PenYeLenggaraan PenDIDIKan KaraKter DI raUDatUL atHfaL (ra) DarUssaLaM KOta BOgOr CHaraCter eDUCatIOn PrOgraM IMPLeMentatIOn at raUDatUL atHfaL (ra) DarUssaLaM, BOgOr CItY umul Hidayati
CHaraCter eDUCatIOn PrOgraM IMPLeMentatIOn at raUDatUL atHfaL (ra) DarUssaLaM, BOgOr CItY
umul Hidayati
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan jl. mh thamrin no. 6 jakarta Pusat Email: hidayatikuncoro@yahoo.com
abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan Karakter pada Lembaga Raudhatul Athfal (RA) Darussalam, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan sosio historis. Penelitian menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di RA Darussalam dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil maksimal. Indikator keberhasilan ini dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menyerap dan mengimplementasikan materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang meliputi akidah, akhlak, ibadah, al-Qur’an dan hadis, serta perilaku akhlakul karimah. Adapun faktor penunjangnya antara lain penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, adanya diversifikasi metode pembelajaran, pengembangan kurikulum yang memadukan kurikulum nasional dan kurikulum khas RA yang sarat nilai-nilai ajaran Islam, serta kurikulum berbasis karakter, adanya pendidik yang kompeten dan berkualifikasi s1 bidang PAUD, dan penyediaan fasilitas pembelajaran yang lengkap. Dampak keberhasilan penyelenggaraan pendidikan karakter ini dapat dirasakan pada aspek sosiologis, psikologis dan politis, baik bagi pengelola RA maupun orangtua siswa yang terlihat dengan munculnya perasaan senang dan puas atas capaian hasil pendidikan, meningkatnya animo masyarakat terhadap RA, meningkatnya rasa percaya diri dan semangat para pendidik dalam melaksanakan tugas mengajar, dan mulai munculnya perhatian pemerintah (Kementerian Agama Kota Bogor) terhadap lembaga ini.
Kata kunci : penyelenggaraan pendidikan, pendidikan karakter, Rudhatul Athfal
abstract
This research is aimed at acknowledging the success level of implementation of Character Education program in Raudhatul Athfal (RA) Darussalam Institution, Bogor Barat District, Bogor City, West Java Province. This research uses qualitative method with phenomenological and socio-historical approaches. This research results in finding that the character education in RA Darussalam can be implemented properly and has reached its maximum output. The indicator of this success is the students’ capability to absorb and implement the Islam Religion Education materials, which include faith, morals, observance, al-Qur’an and hadiths, as well as good characters. Whereas the supporting factors are, among others, the use of appropriate learning approach and method, the occurrence of learning method diversification, the development of curriculum combining national curriculum, RA-specific curriculum that is full of Islamic teaching values, and character- based curriculum, the presence of competent and qualified educators graduated from Bachelor Degree (S1) program majoring in Early Aged Children Education, and the provision of complete learning facilities. The impact of this character education implementation success can be felt in the sociological, psychological and political aspects, both for the RA management and parents of students as can be seen from the emerging feeling of content and satisfied for the achieved education output, the increasing public interest in RA, the increasing self-confidence and spirit of the educators in performing their teaching duties, the emerging attention of the government (Ministry of Religious Affairs in the Bogor City) towards this institution.
Keywords : education program implementation, character education, Rudhatul Athfal
Naskah diterima 5 Mei 2016, direvisi 15 Juli 2016, disetujui 30 Juli 2016
U m U L H I DAyAt I
PENDAHULUAN
ketika dia dewasa. 3 hasil penelitian lainnya menyebutkan bahwa 50 % kemampuan
Pembentukan karakter bangsa meru- belajar seseorang mencapai 80 % sebelum
pakan salah satu tujuan dari pendidikan usia 8 tahun, dan mencapai 100% usia 8
nasional. Undang-undang nomor 20 hingga 18 tahun. oleh karena itu, penguatan
tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan moral (moral education) atau
pendidikan nasional adalah berkembangnya pendidikan karakter (character education)
potensi peserta didik agar menjadi manusia pada anak sejak usia dini sangat penting,
yang beriman dan bertakwa kepada tuhan karena pada usia dini khususnya masa lima
yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, tahun pertama kehidupan anak merupakan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis
1 serta bertanggung jawab. “masa emas” (the golden ages) atau “jendela makna kalimat kesempatan” (window opportunity) dalam
tersebut begitu dalam dan sangat mulia, meletakkan dasar tumbuh kembang anak. 4
karena dalam tujuan pendidikan tersebut Kualitas tumbuh kembang anak pada masa
terkandung prinsip keseimbangan, yakni ini akan menentukan kualitas kesehatan
tidak hanya untuk membentuk anak menjadi cerdas saja, tetapi juga berkarakter/
fisik, mental, emosional, sosial, dan perilaku sepanjang hidupnya.
berakhlak mulia, sehingga lahirlah generasi yang intelek, berdayasaing, namun tetap
Karenanya, sangat penting, bahkan berakhlak mulia.
merupakan suatu keharusan bagi lembaga pendidikan, terutama pendidikan usia ini
Selanjutnya, untuk mencapai tujuan untuk memperhatikan dan menerapkan
tersebut, maka pendidikan karakter harus pendidikan karakter secara serius. bebarapa
dilaksanakan sejak usia dini, karena usia pendidikan tingkat usia dini yang telah
dini merupakan periode perkembangan menerapkan hal ini adalah rA Istiqlal jakarta,
yang sangat penting dalam kehidupan tKIt An-najah jatinom, Klaten dan tK/
manusia. Pada masa ini, semua potensi yang rA lain. Di rA Istiqlal, pendidikan karakter
dimiliki anak berkembang paling cepat, dan diselenggarakan dengan mengembangkan
seluruh instrumen besar manusia terbentuk, sistem belajar “Integrasi Pendidikan Nilai-nilai
mencakup kecerdasan dan kecakapan psikis, Kehidupan Beragama Islam melalui Pendekatan
sehingga anak telah memiliki kemampuan Beyond Centers and Cyrcle Times (BCCT)”,
untuk berpikir dan mengerti terhadap segala dengan mengembangkan tujuh sentra yaitu
sesuatu. 2 hasil penelitian bidang neurologi sentra persiapan ibadah, main peran, bahan
mengungkapkan bahwa ukuran otak anak alam, balok, seni, musik dan olah tubuh. 5
usia 2 tahun telah mencapai 75 % dan usia
5 tahun mencapai 90 % dari ukuran otak
3 Iva noorlaila. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD: Kreatif Mendidik dan Bermain Bersama Anak.
jogjakarta: Kelompok Penerbit Pinus (KPP), h. 15-16. 1 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
4 Ibid., h. 19.
Sistem Pendidikan nasional bab I pasal 3 5 Diambil dari hasil penelitian tentang 2 Cassimir dalam Imam musbikin. 2010. Buku
“Pendekatan Pembelajaran PAUD (Studi di RA Istiqlal Pintar PAUD: Tuntunan Lengkap dan Praktis Para Guru
Jakarta), yang dilakukan tahun 2011 dan dari buku PAUD. yogyakarta: Laksana, h. 39.
