Makalah Manusia Dan Filsafat docx

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Tidak
sedikit hambatan yang ditemukan selama pengerjaan makalah ini, walaupun
begitu kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini.Sehingga peran serta semua pihak dalam hal kritik dan saran membangun
sangatlah kami butuhkan untuk bisa membuat makalah yang lebih baik di waktu
mendatang.Besar harapan kami apabila makalah ini dapat berguna bagi setiap
pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya.

Surabaya, 26 September 2016

Penyusun

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................1

B. Rumusan masalah...........................................................................2
C. Tujuan penulisan.............................................................................2
D. Metode penulisan............................................................................2
E. Sistematika penulisan.....................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4
A. Pengertian Manusia........................................................................4
B. Sudut Pandang Antropologi.........................................................4
C. Pengertian Filsafat..........................................................................6
D. Hakekat manusia Dalam Pandangan Filsafat.................................7
E. Masalah Rohani Dan Jasmani.........................................................8
F. Hubungan Hakekat Manusia dan Filsafat Pendidikan....................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................14
B. Saran...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

16

ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia disebut juga insan.Dalam bahasa arab, berasal dari kata nasiya
yang berarti lupa dan jika di lihat dari kata dasar dari al-uns yang berarti jinak.
Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa
dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru di
sekitarnya.Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
akal.Seperti yang kita ketahui bahwa kita sebagai manusia memiliki akal pikiran,
sedangkan hewan dan tumbuhan tidak memiliki akal.Siapapun dan apapun
kedudukannya,

manusia

harus

memahami

hakekat


diri

dan

kehidupannya.Keberadaan manusia pada hakekatnya terwujud sebagai makhluk
alamiah dan makhluk sosial.
Manusia adalah subyek pendidikan, yang sekaligus pula sebagai objek
pendidikan.Salah satu peranannya sebagai subyek pendidikan manusia (khususnya
manusia dewasa) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan.Secara
moral,

manusia

berkewajiban

atas

perkembangan

pribadi


generasi

penerusnya.Dalam sisi pendidikan, manusia dewasa berfungsi sebagai pendidik
yang bertanggung jawab untuk melaksanankan misi pendidikan sesuai dengan
tujuan dan nilai – nilai yang dikehendaki manusia dimana pendidikan itu
berlangsung. Selain itu sebagai objek pendidikan, manusia (khususnya anak)
merupakan “sasaran”, pembinaan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu
proses pendidikan yang pada hakikatnya memiliki kepribadian yang sama seperti
manusia dewasa. Namun hal yang membedakannya ialah karena kodratnya belum
berkembang.
Proses pendidikan merupakan suatu interakasi antara manusia dengan
manusia, dengan lingkungan alamiahnya, dan sosialnya. Itu semua sangat
ditentukan oleh aspek manusianya. Kedudukan manusia sebagai subjek
pendidikan didalam masyarakat dan di alam semesta ini berperan bahwa manusia
dapat disebut sebagai makhluk alamiah dan makhluk social yang memiliki
tanggung jawab yang besar dalam mengemban amanat untuk membina dan

1


mengembangkan manusia sesamanya serta memelihara alam lingkungan hidupnya
secara bersama – sama. Lebih jauh lagi, manusia bertanggung jawab atas martabat
kemanusiaannya.
Pendidikan dalam arti luas dan mendasar adalah suatu usaha membantu
manusia untuk mengembangkan dirinya dan memanusiakan manusia sesuai
dengan filsafat yang ada pada dirinya.Pendidikan berusaha membantu manusia
untuk menyingkapkan dan menemui rahasia yang ada di alam, mengembangkan
fitrah manusia untuk mengembangkan potensinya, mengarahkan kecenderungan
emosinya dan membimbing manusia demi kebaikan dirinya dan masyarakat.
Oleh karena itu, pembicaraan tentang manusia, siapa manusia, darimana
asal manusia, untuk apa manusia hidup dan bagaimana fungsi manusia dalam
hidup ini, serta mau kemana manusia, merupakan suatu pembahasan yang sangat
mendasar didalam filsafat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manusia?
2. Bagaimana keberadaan dan hakekat manusia?
3. Bagaimana hubungan manusia dengan filsafat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui arti dari manusia.
2. Mengetahui keberadaan dan hakekat manusia.

