BANK TANAH UNTUK PEMBANGUNAN daerah

BANK TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN
Disusun oleh :
Mahmud Rizal Irawan

1. PENDAHULUAN
Persoalaan masalah lahan akhir-akhir ini di Indonesia sangat hangat. Terjadi beberapa
konflik

terkait

masalah

persengkataan

lahan

khususnya

untuk


kepentingan

pembangunan. Permasalahan yang timbul terkait hal ini adalah tidak adanya kebijakan
untuk membangun (contoh: rusun) pada lahan milik masyarakat/privat. Sementara itu
dilain pihak, kesulitan anggaran untuk membeli lahan sangat kesulitan. Hal ini
dikarenakan tidak adanya mekanisme/institusi yang mengelola mengenai lahan milik
perseorang untuk kepentingan umum (bank lahan/land banking). Sehingga mekanisme
tersebut nantinya bisa dibuat sebagai bargaining system.
Pada intinya fungsi bank lahan adalah untuk mempermudah pemerintah untuk memiliki
cadangan lahan guna keperluan pembangunan. Menyoal masalah tersebut, penulis tidak
menyebutkan hak ganti rugi pemilik lahan dan hanya menyebutkan kepentingan
pemerintah pada tanah cadangan. Selain itu juga, penulis tidak menyebutkan
institusi/lembaga yang memiliki tanggung jawab untuk mengorganisir mekanisme bank
lahan ini.
Sehingga nantinya, untuk ciritical review ini diharapkan mampu memberikan masukan
alternative apa yang sesuai untuk bank lahan di Indonesia mengingat masalah ganti rugi
lahan untuk pembangunan di Indonesia selalu menghadapi berbagai macam polemic.
2. RUMUSAN MASALAH
Tidak adanya mekanisme yang jelas terkait pengelolaan, penataan tanah, dan juga
lahan cadangan pemerintah untuk kepentingan publik. Sementara secara eksisting di

Indonesia, BPN selaku yang memiliki wewenang atas tanah hanya berfungsi sebagai
administrator tanah dan juga bidang tata ruang baik itu Bappeda maupun Pekerjaan
Umum hanya memiliki fungsi sebagai perijinan peruntukan lahan.
3. TUJUAN

Tujuan penyusunan tugas critical review ini adalah sebagai tugas mata kuliah
Pembangunan Kelembagaan dan juga sebagai suatu upaya mahasiswa dalam
memahami penyelesaian permasalahan perkotaan dengan memperhatikan dari sisi
kelembagaannya.
4. TEORI
Nur (2010) menyeburkan bahwa Negara Republik Indonesia berdasarkan amanah dari
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 telah diberikan wewenang berupa Hak
Menguasai Negara atas bumi , air, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hak Mengusai Negara ini dijabarkan lebih lanjut
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (disingkat UUPA) pada pasal 2 ayat 2 , berupa wewenang untuk :
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air , ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Termasuk dalam wewenang ini adalah :
-


Membuat suatu rencana umum mengenai penggunaan bumi, termasuk tanah ,
air, ruang angkasa untuk berbagai macam kepentingan yang bersifatpolitis,
ekonomi, sosial serta keagamaan (Pasal 14 UUPA).

-

Mewajibkan setiap pemegang hak atas tanah untuk memelihara tanahnya
termasuk menambah kesuburannya dan mencegah kerusakannya (Pasal 15
UUPA).

-

Mewajibkan agara setiap pemegang hak atas tanah mengerjakan sendiri
tanahnya (Pasal 10 UUPA).

-

Mengatur cara-cara pembukaan tanah, pemungutan hasil hutan (Pasal 46
UUPA).


b. Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air,
ruang udara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Termasuk wewenang
ini adalah :
-

Menentukan macam-macam hak atas tanah yang dapat diberikan dan dipunyai
oleh manusia Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain
serta badan hukum.

-

Mengusahakan agar sebanyak mungkin orang dapat mempunyai hubungan
dengan tanah dengan menentukan jumlah luas maksimum dan minimum
penguasaan tanah.

Bank lahan sendiri secara teori dikarenakan masyarakat yang belum mampu
membangun lahan sehingga pemerintah dapat memanfaatkannya sebagai lahan

cadangan. Bank lahan secara konvensional sendiri memiliki mekanisme bahwasannya

pemerintah yang membeli lahan sebgai lahan cadangan. Untuk bank lahan
inkonvensional, pemilik lahan yang tidak mampu mengembangkan lahan untuk
menyimpan lahannya dimana pemilik lahan sebagai nasabah pada bank lahan
(Soegiarto dalam.Jayaningrat tentang Tata Guna Tanah, 152).

Lahan
Masyarakat

Konvensi
onal

Bank
Lahan

Inkonvensi
onal
Nasabah
Lahan
Lahan
Simpanan


Lahan
Cadangan
Pemerintah

Pengembangan
Lahan

Diagram 1
Alur Dalam Sistem Bank Lahan

Bank Tanah menurut Nur (2010) adalah sebagai suata lembaga yang bertujuan dan
berfungsi sebagai :
1. Menjamin terwujudnya tujuan yang dirumuskan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 ;
2. Sebagai instrument untuk melaksanakan berbagai kebijakan pertanahan dan
mendukung pengembangan wilayah secara efisien dan efektif;
3. Mengendalikan pengadaan , penguasaan, dan pemanfaatan tanah secara adil dan
wajar dalam melaksanakan pembangunan.
Selain itu secara khusus tujuan dari Bank Tanah menurut Nur (2010) adalah untuk :
1. Menyediakan tanah siap bangun baik secara fisik maupun secara administratif, yaitu

tanah yang akan dijual telah dilengkapi dengan sertifikat hak atas tanah;
2. Menyediakan tanah untuk berbagai keperluan, terutama lokasi pembangunan
permukiman untuk golongan menengah kebawah, mampu mengendalikan harga
tanah serta memberantas spekulasi tanah;
3. Mendukung pembangunan yang berkelanjutan melalui administrasi pengelolaan
pertanahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (penataan
ruang dan penatagunaan tanah).

