BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Market Value Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

2.1.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi. Warren, et al (2006:10) “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

  Warren, et al (2006:24) mengatakan bahwa “laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

  Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam Stice, et al (2009:792) “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini :

  1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.

  2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.

  3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.

  4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.

  Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :

  1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.

  2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.

  Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :

  1.Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

  2.Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)

  3.Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

  4.Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

  5.Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan (rating)

  6.Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

  Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain: 1) dapat menilai prestasi perusahaan. 2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal)

  b. Hasil usaha perusahaan

  c. Likuiditas

  d. Solvabilitas

  e. Aktivitas

  f. Rentabilitas

  g. Indikator pasar modal 4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

  7.Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

  8.Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

  9.Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

  10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

  Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :

  1.Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;

  2.Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;

  3.Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;

  4.Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;

  5.Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;

  6.Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.2 Rasio Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

  Rasio keuangan atau analisis rasio ( ratio analysis ) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild dan Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun- tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.

  Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.

  Rasio keuangan memiliki keunggulan, sehingga para pihak pemakai laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap (2006:298) ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu : 1.

  Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

  2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

  3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

  4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

  5. Rasio menstandarisir size perusahaan.

  6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

  7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

  Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

  1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.

  Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.

  Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti

  current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.

  2. Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild dan Subramanyam.

  2010:46).

  Menurut Kasmir (2008:155) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity

  ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, time interest earned, dan fixed charge coverage”.

  3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild dan Subramanyam (2010:45) dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas (cash turover), rasio perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio perputaran modal kerja (working

  capital turnover ), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset turnover).

  4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

  Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:

  1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a.

  Gross Profit margin b. Net Profit Margin

  2. Return on Investment (ROI)

  3. Return on Equity (ROE)

  4. Laba Per Lembar Saham

  5. Rasio Ukuran Pasar Rasio ini disebut juga market meansure (Wild dan Subramanyam,

  2010:45). Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.

2.1.3 Market Value

  Market value merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. MV adalah keseluruhan nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, MV adalah jumlah yang harus dibayar untuk membeli perusahaan secara keseluruhan. Nilai pasar (MV) adalah harga saham pada akhir tahun. Nilai pasar yang semakin tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar.

  MV = harga saham pada akhir tahun

2.1.4 Economic Value Added

  EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham.

2.1.4.1 Keunggulan dan Kelemahan EVA

  EVA memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, sebagai penilai kinerja perusahaan EVA memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan EVA: 1.

  EVA memiliki hubungan yang erat dengan Net Present Value (NPV) 2. EVA dipengaruhi oleh semua keputusan yang dibuat oleh manajer.

  3. EVA merupakan indeks yang tepat untuk menentukan reward manajer.

  4. EVA merupakan ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran lain.

  5. Ada hubungan antara EVA dengan Market Value perusahaan.

  6. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu.

  7. EVA menunjukkan bahwa nilai perusahaan tergantung langsung pada kinerja manajemen.

  8. EVA menjadi dasar untuk menentukan tujuan investasi dalam suatu proyek. Namun EVA juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut: 1.

  EVA biasanya dihitung berdasarkan langkah historis 2. Analisis Economic Value Added kadang-kadang tidak praktis, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan.

2.1.4.2 Perhitungan EVA

  Untuk dapat menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006:165): EVA = (Modal ekuitas)(ROE – Biaya modal ekuitas)

  Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas yaitu sebagai berikut:

  1. Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

  2. Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

  3. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan impas karena semua laba yang tersedia digunakan untuk membayar kewajiban kepada para pemegang saham dan investor.

2.1.5 Return on Equity

  ROE (Return on Equity) Merupakan pengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dengan rasio ini investor maupun manajer dapat mengidentifikasikan kekuatan laba dalam nilai investasi dari para investor. Biasanya rasio ini dibandingkan dngan perusahaan lain yang berada dalam satu industri yang sama. Ketika perusahaan memiliki ROE yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut dapat atau mampu menghasilkan kas untuk kegiatan internal perusahaan.

  ROE =

  ℎ ℎ

2.1.6 Earning per Share

  EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan,karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.

  Dalam berinvestasi di bursa, setidaknya investor akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share atau EPS)”.

