kas. Menurut Skousen dkk (2009 : 284), laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas pelanggan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas, karena arus kas operasi merupakan sumber kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian besar perusahaan. kegagalan operasi perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk yang besar untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan tanda adanya kesulitan pada perusahaan.

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan


(16)

suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. Kegiatan investasi juga merupakan perolehan dan penjualan aktiva yang digunakan dalam operasi. Karena itu, penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi merupakan arus kas masuk dari kegiatan investasi.

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wessel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. Asumsi bahwa ketersediaan kas yang tinggi dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah aktiva lancar berupa kas sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.

Secara sederhana likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kas atau yang mudah dicairkan ke kas dalam jangka pendek, untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan. Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang


(17)

dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan. Perusahaan harus merencanakan likuiditas yang memadai karena jumlah dana yang terkait mungkin akan membutuhkan waktu lama untuk memenuhinya. Adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Menurut Walsh (2004 : 106)

Current ratio merupakan rasio favorit dari institusi-institusi pemberi pinjaman, dan penghitungan current ratio (rasio lancar) didasarkan pada perbandingan sederhana antara total “aktiva lancar” dan “kewajiban lancar”. Dimana jika suatu perusahaan

current ratio nya lebih dari

satu, berarti hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu likuid. Teori sinyal

(Signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh : investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi, sinyal yang dimaksud\seperti laporan keuangan. Laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas


(18)

merupakan bagian dari laporan keuangan, sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan menyajikan laporan arus yang menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif, maka perusahaan itu dikatakan likuid yaitu mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sub sektor makan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat berperan penting dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat dimana produknya sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari. Jumlah penduduk Indonesia yang banyak akan memperbesar konsumsi secara menyeluruh meskipun pendapatan perkapitanya rendah. Industri barang konsumsi yang rentan terhadap kemajuan teknologi dan perubahan tren atau selera dari konsumen, aktiva jangka panjang seperti mesin untuk menjalankan produksi tidak dapat dipertahankan dalam perusahaan jika sudah tidak sesuai dengan keinginan pasar karena dapat membuat produk yang dipasarkan kalah dengan pesaing lainnya. Pembelian terhadap asset semacam ini perlu kemampuan yang baik dari manajemen untuk mengelola kas dan membaca pasar agar kas yang dikeluarkan dapat diminimalisir dengan hasil yang tepat sasaran. Penggunaan kas yang minimal dengan hasil yang tepat guna dan maksimal akan dapat meningkatkan likuiditas perusahaan serta mempertahankan eksistensi perusahaan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Tingkat inflasi


(19)

yang semakin membaik pasca krisis keuangan global tahun 2008 serta menurunnya tingkat suku bunga mengakibatkan harga sudah stabil sehingga diharapkan likuiditas perusahaan akan semakin membaik (Mesno, 2011).

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, permasalahan yang penulis perlu diteliti adalah “Apakah arus kas mempunyai pengaruh sinifikan secara parsial dan simultan terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)“.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

2. Apakah arus kas investasi secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas perursahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

3. Apakah arus kas pendanaan secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

4. Apakah arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.


(20)

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi secara parsial terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas investasi secara parsial terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

3. Untuk menegetahui pengaruh arus kas pendanaan secara parsial terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara simultan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

1.2.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi penulis, untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya di bidang akuntansi mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas.

3. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai gambaran dalam pengambilan keputusan tentang tingkat likuiditas perusahaan.

4. Memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas perusahaan.


(21)

5. Bagi penelitian selanjutnya, bisa dijadikan sebagai bahan referensi dan gambaran dalam melakukan penelitian selanjutnya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kas

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus, karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi. Menurut Harahap (2010 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1) setiap saat dapat ditukar menjadi kas 2) tanggal jatuh temponya sangat dekat

3) kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus kas. Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga (efek atau


(23)

marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen. Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditas karena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar bursa dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar pembedaan harga jual dan harga beli.

2.1.2 Laporan Arus Kas

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan sebagai berikut : “Laporan arus kas

(statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”. Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa : ”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan


(24)

pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan.

2.1.3 Kegunaan Arus Kas

Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. informasi tersebut meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat mengetahui :

1. Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol


(25)

2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang.

3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang.

5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.1.4 Klasifikasi Laporan Arus Kas 1. Aktivitas operasi

Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas


(26)

investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 : 40). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.

Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 paragraf 14 (IAI : 2009) adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain. c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d. Pembayaran kas kepada karyawan.