3. Mengetahui hubungan manusia denganfilsafat.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi
pustaka, dimana penulis mendapatkan sumber dari buku dan internetyang
kemudian disusun dan dijabarkan kembali dengan bahasa yang sesuai
kemampuan dan keterampilan diri sendiri.

2

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama sebagai pendahuluan
yang memiliki sub-bab lima buah yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Yang kemudian dilanjutkan pada bab kedua dengan berisi pembahasan
yang memiliki tiga sub-bab yaitu pengertian manusia, hakekat manusia,
hubunganmanusia dengan filsafat.
Di bab terakhir terdapat bab ketiga yaitu penutup yang berisikan
kesimpulan dan saran dari semua pembahasan yang telah dijelaskan dalam
makalah ini.


3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Manusia diartikan sebagai makhluk alamiah yaitu karena manusia tidak
bisa lepas dari alam.Manusia membutuhkan alam untuk hidup.Sebagai contoh,
kita memerlukan oksigen yang berasal dari alam untuk bernafas.Kita juga
menggunakan ikan, sayur mayur, dan air yang berasal dari alam untuk
melangsungkan kehidupan. Manusia memiliki insting untuk menentukan apa yang
akan dia lakukan. Sebagai contoh jika manusia merasakan lapar, otomatis manusia
itu akan mencari makanan untuk mengatasi rasa laparnya.
Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki
kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan

manusia

yang


lain.Dalam

hidup

bersama

dengan

sesamanya

(bermasyarakat), setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu,
mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing – masing, namun demikian
sekaligus ia pun mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan
sesamanya.

Melalui

hidup

dengan


sesamanyalah

manusia

akan

dapat

mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut
manusia sebagai makhluk social atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer,
1987).
B. Sudut Pandang Antropologi
Dari segi antropologi terdapat tiga sudut pandang hakekat manusia, yaitu
manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila. Berikut
penjelasan dari ketiganya:
a. Manusia Sebagai Makhluk Individu (Individual Being)
Dalam bahasa filsafat dinyatakan self-existence adalah sumber pengertian
manusia akan segala sesuatu. Self-existence ini mencakup pengertian yang amat
luas, terutama meliputi: kesadaran adanya diri diantara semua relita, self-respect,

self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan

4

pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi
dasar bagi self-realisasi. Manusia sabagai individu memiliki hak asasi sebagai
kodrat alami atau sebagi anugrah Tuhan kepadanya.Hak asasi manusia sebagai
pribadi itu terutama hak hidup, hak kemerdekaan dan hak milik.
Disadari atau tidak menusia sering memperlihatkan dirinya sebagai
makhluk individu, seperti ketika mereka memaksakan kehendaknya (egoisme),
memecahkan masalahnya sendiri, percaya diri, dll.Menjadi seorang individu
manusia mempunyai ciri khasnya masing-masing. Antara manusia satu dengan
yang lain berbeda-beda, bahkan orang yang kembar sekalipun, karena tidak ada
manusia di dunia ini yang benar-benar sama persis. Fisik boleh sama, tetapi
kepribadian tidak.
Jadi dalam pendidikan seorang guru sangat perlu memahami hakekat
manusia sebagai individu. Itu kaitanya dengan menghargai perbedaan dalam
setiap anak didiknya, agar sang guru tidak semena-mena dan memaksakan
kehendaknya (diskriminasi) kepada peserta didik. Perbedaan itu bisa berupa fisik,
intelejensi, sikap, kepribadian, agama, dll.

