Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010

OLEH :

WAYU RETNO MEGATARA 080503103

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S-1 FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan rasio keuangan perusahaan secara empiris, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Rasio keuangan yang diuji adalah Current ratio(CR), Debt to Equity Ratio(DER), Total Asset Turn Over(TATO), Net Profit Margin(NPM), Return On investment(ROI).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2010. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan sampel 30 perusahaan. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varibel Current ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return On investment secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL RATIOS GROWTH TOWARD INCOME GROWTH AT MANUFACTURING COMPANY IN BEI

The purpose of this research is to empirically study of the effect of financial ratio either partially or simultaneously to stock return. There are three financial research, they are Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM) and Return On Investment (ROI).

This research in classified as causal research and replication to former research. Population of this research are manufaktur firms listed in Indonesia Stock exchange (IDX) during 2008-2010. The data using in this sampled is data secunder and 30 used as sampled of this research. Statistic method using multiple regresion analysis and the method has been tested in classic assumption.

The result indicates that CR, DER, TATO, NPM, and ROI variables have not significantly influence to stock income growth and partially.


(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Allah S.W.T dan Rasulullah, atas rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan pendidikan saya sampai saat ini.

2. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,AK. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. Dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Rustam, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing penulis yang sangat banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini dan bapak Iskandar Muda, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberi masukan kepada skripsi penulis.


(5)

6. Orang tua penulis yang tercinta, H. Warsito Suhendra, S.E dan Hj.Yusnani yang telah mendidik dan membesarkan penulis.

7. Kakanda penulis dr. Wayu Putri Wulandari dan dr. Wayu Dwi Pangestu yang telah membantu memotivasi.

8. Teman dan sahabat terbaik dalam menjalani kuliah dan menyusun skripsi Haris Agus Wahyudi.

9. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 yang sama-sama berjuang dari awal kuliah sampai sama-sama berjuang menulis skripsi, .

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, kemampuan lain yang ada pada diri penulis pada saat penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, bagi almamater, dan bagi ilmu pengetahuan akuntansi.

Medan, Mei 2013 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ..i

ABSTRACT ... ..ii

KATA PENGANTAR ... .iii

DAFTAR ISI ... ..v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... .ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penelitian...4

1.4 Manfaat Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan ... 6

2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan ... 6

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan 8 2.1.2 Rasio Keuangan...10

2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan...10

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan...11

2.1.3 Pengertian Laba...17

2.1.4 Pertumbuhan Laba...19

2.1.5 Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba...20

2.2 Penelitian terdahulu...21

2.3 Kerangka Konseptual... 24

2.4 Hipotesis Penelitian... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 27

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian... 27

3.3 Jenis Dan Sumber Data... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 30

3.5 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian... 30

3.5.1 Variabel independen (bebas)...30

3.5.2 Variabel Dependen...31

3.6 Metode Analisis Data...32

3.6.1 Statistik Deskriptif...32

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik...32


(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian ... .37

4.2 Analisis Data Penelitian ... 38

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 38

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.3.1 Uji Normalitas ... 41

4.3.2 Uji Multikolineritas ... 45

4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 47

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 48

4.4 Pengujian Hipotesis ... 49

4.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 51

4.4.2 Uji Siginifikasi Parsial (Uji-t) ... 54

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Selama 2009-2011 ... 28

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ... 38

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 39

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ... 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolineritas ... 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.7 Model Summary ... 49

Tabel 4.8 Pedoman Untuk Memberi Interpretasi Koefisien ... 50

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan ... 52

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 44

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 45


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


(11)

ABSTRAK

PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan rasio keuangan perusahaan secara empiris, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Rasio keuangan yang diuji adalah Current ratio(CR), Debt to Equity Ratio(DER), Total Asset Turn Over(TATO), Net Profit Margin(NPM), Return On investment(ROI).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2010. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan sampel 30 perusahaan. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varibel Current ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return On investment secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL RATIOS GROWTH TOWARD INCOME GROWTH AT MANUFACTURING COMPANY IN BEI

The purpose of this research is to empirically study of the effect of financial ratio either partially or simultaneously to stock return. There are three financial research, they are Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM) and Return On Investment (ROI).

This research in classified as causal research and replication to former research. Population of this research are manufaktur firms listed in Indonesia Stock exchange (IDX) during 2008-2010. The data using in this sampled is data secunder and 30 used as sampled of this research. Statistic method using multiple regresion analysis and the method has been tested in classic assumption.

The result indicates that CR, DER, TATO, NPM, and ROI variables have not significantly influence to stock income growth and partially.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dituntut kemampuan dan kesiapan untuk menghadapi perubahan, seiring dengan laju perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan telah menghadapi perekonomian pasar bebas. Perusahaan-perusahaan tertantang untuk meningkatkan daya saing, agar dapat tetap bertahan dari persaingan yang ketat. Dalam persaingan akan terjadi seleksi, dan bagi perusahaan yang tidak mampu bertahan akan tersingkir dari kompetisi. Sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu mencari cara agar unggul dibandingkan pesaing mereka dalam mengelola perusahaan.

