Pentingnya penentuan daftar urut kepangk

PENTINGNYA PENENTUAN DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)
PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA INSTANSI
PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DALAM
SISTEM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
HAMDANAH
NIM : 018108031
EMAIL : hamdanah84@gmail.com
PROGRAM STUDI : S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRAK
Kegunaan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) adalah sebagai salah satu
bahan pertimbangan yang objektif dalam kerangka pelaksanaan pengembangan
karier pegawai, dimana pegawai yang lebih tinggi kepangkatannya diberi
kesempatan lebih dahulu untuk menduduki jabatan yang lowong, disini sistem
senioritas lebih ditekankan.
Instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan sebagai suatu
organisasi pemerintahan daerah membutuhkan suatu sistem administrasi
kepegawaian yang baik terutama pada penyusunan dan pengolahan data Daftar
Urut Kepangkatan (DUK) yang dapat menjadi suatu bahan pertimbangan objektif
pelaksanaan pengembangan karier pegawai di daerah Kabupaten Nunukan.
Penyusunan dan pengolahan Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri
Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dinilai masih sembarangan dan

tidak mengikuti asas sistem Administrasi Kepegawaian yang baik dan tidak
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urut
Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Dengan dicantumkannya Calon Pegawai
Negeri Sipil ke dalam Daftar Urut Kepangkatan pemerintah daerah Kabupaten
Nunukan maka akan berdampak pada susunan Daftar urut Kepangkatan yang akan
keluar dari asas sistem administrasi kepegawaianyang baik.
Kata kunci : Administrasi, Kepegawaian, DUK, lowongan jabatan,

1

PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil terdiri dari pegawai negeri sipil pusat dan pegawai
negeri sipil daerah. Pegawai negeri sipil pusat adalah pegawai negeri sipil yang
gajinya di bebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara dan bekerja
pada departemen, lembaga pemerintah non departemen, kesekretariatan lembaga
tertinggi/tinggi negara, instansi vertical di daerah Provinsi/Kabupaten/Kota,
kepaniteraan pengadilan atau di pekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara
lainnya. Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai negeri sipil daerah
provinsi/kabupaten/kota yang gajinya di bebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja daerah dan bekerja pada pemerintah daerah atau dipekerjakan di luar

instansi induknya.
Kegunaan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) adalah sebagai salah satu
bahan pertimbangan yang objektif dalam kerangka pelaksanaan pengembangan
karier pegawai, dimana pegawai yang lebih tinggi kepangkatannya diberi
kesempatan lebih dahulu untuk menduduki jabatan yang lowong, disini sistem
senioritas lebih ditekankan.
Dalam peraturan pemerintah nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urut
Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil, diatur daftar urut kepangkatan (DUK)
Pegawai Negeri Sipil sebagai pengganti daftar susunan pangkat dan kenaikan
pangkat pegawai negeri sipil yang diatur dalam pemerintahan nomor 9 tahun
1952. DUK adalah suatu daftar yang memuat nama pegawai negeri sipil dari suatu
organisasi negara yang disusun menurut tingkatan kepangkatan.
Instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan sebagai suatu
organisasi pemerintahan daerah membutuhkan suatu sistem administrasi
kepegawaian yang baik terutama pada penyusunan dan pengolahan data Daftar
Urut Kepangkatan (DUK) yang dapat menjadi suatu bahan pertimbangan objektif
pelaksanaan pengembangan karier pegawai di daerah Kabupaten Nunukan.
Melihat situasi dan kondisi dalam pengolahan data DUK PNS daerah
Kabupaten Nunukan maka ditemukan permasalahan dalam pengolahannya. Daftar
Urut Kepangkatan instansi pemerintahan daerah kabupaten nunukan penyusunan


