POTENSI EDUKATIF potensi dasar MANUSIA
POTENSI EDUKATIF MANUSIA MENURUT SURAT AN-NAHL AYAT 78
Oleh : Kamsudin Ridwan, S.Pd.I Mahasiswa pendidikan jenjang S2 Konsentrasi Supervisi
Pendidikan Islam di Universitas Islam Malang).
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Dalam
sebuah
hadits
Nabi
SAW.
Maha Kuasa, semenjak kehadirannya di dunia
dinyatakan bahwa “Setiap bayi yang dilahirkan
telah dibekali Allah SWT. dengan potensi-
dalam keadaan fitrah atau bersih maka
potensi
lingkungan sekitar di luar diri sang bayi yang
edukatif.
Potensi
tersebut,
yaitu
pendengaran, penglihatan, dan akal (hati).
akan
Dengan
dapat
terhadap corak hitam putihnya perjalanan
sejalan
hidup sang bayi tersebut”. Hal senada juga
dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 78 yang
diungkapkan oleh seorang John Locke dengan
artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari
teori tabularasa bahwa seorang anak yang
dalam perut ibu kamu dalam keadaan tidak
terlahir ke dunia bagaikan kertas putih yang
mengetahui sesuatu apa pun dan Dia (Allah)
belum dituliskan tinta dengan warna apa pun.
potensi
mengembangkan
telah
menjadikan
tersebut
dirinya.
manusia
Hal
untukmu
ini
memberikan
warna
atau
pengaruh
pendengaran,
Dari hadits dan pendapat seorang John
penglihatan dan akal (hati) agar kamu
Locke di atas, dapat disimpulkan bahwa
bersyukur”.
kehadiran seorang anak ke dunia dalam
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa
keadaan lemah tak berdaya kemudian manusia
seorang manusia yang terlahir ke dunia pada
tersebut
dasarnya tidak memiliki ilmu pengetahuan
sekitarnya dimana sang anak tersebut berada
sedikit pun tentang sesuatu namun bersamaan
sehingga lama kelamaan berkembang menjadi
dengan itu pula, Allah SWT Yang Maha
manusia yang mengetahui banyak hal. Hal ini
Pengasih
telah
terjadi karena potensi-potensi edukatif manusia
menganugerahkan kepada sang bayi tersebut
tersebut telah dikembangkan dan difungsikan
dengan
secara berproses dan terus menerus.
dan
Penyayang
potensi-potensi
edukatif,
sehingga
dengan potensi-potensi yang ada manusia dapat
berkembang
dan
mengembangkan
dirinya
berinteraksi
dengan
lingkungan
Dengan adanya pendidikan potensipotensi edukatif tersebut diharapkan dapat
dalam hidup dan kehidupannya menuju titik
berkembang
secara
wajar
menuju
titik
kesempurnaannya.
kesempurnaan dan pada akhirnya diharapkan
Potensi-potensi ini mestinya disyukuri
dapat menciptakan manusia yang disebut
dan disadari sebagai amanah dari Tuhan Yang
sebagai insan kamil, manusia sempurna lahir
Maha Kuasa yang akan dipertangungjawabkan
maupun batin yang dapat memfungsikan
dihadapan-Nya. Potensi-potensi tersebut dapat
potensi-potensi
berkembang secara wajar apabila manusia
seimbang sesuai dengan kehendak Yang Maha
mendapatkan bantuan pendidikan.
Kuasa.
edukatif
tersebut
secara
POTENSI PENDENGARAN
Dalam istilah bahasa Arab disebut
yang
selalu
aktif
dan
energik
dengan
sebagai Sam’an bentuk masdar dari asal kata
memfungsikan pendengaran sebagai salah
kerja
satu
Samia’ –
Yasmau’
yang
artinya
media
(potensi)
yang
dapat
pendengaran. Dalam Al-Qur’an Surat An-
mengantarkan sang anak untuk mendapatkan
Nahl ayat 78 Allah menyebutkan Sam’an atau
ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang
pendengaran pada urutan pertama dilanjutkan
sebelumnya
dengan Absor (penglihatan) dan Af-idah (akal
potensi pendengaran inilah sang anak dapat
atau hati). Hal ini mengandung sebuah makna
menangkap informasi atau makna yang
tentang betapa pentingnya atau urgensi dari
didengar dari lingkungan di luar dirinya.