“Panduan Kegiatan Belajar Melalui Bermain (Integrasi
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
Di tKIt An-najah, pendidikan karakter dari tujuan pendidikan nasional yaitu untuk diselenggarakan dengan mengembangkan membangun manusia yang berkarakter, Kurikulum Pendidikan holistik berbasis sehingga dalam proses pembelajarannya Karakter (KPhbK), yaitu model pendidikan
lebih menitikberatkan pada aspek kognitif, secara menyeluruh (holistik) yang fokusnya
akibatnya, pembelajaran di PAUD (termasuk untuk membangun karakter anak, dengan rA) lebih mementingkan kemampuan
akademik misalnya berkenaan dengan dan segenap ciptaannya, jujur, amanah, materi membaca, menulis, dan berhitung santun, dermawan, suka menolong, percaya
membangkan 9 karakter, 6 yaitu cinta tuhan
(calistung) daripada pengembangan aspek diri, kreatif dan pekerja keras, mandiri, emosi dan sosial anak, padahal memaksakan disiplin dan tanggungjawab, baik, rendah anak usia dini belajar calistung akan beresiko hati, toleransi, damai, kepemimpinan dan timbulnya stress jangka pendek dan keadilan.
rusaknya perkembangan jiwa anak dalam jangka panjang, meskipun beberapa rA sudah 9 3) kurangnya wawasan menyelenggarakan pendidikan karakter, guru tentang model, pendekatan dan metode namun hingga saat ini pemerintah pendidikan karakter yang tepat, akibatnya, (Kementerian Agama) belum memiliki proses pembelajaran menjadi pasif dan tidak kebijakan dan konsep yang jelas memberikan pengalaman kongkrit pada
tentang pendidikan karakter, sehingga anak, 10 4) kurang sinergisnya antara sekolah penyelenggaraan pendidikan karakter di dan keluarga dalam pembentukan karakter rA umumnya belum berjalan dengan baik.
anak, sehingga pembentukan karakter anak Persoalan lainnya adalah: 1) masih banyak
menjadi parsial dan tidak holistik, akibatnya kelompok anak usia dini yang belum dapat
muncul gejala anak bersikap inkonsistensi, mengakses pendidikan. hal ini dapat dilihat
misalnya bersikap baik di sekolah tetapi di dari data bahwa sekitar 27% APK PAUD luar sekolah justru sebaliknya, 5) peran guru
belum tercapai, 7 (dari prosentase APK masih sangat dominan dan penyampaian tersebut jumlah rA 25.435 lembaga), 8 2) informasi bersifat satu arah, 6) pengaturan kurangnya pemahaman guru akan hakikat tempat duduk yang cenderung mengisolasi satu anak dengan lainnya, 7) pertanyaan guru cenderung bersifat konvergen
Pendidikan Nilai-Nilai Kehidupan Beragama)” Kb dan rA Istiqlal jakarta.
daripada divergen, sehingga melumpuhkan
kreatifitas anak (disempowering), 8) lemahnya
6 Penjelasan ini diambil dari hasil penelitian
tentang “Strategi Pembelajaran PAI (Studi di TKIT An-
diversifikasi metode pembelajaran. 11
Najah Jatinom, Klaten), yang dilakukan tahun 2011 dan dari buku “ Profil dan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) An-Najah Jatinom-Klaten”, tahun 2011/2012
Data APK Paud tahun 2014 baru mencapai 72,9 9 Elkind D. 2000. Miseducation: Preschoolers at Risk. %, Kemendikbud, http://www. kemdikbud.go.id/
new york: Knopf, p. 12.
kemdikbud/berita/2655. Diunduh tanggal 19 April 10 megawangi. 2011. Pendidikan Karakter pada 2015.
Anak Usia Dini. jakarta: Indonesia Heritage Foundation 8 Kementerian Agama. 2013. Buku Statistik
(IHF), h. 61.
Pendidikan Islam Tahun Pelajaran 2012/2013. jakarta: 11 martinis yamin dkk. 2010. Panduan Pendidikan Ditjen Pendidikan Agama Islam, h. 1.
Anak Usia Dini (PAUD). jakarta: gaung Persada, h. 31.
Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016
U m U L H I DAyAt I
Untuk mengetahui bagaimana (Studi Implementasi Pengembangan Karakter penyelenggaraan pendidikan karakter pada
Sejak Usia Dini pada PAUD UIN Sunan rA, tahun 2015 dilakukan penelitian berjudul
Kalijaga Yogyakarta)” oleh Suyadi, S.Ag, “Penyelenggaraan Pendidikan Karakter pada m.A, mahasiswa Fakultas tarbiyah dan Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus pada Ilmu Keguruan Universitas Islam negeri Raudatul Atfal (RA) Darussalam di Kecamatan
Sunan Kalijaga yogyakarta. Penelitian Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)”.
ini mengungkapkan bahwa pendidikan Penelitian ini penting dilakukan mengingat
karakter sejak dini yang diselenggarakan di secara empiris telah banyak rA yang mulai
lembaga PAUD ini ada keterpaduan antara menyelenggarakan pendidikan karakter, apa yang diajarkan pendidik dengan pola namun pada tataran kebijakan, pemerintah
pengasuhan orang tua di rumah terhadap belum memiliki konsep yang jelas dan anak dan lingkungan. Penelitian berjudul regulasi sebagai payung hukum dalam “Peranan Pendidikan Karakter pada Anak penyelenggaraan pendidikan karakter.
Usia Dini (Studi pada PAUD Darussalam Aceh berdasarkan konteks penelitian Besar)” oleh teuku m. husni (mahasiswa
tersebut, maka penelitian ini difokuskan UIn Aceh), mengungkapkan bahwa faktor- pada permasalahan bagaimana faktor yang mempegaruhi keberhasilan penyelenggaraan pendidikan karakter di rA
pendidikan karakter anak usia dini ialah Darussalam di Kecamatan bogor barat, Kota
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bogor, Propinsi jawa barat, dilihat dari: 1)
dan upaya guru dalam menanamkan kebijakan Kemenag dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter dengan memberikan pendidikan karakter, 2) landasan pemahaman terhadap perilaku yang baik
penyelenggaraan pendidikan karakter, 3) dan tidak baik, pembiasaan, dan nasihat. implementasi pendidikan karakter dilihat Selanjutnya penelitian rusmini (2008) yang dari tujuan/fokus, pendekatan, metode, berjudul “Metode Bermain Sambil Belajar, prosedur pembelajaran, pengembangan Integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Pusat kurikulum, penggunaan sarana prasarana, Kegiatan (Sentra) (Studi Empiris di Taman peserta didik, kondisi pendidik dan tenaga
Kanak-kanak Islam Masjid Istiqlal Jakarta kependidikan, 3) faktor pendukung dan Pusat)”, mengungkapkan bahwa metode penghambat, dan 4) output dan outcome dari
bermain sambil belajar melalui kegiatan pelaksanaan pendidikan karakter.
