BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal - Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

  Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 Pasal 1 butir 13 UU 8/95 menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

  Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor dan sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

  Pasar modal yang dinyakini sebagai wahana penghimpun dana jangka panjang merupakan alternatif sumber dana bagi semua perusahaan. Saling ketergantungan ini mengisi antara peranan pasar modal dan perbankan dalam menarik dana dari masyarakat dan mengalokasikannya, terkait dengan kebutuhan dari peru sahaan- perusahaan itu sendiri. Selain perusahaan untuk menginvestasi yang mutlak memerlukan dana jangka panjang disamping dana jangka pendek yang ada.

2.2 Saham

2.2.1 Pengertian Saham

  Saham didefenisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) (Sunariyah, 2004:126).

  Jogiyanto (2003:67-77) saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Saham Preferen (Preferent Stock)

  Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obliagasi membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferent juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Beberapa karakteristik saham preferent sebagai berikut: a.

  Hak Preferen terhadap Deviden Hak preferen terhadap deviden artinya hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

  b.

  Hak Deviden Kumulatif Hak deviden kumulatif artinya hak kepada pemegang saham preferen untuk menerima deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.

  c.

  Devidends in Arrears

  Devidends in arrears artinya deviden-deviden periode lalu yang belum dibagikan dan akan dibagikan nanti dalam bentuk deviden kumulatif.

  Hak preferen pada waktu likuidasi artinya hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

2. Saham Biasa (Common Stock)

  Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.setiap pemegang saham memperoleh sertifikat saham yg tercantum nama, alamat, dan hak suara pemegang saham. Sebagai surat berharga, saham mengandung perikatan yang setiap penerbitannya dijamin oleh Undang-Undang. Untuk di Indonesia Undang- Undang tersebut berupa Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang- Undang Pasar Modal beserta aturan pelaksanaannya. Beberapa hak dimiliki oleh pemegang saham biasa sebagai berikut: a.

  Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berati bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

  Hak menerima pembagian keuntungan artinya hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

  c.

   Hak Preemptive

  Hak preemptive artinya hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jka perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak control dari pemegang saham lama an melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

3. Saham Treasuri (Treasury Stock)

  Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan yang sudah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.

2.2.2 Resiko Saham

  Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko sebagai berikut 1.

  Capital Loss

  Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

2. Resiko Likuiditas

  Perusahaan yang sahamnya dimiiki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan resiko terberat dari pemegang saham. Untuk itu pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

2.3 Return Saham

  Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari kelebihan

  investasi yang dilakukan. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak akan mau berinvestasi. Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.

  Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai

  hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto, 2003:109), yaitu:

  1. Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang.

2. Return ekspektasi (expected return), merupakan return yang diharapkan akan

  Perhitungan return saham (total return) terdiri dari captal gain (loss) dan yield (Jogiyanto, 2003:110). Captal gain (loss) merupakan selisih anatara nilai penjualan saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari captal gain disebabkan harga jual saham lebih besar dari harga belinya. Sebaliknya jika harga jual saham lebih kecil dari harga beli disebut captal loss. Sedangkan yield (deviden) merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh badan usaha dan kebijakan pembagian deviden.

  

Retun Total = Capital gain (loss) + Yield

Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi

  sekarang relative dengan harga periode yang lalu (Jogiyanto, 2003:110) :

  − −

  Capital gain atau capital loss =

  Keterangan: P t = Harga saham periode sekarang P t-1 = Harga saham periode sebelumnya

  Yield merupakan persentase penerimaan kas 29eriodic terhadap harga investasi

  periode tertentu dari suatu investasi, untuk saham biasa dimana pembayaran periodik rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto,

  D t

  2003:111) :

  t-1

  t

  Keterangan : P

  − −

  Return Saham =

  Namun mengingat tidak selamnya perusahaan membagikan deviden kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:111) :

  D t = Deviden kas yang dibayarkan

  = Harga saham periode sebelumnya

  Keterangan : P t = Harga saham periode sekarang P

  Yield =

  −

  = −

  − −

  Return Total =

  P t-1 = Harga saham periode sebelumnya Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:111):