Perencanaan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dalam sebuah kompetisi. Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan diantara perusahaan-perusahaan lain, dengan melihat laba yang dihasilkan oleh perusahaan bagi pemiliknya. Selain dibutuhkan kinerja perusahaan yang baik dan ke sinergian setiap divisi, dibutuhkan juga perencanaan keuangan yang baik. Namun perencanaan yang baik dapat dihubungkan dengan kelemahan dan kekuatan perusahaan itu sendiri. Kekuatan perusahaan harus dapat dimengerti untuk bisa dimanfaatkan, dan kelemahan perusahaan harus diakui dan dicari solusi terbaik untuk menutupi kelemahan tersebut.

Laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban. Sedangkan pertumbuhan laba merupakan adanya peningkatan laba yang diperoleh


(14)

dibandingkan laporan keuangan periode tahun lalu. Pertumbuhan laba suatu perusahaan bisa saja mengalami kenaikan untuk tahun sekarang ini, namun juga bisa mengalami penurunan untuk tahun berikutnya. Oleh karena itu untuk meningkatkan laba dibutuhkan perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik. Salah satu analisis untuk menciptakan perencanaan keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis ratio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua elemen dalam laporan keuangan yang harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterpretasikan untuk mengetahui kondisi keuangan atau kinerja perusahaan pada periode tertentu. Untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, rasio keuangan harus dibandingkan dengan hasil rasio keuangan pada periode sebelumnya.

Ada berbagai kelompok rasio keuangan yang dapat digunakan manajer untuk perencanaan keuangan dan mengetahui kondisi keuangan serta kinerja perusahaan yaitu : rasio liquiditas, solvabilitas , profitabilitas. Rasio keuangan telah biasa digunakan dalam penelitian kinerja secara teoritis dan praktis, namun belum pernah diuji kemanfaatannya secara ilmiah. Secara teoritis, analisis laporan keuangan dikatakan mempunyai kegunaan apabila dapat dipakai untuk mengukur dan memprediksi fenomena ekonomi. Sebab penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba, karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya tingkat pengembalian atau deviden yang harus dibayarkan ke pada pemegang saham atau bagi calon investor sebagai cerminan untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi atau tidak. Pertumbuhan laba juga penting bagi manajemen perusahaan,sebagai


(15)

ukuran kinerja dan sebagai alat untuk merencanakan aktivitas perusahaan pada periode mendatang. Pertumbuhan laba juga penting bagi krediitur, sebagai perimbangan untuk memberi kredit atau tidak.

Penelitian mengenai rasio-rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa secara keseluruhan rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio-rasio keuangan yaitu debt to equity, net profit, total asset turn over, ROA, ROE. Secara stimulan dapat mempengaruhi prediksi pertumbuhan laba. Dan berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk menganalisis rasio keuangan yang diduga saat rasio keuangan bertumbuh akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dengan harapan penelitian ini kelak akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan,terlebih bagi pihak yang akan berinvestasi dalam perusahaan. Sehingga pengambilan keputusan untuk berinvestasi memiliki pondasi yang lebih pasti. Dengan analisis yang cermat untuk mengevaluasi keuntungan yang diharapkan dari investasi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian terdahulu. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan untuk periode laporan keuangan tahun 2008-2010 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap


(16)

Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 “.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. apakah current ratio, berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. apakah Debt to Equity Ratio, berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. apakah Total Asset Turn Over berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

4. apakah Net Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

5. apakah Return On investment berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?


(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan ( current ratio, debt to equity, total asset turn over,net profit margin dan return on investment ratio ) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,maupun pihak-pihak seperti :

1. Bagi peneliti. Yaitu sebagai bahan masukan dan gambaran mengenai pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.

2. Bagi perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan bila berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba dan memberikan gambaran kinerja perusahaan dan perencanaan aktifitas perusahaan kedepan. 3. Bagi investor. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar

pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana investor memiliki dasar pondasi dan perencanaan yang pasti dalam berinvestasi dengan becermin terhadap kondisi rasio keuangan perusahaan terdahulu maupun saat ini .

4. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan


(18)

mengenai pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4). Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

Menurut Stice, et al(2009:791) “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu”. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada.


(20)

Menurut Kasmir (2008:66) “agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan”. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.

Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam buku Stice, et al (2009:792) “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini :

1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.

2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.

3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.

4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat


(21)

memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.

Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu

Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akann terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.

Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. dengan


(22)

mengetahui hal tersebut, diharapkan perusahaan mampu untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating)

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain : 1) dapat menilai prestasi perusahaan.

