BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan - Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis.

  Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4). Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

  Menurut Stice, et al(2009:791) “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu”. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada.

  Menurut Kasmir (2008:66) “agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan”. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.

  Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam buku Stice, et al (2009:792) “The

  

Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan

  laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini :

  1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.

  2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.

  3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.

  4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.

  Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :

  1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.

  2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akann terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.

  Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan perusahaan mampu untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu : 1.

  Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

  2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)

  3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

  4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

  5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating) 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain : 1) dapat menilai prestasi perusahaan. 2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a.

  Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas g.

  Indikator pasar modal 4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

  7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

  8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

  9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

  10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

  Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan anlisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :

  1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode; 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;

  3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki; 4.

  Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini; 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; 6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.2 Rasio Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

  Rasio keuangan atau analisis rasio ( ratio analysis ) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild, Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.

  Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi arimatika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.

  Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

  Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu : 1.

  Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.

  Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak.

  Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.

  Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Menurut Simamora (2000:523) “untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan.

  Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Rasio likuiditas menurut Simamora (2000:524) “antara lain rasio lancar,

  

acid test ratio, putaran piutang dagang, dan putaran persediaan.

  Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti

  current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.

  Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah rasio likuiditas. Namun tidak semua rasio likuditas yang akan diuji, hanya rasio lancar (current ratio). Seperti yang dikemukakan Subramanyam dan Wild (2010:45) “rasio likuiditas yang paling penting adalah rasio lancar”. Rasio lancar menurut Kasmir (2008:134) “merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Rasio lancar mengukur tingkat kemampuan dan keamanan perusahaan, yaitu ketersediaan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban.

  Menurut Stice, et al (2009:806) “rasio lancar adalah sebuah ukuran tidak langsung atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang akan datang. Rasio-rasio berdasarkan arus kas dari kegiatan operasi memberikan indikasi langsung terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang cukup untuk memenuhi prediksi jumlah kas yang harus dipenuhi”. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam (2010:44)

  Aktiva Lancar

  x 100% Current Ratio =

  Kewajiban Lancar 2.

  Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild, Subramanyam. 2010:46). Menurut Rahardjo (2008:118) “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.

  Menurut Kasmir (2008:155) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to

  

equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt

coverage, current liabilities to net worth, time interest earned, dan

fixed charge coverage”. Sedangkan menurut Samosir (2000:533) ada

  dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitas(debt to equity ratio) dan rasio waktu perolehan bunga(times interest earned).

  Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio

  

debt to equity ratio . Menurut Kasmir (2008:157) “debt to equity ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

  Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan.

  Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

  Bagi setiap perusahaan akan berbeda rasio debt to equity

  

rasio, tergantung karakteristik perusahaan dan arus kasnya. Menurut

  Wild, Subramanyam (2010:44) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas ( debt to equity rasio)

  Total Kewajiban

  x 1kali Debt to Equity Ratio =

  Ekuitas Pemegang Saham 3.

  Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas (cash

  

turover) , rasio perputaran piutang usaha (account receveible

turnover ), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio

  perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset

  turnover ).

  Rasio aktivitas yang menjadi fokus dan variabel pada penelitian ini adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Wild, Subramanyam (2010:45) penjualan

  x 1 kali Perputaran Total asset =

  rata−rata total asset 4.

  Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

  Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a.

  Gross Profit margin b.

  Net Profit Margin 2. Return On Investment (ROI) 3. Return On Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham

  Rasio profitabilitas yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah profit margin dan ROI(return on investment). Profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rasio profit margin yang menjadi variabel adalah net profit

  

margin yang merupakan ukuran keuntungan antara laba setelah

beban bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir.

  2008:200).

  Rumus untuk mengukur net profit margin menurut Wild, Subramanyam (2010:45)

  ℎ Net Profit Margin x 100 %

  (margin laba bersih) = ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir. 2008:202).

  Menurut Rahardjo (2007:121) “ROI adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan seluruuh aktiva perusahaan”.ada tiga keutungan dari ROI menurut Govindarajan, et al (2005:349) yaitu : 1.

  ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini;

  2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut;

  3. ROI merupakan ukuran denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya. Rumus untuk mengukur ROI sebagai berikut

  Earning After Interest and Tax Return On Invesment x

  (ROI) =

  Total Asset

  100%

2.1.3 Pengertian Laba

  Laba atau keuntungan meruapakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Laba dapat didefenisikan dengan pandanngan yang berbeda-beda, menurut Wild, Subramanyam (2010:109) “laba (income) disebut juga profit merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang diyatakan dalam istilah keuangan”.

  Sedangkan, menurut stice,et al (2009:200) “ laba adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya dengan awal periode”. Tujuan dari laporan laba rugi adalah untuk menjelaskan dan menentukan laba suatu usaha pada satu periode.

  Laba memiliki dua peran yaitu sebagai : 1.

  Menyediakan pengukuran perubahan kekayaan pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang.

2. Sebagai indikator profitabiltas perusahan.

  Menurut Kasmir (2008:303) “ laba yang diperoleh perusahan terdiri dari dua jenis, yaitu :

  1. Laba kotor (gross profit) artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan

  2. Laba bersih net profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya- biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak. Laba dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut : a.

  Laba kotor Menurut Stice, et al(2009:215) laba kotor “adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dan penjualan bersih”. Apabila perusahaan tidak memperoleh hasil yang cukup dari penjualan barang atau jasa untuk menutupi beban yang langsung terkait dengan barang atau jasa tersebut, maka akan sulit bagi perusahaan untuk tetap bertahan.

  b.

  Laba operasi

  Menurut Stice, et al(2009:216) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Beban operasi adalah seluruh beban operasi kecuali beban bunga dan pajak penghasilan”.

