BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Sinyal - Pengaruh Pengumuman Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Audit Repor Lag terhadap Harga Saham dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderator pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Sinyal

  Teori Sinyal (Signal theory) menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

  Reaksi pasar setelah tanggal pengumuman menandakan bahwa adanya kandungan informasi pada laporan audit wajar tanpa pengecualian. Reaksi pasar dapat dilihat dari adanya perubahan harga saham.

  Menurut Jogiyanto (2000:392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian mengakibatkan kenaikan harga saham maka pengumuman tersebut memberikan sinyal positif, sebaliknya jika pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian mengakibatkan penurunan harga saham maka pengumuman tersebut memberikan sinyal negatif. Kualitas audit merupakan informasi yang akan memperlemah dan memperkuat pengaruh pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian terhadap harga saham, sehingga kualitas audit dapat menjadi informasi yang memberikan sinyal positif dan negatif. Kesimpulan dari teori ini adalah jika informasi tersebut bersifat positif maka akan berdampak positif (good

  

news), sebaliknya jika informasi tersebut bersifat negatif maka akan berdampak

negatif (bad news).

2.2. Teori Keagenan

  Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Sinkey, 1992:78; Jensen dan Smith, 1984:7).

  Hubungan prinsipal dan agen tidak selalu terjadi kesesuaian informasi diantara kedua pihak tersebut. Ketidaksesuaian informasi ini disebut asymmetric

  

information antara pihak agen dengan prinsipal. Asymmetric information yaitu

  distribusi informasi antara pihak agen dengan prinsipal tidak seimbang. Menurut Jensen and Meckling (1976) asymmetric information dapat menyebabkan dua permasalahan untuk perusahaan, yaitu:

  1. moral hazard merupakan permasalahan yang timbul karena agen tidak melaksanakan hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja bersama,

  2. adverse selection merupakan suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil agen benar-benar mendasarkan informasi, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian tugas.

  Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasian teori agensi adalah audit report lag. Audit report lag dalam penelitian ini merupakan variabel independen yang mempunyai definisi jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan. Audit report lag mempunyai hubungan erat dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan, karena manfaat laporan keuangan menjadi berkurang apabila tidak disampaikan secara tepat waktu. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara informasi yang ingin disajikan dengan pelaporan, apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu mengakibatkan nilai dari informasi menjadi berkurang. Berkurangnya nilai informasi yang disampaikan kepada prinsipal menimbulkan asimetris informasi.

  Asimetris informasi merupakan salah satu elemen teori keagenan, dalam hal ini pihak agen lebih banyak mengetahui informasi internal perusahaan secara detail dibandingkan pihak prinsipal yang hanya mengetahui informasi perusahaan secara eksternal melalui hasil kinerja yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, hal ini memerlukan ketepatan waktu untuk mengurangi adanya asimetris informasi antara pihak agen atau manajemen dengan pihak prinsipal atau pemegang saham, sehingga laporan keuangan dapat disampaikan secara transparan kepada prinsipal.

2.3. Harga Saham

2.3.1. Definisi Harga Saham

  Menurut Martono (2007:13), secara sederhana harga saham dapat didefinisikan sebagai refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset. Sawidji Widioatmodjo (2005:102) mendefinisikan harga saham sebagai harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (over the counter market). Menurut Siegel Shim dalam buku “Kamus Istilah Akuntansi” (1999:441) yang diterjemahkan oleh Moh.Kurdi mendefinisikan harga saham sebagai tingkat harga saham equilibrium dimana terdapat kesepakatan antara pembeli dan penjual pada pasar modal di Bursa Efek.

  2.3.2. Klasifikasi Saham

  Menurut Susilo et all (1999:200), secara sederhana saham dapat di definisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Ditinjau dari segi klaim dan cara peralihannya, saham dibedakan menjadi beberapa jenis (Darmadji dan Fakhrudin, 2006:7):

  1. saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, 2. saham Preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor,

  3. saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor yang lain, 4. saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya.

  2.3.3. Penilaian Harga Saham

  Dalam penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan, yaitu:

  1. apabila harga pasar saham melampaui nilai intrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi pasar seperti ini di masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar,

  2. apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar. Pada kondisi ini, sebaiknya perilaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan, apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena kemungkinan besar dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga.

