ESTIMASI BIAYA Disusun untuk Memenuhi Ni
ESTIMASI BIAYA MAKALAH MANAJEMEN KONSTRUKSI
Disusun Oleh: Rizky Wahyu Pangestu
NIM 41116320030
Dosen Pengajar: Anjas Handayani, ST, MT
Disusun untuk Memenuhi Nilai Tugas untuk Mata Kuliah Manajemen Konstruksi
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA CIBUBUR 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, serta karunia-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Estimasi Biaya pada Proyek Konstruksi.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua serta keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan kepercayaan yang begitu besar. Tak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Sri Anjas Handayani selaku pengajar yang telah memberikan bimbingan dalam pelajaran mata kuliah Manajemen Konstruksi, serta teman-teman yang membantu dalam penyelesaiian makalah ini.
Laporan ini disusun dalam rangka melaksanakan tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi. Disadari sebagai manusia tidak luput dari segala kesalahan maka dengan ini penulis menerima dengan tangan terbuka segala saran dan kritik guna kebaikan kita semua ke depannya.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini juga dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Depok, April 2017
Penulis
1| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek ............................... 10
3| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang juga harus ditunjang dengan keberhasilan suatu negara di dalam dunia konstruksi. Perkembangan infrastruktur di dalam dunia konstruksi yang dimaksud adalah dengan dibangunnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam sektor perekonomian, transportasi, sosial dan budaya. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa gedung, jembatan, bendungan, ataupun jalan. Dalam pembangunan infrastruktur dalam dunia kontruksi tersebut, diperlukan sebuah cost estimation agar biaya yang dikeluarkan dalam pelaksnaaan proyek dapat diperkirakan.
Dalam penyelenggaraan sebuah proyek konstruksi, estimasi biaya memegang peranan penting khususnya dalam bagian managemen konstruksi. Manajemen biaya itu sendiri adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan. Manajemen biaya meliputi beberapa fungsi khusus manajemen proyek yang mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan, penjadwalan, akuntansi dan desain. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya yang cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi pemilik proyek ( owner ), estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi yang harus dilaksanakan.
Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting dan tentu saja
5| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030) 5| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
Pada tahap awal penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil keputusan dengan estimator proyek. Pada tahap akhir penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Penentuan biaya juga berguna untuk menerbitkan biaya laporan bulanan. Tujuan akhirnya yakni menyelesaikan proyek sesuai kualitas, pada jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran.
1.2 Tujuan Penulisan
Ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Memenuhi tugas mata kuliah estimasi biaya
2. Mampu memahami tujuan pembuatan estimasi biaya pada proyek konstruksi.
1.3 Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan estimasi biaya proyek konstruksi?
2 Apa yang mendasar dari estimasi biaya proyek konstruksi?
3 Bagaimana perhitungan dari suatu proyek konstruksi?
4 Bagaimana struktur dari estimasi Biaya?
6| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Estimasi Biaya
Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup bermacam maksud dan kepentingan bagi berbagai strata manajemen dalam organisasi. Dalam dunia konstruksi, estimasi memegang peranan yang sangat penitng. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan.
2.2 Tinjaun Estimasi Biaya
Menurut Hajek (1994) bahwa banyak perusahaan dalam suasana ekonomi yang dinamis dewasa ini mengalami persaingan yang sangat ketat. Kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada keberhasilannya dalam menaksir biaya untuk berprestasi secara memuaskan dalam berbagai kontrak. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya mengandung unsur ketidakpastian data masukan, misalnya data penggunaan jam-orang, bahan yang digunakan, alat yang digunakan, dan sebagainya yang sangat tergantung pada pengalaman estimator di lapangan. Dalam taksiran biaya harus diperhitungkan pula biaya cadangan yang cukup guna menutup bidang-bidang resiko itu. Perhitungan yang tidak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi, mungkin berhasil memenangkan tender karena rendahnya penawaran, tetapi pada umumnya akan mengalami kerugian yang menyangkut kontrak. Jelas, tidak ada perusahaan yang dapat bertahan lama bisa beroperasi jika perusahaannya merugi. Sebaliknya perusahaan yang terlalu banyak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi dalam perkiraan biayanya tidak akan memenangkan tenderdan tidak akan dapat berkembang.
Dalam menaksir biaya yang hendak ditawarkan, estimator harus mempergunakan segenap pengalaman, kelihaian berusaha, serta pengetahuannya untuk mendapatkan taksiran yang tidak hanya memungkinkannya untuk
7| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030) 7| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
2.3 Metode Estimasi Biaya
Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai berikut :
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat, volume dan sebagainya.
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, yaitu dengan mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand book , katalog, dan penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya proyek.
3. Metode menganalisis unsur-unsurnya ( Elemental Cost Analysis ), yaitu dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur menurut fungsinya.
4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang
terkait.
8| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
5. Quantity take-off , yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan.
6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang
memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
2.4 Tahapan Estimasi Biaya
Dalam pelaksanaan estimasi biaya terdapat beberapa tahapan. Menurut Abrar Husen (2011) dalam bukunya “manajemen proyek” terdiri dari :
1. Tahapan pengembangan koseptual Biaya dihitung secara global berdasarkan informasi desain minim. Dipakai perhitungannya berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga per meter persegi.
2. Tahapan desain konstruksi Biaya proyek dihitung secara agak mendetail berdasarkan volume pekerjaan dan informasi harga satuan.
3. Tahapan pelelangan Biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan.
4. Tahapan pelaksanaan Biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail berdasarkan kuantitas pekerjaan, gambar shop drawing dan metode pelaksanaan dengan ketelitian yang lebih tinggi.
9| Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
Seiring dengan laju kemajuan pelaksanaan proyek, tataran kecermatan dan ketelitian estimasi yang diperlukan sudah tentu akan semakin meningkat pula, sehingga menurut Istimawan D (1996) biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan semacam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokan dalam urutannya, sebagai berikut:
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian pembiayaan.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta harga satuan pekerjaan.
3. Estimasi definitif,
pembiayaan dan pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan. Berikut ini merupakan tabel macam estimasi sesuai tahapa proyek.
merupakan
gambaran
Table 1: Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek
PENGEMBANGAN TAHAP TAHAP PELAKSANAAN KONSEP PERENCANAAN PELELANGAN KONSTRUKSI
Estimasi
Estimasi
Pendahuluan Kasar
Estimasi Terperinci Kontrak Definitif
Selisih Harga
Pada table 1 diberikan skema urutan kebutuhan macam estimasi sesuai dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan proyek, prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya cukup besar, dan makin mendekati penawaran proyek prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya makin kecil. Hal ini disebabkan belum
10 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030) 10 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
2.5 Jenis – Jenis Biaya Konstruksi
Cost Estimation (Estimasi Biaya) dalam penyusunannya secara keseluruhan merupakan biaya konstruksi biasanya meliputi analisis perhitungan terhadap lima unsur utamanya, yaitu:
1. Biaya material Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan biaya material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan,baik material pokok maupun penunjang.
2. Biaya tenaga kerja Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit dari keseluruhan analisis biaya konstruksi. Banyak sekali faktor berpengaruh yang harus diperhitungkan, diantaranya kondisi tempat kerja,ketrampilan, lama waktu kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produktivitas dan indeks biaya hidup setempat.
3. Biaya peralatan stimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, mobilisasi, memasang, membongkar dan pengoperasian selama konstruksi berlangsung. Karena menyangkut pembiayaan mahal, maka untuk memilih sesuatu peralatan harus dilihat kebutuhan sebenarnya berdasarkan kemampuannya, kapasitas, cara operasi dan spesifikasi teknis lainnya.
4. Biaya tak langsung Biaya tidak langsung dibagi dua golongan yaitu biaya umum (overhead) dan biaya proyek. Yang dikelompokkan sebagai biaya umum meliputi: gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan, sewa kantor, telepon dll. Sedangkan yang dikelompokkan sebagai biaya proyek,pengeluarannya dpt dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkanpada biaya material, upah kerja atau peralatan.
11 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
5. Keuntungan Perusahaan Nilai keuntungan perusahaan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dari seluruh jumlah pembiayaan. Nilainya dapat berkisar antara 8 % – 12 %.
2.6 Hambatan dalam Proses Estimasi Biaya
Jangka waktu yang singkat dalam pelaksanaan proyek kontruksi sering kali memunculkan beberapa hambatan dalam pembuatan estimasi Victor G. Hajek (1994) menyampaikan beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan estimasi, yaitu:
1. Adanya hal-hal yang terlewatkan. Apakah ada unsur biaya penting yang terlupakan, misalnya apakah telah direncanakan adanya pemeriksaan dan apakah taksiran telah memperhitungkan biaya perekayasaan, bahan, dan lain-lain bagi upaya demikian.
2. Rincian pekerjaan yang tak memadai. Apakah struktur rincian pekerjaan yang sedang digunakan telah memperhatikan secara cukup segenap sub sistem serta upaya yang diperlukan bagi proyek tersebut.
3. Salah tafsir tentang fungsi atau data proyek. Tepatkah penafsiran kerumitan disain tersebut, salah tafsir akan mengakibatkan taksiran yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Penggunaan teknik penaksiran yang salah. Bagi disain
yang dipermasalahkan harus diterapkan teknik penaksiran yang benar, misalnya penggunaan statistik biaya yang diperoleh dari jalan produksi suatu sub sistem yang serupa bagi suatu alat prototipe yang memerlukan pekerjaan perekayasaan dan/atau pengembangan pasti akan menghasilkan taksiran yang sangat terlampau rendah.
5. Kegagalan mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-unsur biaya utama. Telah ditetapkan secara statistik bahwa setiap proyek, 20 persen dari sub sistem-subsistem akan menyebabkan 80 persen biaya total. Dengan demikian para quantity surveyor seyogyanya memusatkan waktu serta upayanya pada subsistemsubsistem serta golongan- golongan upaya biaya tinggi guna meningkatkan peluang mereka memperoleh taksiran biaya yang tepat.
12 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
2.7 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang akan dikeluarkan pada suatu proyek dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja. Dalam aplikasinya di lapangan Rencana Anggaran Biaya merupakan alat untuk mengendalikan jumlah biaya penyelesaian pekerjaan secara berurutan sesuai dengan yang telah direncanakan. Rencana Anggaran Biaya ini berada pada proposal biaya di luar proposal teknis yang merupakan kelengkapan administrasi sebuah perusahaan jasa konstruk. Selain itu juga RAB merupakan perkiraan yang dibuat sebelum pelaksanaan suatu proyek fisik dimulai. Yang dibuat oleh :
1. Pemilik ( owner )
2. Konsultan teknik
3. Perencana kontraktor Tujuan pembuatan RAB adalah :
1. Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya
2. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses pembangunan.
3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber daya Cost Estimate (estimasi biaya) atau dalam istilah populer yang disebut dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai Rencana Anggaran Biaya yang diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti pelelangan.
