T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek/Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bandarjo 02
Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang berlokasi di
Jl. Sindoro II No. 21 Bandarjo Ungaran Barat, dengan
nomor
telepon
024-76910027
sdbandarjodua@yahoo.com.
serta
E-mail
Mempunyai
NSS
101032214022, dan NPSN 20320795. Daya listrik SD
Negeri Bandarjo 02, 2.300 watt dan telah dilengkapi
Wifi sebagai kelengkapan media informasi, luas lantai
900 m2 dengan rasio luas lantai terhadap peserta didik
4,05/m2 di atas tanah seluas 1.312 m2, rasio luas
lahan terhadap peserta didik 1,54/m2 yang terletak di
pusat Kota Ungaran Kabupaten Semarang.
SDN
Bandarjo
02
pada
tahun
pelajaran
2013/2014 memiliki siswa sejumlah 254 orang, tenaga
pendidik sejumlah 10 orang (6 PNS dan 4 WB), dan
tenaga kependidikan honorer sejumlah 3 orang yang
bertugas
sebagai
staf
Tata
Usaha,
Petugas
Perpustakaan dan petugas kebersihan.
Visi SD Negeri Bandarjo 02 adalah “Menjadi
sekolah
terpercaya
di
masyarakat
untuk
mencerdaskan bangsa dalam rangka menyukseskan
wajib belajar”. Sedangkan misi SD Negeri Bandarjo 02
adalah a) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki
potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK. b) Membentuk
sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai
dengan perkembangan zaman. c) Membangun citra
46
sekolah sebagai mitra terpercaya
di masyarakat.
Adapun tujuan SD Negeri Bandarjo 02 yaitu a)
Meningkatkan pelayanan secara menyeluruh kepada
peserta didik b) Meningkatkan profesionalisme kinerja
guru dan tenaga kependidikan c) Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam tanggung jawab kependidikan
d) Meningkatkan hasil kelulusan yang optimal.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan unsur konteks,
input, proses, dan produk program swakelola DAK
pendidikan
(perpustakaan)
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
4.2.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Hasil
wawancara
dengan
Kepala
Sekolah
diketahui bahwa latar belakang program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah yang disepakati oleh semua warga sekolah
termasuk komite dan instansi terkait. Kebutuhan
sarpras SDN Bandarjo 02 ditunjukkan dalam tabel di
bawah ini.
47
Tabel 4.1. Kondisi Sarpras
Keadaan
Jenis Sar-pras
Jml
Baik
Rusak
Diguna
Tdk
Kan
digunakan
1
R. Kelas
7
√
√
2
R. Kantor / Kepala
1
√
√
3
R. Guru
1
√
√
4
R. TU
-
-
-
5
R. Komite
1
√
√
6
R. Komputer
1
√
√
7
R. UKS
1
√
√
8
R. Dapur
-
-
9
Gudang
1
-
√
-
10
KM / WC Guru
3
√
-
√
11
KM / WC Anak
4
√
√
12
Rumah Penjaga /
1
√
√
1
√
√
2
√
√
-
√
Pos Jaga
13
R. Terbuka /
Serbaguna
14
Tempat Cuci
Tangan
15
Ruang Tunggu
-
-
-
16
Halaman Sekolah
1
√
√
17
Perpustakaan
-
-
18
Tempat
1
√
√
280
279
√
7
√
√
14
√
√
16
√
√
-
-
Ibadah/Mushola
19
Meja dan kursi
1
anak
20
Meja dan kursi
guru
21
Meja dan kursi
Kerja
22
Almari
23
Rumah Dinas KS
1
√
-
24
Rumah Dinas
1
√
√
Guru
Sumber: Data EDS SDN Bandarjo 02, 2012
√
48
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekolah
yang terletak di pusat kota, namun tidak mempunyai
perpustakaan sekolah. Perpustakaan memang sangat
dibutuhkan
sebagi
faktor
penunjang
dalam
merealisasikan visi, misi dan tujuan sekolah. Untuk
melengkapinya,
pihak
sekolah
pembangunan
perpustakaan
memprogramkan
tersebut
dengan
mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang tahun 2012.
Mutu sebuah sekolah juga erat kaitannya dengan
program
kerja
sekolah
yang
juga
akan
menjadi
perhatian dari masyarakat serta bisa menjadi sarana
promosi kepada warga masyarakat. Salah satu usaha
sekolah
agar
dapat
mendapat
kepercayaan
dari
masyarakat adalah terwujudnya peningkatan kualitas
prestasi
peserta
didik.