2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan.

3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:

a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan

c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas

g. Indikator pasar modal

4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.


(23)

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan anlisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;

6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.2 Rasio Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan atau analisis rasio ( ratio analysis )” merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild, Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan


(24)

aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.

Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi arimatika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.

Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

1. Rasio Likuiditas


(25)

memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.

Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.

Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Menurut Simamora (2000:523) “untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan.

Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Rasio likuiditas menurut Simamora (2000:524) “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti


(26)

current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.

Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah rasio likuiditas. Namun tidak semua rasio likuditas yang akan diuji, hanya rasio lancar (current ratio). Seperti yang dikemukakan Subramanyam dan Wild (2010:45) “rasio likuiditas yang paling penting adalah rasio lancar”. Rasio lancar menurut Kasmir (2008:134) “merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Rasio lancar mengukur tingkat kemampuan dan keamanan perusahaan, yaitu ketersediaan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban.

Menurut Stice, et al (2009:806) “rasio lancar adalah sebuah ukuran tidak langsung atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang akan datang. Rasio-rasio berdasarkan arus kas dari kegiatan operasi memberikan indikasi langsung terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang cukup untuk memenuhi prediksi jumlah kas yang harus dipenuhi”. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam (2010:44)

Current Ratio = AktivaLancar

KewajibanLancar x 100%

2. Rasio Solvabilitas

Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan


(27)

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild, Subramanyam. 2010:46). Menurut Rahardjo (2008:118) “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.

Menurut Kasmir (2008:155) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, time interest earned, dan fixed charge coverage”. Sedangkan menurut Samosir (2000:533) ada dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitas(debt to equity ratio) dan rasio waktu perolehan bunga(times interest earned).

Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio debt to equity ratio. Menurut Kasmir (2008:157) “debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan.


(28)

Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

Bagi setiap perusahaan akan berbeda rasio debt to equity rasio,tergantung karakteristik perusahaan dan arus kasnya. Menurut Wild, Subramanyam (2010:44) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas ( debt to equity rasio)

Debt to Equity Ratio = TotalKewajiban

EkuitasPemegangSahamx 1kali

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas (cash turover), rasio perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset turnover).

Rasio aktivitas yang menjadi fokus dan variabel pada penelitian ini adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Wild, Subramanyam (2010:45)


(29)

Perputaran Total asset = penjualan

rata−ratatotalasset x 1 kali

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a. Gross Profit margin

b. Net Profit Margin 2. Return On Investment (ROI) 3. Return On Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham

Rasio profitabilitas yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah profit margin dan ROI(return on investment). Profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rasio profit margin yang menjadi variabel adalah net profit margin yang merupakan ukuran keuntungan antara laba setelah beban bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir. 2008:200).

Rumus untuk mengukur net profit margin menurut Wild, Subramanyam (2010:45)


(30)

Net Profit Margin(margin laba bersih) =���������ℎ

��������� x 100 %

ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir. 2008:202). Menurut Rahardjo (2007:121) “ROI adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan seluruuh aktiva perusahaan”.ada tiga keutungan dari ROI menurut Govindarajan, et al (2005:349) yaitu :

1. ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini;

2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut;

3. ROI merupakan ukuran denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya. Rumus untuk mengukur ROI sebagai berikut

Return On Invesment (ROI) =EarningAfterInterestandTax TotalAsset x

100%

2.1.3 Pengertian Laba

Laba atau keuntungan meruapakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Laba dapat didefenisikan dengan pandanngan yang berbeda-beda, menurut Wild, Subramanyam (2010:109) “laba (income) disebut juga profit merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang diyatakan dalam istilah keuangan”. Sedangkan, menurut stice,et al (2009:200) “ laba adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan di


(31)

akhir periode masih sama baiknya dengan awal periode”. Tujuan dari laporan laba rugi adalah untuk menjelaskan dan menentukan laba suatu usaha pada satu periode.

Laba memiliki dua peran yaitu sebagai :

1. Menyediakan pengukuran perubahan kekayaan pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang.

2. Sebagai indikator profitabiltas perusahan.

Menurut Kasmir (2008:303) “ laba yang diperoleh perusahan terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Laba kotor (gross profit) artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan

2. Laba bersih net profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak.

Laba dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :

a. Laba kotor

Menurut Stice, et al(2009:215) laba kotor “adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dan penjualan bersih”. Apabila perusahaan tidak memperoleh hasil yang cukup dari penjualan barang atau jasa untuk menutupi beban yang langsung terkait dengan barang atau jasa tersebut, maka akan sulit bagi perusahaan untuk tetap bertahan.