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2. Aktivitas investasi

Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Syakur, 2009 : 40).


(27)

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI : 2009) adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.

c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan).

e. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contras,

option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Aktivitas pendanaan

Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik dan kreditor. Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Menurut (Syakur, 2009: 4) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang timbul


(28)

dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI : 2009) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman lainnya. d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

2.1.5 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Menurut Skousen dkk (2009:289) dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yaitu :

1) Metode langsung

Pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, dan cara terbaik untuk melakukan metode langsung adalah mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos dilaporan laba rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos.


(29)

2) Metode tidak langsung

Dengan metode tidak langsung, laporan arus kas dimulai dengan laba bersih, yang memasukkan pengaruh bersih dari seluruh laporan laba rugi, dan kemudian melaporkan penyesuaian yang diperlukan untuk mengubah seluruh akun laporan laba rugi menjadi angka-angka arus Kas. Hanya penyesuaian saja yang dilaporkan. Seperti halnya dengan metode langsung, cara terbaik untuk menampilkan metode tidak langsung adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi akunnya. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.

Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluaran kas. Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada


(30)

penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

2.2 Likuiditas

2.2.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Pengertian likuiditas menurut Mardiyanto (2009;54) ialah : “Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”. Menurut Munawir (2007:31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut : “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban finansialnya tersebut digolongkan kedalam perusahaan yang likuid. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai likuiditas maka penulis menyimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan yang harus segera dipenuhi.


(31)

2.2.2 Rasio likuiditas

Menurut Menurut Harahap (2010 : 301) ” Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.” Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.

1. Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar (current ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka pendek menurut S. Munawir (2007:72). Rasio lancar dihitung sebagai berikut :

Rumus :  100%

s liabilitie current

assets current CR

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 2:1 atau 200% berarti 2 aktiva lancar mampu menutupi 1 hutang lancar. Artinya, dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalam jangka pendek.

2. Rasio cepat (quick ratio)

Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid ( likuid asset ). Quick Ratio yang kurang dari 100 % dianggap kurang baik


(32)

tersebut mampu menyediakan alat – alat likuid yang memadai untuk mengetahui kewajiban jangka pendeknya.

Rumus :   100%

s liabilitie current

inventory asset

current QR

3. Rasio kas (cash ratio)

Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal inilah yang menyebabkan analisa laporan keuangan perlu melihat Cash Ratio. Bertambah tingginya cash ratio, berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan.

Rumus :   sec 100%

s liabilitie current

urities marketable

cash Cr

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga

Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. 2.3 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal (Signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan


(33)

kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh : investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi, sinyal yang dimaksud seperti laporan keuangan. Laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan menyajikan laporan arus yang menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif, maka perusahaan itu dikatakan likuid yaitu mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.


(34)

Ahmad Arief Herudiningrat (2008) melakukan penelitian mengenai Pengaruh informasi laporan arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Variable independen yaitu Rasio kecukupan arus kas, Rasio reinvestasi kas, Rasio pengeluaran modal. Variabel dependennya adalah Keputusan investasi tanaman. Periode yang digunakan tahun 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; secara parsial rasio kecukupan arus kas dan rasio reinvestasi kas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi tanaman. Sedangkan untuk rasio pengeluaran modal secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap investasi tanaman. Dan secara simultan rasio kecukupan arus kas, rasio reinvestasi kas dan rasio pengeluaran modal berpengaruh signifikan terhadap investasi tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Christrova Hasugian (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan. Variabel independen yaitu free cash flow dan Profitabilitas, Variabel dependennya adalah kebijakan hutang. Periode yang digunakan adalah tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: secara parsial free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Dan secara simultan free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan.

Nurul Hayati dan Crhistina Riani (2011) melakukan penelitian Pengaruh Arus Kas terhadap tingkat likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia. variabel independen yaitu nilai arus kas dari


(35)

aktivitas operasi , aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Variabel dependennya adalah tingkat likuiditas. Periode yang digunakan adalah tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial hanya aktivitas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Gusmiati (2011) melakukan penelitian Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yaitu arus kas dari aktivitas operasi. Variabel dependennya adalah tingkat likuiditas. Periode yang digunakan adalah tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Fitri Andika Sari (2011) melakukan penelitian mengenai Pengaruh arus kas terhadap likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Variabel independen adalah arus kas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan. Sementara variabel dependennya adalah likuiditas yaitu current ratio. Periode yang digunakan 2006-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk α=5% terhadap likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan. Dan secara simultan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan juga bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk α=5% terhadap likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan.