2

dan pengolahannya cenderung tidak mengikuti asas sistem administrasi
kepegawaian yang baik dan tidak mengacu pada peraturan Pemerintah tentang
Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil, sehingga dalam pengolahan data
DUK pegawai negeri sipil kabupaten nunukan dinilai masih sembarangan.
Permasalahan yang dapat dirumuskan mengenai penyusunan dan
pengolahan data DUK Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Nunukan adalah
meliputi :
1. Penyusunan dan Pengolahan data Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pemerintah
Daerah Kabupaten Nunukan turut mencantumkan data Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) kedalam DUK Kabupaten Nunukan yang mengakibatkan DUK
yang telah disusun dan diolah tidak sesuai dengan asas sistem administrasi
kepegawaian yang baik dan tidak mengacu pada PP Nomor 15 Tahun 1979
tentang Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil karena DUK hanya
terbatas bagi Pegawai Negeri sipil sedangkan calon pegawai negeri sipil tidak
boleh dicantumkan dalam DUK karena masih percobaan.
2. Pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Daerah
Kabupaten Nunukan dalam hal promosi atau transfer ke jabatan-jabatan yang

lebih besar tanggung jawabnya terkadan penunjukkan tidak berdasarkan urutan
kepangkatan yang ada didalam DUK Kabupaten Nunukan atau lebih jelasnya
sistem senioritas tidak berlaku dalam penunjukkan jabatan sehingga akan
berdampak

pada

terhambatnya

jenjang

karier

seseorang

dalam

mengembangkan kariernya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Administrasi Kepegawaian

Sistem administrasi Kepegawaian adalah keseluruhan dari proses/aktivitas
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di bidang kepegawaian. Adapun
kegiatan-kegiatan tersebut diawali dengan bagaimana caranya untuk memperoleh
pegawai atau sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan untuk mengisi kekosongan pegawai yang berkualitas
sebagaimana yang diharapkan, cara terbaik yang harus dilakukan adalah diawali
dengan melakukan analisis pekerjaan/analisis jabatan, dengan demikian akan
3

terlihat jenis dan kompetensi pegawai yang diperlukan berdasarkan uraian
pekerjaan/jabatan yang dipersyaratkan, sedangkan pengukuran beban kerja dan
indikator jabatan dilakukan melalui analisis beban kerja. Dengan demikian
diharapkan akan dapat diperoleh pegawai yang berkualitas.
B. Sifat Sistem Administrasi Kepegawaian
Karena Administrasi Kepegawaian merupakan sistem, maka ia memiliki
sifat-sifat tertentu, antara lain :
a. Abstrak, karena tidak dapat dikenali wujudnya, (kecuali kebijakan yang
berkaitan dengan kepegawaian);
b. Buatan Manusia (man-made-systems);
c. Terbuka (open system), peka dan selalu beradaptasi dengan perubahan

lingkungan dan menyesuaikan dengan tuntutan jamannya;
d. Hidup (living systems), sebagai sistem yang hidup, maka ia berkembang
terus sesuai dengan perkembangan lingkungan dan tuntutan dari
masyarakat;
e. Kompleks, didalamnya terdapat berbagai macam sub-sistem, sehingga
banyak sekali interdepensi antar subsistem yang satu dengan subsistem
lainnya, sebagai totalitas yang selalu berinteraksi, saling bergantungan,
saling mempengaruhi, saling bekerja sama dengan subsistem lainnya
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Administrasi Kepegawaian pada hakikatnya merupakan proses kegiatan
penyelenggaraan kebijakan Negara/pemerintah di bidang kepegawaian dalam
rangka memperlancar pencapaian tujuan negara maupun pemerintah untuk
memperlancar

pemberian

pelayanan

kepada


masyarakat.