b. Manusia Sebagai Makhluk Sosial (Sosial Being)
Telah kita ketahui bersama bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian,
manusia membutuhkan manusia lain agar bisa tetap exsis dalam menjalani
kehidupan ini, itu sebabnya manusia juga dikenal dengan istilah makhluk sosial.
Keberadaanya tergantung oleh manusia lain.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial ialah adanya kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama dan bagaimana
tanggung jawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan itu.Adanya kesadaran
interdependensi dan saling membutuhkan serta dorongan-dorongan untuk
mengabdi sesamanya adalah asas sosialitas itu.Kehidupan individu di dalam antar
hubungan sosial memang tidak usah kehilangan identitasnya. Sebab, kehidupan
sosial adalah realita sama rielnya dengan kehidupan individu itu sendiri.
Individualitas itu dalam perkembangan selanjutnya akan mencapai kesadaran
sosialitas. Tiap manusia akan sadar akan kebutuhan hidup bersama segera setelah
masa kanak-kanak yang egosentris berakhir.

5

Seorang guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menanamkan kerjasama
kepada peserta didiknya, agar kesadaran sosial itu dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.Hal tersebut dapat dicapai dengan penerapan strategi dan metode
yang tepat, juga dengan pemberian motivasi tentang kebersamaan.
c. Manusia Sebagai Makhluk Susila (Moral Being)
Asas pandangan bahwa manusia sebagai makhluk susila bersumber pada
kepercayaan bahwa budi nurani manusia secara apriori adalah sadar nilai dan
pengabdi norma-norma.Kesadaran susila (sense of morality) tak dapat dipisahkan
dengan realitas sosial, sebab, justru adanya nilai-nilai, efektivitas nilai-nilai,
berfungsinya nilai-nilai hanyalah di dalam kehidupan sosial.Artinya, kesusilaan
atau moralitas adalah fungsi sosial. Asas kesadaran nilai, asas moralitas adalah
dasar fundamental yanng membedakan manusia dari pada hidup makhlukmakhluk alamiah yang lain. Rasio dan budi nurani menjadi dasar adanya
kesadaran moral itu.
Ketiga esensi diatas merupakan satu kesatuan yang tidak terlepaskan dari
diri manusia, tinggal ia sadar atau tidak. Beberapa individu mempunyai
kecenderungan terhadap salah satu esensi itu.Ada yang cenderung esensi pertama
yang lebih menonjol, ada yang kedua dan ada yang ketiga.Semua tergantung
pemahaman dan pendidikan yang dialami oleh si individu tersebut.Fungsi
pendidikan adalah mengembangkan ketiganya secara seimbang.Agar manusia
dapat menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi yang sedang dialami.Sesuatu
yang berlebihan atau malah kurang itu tidak baik, jadi yang terbaik itu adalah
seimbang.
C. Pengertian Filsafat
Sebelum lebih jauh membahas tentang hakekat manusia dalam pandangan
filsafat, izinkan penulis sedikit memaparkan tentang pengertian filsafat itu sendiri
terlebih dahulu.Secara etimologis, filsafat berakar dari bahasa Yunani yaitu
phillein yang berarti cinta, dan shopia yang berarti kebijaksanaan.Jadi filsafat
adalah “cinta kebijaksanaan”.Kemudian dari pendekatan etimologis tersebut,
dapat disimpulkan bahwa filsafat berarti pengetahuan mengenai pengetahuan, akar
dari pengetahuan atau pengetahuan yang terdalam.