Dalam menyusun P r oject Cost Estimate ( P CE ) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB) setidaknya secara sederhana dapat dipilah menjadi dua langkah, yakni tahap persiapan dan tahap penyusunan RAB itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam penyusunan RAB ada dua faktor utama yang senantiasa dipadukan yakni faktor pengalaman dan faktor analisis biaya konstruksi (meliputi upah, tenaga kerja dan bahan) secara ringkas proses penyusunan anggaran biaya je mbatan atau gedung dapat dilihat di bawah ini.
Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek dibuat berdasarkan rencana anggaran penawaran yang digunakan sebagai patokan biaya penyelesaian proyek yang harus diikuti oleh setiap unit yang dalam kendali seorang manajer proyek.
13 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
Sebagai penetapan harga dalam suatu pelelangan ada 2 estimasi, yaitu :
1. Estimasi perencanaan ( Engineer’s Estimate atau EE )
2. Estimasi pemilik ( Owner’s Estimate atau OE )
2.8 Tahapan Penyusunan RAB
Gambar 1 : Tahapan Penyusunan RAB
Pada umumnya biaya proyek terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya bahan atau peralatan, adapun tahapan penyusunan biaya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Volume Pekerjaan Rumus perhitungan volume pekerjaan : Volume untuk luasan item pekerjaan (m2)
= panjang x lebar
Volume untuk kubikasi item pekerjaan (m3)
= panjang x lebar x tinggi
Volume panjang item pekerjaan (m)
= panjang / tinggi Volume untuk borongan (ls, unit, buah)
= sesuai kesepakatan
14 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Harga satuan upah dan bahan di setiap daerah berbeda sehingga dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu proyek, harus berpedoman pada Harga Satuan Pekerjaan.Analisa BOW umumnya digunakan dalam menyusun dan menghitung Harga Satuan Pekerjaan BOW ( Bur ger lifke Open Bar e Wor ken ) ialah suatu ketentuan umum yang ditetapkan Direktorat BOW tanggal 28 Februari 2921 Nomor 5372
A pada zaman penjajahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan pekerjaan yang bersifat tradisional yang memakai peralatan konvesional. Sedangkan bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan modern/ alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali. Tentu saja beberapa bagian analisa BOW yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun upah tenaga kerja. Namun demikian, analisa BOW masih dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya bangunan (Ibrahim, 1994).
Gambar 2 : Skema Harga Satuan Pekerjaan
3. Rekapitulasi Rekapitulasi adalah jumlah masing masing sub item pekerjaan dan kemudian ditotatlkan sehinggan didapatkan jumlah total biaya pekerjaan. Dalam rekapitulasi ini bilamana diperlukan juga ditambahkan biaya overhead dan biaya pajak.
15 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
Gambar 3 : Contoh Rekapitulasi biaya pekerjaan
16 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pembahasan di dalam BAB 2, yaitu :
1. Estimasi dalam pembuatannya haruslah dilakukan secara matang karena kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan
2. Estimasi yan dibuat dalam tahap perencanaan proyek haruslah mencerminkan keadaaan yang sesungguhnya di lapangan sehingga dalam
proses pembuatannya harus dilakukan berdasarkan pengalaman di lapangan.
3. Dalam pembuatan Rencana Anggaran Biaya atau RAB secara sederhana dapat dipilah menjadi dua langkah, yakni tahap persiapan dan tahap penyusunan RAB itu sendiri
4. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya diawali dengan menyusun Analisa satuan pekerjaan dan diakhiri dengan pembuatan rekapitulasi biaya pekerjaan.
3.2 Saran
Dalam pembahasana estimasi biaya proyek konstruksi, penulis memberikan beberapa saran, diantaranya:
1. Estimasi biaya konstruksi haruslah dibuat oleh orang yang telah berpengalaman di lapangan agar tidak terjadi kekurangan anggaran dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
2. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, biaya yang telah diestimasi juga harus di control dengan melakukan Cost Contr olling agar biaya yang telah diestimasi tidak digunakan untuk hal yang lain dan agar tidak terjadi penyimpangan biaya pada proyek konstruksi.
3. Nilai inflasi haruslah dihitung dalam pembuatan rencana anggaran biaya suatu proyek konstruksi.
17 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
DAFTAR PUSTAKA
Hajek, Victor G. 1994 . Manajemen P r oyek P er ekayasaan. Jakarta : Erlangga
Diyan Herwansyah , ESTIMASI ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI DAN RENCANA P ENJADWALAN TAHAP DESAIN P ADA P EMBANGUNAN KAMP US BSI MARGONDA – DEP OK, Universitas Gunadarma, Depok
Anjas Handayani, ST, MT, Modul Per kuliahan Manajemen Konstr uksi: Cost Estimation, Universitas Mercu Buana, Bekasi
Dian Arumningsih DP , P ERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA P ADA P ROYEK
P EMBANGUNAN JEMBATAN P ATIHAN KABUP ATEN SRAGEN, Yogyakarta
18 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Modul Perkuliahan Manajemen Konstruksi: Cost Estimation, Universitas Mercu Buana
Lmapiran 2 : Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi dan Rencana Penjadwalan Tahap Desain pada Pembangunan Kampus BSI Margonda Depok. Lampiran 3 : Perencanaan dan Estimasi Biaya pada Proyek Pembangunan Jembatan Patihan Kabupaten Sragen .
