Degradasi Sumber Daya Air Dan Tanah

KARYA TULIS ILMIAH
“Degradasi Sumber Daya Air Dan Tanah”

Oleh :
HERMANSYAH TONGASA
D1B1 12 055

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah konservasi tanah dan air yang berjudul degradasi
sumber daya tanah dan air.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya konstruktif agar saya dapat memperbaiki makalah ini di lain waktu.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini tentang “Degradasi Sumber
Daya Air Dan Tanah” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

kendari, Februari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halama judul …...……………………………………………………………...……i
Kata pengantar ……………………………………………….………….………….ii
Daftar isi ………………………...……………………………………………..……iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Maanfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Apakah yang dimaksud dengan degradasi tanah dan air?
1.2 Bagaimanakah tipe-tipe degradasi tanah dan air?
1.3 Apakah yang mendasari Faktor-Faktor terjadinya Degradasi Tanah?
1.4 Seperti apa Karakteristik Tanah yang Terdegradasi!
1.5 Bagaimanakah Proses terjadinya Degradasi Tanah?
2.1 Bagaimana Klasifikasi Tanah yang Terdegradasi?
2.2 Adakah pengaruh Degradasi Tanah terhadap Produktivitas?
2.3 Permasalahan seperti apa yang timbul akibat degradasi?
2.4 Mengetahui peranan penting Rehabilitasi pada Degradasi Sifat Fisik, biologi dan
kimia Tanah!
2.5 Upaya apa yang di lakuakn untuk mencegah atau mengurangi dampak erosi
tanah?
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Definisi degradasi agak bersifat subjective (Lamb, 1994), memiliki arti yang
berbeda tergantung pada suatu kelompok masyarakat. Rimbawan memiliki persepsi
yang bervariasi terhadap arti degradasi. Sebagian mengatakan bahwa hutan yang
terdegradasi adalah hutan yang telah mengalami kerusakan sampai pada suatu
point/titik dimana penebangan kayu maupun nonkayu pada periode yang akan datang
menjadi tertunda atau terhambat semuanya. Sedangkan sebagian lainnya
mendefinisikan hutan yang terdegradasi sebagai suatu keadaan dimana fungsi
ekologis, ekonomis dan sosial hutan tidak terpenuhi. Sedangkan menurut Oldeman
(1992)mengatakan bahwa degradasi adalah suatu proses dimana terjadi penurunan
kapasitas baik saat ini maupun masa mendatang dalam memberikan hasil (product).
Tanah dan air merupakan dua sumber daya alam yang sangat penting sebagai
penyokong kehidupan makhluk hidup di dunia terutama manusia. Kedua sumber alam
tersebut sangat mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Berbagai aktivitas
manusia penyebab rusaknya sumber daya tersebut seperti aktivitas pertanian, rumah
tangga, maupun industry berperan besar dalam penurunan kualitas serta fungsi tanah
dan air. Apabila tanah dan air mengalami kerusakan maka penunjang kehidupan
manusia pun akan mengalami penurunan dan tidak akan produktif jika digunakan.
Oleh karena itu perlu upaya konservasi tanah dan air untuk menjaga kualitas tanah
dan air sehingga mampu menyokong kehidupan makhluk hidup secara berkelanjutan.
Degradasi tanah menurut FAO (1977) adalah hasil satu atau lebih proses

terjadinya penurunan kemampuan tanah secara aktual maupun potensial untuk
memproduksi barang dan jasa. Degradasi terjadi ketika erosi lebih besar daripada
deposisi, Degradsi meliputi erosi,pelapukan,dan mass wasting.
Dan juga Kerusakan sumber air terjadi berupa hilangnya atau mengeringnya
mata air berhubungan erat dengan peristiwa erosi. Menurunnya kualitas air dapat
disebabkan oleh kandungan sedimen dan unsur yang terbawa masuk oleh air yang
bersumber dari erosi, tercuci oleh air hujan dari lahan-laha pertanian, atau bahan dan