Administrasi

Kepegawaian merupakan spesies daripada administrasi negara sebagai genus.
Dengan demikian, maka administrasi kepegawaian merupakan suatu sistem,
sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya.
C. Penyusunan dan Pengolahan Daftar Urut Kepangkatan Yang Baik Harus
Mengacu Pada Asas Sistem Administrasi Kepegawaian

4

Penyusunan dan pengolahan Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri
Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dinilai masih sembarangan dan
tidak mengikuti asas sistem Administrasi Kepegawaian yang baik dan tidak
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urut
Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Dengan dicantumkannya Calon Pegawai
Negeri Sipil ke dalam Daftar Urut Kepangkatan pemerintah daerah Kabupaten
Nunukan maka akan berdampak pada susunan Daftar urut Kepangkatan yang akan
keluar dari asas sistem administrasi kepegawaianyang baik. Calon Pegawai Negeri

Sipil tidak boleh dicantumkan karena masih dalam percobaan. Perlu adanya
perubahan dalam penanganan data DUK Pegawai Negeri Sipil pemerintah Daerah
Kabupaten Nunukan yang mana penyusunan dan pengolahan data Daftar Urut
Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil tersebut berdasarkan asas Sistem Administrasi
Kepegawaian yang benar dan tetap mengacu pada peraturan dalam pengelolaan
Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil yaitu PP Nomor 15 Tahun 1979
tentang Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil.
1. Penyusunan DUK berdasarkan Sistem Administrasi Kepegawaian
a. DUK dibuat untuk menampung seluruh Pegawai Negeri Sipil yang ada
dalam organisasi
b. DUK disusun kembali (diperbaiki) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sekali.
c. Pejabat Penyusun DUK
1) Pejabat penyusun DUK adalah Pejabat Pembina Kepegawaian atau
pejabat lainnya yang ditetapkan oleh Presiden.
2) Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya

kepada


pejabat

lain

di

bawahnya

dalam

lingkungannya untuk menyusun dan memperbaiki DUK.
3) Pejabat yang menerima pelimpahan wewenang dalam menyusun dan
memperbaiki DUK serendah-rendahnya memiliki eselon terendah
yang ada pada instansi tersebut.
4) DUK bagi PNS yang diperbantukan, dibuat oleh :
Instansi pemberi bantuan.
Instansi penerima bantuan.
5) DUK bagi PNS di luar jabatan organiknya tetap dibuat oleh instansi
yang bersangkutan.


5

6) Badan Kepegawaian Negara menyusun DUK nasional untuk PNS
golongan IV/a sampai dengan IV/c.
2. Penentuan Nomor Urut dala DUK
Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut DUK pegawai negeri
sipil secara berturut-turut adalah pangkat, jabatan, masa kerja, latihan jabatan,
pendidikan, dan usia.
1. Pangkat
Pegawai negeri sipil berpangkat lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi dalam DUK. Apabila ada dua orang atau lebih yang berpangkat
sama, misalnya sama-sama berpangkat Pembina tingkat I golongan ruang IV/b,
urutannya didasarkan pada “ketuaan” dalam pangkat, yaitu yang paling lama
dalam pangkat. Jadi, yang digunakan adalah tingkat pangkat dan ketuaan dalam
pangkat.
2. Jabatan
Apabila ada pegawai negeri sipil yang sama dalam pangkat dan ketuaan
dalam pangkat, dasar berikutnya adalah tingkat jabatan. Pegawai negeri sipil
dengan jabatan yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK. Apabila ada dua atau lebih tingkat jabatan yang sama, dasar

berikutnya adalah ketuaan/lamanya dalam jabatan tadi atau mereka yang lebih
dahulu diangkat dalam jabatan akan ditempatkan dengan nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK.
3. Masa Kerja
Kriteria berikutnya adalah apabila ada kesamaan dari dua atau lebih pegawai
negeri sipil menurut criteria pangkat dan jabatan; mereka yang memiliki masa
kerja sebagai pegawai negeri sipil yang lebih banyak akan dicantumkan pada
nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK. Masa kerja yang diperhitungkan dalam
DUK adalah masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk penetapan gaji.
4. Latihan Jabatan
Apabila ada dua atau lebih pegawai negeri sipil yang sama dalam pangkat,
jabatan, dan masa kerja, kriteria berikutnya (Latihan Jabatan yang ditentukan)