19 | Estimasi Biaya |Rizky Wahyu Pangestu (41116320030)
LAMPIRAN 1
MODUL PERKULIAHAN
Manajemen
Konstruksi
Cost Estimation
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka Kode MK
Disusun Oleh
Teknik
Teknik Sipil
06 Anjas Handayani, ST, MT
Abstract
Kompetensi
Estimasi biaya memang peranan
mampu memahami penting dalam penyelenggaraan
Mahasiswa
macam- macam biaya, mampu proyek
membuat perkiraan biaya atas estimasi adalah salah satu proses
konstruksi.
Kegiatan
sumber daya, mengerti metode utama dalam proyek konstruksi
perhitungan (analisa biaya) serta untuk mengetahui besarnya dana
dapat membuat rencana anggaran yang harus disediakan untuk
biaya (RAB)
sebuah bangunan.
Pembahasan
Pendahuluan
Perhatian utama dalam manajemen biaya proyek adalah pada biaya sumberdaya yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan dalam jadwal proyek. Manajemen biaya proyek meliputi proses-proses yang diperlukan untuk menjamin agar anggaran biaya yang telah disetujui cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam lingkup proyek. Adapun proses – proses dalam manajemen biaya proyek yaitu :
Penyusunan perkiraan biaya Penyusunan anggaran biaya Pengawasan biaya
Estimasi Biaya
Estimasi biaya atau perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan. Pada umumnya sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya yang cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Bagi pemilik proyek (owner), memerlukan estimasi biaya dalam rangka menyusun anggaran proyek, estimasi biaya juga diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi yang harus dilaksanakan.
Menurut Imam Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya terbatas pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk kegiatan tertentu proyek ataupun proyek secara keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan dengan waktu.
Adapun metode dalam estimasi biaya dalam PMBOK (Project Management of Body Knowlegde) dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1. Metode Estimasi Biaya (PMBOK )
Analogi atau Top-down; gunakan biaya actual dari proyek yang serupa sebelumnya sebagai dasar estimasi baru Parametric; model matematik digunakan pada keadaan dimana parameter dapat dkuantifikasi dan ada informasi dasar untuk membuat model akurat. Contoh
parameter : jumlah keluaran, jumlah transaksi, jumlah jam kerja, jumlah modul dll Bottom Up : estimasi biaya untuk masing-masing item pekerjaan dan menjumlahkan
mereka untuk mendapatkan jumlah total Tahapan perencanaan biaya proyek menurut Abrar Husen (2011) dalam bukunya
a aje e proyek terdiri dari :
1. Tahapan pengembangan konseptual
Biaya dihitung secara global berdasarkan informasi desain minim. Dipakai perhitungannya berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga per meter persegi.
2. Tahapan desain konstruksi
Biaya proyek dihitung secara agak mendetail berdasarkan volume pekerjaan dan informasi harga satuan.
3. Tahapan pelelangan
Biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan
4. Tahapan pelaksanaan
Biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail berdasarkan kuantitas pekerjaan, gambar shop drawing dan metode pelaksanaan dengan ketelitian yang lebih tinggi.
Menurut Istimawan D (1996), biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan semacam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokan dalam urutannya, sebagai berikut :
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya pendekatan kelayakan ekonomi disamping tujuan pengendaliaan pembiayaan.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya serta harga satuan pekerjaan
3. Estimasi definitive, merupakan gambar pembiayaan dan pertanggungjawaban selesainya untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan.
Gambar 2. Tipe estimasi sesuai dengan tahapan proyek (Djojowirono S, 1991)
Pada gambar diatas, diberikan skema urutan kebutuhan macam estimasi sesuai dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan, prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya cukup besar dan makin mendekati penawaran proyek prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya makin kecil. Hal ini disebabkan belum detailnya dokumentasi proyek yang tersedia diantaranya : gambar, spesifikasi, kontrak dan ketentuan lainnya.
Biaya Biaya (biasanya dalam unit mata uang) adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu atau sesuatu yang diberikan sebagai ganti. Komponen biaya total proyek biasanya terdiri atas :
a. Biaya Langsung (direct cost) merupakan biaya tetap selama proyek berlangsung, biaya tenaga kerja, material dan peralatan a. Biaya Langsung (direct cost) merupakan biaya tetap selama proyek berlangsung, biaya tenaga kerja, material dan peralatan
Biaya proyek juga dikelompokan menjadi :
1. Biaya Kapital/Biaya Modal
Biaya alat dan infrastruktur terdiri dari :
a. Fixed Capital (Fc)
Pembebasan tanah dan pengembangannya Desain pabrik Pembelian alat Pembangunan pabrik dan bangunan lain Contingency
b. Working Capital (Fw)
Starting up produksi (biaya manufaktur di bulan-bulan awal produksi)
2. Biaya Operasional dan biaya pemeliharaan
a. Biaya tetap : Tidak berhubungan dengan laju produksi
Capital charge (depresiasi) Gaji Asuransi Pemeliharaan periodik Pajak
b. Biaya variabel : Proposional dengan laju produksi
Bahan mentah Bahan kimia Utilitas dan transportasi Royalti Biaya pemeliharaan
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang akan dikeluarkan pada suatu proyek dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja. Dalam aplikasinya dilapangan, rencana anggaran biaya ini merupakan alat untuk mengendalikan Rencana anggaran biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang akan dikeluarkan pada suatu proyek dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja. Dalam aplikasinya dilapangan, rencana anggaran biaya ini merupakan alat untuk mengendalikan
1. Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya
2. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses pembangunan
3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber daya Cost Estimate (estimasi biaya) atau dalam istilah popular yang disebut dengan rencana anggaran biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai rencana anggaran biaya yang diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti pelelangan.
Dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) secara sederhana dapat dipilih menjadi dua langkah yaitu tahap persiapan dan tahap penyusunan RAB itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam menyusun RAB ada 2 faktor utama yang senantiasa dipadukan yakni faktor pengalaman dan faktor analisis biaya konstruksi (meliputi upah, tenaga kerja dan bahan) secara ringkas proses penyusunan anggaran biaya jembatan atau gedung dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 3. Tahap Penyusunan RAB
Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek dibuat berdasarkan rencana anggaran penawaran yang digunakan sebagai patokan biaya penyelesaian proyek yang harus diikuti oleh setiap unit yang dalam kendali seorang manajer proyek. Sebagai penetapan harga dalam suatu pelelangan ada 2 estimasi yaitu :
1. Estimasi perencanaan ( E gi eer’s Esti ate atau EE)
2. Estimasi pemilik ( Ow er’s Esti ate atau OE) Susunan RAB disampaikan berupa suatu dokumen yang isinya secara urut sebagai berikut :
1. Rekapitulasi
2. Rincian RAB (Bill of Quantity/ BoQ)
3. Analisa harga satuan pekerjaan (Unit Cost)
4. Daftar harga satuan bahan dan upah
Tahapan Penyusunan Biaya Proyek
Pada umumnya biaya proyek terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya bahan atau peralatan, adapun tahapanpenyusunan biaya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Volume Pekerjaan
Tahapan perhitungan volume ini dapat dikerjakan berdasarkan dari gambar-gambar denah maupun detail, sehingga gambar – gambar tersebut dapat terdapat ketidakjelasan pada ukuran maupun gambar dan mempengaruhi perhitungan volume pekerjaan. Rumus perhitungan volume pekerjaan :
Volume untuk luasan item pekerjaan (m2) = panjang x lebar Volume untuk kubikasi item pekerjaan (m3) = panjang x lebar x tinggi Volume panjang item pekerjaan (m) = panjang/tinggi Volume untuk borongan (Ls, unit, buah) = sesuai kesepakatan
2. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan upah dan bahan disetiap daerah berbeda sehingga dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu proyek harus berpedoman pada harga satuan pekerjaan. Untuk membuat analisa harga pekerjaan bisa dilakukan dengan :
Analisa BOW
Ada koefisien - koefisien
Cara SNI Cara dari Bina marga
Upah berdasarkan man-day atau man-hour Cara Modern
Survey harga satuan pekerjaan Dalam penentuan harga satuan pekerjaan baik harga satuan untuk material maupun harga satuan upah tenaga kerja untuk analisa rencana anggaran biaya (RAB), diperoleh dari :
Daftar harga yang dikeluarkan pemda setempat Daftar harga yang dikeluarkan instansi tertentu Jurnal-jurnal harga bahan dan upah Bapenas Survei harga dilokasi proyek
Gambar 4. Contoh daftar harga bahan
Gambar 5. Contoh daftar harga upah
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan digunakan untuk menyusun rencana anggaran biaya proyek. Dalam menyusun Rencana anggaran biaya (RAB) selain analisa harga satuan pekerjaan yang diperlukan data volume pekerjaan yang diambil dari gambar rencana, yang didalamnya terdapat kebutuhan tenaga kerja dan bahan tiap satuan pekerjaan.
Untuk membuat analisa harga bahan bisa dilakukan dengan :
1. Perhitungan
2. Buku Analisa misalnya BOW, SNI dan buku analisa lainnya
Contoh Analis Harga satuan Bahan dengan perhitungan :
Mencari koefisien campuran yang dibutuhkan pada pekerjaan beton 1:2:3 Air beton 1:2:3 adalah campuran 1 PC : 2 psr : 3 Krk Maksudnya untuk membuat suatu campuran beton 1:2:3 dibutuhkan masing-masing :
1 m3 PC (semen)
2 m3 Psr (Pasir)
3 m3 Krk (kerikil/split) Contoh : Berapa bahan yang dibutuhkan untuk campuran 1 m3 beton 1:2:3 dimana diketahu koefisien bahan dalam bentuk perekat basah : PC
1 m3 beton dengan campuran 1Pc : 2Psr : 3Krk akan dibutuhkan :
Untuk 1 m3 beton dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
Diketahui 1 m3 Pc = 1445,5 kg dan untuk 1 zak PC = 50 kg Maka untuk 0,27 m3 Pc = 0,27 x 1445,5 = 390,285 kg
= 390,285 / 50 = 7,8057 zak
Jadi untuk 1m3 beton 1 : 2 : 3 dibutuhkan : 7,8057 zak Pc (semen) 0,54 m3 Pasir beton 0,82 m3 Kerikil
Contoh Analis Harga satuan Bahan dengan buku analisa BOW :
Carilah harga satuan bahan 1m3 pekerjaan pasangan batu kali 1 : 4 dengan analisa BOW jika diketahui harga bahan sebagai berikut : Batu kali
Rp. 9.000/m3
Pc
Rp. 8.000/zak
Pasir Pasang
Rp 7.000/m3
Penyelesaian : Dari Buku BOW didapat : Harga bahan :
1,2 m3
batu kali
Pasir pasang @Rp. 7.000
= Rp. 3.654 +
Jumlah Harga bahan = Rp. 40.534
3. Hitungan Rincian Bill of Quantity (BoQ)
Proses Bill of Quantity (BoQ) diperoleh dari volume pekerjaan dikalikan harga satuan pekerjaan
Gambar 6. Contoh Hitungan BOQ
4. Membuat Rekapitulasi
Berisikan gabungan dari perhitungan Bill of Quantity dari seluruh pekerjaan.
