KULTUR JARINGAN RUMPUT LAUT pptx

 
PERBANYAKAN BIBIT RUMPUT LAUT KOTONI
(Kappaphycus alvarezii) DENGAN METODE
KULTUR JARINGAN DI SOUTHEAST ASIAN
REGIONAL CENTRE FOR TROPICAL BIOLOGY

IDRIS AFFANDI
2031411024
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2016

PENDAHULUAN
• Jenis

rumput laut yang dibudidayakan di Indonesia meliputi
Eucheuma spinosum, Gracilaria sp., Eucheuma muricatum,
Gelidium sp., Sargassum sp., dan Kapphaphycus alvarezii.

• Salah


satu kendala dalam pengembangan budidaya rumput
laut adalah keterbatasan bibit yang kontinyu dan berkualitas

• Kultur

jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan
tanaman secara vegetatif.

• Pada

rumput laut, teknik kultur jaringan diharapkan mampu
menjadi solusi atas permasalahan ketersediaan bibit yang
berkualitas tanpa harus dipengaruhi oleh cuaca dan iklim di
perairan pantai budidaya sehingga bibit rumput laut dapat
tersedia secara berkesinambungan sepanjang tahun untuk

Tujuan
tujuan dari praktek lapang ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami teknik

perbanyakan bibit rumput laut kotoni
dengan metode kultur jaringan di southeast asian regional
centre for tropical biology.

Manfaat Praktek Lapang
Manfaat dari praktek lapang ini yaitu memperoleh
Kesempatan mempelajari dan turut serta melaksanakan
aktivitas sehari-hari dalam kegiatan Instansi termasuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang akan membuka pemikiran yang lebih
luas dan sebagai informasi bagi masyarakat untuk
pengembangan teknik kultur jaringan.

Foto Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii

Sumber: dokumentasi
Pribadi

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Lokasi
Praktek lapang dilakukan sejak tanggal 25 Juli 2016 hingga
23 Agustus 2016, bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan
Southeast Asian Regional Centre For Tropical Biology (SEAMEO
BIOTROP) Bogor, Jawa Barat.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu antara lain: aerator, akuarium,
autoklaf, botol chicken, bunsen, cawan petri, filter air laut, gelas
ukur, kaca, kain lap, karet, kompor, labu ukur, millipore filter,
oven, pinset, pisau skalpel, plastik, rak kultur, refraktometer,
rotary shaker, spatula, thermometer, timbangan analitik, dan
tissu. Bahan yang digunakan yaitu antara lain: air laut, rumput
laut, stok Conwy, stok iron-EDTA, stok Provasoli Enriched

• Prosedur Kerja
Pada Praktek Lapang yang dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan SEAMEO BIOTROP yaitu dengan metode:

Metode Pengamatan (Observation)
Metode Wawancara

Metode Dokumentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses perbanyakan bibit rumput laut kotoni (Kappaphycus
alvarezii) dengan metode teknik kultur jaringan di Southeast
Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP)
yakni melalui beberapa tahapan antara lain:

Pembuatan Media Kultur,
Pembuatan Kultur Aseptik,
Induksi dan Regenarasi Kalus, Dan
Aklimatisasi Plantlet.

Pembuatan Media Kultur

• Persiapan air laut
• Pembuatan media Provasoli Enriched Seawater (PES)
Pes padat
Pes Cair
Komponen bahan

TRIS base
NaNO3
Na2 b-glycerophosphate H2O
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
B12)

stok
stok
stok
stok
stok

Iron-EDTA
Trace Metals
Thiamine (Vit. B1)
Biotin (Vit. H)

Cyanocobalamin (Vit.

Kuantitas
5,0 g
3,5 g
0,5 g
250 ml
25 ml
0,5 ml
0,5 ml
1 ml

Sterilisasi Eksplan Kultur Jaringan
Rumput Laut Kotoni (Kappaphycus alvarezii)
• Bagian eksplan rumput laut yang akan digunakan dalam
sterilisasi adalah bagian talus.
• eksplan yang akan digunakan dipotong-potong
• dibilas menggunakan air laut steril sebanyak 2 kali
• Eksplan yang telah dipotong kemudian direndam dalam
larutan sabun selama 8-10 menit sambil dikocok-kocok,

dibilas kembali dengan air laut sebanyak 2 kali.
• Eksplan kemudian direndam pada larutan betadine 10%
(betadine 10 mL ditambahkan air laut 90 mL), eksplan
direndam selama 4 menit lalu eksplan dibilas kembali dengan
air laut sebanyak 3-4 kali.
• Eksplan dikeringkan dengan tisu.
• Eksplan kemudian dimasukkan kedalam PES Cair yang telah

Induksi dan Regenerasi
Induksi Kalus
• Thallus rumput laut steril dibersihkan dengan tissue steril untuk
membersihkan agar yang menempel (media PS1 awal)
• thallus dipindahkan dalam media baru (selama 2 bulan) dan
diinkunbasi dengan lampu padam atau diletakkan ditempat gelap
• pengamatan dilakukan selama 1 bulan

Induksi Thallus
• Kultur kalus pada media PO padat dilap dengan tissue steril
dan dipotong 3 atau 4 bagian sesuai ukuran kalus
• Potongan kalus dimasukkan kedalam botol yang berisi media

PO cair (980 ALS+20ml/L PES Steril)
• Kalus dishaker selama 5 bulan
• Setelah tumbuh thallus, thallus dipindahkan kedalam media
aerasi hingga tumbuh mikropropagul

• Regenerasi mikropropagul menjadi propagul atau planlet
tujuan dari tahap ini adalah untuk menumbuhkan
mikropropagul menjadi propagul atau planlet yang siap untuk
diaklimatisasi secara ex vitro.

Regenerasi
mikropropagul
menjadi
planlet
(Sumber:
dokumentasi
pribadi)

Induksi
thallus

(Sumber:
dokumentasi
pribadi)

Induksi
Kalus
(Sumber:
dokumentasi
pribadi)

Aklimatisasi Planlet

• Planlet rumput laut muda diaklimatisasi dan dipelihara dalam

akuarium dirumah kaca sebelum dibudidayakan di perairan
pantai. Proses ini dilakukan supaya mengadaptasikan planlet
dari in vitro ke lingkungan baru yaitu akuarium yang
disimpan didalam rumah kaca.

Sumber:

Dokumentasi pribadi

KESIMPULAN
Proses perbanyakan bibit rumput laut kotoni (Kappaphycus
alvarezii) dengan metode teknik kultur jaringan di southeast Asian
regional centre for tropical biology (SEAMEO BIOTROP) yakni
melalui beberapa tahapan antara lain pembuatan media kultur,
pembuatan kultur aseptik, induksi dan regenarasi kalus dan
aklimatisasi plantlet. Pada tahap pembuatan media kultur, hal
yang diperlukan yaitu persiapan air laut, pembuatan larutan stok
dan pembuatan media untuk pertumbuhan rumput laut. Bagian
dari rumput laut yang digunakan sebagai eksplan yaitu kalus dan
thallus.

TERIMA KASIH
Karena dalam setiap langkah dan tindakanmu, ada doa orang
tua yang merestuimu
~IA~