2.4. Laporan Keuangan

2.4.1. Definisi Laporan Keuangan

  Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 (SAK:2007), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (seperti laporan arus kas), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir (2004:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai, sedangkan informasi itu sendiri adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan.

2.4.2. Komponen Laporan Keuangan

  Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

  1. Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan (neraca) merupakan daftar asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu.

  2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu periode waktu tertentu seperti satu bulan atau satu tahun. Laporan tersebut memberikan informasi mengenai kinerja entitas untuk periode yang bersangkutan. Kinerja didefinisikan sebagai hubungan pendapatan yang diperoleh dan beban yang terjadi selama satu periode waktu, biasanya satu tahun.

  3. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu seperti satu bulan atau satu tahun.

  4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pembayaran kas untuk periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun.

  Laporan tersebut memberikan informasi mengenai perubahan kas dan setara kas untuk suatu periode pelaporan dengan memperlihatkan perubahan tersendiri dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pembiayaan.

5. Catatan atas laporan keuangan

  Catatan atas laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi, deskripsi naratif atau disaggregasi pos-pos yang disajikan di dalam laporan keuangan utama dan informasi mengenai transaksi atau peristiwa yang tidak diakui.

2.5. Laporan Audit

2.5.1. Definisi Laporan Audit

  Laporan audit dapat didefinisikan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pekerjaan audit dan temuan audit secara komprehensif, yang diberikan oleh tim audit kepada organisasi audit. Laporan audit adalah penting untuk diperhatikan auditor agar hasil audit dapat bermanfaat bagi pengguna laporan audit seperti kreditur dan para investor. Mulyadi (2001) mengatakan bahwa laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan dalam laporan tersebut.

  Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umunya laporan audit baku.

2.5.2. Tipe Opini Audit

  Beberapa tipe pokok opini audit yang diterbitkan oleh auditor adalah :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian ( Unqualified Opinion)

  Istilah unqualified bukan berarti tidak memenuhi syarat. Unqualified berarti tanpa kualifikasi (qualification) atau tanpa keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.

  

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan

( Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)

  Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan. Keadaan itu antara lain: a. pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain, b. jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai, c. diantara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya, d. keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif, e. data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam namun tidak disajikan atau tidak di review, f. informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedut audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh dewan tersebut, g. informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian ( Qualified Opinion)

  Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Jika auditor menjumpai salah satu kondisi-kondisi berikut ini, maka ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut: a. lingkup audit dibatasi oleh klien, b. auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor, c. laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, d. prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

  4. Pendapat tidak wajar ( Adverse Opinion)

  Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan secar wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas perusahaan klien. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

  5. Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer of Opinion)

  Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika ia tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah: a. pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit, b. auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

  Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar (adverse opinion) adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

2.6. Audit Report Lag

  2.6.1. Definisi Audit Report Lag

  Menurut Wiguna (2012) definisi audit report lag adalah periode waktu antara tanggal akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal yang tercantum dalam laporan keuangan. Audit report lag juga dapat diartikan lamanya jangka waktu penyelesaian audit hingga laporan keuangan siap untuk dipublikasikan.

  Jangka waktu penyelesaian audit akan mempengaruhi respon pasar saham serta ketepatan penyampaian publikasi laporan keuangan.

  2.6.2. Pembagian Lag

  Menurut Dyer dan McHugh (1975) menyatakan bahwa keterlambatan (lag) dibagi menjadi tiga bagian yaitu preliminary lag, a

  uditor’s signature lag, dan total lag.

  1. Preliminary lag, merupakan interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal.

  2. Auditor’s signature lag, merupakan interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor independen.

  3. Total lag merupakan, interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan publikasi auditan oleh pasar modal. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal, No.Kep 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan laporan auditor independen harus disampaikan kepada Bapepam selambat lambatnya 90 hari setelah tanggal laporan keuangan. Peraturan ini menyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

  Keterlambatan publikasi laporan keuangan akan berdampak pada harga saham yang tidak pasti, sehingga investor menjadi lebih sulit dalam pengambilan keputusan. Penyediaan informasi yang handal dan relevan bagi stakeholder merupakan bentuk pencegahan terjadinya audit report lag yang panjang.

  Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa informasi mungkin relevan tetapi jika tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Hal ini semakin didukung oleh penelitian Bambers et al. (1993) bahwa semakin panjang waktu dalam publikasi laporan keuangan maka akan mengurangi relevansi dan keandalan dari informasi yang ada pada laporan keuangan. Hal tersebut secara langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor yang semakin sulit.

2.7. Kualitas Audit

  2.7.1. Definisi Kualitas Audit

  Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Selanjutnya De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality sebagai probabilitas (kemungkinan) dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Deis dan Giroux (1992) menjelaskan adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya.

  2.7.2. Ukuran KAP Sebagai Proksi Kualitas Audit

  Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur, sehingga sampai saat ini tidak ada definisi yang seragam mengenai kualitas audit.

  Banyak penelitian empiris yang menggunakan beberapa dimensi atau proksi sebagai wakil dari kualitas audit karena kesulitan mengukur kualitas audit.

  Menurut Davidson, et. al. (1993) beberapa proksi yang lazim digunakan dalam penelitian mengenai kualitas audit adalah ukuran KAP (brand name reputation),

  fee audit yang diterima dan spesialisasi dalam suatu industri.

  Mayangsari, S. (2003) menyatakan bahwa ukuran KAP sebagai proksi kualitas membedakan KAP menjadi KAP besar (big four accounting firm) dan KAP kecil (non big four accounting firm). Pembedaan tersebut dilakukan berdasarkan jumlah klien yang dilayani oleh suatu KAP, jumlah rekan/anggota yang bergabung, serta total pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode.

2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  secara signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit

  Variabel Dependen : Audit Report Lag

  Spesialisasi auditor industri secara signifikan berpengaruh terhadap audit report lag

  5 Onofe dan Ediae (2013)

  Variabel Independen : Audit Delay Variabel Dependen :

  Kualitas Audit

  Audit delay

  6 Arinda (2013)

  Variabel Independen :

  Variabel Independen :

  Laporan Audit Wajar tanpa Pengecualian, Variabel

  Dependen: Harga

  Saham,Variabel

  Moderator : Kualitas Audit

  Laporan audit wajar tanpa pengecualian tidak berpengaruh terhadap harga saham dan kualitas audit secara signifikan tidak memoderasi hubungan antara laporan audit wajar tanpa pengecualian dan harga saham

  Sumber: Diolah oleh peneliti

  Spesialis Auditor Industri

  Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  Variabel Independen :

  1 Firth (1978)

  Variabel Independen :

  Laporan Audit Wajar dengan Pengecualian

  Variable Dependen :

  Harga Saham dan Keputusan Investasi

  Laporan audit wajar dengan pengecualian secara parsial berpengaruh terhadap harga saham dan keputusan investasi

  2 Gullamon (2003)

  Opini Audit

  Harga Saham Pendapat auditor wajar dengan pengecualian tidak berpengaruh terhadap harga saham Firth (1978) Meneliti pengaruh pengumuman laporan audit wajar dengan pengecualian terhadap harga saham pada tanggal pengumuman laporan dan pengaruhnya terhadap keputusan investasi. Sampel yang digunakan adalah 247 perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga saham bereaksi terhadap beberapa jenis pengecualian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa investor bereaksi secara berbeda untuk berbagai jenis pengecualian.

  Variable Dependen :

  Keputusan Investasi dan Keputusan Pembiayaan

  Opini audit secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan investasi dan pembiayaan

  3 Martinez et al (2004)

  Variabel Independen :

  Pendapat Auditor Wajar dengan Pengecualian

  Variabel Dependen :

  4 Habib dan Bhuiyan (2010)

  Gullamon (2003) Menggunakan metodologi eksperimental untuk meneliti manfaat opini laporan audit di perusahaan brokerage dan institusi kredit dalam hal pengambilan keputusan. Peneliti menggunakan kuisoner untuk mengambil data dan informasi sebagai salah satu sumber informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini menemukan bahwa opini audit merupakan salah satu sumber informasi yang bermanfaat dalam melakukan pengambilan keputusan investasi dan pendanaan.

  Martinez et al (2004) Meneliti reaksi pasar modal spanyol terhadap laporan audit wajar dengan pengecualian. Penelitian menggunakan even study untuk menyelidiki hubungan antara pengumuman laporan audit wajar dengan pengecualian dan harga saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara harga saham dan pendapat audit wajar dengan pengecualian.