sentra, efektif untuk mengintegrasikan nilai-nilai ajaran Islam dan dapat mengarahkan anak untuk menemukan
Studi Kepustakaan
potensi dan kecerdasannya. berdasarkan Sejauh pengetahuan penulis, penelitian
hasil penelitian ini, maka penelitian tentang tentang penyelenggaraan pendidikan “Penyelenggaraan Pendidikan Karakter pada karakter pada PAUD memang sudah Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus banyak dilakukan, baik secara personal pada Raudatul Atfal (RA) Darussalam di maupun kelembagaan, misalnya penelitian
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)” yang berjudul “Model Pendidikan Karakter Pada dilakukan ini semakin menunjukkan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Islam
tingkat relevansi dan signifikansinya dari 150
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
perspektif kebermanfaatannya dalam dengan lingkungan sosialnya. 15 menurut upaya peningkatan kualitas pembelajaran Sumarni, pendidikan karakter adalah pada PAUD khususnya penyelenggaraan proses pemberian tuntunan kepada pendidikan karakter pada rA.
peserta didik untuk menjadi manusia yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir,
raga, rasa dan karsa. Kerangka Konseptual 16 Sedangkan menurut gaffar, pendidikan karakter adalah proses
Pengertian Pendidikan Karakter
transformasi nilai-nilai kehidupan untuk
menurut wynne, pengertian karakter ditumbuhkembangkan dalam kepribadian ada dua, pertama, menunjukkan seseorang seseorang, sehingga menjadi perilaku yang berperilaku tidak jujur, kejam, seseorang tersebut. 17 berdasarkan beberapa dan rakus, sehingga orang tersebut pengertian ini, maka yang dimaksud memanifestasikan perilaku buruk. Kedua,
pendidikan karakter adalah proses menunjukkan seseorang yang berperilaku pengarahan dan bimbimbingan terhadap jujur, belas kasih, dan suka menolong, peserta didik melalui transformasi nilai- sehingga memanifestasikan karakter nilai agar berperilaku baik dan menjadi
mulia. 12 Istilah lain, karakter adalah sifat- manusia yang memiliki kecerdasan kognitif sifat kejiwaan, akhlak/budi pekerti, yang (pengetahuan), keterampilan (life skill), membedakan seseorang dengan lainnya. 13 budi pekerti luhur/akhlakul karimah dan Dari pengertian ini maka karakter mampu berinteraksi dengan lingkungannya. merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk berhubungan dengan tuhan, diri sendiri, sejak usia dini, sebab usia dini merupakan sesamanya, lingkungan, yang terwujud masa kritis bagi perkembangan anak
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, selanjutnya. 18 Dalam pengembangan perbuatan, berdasar norma agama, hukum,
karakter anak diperlukan kerjasama antara dan budaya.
keluarga dan sekolah, 19 yang dapat dilakukan Sedangkan pendidikan karakter
adalah proses transformasi nilai sehingga
15 Larry P. nucci, & Darcia navaez. 2008. Handbook
menimbulkan watak baik (transforming
of Moral and Character Education, new york: routledge p. 253.
values into virtue). 14 Pendidikan karakter
16 mukhlas Sumarni dkk. 2012. Konsep dan Model
merupakan pendidikan yang membangun Pendidikan Karakter. bandung: Pt. remaja rosdakarya, aspek kecerdasan kognitif agar peserta
h. 45.
didik memiliki kemampuan berinteraksi 17 Fahry gaffar dalam Dharma Kesuma dkk. 2012.
Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di Sekolah. bandung: Pt.remaja rosdakarya, h. 5.
18 ratna megawangi. 2009. Pendidikan Karakter: Solusi Tepat untuk Membangun Bangsa. Depok:
Indonesia heritage Foundation, Cetakan ke 3, h. 21. 12 wynne dalam hamid Darmadi. 2011. Pengantar
19 thomas Lickona. 1992. Educating fo Character Pendidikan Kewarganegaraan. bandung: Alfabeta, h. 55.
(Mendidik untuk Membentuk Karakter): Bagaimana 13 Kementerian Pendidikan nasional. 2008. Kamus Sekolah Dapat Mengajarkan Sikap Hormat dan
Besar Bahasa Indonesia. Tanggungjawab, Pedoman Lengkap Cara Mengajar Nilai- 14 Salls, holly Shepard. 2007. Character education:
Nilai Moral (the Journl of Moral Education). jakarta: Pt. An Introduction, University Press of America, p. 87.
bumi Aksara, h. 57-59.
Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016
U m U L H I DAyAt I
melalui strategi: 1) pengelolaan kelas; 2) atau yang diselenggarakan lingkungan). 22 menciptakan lingkungan positif di sekolah,
jenis-jenis PAUD yang berkembang di dan 3) membangun sinergi antara orangtua,
Indonesia antara lain taman Kanak-kanak sekolah, dan masyarakat. Paling tidak ada (Kindergarten), Kelompok bermain (Play empat nilai-nilai pendidikan karakter yang
Group), taman Penitipan Anak (Day Care), dapat ditanamkan pada anak usia dini, yaitu:
dan PAUD sejenis (Similar with Play Group) aspek spiritual, kepribadian, sosial, dan dengan nama bervariasi. 23 lingkungan. Sedangkan prinsip pendidikan
tK adalah satuan pendidikan anak usia karakter yang harus dilaksanakan pendidik
dini jalur pendidikan formal usia 4-6 tahun 24 PAUD yaitu: mendidik melalui keteladanan,
yang dibagi ke dalam dua kelompok belajar mendidik secara berkelanjutan, menyeluruh
yaitu Kelompok A untuk anak usia 4 – 5 dan terintegrasi pada seluruh aspek tahun dan Kelompok b untuk anak usia 5 –
perkembangan, mendidik dengan kasih
6 tahun. rA adalah satuan pendidikan anak sayang, mendidik dengan melibatkan usia dini jalur pendidikan formal usia 4 - 6
pendidik, orangtua, dan masyarakat. 20 tahun yang menyelenggarakan program terkait dengan penelitian ini, aspek-aspek
pendidikan khas agama Islam, di bawah nilai karakter tersebut yang menjadi fokus
binaan menteri Agama, 25 yang dibagi ke kajian.