6

Secara terminologis, banyak sekali pendapat-pendapat yang berkenaan
dengan pengertian filsafat.Tidak ada pengertian yang secara pasti, tetapi berikut
beberapa pengertian yang penulis dapat dari beberapa sumber.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif) yang
berusaha untuk memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam keseluruhan
ruang lingkup pengalaman manusia.
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang
hakekat kebenaran sesuatu.
Filsafat adalah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami, mendalami dan menyelami secara radikal, dan integral serta
sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahua tersebut.
D. Hakekat Manusia dalam Pandangan Filsafat
Sabagaimana telah sedikit di utarakan di awal tadi, manusia merupakan
makhluk yang sangat unik.Upaya pemahaman hakekat manusia sudah dilakukan
sejak dahulu.Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan yang benarbenar tepat dan pas, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara
manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda.Bahkan orang kembar identik
sekalipun, mereka pasti memiliki perbedaaan.Mulai dari fisik, ideologi,
pemahaman, kepentingan dll.Semua itu menyebabkan suatu pernyataan belum
tentu pas untuk di amini oleh sebagian orang.
Para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan subtensi kepada manusia
sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan manusia di bumi ini;
a. Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi,
b. Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir,
c. Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan bahasa
dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun,
d. Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil. Dia pandai
membuat perkakas atau disebut juga Toolmaking Animal yaitu binatang yang
pandai membuat alat,

7

e.

Manusia adalah Zoon Politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama, bergaul

f.

dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
Manusia adalah Homo Economicus, artinya makhluk yang tunduk pada prinsip-

prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis,
g. Manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J.
Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia
sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah makhluk
yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur rohaniah merupakan
syarat mutlak terlaksananya program-program pendidikan.
E. Masalah Rohani dan Jasmani
Setidaknya terdapat empat aliran pemikiran yang berkaitan tentang
masalah rohani dan jasmani (sudut pandang unsur pembentuk manusia) yaitu:
Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, dan aliran aksistensialisme.
a. Aliran Serba zat (Faham Materialisme)
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sunguh ada itu adalah zat
atau materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam,
maka dari itu manusia adalah zat atau materi. Manusia ialah apa yang nampak
sebagai wujudnya, terdiri atas zat (darah, daging, tulang).
Jadi, aliran ini lebih berpemahaman bahwa esensi manusia adalah lebih
kepada zat atau materinya.Manusia bergerak menggunakan organ, makan dengan
tangan, berjalan dengan kaki, dll.Semua serba zat atau meteri. Berdasar aliran ini,
maka dalam pendidikan manusia harus melalui proses mengalami atau pratek
(psikomotor).
b. Aliran Serba Ruh
Dalam buku lain, aliran ini diberi namaAliran Idealisme. Aliran ini
berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh, juga
hakekat manusia adalah ruh.Ruh disini bisa diartikan juga sebagai jiwa, mental,
juga rasio/akal.Karena itu, jasmani atau tubuh (materi, zat) merupakan alat jiwa
untuk melaksanakan tujuan, keinginan dan dorongan jiwa (rohani, spirit, ratio)
manusia.
Jadi, aliran ini beranggapan bahwa yang menggerakkan tubuh itu adalah
ruh atau jiwa. Tanpa ruh atau jiwa maka jasmani, raga atau fisik manusia akan
mati, sia-sia dan tidak berdaya sama sekali. Dalam pendidikan, maka tidak hanya

8

aspek pengalaman saja yang diutamakan, faktor dalam seperti potensi bawaan
(intelegensi, rasio, kemauan dan perasaan) memerlukan perhatian juga.
c.

Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakekatnya terdiri dari
dua substansi, yaitu jasmani dan rohani. Aliran ini melihat realita semesta sebagai
sintesa kedua kategori animate dan inanimate, makhluk hidup dan benda mati.
Demikian pula manusia merupakan kesatuan rohani dan jasmani, jiwa dan raga.
Misalnya ada persoalan: dimana letaknya mind (jiwa, rasio) dalam pribadi
manusia. Mungkin jawaban umum akan menyatakan bahwa ratio itu terletak pada
otak. Akan tetapi akan timbul problem, bagaiman mungkin suatu immaterial
entity (sesuatu yang non-meterial) yang tiada membutuhkan ruang, dapat
ditempatkan pada suatu materi (tubuh jasmani) yang berada pada ruang wadah
tertentu.
Jadi, aliran ini meyakini bahwa sesungguhnya manusia tidak dapat
dipisahkan antara zat/raga dan ruh/jiwa.Karena pada hakekatnya keduanya tidak
dapat dipisahkan.Masing-masing memiliki peranan yang sama-sama sangat vital.
Jiwa tanpa ruh ia akan mati, ruh tanpa jiwa ia tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam
pendidikan pun, harus memaksimalkan kedua unsur ini, tidak hanya salah satu
saja karena keduanya sangat penting.