Hal
ini
sebagaimana
diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut.
Masyarakat mengharapkan adanya prestasi peserta
didik
dalam
bidang
akademik diantaranya
peningkatan hasil UN, adanya peserta didik yang
mampu memperoleh juara dalam lomba kesiswaan,
peningkatan KKM dan kemampuan peserta didik
dalan
berbahasa
yang
meningkat.Hal
ini
dibutuhkan sarana perpustakaan. (wawancara
tanggal 26 Januari 2015)
Adanya perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan oleh
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten Semarang. Peserta didik membutuhkan
bahan bacaan pengayaan baik tentang pengetahuan,
teknologi sederhana, buku sejarah, bahasa dan sastra
Indonesia, matematika, dan cerita-cerita fiksi yang
memuat nilai-nilai pendidikan karakter. Demikian pula
guru juga membutuhkan adanya perpustakaan di SDN
49
Bandarjo 02 untuk menambah wawasan pengetahuan,
teknologi, dan ilmu pendidikan. Kebutuhan tersebut
dapat dilihat dari ungkapan peserta didik kelas VI yang
bernama Yasinta sebagai berikut:
Kami sangat mengharapkan sekolah kami memiliki
perpustakaan, karena pada waktu istirahat atau
waktu luang maupun di saat menunggu jemputan
kami bisa membaca di perpustakaan, dan kami
juga bisa meminjam buku-buku cerita dari
perpustakaan. (wawancara tanggal 27 Januari
2015)
Pada bagian lain juga diungkapkan oleh guru kelas V
yang bernama Karsono. Beliau menyatakan sebagai
berikut ini.
Sudah saatnya SDN Bandarjo 2 ini memiliki
perpustakaan sekolah.Selain untuk menambah
pengetahuan peserta didik, perpustakaan juga
sebagai tempat rekreatif yakni tempat membaca
yang menyenangkan.Selanjutnya perpustakaan
juga dapat digunakan untuk tempat pembinaan
peserta didik yang dipersiapkan untuk mengikuti
lomba olimpiade MIPA, lomba cerdas cermat, lomba
menulis synopsis, dan pembinaan peserta didik
berprestasi. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan
oleh Budi Suharsono, S.Pd SD selaku guru kelas IV
tentang
kebutuhan
perpustakaan
adalah
sebagai
beikut.
Sekolah
kami
sangat
membutuhkan
perpustakaan.Adanya perpustakaan sekolah dapat
dijadikan sarana untuk menyalurkan minat baca
peserta didik dan sekaligus dapat dijadikan sebagai
pemicu budaya membaca bagi peserta didik di
sekolah kami ini. (wawancara tanggal 27 Januari
2015)
Senada
dengan
harapan
peserta
didik
dan
tersebut di atas, Kepala SDN Bandarjo
menyatakan
kebutuhannya
tentang
guru
02 juga
pengadaan
50
perpustakaan
sekolah,
seperti
yang
diungkapkan
sebagai berikut:
Pengadaan sarana sekolah yakni perpustakaan
adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak
bagi SDN Bandarjo 2 ini.
Selain sebagai
pendukung
proses
belajar
peserta
didik,
perpustakaan juga sangat dibutuhkan guru untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan tugas profesinya. Untuk itu kami
akan mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengenai
pengadaan perpustakaan di sekolah kami melalui
program DAK pendidikan tahun anggaran 2013.
(wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Pendapat
kepala
sekolah
tersebut
mendapat
dukungan dari pihak komite sekolah yang diwakili oleh
saudara Sunyoto mengatakan sebagai berikut.
Kami mendukung langkah kepala SDN Bandarjo 02
yang berkeinginan mengajukan bantuan ke
pemerintah
untuk
pengadaan
perpustakaan
sekolah.Dengan adanya perpustakaan nanti anakanak kami dapat meminjam buku pelajaran di
perpustakaan sehingga kami dapat menghemat
biaya sekolah anak-anak kami. (wawancara tanggal
29 Januari 2015)
Kebutuhan akan tersedianya perpustakaan pada
tahun 2013 ini merupakan program SDN Bandarjo 02.
