Analisis Kasus Pelanggaran Etika Bisnis

Kasus Pelanggaran oleh Produk HIT
Produk HIT yang diproduksi oleh PT.Megarsari Makmur dianggap merupakan anti
nyamuk yang efektif dan murah untuk menjauhkan nyamuk dari kita. Tetapi, ternyata murahnya
harga tersebut juga membawa dampak negatif bagi konsumen HIT. Telah ditemukan zat kimia
berbahaya di dalam kandungan kimia HIT yang dapat membahayakan kesehatan konsumennya,
yaitu Propoxur dan Diklorvos. 2 zat ini berakibat buruk bagi manusia, antara lain keracunan
terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh,
kanker hati dan kanker lambung. Kedua kandungan kimia itu sangatlah berbahaya bagi
kesehatan manusia. Zat-zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan syaraf, hati, keracunan
terhadap darah, gangguan pernapasan dan sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Kedua zat tersebut bersifat karsinogenin yang dapat menyebabkan kanker. Diklorvos tidak larut
dalam air namun larut dalam lemak.
Propoxur atau C11-H15-N-O3 juga biasa disebut Aprocarb (senyawa karbamat) banyak
digunakan dalam racun pembasmi nyamuk yang memiliki resiko merusak kesehatan karena
dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara: termakan atau terminum bersama makanan atau
minuman yang tercemar, dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju
paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah atau terserap melalui kulit dengan atau tanpa terlebih
dahulu menyebabkan luka pada kulit. Propoxur termasuk insektisida atau racun pembasmi hama,
dan di Indonesia racun-racun tersebut dijual secara bebas kepada masyarakat luas yang awam
akan pengertian bahaya bahan kimia dan pemerintah seperti menutup mata terhadap hal ini.
Propoxur termasuk racun kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat

mengaburkan penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan badan lemah. Propoxur
juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, dan berpengaruh
buruk pada hati dan reproduksi.
Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot)
dan HIT 17 L (cair isi ulang). Departemen Pertanian juga telah mengeluarkan larangan
penggunaan Diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga sejak awal 2004 (sumber : Republika
Online). Hal itu membuat kita dapat melihat dengan jelas bahwa pemerintah tidak sungguhsungguh berusaha melindungi masyarakat umum sebagai konsumen. Produsen masih dapat
menciptakan produk baru yang berbahaya bagi konsumen tanpa inspeksi pemerintah. PT

Megarsari juga sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun
permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di
lakukan secara sungguh-sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran



ANALISIS KASUS PRODUK HIT

Jika dilihat menurut UUD, PT Megarsari Makmur sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :
1. Pasal 4, hak konsumen adalah :
Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang

dan/atau jasa”
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa”
PT. Megarsari tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya
zat-zat berbahaya di dalam produk mereka. Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan
alasan mengurangi biaya produksi HIT.
2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”
PT Megarsari tidak pernah memberi indikasi penggunaan pada produk mereka, dimana
seharusnya apabila sebuah kamar disemprot dengan pestisida, harus dibiarkan selama setengah
jam sebelum boleh dimasuki lagi.
3. Pasal 8
Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa
yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan”
Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”

PT Megarsari tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk HIT tersebut tidak

memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut. Seharusnya, produk HIT
tersebut sudah ditarik dari peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi
mereka tetap menjualnya walaupun sudah ada korban dari produknya.
4. Pasal 19 :
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan”
Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan
dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”
Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal
transaksi”
Dalam hal ini PT Megarsari juga sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik
produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut
seperti tidak di lakukan secara sungguh-sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran.


