PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN KOMUNITAS MUSLIM INDONESIA DI INGGRIS RELIGIOUS EDUCATION AND INDONESIAN MUSLIM COMMUNITY IN THE UNITED KINGDOM
PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN KOMUNITAS MUSLIM INDONESIA DI INGGRIS RELIGIOUS EDUCATION AND INDONESIAN MUSLIM COMMUNITY IN THE UNITED KINGDOM
arifuddin Ismail
balai Penelitian dan Pengembangan Agama makassar Kantor jl. A. P. Petta rani 72 makassar E-mail: arif_litbang@yahoo.com
abstract
This study aims to describe the religious life of Indonesian Muslims who live in the United Kingdom, particularly in relation to religious education. This study uses descriptive method with qualitative approach. Depth interview was used as the data collection means. It was found that, irst, the formation of the Indonesian citizens association in the United Kingdom (UK) is the answer to the fulillment of spiritual needs, especially religious spiritual need. Secondly, the condition of schools in the UK creates anxiety for Indonesian parents, because there are other needs, especially religious education needs that are not met. One alternative to deal with this is by joining groups of Muslim community, as an alternative to religious education. This indicates that someone will always strive to meet his psychological needs, particularly when it is in a condition that is different from usual. The implementation of spiritual fulillment is still limited, but with spirit and a strong desire, the fulillment can be done.
Keywords: Religious education, Indonesian muslim Community, United Kingdom
abstrak
Penelitian ini bertujuan menggambarkan kehidupan keagamaan muslim Indonesia yang berdomisili di United Kingdom, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan keagamaan. Penelusuran ini menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. teknik wawancara mendalam digunakan sebagai alat pengumpulan data. ternyata ditemukan, pertama, terbentuknya kelompok Paguyuban warga negara Indonesia di Inggris (United Kingdom) merupakan jawaban atas pemenuhan kebutuhan rohani, khususnya siraman rohani keagamaan. Kedua, Kondisi persekolahan di Inggris membuat kegelisahan bagi para orang tua murid dari Indonesia, karena ada kebutuhan lain, terutama kebutuhan pendidikan keagamaan yang tidak terpenuhi. salah satu alternatifnya adalah dengan bergabung di kelompok paguyuban muslim Indoensia, sebagai alternatif mendapatkan pendidikan keagamaan. Ini mengindikasikan bahwa kebutuhan psikologis sesorang akan selalu diupayakan pemenuhannya, terutama ketika berada di suatu kondisi yang berbeda dari biasanya. Implementasi dari pemenuhan kebutuhan rohaniah memang masih terbatas, tetapi dengan modal semangat dan keinginan yang kuat, pelayanan bisa dilakukan.
Kata kunci: Pendidikan Keagamaan, Komunitas muslim Indonesia, Inggris
Naskah diterima 3 Maret 2016, direvisi 20 Maret 2016, disetujui 15 April 2016
60 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
ARIFUDDIN IsmAIL
PENDAHULUAN
Ada pemahaman yang berkembang di kalangan umat beragama di Indonesia, bahwa di negara-negara yang mengklaim dirinya sebagai negara sekuler memiliki tingkat kepedulian yang rendah terhadap agama. Pandangan seperti itu berdasar pada informasi sebelumnya dari hasil bacaan terhadap literatur dan informasi dari media sosial, terutama yang terkait dengan kebijakan di beberapa negara barat terhadap umat beragama, khususnya Islam; dan kebijakan beberapa negara barat tentang aturan main bagi umat beragama, misalnya “penggunaan jilbab”, dan aturan tentang diperbolehkannya perkawinan sejenis. Dari sudut pandang keberagamaan memperkuat asumsi dan mengindikasikan bahwa kebijakan tersebut adalah “kebijakan sekuler”, yaitu suatu kebijakan yang tidak mempedulikan nilai agama.
Dari sisi lain ada kebijakan dari negara barat yang dianggap merugikan umat beragama, khususnya umat Islam, tetapi ada juga kebijakan yang menguntungkan, seperti memberi peluang terhadap umat beragama untuk menjalankan kegiatan keagamaan sesuai keyakinan masing- masing. bahkan umat beragama diberi “ruang” dan “kesempatan” untuk merancang pembelajaran agama dan mengajarkannya di sekolah dan masyarakat. Ini dimasksudkan dalam kaitannya dengan pemberian kesempatan terhadap umat beragama. bahkan lebih dari itu, sebagai warga negara atau tamu yang bermukim dan berbeda agama diupayakan memberi kepuasan. Prinsip pemberian kesempatan inilah yang dimaksudkan oleh Safriadi bahwa pelayanan di dalamnya terdapat
proses yang berimplikasi soaial. 1 Kemudian diperjelas oleh Daviddow dan Utal bahwa pemberian pelayanan dimaksudkan ke arah pemberian kepuasan terhadap yang dilayani
(whatever, enhanices customer satifaction) 2 . Konsep pelayanan seperti itu juga digunakan dengan pertimbangan untuk memudahkan dalam pengontrolan dan pengawasannya.
Pemberian ruang gerak atau kesempatan kepada umat beragama rupanya berefek positif terhadap pertumbuhan agama dan umat beragama. Di Inggeris, jerman dan Prancis merupakan negara-negara yang saat ini warganya banyak yang muallaf (menganut Islam) setiap tahun. tumbuh dan berkembangnya umat beragama, khususnya Islam di barat menjadi pertanda, bahwa kebutuhan manusia terhadap dunia spiritual (agama) selalu muncul ke permukaan dan menjadi daya magis yang memikat, walaupun berada di negara sekuler dan di tengah gempuran modernisasi. Pertemuan dua hal yang kelihatan bertolak belakang akan terjadi benturan nilai, sebagaimana
sinyalemen hungtingtone 3 yang membuat rumusan tentang terjadinya “benturan antar peradaban dalam globalisasi”. Ia mensinyalir globalisasi memungkinkan terjadinya benturan, sebagai akibat dari adanya persentuhan dan tarik menarik kepentingan di semua lini kehidupan manusia, termasuk agama. Pandangan tersebut terdapat perbedaan dengan yang
1 Safriadi. 2008. Keikutsertaan Masyarakat dalam membangun Kualitas Pelayanan Publik. blog di
wordPress tahun 2008, h. 1
2 william Daviddow h. & bra Uttal. Total Custumers Service the Ultimate Weapon. , new york: the
Free Press . 1989. h. 19
3 huntington, Samuel P. “benturan Antar Peradaban dan masa Depan Politik Dunia. yogyakarta:
Qalam, 2005,
Volume 14, Nomor 1, April 2016 61
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
dikemukakan oleh john naisbitt 4 dalam
bukunya Global Paradox. Ia melihat adanya tindakan dan sifat yang “Paradox” di dalam dunia global, terutama bagi kelompok agama minoritas. Di dalam dunia globalisasi justru semakin memberi peluang bagi munculnya kelompok-kelompok kecil, kesukuan yang
berikir lokal tetapi mengarah kepada tindakan-tindakan global. Sebenarnya itulah
yang menjadi modal sosial dan kultural dan sekaligus menunjukkan identitas diri untuk memperjelas eksistensinya. hal ini bisa dilihat pada berbagai komunitas atau kelompok-kelompok yang ada di perkotaan atau kota-kota besar, banyak terbentuk paguyuban-paguyuban sebagai perwujudan dari suatu tuntutan identitas.
