Sudahkah Anda menjadi penjala orang

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?
Teks: Yohanes 1:35-51; Mark. 1:17; Mat. 13:47
Waktu: sabtu, 23 agustus 2014, pk. 18:00
Waktu: sabtu 30 agustus 2014, pk. 18.00

Pendahuluan
Selamat malam bapak ibu sekalian yang dikasihi Tuhan, terimakasih atas kesempatan yang
diberikan untuk menyampaikan renungan pada malam hari ini. Dalam kesempatan yang
baik ini, saya ingin mengajak bapak ibu sekalian untuk merenungkan Yoh. 1:35-51
bersama-sama dengan Mark. 1:17 dan Mat. 13:47. Renungan ini antara lain berangkat dari
keprihatinan saya akan situasi pertumbuhan gereja kita yang cenderung stagnan. Saya
terinspirasi artikel Joseph Castleberry yang judulnya "The Kingdom Net: Learning to
network like Jesus" atau belajar membangun jaringan seperti Yesus.[1]
Sebelum saya melanjutkan, saya ingin menanyakan 2 hal:
1. Sudah berapa orang yang selama ini telah kita bawa kepada Tuhan?
2. Maukah kita belajar bagaimana cara menjadi penjala orang?

Jaring jaring nelayan, jaringan dan menjala manusia
Jika kita membaca Mat. 13:47 maka kita akan lebih memahami konteks kehidupan nelayan.

Terjemahan versi KJV berbunyi: "The kingdom of heaven is like unto a net." Di laut nelayan
menebarkan pukat untuk menangkap ikan. Apa itu pukat? Yang dimaksud dengan pukat itu
seperti jaring biasa, hanya diikat di kerangka yang terbuat dari bambu atau kayu. Setelah
pukat berisi ikan, maka pukat akan diangkat dan ikan akan dipilah-pilah.
Yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara menjala manusia dan menjala ikan. Orang
menjala ikan menggunakan jaring-jaring, dan Tuhan Yesus mengajarkan kita menjala
manusia, artinya jangan menggunakan pancing, karena banyak orang tidak suka dipancing
menjadi kristen. Misalnya dipancing dengan sembako, dengan ibadah yang diiringi artis
terkenal dst. Tapi kalau kita menggunakan jaringan (network) yang kita kenal, maka akan
lebih mudah untuk menjala manusia.
[1]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Ada sebuah contoh dari catatan sejarah. Seorang penginjil di jawa timur pada abad 19 yang
kerap disebut dengan akrab sebagai mbah Cullen memperkenalkan syahadat Kristen di
antara orang-orang Jawa. Bunyi syahadat tersebut mirip dengan syahadat biasa tapi diganti
sedikit, menjadi: "lha ilaha illallah, Isa putra Maryam Rohullah." Pada waktu itu sebutan
untuk Yesus Kristus di jawa timur adalah Isa ruhullah (sekarang Isa Almasih). Dengan cara
itu, umat yang belum percaya mudah untuk mengikuti karena syahadat Kristen itu sangat

sederhana dan juga mereka tidak perlu harus dibaptis. Tambahan lagi, gelar Isa Almasih
sebagai Ruhullah dan Kalimatullah memang ada disebut dalam Quran (QS Al Anbiyaa'
ayat 21). [2]
Pesan cerita ini kiranya adalah orang yang belum percaya akan lebih mudah diajak menjadi
pengikut Tuhan jika : 1. Diperkenalkan oleh orang-orang yang mereka kenal dan dengan
bahasa yang mereka pahami, 2. Tidak memerlukan proses yang ribet. Saya kira kita perlu
banyak belajar dari mbah Cullen tentang menjala manusia. Kita juga perlu belajar tentang
riwayat para penginjil di tanah jawa seperti Kiai Sadrach [3][5] dan Kiai Ibrahim Tunggul
Wulung. [4]

Pelajaran yang lain tentang menjaring manusia dapat kita peroleh dari Injil Yohanes 1:3551. Kalau kita pilah prosesnya, maka ada 3 langkah di situ:

Yohanes pembaptis -> Andreas -> Yesus
Andreas->Simon Petrus-> Yesus
Yesus-> Filipus -> Natanael

Jadi dari Andreas yang mendengar tentang kesaksian Yohanes pembaptis tentang Yesus,
maka ia membawa seekor ikan tangkapan baru yaitu Simon Petrus. Sedangkan Filipus
memperkenalkan Natanael kepada Yesus. Itulah prinsip kerja jaringan, yaitu mulailah
dengan orang-orang di lingkaran pergaulan Anda, karena lebih mudah membawa seorang

teman kepada Yesus daripada seorang yang belum kita kenal. Lihat Gambar 1 di bawah ini.