  D t = Deviden kas yang dibayarkan

  Keterangan :

  = Harga saham periode sekarang P t-1 = Harga saham periode sebelumnya

  2.4 Investasi

  Menurut Abdul Halim (2002:2) dalam Farkhan dan Ika (2013) “Pengertian Invesatasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang”. Untuk melakukan investasi dipasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang dijual dan mana yang tetap dimiliki. Sebagai investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham. Selain itu,

  Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan

  yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  2.5 Laporan Keuangan

  Laporan keuangan adalah hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan keuangan. Laporan keuangan ini disusun untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan (Jumingan, 2006:4).

  Jenis-jenis dari laporan keuangan yaitu:

  1. Neraca Neraca merupakan suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu (Brigham dan Houston,2010:87).

  2. Laporan Laba-Rugi Laporan laba-rugi merupakan laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau satu tahun(Brigham dan Houston,2010:87).

  3. Laporan Laba Ditahan Laporan laba ditahan merupakan laporan yang menunjukkan berapa banyak laba perusahaan yang ditahan bila dibandingkan dengan yang dibayarkan sebagai deviden. Jumlah laba ditahan yang terlihat di sini adalah jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun sejarah perusahaan(Brigham dan Houston,2010:87).

  4. Laporan Arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode akuntansi(Brigham dan Houston,2010:88).

2.6 Analisis Rasio Keuangan

  Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan analisis rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian

  going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public.

  Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI akan melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003).

  Menurut Harahap (2011:297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan peneliti untuk melakukan analisis adalah Return on

  

Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan dan Status

Kepemilikan.

2.7 Return on Asset (ROA)

  ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan Dendrawijaya (2003) dalam Putri (2012), semakin besar ROA suatu perusahaan maka semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Dengan pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengaharapkan keuntungan dari deviden karena hakikatnya dalam ekonomi konvensional, motif investasi adalah untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan deviden yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan return saham.

  Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Syahyunan, 2013:94):

  Return on Asset = %

2.8 Debt to Equity Ratio (DER)

  DER merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, di mana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajibannya untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen (Sartono, 2001) dalam Puspitasari (2012:18). Dan dengan tingginya DER juga dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi, dengan itu dapat menurunkan harga saham perusahaan dan dapat juga menurunkan return saham untuk investor.

  Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Syahyunan, 2013:93):

  Total Kewajiban Debt to Equity Ratio =

  Total Ekuitas

2.9 Ukuran Perusahaan (Size)

  Size adalah ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Ukuran

  perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset perusahaan. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai asset perusahaan sangat besar, sehingga menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya dengan menglogaritma naturalkan total asset (Sugiarto, 2011).

  Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan kecil, sehingga tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil. Oleh karena itu, investor akan lebih berspekulasi untuk perusahaan besar dengan harapan keuntungan (return) yang besar pula (Solechan, 2009).

  Secara sistematis size dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiarto, 2011):

  

Size = Ln Total Aktiva

  2.10 Status Kepemilikan

  Status kepemilikan digunakan untuk pengelompokkan atas perusahaan yang bersifat kualitatif (misal: jenis perusahaan, kebijakan perusahaan, perbedaan situasi dan lain-lain). Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang dimana terdapat bank-bank milik pemerintah, milik daerah, milik nasional maupun milik swasta. Bank milik pemerintah disimbolkan dengan angka 1 (satu) dan bank milik selainnya (swasta) disimbolkan dengan angka 0 (nol).

  2.11 Jenis Bank dari Segi Kepemilikan

  Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki Bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaaan saham yang dimiliki Bank yang bersangkutan.

  Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004:29-30):

  a. Bank milik Pemerintah Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh Pemerintah, sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

  Contoh Bank milik Pemerintah antara lain:

  • Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

  Bank Rakyat Indonesia (BRI)

  • Bank Tabungan Negara (BTN)
  • Bank Mandiri - Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah BPD) terdapat didaerah tingkat I dan II masing-masing provinsi yaitu:

  BPD Sumatera Utara

  • BPD Sumatera Selatan -

  BPD DKI Jakarta

  • BPD Jawa Barat - dan BPD lainnya
  • b. Bank milik Swasta Nasional Merupakan Bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh Bank milik Swasta Nasional antara lain:

  Bank Bumi Putra

  • Bank Danamon -

  Bank Bukopin

  • Bank Internasional Indonesia -

  Bank Central Asia

  • Bank Lippo -
  • dan Bank Swasta lainnya

  Dalam Bank swasta milik nasional termasuk pula Bank-Bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

2.12 Penelitian Terdahulu

  Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini:

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu

  Peneliti No Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian (tahun) Agung Analisa Pengaruh Dependen: Size Perusahaan,

  1 Sugiarto Beta, Size Perusahaan, Return Saham Debt to Equity Ratio

  

(2011) Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to

(DER), Price to Book Independen: Book Value (PBV) Value (PBV) terhadap 1. berpengaruh

  Beta Return Saham pada 2. signifikan terhadap

  Size Perusahaan, Perusahaan yang ada 3. return saham.

  Debt to Equity di Indeks Papan Ratio (DER) Pengembangan.

  

4.

Price to Book Value (PBV)

  

Ingga Zulfa Pengaruh Rentabilitas, Dependen : Hanya Return on

  2

  

(2013) Likuiditas, Kecukupan Return Saham Asset (ROA) yang

Modal dan Ukuran berpengaruh Perusahaan Terhadap singnifikan terhadap Independen: Return Saham pada return saham.

  

1.

Return on Asset Perusahaan Perbankan (ROA) yang Listing di Bursa

  

2.

Loan to Deposit Efek Indonesia.

  Ratio LDR)

3.

  Kecukupan Modal

  

4.

Ukuran Perusahaan

Winda Sari Analisis Pengaruh Dependen : Earning Per Share

  3

  

(2013) Faktor Fundamental Return Saham (EPS) dan Return on

dan Kondisi Ekonomi Asset (ROA) terhadap Return Independen: berpengaruh Saham Pada

  1. signifikan terhadap Earning Per Perusahaan Perbankan Share (EPS) return saham. (BUMN) di Bursa

2.

  Return on Asset Efek Indonesia (ROA) .

  3. Price to Book

  (PBV) Value Inflasi 4.

  Tingkat

  5. Suku Bunga

  Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti (tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

  The Effect Price to Book Value (PBV), Devidend Payout Ratio (DPR), Return On Equity (ROE), Return on Asset

  Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi varibel- variabel dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), ukuran perusahaan dan status kepemilikan sebagai variabel independen (bebas). Sedangkan return saham sebagai variabel dependen (terikat).

  return saham.

  (EPS) berpengaruh signifikan terhadap

  Earning Per Share

  (ROA) dan

  Share (EPS) Price to Book Value (PBV), Devidend Payout Ratio (DPR), Return on Asset

  5. Earning Per

  4. Return on Asset (ROA)

  Devidend Payout Ratio (DPR) 3. Return On Equity (ROE)

  Price to Book Value (PBV) 2.

  Dependen: Return Saham Independen: 1.

  Per Share (EPS) Toward Stock Return of LQ 45.

  (ROA) and Earning

  Natasya Hagaina Bukit dan Ir.Achmad Herlanto Anggono, MBA (2013)

  4 Farkhan dan

  5 Inka

  signifikan terhadap return saham.

  Earning Ratio ( PER) berpengaruh

  (ROA) dan Price

  Return on Asset

  5. Price Earning Ratio (PER)

  Return on Asset (ROA)

  3. Total Asset Turnover (TAT) 4.

  2. Debt to Equity (DER)

  Current Ratio (CR)

  Dependen: Return Saham Independen: 1.

  Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

  Return Saham

  Ika (2013) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

2.13 Kerangka Konseptual

  Dalam melakukan analisis para investor akan mempelajari laporan keuangan yang salah satunya dengan menggunakan analisis rasio keuangan, mengindentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan karateristik operasional dari perusahaan tersebut.

  rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba

  ROA merupakan

  

dalam hubungannya dengan penjualan, total asset maupun modal sendiri. Return on asset

merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur laba perusahaan. Penelitian

Ang (1997) dalam Zulfa (2013) ROA digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan

berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah aset yang dimiliki,

ROA akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. ROA yang semakin

tinggi akan meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham relatif meningkat,

demikian pula return saham akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif ROA terhadap return saham.

  DER merupakan rasio hutang terhadap modal. DER perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Rasio DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur). Akibatnya perusahaan yang bersangkutan menjadi kurang menarik di mata investor. Penelitian Natarsyah (2003) dan Wahyudi (2003) dalam Sugiarto (2011) yang menyatakan bahwa rasio DER memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif DER terhadap return saham.

  Ukuran Perusahaan (size) adalah ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Proxy ini dapat ditentukan melalui log natural dari total asset. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Perusahaan kecil cenderung marginal dalam kemampuan, sehingga harga sahamnya cenderung lebih sensitif untuk berubah dalam bidang ekonomi dan perusahaan ini mempunyai kecenderungan yang kecil untuk berkembang dalam kondisi ekonomi yang sulit.

  Penelitian Wahyudi (2003) dan Wang & Xu (2002) dalam Sugiarto (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifkan terhadap return saham perusahaan. Perusahaan-perusahaan kecil cenderung memiliki tingkat leverage financial yang tinggi dan problem cash flow. Sedangkan perusahaan dengan skala besar akan lebih mampu dalam memenuhi permintaan pasar, mampu beroperasi pada tingkat yang optimal dan pada akhirnya lebih mampu menghasilkan laba dalam jumlah yang relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil. Perolehan laba emiten yang cukup besar akan memberikan signal yang positif terhadap investor, sehingga akan meningkatkan return saham.

  Satus kepemilikan saham terbagi menjadi dua yaitu kepemilikan bank pemerintah dan kepemilikakan bank selainnya (swasta). Status kepemilikan ini akan dimasukkan ke dalam variabel dummy (dummy variable) yaitu nilai 1 (satu) untuk kepemilikan bank pemerintah dan nilai 0 (nol) untuk kepemilikan bank selainnya

  Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

  Return On Asset (ROA)

  (X

  1 ) Debt to Equity Ratio (DER)

  (X

  2 ) Return Saham

  (Y)

  Ukuran Perusahaan (X

  3 )

  Status Kepemilikan (X

  4 )

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.14 Hipotesis

  Berdasarkan landasan, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh

  

return on asset, debt to equty ratio , ukuran perusahaan dan status kepemilikan secara

signifikan terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

0 3 22

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Perancangan Sistem Informasi - Sistem Informasi Absensi Pegawai Kantor Kecamatan Medan Area Berbasis Web

0 0 29

2.1 Pengertian E-Commerce - Sistem Informasi Penjualan Online pada Toko Citra Mandiri Komputer Menggunakan PHP dan MySQL

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI - Penerapan Teori Permainan dalam Analisa Persaingan Pasar Produk Sepeda Motor Honda dengan Yamaha di Universitas Sumatera Utara

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN - Penerapan Teori Permainan dalam Analisa Persaingan Pasar Produk Sepeda Motor Honda dengan Yamaha di Universitas Sumatera Utara

0 2 10

Penerapan Teori Permainan dalam Analisa Persaingan Pasar Produk Sepeda Motor Honda dengan Yamaha di Universitas Sumatera Utara

1 1 10

BAB II PROFIL SEKOLAH A. Sejarah Ringkas - Peranan Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Kedisplinan Siswa/i pada SMP Negeri 8 Kota Binjai

1 1 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan - Dampak Kehadiran Rumah Kreatif Binjai Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Dampak Kehadiran Rumah Kreatif Binjai Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

0 0 8

Dampak Kehadiran Rumah Kreatif Binjai Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

0 0 14