Komunitas muslim Indonesia di United Kingdom menjadi salah satu bukti, kelompok paguyuban yang dibentuk oleh mereka adalah suatu perwujudan keinginan untuk merajut kerinduan berkumpul, disamping mengokohkan penguatan identitas sebagai warga negara Indonesia yang sedang berada di perantauan. Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka, karena ada pelayanan dalam bentuk kegiatan keagamaan dari para pengurus paguyuban.
berdasar pada gambaran di atas, menarik melakukan penelusuranterhadap komunitas muslim Indonesia yang ada di Inggeris terkait dengan penyelenggaraan pendidikan keagamaan sebagai pemenuhan tuntutan identitas keberIslaman. tentu implementasinya tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Kerajaan Inggeris (UK) terhadap agama dan umat beragama, secara khusus terhadap penyelenggaraan
4 naisbit, john. Global Paradox. London: nicholas brealy Publishing, 1988.
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
Kehadiran berbagai suku bangsa, terutama dari negara- negara Islam, seperti dari timur, tengah, Afrika, dan Asia di negara barat dari tahun ke tahun semakin meningkat. motivasi kehadirannya berbeda- beda, ada karena tugas kenegaraan, ada yang datang karena pendidikan, ada juga karena tuntutan pemenuhan kehidupan atau pekerjaan, dan ada yang memang karena pindah tempat tinggal dan pindah kewarganegaraan (imigran), terakhir karena dampak “perang” yang berkepanjangan. Kehadiran mereka di sana dipersatukan oleh identitas “KeIslaman” dan membentuk komunitas tersendiri yaitu komunitas “muslim.” hanya belum diketahui persis bagaimana mereka memobilisasi diri sebagai warga yang berbeda dengan penduduk asli atau sebagai komunitas yang minoritas mengimplementasikan pendidikan agama dan keagamaan di negara yang sekuler seperti Inggeris.
warga negara Indonesia sebagai salah satu bagian dari mereka mencoba mengembangkan kreativitas dengan membentuk kelompok paguyuban dan melakukan beberapa kegiatan keagamaan, salah satu diantaranya adalah pendidikan kagamaan. orang Indonesia di london terhadap tradisi Islam moderat mereka dipindahkan dari negara asal dikontekstualisasikan dengan tradisi
keagamaan multikultural diaspora muslim. 5 Apa dan bagaimana implementasi program pendidikan keagamaan yang dilakukan
5 Amika wardana, 2013. Living in Between: The Multiple Integration Trajectories of The London
Indonesian Muslim Imigrants. Departemen of Sociology. University of Essex.
ARIFUDDIN IsmAIL
oleh warga negara Indonesia di Inggeris, dalam mempertimbangkan pengambilan hingga saat ini belum diketahui secara jelas.
kebijakan, khususnya yang terkait dengan Sehubungan dengan itu pertanyaan yang pengembangan pendidikan keagamaan bagi mendasar adalah “Bagaimana Implementasi kelompok muslim di luar negeri. Pendidikan Keagamaan pada Komunitas Muslim
Sejak dari awal persiapan penelitian Indonesia di United Kingdom? “
ini, peneliti mencoba menelusuri tulisan-
Dari problem ini dimunculkan tiga tulisan yang terkait sebelumnya, terutama pertanyaan dasar, yaitu: 1) Seperti apa terhadap kajian yang membincang gambaran kehidupan keagamaan komunitas
pendidikan keagamaan. banyak tulisan hasil muslim Indonesia di United Kingdom ?; penelitian yang meneropong implementasi
2) bagaiman realitas penyelenggaraan pendidikan keagamaan, misalnya tahun pendidikan keagamaan pada komunitas 2007/2008, Fuaduddin tm. dan teman- umat Islam Indonesia di United Kingdom teman dari Puslitbang Pendidikan Agama ?; dan 3) Kendala apa saja yang dihadapi,
dan Keagamaan, badan Litbang dan dan bagaimana pemanfaatan faktor-faktor Diklat Kementerian Agama rI menelusuri pendukung terselenggaranya pendidikan persoalan tersebut dan mengangkat di keagamaan ?.
jurnal Edukasi volume 6 nomor 3 tahun 2008
Penelusuran ini dimaksudkan untuk dengan topik Pengarusutamaan Pendidikan melihat gambaran terselenggaranya Keagamaan, kemudian dari topik tersebut pendidikan keagamaan komunitas muslim
masing-masing peneliti menelusuri sesuai Indonesia di Inggeris. Secara khusus obyek dan sasaran masing-masing. wahid
menjawab pertanyaan di atas, yaitu: Khosin mengangkat topik “Pendidikan
a) mengungkap gambaran kehidupan Keagamaan Pada Komunitas Anak Jalanan”. keagamaan, khususnya komunitas muslim temuannya adalah belum ada bentuk di Indonesia di United Kingdom; b) tersendiri dalam mengimplementsikan mengungkap realitas pemnyelenggaraan pendidikankeagamaan pada kelompok pendidikan keagamaan yang dilakukan anak jalanan. Pendidikan keagamaan oleh komunitas muslim Indonesia di yang diberikan berkisar pada siraman United Kingdom; dan c) mengungkap rohani (pembinaan mental) terkait dengan beberapa kendala yang dihadapi dan persoalan keimanan, dan akhlaq, sambil cara penangannya, serta bagaimana mereka diajarkan al-qur’an, atau anak mengorganisir faktor-faktor pendukung jalanan belajar membaca qur’an dan belajar terselenggaranya pendidikan keagamaan 6 sholat.