[2]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Gambar 1. Penafsiran Yoh. 1:35-51 sebagai diagram jaringan (node diagram).[6]

Pekerjaan Rumah (PR)
Untuk menjadi penjala orang kita perlu ingat untuk mengerjakan 3 hal ini:
A. Network (jaringan)
B. Teamwork (kerja tim)
C. Prayerwork (berdoa)

Yang dimaksud dengan network adalah, kita mesti mulai membentuk jaringan orang.
Jaringan bisa terdiri dari orang percaya dan orang yang belum percaya. Cara yang mudah
adalah misalnya berkomunikasi dan menjaring teman baru via bbm, twitter atau facebook.
Untuk memulai kita bisa mencatat nanti di rumah, nama-nama 10 orang yang kita kenal
(termasuk teman dan keluarga) yang belum percaya Tuhan. Jika kita mau mendoakan 10
orang tadi selama kira kira 2 minggu maka Roh Kudus akan bekerja dalam hatinya, lalu kita

bisa mulai bercakap-cakap tentang pengalaman kita bersama Yesus. Tidak perlu berusaha
menggurui, cukup ceritakan pengalaman Bapak ibu saja. Ceritakanlah apa yang telah Tuhan
kerjakan dalam hidup anda, bandingkan dengan kesaksian orang buta yang disembuhkan
(Yoh. 9:25).
Jika kita mendoakan 10 orang tersebut mulai besok, maka dalam setahun mungkin 5
diantaranya akan mau ikut Tuhan. Jika ada 10 orang dari bapak ibu yang memenangkan 5
orang dalam setahun, maka jemaat Gereja kita akan bertambah 50 orang dalam setahun.
[3]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Itu sekitar 30 persen dari jumlah jemaat sekarang yang aktif. Fantastis bukan? Metode
jaringan ini istilah jawanya yaitu "gethok tular."
Selanjutnya teamwork, artinya perlu kita bekerja sebagai tim yang solid. Mungkin ada di
antara bapak ibu yang lebih tekun berdoa, ada yang pandai mengajar, ada yang bisa
memasak. Jika kemampuan yang beraneka ragam tersebut dikombinasikan, akan dapat
menjangkau orang-orang secara lebih efektif dengan cara saling mengisi.
Prayerwork berarti terus menerus mendoakan ke10 orang tadi selama setahun. Ya kalau
tidak bisa tiap hari, minimal seminggu sekali kita bawa mereka dalam doa syafaat. Saya
percaya bahwa Roh Kudus akan bekerja jika kita meminta dalam doa. (Mat. 7:7) Dengan

berdoa berarti kita melibatkan kuasa Tuhan dalam penginjilan kita, bukan sekedar usaha
manusia. Penginjilan dengan kuasa telah terbukti efektif di banyak daerah (Dalam konteks
pekabaran Injil, hal ini kerap disebut sebagai “power evangelism”).
A. Kalau mendoakan 10 orang rasanya berat, ada cara lain yang lebih mudah:
buatlah artikel renungan seminggu sekali dan posting di facebook.com atau
www.gkiblimbing.com, saya yakin dalam waktu relatif singkat artikel artikel tersebut akan
dibaca banyak orang. Tentunya kalau di facebook, anda tinggal klik add friend untuk
menambah teman anda minimal 50 orang, baru posting anda akan dibaca orang. Kalau
anda merasa tidak atau kurang berbakat menulis artikel, anda bisa mengutip ayat Alkitab
atau ucapan tokoh-tokoh Kristen yang dapat memotivasi. Mengklik add friend di facebook
tidak perlu ongkos dan tenaga, hanya perlu dua detik untuk mengklik Enter.
B. Atau ibu-ibu mungkin dapat mengundang beberapa anak di lingkungan sekitar
untuk bermain di rumah atau datang ke acara pesta ulang tahun anak Anda. Kemudian
dalam acara pesta bisa disisipkan lagu pujian dan renungan singkat. Cara lain yang sedikit
lebih sulit dan perlu keberanian adalah bersaksi saat datang ke acara kumpul-kumpul
seperti arisan.
D. Cara lain yang bisa dicoba adalah sering menyanyikan lagu pujian rohani di
manapun bapak ibu berada, dan kalau ada uang lebih, mungkin bisa membelikan dvd atau
kaset musik rohani bagi orang-orang yang anda cintai tersebut. Alasannya adalah kemauan
untuk bertobat adalah soal emosi, dan ini lebih mudah dipicu oleh musik, daripada secara

nalar atau kognitif. Adalah suatu kebenaran yang perlu diingat: tidak ada orang yang
menjadi Kristen karena kalah berdebat.
[4]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

E. Metode pelayanan alternatif lainnya antara lain adalah mengembangkan sekolah
minggu tambahan atau menjadi ketua kelompok tumbuh bersama. Adakah di antara anda
yang berminat menjadi ketua kelompok tumbuh bersama?

