PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH dan peluang

* PERKEMBANGAN

EKONOMI SYARIAH
RENDI TRIANTO/15820177
ABEN AULIA RAHMAN/15820087

ANISA RAHMA NURHAYANI/15820191
MUHAMMAD AZMI ZAIN WIDODO/15820188
AVIDA ZULFIANA D /15820169
SITI HABIBAH/15820184
AFIF ADHYATMA/15820201
ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH/15820190

*

PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH
DI INDONESIA

* Ekonomi islam dalam tiga puluh ini mengalami kemajuan yang pesat, baik dalam

kajian akademis di perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional. Dalam

bentuk pengajaran, ekonomi islam telah dikembangkan di beberapa universitas baik
di negara-negara muslim, maupun di negaranegara barat, seperti USA, Inggris,
Australia, dan Iain-lain. Dalam bentuk praktek, ekonomi islam telah berkembang
dalam bentuk lembaga perbankan dan juga lembaga-lembaga islam non bank lainya.
Sampai saat ini, lembaga perbankan dan lembaga keuangan islam lainya telah
menyebar ke 75 negara termasuk ke negara barat (WASPADA online). Di Indonesia,
perkembangan pembelajaran dan pelaksanaan ekonomi islam juga telah mengalami
kemajuan yang pesat. Pembelajaran tentang ekonomi islam telah diajarkan di
beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta. Perkembangan ekonomi islam
telah mulai mendapatkan momentum sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun
1992. Berbagai Undang-Undangnya yang mendukung tentang sistem ekonomi
tersebutpun mulai dibuat, seperti UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana yang telah diubah dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan
Undangundang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, bahkan mendapat
dukungan langsung dari bapak wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Sejarah
Berdirinya Sebenarnya aksi maupun pemikiran tentang ekonomi berdasarkan islam
memiliki sejarah yang amat panjang. Pada sekitar tahun 1911 telah berdiri organisasi
Syarikat Dagang Islam yang beranggotakan tokoh-tokoh atau intelektual muslim saat
itu, serta ekonomi islam ini sesuai dengan pedoman seluruh umat islam di dunia yaitu
di dalam Al-Qur'an yang mengatakan bahwa jika kamu akan bermuamalah


* PERBANKAN SYARIAH
*Pengertian Perbankan Syariah
* Bank Syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.

*Produk Perbankan Syariah:
*Al- wadiah
*Al-musyarakah
*Al- mudharabah
*Bai`al murabahah
*Al- ijarah
*Al – wakalah
*Al – Kafalah
*Al – Hawalah
*Ar – Rahn
*Salam istisna


BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)
* Pengertian BMT
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul
Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan
penyaluran dana yang nonprofit, seperti : zakat, infaq, dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai
usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.

* Prinsip-prinsip utama BMT menurut Ridwan (2004), yaitu :
* Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
* Keterpaduaan (kaffah), yaitu nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakan etika
dan moral yang dinamis, proaktif, progesif, adil, dan berakhlak mulia.

* Kekeluargaan (kooperatif).
* Kebersamaan.
* Kemandirian.
* Profesionalisme.
* Istiqomah, konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa putus asa.
* Adapun ciri-ciri umum BMT menurut Ridwan (2004), yaitu :
* Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkanpemanfaatan ekonomi paling banyak
untuk anggota dan lingkunganya.


* Bukan lembaga sosial, tetpi dapar dimanfaatkan untuk mengefektfkan penggunaan zakat, infak,
dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.

* Ditumbuhkn dari bawah berladaskan peran serta masyarakat di sekitarnya.
* Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang
seorang atau orang luar masyarakat itu.

* Adapun ciri-ciri umum BMT menurut Ridwan (2004), yaitu :
* Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkanpemanfaatan ekonomi
paling banyak untuk anggota dan lingkunganya.

* Bukan lembaga sosial, tetpi dapar dimanfaatkan untuk mengefektfkan penggunaan
zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.

* Ditumbuhkn dari bawah berladaskan peran serta masyarakat di sekitarnya.
* Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan
milik orang seorang atau orang luar masyarakat itu.

* Pendirian dan Permodalan BMT:

* Sekurang-kurangnya dua puluh orang.
* Satu pendiri dengn lainya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga vertikal dan
horizontal satu kali.

* Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja
BMT.

* Pendiri dapat bertambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati oleh rapat
para pendiri.

* Modal BMT terdiri atas :
* Simpanan Pokok (SP) yang ditentukan besarnya sama besar untuk semua anggota.
* Simpan Pokok Khusus (SPK), yaitu simpanan pokok yang khusus diperuntukan untuk
mendapatkan sejumlah modal awal sehingga memungkinkan BMT melakukan
persiapan pendirian dan memulai operesinya.

* Pada pendirian BMT , para pendiri dapat bersepakat agar dalam waktu
empat bulan sejak disepaati dapatterkumpul uang sejumlah :

* Minimal Rp 75 juta untuk wilayah JABOTABEK.

* Minimal Rp 50 juta untuk wilayah ibukota provinsi.
* Minimal Rp 30 juta untuk wilayah ibukota kabupaten/kota.
* Minimal Rp 20 juta untuk wilayah ibukota kecamatan.
* Minimal Rp 15 juta untuk wilayah daerh kecamatan.
* Anggota BMT terdiri atas sebagai berikut :
* Anggota pendiri BMT, yaitu anggota yang membayar simpanan pokok, simpanan

wajib, dan simpanan-simpanan pokok khusus miniml 4% dari jumlah modal awal BMT
yng direncanaan.

* Anggota biasa, yaitu anggota yang membayar simpanan pokok dan simpanan wajib.
* Calon anggota, yaitu mereka yang memanfaatkan jsa BMT, tetapi belum melunasi
simpanan pokok dan simpanan wajib.

* Anggota kehormatan, yaitu mereka yang mempunyai kepedulian untuk ikut srta

memajukan BMT, baik moriel maupun meteriel, tetapi tidak bisa ikut serta secara
penuh sebagai anggota BMT.

Pegadaian Syariah


* Pengertian Pegadaian Syariah
Pegadaian Syariah (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis.

* Landasan Hukum Pegadaian Syariah:
* Al- Qur’an.
* Ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum perjanjian gadai adalah QS.
Al- Baqarah 283:

* As- Sunnah
* HR Bukhari no. 1926, kitab al-Buyu, dan Muslim.
* Aisyah r.a. berkata, “bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dan
menjaminkan kepadanya baju besi.”

* HR Bukhari no. 1927, kitab al-Buyu, Ahmad, Nasa’I, dan Ibnu Majah.
* HR Syafi’i dan Daruqutni
* Ijma’
* Fatwa

* Dari Dewan Syariah Nasional Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn dan Rukun dan
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn dan Rukun
dan Syarat Transaksi Gadai.

* Rukun dan Syarat Pegadaian Syariah
* Ijab Qabul (sighat)
* ‫وكل ما جاز بيعه جاز رهنه‬
* Artinya: “Setiap sesuatu yang diperbolehkan untuk dijual maka boleh digadaikan.”
* Orang yang bertransaksi (Aqid)
* Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi orang-orang yang bertransaksi gadai yaitu

Rahin (pemberi gadai) dan Murtahin (penerima gadai) adalah telah dewasa, berakal
sehat, dan atas keinginan sendiri.

* Adanya barang yang digadaikan (Marhun)
* Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk barang yang akan digadaikan oleh Rahin

(pemberi gadai) adalah dapat diserahterimakan, bermanfaat, milik Rahin secara sah,
jelas, tidak bersatu dengan harta lain, dikuasai oleh Rahin, dan harta yang tetap atau
dapat dipindahkan. Dengan demikian barang-barang yang tidak dapat diperjualbelikan tidak dapat digadaikan.


* Hutang (Marhun Bih)
* Menurut ulama Syafiiyah syarat sebuah hutang yang dapat dijadikan alas hak atas

gadai adalah berupa hutang yang tetap dapat dimanfaatkan, hutang tersebut harus
lazim pada waktu akad, hutang harus jelas dan diketahui oleh Rahin dan Murtahin

* Muhamad Nawawi Al-jawiy, Quuth Al-Habib Al-Gharib Tausyekh ‘Ala Fath el-Qarib AlMujieb, (Jakarta: Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 2002) hal. 276. Yahya bin syarifuddin,
Minhaj At-Thalibin, (Bairut-Lebanon, Dar El-Fiker, 2005) hal.115

* Manfaat Pegadaian Syariah
* Berikut ini merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari pegadaian syariah jika
diterapkan di bank dan nasabah:

* Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai atau bermain-main dengan fasilitas
pembiayaan yang diberikan bank tersebut.

