PengarUH OtOnOMI DaeraH Dan ManajeMen BerBasIs seKOLaH terHaDaP PenIngKatan MUtU PenDIDIKan MenengaH atas DI KaB. tangerang tHe IMPaCt Of regIOnaL aUtOnOMY anD sCHOOL BaseD ManageMent On QUaLItY IMPrOVeMent Of seCOnDarY HIgH eDUCatIOn In tangerang DIstrIC
PENGARUH OTONOMI DAERAH DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENENGAH ATAS DI KAB. TANGERANG THE IMPACT OF REGIONAL AUTONOMY AND SCHOOL BASED MANAGEMENT ON QUALITY IMPROVEMENT OF SECONDARY HIGH EDUCATION IN TANGERANG DISTRICT
deden Saeful ridhwan dan leni Nurmiyanti
Sekolah tinggi Ilmu tarbiyah (StIt) Islamic village tangerang. Email: dedensaeful_ridhwan@yahoo.com Email: leni_nurmiyanti@yahoo.co.id
abstrak
Program manajemen Berbasis sekolah (mBs) dapat membantu dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan ditiap daerah, sehingga masing-masing daerah dapat memberdayakan partisipasi serta peran masyarakat dalam mengelola pendidikan. Dalam rangka mengetahui sejauh mana pengaruh Otonomi Daerah dan mBs terhadap Peningkatan mutu Pendidikan menengah Atas maka di lakukan penelitian di wilayah Kecamatan Pagedangan. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan metode kuantitatif yaitu suatu metode yang didalamnya mendeskripsikan dan menganalisa suatu fenomena atau objek tertentu yang diteliti dan diamati dengan interpretasi yang tepat. Penggunaan metode ini tertuju pada pemecahan masalah. teknik pengumpulan data menggunakan angket dan penelitian kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil Pengaruh Otonomi Daerah terhadap Peniningkatan mutu Pendidikan adalah 0,582. Pengaruh mBs terhadap Peningkatan mutu Pendidikan adalah 0.647 dan Pengaruh Otonomi Daerah dan mBs terhadap Peningkatan mutu Pendidikan adalah 0,706.
Kata Kunci t: Otonomi Daerah, manajemen Berbasis sekolah, mutu Pendidikan
abstrak
The School Based Management Program (MBS) can assist in supporting the quality improvement of education in each region, so each region can empower participation and role of community in managing education. In order to find out significance of the impact of Regional Autonomy (OTDA) and MBS on Quality Improvement of Secondary High Education, then a research is made in Pangedagan Sub- District. Methods used in the research are survey and quantitative method namely a method describing and analyzing a certain phenomenon or object researched and observed with correct interpretation. The use of this method is aimed to problem solving. Data collection technique uses questionnaire and literature research. Based on the performed research, the Impact of Regional Autonomy on Educational Quality Improvement is 0.582. The Impact of MBS on Educational Quality Improvement is 0.647 and the Impact of Regional Autonomy and MBS on Educational Quality Improvement is 0.706.
Keywords : Regional Autonomy, school Based management, educational Quality
Naskah diterima 15Oktober 2016, direvisi 10 November 2016, disetujui 15 November 2016
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
PENDAHULUAN
Pendidikan menengah Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan ?. tujuan dari studi
otonomi pendidikan diharapkan dapat ini adalah untuk membuktikan seberapa
meningkatkan mutu pendidikan, Sekolah besar pengaruh otonomi Daerah dan
dapat mengelola manajemen pendidikan manajemen berbasis Sekolah terhadap
secara independen sesuai dengan kebutuhan Peningkatkan mutu Pendidikan menengah
dan ciri kekhasan daerah masing-masing, Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan.
sehingga mutu pendidikan dapat diterima oleh masyarakat dan daerah tersebut.
otonomi pendidikan juga menghadirkan Kajian Literatur
manajemen berbasis Sekolah (mbS) yang
Otonomi Daerah
mampu meningkatkan mutu sesuai dengan keadaan dan kondisi masing-masing
Secara etimologi, kata otonomi berasal daerah. Karena dengan mbS sekolah dapat
dari bahasa latin “autos” yang berarti memberdayakan partisipasi serta peran sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. 1
masyarakat dalam mengelola pendidikan maka otonomi dapat berarti “peraturan meliputi jenis pendidikan dan kurikulum sendiri” atau mempunyai hak/ kekuasaan/ program pendidikan.
kewenangan untuk membuat peraturan berbagai permasalahan yang terjadi sendiri, arti tersebut dikembangkan
menjadi “pemerintah sendiri”. di dunia pendidikan Indonesia tidak 2 Dengan bisa dilepaskan dari ketidaksiapan para adanya otonomi daerah diharapkan
pelaksana pendidikan seperti dalam pemerintah daerah dapat mengembangkan permasalahan pemerataan pendidikan, dan meningkatkan serta mendukung mutu pendidikan, efisiensi pendidikan dan perkembangan potensi daerahnya masing- relevansi pendidikan dalam peningkatan masing yang meliputi seluruh bidang mutu pendidikan. Atas dasar hal tersebut di
pemerintahan kecuali politik luar negeri, atas maka penulis tertarik untuk meneliti hankam, peradilan, moneter dan fiskal,
“Pengaruh Otonomi Daerah dan Manajemen agama, serta ‘kewenangan bidang lain’ dalam Berbasis Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu wujud otonomi luas, nyata dan bertanggung Pendidikan Menengah Atas”.
jawab. otonomi daerah yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan, secara
Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai subtansial menunjukan bahwa kabupaten berikut: (1). Apakah otonomi Daerah dan kota memegang peranan penting berpengaruh terhadap Peningkatkan mutu dalam kewenangan dan pembiayaan. Pendidikan menengah Atas di wilayah Demikian halnya dengan pengembangan Kecamatan Pagedangan ? (2). Apakah pendidikan, sangat bergantung atas manajemen berbasis Sekolah berpengaruh
terhadap Peningkatkan mutu Pendidikan menengah Atas di wilayah Kecamatan 1 Untuk lebih jelasnya pembahasan tentang ini,
Pagedangan ? (3). Apakah otonomi lihat, A. Ubaedillah, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan
(civic Education). jakarta: Kencana, h. 176.
Daerah dan manajemen berbasis Sekolah
2 Umaedi. 2004. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/
berpengaruh terhadap Peningkatkan mutu
Madrasah. jakarta: Pusat Kajian manajemen mutu Pendidikan, h. 19.