Ilustrasi
Dalam kesempatan sebelumnya saya pernah ceritakan bagaimana saya pada tahun 2009
pulang ke Jakarta dari Moskow dengan hanya berbekal 100 dolar di saku dan tiket
Moscow-Singapore, akibatnya saya hampir tersangkut di Bandara Changgi dan tidak bisa
pulang ke Jakarta. Sekarang saya mau mengisahkan kelanjutan cerita itu. Kira kira dua
bulan setelah itu, saya mengalami sakit di dada pada malam hari, saya tidak tahu entah itu
serangan jantung atau masuk angin tapi yang jelas sakit sekali. Terus saya berdoa kepada
Tuhan agar disembuhkan, ternyata Tuhan menjawab doa saya dan mengatakan bahwa saya
mesti bertobat dan mengaku dosa.
Karena itu keesokan harinya saya minta diantar ke seorang pendeta untuk mengaku dosa

dan dilayani doa pelepasan. Kira kira 30 menit setelah saya didoakan oleh pendeta dengan
tumpang tangan, saya mendengar Tuhan berbicara dalam hati saya: "Victor, apakah engkau
mengasihi Aku?" Saya menjawab: "Ya, Tuhan, Engkau tahu aku mengasihi-Mu." Lalu Tuhan
menjawab saya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kemudian pertanyaan itu diulang
sampai 3 kali, sehingga saya jadi teringat akan dialog Yesus dengan Petrus.
Kira kira 2 atau 3 malam berselang, saya kemudian mendengar Tuhan berbicara lagi
kepada saya, intinya adalah bahwa seharusnya saya dihukum karena selama saya bekerja,
saya tidak menghasilkan buah apapun, aktif di gereja juga tidak. Tuhan juga memanggil
saya untuk melayani Dia secara penuh. Karena itu saya memutuskan untuk keluar dari
pekerjaan lalu mulai pergi ke jalan-jalan di jakarta untuk mulai mempedulikan orang orang
miskin. Tapi karena saya tidak bekerja, maka tidak ada penghasilan jadi akhirnya beberapa
minggu kemudian saya putuskan untuk pulang ke kota asal saya. Ongkos transport saya
peroleh dari melego laptop yang saya beli di Moskow, dan hasilnya pas untuk beli tiket bis.
Sesampai di kota asal tersebut, saya belum tahu apa yang saya akan lakukan untuk
menjawab panggilan Tuhan tersebut. Jadi saya menemui pak Pendeta di gereja setempat
untuk tanya daftar jemaat yang sudah jarang hadir di kebaktian, dan saya mulai
mengunjungi mereka satu per satu. Memang tidak semua mau kembali ke gereja.
[5]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?


Selanjutnya, saya mulai menulis artikel-artikel dalam bahasa inggris dan saya taruh di
beberapa situs blog serta saya kirim ke berbagai koran (online) di luar negeri, tapi banyak
yang ditolak. Setelah mengumpulkan lebih dari seratus artikel, saya mulai bukukan dan
terbitkan di sebuah situs online. Tapi memang waktu itu (2010) saya belum menemukan
penerbit di luar negeri yang bersedia menerbitkan kumpulan artikel tersebut. Saya juga
mencoba menerjemahkan sebagian artikel tersebut ke dalam bahasa Indonesia dan
mengirimkannya ke beberapa penerbit di Indonesia, tapi tidak ada respons.
Saya juga mulai melibatkan diri di gereja, antara lain dalam tim pokja dan juga menjadi
guru sekolah minggu (gsm). Tentunya selama keterlibatan dalam tim pokja dan gsm saya
belajar untuk menggembalakan domba-domba yang dipercayakan kepada para gsm, yaitu
anak-anak.
Lalu saya tergerak untuk mengambil kuliah teologi sebagai bekal untuk pelayanan ke
depan, jadi setelah saya berdoa mohon petunjuk Tuhan, kemudian saya kuliah lagi mulai
agustus 2011 sampai sekarang. Syukurlah saat ini sudah selesai dengan hasil yang baik.
Setelah ini masih belum jelas Tuhan ingin saya melayani di mana, tapi prinsip saya adalah
kalau tidak menjadi pendeta, menjadi pengajar atau dosen juga tidak apa. Prinsip kedua
adalah pelayanan yang baik mesti berbuah, tapi karena saya masih kuliah, ditambah lagi
dana penginjilan tidak ada, maka cara terbaik adalah melayani umat Tuhan secara online,
antara lain dengan cara menerbitkan artikel-artikel saya di www.academia.edu. Beberapa