  Laba operasi menunjukkan kinerja perusahaan melakukan aktivitas khusus dari bisnis.

  c.

  Laba sebelum pajak penghasilan Menurut Rahardjo (2007:83) “laba sebelum pajak penghasilan bisa diperoleh dari laba usaha perusahaan ditambah dengan jumlah pendapatan(beban) lain-lain. Bila jumlah pendapatan lain-lain lebih besar dari pada beban lain-lain, maka akan berdampak positif terhadap laba sebelum pajak penghasilan;demikian pula sebaliknya”.

2.1.4 Pertumbuhan Laba

  Salah satu tujuan utama perusahan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal, laba merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk mengetahui kinerja manajemen. Setiap perusahaan pasti mengingikan adanya pertumbuhan laba, adanya pertumbuhan laba dapat menjadi indikator mengukur keberhasilan manajemen untuk mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

  Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan yaitu :

  1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jaul per unit.

  2. Naik turunnya harga pokok penjualan.

  3. Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.

  4. Naik turunya tingkat bungan pinjaman (biaya modal asing).

  5. Naik turunnya pos penghasilan oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan perubahan tingkat kebijakan dalam pemberian diskon.

  6. Naik turunnya pajak yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tingkat rendahnya relatif pajak.

  7. Adanyan perubahan dalam metode akuntansi.

  Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen Dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang dipengaruhi oleh komponen laporan keuangan misalnya perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban, perubahan penjualan, perubahan tarif pajak penghasilan, dan lain-lain.

  

2.1.5 Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan

Laba

  Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4).

  Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

  Rasio keuangan merupakan alat dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas dan memiliki hubungan ekonomis. Rasio keuangan telah menjadi acuan bagi pihak internal maupun eksternal dalam perusahaan untuk mengambil keputusan. Rasio keuangan telah menjadi tolak ukur untuk menilai sebuah perusahaan.

  Pertumbuhan rasio keuangan mengindikasikan pertumbuhan laba, misalnya perputaran aset. Perputaran asset yang tinggi menunjukkan bahwa perusahan efisien dan efektif mengelola asset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Penjualan yang meningkat akan menghasilkan laba.

  Perubahan laba yang ditampilkan dalam analisis laporan keuangan menunjukkan adanya pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik, sebaliknya. Jika perusahaan dalam interpretasi analisis laporan keuangan menunjukkan adanya kondisi menurun dalam pertumbuhan laba maka perusahaan tersebut dalam kondisi yang tidak baik.

  Dalam hal ini pihak manajemen akan mengemukakan alasan-alasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya analisis laporan keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Dan solusi yang diperlukan untuk meningkatkan perubahan laba dan atau mempertahankan pertumbuhan laba yang dialami oleh perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

  tidak berpengaruh secara signifikkan terhadap pertumbuhan laba.

  berpengaruh secara signifikkan terhadap laba.

  Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin tidak

  berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Pengujian secara parsial

  Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin tidak

  Secara simultan Current

  Variabel Dependen: Perubahan Laba

  

Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Total Asset

Turnover, Gross Profit

Margin k

  Variabel independen:

  Ade Afrina Pulungan (2010)

  2 .

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  No Peneliti (Tahun Penelitian)

Variabel

Penelitian

  positif, Gross Profit

  Operating Income to Sales berpengaruh

  mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Pengujian secara parsial

  Operating Income to Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio

  Secara simultan

  Variabel Dependen: Pertumbuhan laba

  

Operating Income to

Sales, Gross Profit Sales,

Leverage Ratio

  (2010) Variabel independen:

  Devi Sriasih Meliala

  1 .

  Hasil Penelitian

  Sales, Leverage Ratio

  No Peneliti Variabel Hasil (Tahun Penelitian) Penelitian Penelitian

  4 Evy Melinda Variabel independen: Secara simultan Debt . Simarmata (2010) Debt Ratio, Net Profit Ratio, Net Profit

  Margin, Inventory Margin, Inventory Turnover, Return on Turnover, Return on Equty Equty berpengaruh

  variabel dependen: terhadap pertumbuhan Pertumbuhan Laba laba

  Secara parsial hanya

  Debt Ratio berpengaruh

  terhadap pertumbuhan laba.

  5 Meilina Sari (2009) Variabel independen: Secara simultan, . Current Ratio, Debt hasil penelitian ini

  Ratio, Total Asset menunjukkan Turnover, Return on current ratio, Asset, Return on debt ratio, total Equity, Gross Profit assets turnover,

  Margin, dan return on equity,

  Perubahan Laba dan gross profit

  margin berpengaruh

  terhadap perubahan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap perubahan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sumber data diolah penulis. 2012

  Meliala (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Laporan Keuangan Dengan Prediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Operating Income to Sales, Gross

  

Profit Sales, Leverage Ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

  Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara secara simultan Operating Income to Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial Operating Income to Sales berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Gross Profit Sales dan Leverage Ratio tidak berpengaruh secara signifikan.

  Lubis (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Mnaufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin, Market Book Value.

  Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur dengan sampel 30, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara secara simultan rasio keuangan berhubungan dengan pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba dan variabel Market Book Value tidak berpengaruh sama sekali.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.

  Variabel

  :

  Variabel Independen dependen:

   Curren Ratio

  P (X1)

  H1 E

   Debt To Equity Ratio

  R (X2)

  H2 T

   Total Asset Turnover (X3) H3

  U M Net Profit Margin

  H4 (X4)

  B U Return On Investment

  H5 (X5)

  H A N

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

  Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.

  H1 : Curren Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur H2 : Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur H3 : Total Asset Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur H4 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

  H5 : Return On Investment berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur H6 : Rasio keuangan secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Burs

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Laporan keuangan - Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Market Value Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 18

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan - Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan - Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 1 22