bagi komunitas muslim Indonesia. Sedangkan penelitian yang lain Penelusuran ini diharapkan bermanfaat
dilakukan oleh ta’rif mengangkat “Pelayanan pada 2 aspek, yaitu: pertama, masukan
Pendidikan Keagamaan Komunitas Muslim awal untuk pengembangan penelusuran Minoritas di Bali”. Ia menemukan, bahwa lebih lanjut bagi para peneliti dan dosen
6 (akademisi) atau untuk kepentingan wahid Khosin, Pendidikan Keagamaan Pada
Komunitas Anak jalanan, di dalam “Edukas” jurnal
keilmuan; kedua, sebagai bahan bandingan Penelitian Agama dan Keagamaan, volume 6 nomor 3, Juli
– September 2008, hal. 44-50
62 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
muncul dan berkembangnya pendidikan keagamaan, padahal berbeda, akibatnya keagamaan dari komunitas Islam di tabanan
terdapat kekaburan makna, dan jauh dari bali, karena didasari oleh keinginan makna yang dimaksud. merujuk pada memperkuat “identitas keIslaman” di Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007, tengah kaum hindu sebagai mayoritas. bahwa: berangkat dari situ sehingga dengan penuh
“Pendidikan agama adalah pendidikan semangat keIslaman mereka menggalang yang memberikan pengetahuan dan membentuk
solidaritas dan mengimplementasikannya sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta ke pelayanan pendidikan keagamaan yang didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, dimulai dari tK (raudhatul Athfal), hingga
yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui ke SmA. Demikian halnya pelayanaan mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang,
pendidikan keagamaan diberikan juga dan jenis pendidikan. Pendidikan keagamaan kepada Ibu-Ibu kaum hawa melalui majelis
adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta taklim. 7 didik untuk dapat menjalankan peranan yang
Penelitian yang serupa juga dilakukan menuntut penguasaan pengetahuan tentang oleh Arifuddin Ismail di Kudus jawa ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama tengah, topiknya adalah majelis taklim dan mengamalkan ajaran agamanya.” 9 di Perusahaan non muslim. temuannya
rumusan pengertian dalam peraturan mirip serupa, yaitu adanya aktualisasi diri pemerintah tersebut jelas menunjukkan
dari kaum muslim dan sekaligus penguatan adanya perbedaan, pendidikan agama Identitas keberagamaan para pekerja di dituangkan dalam kurikulum dan
Perusahaan non muslim tersebut. jadi pembelajaran yang secara rutin dilakukan. tampaknya aktualisasi diri dan penguatan memang tidak disebut secara terang- identitas dibutuhkan kehadirannya ketika
terangan, tetapi maknanya bisa ditangkap, kelompok paguyuban berada pada posisi biasanya penggarisan seperti itu terdapat
minoritas, dan dengan penuh semangat di dalam satuan pendidikan atau sekolah mereka akan menggalakkan kegiatan formal, mulai dari tingkat dasar atau Sekolah
keagamaan dengan variatif. 8 Dasar (SD), Sekolah menengah Pertama
mengawali perbincangan ini, perlu (SmP), Sekolah menengah Atas (SmA) dan menjelaskan terlebih dahulu pengertian Perguruan tingi. Sedangkan pengertian “pendidikan agama” dan “pendidikan Pendidikan Keagamaan dari peraturan keagamaan.” Pemaknaannya biasa tidak pemerintah tersebut diphami secara luas tepat, karena kadang menyamakan antara bahwa penyelenggaraannya dilakukan pendidikan agama dengan pendidikan di luar Satuan Pendidikan atau sekolah
formal.Dalam suatu uraian wahid Khosin
menyebut, bahwa “pendidikan keagamaan
ta’rif. “Pelayanan Pendidikan Keagamaan Komunitas Muslim Minoritas di Bali”. Di dalam jurnal
bertujuan untuk membentuk peserta didik
Edukasi volume 6 nomor 3juli-September 2008, hal. 106-123.
8 Arifuddin Ismail. “Majelis Taklim Hidayatullah 9 Diambil dari Internet, sosialisasi Peraturan di Perusahaan Non Muslim Kudus ” di dalam “Jurnal al-
Pemerintah nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Qalam” volume 17 nomor 2 .tuli - Desember 2011
Agama dan Pendidikan Keagamaan
Volume 14, Nomor 1, April 2016
ARIFUDDIN IsmAIL
yang memahami dan mengamalkan nilai- tersendiri maupun merupakan bagian dari nilai ajaran agamanya dan atau menjadi suatu kegiatan yang luas, dimaksudkan ahli ilmu agama yang berwawasan luas, untuk memberikan layanan kepada sasaran kritis, kreatif, inovatif dan dinamis dalam didik dalam rangka tujuan belajar. 12 rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang beriman, bertakwa dan berakhlak METODOLOGI PENELITIAN
mulia.” 10 Selanjutnya menurut wahid Khozin, pendidikan agama diberikan
Penelusuran ini sebatas eksplorasi, sebagai upaya membina ketakwaan peserta
karena disesuaikan dengan jumlah waktu didik yang mampu mereleksikan sikap dan
yang digunakan selama kunjungan, yaitu tindak ketakwaannya dalam semua aspek hanya 7 hari. Keterbatasan waktu dan tenaga,
kehidupan. 11 tentu menyesuaikan dengan kondisi sasaran yang dijadikan subjek penelitian, sehingga
mencermati pemaknaan tersebut bisa dikembangkan ke arah yang lebih speciik terasa masih banyak hal yang belum dapat
diungkapkan. Faktor inilah yang sekaligus bahwa pendidikan agama penekanannya
menjadi kekuranan penelitian ini. terletak pada pembelajaran yang bersifat
doktrinal, baik pada aspek kognitif maupun Penelitian ini dilakukan di Inggeris/ pada aspek afektivie yang mengarah pada United Kingdom (UK), dengan memfokuskan
pembentukan attitude. hal ini merujuk diri pada warga negara Indonesia yang pada watak dasar dari pembelajaran di saat ini sedang bermukim di Inggeris. sekolah formal, kecuali di Perguruan tinggi.
Sasaran substansi adalah fokus kepada Sedangkan pendidikan keagamaan lebih “penyelenggaraan pendidikan keagamaan
pada pengembangan penguasaan ilmu oleh warga negara Indonesia di Inggeris pengetahuan atau yang bersifat keilmuan (United Kingdom). atau scientice, tentu dalam koridor kognitif,
Ada dua jenis data yang ditelusuri, dan afektive yang bernuansa plus. Khusus yaitu data primer dan data sekunder. pada aspek ini, sudah tidak ada batas ruang
Data primer adalah data yang terkait dan waktu belajar, karena berada pada zona
dengan penyelenggaraan pendidikan pendalaman ilmu keagamaan.
keagamaan yang didalamnya terdapat
Sebenarnya pendidikan keagamaan data tentang kelompok paguyuban yang lebih bersesuaian jika dikategorikan menyelenggarakan pendidikan keagamaan, sebagai pendidikan luar sekolah. PHILIPS
jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, peserta
H. COMBS, mengungkapkan bahwa atau orang-orang yang terlibat dalam “pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan tersebut. Demikian halnya peluang
kegiatan pendidikan yang terorganisir, penyelenggarakan pendidikan keagamaan, diselenggarakan diluar sistem formal, baik
tentu terkait dengan kebijakan umum dari pemerintah setempat. Data primer lainnya
10 Op. Cit. wahid Khosin, Pendidikan Keagamaan
yang terkait dengan penyelenggaraan
Pada Komunitas Anak jalanan, di dalam “Edukas”
pendidikan keagamaan adalah persoalan
jurnal Penelitian Agama dan Keagamaan, volume 6 nomor 3, Juli – September 2008, h. 44-50
11 Ibid. 12 http://fstar.hol.es/2014/08
64 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
faktor pendukung dan penghambat tertata struktur pemaknaan menurut penyelenggaraan pendidikan keagamaan. istilahnya sendiri. Sedang data sekunder dalam penelusuran
Penggunaan analisis secara kualitatif ini adalah hal yang sifatnya pendukung, pada penelitian ini mengacu pada tiga strategi,
termasuk eksistensi Islam dan dinamika sebagaimana juga yang dikemukakan juga Islam di Inggeris, demikian juga gambaran
oleh bogdan (1993). 14 Pertama, Strategi sepintas tentang pendidikan agama di di sini menekankan padaurutan waktu.