di antara artikel tersebut saat ini sudah dilihat lebih dari 800 orang, ada yang 500an dst.
Malah ada dua artikel yang telah dilihat oleh lebih dari 1000 orang. Kalau ditotal jumlah
orang yang melihat tulisan saya lebih dari 11000 orang (viewer). Jumlah viewer rata rata di
atas 50 orang per hari, atau sekitar 1500 orang per bulan, bahkan dua hari terakhir
pengunjung mencapai lebih dari 100 orang per hari dan halaman saya masuk dalam top
1% sejak minggu lalu (bisa dilihat di http://independent.academia.edu/VChristianto). Itu
adalah hasil kerja selama lebih kurang 2 tahun. Mungkin itulah yang dimaksud dengan
berbuah 100 kali lipat, dan 60 kali lipat. (Mat. 13:8)
Selain itu artikel artikel yang saya kumpulkan dari 2010 hingga 2012 saat ini sudah
diterima oleh salah satu penerbit Kristen di Jerman (Blessed Hope Publishing, Saarbrucken,
http://www.blessedhope-publishing.com), dan menjadi 3 buku yang saya rilis dengan
modal nol, alias hanya modal laptop dan email. Itulah cara Tuhan bekerja melalui saya,
[6]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

paling tidak sampai saat ini. Segala puji syukur bagi kemuliaan Tuhan. Soli Deo gloria!
Selain buku-buku kristen, kebetulan saya juga berminat pada bidang sains terutama
kosmologi, mungkin karena kosmologi memiliki kedekatan dengan teologi. Bulan lalu ada
buku saya yang baru rilis juga di Jerman (LAP Academic Publishing, Saarbrucken,

http://www.lap-publishing.com), yang intinya membahas bagaimana kita dapat
menerapkan Yohanes 1:1 dalam bidang kosmologi.[7] Dalam penafsiran saya, Yoh. 1:1
menunjukkan bahwa Logos itu memiliki pra-eksistensi, atau keberadaan sebelum
penciptaan. Karena Logos adalah Kristus, maka saya menyebut teori ini sebagai
Kristogenesis. Itu adalah upaya saya menjangkau beberapa orang ilmuwan bagi Kristus,
dan sejauh ini ada 2 orang ilmuwan senior dari India yang berminat untuk menulis tinjauan
ilmiah terhadap buku saya tersebut. Kedua ilmuwan India itu bukan kristen, tapi mereka
dapat memahami keyakinan saya.
Saya menceritakan kisah saya ini bukan untuk membanggakan diri saya sendiri, sebaliknya
saya hanya menceritakan apa yang sudah saya lakukan dalam 5 tahun terakhir dengan
biaya relatif kecil. Saya senang bisa berkenalan dan melayani bersama dengan bapak ibu
sekalian di sini. Saya sendiri masih terus belajar bagaimana bisa berbuah dan menjala
manusia di tengah konteks masyarakat yang majemuk. Tapi saya yakin, jika kita mau
membuka mata dan telinga untuk melihat berbagai peluang di sekeliling kita serta berpikir
sedikit lebih kreatif, maka banyak yang bisa dikerjakan asal kita mau. Saya yakin bapak ibu
sekalian yang dikasihi Tuhan juga memiliki kerinduan untuk mengembangkan lebih lanjut
pelayanan untuk memuliakan Tuhan khususnya untuk menjadi penjala manusia.

Beberapa pandangan yang keliru
Mungkin ada di antara bapak ibu yang dikasihi Tuhan yang membatin: "Kok mau maunya