Gambar 7. Contoh Rekapitulasi
Daftar Pustaka
Chris Hendrickson and Tung Au, (2000). Project Management for Construction, Second Edition
Djojowirono S. (1991), Manajemen Konstruksi, KMTS FT UGM, Yogyakarta Dipohusodo, Istimawan (1998), Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1 dan 2, Kanisius.
Yogyakart Husen A, (2010). Manajemen Proyek (edisi revisi). Penerbit Andi, Yogyakarta Project Management Institute, Inc, (2013). A Guide to the Project Management Body of
Knowledge. (PMBOK® Guide) – Fifth Edition Suharto, Imam. (1999), Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1 dan
Jilid 2, Edisi Kedua Penerbit Erlangga, Jakarta
LAMPIRAN 2
ESTIMASI ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI DAN RENCANA PENJADWALAN TAHAP DESAIN PADA PEMBANGUNAN KAMPUS BSI MARGONDA – DEPOK
Tujuan tugas akhir pada penulisan ini adalah merencanakan perhitungan atau estimasi anggaran biaya tahap desain dan merencanakan jadwal pelaksanaan pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kampus Bina Sarana Informatika (BSI), yang berlokasikan di Jalan Margonda Raya no. 8 Margonda – Depok. Perencanaan Anggaran Biaya berdasarkan analisa standar PU ( Pekerjaan Umum ) pada daerah setempat dengan menggunakan program Ms. Excell. Untuk pembahasan disini tidak membicarakan tentang biaya pajak PPN, IMB, sambungan listrik, telephone, Dackting, PAM (Perusahaan Air Minum) dan furniture. Struktur bangunan menggunakan
struktur baja komposit dengan luas bangunan ± 2119 m 2
dan luas lahan ± 1035 m 2 .
Kata Kunci : bangunan, estimasi biaya tahap desain, anggaran biaya konstruksi
PENDAHULUAN
Estimasi biaya awal digunakan untuk studi kelayakan, alternatif desain yang mungkin, dan pemilihan desain yang optimal untuk sebuah proyek. Hal yang penting dalam pemilihan metode estimasi biaya awal haruslah akurat, mudah, dan tidak mahal dalam penggunaannya. Jumlah dan luas lantai memperlihatkan karakteristik dan ukuran fisik dari suatu proyek pembangunan gedung yang dalam kepraktisannya informasi ini bisa tersedia dengan mudah pada tahap desain pembangunan gedung. Estimasi biaya konstruksi merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. ketidak akuratan estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen
penawaran dan lainnya. Estimasi biaya mempunyai dampak pada kesuksesan proyek dan perusahaan pada umumnya. Keakuratan dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan ketelitian estimator dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan informasi terbaru. Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting dan tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi yang diperlukan apabila tingkat ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang berbeda.
Diyan Herwansyah / 10300025
“ asyik_00@yahoo.co.id “ Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
LANDASAN TEORI
- Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan
di sekitar proyek yang bersangkutan
Klasifikasi Bangunan Gedung
Setiap bangunan gedung harus memenuhi
Pembiayaan Pembangunan Bangunan
persyaratan fungsi utama bangunan. Fungsi
Gedung Negara
bangunan gedung dapat dikelompokkan
dalam fungsi hunian, fungsi keagamaan, Pembiayaan pembangunan bangunan gedung fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya, dan
digolongkan pembiayaan pembangunan untuk fungsi khusus. Penentuan klasifikasi pekerjaan standar (yang ada standar harga bangunan gedung atau bagian dari bangunan
satuan tertingginya) dan pembiayaan gedung ditentukan berdasarkan fungsi yang
pembangunan untuk pekerjaan non-standar digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan,
(yang belum tersedia standar harga satuan atau perubahan yang diperlukan pada
tertingginya). Pembiayaan pembangunan bangunan gedung.
bangunan gedung dituangkan dalam Dokumen Pembiayaan yang terdiri atas komponen-
Estimasi Anggaran Biaya Tahap Desain
komponen biaya untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi, kegiatan pengawasan konstruksi
Desain merupakan proses pembuatan atau manajemen konstruksi, kegiatan deskripsi atau gambaran dari suatu fasilitas,
perencanaan konstruksi, dan kegiatan dan biasanya dilengkapi dengan detail
pengelolaan proyek.
perencanaan dan spesifikasi, yang kemudian
di implementasikan pada tahap kontruksi. ( Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 )
Tahap desain merupakan tahap berikutnya Harga Satuan Tertinggi Rata-Rata Per M 2 setelah tahap perencanaan konseptual,
Bangunan Bertingkat Untuk Bangunan
namun masih termasuk di dalam tahap pra-
Gedung.
kontruksi. Tahap desain ini ada 2 (dua)
bagian, yaitu : Desain Skematik dan Detail Harga satuan tertinggi rata-rata per-m 2 Desain. Pada tahap Desain Skematik, tim
bangunan gedung bertingkat adalah didasarkan desain (yang terdiri dari arsitek dan engineer)
pada harga satuan lantai dasar tertinggi per m 2 menginvestigasikan alternatif desain, untuk bangunan gedung bertingkat, kemudian
material, dan sistem. Sedangkan pada tahap dikalikan dengan koefisien atau faktor pengali Detail Desain, tim desain mengevaluasi, untuk jumlah lantai yang bersangkutan, sebagai
memilih, menyelesaikan sistem utama dan
berikut:
komponen proyek. Jadwal proyek dan
anggaran terus dikembangkan dan dimonitor Koefisien / Faktor Pengali Bangunan Gedung Bertingkat selama tahap ini.