sekolah-sekolah di Inggeris. Data diorganisir berdasarkan kejadian, teknik penjaringan data menggunakan:
dan yang terjadi lebih dahulu merupakan
1) wawancara bebas dan mendalam, antecedent dari yang terjadi kemudian. jadi, terutama kepada para informan kunci, yaitu:
proses terjadinya peristiwa dideskripsikan pertama, pejabat Kedutaan besar republik dengan tetap mengacu secara kronologis Indonesia (KbrI) yang berkompeten; kedua,
pada masalah yang dimunculkan.Kedua, tokoh agama Islam, baik akademisi maupun
strategi ini memusatkanperhatian pada praktisi keagamaan (pengurus organisasi faktor utama yang menjelaskan timbulnya dan kelompok keagamaan); 2) observasi, suatu fenomena berikutnya.Ketiga, Strategi yaitu mengamati langsung kegiatan ini memusatkan perhatian pada faktor penyelenggaraan pendidikan keagamaan lingkungan yang dimungkinkan mendorong yang dilakukan oleh komunitas muslim, munculnya suatu fenomena. Secara garis demikian juga fasilitas pendukung yang besar, penyajian analisis ini menekankan digunakan secara langsung maupun tidak pada interaksi antarorganisasi atau unsur langsung.
setting di mana suatu fenomena terjadi. terkait dengan kegiatan pengolahan Fokus analisis dibatasi pada hal-hal yang
dan analisis data, tentu mengacupada terkait dengan pengelolaan dan pendidikan ketentuan-ketentuan yang ada, dan secara
keagamaan komunitas muslim Indonesia di metodologis bisa dipertanggungjawabkan.
Inggeris.
Untuk kepentingan penelusuran ini,
menggunakan teknik pengolahan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis “deskriptif kualitatif”, sesuai dengan
Seputar Lokasi Penelitian
tujuan dan kebutuhan penelitian. menurut bernard (1988) di dalam mudjahirin thohir 13 Pemandangan yang berbeda ketika disebutkan bahwaanalisis penelitian menginjakkan kaki di Kota London United kualitatif pada dasarnya menggambarkan Kingdom, rumah-rumah di sepanjang dua makna, yaitu sebagai (a) analisis perjalanan dari bandara hethrow menuju deskriptif dan (b) teori;analisis seperti ini wisma Indonesia berjejer secara teratur prosesnya ialah dengan menyederhanakan dalam bentuk arsitektur yang seragam satu data-data dan menafsirkannya, sehingga sama lain bernuansa klasik “brithaniyah”
13 mudjahirin thohir, “Kehidupan Keagamaan orang jawa Pesisir: Studi orang Islam bangsri
14 bogdan, robert dan Steven j. taylor,Metode jepara”,
Disertasi, Pascasarjana Universitas Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha nasional, 1993, Indonesiajakarta,2002, h. 28.
h. 55.
Volume 14, Nomor 1, April 2016
ARIFUDDIN IsmAIL
(istilah peneliti), membuat taajjub’ dan pelanggaran. barangsiapa yang melakukan memunculkan pertanyaan: “mengapa di pelanggaran, maka sanksi yang diberikan negara moderen dan sekuler seperti ini masih
adalah mengembalikan bangunan itu kepada peduli dengan nuansa klasik tradisional, bentuk aslinya. Inilah yang dihindari warga, apakah tidak bertentangan dengan pikiran-
karena rupanya biaya pengembalian kepada pikiran kemoderenannya ? Setelah sedikit bentuk semula akan lebih mahal lagi. bergeser ke pusat kota London, ternyata
Sepintas tentang United Kingdom (UK) nuansa klasik itu menyebar ke seluruh sebagai wilayah kerja penelitian, terbagi
penjuru kota. tidak satupun rumah-rumah ke dalam 4 wilayah : England, Scotland, warga kota London yang tampak berbeda wales, dan nothern Ireland. Keempat
jauh dengan warga lainnya, walaupun itu wilayah ini merupakan wilayah yang tergolong bangunan bertingkat. Perasaan memiliki otonomi, khususnya di dalam mulai menggoda pikiran, ada sesuatu di pengaturan pemerintahan. Di dataran hati peneliti seakan hidup di dunia lain yang
Inggeris dalam hal ini yang populer di Eropa berbeda 100 % dengan kebiasaan hidup di adalah United Kingdom atau biasa disingkat
semua kota besar Indonesia. dengan sebutan “UK”, sebutan lain yang
Pada saat observasi sedang berjalan populer sebagai Britania Raya, atau Inggris sambil membangun dialog dan diskusi Raya, adalah suatu negara berdaulat yang dengan beberapa orang, maka kesimpulan terletak di lepas pantai baratlaut benua sementara yang bisa diambil adalah ternyata
Eropa . britania raya adalah sebuah negara orang Inggeris maju dalam kemoderenan, kepulauan yang terdiri dari Pulau britania karena beberapa aspek, yaitu “disiplin,taat
raya , bagian timur laut Pulau Irlandia dan pada aturan yang ada, atau dengan kata lain
sejumlah pulau-pulau yang lebih orang Inggeris suka Keteraturan”. Demikian
kecil. Irlandia Utara adalah satu-satunya juga pemerintah Kerajaan Inggeris memiliki
bagian dari britania raya yang berbagi komitmen dan konsistensi secara ketat perbatasan darat dengan negara berdaulat dalam penegakan aturan, sehingga warga lain, yaitu republik Irlandia. S elebihnya, Inggeris terbawa dengan sistem yang ada, perbatasan darat britania raya dikelilingi semua warga pribumi maupun non pribumi
oleh Samudera Atlantik, Laut Utara, Selat tunduk dan taat kepada aturan yang Inggris dan Laut Irlandia. diberlakukan.
Dari sisi pemerintahan britania raya
rumah-rumah tertata secara apik adalah sebuah negara kesatuan yang diatur begitu, karena ada aturan yang mengikat di bawah monarki konstitusional dan sistem kepada semua warga Inggeris, salah satunya
parlementer , dengan kursi pemerintahannya adalah “dilarang merubah (menambah/
berada di ibu kota London . Inggeris (britania mengurangi) setiap bangunan yang ada, raya) tidak menggunakan istilah provinsi terutama rumah-rumah dan kantor-
sebagaiamana di Indonesia, tetapi yang ada kantor, apalagi melakukan perubahan negara bagian. terdapat empat negara dalam jauh dari bentuk aslinya. Aturan tersebut
kedaulatan britania raya yang masing- diikuti dengan pemberian sanksi secara masingnya berdiri sendiri. Inggris (england), ketat kepada siapa saja yang melakukan Skotlandia, wales, dan Irlandia Utara.
66 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
England memiliki 32 kecamatan, Skotlandia besar dalam berbagai bidang, secara khusus
32 Kecamatan, wales 10 kecamatan, dan di bidang ekonomi, budaya, sains, politik
Irlandia Utara memiliki 11 Kecamatan. 15 dan juga militer.