  EPS =

  ℎ ℎ ℎ ℎ

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

  1. Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) Pengaruh EVA dan Rasio- Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Variabel

independen :

EVA, ROA, ROE,

ROS,,BEP dan

EP Variabel dependen:

Harga Saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan 5% pada harga saham. EVA, ROA, ROE, ROS,,BEP dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  2. Dwiatma Patriawan (2008) Analisis

  Pengaruh Earning PerShare

  Variabel

independen:

Earning PerShare (EPS),

  Hasil menunjukkan bahwa EPS berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan harga

  (EPS), Return on Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

  

Return on Equity

(ROE) dan Debt

to Equity Ratio

(DER) Variabel dependen:

Harga Saham

saham, ROE berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham, DER berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap harga saham. Secara simultan

EPS,ROE,DER

  berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

  3. Wibowo Mailani (2010) Analisis

  Pengaruh Book Value, Economic Value Added, Intellectual Capital terhadap Market Value (Studi pada Emiten non Perbankan Indeks LQ-45)

  Variabel independen: Book Value,

Economic Value

Added, Intellectual Capital Variabel dependen: Market Value

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel Book Value, Economic Value Added, Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap Market Value

  4. Leony Vitasari (2010) Analisis

  Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Variabel

  Independen: Economic Value

Added (EVA)

Variabel Dependen: Market Value

Added (MVA)

  Secara parsial, Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added (MVA). Kenaikan atau penurunan EVA akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan MVA. Semakin tinggi MVA, maka semakin baik kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan.

  5. Niekie Arwiyati Shidiq (2012)

  Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas, dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- 2010

  Variabel Independen: EVA, ROE, ROA, ROS dan EPS Variabel Dependen:

Harga Saham

  Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan ROS berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham dan ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Nilai Adjusted R Square adalah 0,838, hal ini berarti 83,8% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 16,2% dijelaskan oleh sebab- sebab lain diluar model.

  6. Zadollah Relationship Variabel Hasil penelitian Fathi the Economic independen: menunjukkan bahwa (2012) Value Added Economic value Economic value added,

  (EVA) With added, Return on Return on equity, Stock Market equity, Return on Profitabilitas dan Earning Value (MV) assets, Earning per share berpengaruh and per share, and positif signifikan terhadap Profitability Prifitability . Market Value . Selain itu, Ratios tidak ada hubungan yang

  Variabel signifikan antara Return on dependen: asset terhadap Market Market Value Value

  Sumber: data diolah penulis (2014)

2.3 Kerangka Konseptual

  Alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menjadi penting bagi investor maupun perusahaan terkait untuk mengetahui bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan yang dialami perusahaan. Apakah perusahaan berada diposisi bertumbuh, konstan ataupun mengalami penurunan kondisi keuangan.

  Faktor ini menjadi penting untuk menstimulus minat investor untuk tetap mempertahankan dana yang dimilikinya pada perusahaan. Banyaknya alat ukur yang digunakan dalam mengukur kondisi kinerja keuangan perusahaan. Namun, pada penelitian ini penulis membatasi tiga alat ukur yang dianggap penting menjadi pertimbangan investor yaitu: EVA, ROE, dan EPS dalam mengukur kinerja keuangan serta memiliki pengaruh yang tercemin pada Market Value (MV) perusahaan.

  EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham. Menurut hasil penelitian Mailani (2010), Shidiq (2012), Fathi (2012) yang menemukan bahwa EVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Market Value.

  ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Fathi (2012) yang menemukan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap Market Value. Selain Shidiq (2012) menemukan ROE berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham.

  EPS adalah rasio antara laba bersih dibagi jumlah saham yang beredar. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividend atau capital gain. Apabila EPS perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Pernyataan diperkuat oleh hasil penelitian Patriawan (2008), Shidiq (2012), Fathi (2012) menemukan bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan terhadap Market Value.

  Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual ini dapat dikemukakan sebagai berikut : Market Value (Y) dipengaruhi oleh Economic Value Added (X ), Return on Equity (X ) dan Earning per Share (X ). Secara

  1

  

2

  3

  sistematis kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

  Economic Value Added (X )

  (EVA) 1 Market Value

  Return on Equity (ROE) (Y)

  (X

  2 ) Earning per Share (EPS)

  (X )

  3 Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

  Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.

  H1 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap

  Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.

  H2 : Return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Market

Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.

  H3 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Market

Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Market Value Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

12 133 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Rasio Keuangan - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Di Indonesia

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkeb

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perataan Laba - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan - Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food An

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan - Investigasi Terhadap Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham 2.1.1.1 Pengertian Saham - Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori sinyal (signalling theory) - Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perrusahaan Perbankan Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia

0 0 25