senyawa dari limbah industry atau limbah pertanian. Peristiwa ini disebut dengan
polusi air. Masuk dan mengendapnya sedimen di dalam air secara berlebihan akan
menyebabkan pedangkalan dan memungkinkan terjadinya banjir akibat berkurangnya
daya tampung air. Sedangkan masuknya unsur hara ke badan air menyebabkan
terjadinya eutrofikasi yang merupakan meningkatnya unsur hara dalam air sehingga
mempercepat pertumbuhan tanaman air dan mikroba. Eutrofikasi menyebabkan
menurunnya fungsi badan air seperti ikan, alur transportasi, dan sumber air untuk
konsumsi dan irigasi.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka karya tulis ilmiah
konservasi tanah dan air yang berjudul degradasi sumber daya tanah dan air maka
Rumusan masalah tersebut dapat dijawab melalui pertanyaan pertanyaan sebagai

berikut :
1.6 Apakah yang dimaksud dengan degradasi tanah dan air?
1.7 Bagaimanakah tipe-tipe degradasi tanah dan air?
1.8 Apakah yang mendasari Faktor-Faktor terjadinya Degradasi Tanah?
1.9 Seperti apa Karakteristik Tanah yang Terdegradasi!
1.10 Bagaimanakah Proses terjadinya Degradasi Tanah?
2.3 Bagaimana Klasifikasi Tanah yang Terdegradasi?
2.4 Adakah pengaruh Degradasi Tanah terhadap Produktivitas?
2.3 Permasalahan seperti apa yang timbul akibat degradasi?
2.4 Mengetahui peranan penting Rehabilitasi pada Degradasi Sifat Fisik, biologi dan
kimia Tanah!
2.6 Upaya apa yang di lakuakn untuk mencegah atau mengurangi dampak erosi
tanah?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan lebih detail mengenai poin-poin degradasi sumber daya tanah dan air.

2. Memahami apa arti degradasi sumber daya tanah dan air dan cara
penanggulanganya.

D. Manfaat Penulisa
Harapan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah bermanfaat,
dan berguna sebagai :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang degradasi sumber daya tanah dan
air.
2.

Hasil penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai bahan referensi alternative.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Degradasi Sember Daya Tanah Dan Air

Tanah dan air merupakan dua sumber daya alam yang sangat penting sebagai
penyokong kehidupan makhluk hidup di dunia terutama manusia. Kedua sumber alam
tersebut sangat mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Berbagai aktivitas
manusia penyebab rusaknya sumber daya tersebut seperti aktivitas pertanian, rumah
tangga, maupun industry berperan besar dalam penurunan kualitas serta fungsi tanah
dan air. Apabila tanah dan air mengalami kerusakan maka penunjang kehidupan

manusia pun akan mengalami penurunan dan tidak akan produktif jika digunakan.
Oleh karena itu perlu upaya konservasi tanah dan air untuk menjaga kualitas tanah
dan air sehingga mampu menyokong kehidupan makhluk hidup secara berkelanjutan.
1.2 Tipe-Tipe Degradasi Tanah Dan Air
Tipe degradasi tanah mengacu kepada kerusakan secara fisik, kimia dan
biologi yang terjadi in-situ. Terdapat tipe degradasi tanah, yaitu:
- polusi
- erosi (pemindahan bahan tanah oleh air dan angin)
- penurunan kesuburan dan kandungan bahan organik
- salinisasi/alkalinisasi
- makin dalamnya permukaan air
- Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun.
- Semakin tingginya pencemaran air sungai
1.3 Faktor-Faktor Terjadinya Degradasi Tanah
Degradasi tanah pada umumnya disebabkan karena 2 hal yaitu faktor alami
dan akibat faktor campur tangan manusia. Degradasi tanah dan lingkungan, baik oleh
ulah manusia maupun karena ganguan alam, semakin lama semakin meningkat.
Lahan subur untuk pertanian banyak beralih fungsi menjadi lahan non pertanian.
Sebagai akibatnya kegiatan-kegiatan budidaya pertanian bergeser ke lahan-lahan
kritis yang memerlukan infut tinggi dan mahal untuk menghasilkan produk pangan