Program ini sangat relevan dengan kebijakan DAK
bidang pendidikan dasar pada tahun 2013. Dalam
kebijakan tersebut dinyatakan bahwa DAK bidang
pendidikan
dasar
dialokasikan
untuk
mendukung
penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun yang bermutu dan merata dalam
rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan secara bertahap memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Sasaran DAK bidang pendidikan
51
dasar adalah untuk SD/SDLB baik negeri maupun
swasta. Kegiatan DAK bidang pendidikan dasar jenjang
SD diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas rusak
sedang, pembangunan perpustakaan, dan pengadaaan
peralatan pendidikan.
4.2.2 Input
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Tahun Anggaran 2013
Input
program
DAK
perpustakaan
di
SDN
Bandarjo 02 meliputi sumber daya manusia (SDM),
skala
prioritas,
anggaran,
dan
sistem
prosedur
pelaksanaan program DAK. Syarat berjalannya suatu
program adalah kepemilikan terhadap sumber daya
atau dengan kata lain efektifitas kebijakan-kebijakan
yang dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik
ketika tidak didukung oleh potensi-potensi sumber
daya yang tidak tersedia. Sumber-sumber yang penting
tersebut meliputi staf yang memadai serta keahliankeahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka,
wewenang
dan
fasilitas-fasilitas
yang
diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas
kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik
(Winarno, 2012).
Sumber
daya
manusia
yang
terlibat
dalam
pelaksanaan program DAK perpustakaan ini ada dua
unsur, yakni SDM di SDN Bandarjo 02 dan di luar
sekolah. SDM di dalam sekolah meliputi
kepala
sekolah, guru-guru dan karyawan SDN Bandarjo 2
sebagai pelaksana, dan komite sekolah. Sedangkan
SDM dari luar sekolah yang turut mendukung dan
52
terlibat pelaksanaan program adalah konsultan, dan
pejabat pembuat komitmen.
Selain SDM, input dari program swakelola DAK
perpustakaan
di
SDN
memprioritaskan
Bandarjo
untuk
02
membangun
adalah
gedung
perpustakaan yang berkualitas yang sesuai dengan
juklak dan juknis dari pemerintah.
Anggaran program swakelola DAK perpustakaan
yang
diberikan
Rp.111.192.000,00.
Rp98.192.000,00
pemerintah
Untuk
dan
untuk
sejumlah
fisik
sejumlah
mebelair
sejumlah
Rp.13.000.000,00.
Adapun sistem prosedur program swakelola DAK,
untuk pengajuan dana untuk pekerjaan dilakukan
dalam 3(tiga) tahap. Tahap pertama sebesar 40% dapat
dicairkan
setelah
penandatanganan
kontrak,
selanjutnya 30% berikutnya dibayar pada saat progres
pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 30%,
dan sisanya sebesar 30% dibayar pada saat proses
pelaksanan kegiatan sudah mencapai minimal 60%.
Semua pembayaran dilakukan secara bebas tetap (SPPBT) yang dibebankan pada DPPA Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2013 nomor : 2327/DPPA/2013
tanggal 16 April 2013. Pembayaran dilakukan melalui
Bank BPD Cabang Ungaran kepada pihak kedua yang
mempunyai rekening Bank Jateng Cabang Ungaran
dengan nomor rekening 3-022-28071-5 atas nama PPS
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat.
Setiap pengajuan dana, PPS harus melengkapi
beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut adalah (1)
Dokumen Kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) asli yang
53
mencantumkan nomor rekening PPS, (1) Berita Acara
Pemeriksaan
Hasil
Pekerjaan
atau
berita
acara
penyelesaian pekerjaan, (3) Laporan kemjuan fisik dan
keuangan
yang
Pelaksana
Teknis
telah
diverivikasi
Kegiatan
(PPTK),
oleh
(4)
Pejabat
Rencana
penggunaan dana yang telah diverifikasi oleh PPTK, (5)
Berita Acara Pembayaran, (6) Kuitansi yang disetujui
oleh kuasa pengguna anggaran/ pejabat yang ditunjuk,
(7) ringkasan Kontrak, (8) Bukti pendukung berupa
buku laporan harian pelaksanaan kegiatan, buku kas
umum,
fotokopi
buku
rekening
bank,
dan
bukti
pengeluaran (nota-nota pengeluaran) untuk pencairan
tahap II dan III.
Anggaran dan kredibilitas pengelola ini menjadi
input
yang
penting
bagi
pelaksanaan
program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02.
Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah berikut
ini.