Selain England, tiga negara yang disebut britania raya diakui sebagai negara yang terakhir memiliki pemerintahan tersendiri
memiliki senjata nuklir , dan pengeluaran yang berbeda-beda kekuasaannya, dan militernya menempati urutan terbesar berpusat di ibu kota masing-masing, keempat di dunia. britania raya adalah yaitu Irlandia Utara dengan Ibu Kotanya anggota tetap Dewan Keamanan Pbb sejak belfast, Skotlandia dengan Ibu Kotanya tahun 1946 dan telah menjadi anggota Uni Edinburgh, dan wales dengan Ibu Kotanya
Eropa serta pendahulunya; masyarakat Cardiff. britania raya juga memiliki Ekonomi Eropa, sejak tahun 1973. britania tiga wilayah Dependensi mahkota, raya juga merupakan anggota negara- yakni guernsey, jersey, dan Pulau negara Persemakmuran, majelis man . wilayah-wilayah tersebut terkait, Eropa, g7, g8, g20, nAto, oECD, namun secara konstitusional bukanlah dan organisasi Perdagangan Dunia (wto). bagian dari britania raya. Selain itu, terdapat empat belas wilayah seberang laut britania.
Fenomena Kehidupan Keagamaan: Suatu
wilayah-wilayah tersebut merupakan sisa-
Tuntutan Penyesuaian Yang Longgar
sisa dari Imperium britania, yang pada suatu Sebelum tahun 1950, Q. william, seorang
masa pernah menjadi imperium terbesar di warga negara Inggeris yang berdomisili
dunia yang meliputi hampir seperempat di Liverpool menyatakan diri memeluk
luas total bumi. Pengaruh britania raya Islam. Konversi agama ini menghebohkan
(khususnya Inggris) bisa dijumpai di Inggeris saat itu, karena penganut nasrani
negara-negara bekas koloninya dalam hal masih sangat kuat pengaruhnya dalam
penggunaan bahasa, sistem hukum, sistem kehidupan masyarakat. Kejadian terebut
pemerintahan, dan budaya. juga kedengarannya langka, bahkan Q. britania raya adalah salah satu negara
william ini dikenal sebagai pemeluk Islam maju dengan ekonomi terbesar keenam di
yang kontroversial di Inggeris, kemudian dunia menurut PDb nominal dan terbesar
disusul yang lain dan hingga saat ini satu- kedelapan di dunia menurut keseimbangan
persatu orang-orang Inggeris berpindah kemampuan berbelanja. britania raya juga
agama ke muslim.
merupakan negara industri pertama di bahkan beberapa di antara mereka
dunia, dan menjadi penguasa dunia pada diketahui telah mencoba mempelajari
abad ke-19 dan awal abad ke-20. hingga berbagai agama, sebelum beralih ke Islam,
saat ini, britania raya telah menjadi negara misalnya belajar tentang yahudi, Prostestan,
yang memiliki kekuatan besar (super power hindu, kemudian belajar tentang Islam.
bersama dengan USA, rusia, Perancis dan justru setelah mereka mempelajari Islam,
Cina). Pengaruh britania raya juga sangat ada daya tarik tersendiri yang dirasakan
berbeda, makanya mereka memilih Islam
15 Disadur dari htps://en.wikipedia.org/wiki/
sebagai agama mereka. jadi di samping
Countries_of_United_Kingdom
Volume 14, Nomor 1, April 2016
ARIFUDDIN IsmAIL
penduduk asli Inggeris yang satu persatu berangkat dari tuntutan tersebut, maka memeluk Islam, berbarengan dengan para imigran/pendatang dari negara-negara munculnya para pendatang baru di Inggeris
yang berpenduduk muslim berinisiatif dan dan sudah menetap di Inggeris.
bersepakat mendidirikan, masjid, mushollah
Umat Islam mulai establish di dan sekolah-sekolah nonformal (madrasah Inggeris sekitar 70 tahun yang lalu, yaitu diniyah). Penyelenggaraan pendidikan sekitar tahun 1950-an, ketika Inggeris non formal, awalnya di masjid-masjid membutuhkan tenaga kerja yang dianggap
dengan memanfaatkan waktu akhir pekan murah. Didatangkanlah orang-orang (weakend) untuk membekali anak-anak Pakistan, India, Iran, Afganistan, Sri Langka
mereka dengan pendidikan keagamaan. dan banglades menjadi tenaga kerja di bahkan ada juga dalam bentuk sekolah pabrik-pabrik tekstil dan Industri lainnya,
formal, seperti madrasah di Indonesia di kawasan brimingham, manchester dan dengan ketentuan mengikuti ketentuan sebagainya.
yang berlaku di Inggeris.
Kehadiran mereka ternyata bukan hanya tentu kalau mau mendapatkan subsidi sebatas sebagai tenaga kerja, tetapi karena
dari Pemerintah harus mengikuti aturan- keluarga mereka juga ikut bermigrasi ke aturan yang berlaku di Inggeris. misalnya Inggeris, tentu seiring dengan itu muncul
di suatu sekolah harus menggunakan tuntutan lain, seperti mengharapkan juga
pengantar dalam bahasa Inggeris, atau anak-anaknya bisa melanjutkan pendidikan.
kurikulumnya minimal berdasar pada apa Setelah putra-putrinya dimasukkan ke yang diberlakukan di Inggeris. Standarisasi
sekolah Inggeris, mereka merasa ada sekolah-sekolah itu menjadi kewajiban yang sesuatu yang tidak terpenuhi. Kebutuhan harus dipenuhi oleh sekolah, baik yang pendidikan ini dianggap tidak bisa didirikan oleh para pendatang maupun memenuhi harapannya secara keseluruhan,
sekolah-sekolah yang berdiri di seantero karena ada beberapa aspek tidak terpenuhi,
United Kingdom. Kalau ada sekolah yang terutama pendidikan agama.
tidak berdasar pada ketentuan pemerintah, maka akibatnya tentu diberlakukan suatu
Kelompok-kelompok pendatang sanksi terhadap sekolah yang melakukan
dari Arab, Pakistan, banglades India dsb
pelanggaran.
menganggap pendidikan di Inggeris tidak menjawab seluruh kebutuhan mereka,
Pada sekitar tahun 1970-an seorang yang termasuk pendidikan agama, akhirnya berkebangsaan dan warga negara Inggeris berinisiatif mendirikan sendiri sekolah-
mengagetkan banyak orang, di tengah sekolah yang ada pelajaran agama Islam. orang-orang Inggeris yang seakan berada
memang sebelumnya di Inggeris sudah di pesimpangan jalan, dengan keyakinan terdapat sekolah agama yaitu dari kelompok
agama yang tidak jelas, bahkan sudah Katolik, Protestan, dan yahudi, tetapi itu sangat sekuler. mereka tidak menemukan
dianggap tidak sesuai dengan keyakinan banyak jawaban dari kemoderenan yang mereka sebagai penganut Islam.
dijalani selama ini, dan dari agama yang diyakini sebelumnya. tiba-tiba ada seorang warga negara asli Inggeris menyatakan
68 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
diri memeluk Islam. namanya “Cat mulai dari pengajian baca tulis al-quran, Steven” kemudian setelah memluk Islam pengajian tafsir dan hadits, seminar-seminar menggunakan “Muhamad Yusuf”. beliau dan kursus-kursus tentang tentang Islam. seorang seniman musik dan memiliki group
bagi peserta yang ikut dalam kegiatan- band pada tahun 1970, beliau inilah yang kegiatan tersebut diberi kemudahan baik mendirikan sekolah yang berlabel “Islam”
pembiayaan, peserta tidak dipungut biaya pertama di London Inggeris.