d. Aliran Eksistensialisme
Aliran filsafat modern berpikir tentang hakekat manusia merupakan
eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat
manusia itu yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Disini
manusia dipandang dari serba zat, serba ruh atau dualisme dari kedua aliran itu,
tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri di dunia.

F.

Hubungan Hakekat Manusia dan Filsafat Pendidikan
Pemikiran tentang hakikat manusia sejak zaman dahulu kala sampai zaman
modern sekarang ini juga belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir.
Hakekat

manusia

sesungguhnya

didasari

oleh

beberapa

ilmu

yang

melatarbelakangi hubungan manusia dan filsafat pendidikan.Salah satunya

9

adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia disebut antropologi
filsafat.Filsafat antropologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat
manusia sebagai keseluruhan atau manusia seutuhnya.Pengetahuan filosofis
manusia pada dasarnya adalah refleksi manusia tentang dirinya sendiri.
Kaitan antara filsafat dan manusia memang benar-benar erat, dimana
manusia itu sendirilah yang akan melahirkan sebuah filsafat. Memang pada
dasarnya manusia dilahirkan sebagai bayi yang tidak bisa melakukan apa-apa
tanpa bantuan orang lain. Hal ini biasnya digambarkan bahwa manusia yang baru
lahir seperti sebuah kertas putih yang masih bersih dari coret-coretan. Dan dalam
masa tertentu kertas itu sedikit demi sedikit akan terdapat goresan-goresan.
Dalam hal ini yaitu menggambarkan akan fungsi hereditas yang dibawa manusia
itu sendiri dan lingkungan sekitar tempat manusia itu berinteraksi dengan
manusia yang lainnya.
Secara harfiah atau konseptual filsafat dapat juga diartikan sebagai segala
aktifitas manusia untuk merenungkan tentang segala ssuatu yang ada, sehingga
mempunyai makna yang mendalam.Dan biasanya filsafat juga merupakan suatu
sikap atau pandangan hidup manusia, karena filsafat seseorang ialah keseluruhan
jumlah kepercayaan atau keyakinannya, jadi setiap manusia cenderung
mempunyai suatu filsafat hidup atau pedoman hidup.Dilihat dari definisi diatas
telah terlihat dengan jelas kaitan antara filsafat dan manusia.
Filsafat bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya untuk
memenuhi hasrat keingintahuan manusia, tetapi filsafat mempunyai fungsi dalam
kehidupan manusia. Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan filsafat,
yaitu bahwa :
1.

filsafat membantu manusia dalam mengambil keputusan dan tindakan
dalam kehidupannya.

2.

filsafat sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik
dalam hidup.

3.

untuk dasar menghadapi banyak kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia
yang selalu berubah.
Dengan

demikian

terdapat

hubungan

antara

filsafat

dan

pendidikan.Filsafat dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu

10

carapendekatan

yang

digunakan

oleh

para

pakar

pendidikan

dalam

memecahkanproblematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya
selainmenggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan
filsafat,sebagai pandangan tertentu terhadap suatu objekyang akan mewarnai pula
pandanganahli

pendidikan

tersebut

dalam

teori

pendidikan

yang

dikembangkannya. Aliranfilsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan
bentuk serta corak tertentuterhadap teori-teori pendidikan yang dikembangkan
atas dasar aliran filsafattersebut.
Filsafat juga berfungsi mengarahkan agar teori-teori dan pandanganfilsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalampraktek
kependidikan