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
kebijakan pemerintah daerah sebagai Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
bagian dari kewenangan yang dilimpahkan Konsep manajemen berbasis sekolah melalui otonomi pengelolaan pendidikan merupakan salah satu upaya dalam rangka
yang diharapkan mampu untuk memenuhi menciptakan keunggulan masyarakat kebutuhan masyarakat secara lebih cepat, serta bangsa dalam menguasai ilmu tepat, efisien dan efektif.
dan teknologi, diharapkan dengan hal tersebut di atas dapat menjadi landasan
Otonomi Pendidikan
pengembangan pendidikan yang berkualitas
otonomi pendidikan merupakan hasil dan berkelanjutan, baik secara mikro, meso, dari adannya otonomi daerah yang terjadi 5 maupun makro.
pada saat reformasi di Inodnesia. berdasarkan tujuan utama mbS adalah meningkatkan Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang
efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Sistem Pendidikan nasional yang mengatur
Peningkatan efisiensi diperoleh melalui dan memberikan otoritas penuh kepada tiap
keleluasaan mengelola sumber daya sekolah untuk melakukan otonomi sekolah.
yang ada, partisipasi masyarakat, 6 dan Dalam pasal 51 ayat 1 yang berbunyi penyederhanaan birokrasi. Peningkatan “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia mutu diperoleh melalui partisipasi orang dini, pendidikan dasar, dan pendidikan tua, kelenturan pengelolaan sekolah, menengah dilaksanakan berdasarkan peningkatan profesionalisme guru, adanya standar pelayanan minimal dengan prinsip
apresiasi dan hukuman adalah sebagai manajemen berbasis sekolah” dan pasal elemen kontrol, serta hal lain yang dapat
52 “Pengelolaan satuan pendidikan tinggi menumbuh kembangkan suasana yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi,
kondusif. Implementasi manajemen berbasis akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang transparan”. 3 otonomi pendidikan pada
yang terampil dan berkualitas agar dapat dasarnya dapat dipahami sebagai pemberian
membangkitkan motivasi kerja yang lebih sebagian kewenangan, hak dan kebijakan produktif dan mengefisiensikan sistem serta pada sekolah untuk dapat meningkatkan memberdayakan otoritas daerah setempat mutu pendidikan sesuai dengan ciri dan untuk menghilangkan birokrasi yang kekhasaan dari daerah yang berada di tumpang tindih.
wilayah masing-masing. 4 Dalam otonomi
pendidikan kewenangan penyelenggaran pendidikan berada dalam tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten.
5 rodney t. ogawa & Paula A. white, dalam Susan Albers mohman. 1994. School Based Management,
Organizing for High Performance. San Francisco: jossey- 3 Lihat UUSPn tentang Sistem Pendidikan
bass Publisher, h. 53-54.
nasional nomor 20 tahun 2013 6 Abuddin nata. 2001. Pendidikan Berbasis 4 Adiwikarta Sudardja. 1988. Sosiologi Pendidikan:
Masyarakat dalam Perspektif Islam. jakarta: jauhar Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan
jurnal Pemikiran Islam Kontekstual, volume 2. Masyarakat. jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud, h. 110.
nomor 2. h. 189.
Volume 14, Nomor 3, Desember 2016
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
Strategi Peningakatan Mutu
pendidikan. Seperti: regulasi, implementasi Strategi perbaikan mutu 7 yang dan pengendalian (identifikasi kelemahan- berkelanjutan dapat dirumuskan kedalam kelemahan). Keenam, Supervisi sebagai dua strategi: (a). Analisis kesenjangan mutu
strategi perbaikan mutu. Dilakukan oleh pendidikan. (b). Pemenuhan standar acuan
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/ mutu oleh satuan pendidikan, dengan kota, dan penyelenggara satuan pendidikan.
pemenuhan standar acuan mutu berupa Sementara masyarakat melakukan pencapaian SmP dan SnP merupakan bagian
pengawasan terhadap satuan/program dari upaya peningkatan mutu pendidikan. pendidikan. tahapan kegiatan satuan pendidikan
pemenuhan pada satuan pendidikan adalah
Kerangka Teori
sebagai berikut: Pertama, Pengumpulan data otonomi Daerah yang menghadirkan
satuan pendidikan melakukan sosialisasi otonomi Pendidikan yang dapat dimaknai
cara pengisian alat evaluasi diri satuan oleh secara sederhana, dimana sebagian dari
pengawas dan kepala sekolah kepada sivitas perlimpahan kewenangan dan tugas
satuan pendidikan, melakukan pengisian pemerintah pusat dilaksanakan ditingkat
EDS dengan standar acuan SmP atau SnP. lokal atau daerah. Kewenangan serta
Kedua, Analisis data, mengecek kebenaran tanggung jawab otonomi Pendidikan
data tersebut dilengkapi dengan bukti- pada otonomi Daerah diserahkan pada
bukti yang faktual, mengolah sesuai dengan pemerintah kota/kabupaten, dengan
indikator dan kategori yang terdapat pada harapan kemampuan masing-masing
EDS, sehingga diperoleh hasil analisa yang daerah otonom sangat menentukan prinsip
lebih baik dalam mengembangkan mutu satuan pendidikan. 8
penerapan otonomi Pendidikan agar sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikannya. 9
Ketiga, Pelaporan, dengan mengidentifikasi pelaporan agar dapat Kewenangan yang bertumpu pada
sekolah yang merupakan inti dari mbS disusun dan menghasilkan laporan yang
dipandang mampu memberikan kontribusi sesuai dengan fakta di lapangan. Keempat.
yang positif dalam peningkatan mutu rekomendasi, yakni mendiskusikan hasil
pendidikan. 10 hadirnya mbS di Indonesia analisis dan pelaporan untuk menentukan
dikarenakan beberapa faktor diantaranya: rekomendasi apa yang dapat diajukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, letak geografis yang sangat luas, Aneka
ragam golongan dan lingkungan sosial, menganalisis temuan-temuan yang diperoleh
budaya, agama, ras dan etnik serta bahasa. pada analisis data sehingga rekomendasi
yang diajukan sesuai dengan hasil evaluasi. Kelima, Dimensi-dimensi perbaikan mutu 9 Fasli jalal dan Dedi Supriadi, 2001, Reformasi
Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. jakarta, Adicipta Karya nusa, h. 155. Lihat juga Umul hidayati,
7 marus Suti. 2011. Strategi Peningkatan Mutu di 2007, Permasalahan Madrasah Era Otonomi Daerah . Era Otonomi Pendidikan. jurnal mEDtEK, volume 3.
jakarta: jurnal Edukasi, volume 5. nomor 1. h. 118. nomor 2. h. 2.