suatu
sebagai
Semakin banyak informasi yang akan diserap
pendengaran. Karena media ini yang paling
maka akan semakin banyak makna atau
pertama kali menjalankan fungsinya ketika
pengetahuan yang akan diperoleh.
media
yang
disebut
sang anak hadir ke dunia ini sehingga kita
Dalam
tidak
diketahuinya.
proses
Melalui
pendidikan
dan
dapat saksikan mengapa ketika sang anak
pembelajaran potensi atau media pendengaran
lahir ke dunia yang pertama kali kita lakukan
memiliki peran yang sangat penting dalam
adalah mengumandangkan azan di telinga
menunjang
kanan dan ikamat di telinga kiri?.
pembelajaran berlangsung. Bayangkan, kalau
Surat
An-Nahl
ayat
78
kelancaran
saat
kegiatan
juga
seandainya ada anak kita yang mengalami
menggunakan kata Sam’an (pendengaran)
gangguan pendengaran maka pasti akan
bukan Udzunun yang artinya telinga. Ini juga
menghambat atau mengalami kendala pada
mengisyaratkan bahwa Udzunun yang berarti
saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk
telinga merupakan bentuk Isim atau kata
itu,
benda sedangkan Sam’an merupakan sigat
dianugerahkan Allah SWT. mesti kita syukuri
masdar yang diambil dari kata kerja Samia’ –
sebagai amanah yang harus kita fungsikan
Yasmau’ – Sam’an. Ini menunjukan bahwa
sesuai kehendak Yang Maha Kuasa Sebagai
aktifitas belajar merupakan sebuah aktifitas
Pemberi Anugerah.
potensi
pendengaran
yang
telah
POTENSI PENGLIHATAN
Potensi edukatif yang kedua adalah
Absor
(Penglihatan).
Absor
pengamatan
inilah
sang
anak
akan
merupakan
mendapatkan pengetahuan atau informasi
bentuk masdar yang diambil dari kata kerja
tentang sesuatu. Sebagaimana kita ketahui
Basiro – Yabsiru – Absor yang berarti
bahwa aktifitas belajar merupakan akumulasi
penglihatan. Ketika sang anak dilahirkan ke
antara aktifitas mendengar, melihat, berpikir
dunia, potensi penglihatan atau absor ini
atau memahami
sudah ada pada anak tersebut namun belum
penglihatan merupakan salah satu potensi
dapat memainkan fungsinya. Potensi tersebut
edukatif manusia yang dapat menunjang
akan berfungsi secara bertahap atau berproses
kelancaran
sesuai dengan perkembangan usia sang anak
pengetahuan. Melalui potensi penglihatan ini
tersebut. Apa yang dilihat oleh anak tersebut
sang anak dapat membaca atau mempelajari
akan tersimpan pada memori otak dan akan
hal-hal
menghasilkan
kontekstual. Semakin banyak hal yang dibaca
persepsi
tentang sesuatu
atau
pemahaman
yang sebelumnya
tidak
diketahuinya.
yang
dan bertindak. Potensi
dalam
mendapatkan
bersifat
tekstual
ilmu
maupun
atau dilihat oleh sang anak maka akan
semakin banyak pula pengetahuan yang
Melalui potensi penglihatan inilah
didapatinya. Dengan melakukan kegiatan
sang anak dapat melakukan pengamatan
membaca inilah potensi penglihatan manusia
(observasi) terhadap suatu objek atau benda
dapat dikembangkan.
yang dilihatnya. Melalui observasi atau
POTENSI AKAL (HATI)
Potensi edukatif yang ketiga yang
yang sebaik-baiknya kemudian dilengkapi
terdapat pada Surat An-Nahl ayat 78 adalah
dengan akal pikiran. Akal pikiran inilah yang
Af-Idah yang artinya akal atau hati. Manusia
membedakan manusia dengan makhluk Tuhan
diciptakan oleh Allah SWT. dengan bentuk
lainnya. Dengan kekuatan akal inilah manusia
melakukan aktifitas berpikir. Potensi akal
Letak persamaannya adalah kedua
merupakan anugerah Tuhan yang terbesar
ayat tersebut sama-sama menjelaskan tentang
untuk manusia yang harus disyukuri. Dalam
potensi-potensi edukatif yang dimiliki oleh
Al-Qur’an Allah menjelaskan bahwa
manusia.