(free).
Pemerintah Inggeris memperbolehkan guna memudahkan komunikasi dan saja, tanpa ada halangan sedikitpun, informasi terutama dalam pemberian sehingga pengelola sekolah juga merasa informasi yang lebih luas, maka pengurus leluasa dan merasa nyaman melakoninya. ICCUK membuatkan website tersendiri www. Pemerintah Inggeris sendiri merasa terusik,
iccuk.org untuk mensosialisasikan Islam dan dan baru agak merasa perlu melihat juga program kegiatan ICCUK. Demikian sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan juga pengurus membuatkan mail tersendiri yang berbasis Islam, ketika terjadi kritik untuk memudahkan pendaftaran bagi atau tuduhan bahwa lembaga seperti itu yang ikut dalam kegiatan tersebut, yaitu: menjadi tempat munculnya radikalisme.
interfaith@icuk.org . Informasi terkait dengan mulai saat itu pemerintah Inggeris merasa
kegiatan di Islamic Centre United Kingdom berkewajiban untuk mengetahui kondisi (ICUK) dapat dilihat di media sosial dan juga sebenarnya tentang Islam di Inggeris. di masjid ICCUK melalui papan informati Pemerintah Inggeris melakukan intaian elektric yang dipasang secara paten di terhadap Islam dan berbagai kegiatan samping perpustakaan, dan di pintu masuk keislaman, termasuk di masjid-masjid. Agar
masjid.
supaya kontrolnya bisa diobservasi secara Kegiatan-kegiatan tersebut bisa jelas, maka harus bisa dipahami melalui dilakukan karena didukung oleh Para
komunikasi yang digunakan, yaitu bahasa pengurus masjid yang memang memiliki Inggeris. Dibuatkanlah suatu aturan komitmen keIslaman yang kuat, punya visi bahwa Imam-Imam dan pengajar harus yang sangat progresif, memberi fasilitas bisa berbahasa Inggeris dan menyampaikan
tempat dan mensuport pembiayaannya. dakwahnya dalam bahasa Inggeris. Sekolah-
Pengurus masjid juga menyiapkan ruangan- sekolah sebaiknya mengikuti standar yang
ruangan dan aula sebagai fasilitas pertemuan dicanangkan pemerintah Inggeris, terutama
nyang lebih besar. Kepengurusan masjid pada kurikulum yang diberlakukan.
ICCUK juga sudah tertata dengan rapi. Dari Sementara itu masjid-masjid di Inggeris
sisi struktur juga lengkap, mulai dari para juga memiliki kegiatan yang variatif, pengurus inti hingga ke tenaga pembersih yaitu: Pertama: Ada kegiatan yang memberi
(cealing servise), demikian juga karyawan pelayanan umat 1 kali 24 jam, sebagaimana
lengkap dengan tenaga security. halnya masjid Islamic Iinggeris Centre Mausque.
Salah satu kunci dasar yang menopang Kegiatan di masjid ini cukup padat, dalam
program kegiatan ICCUK adalah pengurus satu minggu jadwal sudah tersusun rapi, ICCUK memiliki sumber-sumber ekonomi,
terutama untuk kegiatan pendalam Islam.
Volume 14, Nomor 1, April 2016
ARIFUDDIN IsmAIL
seperti hall/Aula, disewakan untuk berbagai keadilan sosial, media informasi, sebagai kegiatan, ada toko, restoran, dan sebagainya.
tempat pembelajaran agama, dakwah, toko dan restoran dibuka dari beberapa pengadilan (agama), tempat pelayanan menit sebelum subuh sampai sesudah Isya
kesehatan, bank makanan, tempat umat baru tutup, ini dilakukan sebagai salah satu
Islam melakukan festival, tempat pelayanan bentuk pelayanan terhadap umat.
muallaf, dan tempat pengembangan dialog
Selain dari kegiatan pelayanan yang antar iman. 16
dilakukan oleh masjid ICCUK, ada juga warga negara Indonesia di United beberapa masjid yang buka hanya beberapa
Kingdom, tersebar di beberapa tempat, saat sebelum dan sesudah sholat fardhu. dan kebanyakan tinggal di London, masjid- masjid lainnya juga memberi dan sekitarnya, termasuk di Liverpool, pelayanan, tetapi hanya pelayanan ibadah.
wimbledone, brimingham, bahkan hingga bisa dimaklumi karena karena rata-rata ke Calchster. orang-orang Indonesia tidak pengelola masjid memiliki pekerjaan merasa susah dengan kondisi yang ada, sendiri-sendiri. type masjid seperti ini, mereka bisa menyesuaikan diri terhadap biasanya dalam bentuk mushollah seperti kondisi itu, karena di samping didukung di Indonesia, kapasitasnya lebih kecil, oleh ketatnya aturan kedamaian, dalam arti digunakan sekedar untuk sholat jama’ah ada aturan yang tidak memperbolehkan fardhu.
kepada setiap penduduk untuk tidak Ukuran masjid tidak terlalu besar, boleh
melakukan keonaran, atau kekacauan, disebut ukuran sedang, karena memuat sebaliknya harus menciptakan kedamaian
sampai 100 orang jamaah. hanya setiap di tengah warga. menjadikan warga negara masjid dilengkapi dengan fasilitas, seperti Indonesia merasa nyaman, tanpa harus toilet, tempat wudhu dan perpustakaan merasa was-was, karena siapapun yang yang berukuran kecil. Di daerah London melakukan pelanggaran maka dirinya akan brich dan regen Park rata-rata masjid diproses sesuai aturan yang berlaku. di sini bertingkat, kondisinya berada di tengah rumah toko yang memang memiliki
Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan
konstruksi bertingkat. tapi untuk pelayanan
Lembaga Penyelenggara Pendidikan keagamaan, khususnya pelaksanaan sholat Keagamaan
5 (lima) waktu, ketersediaan masjid seperti Lembaga pendidikan yang menangani
itu cukup membantu dan dianggap cukup pendidikan agama secara formal di United
memadai dan kapabel sebagai sebuah Kingdom belum eksis, sebagaimana yang
tempat ibadah. ada di negara-negara yang berpenduduk menurut Abdul Karim Awad,
mayoritas muslim, salah satunya di Indonesia. masjid memiliki peran penting dalam
Ada lembaga pendidikan yang didirikan oleh pengembangan masyarakat Islam di London.
muhamad yusuf, yaitu “Islamic Collage” masjid berfungsi sebagai tempat pencerahan
spiritual, penguatan isu persatuan dan inklusi antar komunitas, penguatan isu
16 Abdul Karim Awad. 2015.The Role of The Mosque 21 st Century Britain. message of Islam: UK., h. 104-111.
70 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Volume 14, Nomor 1, April 2016 71
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
(Sekolah Islam), seperti yang telah diungkap terlebih dahulu, tetapi hanya sebatas label, sekolahnya mengelola pendidikan umum, seperti halnya di Indonesia yang dikelola oleh “yayasan” yang berinisial nama Islam, seperti “Al-Azhar”, “mumtaz”, “Athirah”, “Al-biruni” at-thifyan, dan sebagainya.
terkait dengan itu, orang tua yang berlatar belakang muslim merasa punya kebutuhan lain yang belum terpenuhi, yaitu kebutuhan di bidang keagamaan. mereka punya rasa tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan putra-putrinya, oleh karena itu mereka melakukan cara masing-masing untuk memberi pelajaran tambahan berupa pendidikan agama. bagi orang tua yang memiliki dasar pengetahuan agama yang cukup, maka secara langsung mengajarkan dan membimbing putra- putrinya di rumah saat kembali dari sekolah, ada juga yang menggunakan jasa dari para pelajar/mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikannya di United Kingdom, dan memiliki pemngetahuan agama. bahkan ada yang sangat aktif mengikutkan putra-putrinya pada pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh perkumpulan atau paguyuban tertentu.