10 Umaedi, 2004, Manajemen Mutu Berbasis 8 bonsting, j.j. 2001. Quality of School . California :
Sekolah/Madrasah. jakarta: Pusat Kajian manajemen Corwin Press, h. 14
mutu Pendidikan, h. 326.
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
besarnya jumlah dan banyaknya jenis sistematis mengenai segala gejala-gejala populasi pendidikan yang tumbuh sesuai yang akan diteliti dengan metode ilmiah dengan perkembangan ekonomi, iptek, dalam memecahkan variabel-variabel perdagangan dan sosial budaya, Perluasan otonomi Daerah dan manajemen berbasis lingkungan dan gaya hidup di suatu daerah,
Sekolah terhadap Peningkatan mutu perkembangan sosial politik, ekonomi, Pendidikan menengah Atas pada SmA/ budaya yang cepat serta dinamis.
sederajat di wilayah Kecamatan Pagedangan. Penelitian ini menggunakan metode
Hipotesis
kuantitatif dan instrumen yang akan digunakan adalah kuesioner, hasil
berdasarkan rumusan masalah di pengukuran variabel-variabel yang
atas maka hipotesis penelitian ini sebagai dioperasionalkan dengan menggunakan
berikut: (1). Di Duga otonomi Daerah instrumen dengan tujuan untuk mengetahui
berpengaruh terhadap Peningkatan mutu pengaruh dari tiap-tiap varibel yang telah
Pendidikan menengah Atas di wilayah ada. Dalam penelitian ini akan mengunakan
Kecamatan Pagedangan. (2). Di Duga jawaban-jawaban yang akan diberikan oleh
manajemen berbasis Sekolah berpengaruh responden lalu dianalisis sesuai dengan
terhadapPeningkatan mutu Pendidikan kondisi serta kenyataan yang ada sehingga
menengah Atas di wilayah Kecamatan dapat menghasilkan data-data valid, reliabel
Pagedangan. (3). Di Duga otonomi Daerah serta obyektif. Penelitian ini mengunakan
dan manajemen berbasis Sekolah secara tiga variabel, dimana dua variabel terikat
bersama-sama berpengaruh terhadap dan satu variabel bebas dan dikelompokkan
Peningkatan mutu Pendidikan menengah
dalam simbol : Gambar 1
Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan.
Desain Penelitian Gambar 1
Desain Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Otonomi Daerah
(X 1 )
Penelitian ini menggunakan desain
survey yaitu teknik pengumpulan dan Mutu Pendididkan
analisis data berupa opini dari variabel- R
(Y)
variabel yang diteliti melalui penyebaran
kuesioner. Kuesioner yang disebarkan Manajemen Berbasis
pada responden yang bersifat tertutup.
Sekolah
(X 2 )
Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang Keterangan : X keterangan : X 1 = Variabel Bebas 1, X 1 = variabel bebas 1, X 2 = Variabel Bebas 2, Y = Variabel
atau sekelompok orang tentang fenomena
Terikat, r 2 1 = Hubungan X 1 dengan Y, r 2 = Hubungan X 2 dengan Y, dan R=
Hubungan antara X = variabel bebas 2, y = variabel terikat, r 1 dan X 2 terhadap Y. 1 sosial. Skala likert mempunyai gradasi =
hubungan X
1 dengan y, r 2 = hubungan X 2
dari sangat positif sampai sangat negatif.
Populasi yang akan dijadikan kajian penelitian ini adalah guru Sekolah
Menengah Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan meliputi : dengan y, dan r= hubungan antara X 1 maka dengan demikian penulis bermaksud dan X 2
terhadap y.
akan menyusun dan menganalisa serta
Tabel 1
mendeskripsikan secara rasional, empiris,
Jumlah Populasi
Pendidikan Terakhir
No
Nama Sekolah
SMA
S1
S2 Total
Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 2 31 1 34 371
3 SMA Imtek
4 MA Nurul Falah
= Ukuran populasi
d = Deviasi sebesar 10%
n= =
= 50.98 (51) Jumlah responden yang akan diteliti sebanyak 51 Responden dan jumlah
reponden tiap sekolah sebanyak :
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
Tabel 2 Jumlah Sampel
Pendidikan Terakhir
No
Nama Sekolah
SMA
S1
S2 Total Populasi yang akan dijadikan kajian membaca dari buku-buku dan sumber- 1 SMA 22 0 16 2 18
penelitian ini adalah guru Sekolah menengah sumber kepustakaan lainnya yang 2 SMK6 2 14 1 17 Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan selanjutnya di analisa. Kedua, Kuesioner. 3 SMA Imtek 2 5 1 8 meliputi :
Dilakukan dengan cara memberi seperangkat 4 MA Nurul Falah 2 4 2 8
pertanyaan yang menggunakan Skala Likert Jumlah 6 39 6 51
tabel 1
Jumlah Populasi
dengan gradasi jawaban dari Sangat Setuju
Pendidikan Terakhir
(SS) Sampai Sangat tidak Setuju (StS).
Nama Sekolah No
teknik analisis data menggunakan
0 36 2 38 Teknik Pengumpulan Data dilakukan melalui: Pertama, Penelitian metode statistikdengan menggunakan kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara membaca dari buku-buku dan
1 SMA 22
2 31 1 sumber-sumber kepustakaan lainnya yang selanjutnya di analisa. Kedua, Program SPSS for Windows Versi 17. Dalam 34
2 SMK6
2 13 1 Kuesioner. Dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan yang 16 mengukur tingkat kepercayaan terhadap suatu penelitian, maka diperlukanlah
3 SMA Imtek
2 12 2 menggunakan Skala Likert dengan gradasi jawaban dari Sangat Setuju (SS) 16 Sampai Sangat Tidak Setuju (STS). uji validitas instrument dan reliabilitas
4 MA Nurul falah
Jumlah
6 92 6 104 Teknik analisis data menggunakan metode statistikdengan menggunakan instrument, 11 yaitu : Program SPSS for Windows Versi 17. Dalam mengukur tingkat kepercayaan
Pengambilan sampel dilakukan dengan terhadap suatu penelitian, maka diperlukanlah uji validitas instrument dan untuk menguji data-data yang akan diteliti 1 menggunakan teknik acak sederhana (simple reliabilitas instrument, yaitu :
Pertama Uji Normalitas, yaitu digunakan
Pertama Uji Normalitas, yaitu digunakan untuk menguji data-data yang apakah data tersebut berdistribusi normal random sampling) dimana setiap anggota akan diteliti apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk atau tidak. Untuk menguji normalitas data
populasi mempunyai peluang yang sama menguji normalitas data digunakan cara uji Chi Kuadrat dengan rumus sebagai digunakan cara uji Chi Kuadrat dengan rumus untuk diambil menjadi anggota sampel. berikut : sebagai berikut : Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
rumus Slovin.