“
Sedangkan
perbedaannya
Kebanyakan yang menjadi isi neraka dari
bahwa
jenis jin dan manusia adalah mereka yang
menjelaskan tentang potensi-potensi edukatif
memiliki hati (Qulub) tetapi dengan hati
manusia
yang
masih
merupakan
bahan
tersebut mereka tidak mau memfungsikan
mentah
yang
harus
dilakukan
proses
untuk berpikir tentang kebesaran Allah,
pengolahan menjadi bahan jadi sedangkan
mereka yang memiliki mata tetapi dengan
pada ayat berikutnya menerangkan tentang
mata
mau
potensi-potensi edukatif manusia yang sudah
memfungsikannya untuk melihat tanda-tanda
mengalami proses pengembangan dalam hal
kebesaran Allah, mereka yang memiliki
ini dikatakan sebagai manusia dewasa yang
telinga tetapi dengan telinga tersebut mereka
tidak
tidak
untuk
tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT.
SWT.
sebagai pemberi anugerah.
tersebut
mau
mendengar
mereka
tidak
memfungsikannya
kalimat-kalimat
Allah
dalam
letak
mau
Surat An-Nahl
menggunakan
ayat
78,
potensi-potensi
Mereka itulah laksana binatang ternak
Dalam
proses
bahkan lebih hina derajatnya dibandingkan
pembelajaran,
potensi
binatang ternak tersebut”.
berperan dalam menunjang kegiatan dalam
Ayat di atas, menarik untuk dikaji.
pendidikan
akal
juga
atau
sangat
belajar mengajar. Karena aktifitas belajar juga
Kalau dalam Surat An-Nahl ayat 78 seperti
merupakan
terdahulu, Allah menyebutkan potensi-potensi
kekuatan akal maka sang anak melakukan
edukatif manusia secara berurutan mulai dari
aktifitas
potensi pendengaran, penglihatan dan akal.
melahirkan sebuah kesimpulan. Dalam Al-
Sementara pada ayat berikutnya di atas ini,
Qur’an
Allah menyebutkan potensi-potensi edukatif
diungkapkan oleh Allah SWT. dalam bentuk
manusia tersebut berbanding terbalik artinya
kalimat
secara berurutan mulai dari potensi akal,
pemfungsian atau penggunaan akal manusia.
penglihatan dan pendengaran. Kedua ayat
Hal
tersebut di atas, terdapat persamaan dan
pentingnya fungsi potensi akal bagi manusia
perbedaan.
untuk dapat mengenal Sang Khaliknya.
ini
Sebagai
aktifitas
berpikir,
terdapat
pertanyaan
berpikir.
bernalar
banyak
contoh
sehingga
ayat
berkaitan
menunjukkan
Dengan
bahwa
diantarnya
yang
dengan
betapa
Allah
menyebutkan dalam Surat At-Tarik ayat 5
secara benar sesuai keinginan Allah SWT.
yang artinya “Maka hendaklah manusia
Pernyataan
memperhatikan dari apa dia diciptakan”.
mengandung makna ilmiah yang sangat
Contoh yang lain dalam Surat Al-Ghosyiah
mendalam
ayat 17 – 20 juga Allah menyebutkan “
manusia
Apakah
pengetahuannya.
mereka
tidak
memperhatikan
Ayat
Al-Qur’an
sehingga
untuk
mendorong
mengembangkan
Dengan
begitu
bagaimana ditinggikan, dan gunung-gunung
dianugerahkan Allah SWT. tersebut dapat
bagaimana ditegakkan, dan bumi bagaimana
berkembang secara wajar mencapai tingkat
dihamparkan”.
kesempurnaan, yakni dapat memfungsikan
potensi
edukatif
yang
potensi-
potensi
ketiga
manusia
ilmu
bagaimana onta diciptakan, dan langit
Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan
edukatif
dapat
tersebut
tersebut
telah
secara
penegasan Allah SWT. secara berulang-ulang
seimbang sehingga pada gilirannya akan
terhadap manusia agar mendorong manusia
melahirkan manusia yang disebut sebagai
untuk dapat memfungsikan potensi akalnya
insan kamil atau manusia sempurna.