6

dipakai sebagai dasar pencantuman nomor urut dalam DUK. Apabila dengan dasar
itu masih sama, siapa yang lebih dahulu lulus dicantumkan lebih tinggi dalam
nomor urut DUK.
5. Pendidikan
Apabila ada dua atau lebih pegawai negeri sipil yang sama dalam pangkat,
jabatan, masa kerja, dan latihan jabatan, criteria berikutnya adalah pendidikan.
Pendidikan yang lebih tinggi akan dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.
6. Usia
Apabila ada dua atau lebih pegawai negeri sipil yang sama dalam pangkat,
jabatan, masa kerja, latihan jabatan, dan pendidikan; kriteria terakhir adalah usia.
Siapa yang lebih tua dialah yang dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.
Pegawai negeri sipil yang tidak bisa menduduki nomor urut tertinggi dalam
DUK adalah pegawai negeri sipil yang sedang :
1) dikenakan pemberhentian sementara,
2) menjalani cuti di luar tanggungan Negara untuk melahirkan anak yang
ke-4 dan seterusnya;
3) menerima uang tunggu;
4) DUK bagi pegawai negeri sipil yang diperbantukan pada daerah
otonom atau instansi pemerintah lainnya.
Nama pegawai negeri sipil yang diperbantukan untuk instansi pemerintah
atau daerah otonom perlu dicantumkan di DUK instansi pemerintah atau daerah
otonom, tempat yang bersangkutan diperbantukan. Untuk kepentingan pembinaan
karier pegawai negeri sipil yang diperbantukan, DUK tetap dicantumkan di intansi
induk yang memberikan bantuan serta instansi yang menerima perbantuan
pegawai negeri sipil tersebut.
Pegawai negeri sipil yang diangkat menjadi pejabat Negara, sedang
menjalankan tugas belajar, dipekerjakan atau diperbantukan, sedang menjalani
cuti di luar tanggungan negara, diberhentikan sementara, atau diberhentikan dari
jabatan negeri dengan mendapat uang tunggu tetap dicantumkan namanya dalam

7

DUK instansi yang bersangkutan. DUK pegawai negeri sipil bersifat terbuka dan
diumumkan menurut cara yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat DUK yang
bersangkutan sehingga pegawai negeri sipil yang bersangkutan dengan mudah
dapat membacanya. DUK mulai berlaku sejak tanggal diumumkan.
3. Keberatan terhadap Penempatan Urutan DUK
Bagi Pegawai Negeri Sipil yang nomor urutnya dalam DUK tidak sesuai, ia
dapat mengajukan keberatan secara tertulis sesuai dengan Hierarki dalam kurun
waktu 30 hari terhitung tanggal penetapan DUK. Keberatan

yang melewati

jangka waktu yang telah ditetapkan akan ditolak. Pejabat pembuat DUK
memeriksa keberatan yang diajukan, berdasarkan data yang ada dan relevan DUK
diperbaiki

sebagaimana

mestinya,

kemudian

disampaikan

PNS

yang

bersangkutan, penerimaan atau penolakan dilakukan dalam kurun waktu 14 hari
terhitung pejabat pembuat DUK menerima pengajuan keberatan.
Keberatan atas penolakan disampaikan kembali kep-ada atasan pejabat
pembuat DUK 14 hari mulai ia menerima penolakan atas keberatan tersebut.
Tanggapan pejabat pembuat DUK dan disampaikan pada atasan pejabat pembuat
DUK 3 hari terhitung ia menerima surat keberatan.
Atasan pejabat pembuat DUK wajib mempertimbangkan dengan seksama
perubahan atau penolakan dilakukan dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari
sejak ia menerima surat keberatan. Keputusan atasan pejabat pembuat DUK
bersifat final. DUK yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian bersifat final
tidak ada pengajuan keberatan.
4. Pemanfaatan DUK
DUK merupakan data obyektif guna pelaksanaan pembinaan karier
pegawai, khususnya dalam promosi jabatan, maka mereka yang menduduki urutan
tertinggi dalam DUK dapat dipertimbangkan lebih dulu. Namun apabila yang
bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk itu PNS tersebut harus diberitahukan.
Ketentuan dalam DUK tidak berlaku jika :
a. PNS tersebut diberhentikan sementara,
b. PNS tersebut diberhentikan sementara dengan uang tunggu,
c. PNS tersebut sedang cuti diluar tanggungan negara,