jumlah responden yang akan diteliti
sebanyak 51 responden dan jumlah 1 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D. Bandung: Alfabeta, h. Keterangan :
reponden tiap sekolah sebanyak :
x 2 = nilai Chi-Square yang dicari
tabel 2
f o = Frekuensi hasil pengamatan
Jumlah Sampel
f e = Frekuensi yang diharapkan
Pendidikan terakhir
2 hitung
Selanjutnya membandingkan x
No Nama Sekolah
dengan x 2 tabel dengan taraf kesalahan 0,05
1 SMA 22
0 16 2 18 jika hitung
≥ tabel maka berdistribusi normal.
2 SMK6
2 14 1 17 Kedua Uji Validitas Kuesioner, dalam
2 5 1 8 menguji keabsahan dan kevalidan alat ukur
3 SMA Imtek
2 4 2 8 atau intrument penelitian, terlebih dahulu
4 MA Nurul falah
6 39 6 51 dicari nilai korelasi dengan mengunakan rumus koefisien korelasi Product Moment Pearson :
Jumlah
teknik Pengumpulan Data dilakukan melalui: Pertama, Penelitian kepustakaan
(Library Research), yaitu dengan cara 11 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D. bandung: Alfabeta, h. 243
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
data yang dihasilkan dalam penelitian yang berwujud angka-angka dan analisa deskriftif yaitu hasil kesimpulan dari data- data penelitian yang dinyatakan kedalam
Keterangan :
kalimat.
r s = Koefisien korelasi interval Keempat Uji Koefisien Korelasi, dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis
x = jumlah skor tiap item hipotesa asosiatif, data yang dikorelasikan y = jumlah skor total seluruh item
berbentuk interval dari sumberdata n = jumlah responden
yang sama. teknik pengujian yang akan
Koesioner dinyatakan valid adalah r = digunakan adalah korelasi Pearson Product
0.30 jika korelasi antar butir dengan skor Moment (r). Uji korelasi koefisien digunakan total kurang dari 0.30 maka butir dalam untuk mengetahui derajat pengaruh variabel intrument tersebut dinyatakan tidak valid.
terikat terhadap variabel bebas dan variabel Ketiga Uji Reliabilitas, hasil uji interval dari sumberdata yang sama. Teknik pengujian yang akan digunakan bebas terhadap variabel bebas yang lainya. reliabilitas diasumsikansebagai parameter adalah korelasi Pearson Product Moment (r). Uji korelasi koefisien digunakan Secara umum rumusan korelasi product
untuk mengetahui derajat pengaruh variabel terikat terhadap variabel bebas
yang menyatakan kehandalan alat dan variabel bebas terhadap variabel bebas yang lainya. Secara umum rumusan moment dapat dinyatakan dengan : intrument. Pengujian reliabilitas dapat korelasi product moment dapat dinyatakan dengan :
r xy =
digunakan dengan menggunakan metode
Alpha Crombach :
r xy = n∑x i y i –(∑x i )(∑y i )
Keterangan : r xy = Koefisien korelasi
Keterangan :
Keterangan : = Jumlah responden
x i = Variabel bebas ke-i
= reliabilitas Intrument y i 2 r = Variabel terikat ke-i xy = Koefisien korelasi = banyaknya soal 1 ∑x
= Kuadrat jumlah skor variabel bebas ke -1 ∑x 2 2 2 n = Kuadrat jumlah skor variabel bebas ke-2 = jumlah responden = jumlah varians butir
i =Kuadrat jumlah skor variabel terikat (y) = variabel bebas ke-i = jumlah varians total
∑y x
y i = variabel terikat ke-i
Sedangkan untuk mengetahui derajat signifikansi hubungan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya, perlu dilakukan uji signifikansi 2 ∑x 1 = Kuadrat jumlah skor variabel
dengan menggunakan rumus t sebagai berikut :
Setelah penghitungan Alpha Crombach
bebas ke -1
2 selanjutnya diuji signifikansinya dengan hitung ∑x
2 = Kuadrat jumlah skor variabel t =r kriteria penghitungan: koefisien reliabilitas
bebas ke-2 dianggap signifikan jika nilai r hasil Selanjutnya harga t hitung tersebut dibandingan dengan t tabel dengan 2 ∑y = Kuadrat jumlah skor variabel
perhitungan ≥ 0.70. Setelah data terkumpul ketentuan sebagai berikut :
terikat (y)
maka selanjutnya data tersebut dianalisa Jika t hitung > t tabel
Ho ditolak Ha diterima (terdapat hubungan yang signifikan)
dengan menggunakan analisa deskriftif. Analisa deskriftif kuantitatif adalah Jika t hitung < t tabel Sedangkan untuk mengetahui derajat Ho diterima Ha ditolak
signifikansi hubungan antara variabel Pengukuran dan interprestasi dari data-
(tidak
ada hubungan yang
yang satu dengan variabel yang lainnya, signifikan) Uji signifikansi korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu
dihitung namun langsung dihubungkan dengan tabel r product moment. Dengan ketentuan nilai r pada tingkat kesalahan 5% adalah bila r hitung lebih kecil dari tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, namun sebaliknya bila r hitung lebih Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 373
besar dari r tabel (r h > r t ) maka Ha diterima, setelah mendapatkan hasilnya besar dari r tabel (r h > r t ) maka Ha diterima, setelah mendapatkan hasilnya
r xy =
r xy = n∑x i y i –(∑x i )(∑y i )
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi
= Jumlah responden x i = Variabel bebas ke-i y i = Variabel terikat ke-i
∑x 2
1 = Kuadrat jumlah skor variabel bebas ke -1
∑x 2
2 = Kuadrat jumlah skor variabel bebas ke-2 D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I ∑y 2 =Kuadrat jumlah skor variabel terikat (y)
Sedangkan untuk mengetahui derajat signifikansi hubungan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya, perlu dilakukan uji signifikansi Kelima Korelasi Berganda, analisis dengan menggunakan rumus t sebagai berikut : menggunakan rumus t sebagai berikut :
perlu dilakukan uji signifikansi dengan
koefisien korelasi berganda digunakan untuk menilai tingkat keeratan hubungan
t hitung =r
antara y dengan X 1 dan X 2. Secara bersama- sama. tinggi rendahnya tingkat hubungan