Untuk dapat mewujudkan adanya perpustakaan di
sekolah kami ini progam DAK dari pemerintah
sangat tepat untuk menjadi salah satu anggaran
pendidikan yang berfungsi untuk melengkapi
sarana dan prasana sekolah.Namun demikian,
dalam pelaksanaannya secara swakelola sangat
dibutuhkan kredibilitas yang tinggi, dan kami
yakin
mampu
untuk
melaksanakannya.
(wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Hal senada juga diungkapkan oleh Karsono guru
kelas V :
Pengadaan sarana perpustakaan di sekolah kami
ini sangat bergantung bagi kebijakan anggaran dari
pemerintah, dan dalam sistem swakelola ini
kredibilitas pelaksanaan benar-benar menjadi
taruhannya. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
54
Hampir sama dengan pendapat di atas , seorang
komite sekolah, Sunyoto juga menyatakan sebagai
berikut:
Menurut
kami
pengadaan
sarana
ruang
perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 2 tanpa
bantuan dana dari pemerintah tidak akan bisa
terlaksana,
dengan
dicairkannya
DAK
ini
merupakan program yang baik bagi sekolah. Saya
kira pihak sekolah bersama kami komite sekolah
mampu untuk melaksanakannya secara swakelola.
(wawancara tanggal 29 Januari 2015)
4.2.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Pada
unsur
proses
program
swakelola
DAK
pendidikan (perpustakaan) diawali perencanaan dengan
pengajuan proposal bantuan sarana pendidikan berupa
gedung perpustakaan oleh kepala sekolah kepada
Kepada Bupati Semarang melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang.
Pada bulan November 2013 turun Keputusan
Bupati
Semarang
No
900/0870/2013
tentang
Penetapan Lokasi Penerima dan Besaran Dana alokasi
Khusus bidang Pendidikan Dasar/Sekolah Dasar Luar
Biasa di Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013.
Dalam Lampiran Keputusan Bupati semarang tersebut
tertulis atau ditetapkan bahwa SDN Bandarjo 02
menerima bantuan pengadaan gedung perpustakaan
dengan
alokasi
dana
sebesar
RP.111.192.000,00.
Untuk fisik sejumlah Rp98.192.000,00 dan untuk
mebelair sejumlah Rp.13.000.000,00. Dana sebesar itu
diturunkan dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada
55
awal kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan
mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan
mencapai 70%.
Pada proses berikutnya adalah penandatanganan
surat
perjanjian
pembangunan
pelaksanaan
ruang
pekerjaan
perpustakaan
(SP3)
DAK
tahun
anggaran 2013 antara Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dengan Panitia
Pembangunan
Sekolah
(PPS)
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Barat. Surat perjanjian tersebut
bernomor
050/005/SWK-PERPUS/DAK-2013/2013.
Penandatangan Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang adalah Drs. Supandi,
M.Pd
sebagai
pelaksana
pihak
pertama,
pembangunan
sedangkan
sekolah
adalah
ketua
Sunyoto
sebagai pihak kedua. Selain kedua belah tersebut,
dalam SP3 tersebut diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang, yakni Dra. Dewi
Pramuningsih, M.Pd.
Pelaksanaan pembangunan ruang perpustakaan
di
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan
Ungaran
Barat
dilaksanakan oleh Panitia Pembangunan Sekolah (PPS)
yang terdiri dari unsur sekolah, komite dan tokoh
masyarakat.
PPS
ini
dibentuk
berdasarkan
Surat
Keputusan Kepala Sekolah Nomor 425.1/06/IX/2013.
Panitia Pembangunan Sekolah harus menyelesaikan
pembangunan ruang perpustakaan tersebut dalam
waktu 2 bulan (± 60 hari).
56
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Ruang
Perpustakaan
Bulan
No
Uraian Pekerjaan
I
1
I
Persiapan & Pembongkaran
II
Galian & Urugan
III
Pondasi
IV
Dinding
V
Kusen, Daun Pintu & Daun
2
II
3
4
1
2
3
4
Jendela
VI
Rangka Atap & Penutup
Atap
VII
Langit-langit
VII
Lantai Keramik
I
IX
Penggantung & Pengunci
X
Listrik
XI
Instalasi Plumbing &
Dranasi
XII
Finishing & Perapihan
Sumber: Juknis Program Swakelola DAK 2013, diolah
4.2.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Keberhasilan program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan) sangat ditentukan oleh proses, hal itu
dipengaruhi
oleh
input
yang
diperlukan
untuk
berlangsungnya program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan). Produk dari program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) berimbas pada kualitas
57
pembelajaran sehingga dapt menciptakan sekolah yang
berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya gedung
perpustakaan
serta
diterimanya
laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung
perpustakaan
tersebut
oleh
pejabat
pembuat
komitmen. Peneliti juga berusaha memastikan bahwa
gedung perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Setelah mempelajari dokumen
foto pada perencanaan, melihat foto gedung yang sudah
berdiri dan melihat wujud nyata gedung perpustakaan
tersebut,
ternyata
bahwa
pembangunan
gedung
perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan gambar
perencanaan pada juklak dan juknis. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh kepala sekolah SDN Bandarjo
02 sebagai berikut.