8

d. PNS sedang cuti hamil anak ke empat dan seterusnya.
5. Perubahan dan Penghapusan Nomor Urut DUK
1. Perubahan
Mutasi kepegawaian yang mengakibatkan perubahan nomor urut dalam
DUK antara lain adalah kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pengangkatan
dalam jabatan, pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil, pemindahan,
pemberhentian, meninggal dunia, dan lain-lain. Hal tersebut harus dicatat dalam
DUK yang bersangkutan. Caranya adalah menuliskan jenis mutasi kepegawaian
dan tanggal berlakunya pada kolom yang disediakan untuk itu.
2. Penghapusan
Nama pegawai negeri sipil yang diberhentikan, misalnya meninggal dunia
atau pindah instansi, dihapus dari daftar urut kepangkatan (DUK). Penghapusan
ini dilakukan pada waktu penyusunan DUK untuk tahun berikutnya.
D. Pengembangan Karier PNS Selain Berdasarkan Senioritas namun juga
harus memperhatikan Kemampuan dan Kompetensi PNS.
Administrasi kepegawaian pada Instansi pemerintah Daerah Kabupaten
Nunukan terutama dalam hal pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil, Daftar
Urut Kepangkatan seharusnya merupakan sebagai suatu bahan objektif jenjang
karir PNS. Apabila ada lowongan jabatan, maka pegawai negeri sipil yang
menduduki DUK yang lebih tinggi wajib dipertimbangkan lebih dahulu untuk
mengisi lowongan tersebut. Namun jika yang bersangkutan belum mampu untuk
menempati jabatan tersebut maka PNS yang lebih berprestasi dan berkompetensi
juga dapat dipertimbangkan.
Melihat kondisi yang ada pada instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten
Nunukan Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk Kerap tidak sesuai urutan
kepangkatan Kabupaten Nunukan namun jika pertimbangannya dikarenakan
ketidak mampuan pegawai tersebut untuk mengemban jabatannya maka dapat
diberikan kepada pegawai yang urutan kepangkatannya lebih rendah namun
memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam bekerja. Namun pegawai yang

9

tidak dapat diangkat harus diberitahu sehingga dapat mengisi kekurangan untuk
masa yang akan datang. Kekurangan ini bisa meliputi kecakapan, pengalaman,
kompetensi dan penguasaan informasi.
Menurut Handoko (dalam Umar, 1998) karier merupakan semua pekerjaan
atau jabatan seseorang yang telah maupun sedang dijalaninya. Pekerjaanpekerjaan ini dapat saja merupakan realisasi dari rencana-rencana hidup seseorang
atau mungkin merupakan nasib seseorang dalam kaitannya dengan pekerjaan.
paradigma karier secara tradisional memang dibangun melalui tangga yang
bersifat linear berdasarkan kriteriakemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang
dimiliki seorang pegawai untuk menduduki jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Tetapi pada era, seperti sekarang ini ada kecenderungan pengembangan karier
yang bersifat protean career (PC) adalah karier yang sering kali berubah
didasarkan pada perubahan minat pegawai, nilai-nilai yang dianut, kemampuan
dan perubahan-perubahan di dalam lingkungan kerja (Alwi, 2001). PC
berpengaruh terhadap pola pengembangan karier pegawai karena karier tidak
semata-mata diarahkan untuk mengisi jabatan yang lebih tinggi secara structural.
Melainkan diarahkan pada keberhasilan pegawai dalam pekerjaan secara
psikologis. Dalam hal ini tanggung jawab dan peran pegawai itu sendiri terhadap
karier yang dibinanya menjadi lebih besar. Namun demikian, bukan berarti sifat
pengembangan karier secara tradisional ditinggalkan, hanya perkembangan pola
karier dari bersifat linear menjadi bersifat PC, tidak dapat dihindari. Tujuan
seorang pegawai dalam bekerja tidak lagi semata-mata didasarkan pada sukses
karier, tetapi juga meraih prestasi dalam karier berdasarkan kemampuan riil yang
dimilikinya.
Pengembangan karier juga pada umumnya didasarkan atas sistem
senioritas sehingga untuk organisasi atau perusahaan tertentu menjadi tabu
memberikan tampuk kepemimpinan kepada seorang pegawai yang dianggap
masih yunior. Oleh karena itu, budaya senioritas sering kali menjadi penghalang
dalam sistem karier di beberapa organisasi atau perusahaan bahkan pada Instansi
Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan khususnya. Padahal berdasarkan
pengalaman, banyak pegawai muda yang potensial menduduki jabatan