antara varibel dapat dilihat dari besar atau Selanjutnya harga t hitung tersebut dibandingan dengan t tabel dengan Selanjutnya harga t hitung tersebut kecilnya koefisien nilai korelasi (R) dengan ketentuan sebagai berikut : dibandingan dengan t tabel dengan menggunakan rumus :
ketentuan sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel
Ho ditolak Ha diterima
• Jika t hitung > t tabel (terdapat hubungan yang signifikan) ho ditolak ha diterima
Jika t hitung < t tabel (terdapat hubungan yang signifikan) Ho diterima Ha ditolak Keenam Uji Regresi Linear, Uji regresi
• Jika t hitung < t tabel (tidak ada
hubungan yang linear ini terdapat dua alat analisis,
ho diterima ha ditolak signifikan)
yang pertama, regresi linear sederhana Uji signifikansi korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu (tidak ada hubungan yang signifikan) adalah alat analisis yang digunakan untuk
dihitung namun langsung dihubungkan dengan tabel r product moment. Dengan memprediksi variabel terkait dengan ketentuan nilai r pada tingkat kesalahan 5% adalah bila r hitung lebih kecil dari melihat sifat hubungan dan besar atau tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, namun sebaliknya bila r hitung lebih Uji signifikansi korelasi product moment kecilnya pengaruh antara y dengan X
besar dari r tabel (r 1
h > r t ) maka Ha diterima, setelah mendapatkan hasilnya secara praktis, yang tidak perlu dihitung
dan X . Adapun alat analisis regresi linear
namun langsung dihubungkan dengan
2 sederhana yang digunakan adalah sebagai
tabel r product moment. Dengan ketentuan berikut 12 :
nilai r pada tingkat kesalahan 5% adalah bila r hitung lebih kecil dari tabel maka ho diterima dan ha ditolak, namun sebaliknya
Keterangan :
bila r hitung lebih besar dari r tabel (r h > r t )
Ŷ = Prediksi variabel Y
maka ha diterima, setelah mendapatkan hasilnya kemudian di analisa korelasi
a = Konstanta
dengan menghitung koefisien determinasi
b = Koefisien regresi
dengan cara mengkuadratkan koefisien r
X = Subjek variabel bebas
hitung yang ditemukan. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel
Kedua regresi linier berganda adalah
tersebut dapat digunakan pedoman sebagai
alat analisis yang digunakan untuk
berikut :
memprediksi variabel terkait dengan
tabel. 3 Koefisien Korelasi
melihat sifat hubungan serta besar atau kecilnya pengaruh antara y dengan variabel
Interval Koefisien
tingkat Hubungan
X 1 dan X 2. Sifat hubungan dan besar atau
Sangat rendah
kecilnya pengaruh antara variabel yang
Sangat Kuat
12 Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D. bandung: Alfabeta, h. 218
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
diteliti dapat dilihat dari tanda (+/-). 13 rumus
Pagedangan. Empat sekolah tersebut
regresi liner berganda :
adalah: 1). SmA 22 Kab.tangerang, terletak Ŷ = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 di kecamatan Pagedangan dan menjadi satu-
satunya SmA negri di Pagedangan. 2). SmK
Keterangan :
atau kecilnya pengaruh antara variabel yang diteliti dapat dilihat dari tanda (+/- 6 Kab. tangerang, terletak di kecamatan ). 3 rumus regresi liner berganda : Ŷ = Prediksi variabel Y
Pagedangan dan menjadi satu-satunya SmK
a = Konstanta
Ŷ = a+b negri di Pagedangan. 3). SmA Imtek, terletak
1 X 1 +b 2 X 2
b 1 = Koefisien regresi variabel X 1 di kecamatan Pagedangan dan menjadi Keterangan : b 2 = Koefisien regresi variabel X 2 perwakilan SmA Swasta yang akan di teliti.
= Prediksi variabel Y
X 1 = variabel X
4). mA nurul Falah, madrasah Aliyah Swasta
a = Konstanta
1 yang terdapat di Kecamatan Pagedangan
b 1 = Koefisien regresi variabel X X 2 = variabel X 2 1
b yang mewakili madrasah Aliyah. yang
2 = Koefisien regresi variabel X 2
X 1 = Variabel X 1 terdiri dari dua sekolah negeri dan dua
X 2 = Variabel X Untuk menguji signifikansi korelasi 2 sekolah swasta, pertimbangan memilih berganda menggunakan formula F-h atau lokasi tersebut diatas berdasarkan kelayakan Untuk menguji signifikansi korelasi berganda menggunakan formula F-h Uji F dengan rumus sebagai berikut : objek yang memungkinkan mendapat atau Uji F dengan rumus sebagai berikut :
informasi dalam menunjang tercapainya tujuan penelitian serta adanya variasi dari
F SmA/Sederajat yang ada di wilayah Kec
Pagedangan.
Keterangan : Keterangan :
F h = Uji F hitung HASIL DAN PEMBAHASAN
F R = Uji F = Koefisien korelasi ganda h hitung
= Jumlah variabel terikat R = Koefisien korelasi ganda
Deskripsi Data
= Jumlah anggota sampel K = jumlah variabel terikat Data yang dihasilkan dalam penelitian
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : ini akan di deskripsikan berdasarkan skor terendah dan skor tertinggi sehingga akan Jika nilai F
n = jumlah anggota sampel
tes < nilai F tabel maka H a ditolak H o diterima
terlihat rentang datanya, rata-rata, standar Jika nilai F
tes Kriteria pengujian hipotesis sebagai > nilai F tabel maka H a ditolak H o diterima
deviasi, modus, median, varian dan distribusi Tempat penelitian dilakukan pada SMA/Sederajat di wilayah Kecamatan berikut :
frekuensi yang disertai dengan histogram. Pagedangan. Dengan mengambil empat sekolah dianggap repersentatif yang ada • Jika nilai F tes < nilai F tabel maka h a ditolak Data-data yang dihasilkan dalam penelitian
diwilayah Kec Pagedangan. Empat sekolah tersebut adalah: 1). SMA 22 h o diterima
Kab.Tangerang, terletak di kecamatan Pagedangan dan menjadi satu-satunya ini dihitung dengan menggunakan Program
• Jika nilai F tes > nilai F tabel maka h a ditolak
SMA Negri di Pagedangan. 2). SMK 6 Kab. Tangerang, terletak di kecamatan SPSS for Windows Versi 17.