Setelah saya cermati gambar
perencanaan
pembangunan gedung perpustakaan ini dengan
wujud gedung yang sudah berdiri, saya tidak
menemukan perbedaan, artinya pembangunan
gedung perpustakaan ini sesuai dengan juklak dan
juknis. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Pernyataan yang sama disampaikan oleh Sunyoto
selaku ketua pelaksana pembangunan sekolah sebagai
berikut.
Pembangunan gedung perpustakaan sekolah di
SDN Bandarjo 02 ini yang dibiayai dengan DAK
tahun anggaran 2013 ini sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Tidak ada pengurangan
maupun pengembangan yang kami lakukan.
(wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Produk dari evaluasi pelaksanaan program DAK
perpustakaan ini adalah gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 yang sesuai dengan gambar perencanaan.
58
Untuk lebih detilnya bisa dilihat pada bagian lampiran
dari hasil penelitian ini.
Keberhasilan PPS SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat dalam melaksanakan pembangunan
ruang perpustakaan melalui program swakelola DAK
bidang
pendidikan
mendapat
kepercayaan
dari
masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna layanan
pendidikan di lingkungan sekolah ini merasa bangga
dengan
keberhasilan
PPS
SDN
Bandarjo
02
mewujudkan ruang perpustakaan sekolah. Apalagi
terdapat unsur komite dan wali murid yang dilibatkan
dalam kepanitiaan pembangunan gedung perpustakaan
tersebut.
Berikut ini salah satu pendapat dari masyarakat/
wali murid kelas VI yang bernama Eni Kurniawati
Kami
sangat
senang
atas
terselesainya
pembangunan ruang perpustakaan di SDN
Bandarjo
02
tempat
anak-anak
kami
bersekolah.Kami percaya kepada pihak sekolah
dalam memajukan prestasi anak-anak kami.Kami
percaya
bahwa
pembangunan
gedung
perpustakaan sekolah yang menggunakan DAK
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, karena
kami punya wakil dalam PPS. (wawancara tanggal
28 Januari 2015)
Pendapat tersebut didukung oleh Wawan seorang
anggota komite sekolah yang termasuk di dalam tim
PPS sebagai mana berikut ini.
Saya sangat percaya kinerja sekolah yang dalam
hal ini PPS dalam melaksanakan program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02,
dan sekarang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh
sekolah. (wawancara tanggal 30 Januari 2015)
59
Pelaksanaan
program
swakelola
pelaksanaan
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 2 memberikan
pengalaman yang berharga kepada kepala sekolah,
guru, dan komite sekolah. Pengalaman ini sangat
berguna bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah
di masa yang akan datang. Selama ini guru dan kepala
sekolah belum pernah mengelola dana langsung dari
pemerintah
untuk
pembangunan
pembangunan
fisik
gedung
fisik.
Proyek
sekolah,
ruang
perpustakaan di waktu-waktu sebelumnya dikerjakan
oleh rekanan. Melalui program swakelola ini pihak
sekolah
mendapatkan
pengalaman
dalam
bekerja
sama, memiliki pengetahuan tentang yuridis formal
program
DAK,
melaksanakan
perencanaan,
bertambah
program
proses
pengalaman
pemerintah
pekerjaan,
dan
dalam
dalam
hal
menyusunan
laporan pertanggungjawaban keuangan dana program.