yang berkualitas

faktor alami penyebab degradasi tanah antara lain: areal berlereng curam,
tanah yang muda rusak, curah hujan intensif, dan lain-lain. Faktor degradasi tanah
akibat campur tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung lebih
mendominasi dibandingkan faktor alami, antar lain: perubahan populasi, marjinalisasi
penduduk, kemiskinan penduduk, masalah kepemilikan lahan, ketidakstabilan politik
dan kesalahan pengelolaan, kondisi sosial dan ekonomi, masalah kesehatan, dan
pengembangan pertanian yang tidak tepat.
Lima faktor penyebab degradasi tanah akibat campur tangan manusia secara
langsung, yaitu : deforestasi, overgrazing, aktivitas pertanian, ekploitasi berlebihan,
serta aktivitas industri dan bioindustri. Sedangkan faktor penyebab tanah terdegradasi
dan rendahnya produktivitas, antara lain : deforestasi, mekanisme dalam usaha tani,
kebakaran, penggunaan bahan kimia pertanian, dan penanaman secara monokultur.
Faktor-faktor tersebut di Indonesia pada umumnya terjadi secara simultan, sebab
deforestasi umumnya adalah langkah permulaan degradasi lahan, dan umumnya
tergantung dari aktivitas berikutnya apakah ditolerenkan, digunakan ladang atau
perkebunan maka akan terjadi pembakaran akibat campur tangan manusia yang tidak
terkendali.
Umumnya faktor-faktor penyebab degradasi baik secara alami maupun

campur tangan manusia menimbulkan kerusakan dan penurunan produktivitas tanah.
Pada sistem usaha tani tebas dan bakar atau perladangan berpindah masih tergantung
pada lama waktu bera agar tergolong sistem usaha yang berkelanjutan secara
ekologis. Secara khusus disebutkan bahwa sistem tersebut pada beberapa daerah
marjinal dan tekanan populas terhdap lahan cukup tinggi, kebutuhan ekonomi makin
meningkat mengakibatkan masa bera makin singkat sehingga sangat merusak dan
menyebabkan degradasi tanah dan lingkungan. Banyak penelitian yang menyatakan
bahwa setelah 5 tahun sejak pembakaran maka konsentrasi unsur hara menurun,
persentase Al tinggi, dan persentase kejenuhan basa rendah di subsoil setelah 2-5
tahun kebakaran. Tanah menjadi subyek erosi, subsoil menjadi media tumbuh

tanaman, dan tingginya konsentrasi Al pada tingkat meracun serta rendahnya
kejenuhan basa mendorong penurunan produksi tanaman
1.4 Karakteristik Tanah yang Terdegradasi
Karakteristik tanah terdegradasi umumnya diukur dengan membandingkan
dengan tanah non terdegradasi yaitu tanah hutan. Perbandingan tanah hutan sebagai
tanah non terdegradasi karena memiliki siklus tertutup artinya semua unsur hara di
dalam sistem tanah hutan berputar dan sangat sedikit yang hilang atau keluar dari
sistem siklus hutan. Sedangkan selain tanah hutan merupakan sistem terbuka dimana
siklus hara dapat hilang dari sistem tersebut. Penurunan sifat pada tanah untuk

penggunaan non hutan akan menunjukkan memburuknya sifat-sifat dari tanah
tersebut .
1.5 Proses Terjadinya Degradasi Tanah Dan Air
Lima proses utama yang terjadi akibat timbulnya tanah yang terdegradasi,
yaitu: menurunnya bahan kandungan bahan organik tanah, perpindahan liat,
memburuknya struktur dan pemadatan tanah, erosi tanah, deplesi dan pencucian
unsur hara. Khusus untuk tanah-tanah tropika basa terdapat tiga proses penting yang
menyebabkan terjadinya degradasi tanah, yaitu: 1) degradasi fisik yang berhubungan
dengan memburuknya struktur tanah sehingga memicu pergerakan, pemadatan, aliran
banjir berlebihan, dan erosi dipercepat, 2) degradasi kimia yang berhubungan dengan
terganggunya siklus C, N, P, S dan unsur-unsur lainnya, dan 3) degradasi biologi yang
berhubungan dengan menurunya kualitas dan kuantitas bahan organik tanah, aktivitas
biotik dan keragaman spesies fauna tanah yang juga menurun ikut menurun.
Dan juga selain dari kelima proses utama yang terjadi akibat timbulnya tanah
yang terdegradasi yang telah di sebutkan di atas, ada juga hal lain yang menyebabkan
proses terjadinya degradasi tanah dan air yaitu sbb: (1). Semakin banyak dan
meluasnya lubang-lubang bekas galian mineral tambang atau bekas galian tanah
untuk pembuatan “bata” dan genting yang dibiarkan tanpa upaya reklamasi.

