BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Pasar Modal

  Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:3). Pasar modal seperti pada umumnya pasar tradisional, merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan proses tawar menawar di dalamnya. Perbedaan yang terdapat diantara keduanya adalah barang yang diperdagangkan, bila pasar tardisional menjual produk nyata, sedangkan pasar modal menjual produk abstrak. Produk abstrak yang diperjubalbelikan berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk tersebut berupa lembar-lembar surat berharga (sekuritas) di bursa efek. Di dalam pasar modal, pelaku pasar modal akan berinteraksi dengan cara jual-beli instrumen yang diperjualbelikan. Jual-beli ini terjadi akibat adanya kelebihan dana ataupun modal dari investornya dengan keinginan mendapatkan nilai tambah dari proses tersebut. Instrumen yang dijual di pasar modal berupa saham, obligasi dan reksadana.

  2.2 Saham

  Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan (Syahyunan, 2013:200). Yaitu apabila modal telah disetor pada perusahaan kemudian surat berharga diterbitkan, maka seseorang atau sekelompok orang telah dinyatakan sebagai salah satu pemilik perusahaan tersebut. Saham merupakan salah satu sekuritas yang populer diperjualbelikan di pasar modal (Tandelilin, 2001:18). pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroanterbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebutmemiliki klaim (hak tagih) atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) .

2.3 Jenis-jenis Saham 1.

  Saham Biasa (common stock) Saham biasa (common stock) merupakan sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh sebab itu pemegang saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) (Tandelilin, 2001:18). Secara umum, investasi dalam saham memungkinkan untuk diperolahnya returm yang lebih tinggi dibanding dengan obligasi, walaupun untuk itu risiko yang dikandung juga lebih tinggi. Pemegang saham dapat menerima manfaat akhir atas kepemilikannya baik dalam berupa dividen maupun keuntungan modal (capital gain) atau keduanya.

  Biasanya, besar kecilnya dividen yang dibayarkan bervariasi. Akan tetapi, tidak semua dividen akan dibayarkan kepada pemilik saham, kadang sebagian akan disisihkan untuk tambahan modal demi kebutuhan perusahaan, misalnya ingin lebih memperluas usaha.

2. Saham Preferen

  Menurut Gumantri (2011:46) saham preferen adalah jenis saham besarnya sudah ditetapkan di awal perjanjian namun tidak memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Saham preferen sering disebut sebagai gabungan antara saham biasa dengan obligasi. Hal ini dikarenakan pemberian dividen dilakukan secara tetap serta jumlahnya juga tetap, sesuai dengan perjanjian yang disepakati antar investor dengan perusahaan, namun perbedaannya dengan obligasi adalah jangka waktunya yang tidak ditentukan, bisa jangka panjang ataupun jangka pendek.

  Banyak investor memilih berinvestasi pada sekuritas ini karena akan memberikan keuntungan yang tinggi, tapi banyak juga yang meragukan risikonya karena, apabila perusahaan mengalami likuidasi maka obligasi akan lebih dahulu dikembalikan modalnya. Adakalanya perusahaan membeli kembali saham preferen kepada investornya, hal ini untuk menghindari pembayaran dividen yang tinggi (Gumantri, 2011:32)

2.4 Manfaat dan Resiko Investasi Saham 1.

  Manfaat Investasi Saham keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: a.

  Dividen Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikanperusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividentunai (cash dividend), artinya kepada setiap pemegang sahamdiberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentuuntuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham

  (stockdividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham

  diberikandividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akanbertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

  b.

   Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga

  jual.Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.

  Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:3) resiko investasi dalam sekuritas saham dapat berupa dua jenis, yaitu tidak mendapat dividen dan capital loss. Dividen bisa tidak didapatkan dikarenakan perusahaan tidak memperoleh keuntungan, sehingga perusahaan tidak bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, potensi keuntungan pemodal agar bisa mendapatkan dividen kedua yaitu capital loss. Capital loss merupakan suatu keadaan ketika harga ketika menjual saham lebih murah dari harga ketika membelinya, sehingga menimbulkan kerugian bagi pemegang saham.

2. Resiko Investasi Saham

  Sebagai Instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain(www.idx.co.id ): a.

   Capital Loss

  Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu

  suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

  b.

  Risiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut olehPengadilan, atau Perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hakKlaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelahseluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualankekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari penjualankekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secaraproposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidakterdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akanmemperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakanrisiko terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegangsaham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti

2.5 Analisis Saham 1.

  Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan suatu pengujian terhadap prospek dan aktivitas perusahaan melalui laporan keuangan yang terpublikasi (Gumantri, 2011:308).

2. Analisis Teknikal

  Analisis teknikal merupakan analisis yang dilakukan dengan memanfaatkan catatn-catatan di pasar dalam rangka mencoba mengestimasi atau menilai besar kecilnya permintaan dan penawaran saham suatu saham (Gumantri, 2011:294).

2.6 Laporan Keuangan 1.

  Jenis-jenis Laporan Keuangan

  a) Neraca

  Neraca (Balanced Sheet) merupakan suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu titik tertentu (Brigham dan Houston, 2010:87).

  b) Laporan Laba Rugi

  Laporan laba-rugi (Income Statement) merupakan laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun (Brigham dan Houston, 2010:87).

  Analisis rasio keuangan adalah salah satu metode yang paling sering digunakan untuk menganalisis prestasi usaha suatu perusahaan. Analisis ini didasarkan pada data-data historis yang tersaji dalam laporan keuangan, baik neraca, laporan laba-rugi, maupun laporan arus kas (Gumantri, 2011:111).

  2.8 Debt to Equity Ratio(DER)

  Menurut Kasmir (2008:157) Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, selain itu rasio ini juga berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk meghitung Debt

  to Equity Ratio menurut Sayhyunan (2013:93) adalah sebagai berikut:

  Total Kewajiban (DER) =

  Total Ekuitas

  2.9 Earning per Share (EPS) Earning per Share (EPS) adalah rasio pasar yang menunjukkan bagianlaba

  untuk setiap saham. Nilai Earning per Share (EPS) dalampenelitian ini berasal dari perbandingan antara laba bersih setelahpajak dengan jumlah yang beredar.

  Cara menghitung EPS adalah: ℎ

  ℎ (EPS) = ℎ ℎ

  2.10 Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa

  (memperoleh) laba atau keuntungan (Gumantri, 2011: 113). Pengembalian atas aset yang dimiliki oleh perusahaan, akan menentukan bahwa penggunaan atas aset yang digunakan memberikan keuntungan. Rumus untuk menghitung ROA menurut Syahyunan (2013: 94) adalah sebagai berikut:

  Laba Bersih × 100%

  (ROA) = Total Aset

  2.11 Struktur Modal

  Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing yang diartikan dalam hal ini adalah hutang jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal. Pertama adalah risiko bisnis perusahaan, atau tingkat risiko yang terkandung pada aktiva perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. Faktor kedua adalah posisi pajak perusahaan, alasan utama yang menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya, akan tetapi jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena penyusutan yang dipercepat atau kompensasi kerugian, maka tarif pajaknya akan rendah (apabila pajak bersifat progresif) dan keuntungan-keuntungan akibat penggunaan utang juga akan mengecil.Faktor ketiga adalah fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang masuk akal dalam keadaan yang kurang menguntungkan.

  Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 2007, penanaman modal adalah segala bentuk kegiatanmenanam modal, baik oleh penanam modal dalam negerimaupun penanam modal asing untuk melakukan usahadi wilayah negara Republik Indonesia.

  1. Penanaman Modal Asing Penanaman modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang

  Nomor 25 tahun 2007, dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan penanaman modal asing adalah kegiatan menanamkan modal untuk melaksanakan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroanterbatas berdasarkan hukum Indonesia danberkedudukan di dalam wilayah negara RepublikIndonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

  Penanaman modal asing lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, keterampilan manajemen, dan membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja inilah yang sangat penting bagi negara yang sedang berkembang karena terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja (Bapepam)

  2. Penanaman Modal Domestik Penanaman modal domestik atau penanaman modal dalam negeri menanaman modal untuk melaksanakan usaha di wilayah negara Republik

  Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri (domestik). Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalambentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidakberbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  2.13 Status Penanaman Modal

  Status penanaman modal merupakan penentuan status kepemilikan saham atas suatu perusahaan. Status kepemilikan itu terbagi menjadi dua yaitu kepemilikan saham oleh investor asing atau domestik. Kepemilikan tersebut akan ditentukan oleh berapa besar presentase kepemilikan oleh pihak asing atau domestik. Presentase tersebut dapat dimiliki oleh perseorang maupun institusional.