(32)

Menurut Stice, et al(2009:216) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Beban operasi adalah seluruh beban operasi kecuali beban bunga dan pajak penghasilan”. Laba operasi menunjukkan kinerja perusahaan melakukan aktivitas khusus dari bisnis.

c. Laba sebelum pajak penghasilan

Menurut Rahardjo (2007:83) “laba sebelum pajak penghasilan bisa diperoleh dari laba usaha perusahaan ditambah dengan jumlah pendapatan(beban) lain-lain. Bila jumlah pendapatan lain-lain lebih besar dari pada beban lain-lain, maka akan berdampak positif terhadap laba sebelum pajak penghasilan;demikian pula sebaliknya”.

2.1.4 Pertumbuhan Laba

Salah satu tujuan utama perusahan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal, laba merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk mengetahui kinerja manajemen. Setiap perusahaan pasti mengingikan adanya pertumbuhan laba, adanya pertumbuhan laba dapat menjadi indikator mengukur keberhasilan manajemen untuk mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan yaitu :


(33)

1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jaul per unit. 2. Naik turunnya harga pokok penjualan.

3. Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.

4. Naik turunya tingkat bungan pinjaman (biaya modal asing).

5. Naik turunnya pos penghasilan oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan perubahan tingkat kebijakan dalam pemberian diskon.

6. Naik turunnya pajak yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tingkat rendahnya relatif pajak.

7. Adanyan perubahan dalam metode akuntansi.

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen Dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang dipengaruhi oleh komponen laporan keuangan misalnya perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban, perubahan penjualan, perubahan tarif pajak penghasilan, dan lain-lain.

2.1.5 Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4). Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

Rasio keuangan merupakan alat dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas dan


(34)

memiliki hubungan ekonomis. Rasio keuangan telah menjadi acuan bagi pihak internal maupun eksternal dalam perusahaan untuk mengambil keputusan. Rasio keuangan telah menjadi tolak ukur untuk menilai sebuah perusahaan.

Pertumbuhan rasio keuangan mengindikasikan pertumbuhan laba, misalnya perputaran aset. Perputaran asset yang tinggi menunjukkan bahwa perusahan efisien dan efektif mengelola asset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Penjualan yang meningkat akan menghasilkan laba.

Perubahan laba yang ditampilkan dalam analisis laporan keuangan menunjukkan adanya pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik, sebaliknya. Jika perusahaan dalam interpretasi analisis laporan keuangan menunjukkan adanya kondisi menurun dalam pertumbuhan laba maka perusahaan tersebut dalam kondisi yang tidak baik.

Dalam hal ini pihak manajemen akan mengemukakan alasan-alasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya analisis laporan keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Dan solusi yang diperlukan untuk meningkatkan perubahan laba dan atau mempertahankan pertumbuhan laba yang dialami oleh perusahaan.


(35)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 . Devi Sriasih Meliala (2010) Variabel independen: Operating Income to Sales, Gross Profit Sales,

Leverage Ratio Variabel Dependen:

Pertumbuhan laba

Secara simultan Operating Income to

Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Pengujian secara parsial

Operating Income to Sales berpengaruh positif, Gross Profit Sales, Leverage Ratio

tidak berpengaruh secara signifikkan terhadap pertumbuhan laba. 2 . Ade Afrina Pulungan (2010) Variabel independen: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset

Turnover, Gross Profit Margink

Variabel Dependen: Perubahan Laba

Secara simultan Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit

Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Pengujian secara parsial Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset

Turnover, Gross Profit Margin tidak berpengaruh secara signifikkan terhadap laba.


(36)

No Peneliti (Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Hasil Penelitian 4 . Evy Melinda Simarmata (2010) Variabel independen: Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Return on

Equty variabel dependen: Pertumbuhan Laba

Secara simultan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Return on

Equty berpengaruh terhadap pertumbuhan

laba

Secara parsial hanya Debt Ratio berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba.

5 .

Meilina Sari (2009) Variabel independen: Current Ratio, Debt

Ratio, Total Asset Turnover, Return on

Asset, Return on Equity, Gross Profit

Margin, dan Perubahan Laba

Secara simultan, hasil penelitian ini

menunjukkan current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin berpengaruh

terhadap perubahan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap perubahan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sumber data diolah penulis. 2012

Meliala (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Laporan Keuangan Dengan Prediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI. Variabel independen


(37)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Operating Income to Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara secara simultan Operating Income to Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial Operating Income to Sales berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Gross Profit Sales dan Leverage Ratio tidak berpengaruh secara signifikan.

Lubis (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Mnaufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin, Market Book Value. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur dengan sampel 30, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara secara simultan rasio keuangan berhubungan dengan pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba dan variabel Market Book Value tidak berpengaruh sama sekali.


(38)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Variabel Independen:

Variabel dependen:

P E R T U M

B U H A N Curren Ratio

(X1)

Debt To Equity Ratio (X2)

Total Asset Turnover (X3)

Net Profit Margin (X4)

Return On Investment (X5)


(39)

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.