(2). Semakin luasnya areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas penebangan

hutan ilegal dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan kembali.
(3). Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/lahan untuk budidaya pertanian,
karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan
kembali (refertilization). (4). Semakin banyaknya terjadi tanah longsor di wilayah
pegunungan/perbukitan, dan tanah terbuka bekas penggalian tambang permukaan
(emas, timah, batubara dan lain-lain). (5). Semakin bertambahnya areal lahan kritis
akibat dibiarkan begitu saja dan terbakar setiap tahun. Sedangkan Degradasi Sumber
Daya Air yaitu : (1) Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun (2).
Semakin besarnya perbedaan debit air sungai pada musim hujan dengan musim
kemarau (3). Semakin dalamnya permukaan air tanah dan mengeringnya sumur
penduduk di daerah ketinggian (4). Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di
beberapa kota pantai/pesisir (5). Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya
serap lahan terhadap curahan air hujan) (6). Semakin tingginya pencemaran air sungai
(terutama sungai-sungai di Pulau Jawa).
2.1 Klasifikasi Tanah yang Terdegradasi
Klasipikasi tanah terdegradasi cukup banyak dimunculkan oleh para ahli
diantaranya adalah GLASOD (Globall Aseeemen of Soil Degradation), suatu proyek
yang dirancang UNEP. Klasipikasi GLASOD didasarkan atas keseimbangan antara
kekuatan rusak iklim dan resisensi alami kelerengan terhadap kekuatan merusak
akibat intervensi manusia. Sehingga dihasilkan penurunan kapasitas tanah saat ini
atau kedepan untuk mendukung kehidupan manusia
Tipe degradasi tanah dibagi 2 macam, yaitu : 1) berhubungan dengan
displasemen bahan tanah yang terdiri dari erosi air dan erosi angin, 2) berdasarkan
deterosiasi in situ terdiri dari degradasi kimia (hilangnya unsur hara/bahan organik,
salinasi dan polusi), dan degradasi fisik. Derajat tipe degradasi terbagi menjadi
rendah sedang, kuat dan ektrim, dengan faktor penyebab adalah deforestasi,

overgrazing, kesalahan pengelolan pertanian, ekspoitasi berlebihan, dan aktivitas
industri.
2.2 pengaruh Degradasi Tanah terhadap Produktivitas
Dalam rangka rehabilitasi lahan-lahan kritis yang luasnya semakin besar di
Indonesia serta meningkatnya produktivitas untuk keperluan pertanian, perkebunan,
kehutanan dan pelestarian alam, maka perlu dilakuakan upaya-upaya yang dapat yang
dapat memodifikasi lingkungan tersebut (Subiksa, 2002). Degradasi tanah
berpengaruh terhadap penurunan produktivitas tanah. Kehilanagn produktivitas
dicirikan dengan terjadinya erosi akibat tanah terdegradasi diperkirakan 272 juta Mg
pangan dunia hilang berdasarkan tingkat produksi tahun 1996 (Lal, 2000).
Tanah yang mengalami kerusakan baik kerusakan karena sifat fisik, kimia dan
maupun biologi memiliki pengaruh terhadap penurunan produksi padi mencapai
sekitar 22% pada lahan semi kitis, 32 % pada lahan kritis, dan diperkirakan sekitar
38% pada lahan sangat kritis. Sedangkan untuk kacang tanah mengalami penurunan
sekitar 9%, 46%, 58% masing-masing pada tanah semi kritis, kritis dan tanah yang
sangat kritis. Sifat tanah yang berkorelasi nyata terhadap produksi padi adalah
kedalaman solum, kandungan bahan organik.
2.3 permasalahan yang timbul akibat degradasi sumber daya tanah dan air
p e r m a s a l a h a n ya n g d a p a t berakibat pada degradasi lahan, menurunnya
suplai air, erosi, pemadatan tanah dan pencucian hara,kerusakan vegetasi dan emisi
gas rumah kaca. Diperkirakan bahwa pertumbuhan dan laju regenerasimenurun pada
areal yang terkena kerusakan yang diantaranya disebabkan oleh rusaknya hutan
danmenurunnya produktivitas lahan yang terjadi setelah penebangan. Penebangan
hutan baik Selective maupun clear cutting, dan kebakaran hutan merupakan faktor
utama yang menyebabkan rusaknya ekosistem Dampak Degrdasi Lahan/ Tanah.
 Kerusakan lahan atau tanah dapat menyebabkan berbagai dampak antara
lain terjadinyaerosi dan sedimentasi serta masih banyak hal yang ditimbulkan.