10

kepemimpinan dalam perusahaan karena mereka memiliki bakat, kemampuat dan
keahlian yang memang dibutuhkan oleh organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi pemerintahan daerah kabupaten nunukan.
Paradigma baru sistem karier dalam organisasi, meletakkan idealisme dan
kerja keras untuk mencapai tujuan tersebut, dimana kompetensi, penguasaan
informasi, teknologi maupun penguasaan bahasa asing sebagai faktor utama bagi
seorang pegawai untuk sukses. Seluruh unsur-unsur tersebut yang dimiliki oleh
seorang individu dalam rangka pengembangan karier di organisasi Pemerintahan
Daerah Kabupaten Nunukan merupakan modal intelektual atau disebut dengan
human capital.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Akibat sistem administrasi kepegawaian yang sembarangan di intansi
pemerintahan daerah Kabupaten Nunukan terutama dalam hal penyusunan dan
pengolahan data DUK Pegawai Negeri Sipil dengan mencantumkan CPNS
kedalam Daftar Urut Kepangkatan Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan
mengakibatkan DUK tersebut tidak mengacu pada aturan PP Nomor 15 Tahun
1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan.
Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil di Instansi Pemerintahan
Daerah Kabupaten Nunukan merupakan sebagai suatu bahan objektif jenjang
karier Pegawai Negeri Sipil. Pengembangan karier yang bersifat senioritas
dalam Daftar Urut Kepangkatan akan berdampak pada kurangnya kualitas dari
Pegawai dalam memangku jabatannya.
2. Saran
Perlu adanya pembaharuan dalam metode penanganan Daftar Urut
Kepangkatan (DUK) di lingkup instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten
Nunukan agar tetap mengikuti asas sistem administrasi kepegawaian yang baik
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk Daftar Urut Kepangkatan.

11

Pengembangan karier dengan budaya senioritas dalam Daftar Urut
Kepangkatan

(DUK)

harus

dihapuskan

didalam

sistem

administrasi

kepegawaian Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan karena kompetensi
dan kecakapan Pegawai yang bersangkutan harus menjadi salah satu syarat
untuk menempati suatu jabatan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Enceng, Suryarama. (2013). Administrasi Kepegawaian Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka.
Drs. Moekijat. (2009). Administrasi Kepegawaian Negara Indonesia. Bandung :
Penerbit CV. Mandar Maju.
Drs. Harsono,M.Si. (2011) . Sistem Administrasi Kepegawaian. Bandung :
Penerbit Fokusmedia.
Prof. Dr. Miftah Thoha,MPA. (2010) . Manajemen kepegawaian Sipil
di Indonesia. Jakarta : Penerbit Prenada Media Group.
Meita Istianda dkk. (2010) . Pengembangan Organisasi Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka

12