(36)

Hanum Masayu Kirnasari (2013) melakukan penelitian mengenai Pengaruh arus kas terhadap likuiditas industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel independen adalah arus kas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, sementara variabel dependennya adalah likuiditas yaitu current ratio. Periode yang digunakan 2009-2011. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa aktivitas investasi secara parsial berpengaruh terhadap lukuiditas sedangkan aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Sedangkan secara simultan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas pada industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ikhtisar tinjauan penelitian terdahulu tercantum pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Ikhtisar Tinjauan Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Peneliti Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian Pengaruh

informasi laporan arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Ahmad Arif Herudiningrat (2008) Variable Independen :Rasio kecukupan arus kas,Rasio reinvestasi kas, Rasio pengeluaran modal. Variabel Dependen: Keputusan Investasi tanaman. Menunjukkan bahwa: secara parsial rasio kecukupan arus kas dan

rasio reinvestasi kas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi tanaman. Sedangkan

untuk rasio

pengeluaran modal secara parsial menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap investasi

tanaman. Dan secara simultan rasio


(37)

rasio reinvestasi kas dan rasio pengeluaran modal berpengaruh signifikan terhadap investasi tanaman pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Pengaruh free

cash flow dan profitabilitas terhadap

kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan. Christrova Hasugian (2010) Variabel

Independen : free cash flow dan Profitabilitas Variabel Dependennya : kebijakan hutang.

Menunjukkan bahwa: secara parsial free cash

flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara simultan free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan. Pengaruh Arus

Kas

terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaptar di BEI. Nurul Hayati dan Christina Riani (2011) Variabel Independen: nilai arus kas operasi , nilai arus

kas investasi, nilai

arus kas

pendanaan. Variabel Dependen: Likuiditas.

Menunjukkan bahwa : Secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan

berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas.

Secara parsial hanya aktivitas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Gusmiati (2011) Variabel

Independen : Arus kas aktivitas operasi Variabel Dependen : Tingkat

Menunjukkan bahwa Secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas.


(38)

Indonesia.

Pengaruh Arus Kas Terhadap Likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Fitri Andika Sari (2011)

Variabel

Independen : Arus kas aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan. Variabel Dependen Likuiditas (current ratio).

Menunjukkan bahwa secara parsial aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Dan secara simultan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan juga secara

bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap likuiditas pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Medan. Pengaruh Arus

Kas terhadap Likuiditas Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanum Masayu Kirnasari (2013) Variabel

Independen : Arus kas aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas

pendanaan. Variabel

Dependen : Likuiditas

(current ratio).

Menunjukkan bahwa secara parsial aktivitas investasi berpengaruh terhadap likuiditas sementara aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan secara simultan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan bersama-sama

berpengaruh terhadap likuiditas Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(39)

L I K U I D

I T A S (Variabel Y) Sumber: Diolah Peneliti (2013)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28). Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah Peneliti (2013)

Hubungan arus kas operasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas operasi akan mempengaruhi aktiva lancar dan hutang lancar. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan diperoleh dari aktivitas utama pendapatan perusahaan seperti penerimaan dari pelanggan, penerimaan bunga, penerimaan deviden, penerimaan kas lainnya, pembayaran

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

(Variabel X1) Arus Kas Aktivitas

Investasi (Variabel X2) Arus Kas Aktivitas

Pandanaan (Variabel X3)


(40)

bunga. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam bentuk aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan. Likuiditas perusahaan mengarah pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya, Simamora (2000:523). Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo. Hubungan antara arus kas investasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas investasi akan mempengaruhi jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk perolehan dan pelepasan aktiva tetap, sehingga akan mempengaruhi tingkat likuiditas mengingat kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid. Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas investasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jatuh tempo. Arus kas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubung dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa mendatang. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan. Hubungan antara arus kas pendanaan dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah dan komposisi modal serta hutang jangka panjangnya. Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid, sehingga semakin besar nilai arus kas dari aktivitas pendanaan yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan


(41)

perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya saat jatuh tempo. Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan diungkapkan secara terpisah untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal (investor) perusahaan. laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan.

Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.

Pada gambar 2.1 merupakan kerangka konseptual yang akan diteliti oleh penulis tentang pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sebagai variabel independen ( variabel X ) terhadap variabel dependen ( variabel Y ) yaitu rasio likuiditas.