Jumlah
Dasar Pertimbangan Dalam Estimasi Biaya
Harga satuan per m 2 tertinggi Proyek Tahap Desain
lantai
Bangunan
- Sumber informasi, pengalaman di masa
1,090 standard harga gedung bertingkat lampau
2 Lantai
- Data-data proyek terdahulu dan laporan 1,120 standard harga gedung bertingkat yang akurat
3 Lantai
1,135 standard harga gedung bertingkat - Laporan maupun standar yang berlaku
4 Lantai
1,162 standard harga gedung bertingkat - Kondisi perekonomian, baik dalam skala
5 Lantai
1,197 standard harga gedung bertingkat makro maupun mikro
6 Lantai
- Kondisi sosial yang sedang terjadi di
1,236 standard harga gedung bertingkat sekitar
7 Lantai
8 Lantai
1,265 standard harga gedung bertingkat
( Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 )
Harga Satuan Per m 2 Bangunan Gedung Bertingkat yaitu faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis
antara lain berupa ketentuan-ketentuan dan
(dalam ribuan)
Harga Gedung
persyaratan yang harus dipenuhi dalam No Daerah Bertingkat per m 2 pelaksanaan pembangunan serta gambar-
ABC gambar kontruksi bangunan. Sedangkan faktor non teknis berupa harga-harga bahan 1 KOTIP.DEPOK 1,982 1,770 1,328 bangunan dan upah tenaga kerja. Dalam
(Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional)
melakukan anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu anggaran biaya kasar
Prosentase Komponen Pekerjaan (taksiran) dan anggaran biaya teliti.
Bangunan Gedung Time Schedule ( Rencana Kerja )
Untuk pekerjaan standar bangunan gedung, sebagai pedoman penyusunan anggaran
Yang dimaksud dengan Penjadwalan ( Time pembangunan yang lebih dari satu tahun
Schedule ) adalah mengatur rencana kerja dari anggaran dan peningkatan mutu dapat
satu bagian atau unit pekerjaan. Kegiatan ini berpedoman pada prosentase komponen-
meliputi :
komponen pekerjaan sebagai berikut :
- Kebutuhan tenaga kerja - Kebutuhan material atau bahan
Tabel. Biaya Pekerjaan Standar Bangunan Gedung
- Kebutuhan waktu - dan Transportasiataupengangkutan
time schedule kita akan
mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan Pondasi
Negara
dapat di selesaikan, serta bagian-bagian Struktur
5% - 10%
pekerjaan yang saling terkait antara satu dan Lantai
Plafond Atap
6% - 8%
Metode Penjadwalan Proyek
- Barchart ( Diagram Balok )
( Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 )
Metode ini mula-mula dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt
Rencana Anggaran Biaya
pada tahun 1917. Metode ini bertujuan mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan
Rencana anggaran biaya merupakan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan
terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan pada untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain
saat pelaporan. Barchart (Diagram Balok) yang berhubungan dengan pelaksanaan
sangat bermanfaat sebagai alat perencanaan proyek pembangunan.
dan komunikasi. Bila digabungkan dengan metode lain, misalnya grafik “S” dapat dipakai RAB = ∑ ( Volume x Harga Satuan Pekerjaan ) untuk aspek yang lebih luas. Kelemahan Barchart (Diagram Balok) adalah kurang dapat
( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )
menjelaskan keterkaitan antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya. misalnya kegiatan
Anggaran biaya pada bangunan yang sama pondasi terjadi perubahan atau terlambat. akan berbeda-beda di masing-masing Perubahan yang terjadi tersebut tidak terlihat
daerah, hal ini disebabkan perbedaan harga secara langsung mempengaruhi kegiatan satuan bahan dan upah tenaga kerja. Ada
lainnya, hal tersebut disebabkan tidak jelasnya dua faktor yang berpengaruh terhadap
hubungan (relationship) antar kegiatan. penyusunan anggaran biaya suatu bangunan
- Jalur Kritis (CPM) METODE PERENCANAAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI PADA
Teknik Metode Jalur Kritis (CPM) TAHAP DESAIN
dikembangkan oleh James E. Kelly, Jr dari Remington Rand dan Morgan Walker dari Du
Tahapan Estimasi
Pond. Metode jaringan kerja CPM (Critical Path Method) atau metode I-J ialah sebuah
Langkah langkah dalam Estimasi biaya tahap activity on arrow (AOA) terdiri dari panah dan
desain dan scheduling pada Proyek lingkaran. Panah merepresentasikan aktifitas,
Pembangunan Kampus BSI Margonda – Depok lingkaran atau nodal merepresentasikan
adalah sebagai berikut :
even. 1. Mengumpulkan data-data berupa data-data teknis dan data lapangan.
- Metode Network
2. Estimasi pendahuluan berdasarkan luas,
klasifikasi dan jumlah lantai.