 Erosi mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah. Kedua
menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani. Erosi
tanah dapat terjadi akibatadanya curah hujan yang tinggi, vegetasi
penutup lahan yang kurang. Kemiringan lerengdan tata guna lahan yang
kurang tepat.pedankalan sungai untuk mengalirkan juga berkurang dan
menyebabkan bahaya banjir. Padangkalan saluran pengairan
mengakibatkan naiknya dasar saluran, mengurangi luas lahan pertanian
yang mendapat aliran irigasi.
Kerusakan sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan sumber
daya tanah dan air merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini
karena sebagai sumber dayaalam,tanah mempunyai peranan yang sangat penting.
Sebagai sumber unsur bagi tumbuhandan sebagai media akar tumbuhan
berjangkar dan tempat air tanah tersimpan. Erosi yang t e r j a d i s e c a r a t e r u s
menerus dapat mengakibatkan sedimentasi. Sedimentasi
a d a l a h terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh Air,
angin atau gletser kesuatu wilayah yang kemudian diendapkan.
2.4 peranan penting Rehabilitasi pada Degradasi Sifat Fisik, biologi dan kimia
Tanah
Degradasi sifat fisik tanah pada umumnya disebabkan karena memburuknya
struktur tanah. Kerusakan struktur tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat
tanah sebagai akibat akibat dari pukulan air hujan dan kekuatan limpasan permukaan.
Penurunan kestabilan agregat tanah berkaintan dengan penurunan kandungan bahan
organik tanah, aktivitas perakaran dan mikroorganisme tanah. Penurunan ketiga agen
pengikat tanah tersebut, selain menyebabkan agregat tanah relatif mudah pecah juga
menyebabkan terbentuknya kerak di permukaan tanah (soil crusting) yang
mempunyai sifat padat dan keras bila kering. Pada saat hujan turun, kerak yang
terbentuk di permukaan tanah juga menyebabkan penyumbatan pori tanah. Akibat

proses penyumbatan pori tanah ini, porositas tanah, disribusi pori tanah, dan
kemampuan tanah untuk mengalirkan air mengalami penurunan dan limpasan
permukaan akan meningkat. Sehingga upaya perbaikan degradasi sifat fisik tanah
mengarah terhadap perbaikan struktur tersebut.
Untuk pengelolaan tanah, tiga strategi dasar yang perlu untuk disarankan adalah
(1) eliminasi pengkerakan tanah atas melalui ”pengolahan dalam ” secara berkala, (2)
meningkatan kandungan bahan organik tanah melalui peningkatan jumlah masukan
seresah yang bervariasi kualitasnya, dengan cara menanam tanaman penutup tanah
atau menanam berbagai jenis pohon, dan (3) peningkatan diversitasi tanaman pohon
dalam rangka meningkatkan jumlah dan penyebaran sistem perakaran.
Upaya perbaikan terhadap sifat tanah adalah dalam pemantapan agregat tanah
yang memiliki tekstur lepas dengan menggunakan polimer organik. Polyacrilamide
(PAM) berberat molekul tinggi dan bermuatan negatif sedang mampu memantapkan
permukaan tanah, menurunkan run-of dan erosi. Rehabilitasi tanah terdegradasi dapat
ditinjau dari sifat tanah yang mengalami penurunan dan diupayakan dilakukan
perbaikan dengan menggunakan amelioran. Bentuk degradasi tanah yang terpenting
di kawasan Asia antara lain adalah erosi tanah, degradasi sifat kimia berupa
penurunan bahan organik tanah dan pencucian unsur hara.
Sedangkan untuk rehabilitas terhadap degradasi sifat kimia dan biologi tanah
adalah Perbaikan terhadap lahan yang terdegradasi meliputi penanaman dengan
vegetasi asal, penanaman tanaman penutup tanah yang cepat tumbuh, serta dengan
penggunaan pupuk organik dan anorganik. Rehabilitasi pada tanah terdegradasi yang
dicirikan dengan penurunan sifat kimia dan biologi tanah umumnya tidak terlepas
dari penurunan kandungan bahan organik tanah, sehingga amelioran yang umum
digunakan berupa bahan organik sebagai agen resiliensi. Pemberian bahan organik
jerami atau mucuna sebanyak 10 Mg/ha dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, yaitu
meningkatkan aktivitas mikroba, meningkatkan pH H20, meningkatkan selisih pH,
meningkatkan pH NaF (mendorong pembentukan bahan anoganik tanah yang bersifat
amorf), meningkatkan pH 8,2 atau KTK variabel yang tergantung pH, menurunkan