Kamsudin Ridwan
D/A : Kampus UNISMA Malang,
Prog. Pascasarjana Jl. Mayjend
Haryono No. 193 Malang 65144
NO HP : 081259330298,
Email : ridwankamsudin82@gmail.com
Oleh : Kamsudin Ridwan, S.Pd.I Mahasiswa pendidikan jenjang S2 Konsentrasi Supervisi
Pendidikan Islam di Universitas Islam Malang).
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Dalam
sebuah
hadits
Nabi
SAW.
Maha Kuasa, semenjak kehadirannya di dunia
dinyatakan bahwa “Setiap bayi yang dilahirkan
telah dibekali Allah SWT. dengan potensi-
dalam keadaan fitrah atau bersih maka
potensi
lingkungan sekitar di luar diri sang bayi yang
edukatif.
Potensi
tersebut,
yaitu
pendengaran, penglihatan, dan akal (hati).
akan
Dengan
dapat
terhadap corak hitam putihnya perjalanan
sejalan
hidup sang bayi tersebut”. Hal senada juga
dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 78 yang
diungkapkan oleh seorang John Locke dengan
artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari
teori tabularasa bahwa seorang anak yang
dalam perut ibu kamu dalam keadaan tidak
terlahir ke dunia bagaikan kertas putih yang
mengetahui sesuatu apa pun dan Dia (Allah)
belum dituliskan tinta dengan warna apa pun.
potensi
mengembangkan
telah
menjadikan
tersebut
dirinya.
manusia
Hal
untukmu
ini
memberikan
warna
atau
pengaruh
pendengaran,
Dari hadits dan pendapat seorang John
penglihatan dan akal (hati) agar kamu
Locke di atas, dapat disimpulkan bahwa
bersyukur”.
kehadiran seorang anak ke dunia dalam
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa
keadaan lemah tak berdaya kemudian manusia
seorang manusia yang terlahir ke dunia pada
tersebut
dasarnya tidak memiliki ilmu pengetahuan
sekitarnya dimana sang anak tersebut berada
sedikit pun tentang sesuatu namun bersamaan
sehingga lama kelamaan berkembang menjadi
dengan itu pula, Allah SWT Yang Maha
manusia yang mengetahui banyak hal. Hal ini
Pengasih
telah
terjadi karena potensi-potensi edukatif manusia
menganugerahkan kepada sang bayi tersebut
tersebut telah dikembangkan dan difungsikan
dengan
secara berproses dan terus menerus.
dan
Penyayang
potensi-potensi
edukatif,
sehingga
dengan potensi-potensi yang ada manusia dapat
berkembang
dan
mengembangkan
dirinya
berinteraksi
dengan
lingkungan
Dengan adanya pendidikan potensipotensi edukatif tersebut diharapkan dapat
dalam hidup dan kehidupannya menuju titik
berkembang
secara
wajar
menuju
titik
kesempurnaannya.
kesempurnaan dan pada akhirnya diharapkan
Potensi-potensi ini mestinya disyukuri
dapat menciptakan manusia yang disebut
dan disadari sebagai amanah dari Tuhan Yang
sebagai insan kamil, manusia sempurna lahir
Maha Kuasa yang akan dipertangungjawabkan
maupun batin yang dapat memfungsikan
dihadapan-Nya. Potensi-potensi tersebut dapat
potensi-potensi
berkembang secara wajar apabila manusia
seimbang sesuai dengan kehendak Yang Maha
mendapatkan bantuan pendidikan.
Kuasa.
edukatif
tersebut
secara
POTENSI PENDENGARAN
Dalam istilah bahasa Arab disebut
yang
selalu
aktif
dan
energik
dengan
sebagai Sam’an bentuk masdar dari asal kata
memfungsikan pendengaran sebagai salah
kerja
satu
Samia’ –
Yasmau’
yang
artinya
media
(potensi)
yang
dapat
pendengaran. Dalam Al-Qur’an Surat An-
mengantarkan sang anak untuk mendapatkan
Nahl ayat 78 Allah menyebutkan Sam’an atau
ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang
pendengaran pada urutan pertama dilanjutkan
sebelumnya
dengan Absor (penglihatan) dan Af-idah (akal
potensi pendengaran inilah sang anak dapat
atau hati). Hal ini mengandung sebuah makna
menangkap informasi atau makna yang
tentang betapa pentingnya atau urgensi dari
didengar dari lingkungan di luar dirinya.