H1 : Curren Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

H2 : Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

H3 : Total Asset Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

H4 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

H5 : Return On Investment berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur

H6 : Rasio keuangan secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisa hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009 dan 2011 yang berjumlah 30 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina, 2007:74).


(41)

Tehnik pengambilan sampel adalah tehnik purposive Sampling, yaitu suatu tehnik pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria pengambilan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008,

2009, dan 2010

2. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut tidak didelisting pada tahun 2008, 2009, dan 2010

3. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2008, 2009, dan 2010

4. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut memiliki laba bersih pada tahun 2008, 2009, dan 2010

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 30 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kriteria diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria

No Kode Sampel

Kriteria

1 2 3 4

1 ADES PT.Akasha Wira Internasional Tbk.    

2 ASII PT Astra Internasional Tbk.    

3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk.    

4 GGRM PT Gudang Garam Tbk.    

5 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk .

   

6 INAF PT Indofarma Tbk.    

7 INDF PT Indofood Sukser Makmur Tbk    

8 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk.    

9 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.    

10 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk.    

12 MERK PT Merck Tbk.    


(42)

No Kode Sampel Kriteria

1 2 3 4

14 MYOR PT Mayora Indah Tbk.    

15 RMBA PT Bentoel Internnasional

Investama Tbk    

16 ROTI PT NipponIndosari Corpindo Tbk .    

17 SMGR PT Semenn Gresik (persero) Tbk.    

18 ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk.    

19 STTP PT Siantar Top Tbk.    

20 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk    

21 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk    

22 INTP PT Indocement Tunggla Prakarsa

Tbk    

23 PYFA PT Prydam farma Tbk    

24 SQBI PT Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk    

25 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk    

26 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk    

27 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk    

28 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk    

29 TBLA PT Tunas Batu Lampung Tbk    

30 DLTA PT wijaya Karya (Persero) Tbk    

Sumber : Data diolah penulis 2012

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003:124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, dan 2010 yang berasal dari Erlina (2008:36) “data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya.


(43)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Pola penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaiut melalui jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari untuk memperoleh mengenai laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalal variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat)

3.5.1 Variabel independen (bebas)

Menurut Sugiyono (2006:3) variabel independen adalah “variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen pada penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, net profit margin, dan return on investment.

a. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.

Current Ratio = ������������


(44)

b. Debt to Equity

Debt to equity adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang

Debt to Equity = ���������

����������� x 1kali

c. Total Asset Turnover

Total asset turnover adalah rasio untuk mengukur jumlah utang dengan equitas perusahaan yang ada.

Total asset turover = ��������

���������� x 1 kali

d. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio untuk mengukur keuntungan perusahaan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan.

Net profit margin = �����������������

�������� X 100%

e. Return on Investment

Return on investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang ada.

Return on investment = �����������������������

���������� x 100% 3.5.2Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2006:3) variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varabel bebas”. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pertumbuhan


(45)

laba. Untuk menghitung pertumbuhan laba dalam penelitian ini digunakan laba bersih. Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba adalah sebagai berikut :

PertumbuhanLaba= LababersihTahunt − LababersihTahunt−1

LababersihTahunt−1 x 1kali

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata– rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian.

3.6.2Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17 for windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asusmsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:102), tujuan uji normalitas data adalah untuk “mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Dengan melakukan uji


(46)

Kolmogorav-Smirnov terhadap model yang diuji, cara ini dapat mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka residual tidak memiliki distribusi nirmal.

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, mmaka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor (VIF). VIF merupakan suatu jumlah yang menunjukkan variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini:


(47)

Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolineritas Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas

Jika tolerance > 0.01, maka terjadi multikolinearitas Jika tolerance < 0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis menetukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005:95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk


(48)

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.

3.7 Pengujian Hipotesis

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi pertumbuhan laba.

Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e Keterangan :

Y = perubahan laba

βo = konstanta

X1 = current ratio X2 = debt to equity ratio X3 = total asset turn over X4 = net profit margin X5 = return on investment

β1, β2.... β5 = koefisien regresi e = variabel pengganggu

a. Uji Signifikan Simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah smeua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan Fhitung dengan ketentuan :

Jika Fhitung < F Tabel pada α 0.05, maka H1 ditolak Jika Fhitung > F Tabel pada α 0.05, maka H1 diterima.


(49)

b. Uji Signifikan Parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan ketentuan :

Jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka H1 ditolak


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data dalam penelitian ini

diperoleh dari situsIndonesian Capital

Market Directory ( ICMD). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif dari tahun 2008-2010. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 30 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2008- 2010.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS17.


(51)

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur N

o Kode Sampel

1 ADES PT.Akasha Wira Internasional Tbk.

2 ASII PT Astra Internasional Tbk.

3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk.

4 GGRM PT Gudang Garam Tbk.

5 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk .

6 INAF PT Indofarma Tbk.

7 INDF PT Indofood Sukser Makmur Tbk

8 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk.

9 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

10 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

11 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.

12 MERK PT Merck Tbk.

13 MRAT PT Mustika Ratu Tbk.

14 MYOR PT Mayora Indah Tbk.

15 RMBA PT Bentoel Internnasional Investama Tbk.

16 ROTI PT NipponIndosari Corpindo Tbk .

17 SMGR PT Semenn Gresik (persero) Tbk.

18 ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk.

19 STTP PT Siantar Top Tbk.

20 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

21 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk

22 INTP PT Indocement Tunggla Prakarsa Tbk

23 PYFA PT Prydam farma Tbk

24 SQBI PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

25 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

26 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

27 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk

28 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

29 TBLA PT Tunas Batu Lampung Tbk

30 DLTA PT wijaya Karya (Persero) Tbk

4.2 Analisis Data Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu


(52)

data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata–rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskrptif dari sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2008-2010 disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

CR 90 .03 8.84 2.5077 1.89637

DER 90 .14 8.44 1.1144 1.07915

TATO 90 .10 3.24 1.1626 .57510

NPM 90 -6.30 1.20 .0380 .69492

ROI

Pertumbuhan laba

90 90

-61.85 -25.12

41.16 133.80

10.9694 1.6325

14.19744 14.44335

Valid N (listwise)

90

Sumber : Output SPSS, data diolah oleh penulis (2012)

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai minimum 0.03 dan nilai maksimum 8.84 dengan rata-rata sebesar 2.5077 dan standar deviasi 1.89637. Hal ini menunjukkan nilai minimun CR perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah 0.03 dan nilai maksimum sebesar 8.84 dengan rata-rata nilai CR sebesar 2.5077 dengan standar deviasi 1.89637 dan jumlah sampel (N)


(53)

b. Variabel Debt Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 0.14 dan nilai maksimum 8.44 dengan rata-rata sebesar 1.1144 dan standar deviasi 1.07915. Hal ini menunjukkan nilai minimun DER perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah 0.14 dan nilai maksimum sebesar 8.44 dengan rata-rata nilai DER sebesar 1.1144 dengan standar deviasi 1.07915 dan jumlah sampel (N) adalah 90.

c. Variabel Total Asset Turn Over (TATO) memiliki nilai minimum 0.10 dan nilai maksimum 3.24 dengan rata-rata sebesar 1.1626 dan standar deviasi 0.57519. Hal ini menunjukkan nilai minimun TATO perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah 0.10 dan nilai maksimum sebesar 3.24 dengan rata-rata nilai TATO sebesar 1.1626 dengan standar deviasi 0.57519 dan jumlah sampel (N) adalah 90.

d. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai minimum -6.30 dan nilai maksimum 1.20 dengan rata-rata sebesar 0.380 dan standar deviasi 0.69492. Hal ini menunjukkan nilai minimun NPM perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah -6.30 dan nilai maksimum sebesar 1.20 dengan rata-rata nilai NPM sebesar 0.380 dengan standar deviasi 0.69492 dan jumlah sampel (N) adalah 90.

e. Variabel Return On Investment (ROI) memiliki nilai minimum -61.85 dan nilai maksimum 41.16 dengan rata-rata sebesar 10.9694 dan standar


(54)

deviasi 14.19744. Hal ini menunjukkan nilai minimun ROI perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah -61.85 dan nilai maksimum sebesar 41.16 dengan rata-rata nilai ROI sebesar 10.9694 dengan standar deviasi 14.19744 dan jumlah sampel (N) adalah 90.

f. Variabel Pertumbuhan Laba memiliki nilai minimum -25.12 dan nilai maksimum 133.80 dengan rata-rata sebesar 1.6325 dan standar deviasi 14.44335. Hal ini menunjukkan nilai minimun Pertumbuhan Laba perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah -25.12 dan nilai maksimum sebesar 133.80 dengan rata-rata nilai pertumbuhan laba sebesar 1.6325 dengan standar deviasi 14.44335 dan jumlah sampel (N) adalah 90.

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

Ho : data residual berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal.


(55)

Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 14.0636080

1

Most Extreme Differences Absolute .394

Positive .394

Negative -.338

Kolmogorov-Smirnov Z 3.742

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data diolah oleh penulis (2012)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.3 terlihat bahwa besarnya nilai kolmogorov-Smirnov adalah 3.742 dan nilai asymp. Sig (2-tailed) adalah 0.000. Nilai signifikan teryata lebih kecil dari 0.05, maka Ha diterima yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya.