2.6 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Dari kerangka konseptual maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Arus kas operasi berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas perusahaan.


(42)

H2 : Arus kas investasi berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas perusahaan.

H3 : Arus kas pendanaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas perusahaan.

H4 : Arus kas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas perusahaan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2005:14) “penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih”. Dengan penelitian ini, maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2005: 74). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 15 laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada pada setiap perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga tahun yaitu 2010-2012.

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik kriteria sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:78). Beberapa kreteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(44)

2. Perusahaan yang termasuk dalam sub sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI.

3. Laporan keuangan disajikan dalam satuan rupiah dan telah diaudit.

4. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

5. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting

pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 13 perusahaan. Daftar populasi dan sampel penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 5

1 Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ √ 1

2 Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ √ 2

3 Davomas Abadi Tbk √ √ √ -

4 Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ √ 3

5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ √ 4

6 Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ √ 5

7 Mayora Indah Tbk √ √ √ √ √ 6

8 Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 7

9 Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ √ √ 8

10 Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ √ √ √ 9

11 Sekar Laut Tbk √ √ √ √ √ 10

12 Siantar Top Tbk √ √ √ √ √ 11

13 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ √ 12

14 Tri Banyan Tirta Tbk √ √ √ -

15 Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk

√ √ √ √ √ 13


(45)

3.3 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.3.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data primer yang telah dioalah oleh pihak yang memiliki kewenangan yang kemudian dipublikasikan untuk dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan data ini diperoleh secara tidak langsung atau dapat diperoleh melalui media perantara. 3.3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Studi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan Informasi Laporan Keuangan triwulan Induk Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan 2012 serta data yang relevan dengan penelitian baik dari pihak perusahaan maupun berasal dari buku-buku literatur dan internet.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut :

1. Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Menghitung nilai current ratio dari masing-masing perusahaan tiap periode. 3. Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik. 4. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.


(46)

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Arus kas dari Aktivitas Operasi Var (X1).

Arus kas operasi adalah selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai Kas dari Aktivitas Operasi.

Rasio

Arus kas dari aktivitas Investasi Var (X2).

Hasil dari perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai Kas dari Aktivitas Investasi.

Rasio

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan Var (X3).

Selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas pendanaan selama satu tahun buku, sebagian sebagaimana

tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai kas dari Aktivitas Pendanaan.

Rasio

Likuiditas (Rasio Lancar) Var (Y).

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendeknya.

� � � �

� � � � × % Rasio

Sumber : Diolah Peneliti (2013) Pengukuran variabel Penelitian

Pengukuran variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen dan variabel dependen.


(47)

1) Variabel Independen (bebas)

Variabel independen menurut Sugiyono (2005 : 33) adalah ” variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

2) Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2005:33) adalah ” variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel independen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Likuiditas (current ratio).

3.5 Metode Analisis Data

Analisa data ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for window v. 17. Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.6 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode penelitian analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametik, dan jika data tidak normal digunakan statistik nonparametik. Tujuan uji normalitas data ini adalah


(48)

untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007 : 103). Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi distribusi normalitas. Menurut Ghozali (2005:110) cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dengan analisis grafik dan analisis statistik.

1. Analisis grafik

Salah satu cara termudah melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan adalah :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal, mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal, tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal. Maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis statistik

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S)” (Ghozali, 2005 : 115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis :


(49)

Ho : data residual berdistribusi normal. Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Bila sig > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal (Ho diterima), sebaliknya bila sig < 0,05% dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal (Ha diterima). Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk normal melalui transformasi data, trimming dan winzorising.

1) Transformasi data

Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (ln), log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data bernilai negatif, transformasi data dengan log

akan menghilangkannya sehingga sampel (n) akan berkurang.

2) Trimming

Trimming adalah membuang (memangkas) observasi yang bersifat outlier, yaitu yang nilainya lebih kecil dari μ-2σ atau lebih besar dari μ+2σ. Metode ini juga akan mengecilakan sampelnya.

3) Winzorising

Winzorising mengubah nilai-nilai outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum uang diizinkan supaya distribusi menjadi normal. Nilai–nilai observasi yang lebih kecil dari μ-2σ akan diubah nilainya menjadi μ-2σ dan nilai-nilai yang lebih besar dari μ+2σ akan diubah menjadi μ+2σ.

3.6.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya


(50)

tidak terjadi korelasi antara variabel indevenden (Ghozali, 2005 : 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah :

1) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,09), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

2) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya, (2) variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,01 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan melihat grafik scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisita antara lain :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.