* Memberikan keamanan bagi semua penabung dan pemegang deposito bahwa dananya
tidak akan hilang begitu saja jika nasabah peminjam ingkar janji karena ada suatu aset
atau barang (marhun) yang dipegang oleh bank.


* Jika rahn diterapkan dalam mekanisme penggadaian, sudah barang tentu akan sangat
membantu saudara kita yang kesulitan dalam dana terutama didaerah-daerah.

* Untuk nasabah, ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan
dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan.

* Perkembangan Pegadaian Syariah di Indonesia
* Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh perkembangan dan

keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping itu, juga dilandasi oleh
kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah pegadaian yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah. Pegadaian syariah Dewi Sartika Jakarta merupakan
salah satu pegadaian syariah yang pertama kali beroperasi di Indonesia.

* Hadirnya pegadaian syariah sebagai sebuah lembaga keuangan formal yang berbentuk
unit dari Perum Pegadaian di Indonesia merupakan hal yang menggembirakan.
Pegadaian syariah bertugas menyalurkan pembiayaan dalam bentuk pemberian uang
pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan hukum gadai syariah.


Asuransi Syariah

* Pengertian Asuransi
Pada awal perkembangannya, asuransi merupakan suatu kelompok yang
bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan orang lain dan
menghindari kesulitan pembiayaan. Asuransi merupakan mekanisme yang
memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko pada masa
mendatang. pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang
diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung apabila terjadi kerugian, sementara
pihak tertanggung, diwajibkan untuk membayar premi kepada pihak penanggung
Manfaat asuransi :

* Memberikan rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi akan memberikan rasa
aman dari risiko atau kerugian yang timbul kepada pemegangnya.

* Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan diperhitungkan
dengan cermat untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus
dibayarkan oleh tertanggung.

* Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
* Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Setiap premi yang dibayarkan
memiliki kesamaan dengan tabungan. Pihak penanggug memerhatikan bunga atas
premi yang dibayarkan dan bonus sesuai dengan perjanjian.

* Alat penyebaran risiko (transfer of risk). Risiko yang harus ditanggung oleh

tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi
tertentu berdasarkan nilai pertanggungan.

* Konsep Dasar Asuransi Syariah
* Asuransi dalam bahasa Arab sering disebut dengan at-takaful yang memiliki arti

pertanggungan yang berbalasan atau saling menanggung. Asuransi syariah menurut
Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah usaha
saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengambilan
untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah.

* Asuransi syariah dilakukan dengan tata cara syariah tanpa adanya unsur riba, gharar
dan maysir, yang bertujuan untuk kebaikan dan kesejahteraan umat muslim
khususnya dan masyarakat pada umumnya yang semata-mata dilakukan untuk
saling meringankan beban dengan niat ikhlas dan hanya mengharap kesejahteraan
umat dan ridha Allah Swt.

* Jika dalam asuransi konvensional yang terjadi adalah transfer of risk (memindahkan
risiko) dari peserta ke perusahaan, dalam asuransi syariah, mekanisme
pertanggungannya adalah sharing of risk (saling menanggung risiko)

* Berikut ini merupakan ciri utama dari asuransi syariah:
* Akad asuransi syari’ah adalah bersifat tabarru
* Akad asuransi ini bukan akad mulzim (perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi
kedua belah pihak

* Dalam asuransi syari'ah tidak ada pihak yang lebih kuat karena semua keputusan
dan aturan-aturan diambil menurut izin jama'ah seperti dalam asuransi takaful.

* Akad asuransi syari’ah bersih dari maysir, gharar dan riba.
* Asuransi syariah bernuansa kekeluargaan yang kental.

* Berikut ini pedoman umum dalam asuransi syariah menurut Fatwa DSN Nomor
21/DSN-MUI/X/2001:

* Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamun)
* Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada point (1) adalah yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan maksiat.