Kelompok muslim Indonesia yang tinggal di United Kingdom memiliki beberapa perkumpulan yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk “pengajian”,yaitu: 1) al-Ikhlas; 2) KbrI;
3) Indonesia Islam Centre (IIC); 4) KIbAr (Keluarga Indonesia muslim di britania raya) UK; 5) PC. Istemewa nU Inggeris; 6) PC. Istimewa muhammadiyah Inggeris. Di antara 6 kelompok paguyuban di atas, kelompok paguyuban KbrI yang paling tua, yaitu didirikan sekitar tahun 1960-an dan hingga saat ini berlangsung.
IIC banyak dari kalangan tenaga Kerja Indonesia (tIKI). beberapa kelompok pengajian: 1. al-Ikhlas, ketuanya muh. Ikbal mahasiswa S3 di Impereial University, jurusan Fisika ; 2. KbrI, ketuanya jamalullail; dan 3. Indonesia Islam Centre (IIC), pembinanya ; 4. KIbAr (Keluarga Indonesia muslim di britania raya) UK. Ketuanya muh. rifki. Kelompok keempat ini adalah perhimpunan umat Islam Indonesia di seluruh United Kingdom (UK). IIC banyak dari kalangan tenaga Kerja Indonesia (tIKI)
Kegiatan Pendidikan Keagamaan
Pendidikan agama di United Kingdom (UK), sangat berbeda dengan yang dilakukan di Indonesia. Semua sekolah formal memang memasukkan pelajaran agama sebagai salah satu mata pelajaran, tetapi konsep pembelejarannya berbeda. Ada pelajaran
agama, tetapi diajarkan secara sincetiik, artinya semua agama diajarkan secara
keilmuan tetapi hanya sambil lalu, tidak mendalam. tidak diajarkan satu persatu, masing-masing agama hanya di ajarkan pokok-pokoknya, misalnya Konsep-konsep Ketuhanan (theology) di semua agama, tanpa pembahasan secara mendalam tentang tuhan, misalnya Islam itu meyakini adanya tuhan yang Esa, dan tidak lagi mengurai seperti eksistensi tuhan yang Esa itu, bagaimana perwujudannya, dan sebagainya, demikian juga persoalan yang lain. Kegiatan yang dilakukan di masing-masing lembaga:
Pertama, Di KbrI ada kegiatan bulanan, seperti pengajian dengan pesertanya sekitar 100 orang, terdiri atas orang Indonesia yang sudah mukim (berdomisili di Inggeris), ada juga dari kalangan pekerja wiraswasta, dan pelajar-mahasiswa. Pengisi acara
ARIFUDDIN IsmAIL
kebanyakan dari kalangan mahasiswa Faktor Pendukung Kegiatan Keagamaan Indonesia yang kebetulan melanjutkan Mobilisasi Pertemuan
pendidikan di Inggeris. beberapa mahasiswa Salah satu hal yang sulit dihindari oleh
di Inggeris ada yang berlatarbelakang orang-orang Indonesia di rantau adalah
agama, seperti alumni Pesantren atau keinginan untuk berkumpul bersama dengan
sekolah agama. Kadang juga mengundang sesama orang Indonesia. Keinginan tersebut
dari Indonesia, seperti Ustazah Zaitunah rupanya lahir dari dorongan “rasa rindu
Subhan, Ustaz buchori muslim, Ustaz nurul terhadap suatu suasana keindonesiaan.”
huda. waktu kegiatan setiap bulan pada Artinya ada suasana di Indonesia yang
malam sabtu terakhir. Kedua, biasanya ingin dirasakan ketika berada di Inggeris.
mahasiswa yang tampak fanatik terhadap misalnya, sebelum ke Inggeris, sudah
agama adalah yang berlatar belakang non agama atau dari sekolah jurusan sincetiic. terbiasa kumpul-kumpul bersama teman-
teman, baik sekantor, seprofesi maupun Perspektif keagamaannya cenderung lebih
bersama sanak keluarga. Kebiasaan kumpul ekslusif dibanding dengan yang lain. mereka
itu dilakukan setiap bulan, bahkan ada itulah yang mensponsori terbentuknya
diantara mereka yang sudah biasa kumpul KIbAr dan hingga kini kegiatan-kegiatannya
setiap minggu.
masih berjalan. Ketiga, Di Kibar banyak mahasiswa yang fanatik di KIbAr, makanya
menurut beberapa orang di antara minstreamnya berbeda dengan yang lain. mereka, bahwa kumpul setiap minggu itu
Kondisi ini juga sebenarnya membuat sudah merupakan rutinitas yang dilakoni banyak juga yangtidak mau ikut di kegiatan
di Indonesia, kecuali ada kesibukan yang KIbAr. Di KIbAr juga sering mendatangkan
tidak bisa dihindari. Sebenarnya kegiatan penceramah atau muballigh dari Indonesia,
kumpul-kumpul itu banyak manfaatnya, Seperti Azziraj. Keempat, Umat Islam disamping silaturrahim dimaksudkan Indonesia di London cukup banyak, sekitar
untuk membincang hal-hal yang krusial, 1000 orang. Ini perkiraan dengan mengambil
dari persoalan keluarga hingga persoalan dasar pada data yang ada di pencatatan negara atau situasi negara yang lebih besar.
saat PEmILU. Dari data based yang ada. Suasana seperti itulah yang dirindukan di Kelima, topik yang menjadi Krusial pernah
Inggeris atau hiduap di rantau. di bahas adalah “ISLAm nUSAntArA” dan
Sebenarnya, sekitar tahun 1960-an mendapatkan reaksi dari peserta tentang pemerintah republik Indonesia yang itu, jadinya ramai. hanya Ustaz nurul huda
direpresentasikan oleh Kedutaan besar memberikan penjelasan yang secara tuntas.
republik Indonesia (KbrI) di United Keenam, Di sini juga ada Ustaz yang kencang
Kingkdom telah mencanangkan pertemuan artinya “Keras” seperti pak hilal, cucu dari
bulanan secara rutin, bagi warga Indonesia K. h. Ahmad Dahlan. beliau saat ini menjadi
yang tinggal di Inggeris; dan itu berjalan pengacara di London.
hingga saat ini. mobilisasi pertemuan tersebut dimaksudkan disamping sebagai ajang silaturrahim juga untuk mendekatkan orang-orang Indonesia
72 EDUKASI: Jurnal Peneliian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PeNDIDIKAN KeAGAmAAN DAN KOmUNItAs mUsLIm INDONesIA DI INGGRIs
dengan pemerintahnya, sehingga bisa taklim khusus ibu-bu atau kaum hawa terbangun komunikasi diantara mereka. (perempuan). juga dimaksudkan untuk ajang sosialisasi
Demikian juga dengan kelompok program-program pemerintah Indonesia, organisasi sosial keagamaan, seperti
khususnya yang terkait dengan kebijakan Pengusur nahdlatul Ulama (nU) Cabang pelayanan warga negara di luar negeri.