sekolah teologi yang tidak ada duitnya, kerja di luar kan enak." Ya mungkin bagi sebagian
orang, studi teologi itu tidak banyak gunanya. Tapi saya selalu mengingat Yoh. 15:2 yang
intinya setiap ranting yang tidak berbuah akan dipotong oleh Tuhan, dan ranting yang
berbuah akan dibersihkan. Saya sering terpikir tentang pohon ara yang dikutuk oleh Yesus
karena tidak ada buahnya (lihat Mat. 21:19). Mungkin akan seperti itu jugalah nasib orang
orang Kristen yang terlalu santai dan tidak mengerjakan keselamatannya dengan takut dan
gentar.
[7]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Mungkin ada juga yang berpikir: "Kan tugas mencari domba itu pekerjaan pak pendeta
yang dibayar fulltime untuk melayani jemaat." Jawaban saya adalah kita semua adalah
ranting-ranting yang diharapkan untuk berbuah. Yang tidak berbuah nanti akan dipotong,
jadi tugas menjala manusia adalah tugas kita semua umat Kristiani, apalagi yang menjabat
jadi penatua.
Mungkin ada juga yang bertanya: "Kan saya belum kaya, bagaimana mungkin saya bisa
menjala orang?" Ijinkan saya mengutip Theodore Roosevelt: lakukan apa yang anda bisa,
dengan apa yang anda miliki, di tempat anda berada. ("Do what you can, with what you
have, where you are.") Artinya jangan menunggu sampai situasi kondusif, atau tunggu kalau
bapak ibu sekalian mendapat rejeki nomplok baru bersaksi, tapi carilah kesempatan
bersaksi di manapun dan kapan saja. Ingatlah, Yesus mengatakan bahwa bukan orang yang
sering berseru Tuhan, Tuhan, yang akan diterima dalam kerajaan surga, tapi yang mau
melaksanakan kehendak Tuhan, walaupun sulit. (Mat. 7:21)
Dari pengalaman saya, tampaknya ada dua jenis orang Kristen: jenis pertama, orang kristen
yang sering bertanya: "Apalagi yang Tuhan atau gereja bisa lakukan untuk saya?" Jenis
yang kedua agak berbeda, mereka sering bertanya: "Apalagi yang saya bisa lakukan untuk
Tuhan?" Menurut pendapat bapak ibu, manakah umat Kristen yang sebenarnya?

Penutup
Kita telah melihat bagaimana Yesus merintis gerejaNya sebagai sebuah jaringan, dan
memang gereja pada hakikatnya adalah jaringan orang-orang percaya untuk menjangkau
orang-orang lain yang belum percaya. Jika gereja tidak mau menjangkau orang-orang yang
belum percaya, maka tentu tidak akan berbuah.
Jadi, pertanyaan terakhir untuk kita renungkan:
- sudahkah kita mengerjakan pr kita untuk menjala manusia?
- Sudahkah kita menjangkau orang-orang di lingkaran terdekat kita? 10 orang saja kalau
kita kerjakan dengan tekun akan membuahkan hasil yang membawa sukacita.
Tuhan kiranya menolong bapak ibu sekalian menjadi penjala manusia di lingkungan
masing-masing. Tuhan memberkati bapak ibu sekalian.
Mungkin ada yang ingin memberikan komentar atau tanggapan? Silakan.

[8]

Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Amin

Ver. 1.0: 21 aug. 2014, ver. 1.1: 26 aug. 2014, ver. 1.2: 31 aug. 2014, ver. 1.3: 8 sept. 2014
Victor Christianto
Hp: (062) 0878-59937095
Email: victorchristianto@gmail.com
Url: http://independent.academia.edu/VChristianto
Url: http//www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
Url: http://www.facebook.com/vchristianto
Url: http://www.twitter.com/christianto2013
Skype, userid: vic1043
Line, username: Vic1043

Referensi:
[1] Joseph Castleberry, "The Kingdom Net: learning to network like Jesus," Enrichment
Journal, january 2014,
http://enrichmentjournal.ag.org/201401/201401_036_Network_LikeJesus.cfm
[2] tentang gelar Rohullah bagi Isa, lihat mis. Http://id.wikipedia.org/wiki/Isa
[3] biografi Kiai Sadrach, lihat http://biokristi.sabda.org/kiai_sadrach
[4] biografi Kiai Ibrahim Tunggul Wulung, lihat
http://id.wikipedia.org/wiki/Kiai_Ibrahim_Tunggul_Wulung
[5] Komunitas Kyai Sadrach, http://karangyoso.blogspot.com/2008/12/kyai-sadrach.html
[6] Victor Christianto, “How you can do evangelism with social network,” in V. Christianto,
Grace for you: 44 Guides for Living Inspired by Jesus Christ (Saarbrucken, Germany: Blessed
Hope Publishing, 2013), p. 171-175. Bisa diperoleh di http://www.morebooks.de atau
http://www.amazon.com.
[7] Victor Christianto, Seeking a Theory for the End of the World: Introduction to Fractal
Vibrating String (Saarbrucken, Germany: LAP Academic Publishing, 2014). Bisa diperoleh di
http://www.morebooks.de atau http://www.amazon.com.

[9]