h o Pagedangan dan menjadi satu-satunya SMK Negri di Pagedangan. 3). SMA Imtek, diterima
terletak di kecamatan Pagedangan dan menjadi perwakilan SMA Swasta yang tempat penelitian dilakukan pada SmA/ Deskripsi Data Otonomi Daerah (X 1 )
akan di teliti. 4). MA Nurul Falah, Madrasah Aliyah Swasta yang terdapat di Sederajat di wilayah Kecamatan Pagedangan. Kecamatan Pagedangan yang mewakili Madrasah Aliyah. Yang terdiri dari dua Dengan mengambil empat sekolah dianggap hasil penelitian atas pengaruh otonomi sekolah negeri dan dua sekolah swasta, pertimbangan memilih lokasi tersebut repersentatif yang ada diwilayah Kec Daerah terhadap Peningkatan mutu diatas berdasarkan kelayakan objek yang memungkinkan mendapat informasi Pendidikan menengah Atas yang telah dalam menunjang tercapainya tujuan penelitian serta adanya variasi dari peneliti lakukan di Kecamatan Pagedangan
SMA/Sederajat yang ada di wilayah Kec Pagedangan. 13 Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif
Kabupaten tangerang adalah sebagai
Kualitatif Dan R &D. bandung: Alfabeta,h. 224.
berikut:
3 Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D. Bandung: Alfabeta,h. Volume 14, Nomor 3, Desember 2016
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
tabel. 4 Hasil Persepsi responden Otonomi Daerah
SS Skor Total Pertanyaan
No.Item STS
berdasarkan data di atas mayoritas
tabel.5
responden menyatakan setuju (50,25%) Distribusi frekuensi Skor Variabelotonomi Daerah bahwa otonomi Daerah berpengaruh
No
Interval kelas
frekuensi %
terhadap Peningkatan mutu Pendidikan
2 menengah Atas. Selanjutnya dapat diketahui 4%
1 51-56
hasil deskripsi data variabel X 1 sebagai
2 57-62
berikut: Penghitungan Statistik Dasar
12 otonomi Daerah (X 23%
1 ) dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 17 (Hasil Data terlampir).
berdasarkan data yang dihasilkan dalam
18 perhitungan descriptives (Lampiran) dibuat 35%
5 75-80
distribusi frekuensi otonomi Daerah (X 1 )
6 81-86
sebagai berikut : rentang kelas : 90 -51 =
1 39, banyaknya kelas : 1 + 3.3 log 51 = 6,63 1% ditetapkan menjadi 7, Panjangnya kelas : 39
: 7 = 5.57dibulatkan menjadi 6. maka hasil berdasarkan data distribusi frekuensi
yang diperoleh : pada tabel tersebut nilai interval diatas
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
terlihat hasil jawaban responden mengenai
Deskripsi Data Manajemen Berbasis
pernyataan pada variabel otonomi daerah Sekolah (X 2 )
mengikuti pola distribusi normal dalam hasil penelitian pengaruh mbS terhadap mengetahui signifikansi normalitas data
Peningkatan mutu Pendidikan menengah variabel otonomi Daerah pada pengujian Atas adalah sebagai berikut :
normalitas variabel penelitian.
tabel.6 Hasil Persepsi responden MBS
SS Skor Total No.Item Pertanyaan
berdasarkan data di atas mayoritas Penghitungan Statistik Dasar mbS (X 2 ) responden menyatakan setuju (59,61%) dengan menggunakan SPSS for Windows bahwa mbS berpengaruh terhadap Versi 17 (Hasil Data Terlampir). berdasarkan Peningkatan mutu Pendidikan menengah data yang dihasilkan dalam perhitungan Atas. maka atas dasar data tersebut descriptives (Lampiran) dibuat distribusi
diatas, selanjutnya dapat diketahui hasil frekuensi mbS (X 2 ) sebagai berikut : 1)
deskripsi data variabel X 2 sebagai berikut:
rentang kelas : 90 - 54 = 36, banyaknya kelas:
Volume 14, Nomor 3, Desember 2016
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
1 + 3.3 log 51 = 6,63 ditetapkan menjadi 7, dan
Gambar. 2
Panjangnya kelas : 36 : 7 = 5.14 dibulatkan Nilai Interval Kelas MBS menjadi 5. maka hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut: 20
tabel.7
Distribusi frekuensi Skor Variabel MBS
No Interval kelas
Frekuensi
10 Interval kelas MBS
54-58 64-68 74-78 84-88
5 74-78
berdasarkan data distribusi frekuensi
6 79-83
pada gambar 2 histogram nilai interval
7 84-88
di atas terlihat hasil jawaban responden
8 89-93
mengenai pernyataan pada variabel mbS
Jumlah
mengikuti pola distribusi normal dalam mengetahui signifikansi normalitas data
berdasarkan data tersebut maka nilai variabel mbS pada pengujian normalitas skor untuk mbS (X 2 ) dapat dituangkan dalam
variabel penelitian.
bentuk histogram seperti gambar berikut :
Deskrpsi Data Mutu Pendidikan (Y)
berdasarkan jawaban responden mengenai mutu Pendidikan menengah atas di wilayah Kecamatan Pagedangan diperoleh hasil sebagai berikut :
tabel.8 Hasil Persepsi responden Mutu Pendidikan
SS Skor Total No. Item Pertanyaan
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
berdasarkan data di atas mayoritas
9 responden menyatakan setuju (55,88%) ini 18%
5 74-77
9 berarti mutu pendidikan sudah berjalan 18% cukup baik walau masih terdapat kekurangan
dalam pelaksanaannya. Atas dasar tabel
8 86-89
4.5 selanjutnya dapat diketahui hasil
Jumlah
deskripsi data variabel mutu Pendidikan (y) sebagai berikut: dengan menggunakan
berdasarkan data tersebut maka nilai SPSS for Windows Versi 17 (Hasil data terlampir).