  2.14 Harga Saham

  Harga saham adalah faktor yang membuat para investormenginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapatmencerminkan tingkat pengembalian modal. Pada prinsipnya, investormembeli saham adalah untuk mendapatkan dividen serta menjual sahamtersebut pada harga yang lebih tinggi (capital

  

gain). Para emiten yangdapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan

  meningkatkan tingkatkembalian yang diperoleh investor yang tercemin dari harga sahamperusahaan tersebut.Hal yang harus diperhatikan oleh investor yang terlibat kegiatan dipasar modal atau manajemen perusahaan terbuka yang sahamnya nilai perusahaan.Nilai saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.

  2.15Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

  Menurut Gumantri (2011:113) pada prinsipnya, Rasio Leverage memberikan gambaran tentang tingkat kecukupan utang perusahaan. Artinya, seberapa besar porsi utang yang ada pada perusahaan jika dibandingkan dengan modal atau aset yang ada. Semakin tinggi rasio Leverage suatu perusahaan, maka hal ini dapat mengindikasikan bahwa buruk keadaan keuangan perusahaan tersebut, karena semakin tinggi tinggi pula resiko keuangan yang ditanggung perusahaan tersebut.

  Hal ini disebabkan karena semakin besar proporsi dana yang berasal utang (Halim, 2001:158). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  

Debt to Equity Ratio (DER). Umumnya semakin tinggi DER suatu perusahaan

  akan mengurangi keinginan investor untuk berinvestasi, karena akan banyak kewajiban yang harus dibayar yang akan menyebabkan laba yang seharusnya diterima oleh investor kelak akan berkurang, hal inilah yang akan membuat harga saham menurun. Harga saham juga bisa meningkat apabila DER menurun, karena akan membuat investor ingin berinvestasi pada perusahaan tersebut.

  2.16 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

  Laba merupakan ukuran yang menunjukkan berapa banyak keuntungan atau kerugian yang didapat perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya (Gumantri,

  2011:313). Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per karena semkain besar laba yang disediakan untuk pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:139). Apabila EPS meningkat maka minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan akan menigkat, hal inilah yang akan membuat harga saham menjadi ikut meningkat, begitupula sebaliknnya apabila EPS menurun makan minat investor juga menurun yang akan menyebabkan harga saham menurun.

  2.17 Pengaruh Return on Assets (ROA) Terhadap Harga Saham

  ROA merupakan ukuran efisiensi operasi yang utama dan ROA merupakan rasio yang paling dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan (Silaen, dalam Walsh 2004 : 64). ROA diperoleh dengan membagi laba bersih dengan total aktiva. semakin besar ROA maka semakin baik,karena hal ini menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba, selain itu semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan dari segi penggunaan aset.

  2.18 Pengaruh Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham

  Ekonom mainstream menyatakan bahwa arus modal asing membawa manfaat terhadap sektor riil ekonomi, yaitu arus modal asing melalui portofolio investasi dapat menyediakan non-debt creating investasi asing bagi negara sedang berkembang yang mengalami kelangkaan modal. Selain hal itu, kenaikan arus modal asing akan meningkatkan alokasi modal menjadi lebih efisien bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan kebutuhan modal dari dalam negeri (domestik) sangat modal asing akan memeberi dampak efisiensi dalam kinerja perusahaan- perusahaan di sebuah negara. Manfaat dari arus modal asing dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satunya di pasar modal. Investor dapat melakukan investasi secara langsung pada perusahaan, ataupun melakukan portofolio. Salah satu manfaat arus modal asing di pasar modal adalah mendorong kenaikan harga saham, yang disebabkan oleh Price Earning Ratio yang tinggi yang membuat ongkos pembiayaan menjadi lebih rendah dan selanjutnya meningkatkan nilai investasi perusahaan (Bapepam, 2008:6).