suatu
sebagai
Semakin banyak informasi yang akan diserap
pendengaran. Karena media ini yang paling
maka akan semakin banyak makna atau
pertama kali menjalankan fungsinya ketika
pengetahuan yang akan diperoleh.
media
yang
disebut
sang anak hadir ke dunia ini sehingga kita
Dalam
tidak
diketahuinya.
proses
Melalui
pendidikan
dan
dapat saksikan mengapa ketika sang anak
pembelajaran potensi atau media pendengaran
lahir ke dunia yang pertama kali kita lakukan
memiliki peran yang sangat penting dalam
adalah mengumandangkan azan di telinga
menunjang
kanan dan ikamat di telinga kiri?.
pembelajaran berlangsung. Bayangkan, kalau
Surat
An-Nahl
ayat
78
kelancaran
saat
kegiatan
juga
seandainya ada anak kita yang mengalami
menggunakan kata Sam’an (pendengaran)
gangguan pendengaran maka pasti akan
bukan Udzunun yang artinya telinga. Ini juga
menghambat atau mengalami kendala pada
mengisyaratkan bahwa Udzunun yang berarti
saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk
telinga merupakan bentuk Isim atau kata
itu,
benda sedangkan Sam’an merupakan sigat
dianugerahkan Allah SWT. mesti kita syukuri
masdar yang diambil dari kata kerja Samia’ –
sebagai amanah yang harus kita fungsikan
Yasmau’ – Sam’an. Ini menunjukan bahwa
sesuai kehendak Yang Maha Kuasa Sebagai
aktifitas belajar merupakan sebuah aktifitas
Pemberi Anugerah.
potensi
pendengaran
yang
telah
POTENSI PENGLIHATAN
Potensi edukatif yang kedua adalah
Absor
(Penglihatan).
Absor
pengamatan
inilah
sang
anak
akan
merupakan
mendapatkan pengetahuan atau informasi
bentuk masdar yang diambil dari kata kerja
tentang sesuatu. Sebagaimana kita ketahui
Basiro – Yabsiru – Absor yang berarti
bahwa aktifitas belajar merupakan akumulasi
penglihatan. Ketika sang anak dilahirkan ke
antara aktifitas mendengar, melihat, berpikir
dunia, potensi penglihatan atau absor ini
atau memahami
sudah ada pada anak tersebut namun belum
penglihatan merupakan salah satu potensi
dapat memainkan fungsinya. Potensi tersebut
edukatif manusia yang dapat menunjang
akan berfungsi secara bertahap atau berproses
kelancaran
sesuai dengan perkembangan usia sang anak
pengetahuan. Melalui potensi penglihatan ini
tersebut. Apa yang dilihat oleh anak tersebut
sang anak dapat membaca atau mempelajari
akan tersimpan pada memori otak dan akan
hal-hal
menghasilkan
kontekstual. Semakin banyak hal yang dibaca
persepsi
tentang sesuatu
atau
pemahaman
yang sebelumnya
tidak
diketahuinya.
yang
dan bertindak. Potensi
dalam
mendapatkan
bersifat
tekstual
ilmu
maupun
atau dilihat oleh sang anak maka akan
semakin banyak pula pengetahuan yang
Melalui potensi penglihatan inilah
didapatinya. Dengan melakukan kegiatan
sang anak dapat melakukan pengamatan
membaca inilah potensi penglihatan manusia
(observasi) terhadap suatu objek atau benda
dapat dikembangkan.
yang dilihatnya. Melalui observasi atau
POTENSI AKAL (HATI)
Potensi edukatif yang ketiga yang
yang sebaik-baiknya kemudian dilengkapi
terdapat pada Surat An-Nahl ayat 78 adalah
dengan akal pikiran. Akal pikiran inilah yang
Af-Idah yang artinya akal atau hati. Manusia
membedakan manusia dengan makhluk Tuhan
diciptakan oleh Allah SWT. dengan bentuk
lainnya. Dengan kekuatan akal inilah manusia
melakukan aktifitas berpikir. Potensi akal
Letak persamaannya adalah kedua
merupakan anugerah Tuhan yang terbesar
ayat tersebut sama-sama menjelaskan tentang
untuk manusia yang harus disyukuri. Dalam
potensi-potensi edukatif yang dimiliki oleh
Al-Qur’an Allah menjelaskan bahwa
manusia.