dalam dua kelompok sebagaimana pada tK. Kb adalah satuan pendidikan anak usia
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
dini jalur pendidikan non formal usia 2-4
(PAUD)
tahun. tPA adalah layanan penitipan anak
PAUD adalah suatu upaya pembinaan usia lahir – 6 tahun yang orangtuanya sibuk yang ditujukan kepada anak sejak lahir bekerja. SPS adalah layanan pendidikan hingga usia 6 tahun, yang dilakukan minimal yang dilakukan 1-2 kali/ minggu. melalui pemberian rangsangan pendidikan
Dari pengertian ini, PAUD yang dimaksud untuk membantu pertumbuhan jasmani dalam penelitian ini adalah PAUD pada jalur
dan rohani, agar anak memiliki kesiapan pendidikan formal berbentuk rA bagi anak memasuki pendidikan lebih lanjut. 21 PAUD usia 4 - 6 tahun, yang penyelenggaraan dapat diselenggarakan melalui jalur: 1) pendidikannya dibagi ke dalam dua pendidikan formal (taman Kanak-kanak kelompok belajar yaitu Kelompok A anak (tK), raudatul Athfal (rA), atau bentuk usia 4–5 tahun dan Kelompok b anak usia lain sederajat), 2) pendidikan non formal 5–6 tahun. (Kelompok bermain (Kb), taman Penitipan Anak (tPA), atau bentuk lain sederajat), 3)
22 Ibid., Pasal 28.
pendidikan informal (pendidikan keluarga 23 Ahmad baidowi, “Paud oh Paud” media
Indonesia, Edisi Senin 27 juni 2011, h. 26. 24 Kementerian Pendidikan nasional, 2011,
20 Kementerian Pendidikan nasional. 2012. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Karakter
Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini, Direktorat pada Pendidikan Anak Usia Dini, h. 3.
jenderal Pendidikan Anak Usia Dini non Formal dan 21 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Informal, h. 18.
Sistem Pendidikan nasional (Sisdiknas), Pasal 1 ayat 25 Peraturan menteri Agama (PmA) nomor 90 14.
tahun 2013 bab I Pasal 1 Ayat 2 dan 3.
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
ruang lingkup penyelenggaraan PAUD Dalam menjaring data, instrumen utama meliputi delapan komponen yaitu: peserta adalah peneliti, sebagai human instrument didik, pendidik dan tenaga kependidikan, berfungsi menetapkan fokus penelitian, sarana prasarana, pembiayaan, kurikulum, memilih narasumber/informan, melakukan peran serta masyarakat, pembinaan dan pengumpulan data, menilai kualitas data, pengawasan. Adapun penyelenggaraannya analisis data, menafsirkan data dan membuat dilaksanakan dengan prinsip berorientasi kesimpulan. Sumber data penelitian ini pada kebutuhan anak; sesuai perkembangan
berupa kata-kata dan tindakan orang yang anak, learning by playing, menyediakan diamati atau diwawancarai sebagai sumber lingkungan yang mendukung, merangsang data utama (data primer), dan dokumen munculnya kreativitas, mengembangkan sebagai data pendukung (data sekunder). life skill dan melibatkan peran orangtua. Sumber data dimaksud adalah narasumber berdasarkan uraian tersebut, terkait dengan
(responden) yang dianggap kompeten penelitian ini, berbagai aspek tersebut yang
memberikan informasi yaitu kepala, wakil menjadi kajian dalam penelitian.
kepala, guru, tU sebagai key informan, masyarakat pengguna (user), pejabat
Kemenag, informan lainnya. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di rA wawancara mendalam (in-depth interview) Darussalam Kecamatan bogor barat, Kota dan studi dokumen. metode berpikir bogor. Penelitian dilaksanakan selama 8 digunakan adalah metode induktif yaitu bulan (maret-oktober 2015). metode yang menganalisis masalah berangkat dari hal-hal digunakan adalah metode kualitatif, karena
yang khusus dan ditarik fakta yang bersifat analisis data bersifat kualitatif, atau alamiah
umum, atau dari data yang berserakan dan (natural setting), karena penelitiannya kompleks, kemudian dihimpun, dianalisis,
dideskripsikan dan ditarik kesimpulan pendekatannya adalah fenomenologi yaitu secara umum, selanjutnya dikembangkan
dilakukan pada kondisi alamiah. 26 Sedangkan
berusaha memahami arti dari berbagai pola hubungan tertentu atau menjadi peristiwa dan kaitannya terhadap orang-
hipotesis. jika berdasarkan data yang
dikumpulkan secara berulang ternyata historis yaitu untuk mendiskripsikan apa yang
orang dalam situasi tertentu, 27 dan sosio
hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut terjadi masa lampau dan berguna untuk masa
berkembang menjadi teori. 28 kini, serta untuk melihat kaitannya secara
sosiologis yang mempengaruhi pendirian rA
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan penyelenggaraan pendidikan karakter di rA.
Sekilas tentang RA Darussalam
raudatul Athfal (rA) Darussalam yang
26 Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
beralamat di jalan raya Cilendek nomor
Kualitatif Dan R & D. bandung: Alfabeta, h. 8
29, Desa Cilendek, Kelurahan Cilendek
Lexy j. moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif, bandung: remaja rosdakarya, Cet. Ke. 16, h. 9.
28 Ibid., h. 6.
Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016
U m U L H I DAyAt I
barat, Kecamatan bogor barat, Kota bogor, Standar nasional Pendidikan (SnP), 29 Propinsi jawa barat berdiri tahun 1996, yakni sekitar 80% berpendidikan S1 bidang yang kemudian secara resmi terdaftar di pendidikan dan 20 % SLtA, namun sedang Departemen Agama dengan Surat Keputusan
dalam proses penyelesaian S1 nya. Dilihat nomor 09/PP-07/1054/1999. Pencetus dari kompetensinya, mereka memiliki ide pendirian rA Darussalam ini bernama kemampuan yang sangat baik untuk halimah Saad (salah seorang putri pengelola
melakukan tugas mengajar PAUD, karena dan pemilik Pondok Pesantren Darussalam
penerimaan pendidik dilakukan melalui K.h. Azhari). Adapun tokoh pendirinya seleksi ketat bidang administrasi dengan adalah K.h. Azhari dan ketiga anaknya yaitu
melihat kesesuaian pendidikan dengan Drs.h. Ikhsan Azzam, K.h. Sanusi Azhari dan
kebutuhan sekolah, juga seleksi akademik halimah Saad. Pendirian rA Darussalam dengan melakukan tes baca tulis al-Qur’an, dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan hafalan juz 30, ayat-ayat pilihan, hadis- halimah terhadap masyarakat yang tinggal
hadis pilihan, asmaul husna, dan praktek di sekitar lingkungan pondok pesantren mengajar. 30 Sedangkan jumlah peserta yang kurang berminat memasukkan putra didiknya sebanyak 106 anak. 31 Sebagian putrinya ke Pondok Pesantren Darussalam.
besar mereka merupakan masyarakat Atas dasar keprihatinan tersebut maka kelurahan Cilendek barat (lokasi rA didirikanlah rA Darussalam, sebagai upaya
Darussalam berdiri) dan sebagian berasal menjaga keberlangsungan kegiatan Pondok
dari luar kelurahan. Sejumlah peserta didik Pesantren Darussalam pada saat itu, agar tersebut terbagi dalam 8 kelas dan terdiri tetap dapat berjalan dalam mensyiarkan dari 2 kelas Play Group (PG), 2 kelas A dan ajaran agama Islam.