Metode Network (Network Analisys) adalah 3. Mengelompokan data kedalam daftar urutan perbaikan dari metode diagram batang.
pekerjaan dengan untuk memudahkan Metode ini menyajikan secara jelas hubungan
proses pengolahan data dan supaya lebih ketergantungan antara bagian kegiatan
terstruktur.
dengan kegiatan lainnya yang digambarkan 4. Menghitung volume tiap-tiap jenis pekerjaan dalam diagram network. Dengan metode ini
sesuai dengan gambar bestek. dapat diketahui bagian - bagian kegiatan
5. Mengelompokan daftar harga material dan yang harus didahulukan, yang harus
upah pekerjaan dalam suatu tabel daftar menunggu selesainya kegiatan lain, dan
material, upah dan sewa alat. kegiatan yang tak perlu tergesa-gesa. Metode
6. Menganalisa harga satuan pekerjaan untuk Network Analisys ini mengalami
tiap-tiap item pekerjaan.
penyempurnaan secara bertahap, yaitu : 7. Menghitung rencana anggaran biaya proyek Barchart, PERT, CPM, PDM dan terakhir
8. Merencanakan penjadwalan pelaksanaan adalah penjadwalan dengan komputer.
pekerjaan proyek pembangunan. Salah satu alat yang paling menyolok dalam penggunan alat bantu komputer adalah
Flowchart Proses Estimasi Biaya Proyek Tahap Desain kemampuan mengolah data dalam jumlah
besar dan dengan kemungkinan kesalahan
yang kecil. Dengan demikian penyusunan
jadwal dapat lebih cepat dan teliti. Setiap saat
situasi proyek mengalami perubahan,
komputer dapat melakukan perubahan
tersebut dalam waktu singkat.
Saat ini
telah banyak program penjadwalan dengan
menggunakan komputer. Pada dasarnya
program-program tersebut berprinsip pada
perhitungan CPM, PDM, dan dengan
penampilan gantt chart yang disempurnakan
sehingga hubungan keterkaitan tiap kegiatan
tergambar dengan jelas. Dengan penggunaan
komputer, penjadwalan dapat dilakukan
secara terpadu (waktu, material, tenaga kerja
serta biaya), cepat, tepat, memudahkan
dalam pengambilan keputusan serta kunci-
kunci pokok permasalahan pelaksanaan
proyek.
Penyusunan Anggaran Biaya
Perkiraan harga satuan yang digunakan Dalam penyusunan anggaran biaya,
baik untuk perhitungan luas lantai, maupun isi terlebih dahulu perlu diketahui untuk
bangunan, tergantung pada :
keperluan apa dan kapan anggaran biaya tersebut dibuat. Hal ini akan berpengaruh
1. Sifat atau bentuk bangunan yang pada cara/sistem penyusunan dan hasil yang
meliputi : bangunan sederhana, diharapkan. Penyusun anggaran biaya terdiri
bangunan sedang atau baik, dari instansi/dinas/jawatan (khusus bangunan
bangunan megah atau monumental. negara), perencana dan kontraktor.
2. Jenis bangunan yang meliputi : Cara/sistem penyusunan berbeda-beda
bangunan gedung, rumah tinggal, meskipun berdasarkan pada prinsip yang
kantor, sekolah, gedung pertemuan sama.
dan sebagainya.
Ada 2 (dua) macam jenis penyusunan 3. Jenis Kontruksi yang meliputi : berat anggaran biaya, yaitu :
atau ringan dari kontruksi, gedung 1. Anggaran
bertingkat/tidak bertingkat ( cost estimate )
4. Jenis Bahan-bahan bangunan pokok 2. Anggaran biaya teliti ( definitif )
yang digunakan
Untuk menentukan ukuran pokok dapat
Anggaran Biaya Kasar/Taksiran
ditempuh beberapa cara, yaitu : 1. Luas lantai (ukuran dalam, ukuran Penyusunan anggaran biaya kasar
sumbu dan ukuran luar). memerlukan bahan-bahan antara lain gambar
2. Luas atap (ukuran berdasarkan prarencana, keterangan singkat mengenai
denah bangunan termasuk tritisan) bahan-bahan bangunan yang digunakan,
3. Isi bangunan, dihitung berdasarkan cara pembuatannya dan persyaratan pokok
luas lantai dikalikan tinggi gedung. yang ditentukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Ukuran tinggi gedung dihitung dari dalam penyusunan anggaran biaya kasar
tenggah-tengah kedalaman fondasi (separuh antara lain :
tinggi pondasi dari alas pondasi sampai lantai) - Jenis dan ukuran bangunan
dengan tengah-tengah jarak antara talang atau - Jenis kontruksi (berat atau ringan)
tritisan dan puncak bangunan. Ruang bawah - Lokasi bangunan
(basement) dihitung penuh. ( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )
Cara Perhitungan Anggaran Biaya Kasar
Untuk menghitung anggaran biaya
Anggaran Biaya Teliti
terlebih dahulu perlu disiapkan bahan-bahan
yang telah diuraikan termasuk data/catatan- Bahan-bahan yang diperlukan dalam catatan mengenai harga bangunan sejenis
penyusunan anggaran biaya teliti, antara lain : yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan
ukuran pokok berdasarkan gambar 1. Peraturan dan syarat-syarat ( Bestek ) prarencana yang akan dipakai sebagai dasar
2. Gambar rencana atau Gambar Bestek perhitungan untuk menentukan harga satuan
3. Buku analisa BOW.
pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran 4. Peraturan-peraturan normalisasi yang pokok dalam penulisan disini adalah untuk
bersangkutan
bangunan gedung, yang dipakai sebagai 5. Peraturan-peraturan bangunan negara
ukuran pokok adalah luas lantai per m 2 , luas
dan bangunan setempat.
6. Syarat-syarat lain yang diperlukan. digunakan).
atap per m 2 atau sisi bangunan per m 3 (jarang
Cara Menyusun Anggaran Biaya Teliti
Tahapan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan yang dibuat untuk
Gambar Rencana
menyusun anggaran biaya teliti akan menghasilkan suatu biaya atau harga
Daftar Jenis-Jenis Pekerjaan
Daftar Volume Pekerjaan
bangunan dan dengan biaya atau harga tersebut untuk pelaksanaan, bangunan akan
Daftar Bahan
Koefisien Bahan
Daftar Upah