* Akad tijarah
* Akad tabarru.
* Premi.
* Klaim.
* Berikut ini merupakan landasan hukum dari Asuransi Syariah:
* Perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan (Q.s al-Hasyr:18)
* Hadits tentang anjuran menghilangkan kesulitan seseorang.
* Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Nabi Muhammad bersabda: “barangsiapa yang
menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka Allah SWT. Akan
menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang mempermudah
kesulitan seseorang maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan di
akhirat.”

* Dalam hukum positif yang menjadi dasar hukum dalam asuransi syariah adalah UU
No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang masih bersifat global.

Terdapat dua konsep dasar dalam aturan perjanjian atau kontrak dalam Islam, yaitu:

* Wa’ad .
* Akad. Kontrak atau akad sendiri terbagi menjadi 2 bagian penting, yaitu:
* Kontrak (Akad) Tabarru.
* Kontrak (Akad) Tijarah
* Prinsip Asuransi Syariah
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip asuransi menurut Susilo, dkk. (2000):
Insurable Interest ,kriteria insurable interest:

* Kerugiaan tidak dapat diperkirakan.
* Kewajiban..
* Catastrophic.
Utmost Good Faith

* Non-disclosure.
* Concealment.
* Fraudulent misrepresentation,
* Innocent misrepresentation,
Indemnity
Proximate Coause
Subrogation
Contribution

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia
Pada tahun 2010-2011 perkembangan asuransi syariah berkembang dengan pesat
yang ditandai dengan banyaknya pemilik modal yang berani melakukan investasi.
Selain itu, perusahaan asuransi pun banyak yang menambahkan produk asuransi
syariah ke dalam tawaran produk yang mereka hasilkan. Pendapatan premi asuransi
syariah mencapai nilai Rp 4,97 triliun pada tahun 2011. Pada tahun 2012
perkembangan asuransi syariah memberi kontribusi hingga 30%.
Belum lagi disebabkan oleh tingginya minat dan optimisme masyarakat kepada
perusahaan asuransi syariah. Sebagai buktinya di Indonesia telah terdapat 20 asuransi
syariah yang terbagi atas 17 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah dan 3
reasuransi syariah. Memang jika dibandingkan dengan negara lain di Eropa, Timur
Tengah dan Malaysia, pertumbuhan dan perkembangan asuransi syariah di Indonesia
masih lambat. Sebagai contoh di di Malaysia, banyak dana asuransi syariah berasal
dari pemerintah dan benar-benar didukung oleh pemerintah.
Tetapi tidak menutup peluang perkembangan asuransi syariah di tahun-tahun
selanjutnya, apalagi jika didukung oleh pemerintah. Hal ini juga turut membenahi
perekenomian Indonesia jika dikelola dengan baik.

Pasar Modal Syariah
Definsi Pasar Modal Syariah
Secara etimologis, istilah pasar digunakan kata bursa, exchange, dan market. Sedangkan untuk istlah modal sering digunakan
kata “ efek”, securities, dan stock. Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan
pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perusahaan efek, perusahaan public yang
berkaitan dengan efek. Adapun yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektf, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivative dan efek.
Karakteristik

* Secara factual, pasar modal pada asarnya menjalankan dua fungsi secara simultan. Pertama, fungsi ekonomi dengan

mempertemukan dua pihak, yaitu pihak yang memilik kelebihan dana dengan pihak yang memelukan dana. Kedua, fungsi
keuangan, yaitu memberkan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Di bawah ini ada
beberapa fungsi pasar modal, yaitu:

* Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bgi dunia usaha.
* Memberikan sarana investasi bagi investor.
* Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
* Penyebaran kepemilikan, keterbkaan, dan profesionalisme, menciptakan klim berusaha yang sehat.
* menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
* Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
* Alternatif investasi yang memberikan potensi keuangan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan,
likuiditas, dan difersifikasi investasi.

* Membina iklim keterbukaan bagi dunis usaha dan memberikan akses control social.
* Fungsi pasar modal syariah yaitu:
* Memungkinkan bagi masyarakat berpatisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan
risikonya.

* Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya untuk mendapatkan likuiditas.
* Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lin produksinya.
* Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek paa harga saham, yang merupakan cirri umum pada pasar
modal konvensional.

* Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagimana tercermin pada harga saham.