Aldd dan meningkatkan C-organik tanah. Penurunan Aldd selain disebabkan oleh
kenaikan pH dan pengikatan oleh bahan-bahan tanah bermuatan negatif, juga
disebabkan karena pengkhelatan senyawa humit. Peranan asam fulvik dalam
mengkhelat Al jauh lebih tinggi dibandingkan asam humik sekitar tiga kalinya.
Bahan organik sebagai bahan rehabilitasi juga didapat dari limbah, terutama
limbah industri kelapa sawit yang banyak diluar pulau Jawa. menyatakan bahwa
tandan kosong kelapa sawit sebanyak 95 Mg/ha mampu meningkatkan pH tanah,
kandungan P, K, Mg, dan KTK tanah, serta meningkatkan produksi tandan buah segar
16,3%. pemanfaatan limbah cair kelapa swit atau POME (Palm Oil Mill Efflunt)
meningkatkan karbon mikroorganisme C-mic, dengan kecenderungan makin lama
limbah diaplikasikan kandungan C-mic makin meningkat.
Amelioran lain yang umum digunakan pada tanah-tanah tropika adalah kapur.
Pengapuran umumnya ditujukan untuk menetralkan Aldd terutama pada tanaman
yang peka terhadap keracunan Al. Biasanya meningkatkan pH tanah hingga 5,5
sedangkan bila karena keracunan Mn, maka pH perlu dinaikkan hingga 6,0.
2.5 Upaya Apa Yang Di Lakukan Untuk Mencegah Atau Mengurangi Dampak
Erosi Tanah
Erosi tidak dapat dicegah secara sempurna karena merupakan proses alam.
Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan
sehingga dapat menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi
antara lain:
1). Pengolahan Tanah
Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan
tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.
2). Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai
dapat mengurangi erosi air sungai.
3). Penghutanan Kembali

Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan
yang sudah rusak di beberapa tempat.
4). Penempatan Batu Batu Kasar sepanjang Pinggir Pantai
5). Pembuatan Pemecah Angin atau Gelombang
Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan
angin.
6). Pembuatan Teras Tanah Lereng
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya erosi.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai degradasi sumber daya tanah dan air, maka

dapat di ambil kesimpulan sbb:
1). Degradasi adalah penurunan kualitas maupun kerusakan hutan.
2). Tipe degradasi tanah mengacu kepada kerusakan secara fisik, kimia dan biologi
seperti polusi,erosi, penurunan kesuburan dan kandungan bahan organik,
salinisasi/alkalinisasi, dalamnya permukaan air, kecilnya debit air sungai, pencemaran
air sungai.
3). Degradasi tanah pada umumnya disebabkan karena 2 hal yaitu faktor alami dan
akibat faktor campur tangan manusia.
4). Karakteristik tanah terdegradasi umumnya diukur dengan membandingkan
dengan tanah non terdegradasi yaitu tanah hutan.
5). Lima proses utama yang terjadi akibat timbulnya tanah yang terdegradasi, yaitu:
menurunnya kandungan bahan organik tanah, perpindahan liat, memburuknya
struktur dan pemadatan tanah, erosi tanah, deplesi dan pencucian unsur hara.
6). Tipe degradasi tanah 2 macam yaitu : 1) berhubungan dengan displasemen bahan
tanah , 2) berdasarkan deterosiasi in situ.
7). p e r m a s a l a h a n ya n g d a p a t berakibat pada degradasi lahan, menurunnya
suplai air, erosi, pemadatan tanah dan pencucian hara,kerusakan vegetasi dan emisi
gas rumah kaca.
8). Degradasi sifat fisik tanah pada umumnya disebabkan karena memburuknya
struktur tanah, dan juga Upaya perbaikan terhadap sifat tanah adalah dalam
pemantapan agregat tanah yang memiliki tekstur lepas dengan menggunakan
polimer organik.
9). Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi seperti Pengolahan Tanah dll.
B. Saran
Dalam pembukaan, penggunaan dan pengelolaan sumber daya tanah
dan air hendaknya menggunakan prinsip konservasi, Proses pemulihan