Istimewa Inggeris, Pengurus muhammadiyah
Dalam pertemuan bulanan di KbrI Cabang Istimewa Inggeris, dan juga kempok biasanya dihadiri oleh sekitar 100 orang pengajian al-Ihsan yang dibentuk oleh para lebih, terdiri atas: 1) para warga negera akademisi yang kebetulan melanjutkan Indonesia yang bekerja atau punya usaha studi di Inggeris. Ketiga kelompok sendiri di Inggeris (wiraswastawan); 2) paguyuban yang disebut terakhir semuanya warga negara yang menjadi pegawai baik merancang mobilisasi pertemuan bulanan di KbrI maupun di perusahaan swasta; 3) dengan muatan pendidikan keagamaan non warga negara Indonesia yang melanjutkan formal; dan ini sekaligus merupakan potensi studinya di Inggeris, baik yang mengikuti S2
yang bisa memberi kontribusi terhadap maupun yang mengikuti program S3.
pengembangan pendidikan keagamaan. Awalnya pertemuan tersebut hanya
dirancang untuk sekedar pertemuan Kegelisahan Pemenuhan Kebutuhan
silaturrahim secara rutin untuk tidak bisa dipungkiri bahwa warga mendekatkan pemerintah kepada negara Indonesia yang ada di Inggeris saat
warganya yang ada di Inggeris, namun ini merasa senang tinggal atau berada di perkembangan selanjutnya diisi oleh Inggeris, karena suasana kehidupan yang ceramah-ceramah umum dan pengajian sedikit berbeda ketika berada di Indonesia. agama. Ini dimaksudkan sebagai salah satu
Akan tetapi ada sisi-sisi kehidupan sosial bentuk rangsangan yang diharapkan bisa kemasyarakatan yang tidak ditemukan di
menggugah warga Indonesia untuk selalu Indonesia, tetapi didapatkan di Inggeris, hadir pada pertemuan bulanan.
begitu juga pada aspek-aspek yang lain, Selain pertemuan rutin di KbrI, terdapat perbedaan. kelompok muslim Indonesia Inggeris
namun demikian ada sesuatu yang juga melakukan hal yang sama, hingga menggelisahkan dan memprihatinkan,
membentuk paguyuban yang diberi nama secara khusus pemenuhan aspek Indonesia Islamic Centre (IIC). mobilisasi kerohanian bagi putra-putri mereka melalui pertemuan di paguyuban ini malah lebih pendidikan agama. Keprihatinan itu wajar intensif dibanding dengan yang dilakukan dan tidak berlebih jika itu dimunculkan oleh KbrI, karena pertemuan yang sebgai suatau kebutuhan yang prioritas. digalakkan melibatkan keluarga dalam hal Kebutuhan tersebut dianggap sangat ini anak-anak (putra-putrinya). Kemudian penting, karena di sekolah-sekolah Inggeris kegiatannya juga lebih variatif, karena tidak didapatkan. Sekolah-sekolah di
paguyuban ini juga membentuk majelis Inggeris memiliki kurikulum tersendiri, dan materi agama diajarkan secara
Volume 14, Nomor 1, April 2016
ARIFUDDIN IsmAIL
kolektif, artinya pembelajaran agama yang kelompok paguyuban yang dibentuk oleh menyeluruh untuk semua agama. Sistem masyarakat Indonesia di Inggeris, khususnya pembelajarannya juga dilakukan dengan ciri
komunitas muslim, ada yang memang sudah sifat keilmuan, bukan bersifat doktrinal, memiliki tempat permanen dan ada yang sebagaimana halnya di Indonesia.
mengambil tempat di rumah-rumah anggota Kegelisahan untuk pemenuhan secera bergilir. kerohanian dirasakan oleh orang tua
Khusus kegiatan yang dikordinir oleh murid, terutama yang berlatar balakang KbrI tentu tidak mempermasalahkan muslim. Semua informan yang ditemui “tempat”, karena menggunakan aula yang memunculkan permasalahan yang serupa, terdapat di gedung KbrI. Aula gedung merasakhawatir, jangan sampai putra-
KbrI juga dilengkapi dengan fasilitas putrinya tidak memahami lagi ajaran yang lengkap, termasuk kursi, meja, AC, agamanya. berangkat dari kegelisahan penerangan lampu, peralatan sound system, seperti itu, sehingga terpanggil untuk dan peralatan presentase. Aula ini memiliki bergabung dengan paguyuban kelompok daya tampung hingga 150 orang. Di sinilah pengajian yang ada. walaupun pada kegiatan-kegiatan pertemuan bulanan paguyuban kelompok keagamaan itu hanya
dalam hal ini pengajian atau ceramah agama menyajikan model pendidikan nonformal, dilangsungkan. tetapi sedikit-banyaknya bisa menambah
Sementara itu, kelompok paguyuban pengetahuan, skill dan sekalgius ilmu yang terhimpun dalam “Indonesia Islamic
pengetahuan (scientis). Situasi seperti Centre” (IIC) juga merasa terbantu dengan inilah yang dianggap sebagai suatu potensi
adanya tempat sekretariat yang sudah pendukung yang bisa melanggengkan menjadi milik IIC. tempat sekretariat
kegiatan paguyuban, khususnya pelayanan IIC tersebut adalah sebuah rumah yang keagamaan bagi para anggotanya. Di terletak di daerah “Colindale”, suatu daerah
dalamnya terdapat suatu motivasi sebagai kawasan perumahan para pejuang dari pendorong. jadi, dari aspek psychologinya,
milisi Angkatan Udara Inggeris.rumah ini kegelisahan itu menjadi potensi pendukung
sebelumnya adalah milik seorang warga untuk menghadirkan sesuatu yang bernilai
negara Indonesia yang dihibahkan ke bagi dirinya dan bagi puta-putrinya.
pengurus Indonesia Islamic Centre untuk dijadikan “pusat kegiatan”.
Sarana Tempat Pertemuan
Posisi tempat pusat kegiatan IIC ini
Setiap penyelenggaraan suatu even cukup strategis, karena terletak di depan memerlukan tempat sebagai sarana jalan yang cukup lebar. bangunannya pendukung, terlepas dari bentuk dan masih terbilang sederhana, karena masih modelnya, begitu juga dari sisi status dalam bentuk rumah, ukurannya terbilang