skor untuk mutu Pendidikan (y) dapat berdasarkan data yang dihasilkan dalam dituangkan dalam bentuk histogram seperti
perhitungan Descriptives (Lampiran) dibuat gambar berikut : distribusi frekuensi mutu Pendidikan (y)
Gambar. 3
sebagai berikut : rentang kelas : 87 -58 = 29,
Nilai Interval Kelas Mutu Pendidikan
banyaknya kelas
: 1 + 3.3 log 51 = 6,63
ditetapkan menjadi 7, Panjangnya kelas : 29 : 7 = 4.14 dibulatkan menjadi 4. maka hasil yang diperoleh adalah :
tabel. 9 Distribusi frekuensi Skor Variabel mutu Pendidikan
No Interval kelas
Volume 14, Nomor 3, Desember 2016
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
berdasarkan data distribusi frekuensi Pengaruh MBS terhadap Peningkatan
pada gambar 3 histogram nilai interval diatas
Mutu Pendidikan Menengah Atas
terlihat hasil jawaban reponden mengenai berdasarkan perhitungan pada pernyataan pada variabel mutu Pendidikan
pembahasan sebelumnya dapat dihasilkan mengikuti pola distribusi normal dalam hipotesis 2 menghasilkan t
4.194 mengetahui signifikansi normalitas data
> t tabel 2.010. Sehingga dalam pengujian ini variabel mutu Pendidikan pada pengujian
hitung
ho ditolak dan ha diterima, artinya terdapat normalitas variabel penelitian
pengaruh antara mbS terhadap Peningkatan
Analisis kontribusi antara variabel mutu Pendidikan menengah Atas. Dari hasil
otonomi Daerah dan mbS terhadap pengukuran variabel X 2 terhadap variabel y Peningkatkan mutu Pendidikan menengah menghasilkan nilai koefisien korelasi = 0,647 Atas menghasilkan perhitungan yang berarti
nilai ini jika dikonsultasikan dengan tabel atau signifikan dan berpengaruh positif.
interpretasi koefisien korelasi termasuk hubungan variabel X 1 dan X 2 terhadap dalam hubungan yang kuat. Sedangkan variabel Y bersifat signifikan pada tahap
berdasarkan hasil perhitungan koefisien kepercayaan 95% sehingga dapat berlaku determinasi menghasilkan nilai r 2 =0.419
secara menyeluruh atau universal. hasil atau 41.9%.
kontribusi tersebut dapat dilihat dengan cara membandingkan antara t hitung dan t tabel.
Pengaruh Otonomi Daerah dan Menajemen Berbasis Sekolah terhadap
Pengaruh OTDA terhadap Peningkatan Peningkatan Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan Menengah Atas
Menengah Atas
berdasarkan perhitungan pada berdasarkan perhitungan pada
pembahasan sebelumnya dapat dihasilkan pembahasan sebelumnya dapat dihasilkan
hipotesis 1 menghasilkan t hitung 5.078 > t
hipotesis 3 menghasilkan F
4.04 . Sehingga dalam pengujian ini ho 2.010. Sehingga dalam pengujian ini ho
tabel
> F tabel
hitung
ditolak dan ha diterima, artinya terdapat ditolak dan ha diterima, artinya terdapat
pengaruh antara otonomi Daerah dan mbS pengaruh antara otonomi Daerah terhadap
terhadap Peningkatan mutu Pendidikan Peningkatan mutu Pendidikan menengah
menengah Atas. Dari hasil pengukuran
Atas. Dari hasil pengukuran variabel X 1
1 dan X 2 terhadap variabel y menghasilkan nilai koefisien korelasi = 0.706
variabel X
terhadap variabel y menghasilkan nilai
koefisien korelasi = 0,582 nilai ini jika nilai ini jika dikonsultasikan dengan tabel
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi termasuk dalam hubungan
interpretasi koefisien korelasi termasuk dalam hubungan yang kuat. Sedangkan
yang sedang. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi
berdasarkan hasil perhitungan koefisien
2 determinasi menghasilkan nilai r 2 menghasilkan nilai r =0.477 =0.338 atau 33.8%.
atau 47.7%.
otonomi Daerah merupakan bagian yang memiliki pengaruh terhadap Peningkatan mutu Pendidikan.
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
PENUTUP
dapat dipertahankan. Keempat, Dengan adanya keragaman pengaruh yang dapat
berdasarkan hasil penelitian dan meningkatkan mutu pendidikan, maka
perhitungan stasistik tentang Pengaruh kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan
otonomi Daerah dan mbS terhadap kembali agar lebih sempurna.
Peningkatan mutu Pendidikan menengah di wilayah Kecamatan Pagedangan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama,
UCAPAN TERIMA KASIH
terdapat Pengaruh otonomi Daerah terhadap Ucapan terima penulis sampiakan
Peningkatan mutu Pendidikan menengah kepada berbagai pihak yang telah membantu
Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan terselenggaranya penelitian ini, diantaranya
sebesar 0,582 (Sedang) dengan hubungan ucapan terimakasih kepada pihak sekolah
regresi Ŷ=37.082 + 0.507 X 1. Kedua, terdapat
(Kepala Sekolah, guru dan Siswa) di Pengaruh mbS terhadap Peningkatan mutu
Kecamatan Pademangan telah membantu Pendidikan menengah Atas di wilayah
memberikan data berupa waawancara dan Kecamatan Pagedangan sebesar 0,647 (Kuat)
kuesioner yang menjadi sampel dalam studi dengan hubungan regresi Ŷ= 30.475 + 0.572
ini. Demikian pula kepada Ketua Sekolah
X 2. Ketiga, terdapat Pengaruh otonomi tinggi Ilmu tarbiyah (StIt) Islamic village
Daerah dan mbS terhadap Peningkatan tangerang yang telah memberikan izin
mutu Pendidikan menengah Atas di wilayah dalam penelitian. Penulis juga mengucapkan
Kecamatan Pagedangan sebesar 0,706 (Kuat) terima kasih kepada redaksi jurnal Edukasi dengan hubungan regresi Ŷ=21.433+0.289 X 1 yang berkenan memberikan koreksi dan
+ 0.416 X 2. kritiknya sehingga bisa dapat diterbitkan
Penelitian mengahsilkan sejumlah dalam jurnal Edukasi. rekomendasi: Pertama, bagi SmA/Sederajat di Kecamatan Pagedangan agar dapat memaksimalkan program mbS terutama dalam pemberdayaan masyarakat, sehingga program-program sekolah dapat efektif
dan efisien serta dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kedua, Perlu dukungan secara
menyeluruh dan positif dari pemerintah daerah dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan sehingga otonomi Pendidikan di masing-masing daerah dapat optimal dan terimplementasi dengan baik. Ketiga, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Pengaruh otonomi Daerah dan mbS terhadap Peningkatan mutu Pendidikan menengah Atas di wilayah Kecamatan Pagedangan positif dan kuat, maka kiranya
Volume 14, Nomor 3, Desember 2016
D e D e N s A e F u L R I D H wA N DA N L e N I N u R m I yA N t I
DAFTAR PUSTAKA
hadari, nawawi (1988): Administrasi Pendidikan. jakarta , Cv haji masagung.