sesuai

jugaberkembang

dengan

dalam

kenyataan

dan

masyarakat.Merupakan

kebutuhan
kenyataan

hidup

yang

bahwa

setiap

masyarakathidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang
berbedaantara satu dengan yang lainnya. Dan sendirinya akan menyangkut
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Filsafat sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya
danmemusatkan kegiatannya untuk merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan
pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segisegi pendidikan serta isi moral pendidikannya. Filsafat juga merumuskan sistem
atau teori pendidikan ( science of education) yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, dan peranan pendidikan
dalampembangunan masyarakat dan negara.
Karena filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunyausaha manusia
dibidang kerohanian untuk mencapai pendidikan ataupengetahuan. Memang
lambat laun beberapa ilmu-ilmu pengetahuan itu akanmelepaskan diri dari filsafat
akan tetapi tidaklah berarti ilmu itu sama sekalitidak membutuhkan bantuan dari
filsafat. Filsafat akan memberikan alternatifmana yang paling baik untuk
dijadikan pegangan manusia.
Untuk
dalamkehidupan

memberikan
manusia

gambaran
maka

terlebih

bagaimana
dahulu

kedudukan

filsafat

diungkapkan

kembali

pengertianfilsafat. Filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Maka filsafat dalam
diri manusia memberikan peranan bahwa dalam pendidikannya manusia harus

11

mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang mendorong manusia itusendiri untuk
menjadi orang yang bijaksana.Oleh karena itu seorang yang berfilsafat adalah
orang

yang

berfikir

secarasadar

dan

bertanggung

jawab

dengan

pertanggungjawaban pertama adalahterhadap dirinya sendiri.
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia yaitu memberikanpengertian
dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentangkenyataan yang
diberikan oleh filsafat. Berdasarkan dasar-dasar hasilkenyataan, maka filsafat
memberikan pedoman hidup kepada manusia,pedoman itu mengenai sesuatu yang
berada disekitar manusia sendiri seperti kedudukan dalam hubungannya dengan
yang lainnya.Kita juga mengetahuibahwa alat-alat kewajiban manusia seperti
akal, rasa dan kehendak.Denganakal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk
berpikir guna memperolehpengetahuan.Dengan rasa dan kehendak maka filsafat
memberikan pedomantentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
Antara ketiga komponen, yaitu manusia, filsafat, dan pendidikan sangat
erat

hubungannya.

Manusia

diahirkan

sebagai

bayi

yang

tidak

bisa

melakukantanpa bantuan orang lain. Hal ini biasanya digambarkan bahwa
manusia yangbaru lahir seperti sebuah kertas putih yang masih bersih dari coretcoretan. Dandalam masa tertentu kertas itu sedikit demi sedikit akan terdapat
goresan-goresan.Dalam hal ini yaitu menggambarkan akan fungsi herditas yang
dibawa manusiaitu sendiri dan lingkungan sekitar tempat manusia itu berinteraksi
dengan manusiayang lainnya.
Dalam

proses

kehidupan,

manusia

akan

dihadapkan

dengan

berbagaimasalah.Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara hidup yang baik.
Dan halitu harus melalui pendidikan.Jadi bagi manusia pendidikan merupakan
suatukeharusan (Animal educandum). Karena potensi dasar yang dibawa sejak
lahir,masih harus dikembangkan lagi dalam lingkungannya melaluipendidikan.
(Animal educable).Kedewasaan merupakan tujuan perkembanganmanusia dan
kata kunci dalam pendidikan.Karena pendidikan juga bisa disebutsebagai suatu
upaya mendewasakan anak manusia, yaitu membimbing anak agarmenjadi
manusia yang bertanggung jawab(menunjukkan adanya kesadarannormatif pada
diri manusia).