(56)

Untuk mengatasi data yang berdistribusi tidak normal ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural (Ln) yaitu dari Pertumbuhan Laba = f(CR, DER, TATO, NPM, ROI) menjadi Ln_Pertumbuhan Laba = f(Ln_CR, Ln_DER, Ln_TATO, Ln_NPM, Ln_ROI). Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasikan sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 64 pengamatan. Kemudian data diuji kembali berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil penelitian pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov setelah transformasi.


(57)

Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.38860807

Most Extreme Differences Absolute .114

Positive .114

Negative -.109

Kolmogorov-Smirnov Z .911

Asymp. Sig. (2-tailed) .378

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data diolah oleh penulis (2012)

Dari hasil pengolahan data Tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,911 dan signifikan pada 0,378. Nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat pada grafik histogram dan grafik p-plot data.


(58)

Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data diolah penulis, 2012

Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel pertumbuhan laba berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.


(59)

Gambar 4.2 Grafik normal P-P Plot Sumber : Data diolah penulis, 2012

Grafik normal p-p plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


(60)

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinearitas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Situmorang, et al,2008:104):

1) Jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

2) Jika nilai Tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.5 Uji Multikolineritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LNCR .385 2.596

LNDER .383 2.612

LNTATO .855 1.169

LNNPM .696 1.436

LNROI .690 1.449

a. Dependent Variable: LNpertumbuhanlaba Sumber : Diolah peneliti (2012)


(61)

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan seluruh nilai Tolerance > 0,1 dan seluruh nilai VIF < 10. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa semua data (variabel) tidak terkena atau terjadi multikolinearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas.

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:65).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model regresi dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model regresi tersebut. Analisis terhadap gambar scatterplot yang menyatakan bahwa suatu model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas apabila titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka 0 serta penyebaran titik-titik data tersebut tidak berpola. Berikut ini adalah gambar scatterplot untuk model regresi dalam penelitian ini.


(62)

Gambar 4.3

Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data diolah penulis, 2012

Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Pertumbuhan Laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen CR, DER, TATO, NPM dan ROI.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Dalam uji autokolerasi ini kita dapat menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk


(63)

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (D-W). Hasil uji Durbin-Watson ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

.411a .169 .098 1.44722 1.824

a. Predictors: (Constant), LN ROI, LN CR, LN TATO, LN NPM, LN DER b. Dependent Variable: LN_Pertumbuhan Laba

Sumber : Diolah penulis, 2012

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1) Nilai D-W lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari dl maka tidak ada autokorelsi positif

2) Nilai D-W lebih besar dari 4-dl dan lebih kecil dari 4 maka ada autokorelsi positif

3) Nilai D-W lebih besar du dan lebih kecil dari 4-du maka tidak ada korelasi negative, tidak ada autokorelasi positif atau negative.

Dari hasil tabel diatas diketahui bahwa nilai nilai D-W adalah : 1.7672<1.824>2.2328 yang berarti termasuk pada kriteria ketiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.


(64)

4.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis. Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7

Model summary

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson .

411a

. 169

.098 1.44

722

1.82 4 a. Predictors: (Constant), LN ROI, LN CR, LN TATO, LN NPM, LNDER b. Dependent Variable: LN_Pertumbuhan Laba

Sumber : Diolah penulis, 2012

Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0.411 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba dengan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin dan Return On Investment mempunyai tingkat hubungan yang sedang, yaitu sebesar 41,1%. Tingkat hubungan yang sedang dapat dilihat pada tabel pedoman untuk memberi interprestasi koefisien korelasi.


(65)

Tabel 4.8

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan

0.000-0.199 Sangat rendah

0.200-0.399 Rendah

0.400-0.599 Sedang

0.600-0.799 Kuat

0.800-1.000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyo (2006:183)

Nilai Adjusted R Square atau koefisien adalah sebesar 0,098. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan laba mampu dijelaskan oleh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin dan Return On Investment sebesar 9,8% sedangkan selebihnya sebesar 90,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 1.44722. Standard error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard error of the estimate juga bisa disebut standar deviasi, standard error of the estimate dalam penelitian ini sebesar 1.44722. semakin kecil standard error of the estimate berarti model semakin baik.

4.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menilai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin dan Return On


(66)

Investment secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Dalam uji-F digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : α =b1, =b2, =b3, b4,b=5 =0 artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin dan Return On Investment secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,

Ha : α ≠b1, ≠b2, ≠b3, b4, b≠5 ≠0 artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin dan Return On Investment secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifkansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan:

- jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%, - jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hasil Uji Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 24.733 5 4.947 2.362 .051a

Residual 121.479 58 2.094

Total 146.212 63


(67)

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 24.733 5 4.947 2.362 .051a

Residual 121.479 58 2.094

Total 146.212 63

a. Predictors: (Constant), LNROI, LNCR, LNTATO, LNNPM, LNDER b. Dependent Variable: LNpertumbuhanlaba