rahim, husni (2001): Arah Baru Pendidikan Arifin, Abdurachman (1971): Theori,
Islam di Indoensia. jakarta, Logos. Pengembangan da Filosofi Kepemimpinan
hidayati,Umul (2007): Permasalahan Kerja. jakarta, bhatara. Madrasah Era Otonomi Daerah. jakarta,
Atmosudirdjo, S. Prajudi (1986): Dasar- jurnal Edukasi, volume 5. nomor 1. dasar Ilmu Administrasi. jakarta, ghalia
husaini, Usman (2009): Manajemen, Edisi 3. Indonesia. jakarta, Pt bumi Aksara.
Adiwikarta, Sudardja (1988): Sosiologi j. wayong (1961): Fungsi Administrasi Negara. Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang
jakarta, Djambatan
Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. jakarta, Ditjen Dikti Depdikbud.
Lembaga Administrasi negara republik Indonesia, 1993. Sistem Administrasi
bafadhal, Ibrahim (2004): Manajemen Negara Republik Indonesia, jilid I. jakarta Perlengkapan Sekolah Teori dan
: Cv haji masagung.
Aplikasinya. jakarta, bumi Aksara. ---------,(1997): Sistem Administrasi Negara
_______ (2006): Manajemen Peningkatan Mutu Republik Indonesia, jilid II. jakarta, Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Pt.toko gunung Agung. Desentralisasi. jakarta, bumi Aksara.
minarti, Sri (2011): Manajemen Sekolah, bonsting, j.j. ( 2001); Quality of School. Mengelola Lembaga Pendidikan Secara California Corwin Press. Mandiri. yogyakarta, Ar-ruzz media.
buchari, Alma, ratih hurriyati (2008): Purwanto, m. ngalim (1990): Administrasi Manajemen Corporate & Starategi dan Supervisi Pendidikan. bandung : Pemasaran Jasa Pendidikan. bandung, Pt.remaja rosdakarya. Alfabeta.
_______ (1990):. Administrasi Pendidikan. burhan, nurgiyantoro, gunawan, marzuki
jakarta, mutiara
(2009): Statistik Terapan, Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. yogyakarta, gadjah mohrman, Albers. et. al (1994): School- mada University Press.
Based Management, Organizing for High Perpormance. San Fransisco: jossey bas.
Departemen Pendidikan nasional republik Indonesia (2001): Manajemen peningkatan
mulyono (2008): Manajemen Administrasi dan mutu berbasis sekolah. jakarta : Dirjen
Organisasi Pendidikan. yogyakarta , Ar- Pendidikan Dasar dan menengah.
ruzz media.
E. mulyasa (2005): Menjadi Kepala Sekolah Fattah, nanang (2012): Sistem Penjamin Profesional dalam Menyukseskan MBS dan
Mutu Pendidikan. bandung, Pt.remaja KBK. bandung , Pt. remaja rosdakarya.
rosdakarya.
_______ (2009): Manajemen Berbasis Sekolah. nata, Abuddin (2001): Pendidikan Berbasis bandung: Pt. remaja rosdakarya.
Masyarakat dalam Perspektif Islam jakarta, jauhar jurnal Pemikiran Islam
jalal, Fasli dan Dedi Supriadi (2001): Reformasi Kontekstual. volume 2. nomor 2. Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.
jakarta, Adicipta Karya nusa.
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNGARuH OtONOmI DAeRAH DAN mANAJemeN BeRBAsIs seKOLAH teRHADAP PeNINGKAtAN mutu PeNDIDIKAN meNeNGAH AtAs DI KAB. tANGeRANG
nurkholis (2003): manajemen Berbasis S. Pamudji (1983): Ekologi Administrasi Negara. Sekolah, Teori, Modeldan Aplikasi. jakarta,
jakarta , bumi Aksara. gramedia widiasarana Indonesia.
Sondang P. Siagian (1974): Administrasi onisimus Amtu (2011): Manajemen Pendidikan
Pengembangan. jakarta, gunung Agung. di Era Otonomi Daerah. bandung,
Staf Dosen bPA-Ugm (1970): Buku Petunjuk Alfabeta.
Administrasi Fakultas pada Universitas rodney t. ogawa & Paula A. white, dalam
Gajah Mada. yogyakarta, Ugm. Susan Albers mohman (1994): School
Sugiyono (2008): Metode Penelitian Kuantitatif Based Management, Organizing for High
Kualitatif Dan R &D. bandung, Alfabeta. Performance. San Francisco, jossey-bass
Publisher. Suryosubroto, b (2004): Manajemen Pendidikan di Sekolah. jakarta, rineka Cipta.
rosyidi, Imron (2001): Manajemen Pendidikan. jakarta, wSP group jakarta.
tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2010): Manajemen Pendidikan. bandung,
rohiat (2009): Manajemen Sekolah, Teori
Alfabeta.
Dasar dan Praktik . Bandung, PT.Refika Aditama.
tim Penyusun (2002): Kamus Besar Bahasa Indonesia. jakarta, balai Pustaka.
Sagala, Syaiful (2007): Manajemen Statejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
UUSPn Tentang Sistem Pendidikan Nasional bandung, Alfabeta.
nomor 20 tahun 2003. ______, (2008): Administrasi Pendidikan Ubaedillah, A. (2014): Pendidikan
Kontemporer. bandung, Alfabeta. Kewarganegaraan (civic Education). jakarta, Kencana.
Sallis, Edward (2002): Total Quality Management in Education. jakarta,
wayne K.hoy, Cecil g.miskel (2005): gramedia.
Educational Administration. new york, mc.grAw- hill Internasional Edition.
Suti, marus (2011): Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan, jurnal Umaedi (2004): Manajemen Mutu Berbasis mEDtEK, volume 3. nomor 2.
Sekolah/Madrasah. jakarta, Pusat Kajian manajemen mutu Pendidikan.
Volume 14, Nomor 3, Desember 2016
383