kerusakan tanah harus dilakukan mulai dari hal-hal yang kecil secara
sistematis

DAFTAR PUSTAKA

Budy Frasetya TQ, Abraham S.K, Rachmat H “Analisis Potensi Kerusakan Tanah
Untuk Produksi Ubi Kayu ( Manihot Utilisima) Pada Lahan Kering Pada
Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang,” jurnal agro, Vol. 1, No. 1
(2014) 22-32.
Deddy E “Teknik Konservasi Tanah Lahan Kering Untuk Mengatasi Degradasi
Lahan Pada Desa Mojorejo Lamongan,” jurnal bumi lestari, Vol. 13, No 1
(2013) hal 91-97.
Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd, “Degradasi Lahan Sub Daerah Aliran Sungai (Sub
Das),” jurnal teknologi lingkungan, Vol. 1, No. 1 (2003) 1-17
Effendi P, Mahyudin S, Irsal L, “Degradasi Sumber Daya Alam Ancaman Bagi
Kemandirian Pangan Nasional,” Jurnal Studi Pembangunan,
Kemasyarakatan dan Lingkungan, Vol I, No. 3 (1999) 25-38.
Hadisty N.A, Omo R, Sry M, “identifikasi tingkat kerawanan degradasi sekitar hutan
mangrove, jurnal pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, Vol.5
No. 1 (2015) 79-8.
Jaka .S, “Kajian Degradasi Tanah Pada Usaha Tani Lahan Kering Berbasis Tembakau
Di Sub-Das Progo Hulu ,” Jurnal ilmiah ilmu tanah dan agroklimatologi,
Vol. 6, No. 2 (2009) 69-80.
Kusumahadi, K. S., 2008. Watak dan sifat tanah areal reha- bilitasi Mangrove
Tanjung Pasir, Tangerang. Jurnal Vis Vi- talis 1 (1), pp. 15-19.
Kharis Tryono, “Pengaruh System Pengolahan Tanah Terhadap Konservasi Sumber
Daya Tanah,” jurnal inovasi pertanian, Vol.6, No. 1 (2007) 11-21.
Meyra R, “Pengelolaan Air Tanah Berbasis Konservasi Di Recharge Area
Boyolali,” Jurnal ilmu lingkungan Vol. 9, No. 2 (2012) 86-97.

Prabang S, Ending Sutari N.S, “Biomonitoring Degradasi Akibat Limbah CPO Di
Muara Sungai Mantaya Kalimantantengah,” Jurnal biodiversitas, Vol 9,
No. 3 (2008) 232-236.
Sutopo P. N, “Minimalisasi Lahan Kritis Melalui Pengelolaan Sumber Daya Lahan
Dan Konservasi Tanah Dan Air Secara Terpadu,” jurnal teknologi
lingkungan, Vol. 1, No. 1 (2000) 73-82.
P. H. Doraja, M S, dan N.D. Kuswytasari “Biodegradasi Limbah Domestic Dengan

Menggunakan Alami” jurnal sains dan seni UTS, Vol. 1 No. 1 (2012)
ISSN: 2301-928X.
Sudaryanto, Suherman. Riset Geologi Dan Pertambangan Jakarta, Buletin Geologi,
Vol.18,No 4 (2008) hal.61-68.
Vatria, B., 2010. Berbagai kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya
degradasi ekosistem pantai serta dampak yang ditimbulkannya. Jurnal
Belian 9 (1), pp. 47 –54.
Zinal F, Bambang Y, Veriana R. S, “Degradasi Tanah Lahan Suboptimal Oleh
Bacillus Mycoides Indigenous Dan Kinetika Reaksinya ,” Jurnal lahan
suboptimal Vol. 3, No. 1 (2014) 90-96.