Pengalaman–pengalaman tersebut seperti diungkapkan
oleh kepala sekolah berikut ini:
Sebagai kepala sekolah saya belum pernah dibekali
tentang teknis pelaksanaan suatu bangunan fisik,
namun dengan adanya program swakelola DAK
perpustakaan di sekolah kami, saya bisa belajar
bersama dengan konsultan, dan tim PPS. Saya kira
guru-guru yang terlibat dalam panitia juga
bertambah pengalaman dalam hal penyusunan
administrasi program DAK, prosedur kerja, dan
pelaporan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Dengan
terselesainya
pembanguan
ruang
perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Barat,
merupakan
bukti
adanya
kerjasama
tim
pelaksana dengan semua unsur yang terkait. Adanya
kerjasama dalam tim untuk menyelesaikan sebuah
60
program itu sangat penting, hal ini sangat disadari oleh
pihak sekolah sebagai pelaksana program swakelola
DAK perpustakaan. Kerja sama antara konsultan
dengan PPS menghasilkan RAB yang logis untuk
dikerjakan dalam sebuah proyek bangunan. Adanya
kerja samaantara Pejabat Pembuat Komitmen dengan
pihak sekolah atau PPS dapat berjalan dari awal
sampai akhir pembangunan gedung. Kerja sama antara
PPS dengan Toko Bangunan dapat memperlancar
pasokan bahan material bangunan dan jasa. Kerja
sama antara PPS dengan masyarakat atau komite
dapat mengatasi permasalahan yang muncul di saat
proses pembangunan sedang berjalan.
Hasil
kerjasama
dalam
pembangunan
ruang
perpustakaan di SDN Bandarjo ini seperti diungkapkan
oleh kepala sekolah sebagi berikut:
Keberhasilan
kami
dalam
melaksanakan
pembangunan gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 melalui swakelola program DAK
bidang pendidikan adalah berkat kerja sama yang
kompak antara PPS, Konsultan, Dinas Pendidikan,
Komite Sekolah, Wali murid, alumni, dan Toko
Bangunan. Saya pikir, tanpa adanya kerjasama
yang kompak dari semua unsur tersebut mungkin
belum bisa selesai sesuai alokasi waktu yang
ditentukan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, juga
disampaikan oleh Karsono seorang guru kelas V
sebagai berikut:
Keberhasailan
kami
membangun
gedung
perpustakaan ini berkat kerjasama dari semua
pihak yang terlibat, baik Dinas Pendidikan, PPS,
Komite,
Konsultan
dan
masyarakat.Dengan
berdirinya gedung perpustakaan di sekolah kami,
saya yakin kepercayaan masyarakat kepada
61
sekolah kami makin bertambah baik. (wawancara
tanggal 27 Januari 2015)
Gedung perpustakaan yang sudah berdiri ini
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah
SDN Bandarjo 02 secara maksimal dan sesuai dengan
fungsinya. Seperti yang telah peneliti kemukakan pada
bab sebelumnya bahwa perpustakaan berfungsi secara
edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif. Guru
dan peserta didik dapat memanfaatkan perpustakaan
sekolah sesuai dengan fungsi tersebut. Dampak positif
lainnya adalah menumbuhkan budaya baca bagi guru
dan peserta didik di SDN Bandarjo 02.
Mengenai kebermanfaatan gedung perpustakaan
di SDN Bandarjo 02, bisa kita cermati dari berbagai
pendapat berikut ini. Pendapat pertama dari guru kelas
II Futiyani, S.Pd, yang menyatakan sebagai berikut:
Saya bersyukur dan merasa senang dengan
terwujudnya gedung perpustakaan sekolah hasil
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan
di sekolah kami. Selaku guru saya bisa menambah
pengetahuan dengan membaca buku-buku yang
ada di sana. Peserta didik juga merasa senang
dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah.Pada
saat istirahat saya melihat banyak peserta didik
yang
beraktifitas
di
dalam
perpustakaan.
(wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Senada dengan pendapat tersebut di atas, Sagiyo guru
kelas VI menyatakan sebagai berikut:
Saya merasa senang dengan adanya gedung
perpustakaan
di sekolah kami. Kami dapat
memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta didik.Saya melihat
banyak peserta didik yang memanfaatkan waktu
luangnya dengan membaca di perpustakaan.Hal ini
merupakan perkembangan budaya baca yang
posisitif. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
62
Hal
yang
senada
juga
disampaikan
oleh
Budi
Suharsono, S.Pd SD guru kelas IV sebagai berikut.
Para peserta didik banyak yang merasa senang dengan
adanya perpustakaan di sekolah kami.Semangat membaca
mereka sudah mulai tampak, banyak yang meminjam
buku-buku cerita di perpustakaan.Ketika pembelajaran
bahasa Indonesia, saya memberi tugas untuk menulis
sinopsis dari buku cerita fiksi.Para peserta didik dengan
mudah
mendapatkan
buku-buku
tersebut
di
perpustakaan sekolah.