2.19 Penelitian Terdahulu

  Pamungkas dan Budiyanto (2013) melakukan penelitian berjudul “Kinerja Keuangan dan Harga Saham: Studi Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return

  

On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS)dan harga saham. Metode analisis

  data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang menggunakan alat analisis regresi linear berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan DER, ROA, dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan retail. Hasil penelitian secara persial menunjukkan bahwa ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan retail. Sedangkan DER secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan retail. pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Asstes (ROA), Return On

  

Equity (ROE) dan Presentase Kepemilkian Modal Saham Asing Terhadap Harga

  Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.” Variabel yang digunakan adalah

  

Economic Value Added (EVA), Return On Asstes (ROA), Return On Equity

  (ROE), Presentase Kepemilkian Modal Saham Asing, dan harga saham. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang menggunakan alat analisis regresi linear berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial masing-masing variabel EVA, ROA, dan presentase kepemilikan modal saham asing berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan ROE secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan secara simultan variabel EVA, ROA, ROE dan presentase kepemilikan modal saham asing berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.

  Silaen (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh

  

Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM)

  Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail di Bursa Efek Indonesia.” Variabel yang digunakan adalah Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA),

  

dan Net Profit Margin (NPM).” Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik yang menggunakan alat analisis regresi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi multikolineartitas pada variabel ROE sehingga dihapuskan dari model penelitian. Sementara ROA dan NPM baik secra serempak maupun secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan retail di Bursa Efek Indonesia.

  Natashia (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penilaian Investasi Pada Perusahaan Retail di Bursa Efek Indonesia.” Variabel yang digunakan adalah variabel mandiri yang terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio,

  Debt to Equity Ratio, Interest Coverage Ratio, Return on Equity, Return on Asset,

dan Net Profit Margin. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode

  deskriptif dan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk, PT. Hero Supermarket, Tbk, PT. Mitra Adiperkasa, Tbk, PT. Matahari Putra Prima, Tbk, dan PT. Plaza Indonesia Realty, Tbk merupakan perusahaan retail dengan rasio keuangan bernilai positif dan sebagian besar rasio keuangan berada di atas standar internasional rasio keuangan perusahaan retail.

2.20 Kerangka Konseptual

  Dalam investasi saham di pasar modal unsur yang penting yang perlu diperhatikan adalah resiko dan hasil. Sehingga diperlukan kemampuan untuk menganalisis saham-saham mana yang memberikan keuntungan dan juga resiko yang besar (Silaen, 2010:9). Menurut Tandelilin (2010:240) rasio Profitabilitas yang digunakan untuk menganalisis saham adalah Return on Assets (ROA) dan

  Share (EPS).

  Menurut Budiyanto dan Pamungkas (2013:48) rasio–rasio yang digunakan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap harga saham adalah Debt to Equity

  

Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return on Assets (ROA). Debt to

Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan

  dibiayai oleh utang. Risiko perusahaan dengan DER yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham karena mengalami penurunan. Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memamfaatkan sumber dananya, semakin tinggi ROA semakin baik kondisi perusahaan tersebut.

  Earning Per Share (EPS) yaitu perbandingan jumlah laba terhadap jumlah lembar

  saham yang beredar. EPS digunakan investor untuk menggambarkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

  Status penanaman modal terbagi menjadi dua yaitu kepemilkian modal oleh investor asing (luar negeri) dan kepemilikan modal oleh investor domestik (dalam negeri). Status penanaman modal ini akan dimasukkan ke dalam variabel

  

dummy (dummy variable) yaitu 1 untuk status kepemilkian saham asing dan 0

untuk status kepemilikan saham domestik.

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai DEBT TO EQUITY RATIO (DER)

  ( )

  1 EARNING PRICE RATIO (EPS)

  ( )

  2 HARGA SAHAM

  ( )

  1 RETURN ON ASSETS (ROA)

  ( )

  3 STATUS PENANAMAN MODAL

  ( )

  4 Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Tandelilin (2001), Gumantri (2011), Pamungkas dan Budiyanto (2013).

2.21 Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus di uji secara empiris.

  Merumuskan hipotesis berarti membentuk proporsi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan serta tingkat kebenarannya (Ginting dan Situmorang, 2008:99). Berdasarkan kerangka konseptual, maka maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: “Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS),

  

Return on Assets (ROA), dan Status Penanaman Modal memiliki pengaruh

  signifikan terhadap harga saham perusahaan retail di Bursa Efek Indonesia.”

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 88 104

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal - Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham - Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terd

0 0 25