ANALISIS KASUS DIKAITKAN DENGAN TEORI-TEORI ETIKA


1. TEORI EGOISME
Di bagi 2 konsep Teori Egoisme, yaitu:
-

TEORI EGOISME PSYKOLOGIS
Teori egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa tindakan
yang hanya menguntungkan diri sendiri dan mengabaikan atau merugikan orang lain
adalah benar atau baik. Dilihat dari kasus HIT tersebut jika dianalisis menggunakan teori
egoisme psykologis tindakan yang dilakukan oleh PT.Megarsari Makmur semata-mata
untuk kepentingan peusahaan sendiri tanpa melihat dampak atau efek samping yang akan
dialami oleh konsumen dalam jangka panjang penggunaan produk HIT tersebut. Tidak

ada tindakan kepedulian yang dilakukan Perusahaan seperti contoh memberi tahu
penggunaan atau konsumen tentang

produk tersebut yaitu setelah suatu ruangan

disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru kemudian
dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut. Jika disimpulkan Kasus HIT ini bila
dikaitkan dengan teori egoisme psikologis sangat etis karena sesuai dengan fakta-fakta

dan pernyataan pengertian teori egoisme psykologis.
-

TEORI EGOISME ETIS
Tedori egoisme etis adalah Suatu tindakan yang menguntungkan orang lain
namun sebenarrnya tindakan itu hanya menguntungkan dirinya sendiri. Dalam hal ini PT
Megarsari melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun
permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di
lakukan secara sungguh-sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran. Hal ini
memungkin karena penarikan produk mungkin akan dapat merugikan PT Megarsari.
Menurut teori egoisme etis kasus HIT khususnya pada pengembalian produk sangat etis
karena PT Megarsari hanya melakukan klise pada saat menarik kembali produk.

2. TEORI UTILITARIANISME
Jika kasus HIT dikaitkan dengan teori Utilitarianisme, Kalau dilihat dari
manfaatnya, Produk HIT ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan menggunakan
produk ini dapat membunuh nyamuk dan menjawa konsumen dari penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk. Namun pada kenyataan nya terdapat tindakan tidak etis dari
perusahaan yang menggunakan 2 zat kimia berbahaya yang merugikan konsumen. Sangat
tidak etis jika dikaitkan dengan teori utilitarianisme dan Kasus HIT ini karena tidak ada

manfaatnya bahkan cenderung membahayakan orang lain.
3. TEORI DEONTOLOGI
Etis atau tidaknya suatu tindakan tersebut tidak ada sangkut-pautnya dengan
tujuan. Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh
dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini
perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan
produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan

perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar
karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.
4. TEORI HAK
Teori hak ialah suatu perbuatan dikatakan baik atau etis jika sesuai dengan hak
manusia. Dalam kasus HIT tersebut sudah ada hak konsumen yang dilanggar oleh
PT.Megarsari Makmur karena produknya terdapat zat berbahaya yang merugikan
konsumen yang menggunakan produk tersebut. Hak atas informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan produknya. Pelanggaran yang dilakukan yaitu
dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai
kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan.
Berdasarkan kasus ini tidak etis jika dikaitkan dengan teori hak diatas karena PT
Megarsari tidak memberikan hak konsumen terhadap produk HIT.

5. TEORI KEUTAMAAN
Teori keutamakan memandang seseorang etis jika memiliki sifat-sifat keutamaa
yaitu sifat bijaksana, rendah hati, dan jujur. PT.Megarsari Makmur sudah melakukan
perbuatan yang sangat merugikan dengan memasukkan 2 zat berbahaya pada produk
mereka yang berdampak buruk bagi konsumen yang menggunakan produk mereka.
Mengenai hal itu sudah jelas bahwa tidak ada kejujuran yang dilakukan oleh PT
Megarsari. Meskipun PT Megarsari sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji
menarik produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan
produk tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut
masih ada dipasaran. Hal ini sama saja perusahaan melakukan pembohongan publik guna
mengembalikan kembali kepercayaan konsumen terharap produk HIT tersebut.
Berdasarkan fakta diatas sangat tidak etis jika kasus ini di kaitkan dengan kasus
keutamaan karena PT Megarsari yang telah melakukan kebohongan publik yang tidak
sesuai dengan sifat-sifat keutamaan diatas.

Sumber:
Monica, Audey. 2010. Contoh Kasus Etika Bisnis. http: http://adey-am20.blogspot.com
diakses 28-02-2015
Berthens, K. 2013. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.


Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63