4 kelas b, dengan jumlah peserta didik Dalam menjalankan peran dan fungsinya
masing-masing kelas 21 anak dan diajar oleh sebagai lembaga Pendidikan Anak Usia dua orang pendidik. Dini (PAUD), rA Darussalam memiliki visi
Dilihat dari kondisi sarana prasarana “menjadikan anak yang berkarakter, cerdas dan
yang dimiliki baik berupa bangunan gedung ceria”. Adapun misinya adalah membangun karakter yang Islami (islamic caracter
29 menurut Standar nasional Pendidikan nomor
building), melalui penanaman nilai-nilai
19 tahun 2005 bab vI Pasal 28 Ayat 1 dan 2 serta pasal 29 ayat 1, disebutkan bahwa pendidik harus memiliki
ajaran Islam dalam kegiatan pembelajaran;
kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan
mengembangkan kemandirian melalui minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik. motivasi dengan slogan “kamu bisa”; dan Adapun tingkat pendidikan yang harus dipenuhi
seorang pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini
melaksanakan kegiatan pembelajaran (PAUD) adalah minimum diploma empat (D-Iv) atau melalui pendekatan happy learning dan active
sarjana (S1), dengan latar belakang pendidikan tinggi
learning.
di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi.
Saat ini jumlah pendidik yang mengajar
30 wawancara dengan kepala rA Linda Sari, S.Pd.I
di rA Darussalam sebanyak 11 orang. dan beberapa orang guru pada hari jumat tanggal 23 Dilihat dari latar belakang pendidikannya, oktober 2015 pukul 10.30 – 11.30 wib, di ruang kepala
rA.
kondisi pendidik tersebut telah sesuai
31 Data diambil dari Statistik Peserta Didik rA Darussalam tahun ajaran 2014/2015.
154
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 155
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
maupun sarana pembelajaran lainnya, terlihat cukup memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Luas bangunan gedung
sekitar 900 m 2 berdiri di atas tanah seluas 1.500 m 2 yang merupakan tanah milik yayasan Darussalam. bangunan gedung tersebut terdiri dari ruang belajar, kantor, perpustakaan, ruang UKS, aula, kamar mandi, tempat wudu, dapur dan gudang. Sarana lainnya berupa halaman sekitar
300 m 2 , parkiran 100 m 2 , lapangan 100 m 2 , kebun 100 m 2 , dan lainnya 100 m 2 . Prasarana
penunjang pembelajaran seperti meja dan kursi belajar, white board, almari buku, loker, meja kursi pendidik, rak sepatu, peralatan kantor, alat bermain outdoor, Alat Permainan Educatif (APE), juga tersedia lengkap.
Dilihat dari kondisi pembiayaan, rA Darussalam tidak memiliki sumber pembiayaan tetap dari pemerintah. biaya yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikannya, berasal dari orangtua peserta didik melalui iuran bulanan, uang pangkal maupun sumbangan insidentil. besarnya biaya pendidikan dalam satu tahun sekitar rp. 4.500.000,- yang terdiri dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sebesar rp. 1.800.000,- s/d rp. 2.040.000,-, uang pangkal rp. 2.200.000,-, biaya kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, kegiatan wisata educative/
field trip, outbond dan akhirussanah. Disamping itu ada biaya tambahan sekitar
rp. 300.000,-, untuk kegiatan bakti sosial, Pomg, seminar dan menjenguk orang sakit/
meninggal. 32 Sedangkan sumbangan dari pemerintah masih bersifat insidentil dan baru beberapa kali menerima yaitu: tahun
32 Penjelasan ini diperoleh dari wawancara dengan kepala rA Darussalam Linda Sari, S.Pd.I, hari
jumat tanggal 23 oktober 2015 pukul 10.30-11.30 wib, di ruang kepala rA.
2008 berupa biaya operasional Pendidikan (boP) dari Pemerintah Daerah rp. 3.000.000,- ; tahun 2014 berupa biaya operasional Sekolah (boS) dari Kementerian Agama rp. 7.500.000,- untuk 30 peserta didik; dan tahun 2014 dari Dinas pendidikan rp. 12.000.000,-, yang diterima langsung oleh yayasan.
Kebijakan Kemenag dalam Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di RA
Kementerian Agama baik tingkat pusat maupun daerah belum memiliki kebijakan khusus dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di rA. Kebijakan pusat yang ada saat ini untuk penyelenggaraan rA berupa tunjangan Fungsional guru (tFg) rA sebesar rp. 250.000,- perguru perbulan, bagi guru yang sudah memiliki nomor Unik Pendidik dan tenaga Kependidikan (nUPtK). guru yang telah memiliki nUPtK juga berhak mengikuti Ujian Kompetensi guru (UKg), Pendidikan dan Latihan Profesi guru
(PLPG) dan berhak sertifikasi. Kebijakan pusat lainnya adalah bantuan operasional
rA (borA) dengan besaran rp. 310.000,- perpeserta didik per tahun yang dimulai tahun 2014. Untuk dapat memperoleh bantuan ini rA harus memenuhi persyaratan antara lain: 1) memiliki peserta didik minimal
15 orang; 2) memiliki ijin operasional;
3) lembaga masih eksis berjalan hingga turunnya bantuan; 4) rA telah terakreditasi dan 5) memiliki nPwP, memiliki rekening rA, dan kepala rA diangkat berdasarkan Surat Keputusan pihak berwenang. tahun 2014, rA yang memperoleh bantuan sekitar 20%, dan tahun 2015 seluruh rA yang telah memenuhi persyaratan memperoleh
U m U L H I DAyAt I
bantuan. Penentuan kuotanya dilakukan di (konsep Kementerian Agama), tapi di sisi Kanwil Kemenag jawa barat. 33 lain rA sebagai pendidikan non formal
belum adanya kebijakan tentang (konsep Kementerian Pendidikan dan pendidikan karakter, karena kebijakan di Kebudayaan). Pemahaman yang ambigu Kementerian Agama masih bersifat top down,
ini sehingga menimbulkan persepsi yang sehingga Kementerian Agama Kota bogor juga ambigu. Dampaknya tersendatnya belum berani berijtihad dalam penggunaan
kebijakan pemberdayaan rA, salah satunya anggaran, khawatir akan menyalahi aturan.