(51)

3.6.4 Uji AutoKorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini sering ditemukan pada time series. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji durbin watson.

3.7 Model dan Teknik Analisis Data 3.7.1 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap salah satu variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata nilai rata-rata variabel dependen, berdasarkan nilai independen yang duketahui (Gujarati (2003) dalam Ghozali (2005). Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai arus kas operasi, nilai arus kas investasi, nilai arus kas pendanaan. Sedangkan variabel dependennya adalah likuiditas. Adapun persamaan regresi untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Likuiditas sebagai variabel dependen X1 = Nilai Arus Kas Operasi


(52)

X2 = Nilai Arus Kas Investasi X3 = Nilai Arus Kas Pendanaan a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi e = error

3.7.2 Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi linear berganda mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Bentuk pengujiannnya adalah :

Ho : variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas.

Ha : variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas.

Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada α 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n – k). Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika t-hitung < t-tabel, atau Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima. Jika t-hitung > t-tabel, atau Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima. 3.7.3 Uji Simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi linear berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :


(53)

Ho : variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas.

Ha : variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika F-hitung < F-tabel atau Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima. Jika F-hitung > F-tabel atau Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima. 3.8 Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.9 Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian N o Tahapan Penelitian Desember 2012 Januari 2013 Pebruari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 1 Pengajuan

Judul

2 Pencarian Data Awal

3 Bimbingan Proposal


(54)

4 Penyelesai an

Proposal

5 Penulisan dan Bimbingan Skripsi

6 Penyelesai an Skripsi


(1)

Lampiran 5

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

cash form operation 45 ,00 27,44 22,8977 4,45429

cash form investing 45 ,00 27,56 22,3487 4,63858

cash form finance 45 ,00 27,96 21,9287 5,58215

liqudity 45 -,08 7,54 ,9735 1,40582

Valid N (listwise) 45

Lampiran 6

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,06174971

Most Extreme Differences Absolute ,185

Positive ,185

Negative -,117

Kolmogorov-Smirnov Z 1,238

Asymp. Sig. (2-tailed) ,093

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Lampiran 7

Grafik Histogram

Lampiran 8


(3)

Lampiran 9

Uji Multikolinearitas

Lampiran 10

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) -,679 ,873 -,777 ,442

cash form operation

,512 ,104 1,622 4,936 ,000 ,129 7,761

cash form investing

-,321 ,100 -1,061 -3,205 ,003 ,127 7,873

cash form finance

-,132 ,041 -,522 -3,176 ,003 ,514 1,944

a. Dependent Variable: liqudity


(4)

Grafik Scatterplot

Lampiran 11

Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,655a ,430 ,388 1,09991 2,195

a. Predictors: (Constant), cash form finance, cash form operation, cash form investing b. Dependent Variable: liqudity

Lampiran 12

Regresi Berganda


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient

s

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) -,679 ,873 -,777 ,442

cash form operation

,512 ,104 1,622 4,936 ,000 ,129 7,761

cash form investing

-,321 ,100 -1,061 -3,205 ,003 ,127 7,873

cash form finance

-,132 ,041 -,522 -3,176 ,003 ,514 1,944

a. Dependent Variable: liqudity

Lampiran 13

Uji t Statistik


(6)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) -,679 ,873 -,777 ,442

cash form operation

,512 ,104 1,622 4,936 ,000 ,129 7,761

cash form investing

-,321 ,100 -1,061 -3,205 ,003 ,127 7,873

cash form finance

-,132 ,041 -,522 -3,176 ,003 ,514 1,944

a. Dependent Variable: liqudity

Lampiran 14

Uji F Statistik

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 37,356 3 12,452 10,293 ,000a

Residual 49,602 41 1,210

Total 86,958 44

a. Predictors: (Constant), cash form finance, cash form operation, cash form investing b. Dependent Variable: liqudity

Lampiran 15

Koefisien Determinasi (R

2

)

Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,655a ,430 ,388 1,09991 2,195

a. Predictors: (Constant), cash form finance, cash form operation, cash form investing b. Dependent Variable: liqudity


Dokumen yang terkait

Pengaruh Arus Kas Total, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi Dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

7 61 91

Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Dan Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

10 55 95

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 31 18

Pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

18 88 153

Pengaruh Arus Kas Operasi dan Modal Kerja Terhadap Likuiditas (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

3 26 59

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 74

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 2 17

Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kas - Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

ABSTRAK PENGARUH INFORMASI ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 11