“
Sedangkan
perbedaannya
Kebanyakan yang menjadi isi neraka dari
bahwa
jenis jin dan manusia adalah mereka yang
menjelaskan tentang potensi-potensi edukatif
memiliki hati (Qulub) tetapi dengan hati
manusia
yang
masih
merupakan
bahan
tersebut mereka tidak mau memfungsikan
mentah
yang
harus
dilakukan
proses
untuk berpikir tentang kebesaran Allah,
pengolahan menjadi bahan jadi sedangkan
mereka yang memiliki mata tetapi dengan
pada ayat berikutnya menerangkan tentang
mata
mau
potensi-potensi edukatif manusia yang sudah
memfungsikannya untuk melihat tanda-tanda
mengalami proses pengembangan dalam hal
kebesaran Allah, mereka yang memiliki
ini dikatakan sebagai manusia dewasa yang
telinga tetapi dengan telinga tersebut mereka
tidak
tidak
untuk
tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT.
SWT.
sebagai pemberi anugerah.
tersebut
mau
mendengar
mereka
tidak
memfungsikannya
kalimat-kalimat
Allah
dalam
letak
mau
Surat An-Nahl
menggunakan
ayat
78,
potensi-potensi
Mereka itulah laksana binatang ternak
Dalam
proses
bahkan lebih hina derajatnya dibandingkan
pembelajaran,
potensi
binatang ternak tersebut”.
berperan dalam menunjang kegiatan dalam
Ayat di atas, menarik untuk dikaji.
pendidikan
akal
juga
atau
sangat
belajar mengajar. Karena aktifitas belajar juga
Kalau dalam Surat An-Nahl ayat 78 seperti
merupakan
terdahulu, Allah menyebutkan potensi-potensi
kekuatan akal maka sang anak melakukan
edukatif manusia secara berurutan mulai dari
aktifitas
potensi pendengaran, penglihatan dan akal.
melahirkan sebuah kesimpulan. Dalam Al-
Sementara pada ayat berikutnya di atas ini,
Qur’an
Allah menyebutkan potensi-potensi edukatif
diungkapkan oleh Allah SWT. dalam bentuk
manusia tersebut berbanding terbalik artinya
kalimat
secara berurutan mulai dari potensi akal,
pemfungsian atau penggunaan akal manusia.
penglihatan dan pendengaran. Kedua ayat
Hal
tersebut di atas, terdapat persamaan dan
pentingnya fungsi potensi akal bagi manusia
perbedaan.
untuk dapat mengenal Sang Khaliknya.
ini
Sebagai
aktifitas
berpikir,
terdapat
pertanyaan
berpikir.
bernalar
banyak
contoh
sehingga
ayat
berkaitan
menunjukkan
Dengan
bahwa
diantarnya
yang
dengan
betapa
Allah
menyebutkan dalam Surat At-Tarik ayat 5
secara benar sesuai keinginan Allah SWT.
yang artinya “Maka hendaklah manusia
Pernyataan
memperhatikan dari apa dia diciptakan”.
mengandung makna ilmiah yang sangat
Contoh yang lain dalam Surat Al-Ghosyiah
mendalam
ayat 17 – 20 juga Allah menyebutkan “
manusia
Apakah
pengetahuannya.
mereka
tidak
memperhatikan
Ayat
Al-Qur’an
sehingga
untuk
mendorong
mengembangkan
Dengan
begitu
bagaimana ditinggikan, dan gunung-gunung
dianugerahkan Allah SWT. tersebut dapat
bagaimana ditegakkan, dan bumi bagaimana
berkembang secara wajar mencapai tingkat
dihamparkan”.
kesempurnaan, yakni dapat memfungsikan
potensi
edukatif
yang
potensi-
potensi
ketiga
manusia
ilmu
bagaimana onta diciptakan, dan langit
Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan
edukatif
dapat
tersebut
tersebut
telah
secara
penegasan Allah SWT. secara berulang-ulang
seimbang sehingga pada gilirannya akan
terhadap manusia agar mendorong manusia
melahirkan manusia yang disebut sebagai
untuk dapat memfungsikan potensi akalnya
insan kamil atau manusia sempurna.
Kamsudin Ridwan
D/A : Kampus UNISMA Malang,
Prog. Pascasarjana Jl. Mayjend
Haryono No. 193 Malang 65144
NO HP : 081259330298,
Email : ridwankamsudin82@gmail.com