Agak berbeda dengan beberapa pendapat di atas,
Karsono guru kelas V menyatakan sebagai berikut.
Selain sebagai tempat membaca untuk menambah
pengetahuan, perpustakaan sekolah ini dapat kami
manfaatkan untuk tempat membina peserta didik
yang akan mengikuti lomba akademik di tingkat
kecamatan Ungaran Barat. Misalnya, untuk
melatih peserta didik menghadapi lomba LCC,
Siswa Berprestasi, Lomba Pidato, lomba menulis
sinopsis, dan lomba cipta puisi.
Dari uraian di
atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa produk dari pelaksanaan swakelola program
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang adalah sebuah
gedung perpustakaan beserta mebelernya yang dapat
dimanfaatkan
oleh
warga
sekolah
dalam
rangka
mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut, adanya
kepercayaan masyarakat kepada sekolah yang makin
positif, tertambahnya pengalaman kepala sekolah dan
guru dalam mengelola suatu program pemerintah, dan
tertingkatnya
Pendidikan,
kekompakan
komite
sekolah,
antara
dan
PPS,
Dinas
masyarakat
di
63
lingkungan
sekolah
dalam
mengelola
program
pendidikan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang sangat membutuhkan
ruang
perpustakaan sekolah. Ruang perpustakaan adalah
ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka. Salah satu cara
untuk menumbuhkan budaya baca bagi warga sekolah
adalah adanya perpustakaan sekolah. Adanya program
swakelola DAK pendidikan (perpustakaan)
sangat
bermanfaat
pembelajaran
di
untuk
kelas.
sekolah
meningkatkan
Sesuai
proses
penelitian
yang
dilakukan oleh Foni Susanti dkk (2014) dengan judul
“Evaluasi
Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
bidang
Pendidikan di Kabupaten Cilacap tahun 2013”. Dalam
penelitian ini disebutkan bahwa Kegiatan Dana Alokasi
Khusus
(DAK)
bidang
pendidikan
dasar
sudah
memberikan hasil yang diharapkan secara maksimal,
berdampak
positif
yaitu
kegiatan
belajar-mengajar
menjadi nyaman dan lancar.
Tanpa adanya perpustakaan sekolah mustahil
akan tercipta budaya baca dan peningkatan prestasi
akademik bagi peserta didik. Kebutuhan akan adanya
perpustakaan
sekolah
bagi
SDN
Bandarjo
02
64
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang
merupakan sebuah usaha untuk mencapai salah satu
standar
sarana
prasarana
bagi
sekolah.
Dalam
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA
disebutkan bahwa Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya
memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang kelas, (2)
ruang perpustakaan, (3) laboratorium IPA, (4) ruang
pimpinan, (5) ruang guru, (6) tempat beribadah, (7)
ruang
UKS,
(8)
jamban,
(9)
gudang,
(10)
ruang
sirkulasi, dan (11) tempat bermain/berolahraga.
Kebutuhan
ruang
perpustakaan
bagi
SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
bersifat sangat mendesak. Dari hasil
wawancara oleh kepala sekolah dan guru diketahui
bahwa peserta didik di sekolah ini tidak memiliki ruang
baca dan buku-buku pengayaan untuk menambah
pengetahuannya. Minat baca peserta didik masih
rendah karena kurangnya buku-buku bacaan sebagai
pendorong tumbuhnya minat baca. Guru-guru pun
kurang
berkreasi
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran, karena kurangnya buku-buku referensi
untuk menambah pengetahuannya dalam merancang
kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan
akreditasi
ini
sekolah
Belum
adanya
juga
berpengaruh
pada
aspek
sarana
pada
ruang
nilai
prasarana
sekolah. Melihat kondisi SDN Bandarjo 2 yang di pusat
kota Ungaran ini semestinya sudah dilengkapi dengan
sarana perpustakaan sekolah.
Masyarakat
memberikan
sangat
dukungan
berharap
untuk
dan
pengadaan
siap
ruang
65
perpustakaan
sekolah.
Dukungan
tersebut
disampaikan oleh komite sekolah SDN Bandarjo 02
kepada kepala sekolah dan guru pada tiap kesempatan.
Misalnya
penerimaan
ketika
siswa
rapat
baru,
pembentukan
dan
rapat
kerja
panitia
komite
sekolah. Menurut komite sekolah bahwa SDN Bandarjo
02 sudah saatnya memiliki ruang perpustakaan.