12

Peran filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir
manusia yang yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.Sesuai
dengan pengertiannya dari segi etimologi. Filsafat akan mengajarkan dan melatih
manusia untuk bersikap yang bijaksana dalam hidup. Terkadang dengan
berfikirfilsafat,seseorang akan mempunyai suatu filsafat hidup atau pandangan
ataupedoman hidup yang baik.Oleh karena itu erat sekali hubungan antara
keberadaan manusia, filsafat danpendidikan dalam proses kehidupan manusia di
dunia ini.
Dalam proses pendidikan, filsafat mengajarkan bahwa seorang guru
seharusnya tidak hanya tahu tentang hakekat dunia dimana ia tinggal, tetapi harus
tahu hakekat manusia, khususnya hakekat anak sehingga tahu bagaimana cara
memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

13

Manusia dan Filsafat mempunyai kaitan yang cukup erat dalam suatu
kehidupan. Manusia memiliki akal pikiran dan berbagai kebutuhan untuk suatu
hal yang diinginkan yang akan melahirkan suati pemikiran filsafati. Filsafat juga
merupakan suatu sikap atau pandangan hidup manusia, karena filsafat seseorang
ialah keseluruhan jumlah kepercayaan atau keyakinannya, jadi setiap manusia
cenderung mempunyai suatu filsafat hidup atau pedoman hidup.Karena filsafat
satu-satunya yan telah mencapai kebenaran atau pengetahuan. Filsafat akan
memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.
Dalam sisi lain, dapat kita tarik dalam garis besarnya bahwa manusia
memiliki kodratnya sebagai makhluk alamiah dan di sisi lain manusia juga
sebagai makhluk social yang memiliki peranan penting dalam kehidupan
bermasyarakat termasuk dalam hal pendidikan yang memiliki pedoman dan
pegangan tersendiri. Manusia sebagai makhluk alamiah mengandung arti bahwa
manusia secara individualitas dapat belajar secara langsung maupun tidak
langsung belajar mempelajari kehidupannya sendiri dan tidak dapat lepas juga
dari alam yang ada di sekelilingnya yang seringkali dimanfaatkan untuk
kehidupannya.
Manusia juga tidak lepas dari hubungannya dengan manusia yang
lainnya.Dimana manusia tidak hanya memiliki peran sebagai manusia alamiah
yang bergantung pada kehidupan pribadinya sendiri atau yang sering kita sebut
sebagai makhluk social.Manusia sebagai makhluk social harus mampu
berinteraksi secara hakekat dan keberadaannya, termasuk dalam bidang
pendidikan pula manusia memiliki peranan yang berpedoman pada filsafat yang
sangat begitu penting dan erat kaitannya.Jadi, manusia pada hakekatnya berperan
sebagai makhluk alamiah dan social yang memiliki kaitan yang erat dengan
filsafat pendidikan sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupannya.

B. Saran

14

Di dalam kehidupan nyata manusia di hadapkan oleh berbagai macam
fenomena.Manusia dituntut untuk menjadi manusia yang peka terhadap
perkembangan zaman.Oleh sebab itu manusia diharuskan untuk menjadi manusia
yang mempunyai daya fikir yang cerdas dalam menyikapi suatu masalah yang
ada.tapi hal itu kurang lengkap tanpa adanya suatu kebijakanaan dan tanggung
jawab di dalamnya. Beberapa rumusan tujuan umum bagi ilmuwan muda ketika
mempelajari filsafat yaitu untuk lebih memanusiakan diri, mendidik dan
membangun diri, untuk membangun kebiasaan bersikap objektif , untuk
menghilangkan egoisme (kepicikan) dan membuat kita memiliki pandangan yang
luas dan bijak dalam menyikapi berbagai masalah hidup dan kehidupan. Selain itu
filsafat juga menjadikan kita menjadi diri sendiri , memiliki cara berpikir yang
disempurnakan dan memiliki sikap kritis terhadap berbagai hal sebagai seorang
ilmuwan muda.

DAFTAR PUSTAKA

15

http://hendracliquerz001.blogspot.com/2011/05/makalah-filasafat-pendidikandan.html
http://www.scribs.com/manusia-dan-filsafat.

16