Sedangkan fungsi dari Bank Tanah menurut Nur (2010) adalah :
1. Sebagai Penghimpun tanah ( Land Keeper);
Di sini tugas bank tanah adalah untuk menghimpun lahan-lahan baik itu miliki
masyarakat maupun miliki Negara untuk didata.
2. Sebagai Pengaman Tanah ( Land warrantee);
Ban tanah melakukan pengamanan terhadap penyimpangan rencana guna lahan
dan juga agar lahan yang ada tidak dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab.
3. Sebagai Pengendali Penguasaan Tanah ( LandPurchaser);
Bank tanah memiliki hak dalam menguasai lahan yang mana bank tanah merupakan
lembaga utama dalam mengendalikan lahan.
4. Sebagai Penilai Tanah (Land Value );
Bank tanah juga melakukan pengontrolan terhadap harga lahan agar tidak ada

permainan harga yang berlebih sehingga dalam hal pembebasan lahan tidak
memerlukan tahap dan waktu yang berbelit-belit.
5. Sebagai Pendistribusian Tanah ( Land Distributor);
Ban tanah berhak mendistribusikan tanah sesuai dengan peraturan zonasi yang
berlaku dan juga sesuai dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur guna
memenuhi kebutuhan masyarakat.
6. Sebagai Management Tanah ( Land management).
Poin penting terhadap tugas bank tanah adalah sebagai pengelola dan pengendali
lahan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut di atas telah disebutkan bahwa Bank Lahan
sendiri memiliki beberapa komponen dan kelembagaan yang tersusun dengan memiliki
fungsi masing-masing. Sehingga keberadaan komponen tersebut dapat saling menjaga
dan membantu sebagi suatu mekanisme kerja Bank Lahan. Hal ini juga tanpa
melupakan prinsip utama dalam bank lahan yakni :
1. Menyediakan tanah siap bangun baik secara fisik maupun secara administratif, yaitu
tanah yang akan dijual telah dilengkapi dengan sertifikat hak atas tanah;
2. Menyediakan tanah untuk berbagai keperluan, terutama lokasi pembangunan
permukiman untuk golongan menengah kebawah, mampu mengendalikan harga
tanah serta memberantas spekulasi tanah;

3. Mendukung pembangunan yang berkelanjutan melalui administrasi pengelolaan
pertanahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (penataan
ruang dan penatagunaan tanah).

6. REKOMENDASI
Menimbang peliknya permasalahan yang banyak terdengar di Indonesia, beberapa hal
yang perlu diwaspadai adalah adanya gesekan dengan masyarakat yang memiliki hak
atas tanah baik itu secara adat maupun legalitas formal. Hal ini sangat berdampak pada
adanya konflik yang kemudian muncul apabila ada ketidaksenangan masyarakat yang
memiliki ha katas tanah kemudian menginginkan haknya. Hal tersebut juga telah
disebutkan dalam UU Pokok Agraria yang telah disebutkan pasal per pasal mengenai
hak masyarakat.
Sehingga beberapa alur alternative yang dapat dilakukan di negeri ini untuk menimbang
dari ketakutan akan konflik masyarakat, dapat di lihat pada diagram 2.

Lahan
Masyarakat
Tabungan
Lahan
Lembaga Bank Lahan

(Bank
BUMN/BUMD/Swasta)
Apabila Ada
Peremajaan
Kawasan

Kebutuhan Pembangunan
(Perdagangan, Industri, dll)

Ganti Rugi
Penyedia
Perumahan
(Pengembang
Swasta/Perumnas)

Lahan
Sebagai
Saham

Pengendalian

Perkembangan Kota

Diagram 2
Alur Mekanisme Alterntif Bank Lahan di Indonesia

Berdasarkan diagram tersebut di atas menyebutkan bahwasannya lahan masyarakat
berfungsi sebagai saham yang ditabungkan pada Bank BUMN/BUMD/Swasta yang
memiliki fungsi sebagai administrasi, penjaga, pengendali, pengelola, dan penyalur
lahan. Kemudian apablia pada lahan tersebut apabila ada peremajaan kawasan maka
perlu adanya penyedia perumahan guna memberikan ganti rugi bisa berupa rumah dari
penyedia perumahan baik itu pengembang swasta atau bisa perumnas. Sementara itu

juga pihak lembaga bank juga dapat memiliki fungsi penyedia lahan apabila ada
peremajaan kawasan. Di lain pihak, lembaga bank juga menyediakan lahan bagi
pemerintah untuk kebutuhan pembangunan. Hal ini juga akan berguna dalam
mengendalikan perkembangan kota.
7. TINJAUAN PUSTAKA
Jayadinata,J.T., 1990, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan
Wilayah, h.152, Penerbit ITB., Bandung
Nur, Susyanti., 2010, BANK TANAH Alternatif Penyelesaian Masalah Penyediaan Tanah
Untuk Pembangunan Kota Berkelanjutan, Penerbit AS Publishing.
Undang-Undang Dasarr Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
http://taufiqulmujib.wordpress.com/2010/01/23/tugas-pemuda/