mandeknya penuntasan akreditasi rA, oleh Karena itu saat ini lebih memfokuskan
padahal salah satu syarat masuknya rA pada pemberdayaan operator untuk meng-
dalam ranah kebijakan adalah terakreditasi. update data rA melalui data Emis. Ini sebagai
Disamping itu, setting poin Pemda Kota upaya untuk pemberdayaan rA terutama bogor dalam pemberdayaan lembaga pra para guru, mengingat sebagian besar guru
sekolah adalah dengan memberdayakan rA merupakan pegawai honorer. 34 Upaya PAUD, yang didukung oleh dana yang lainnya adalah melakukan pembinaan secara
mencukupi. menghadapi kenyataan ini, kontinyu yang bersifat non budgeting baik Seksi Penma Kemenag Kota bogor terus dilakukan sendiri maupun menggandeng melakukan pembinaan terhadap rA agar Ikatan guru raudatul Athfal (IgrA) sebagai
menjadi lembaga pendidikan pra sekolah
yang memiliki daya saing (kontestasi) yang dilakukan adalah meningkatkan kompetensi
organisasi mitra (ormit). 35 Pembinaan yang
setara atau lebih baik dari PAUD-nya Pemda. pendidik dan kepala rA melalui berbagai Untuk mendorong ke arah tersebut, Seksi kegiatan. Entri poin dalam pembinaan Penma melakukan upaya dengan menambah ini adalah agar para guru dan kepala rA nomenclatur rA dengan garis miring tKIt terus meningkatkan profesionalitas diri (rA/tKIt). Penambahan nomenclatur ini dan lembaganya. targetnya, seluruh spontan memperoleh protes dari Dinas
guru tersertifikasi dan seluruh lembaga Dikbud, namun protes tersebut kemudian rA terakreditasi. mendorong rA untuk berhenti, karena alasan yang diberikan terkareditasi ini penting, karena selama ini
bahwa penamaan rA itu menggunakan pemahaman tentang rA masih ambigu. Di bahasa Arab yang dalam bahasa Indonesia satu sisi rA merupakan pendidikan formal
sama dengan taman Kanak-Kanak (tK). Sedangkan Islam terpadu (It), karena
33 Data diuraikan dari hasil wawancara pembelajaran di rA memang memadukan
dengan Kepala Seksi Pendidikan madrasah Kantor
nilai-nilai ajaran Islam dengan materi ajar
Kementerian Agama Kota bogor Ade Sarmili, hari Senin tanggal 9 november 2015 pukul 10.00 s.d. 12.00
lainnya. Kebijakan ini sebagai salah satu
wib.
strategi meraih pangsa pasar, dimana
34 berdasarkan Data dari Seksi Pendidikan akhir-akhir ini muncul keresahan di
madrasah Kementerian Agama Kota bogor bahwa
kalangan orangtua terhadap maraknya
jumlah pendidik yang mengajar di rA se Kota bogor sebanyak 553 orang, dan hanya 11 orang yang
dekadensi moral yang sering terjadi.
berstatus PnS. Data diambil dari Kosasih (Staf Seksi
Untuk mengantisipasi hal tersebut banyak
Pendidikan madrasah Kementerian Agama Kota
orangtua yang mencari lembaga pendidikan
bogor) hari Senin tanggal 9 november 2015. 35 Ibid.
yang dapat meng-counter keresahan tersebut
156
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 157
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
dan mampu memadukan/mengintegrasikan antara nilai-nilai agama dengan materi ajar lainnya semisal rA.
Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di RA Darussalam
Landasan yang dimaksud di sini adalah dasar pijakan yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di rA Darussalam yang meliputi landasan yuridis,
filosofos dan sosiologis. Landasan yuridis dalam penyelenggaraan pendidikan karakter
di rA Darussalam berupa: a) al-Qur’ân sebagai dasar utama pendidikan Islam, yang berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, b) hadis sebagai landasan kedua, yang juga mengajarkan nilai-nilai etika/ moral dalam kehidupan manusia, dan c) Undang Undang Dasar nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional bab I Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sementara landasan filosoisnya adalah al-Qur’an Surat yasin ayat 80:
Artinya: ”Dialah yang menjadikanuntukmu api dari kayu yang hijau”.
Kayu hijau ditafsirkan sebagai pohon, dan sebagai pohon setidaknya memiliki tiga
klasifikasi yaitu pohon kayu, pohon buah dan pohon bunga. ”Pohon bunga” dipilih sebagai landasan filisofinya, karena bunga melalui proses ekstrak mampu menghasilkan
pewangi/pengharum yang semerbak sehingga mampu memberi kesegaran lingkungan sekitarnya. Anak-anak dapat diibaratkan sebagai pohon bunga, melalui ekstrak (pendidikan yang berkarakter) akan dapat membangun karakter yang kuat bagi anak, sehingga menjadi pribadi yang berakhlakul karimah dan selalu menebarkan kebaikan dan menjadi pewangi bagi orang- orang di sekitarnya. Sedangkan landasan sosiologisnya adalah memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap Pendidikan Agama Islam terutama bagi putra putri mereka, sebagai upaya penanaman akidah dan etika/moral sejak dini, yang mampu mendorong anak agar menerapkan akhlakuk karimah, dan menangkal gencarnya arus globalisasi yang mendistorsi nilai-nilai moral bagi masyarakat.
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Tujuan / fokus, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Secara umum, tujuan/fokus pembelajaran di rA Darussalam adalah untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Adapun karakter yang dikehendaki adalah karakter religius, yakni tertanamnya nilai-nilai ajaran agama Islam sejak dini, agar peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam tersebut sesuai perkembangan dan usianya yang masih dini. Sedangkan secara khusus adalah untuk menyemai peserta didik agar menjadi manusia yang selalu konsisten
dengan fitrahnya (tauhidullâh) yaitu selalu mengesakan Allâh Subhanahu wa ta’ala,
melalui pengenalan nilai-nilai ajaran Islam
Surat Yasin ayat 80:
U m U L H I DAyAt I
semenjak usia dini. Asumsi dasarnya bahwa Pemilihan dan penetapan metode dengan mengenalkan nilai-nilai Islam pembelajaran 39 ini didasarkan pada semenjak dini, maka peserta didik akan prinsip-prinsip pembelajaran anak memiliki akidah yang kuat dan pemahaman
usia dini dan dengan alasan yang kuat, tentang ajaran Islam yang lebih baik serta
sehingga pemilihan dan penetapan metode mampu melaksanakan ajaran Islam tersebut
disesuaikan dan mengarah pada kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran aktif dan menyenangkan, Dalam pembelajaran di rA Darussalam,
sebagaimana pendekatan pembelajaran konsep pendekatan yang digunakan yang digunakan. berdasarkan tempat berpusat pada peserta didik (student
pembelajarannya, digunakan metode centred approaches). 36 Secara teori, ada dua klasikal (in class method) yaitu pembelajaran
pendekatan dalam pembelajaran yaitu yang dilakukan di dalam kelas atau metode pendekatan yang berpusat pada guru reguler, dan metode keluar kelas (outing (teacher centred approaches) dan pendekatan
class method) yaitu pembelajaran dilakukan bersumber pada siswa (student centred di luar kelas dimanapun tempatnya asal
approaches). 37 Adapun pelaksanaannya, sesuai dengan kebutuhan dan materi yang dilakukan melalui dua pendekatan yaitu diajarkan. Sedangkan penyampaian materi happy and active learning, yakni ingin dilakukan melalui metode ceramah, cerita/ menjadikan anak selalu ceria dan aktif kisah, nasehat, hafalan, pemberian tugas, dalam belajar. melalui dua pendekatan ini,
bercakap-cakap, tanya jawab, demonstrasi ada beberapa metode pembelajaran yang dan lain sebagainya. digunakan: 1) belajar sambil bermain (learning
berdasarkan teknik pembelajaran by playing), 2) belajar sambil bekerja (learning
ini, digunakan beberapa metode yaitu: 1) by doing), 3) belajar sambil menari (learning by
metode pindah kelas (moving class method) dancing), 4) belajar sambil bernyanyi (learning
yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan by singing), dan 5) pembelajaran terpadu/
dengan berpindah dari kelas tempat belajar terintegrasi (integrated learning). 38 semula ke kelas lain khususnya untuk pembelajaran sentra, karena satu kelas
36 wawancara dengan para pendirik rA hanya digunakan untuk satu sentra; 2)
Darussalam sebanyak 4 orang (Suryani, S.Pd.I, Dwi
metode bercerita (story method) melalui cerita
hana, S.Pd.I, Lia Kurlianah, dan yanti Suryanti) pada hari jumat tanggal 23 oktober 2015 pukul 11.00-12.00
secara lisan dengan teknik yang menarik,
wib di ruang kepala rA Darussalam.