Sumber : Diolah penulis, 2012

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) pada Tabel 4.9 di atas didapat F-hitung sebesar 2,362 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,051. Sedangkan F-tabel diketahui sebesar 2.3733 Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung< F-tabel (2.362 < 2,3733) maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin dan Return On Investment secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di B


(68)

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) .819 .950 .862 .392

LNCR -.254 .471 -.104 -.540 .591

LNDER .287 .328 .169 .872 .387

LNTATO -.673 .421 -.207 -1.601 .115

LNNPM .367 .268 .196 1.370 .176

LNROI -.171 .214 -.115 -.799 .428

a. Dependent Variable: LNpertumbuhanlaba Sumber : Diolah penulis, 2012

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

LN_Y = 0, 819 – 0, 254 LN_X1 + 0,287LN_X2 – 0,673LN_X3 + 0,367LN_X4 – 0,171LN_X5 + e

Keterangan :

1) konstanta sebesar 0, 819 menunjukkan bahwa apabila variabel independen ditiadakan maka pertumbuhan laba adalah sebesar 0.819, 2) b1 sebesar -0,254 menunjukkan bahwa setiap kenaikan current ratio

sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar -0,254 dengan asumsi variabel lain tetap.

3) b2 sebesar 0,287 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,287 dengan asumsi variabel lain tetap.


(1)

secara serentak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji Sigifikansi Parsial (T-Test)

Tabel 4.2 Coefficientsa odel Uns tandardize d Coefficien ts tand ardi zed Coe ffici ents i g . td. Err

or eta

C on st an t) 81 9 95 0 86 2 3 9 2 N C R .2 54 47 1

.104 .5

40 5 9 1 N D E R 28 7 32 8

169 87

2 3 8 7 N T A T O N N P M N R O I .6 73 36 7 .1 71 42 1 26 8 21 4 .207 196 .115 1. 60 1 .3 70 .7 99 1 1 5 1 7 6 4 2 8

a. Dependent Variabel: LNpertumbuhanlaba

6) Pengaruh Current Ratio

terhadap pertumbuhan laba

• . Nilai signifikansi untuk t-hitung CR adalah 0.392 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

.

• Pengaruh Debt Equity Ratio

terhadap pertumbuhan laba.

Nilai signifikansi untuk t-hitung DER adalah 0.591 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian

DER secara parsial tidak


(2)

laba pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95% .

• Pengaruh Total Asset Turn Over

terhadap pertumbuhan laba.

Nilai signifikansi untuk t-hitung TATO adalah 0.115 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian

TATO secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

• Pengaruh Net Profit Margin

terhadap pertumbuhan laba.

Nilai signifikansi untuk t-hitung NPM adalah 0.176 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian

NPM secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan

manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

• Pengaruh Return On Investment

terhadap pertumbuhan laba.

Nilai signifikansi untuk t-hitung ROI adalah 0.428 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian ROI secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

IV. KESIMPULAN DAN

SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat


(3)

diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, net profit margin dan

return on investment terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu.

2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, net profit margin dan return on investment terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil peneltian ini mendukung dengan hasil penelitian terdahulu.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

• Bagi Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan pertumbuhan laba karena pertumbuhan laba akan menentukan besarnya tingkat pengembalian atas investasi.

• Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang juga sebaiknya menambah variabel

Independen yang masih

berbasis pada rasio keuangan.


(4)

Brigham, Eugene dan Joel F. Houston, 2001. “Manajemen Keuangan”,

Edisi Kedelapan, Buku Kedua, Terjemahan Dodo Suharto, Herman Wibiwo: Editor, Yanti Sumiharti, Wisnu Chandra Kridhaji, Erlangga, Jakarta.

Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2003,

Teori Akuntansi. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

David, Fred, 2004. “Managemen Strategis”, Edisi Ketujuh, Terjemahan Alexander Sindoro: Editor Widyantoro, Indeks , Jakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007.

“Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan

Manajemen”, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2011. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif”, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Govindarajan, Vijay dan Robert N Anthony, 2005. “Sistem Pengendalian Management”, Edisi Kesebelas, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2006. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

.

Indonesia Stock Exchange, 2011.

“Laporan keuangan/detail/soft copy laporan keuangan”.

Kasmir, 2008. “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomis”, Erlangga, Jakarta. Rahardjo, Budi, 2007. ”Keuangan dan

Akuntansi”, Graha Ilmu, Yogyakarta..

Simamora, Henry, 2000. “Akuntansi :

Basis Pengambilan Keputusan”, Jilid Dua,

Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2000.

“Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep,

Aplikasi dalam Perencanaan, ,Pengawasan dan Pengambilankeputusan” Edisi Baru, Cetakan keempat, . Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta..

____, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006. “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan


(5)

Kesembilan”, CV Alfabeta, Bandung.

Wild, John J dan K.R, Subramanyam, 2010. “Analisis Laporan Keuangan”, Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(6)