  Habib dan Bhuiyan (2010) meneliti mengenai dampak spesialis auditor industri terhadap audit report lag (ARL). Sampel penelitian ini menggunakan data pada perusahaan yang terdaftar pada New Zealand Stock Exchange (ZX) dengan jangka waktu tahun 2004 sampai tahun 2005. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 39 % yang merupakan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor spesialis industri dengan audit report lag (ARL) rata

  • – rata adalah 61 hari. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa auditor spesialis mampu menghasilkan audit report lag yang lebih pendek daripada auditor non-spesialias.

  Onofe dan Ediae (2012) meneliti mengenai pengaruh audit delay terhadap kualitas audit menggunakan proksi reputasi KAP. Penelitian ini menggunakan 50 sampel perusahaaan yang terdaftar pada Nigeria Stock Exchange tahun 2011. Pemilihan sample penelitian ini menggunakan tehnik random sederhana. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa audit delay berpengaruh signifikan secara positif terhadap audit report lag (ARL).

  Arinda (2013) Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian dan untuk membuktikan secara empiris apakah kualitas audit memoderasi pengaruh pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian. Kesimpulan selanjutnya adalah kualitas audit tidak memoderasi secara signifikan pengaruh laporan audit wajar tanpa pengecualian terhadap harga saham.

2.9. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang diteliti. Laporan auditor dianggap sebagai alat komunikasi formal untuk mengkomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkaitan tentang apa yang telah dilakukan auditor dan kesimpulan yang dicapainya atas audit laporan keuangan. Laporan auditor memiliki kandungan informasi yang dapat dimengerti, objektif dan relevan. Pasar modal akan bereaksi terhadap seluruh informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Pengumuman Laporan Audit Wajar tanpa Pengecualian dan Audit Report Lag terhadap Harga Saham dengan

  

Kualitas Audit sebagai Variabel Moderator

  3 Kualitas Audit (X )

  Pengumuman Laporan Audit

  Wajar Tanpa Harga Saham (Y)

  1 Pengecualian (X )

  2 Audit Report lag (X )

  3 Kualitas Audit (X )

  Gullamon (2003) menyatakan dalam penelitiannya bahwa opini audit merupakan sumber informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan ketika melakukan pengambilan keputusan untuk investasi dan pembiayaan. Berdasarkan gambar 2.1, maka dapat dijelaskan bahwa pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian dan audit report lag merupakan informasi yang dapat mempengaruhi reaksi harga saham baik secara simultan maupun secara parsial. Laporan audit wajar tanpa pengecualian merupakan informasi yang dapat mempengaruhi reaksi pada perubahan harga saham yang terjadi pada perusahaan yang memiliki laporan tersebut. Jangka waktu seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan juga dapat mempengaruhi harga saham serta kualitas laporan audit yang dibuat oleh auditor. Karena apabila terjadi keterlambatan publikasi laporan keuangan memberikan dampak terhadap harga saham yang tidak pasti dan investor menjadi lebih sulit dalam pengambilan keputusan. Kualitas audit sebagai variabel moderator dapat mempengaruhi hubungan antara pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan harga saham. Kualitas audit sebagai variabel moderator juga dapat mempengaruhi hubungan audit report lag dengan harga saham.

2.10. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian dan audit report lag berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012 , 2. kualitas Audit memoderasi hubungan antara pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012,

  3. kualitas Audit memoderasi hubungan antara audit report lag dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desentralisasi Asimetris dan Otonomi Khusus - Analisis Pengaruh Dana Otonomi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Provinsi Aceh

1 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Dana Otonomi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Provinsi Aceh

0 9 10

Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan Invesment Oportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kebijakan Dividen - Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan Invesment Oportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

1 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan Invesment Oportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

0 0 8

Pengaruh Pengadopsian International Financialreporting Standards (Ifrs) Terhadap Laporan Keuangan perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bei

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Indonesia - Pengaruh Pengadopsian International Financialreporting Standards (Ifrs) Terhadap Laporan Keuangan perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bei

1 3 36

Pengaruh Pengadopsian International Financialreporting Standards (Ifrs) Terhadap Laporan Keuangan perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bei

0 0 11

Pengaruh Pengumuman Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Audit Repor Lag terhadap Harga Saham dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderator pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

23. RPP 3.4.2. Menendang, menangkap dan melempar bola

0 4 13