sehingga mendorong anak untuk bertanya
37 roy Killen dalam Iif Khoiru Ahmadi dkk. 2011.
dan memberikan tanggapan setelah cerita
Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: Pengaruhnya
selesai dipaparkan; 3) metode privat (private
Terhadap Konsep, Mekanisme dan Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. jakarta : Prestasi Pustaka
method) dengan cara mengajar satu persatu
Publisher, h. 15-16. 38 Pengamatan yang dilakukan penulis terhadap
kelas A1, A2, b1, b2, ply group, kegiatan ekstrakurikuler 39 wawancara dengan para pendidik rA dan kegiatan imtak, selama tujuh hari yaitu tanggal
Darussalam sebanyak empat orang (Suryani, S.Pd.I, 19-23 dan 26-27 oktober 2015, dengan mengamati
Dwi hana, S.Pd.I, Lia Kurlianah, dan yanti Suryanti) kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan persiapan
pada hari jumat tanggal 23 oktober 2015 pukul sebelum masuk kelas sampai selesai kegiatan 11.00-12.00 wib di ruang kepala rA Darussalam dan pembelajaran.
memalui .
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
terhadap peserta didik khususnya pada alim ulama, juga tentang pendidikan akhlak,
dan sebagainya; 41 13) metode pembiasaan metode demonstrasi (demonstration method)
materi iqra’ dan membaca huruf latin; 40 4)
dengan cara membiasakan melakukan melalui peragaan alat/media belajar sesuatu kebaikan oleh seluruh warga tertentu; 5) metode eksperimen (experiment
rA guna membangun karakter (caracter method) melalui percobaan dan pembuktian
building), agar perilaku yang baik tersebut terhadap sesuatu yang dipelajari, seperti melebur dan menjadi budaya (culture) di sentra alam sekitar dan sentra eksplorasi; sekolah; 14) metode keteladanan, melalui
6) metode main peran (acting method) contoh yang baik dari diri pendidiknya, dan yang dilakukan dengan memainkan peran
15) metode penasehatan.
(acting) tokoh tertentu atau biasa disebut menurut nashih Ulwan, metode sosiodrama; 7) metode bernyanyi (singing
keteladanan merupakan metode yang method) dengan cara melagukan materi yang
berpengaruh besar dan terbukti memiliki dipelajari; 8) metode menari (dancing method)
keberhasilan dalam mempersiapkan dan dengan cara menari sambil diiringi musik,
membentuk aspek moral, spiritual dan etos untuk materi-materi tentang pemahaman sosial peserta didik, mengingat pendidik
diri sendiri seperti mengenal anggota adalah sosok figur terbaik dalam pandangan tubuh dan kegunaannya; 9) metode diskusi/
peserta didik disamping orangtuanya
tanya jawab (discution method) dengan sendiri. 42
cara memberikan pertanyaan kepada
peserta didik untuk memberi rangsangan Prosedur Pembelajaran
agar peserta didik aktif untuk berfikir; Prosedur pembelajaran adalah tahapan-
10) metode praktek (tathbiq) dengan cara tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
melakukan praktek misalnya praktek shalat, perencanaan, pelaksanaan, penilaian/
wudu, manasik haji, membagi zakat, dan evaluasi dan pencapaian hasil pembelajaran.
bahasa asing (Arab dan Inggris); 11) metode menghafal untuk pelajaran tahfiz seperti Dalam fungsi perencanaan, rA Darussalam
telah melakukan perencanaan strategik hafalan surat-surat pendek pada juz 30, ayat-
dalam rangka pengembangan kelembagaan ayat pilihan, hadis-hadis pendek, doa-doa
dan pembelajaran. Perencanaan harian dan Asmaul husna; 12) metode Audio
pengembangan kelembagaan meliputi; Visual dengan cara memutar CD melalui layar
besar di aula, dengan menayangkan film- rencana jangka panjang (rencana Induk film yang menceritakan tentang kejujuran, Pedoman Sekolah (rIPS)), rencana jangka
keikhlasan, beramal saleh, kisah-kisah nabi (shiroh nabawiyah), para sahabat, wali dan
41 Pengamatan terhadap pemutaran film kartun yang diperankan oleh Dodo, Umar dan Zakaria dengan
40 Pengamatan yang dilakukan penulis terhadap tema beramal saleh, kejujuran dan keikhlasan, kelas A1, A2, b1, b2, ply group, kegiatan ekstrakurikuler
selama kurang lebih satu setengah jam, yang diikuti dan kegiatan imtak, selama tujuh hari yaitu tanggal
seluruh peserta didik di aula/ruang pertemuan pada 19-23 dan 26-27 oktober 2015, dengan mengamati
hari jumat tanggal 23 oktober 2015 sehabis kegiatn kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan persiapan
imtak pukul 09.30-11.00
sebelum masuk kelas sampai selesai kegiatan 42 Abdullah nashih Ulwan. 2007. Pendidikan Anak pembelajaran.
dalam Islam, jakarta: Pustaka Amani, jilid II, h. 142.
Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016
U m U L H I DAyAt I
menengah (rencana Pendidikan tahunan tahunan (rKt). Perencanaan kegiatan (rPt) atau program tahunan) dan rencana
harian dan mingguan ini merupakan jangka pendek (rencana Kegiatan harian kegiatan pembelajaran intrakurikuler. (rKh), rencana Kegiatan mingguan (rKm) Sedangkan perencanaan semesteran dan dan rencana Kegiatan Semesteran (rKS)/
tahunan adalah ekstrakurikuler dan kegiatan program semesteran).
lain di luar ekstra dan intrakurikuler. Dalam perencanaan pengembangan
Pelaksanaan pembelajaran adalah aspek kelembagaan, 43 rencana jangka operasionalisasi dari perencanaan panjangnya mencakup pengembangan pembelajaran, sehingga dalam sumber pembiayaan dengan mencari pelaksanaannya sangat tergantung pada donatur tetap, pengembangan fasilitas bagaimana perencanaan pembelajaran dengan memperbaiki kualitas ruang dibuat. Langkah-langkah pelaksanaan belajar, menambah ruang audiovisual, pembelajaran meliputi tiga kegiatan yaitu mushala dan pengembangan jaringan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan
kerjasama. rencana jangka menengahnya penutup 45 .
mencakup peningkatan kualifikasi dan Pertama, kegiatan pembukaan, 46 yaitu kompetensi pendidik. Sedangkan rencana kegiatan awal pembelajaran dengan tujuan
jangka pendeknya, penambahan prasarana memfokuskan perhatian dan memotivasi, pembelajaran seperti Alat Peraga Edukatif sehingga peserta didik siap mengikuti (APE) dan buku-buku cerita.
pembelajaran. Pada kegiatan pembukaan,
Sedangkan perencanaan aspek rA Darussalam memiliki kegiatan khusus pembelajaran, difokuskan pada pelaksanaan
menyambut pagi atau Cahaya Pagi (CP) yang pembelajarannya dan pengembangan materi
dilakukan di halaman gedung pertemuan ajar yang mengarah pada penanaman nilai-
sebelum masuk kelas. Kegiatan diawali nilai karakter. 44 Pelaksanaannya tertuang
dengan membaca surah al-fatihah, membaca dalam beberapa bentuk desain yaitu syahadat, doa menyambut datangnya pagi rencana Pelaksanaan Pembelajaran harian
hari, doa mencari ilmu, menyanyikan (rPPh) atau rencana Kegiatan harian lagu-lagu islami dan lagu-lagu lainnya, (rKh), rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Arab tentang anggota tubuh dengan mingguan (rPPm) atau rencana Kegiatan cara dinyanyikan sambil menunjukkan mingguan (rKm), rencana Pelaksanaan anggota tubuh yang diucapkan dan bahasa Pembelajaran Semesteran (rPPS) atau Inggris tentang angka dan huruf. Kegiatan rencana Kegiatan Semesteran (rKS) dan rencana Pelaksanaan Pembelajaran
45 Kementerian Pendidikan nasional, 2011,
tahunan (rPPt) atau rencana Kegiatan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak,
jakarta: Ditektorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Direktur jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
43 Penjelasan ini diperoleh dari wawancara
non Formal dan Formal, h. 33.
dengan kepala rA Darussalam Linda Sari, S.Pd.I, hari 46 Uraian kegiatan pembukaan dilakukan jumat tanggal 23 oktober 2015 pukul 10.30-11.30 wib
dengan observasi melihat secara langsung kegiatan di ruang kepala rA
pembelajaran di rA Darussalam oleh penulis selama 44 Profil Raudatul Athfal (RA) Darussalam tahun
7 hari yaitu tanggal 19 s.d. 23 dan 26 s.d 27 oktober 2015, h. 16
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
PENyELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKtER DI RAUDAtUL AtHFAL (RA) DARUssALAm KOtA BOGOR
diakhiri dengan membaca hamdalah. yaitu membiasakan peserta didik membaca, Kegiatan selanjutnya adalah “tasmi’, yaitu menulis, mewarnai, menjiplak dan lainnya mendengarkan dan membaca surat-surat yang beragam melalui tugas-tugas tertentu, pendek secara bersama-sama. Pada semester
memfasilitasi peserta didik untuk diskusi,
I surat yang dibaca sebanyak 10 surat yaitu bertanya, memunculkan gagasan baru baik surat an-Naas, al-Falaq, al-Ikhlash, al-Lahab, secara lisan maupun tertulis, memfasilitasi
an-Nashr, al-Kaafiruun, al-Kautsar, al-Maa’uun, peserta didik dalam belajar kooperatif, Quraisy dan al-Fiil, dan pada semester II, surat
kolaboratif, berkompetisi secara sehat, yang dibaca juga sebanyak 10 surat yaitu al-
menyajikan hasil kerja individual maupun Maa’uun, Quraisy, al-Fiil, al-Humazah, al-‘Ashr,
kelompok; dan c) melakukan konfirmasi, at-Takaatsuur, al-Qoori’ah, al-‘Aadiyaat, az-
yaitu memberikan umpan balik positif Zalzalah dan al-Bayyinah. Tasmi’ dilakukan dan penguatan dalam bentuk lisan, dengan cara menyetel CD, seluruh peserta
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap didik dan pendidik mengikuti bersama-sama.
keberhasilan peserta didik, memfasilitasi Dalam kegiatan tasmi’ peserta didik dibagi 6
peserta didik melakukan refleksi untuk kelompok berdasarkan kelas masing-masing
memperoleh pengalaman belajar yang telah yang dipandu dua orang pendidik, dengan
dilakukan, memberi konfirmasi terhadap cara duduk melingkar menghadap pendidik
hasil belajarnya. materi kegiatan adalah (halaqah). Setelah “tasmi’ selesai, seluruh ucapan salam, membaca doa “robbisrohlii kelompok menuju kelas masing-masing.
sodrii wa yassirlii amrii wakhlul ‘uqdatan min Kedua, kegiatan inti, 47 yaitu kegiatan lisaanii yafqohuu qoulii”, kegiatan melatih selama berlangsungnya proses pembelajaran
sesnor motoric (tepuk, nyanyi, nari), shalat yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
duha berjamaah, membaca wirid (tasbih, partisipatif, menyenangkan dan menantang
tahmid, takbir dan tahlil) sebanyak 7 kali di dalam kelas. Ada tiga hal yang dilakukan
dan dilanjutkan doa untuk orangtua dan doa pendidik dalam kegiatan inti yaitu : kebaikan dunia akhirat, hafalan (doa-doa
a) melakukan eksplorasi, yaitu dengan harian, hadis pilihan, surat-surat pendek, melibatkan peserta didik untuk mencari ayat-ayat pilihan, rukun Islam, rukun Iman, informasi yang luas dan dalam tentang lagu-lagu islami), belajar privat iqra satu- topik/tema materi yang akan dipelajari, persatu, time snack (istirahat dan makan menggunakan beragam pendekatan, makanan ringan yang dibawa oleh masig- metode, media dan sumber belajar, masing peserta didik) yang diawali dengan memfasilitasi terjadinya interaki antar membaca basmalah, doa sebelum makan peserta didik, antara peserta didik dengan
dan diakhiri baca alhamdulillah. pendidik, dengan lingkungan dan dengan
Ketiga, kegiatan penutup, 48 yaitu sumber belajar; b) melakukan elaborasi,