* Instrumen Pasar Modal Syariah di Indonesia
* Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Sifat efek pada pasa modal yaitu
berjangka panjang. Ketentuan penerbitan efek syariah haruslah sesuai dengan prinsip syariah di pasar modal. Prinsip-prnsip tersebut adalah hokum
islam dalam kegiatan di pasar modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN-MUI dalam
peraturan Bapepam dan LK maupun fatwa DSN-MUI sebelum ditetapkannya perturan Bapepam dan LK.

* Pasar modal syariah emiten yang menerbitkan efek syariah harus memenuhi kriteria berikut :
* Jenis usaha, produk barang, jasa yang dberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan emiten atau perusahaan public yang menerbitkn eek
syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Termasuk unsure yang dilarang adalah :

* Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu.
* Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki (short selling).
* Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dlarang.
* Menimbulkan informasi yang menyesatkan.
* Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek
syariah tersebut.

* Ihktikar (penimbunan),
* Jenis kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu :
* Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau prdagangan yang dilarang.
* Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
* Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram.
* Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral atau bersifat mudharat.
* Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan pada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya.

* berdasarkan peraturan Bapepam-LK o.IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan Peraturan No. IX.A.14 tentang akad-aka yang digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal :

* Ijarah,
* Kafalah).
* Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian dimana pihak yang menyediakan dana (shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk
mengelola modal tersebut.

* Wakalah, yaitu perjanjian di mana pihak yang member kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa (wakl) untuk
melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.

* Emiten atau perusahaan public yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan
memiliki Sharia Compliance Officer (SCO).

* Dalam hal emiten atau perusahaan public yang menerbitkan efek syariah sewaktu-wakyu tidak memenuhi persyaratan, maka efek yang diterbitkan
dengan sendirinya sudah bukan sebagai efek syariah.

* Harga pasar dari efek syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari asset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut
dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar teratur, wajar, dan efisien serta tidak direkayasa.

* Sampai saat ini, efek-efek syariah menurut Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah,

Reksa Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIKEBA) Syariah, dn surat berharga lainya yang sesuai dengan prinsip syariah.
Belakangan, instrument keuangan syariah bertambah dalam fatwa DSM-MUI Nomor:65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD)Syariah dan Fatwa DSN-MUI Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008.

* Saham Syariah
* Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu

perusahaan terbatas. Semakin besar saham yang dimiliki, semakin besar pula kekuasaanya di
perusahaan tersebut. Keuntngan yang diperoleh dari saham di sebut diveden. Pembagian
dividen ditetapkan pada penutupan keuangan berdasarkan RUPS yang menentukan berapa
dividen yang dibagi dan laba ditahan.

* Selain itu, perdagangan saham di pasar sekunder, pemegang saham dimungknkan memperoleh

capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual saham. Tetapi pemegang saham juga
harus siap menghadapi risiko capial loss serta resiko likuiditas, yaitu ketika perusahaan yang
sahamnya`dimiliki bangkrut oleh pengadlan atau dibubarkan , hak klaim dari pemegang saham
mendapatkan prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dulunasi (dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan). Dengan demikian keuntungan yang diperoleh dari memegang
saham adalah Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba
yang dihasilkan emiten, baik dalam bentuk tunai atau saham, Rights yang merupakan hak untuk
memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten, dan Capital gain yang merupakan
keuntungan yang diperoleh dari jaul beli saham di pasar modal.

* Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/VI/2001 yang dimaksud saham

syariah yaitu sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan
oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaanya tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan
yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syaiah dapat dilakukan dengan akad
musyrakah yang dilakukan oleh perusahaan privat dan mudharabah yang dilakukan pada
perusahaan publik.

* Secara prktis, saham belum pernah dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW. Sehingga terjadi

adanya perselisihan untuk menentukan hukum saham ada yang membolehkan diperjual belikan
ada yang tidak boleh. Dengan demikian, saham yang dimiliki oleh seseorang menunjukan bukti
kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk asset sehingga saham merupakan
cerminan kepemilikan atas aset tertentu. Logika tersebut dijadikan dasar pemikiran bahwa
saham dapat diperjualbelikan sebagaimana layaknya barang.

* Secara umum perusahaan yang akan menerbitkan efek syariah harus memenuhi halhal berikut (peraturan Bapepam LK No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah):

* Dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara

pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

* Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara
pengelolaan emiten atau perusahaan public dimaksud tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

* Emiten atau perusahaan publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris yang
mengerti kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

* Selain itu, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, Bursa Efek Indonesia

melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuditas dan
kondisi keuangan emiten, yaitu :

* Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10
kapitalisasi besar).

* Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan ata tengah tahun berakhir
yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimak sebesar 90%.

* Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata

kapitalsasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

* Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

* Pengkjian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks
pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunya.

* Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di
menerus berdasarkan dat-data public yang tersedia.

monitoring secara terus-

OBLIGASI SYARIAH
PENGERTIAN OBLIGASI
Obligasi atau bonds secara konvensional merupakan bukti utang dari emiten yang dijamin
oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atu janji lainnya serta
pelunasan pokok pijaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo.
OBLIGASI SYARIAH
Obligasi Syari’ah Menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.32/DSN-MUI/IX/2002 adalah
suatu surst berharga berjangka panjang berdasar prinsip syari’ah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ Margin/Free, serta membayar kembali
dana obligasi pada surat jatuh tempo. Dengan demikian, pemegang obligasi syari’ah akan
mendapatkan keuntungan bukan dalam bentuk bunga, akantetapi bagi hasil.
Obligasi syari’ah pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvensional, degan perbedaan
pokok antara lain adalah penggunaan konsep imabalan dan bagi hasil sebagai pengganti
bunga, adanya suatu transaksi pendukung berupa sejumlah aset yang menjadi dasar
penerbitan sukuk, dan adanya perjanjian antara pihak yang disusun berdasarkan prinsipprinsip syari’ah. Sukuk harus distruktur secara syari’ah agar instrumen keuangan ini aman
dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
Obligasi syari’ah diatur dalam fatwa dsn mui antara lain fatwa dsn mui ni.32/dsnmui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah, no.33/dsn-mui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah
mudhorobah, no.41/dsn-mui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah ijarah dan no.59/dsnmui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah mudhorobah konversi. Pada tanggal 7 mei 2008
disahkan uu no. 19 tentang surat berharga syari’ah negara (sbsn) yang menjadi legal basis
bagi penerbitan dan penglolaan sukuk negara atau sbsn. Sbsn adalah surat berharga negara
yang diterbitkan berdasarkan prinsip syari’ah, sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap aset sbsn, baik dalan mata uang rupiah maupun vulta asing.

Menurut huda dan haykal (2010), ada beberapa alasan mengapa obligasi syari’ah dibutuhkan,
yakni sebagai serikut:
Prespektif pasar modal
Prepektif emiten

Tidak semua emiten dapat memerbitkan obligasi syari’ah. Untuk
menerbitkan obligasi syari’ah ada beberapa persyaratan yaitu:
Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
fatwa no.20/dsn-mui/iv/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha
yang bertentangan dengan syari’ah islam diantaranya:

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.

ii. usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.

iii. usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan dan minuman haram.

iv. usaha memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang termasuk moral dan bersifat mudarat.

Peringkat investmen grade.

Memiliki fundamental usaha yang kuat.
ii. memiliki fundamental keuangan yang kuat.
iii. memiliki citra yang baik bagi publik.
Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen jll.

* Berbagai jenis sukuk yang dikenal secara internasioanl dan telah mendapatkan

endorsement dari the accounting and auditing organisation for islamic financial
institusions (aaoifi) dan diadopsi dalam uu no. 19 tahun 2008 tentang sbsn:

* Sukuk ijarah
* Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah dimana suatu pihak

bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau meyewakan hak manfaat atas
suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk ijarah dibagi menjadi
ijarah almuntahiya nittamik (sale and lease back) dan ijarah headlease dan sublease.

* Sukuk mudhorobah
* Sukuk yang diterbitkan berdasar erjanjian atau akad mudhorobah dimana satu pihak

menyediakan modal (rab maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian
(mudharib), keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan
perbandingan yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung
sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal.

* Sukuk musyarakah
* Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musarakah dimana dua pihak
atau lebih bekerja sama menggabungkan modal untuk membangun proyek yang telah
ada, atau membiayaai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul
ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

* Suskuk istima’
* Sukuk yang diterbitkan berdasar perjanjian atau akad istima’ diman para pihak

menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/ barang. adapun harga,
waktu penyerahan, dan spesifikasi barang/ proyek ditentukan terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan.

THANKS FOR YOUR
ATTENTION

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2