Melihat kondisi tersebut, kepala sekolah SDN
Bandarjo 02 mengajukan proposal bantuan pengadaan
ruang perpustakaan kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Kabupaten
Semarang
melalui
DAK
Pendidikan tahun 2012.
Tujuan program DAK perpustakaan ini adalah
untuk melengkapi sekolah agar sesuai dengan standar
sarpras yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas peserta didik. Pelaksanaan program DAK
perpustakaan melalui sistem swakelola bertujuan agar
dalam
pelaksanaan
kegiatan
berlangsung
secara
transparan yang dapat dikontrol oleh siapapun yang
terlibat, serta menghasilkan bangunan yang berkualitas
sesuai juklak dan juknis.
4.3.2 Input Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Banadarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Komponen input memberikan kontribusi yang
besar
pada
pelaksanaan
program
swakelola
DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang. Penerapan pelaksanaan
66
program
DAK
dengan
swakelola
ini
mendapat
dukungan dari berbagai pihak diantaranya warga
sekolah,
komite
sekolah,
dan
dinas
pendidikan
setempat. Pihak sekolah memiliki kapasitas yang tinggi
sebagai penerima program, pelaksana program, dan
pengguna hasil program DAK perpustakaan. Hal ini
berkaitan
dengan
menjadi
jaminan
perpustakaan
kualitas
hasil
bangunan
yang
program
DAK
keberhasilan
tersebut.
Sebagai
input
program
swakelola DAK perpustakaan ini adalah kredibilitas
pengelola program dalam hal ini panitia pembangunan
sekolah atau tim pelaksana, konsultan, dan komite
sekolah menunjukkan kerja sama yang solid untuk
menyelesaikan program dengan baik sesuai juklak dan
juknis yang ditentukan oleh pemerintah dan pejabat
pembuat komitmen. Hal ini menjadi input yang baik
untuk bisa saling mengontrol selama pelaksanaan
program.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaan. Kemampuan manajemen kepala sekolah
dalam
menjalankan
program
swakelola
DAK
perpustakaan ini berpengaruh terhadap keterlaksanaan
program. Kebijakan dan keputusan yang diambil kepala
sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul pada
saat
proses
menentukan
Kemampuan
pelaksanaan
keberhasilan
kepala
sekolah
pembangunan
program
dalam
sangat
tersebut.
bekerja
sama
67
dengan komite sekolah dan konsultan pelaksana dapat
memperlancar pelaksanaan program tersebut, sehingga
tidak
muncul
gesekan
kepentingan
dalam
melaksanakan pembangunan gedung perpustakaan di
SDN Bandarjo 02. Prinsip pelaksanaan swakelola ini
sejalan dengan pendapat Fattah (2002: 49) menyatakan
bahwa:
anggaran juga harus disusun berdasarkan prinsipprinsip pembagian wewenang dan tanggung jawab
yang jelas dalam sistem manajemen dan
organisasi, adanya sistem akuntansi yang memadai
dalam melaksanakan anggaran, adanya penelitian
dan analisis untuk menilai kinerja organisasi, dan
adanya dukungan dari pelaksana mulai dari
tingkat atas sampai yang paling bawah.
Peran komite sekolah dalam program swakelola
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 yang aktif, baik
dalam
hal
pemikiran,
pengawasan,
dan
bantuan
material juga termasuk dalam prinsip penyusunan
anggaran yang dikemukakan oleh Fattah sebagaimana
tersebut di atas.
Selebihnya, peran komite sekolah
dalam pelaksanaan program ini bentuk partisipasi
masyarakat terhadap sekolah sesuai dengan norma dan
aturan didalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 sehingga dapat menjamin akuntabilitas dan
efektivitas
di
dalam
pelaksanaannya.
Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 juga mengamanatkan
keterlibatan partisipasi masyarakat yang diberi nama
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah.
Selain kredibilitas pengelola, penerapan program
swakelola
DAK
perpustakaan
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang didukung
68
kondisi keuangan pemerintah dalam hal ini Anggaran
Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). DAK Bidang
Biaya Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang
dialokasikan
kepada
daerah
tertentu
untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian
dari
program
yang
menjadi
prioritas
Nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Dasar Hukum Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
Dasar
Tahun
Anggaran
2013
diatur
dalam
Permendikbud Nomor 12 Tahun 2013 dan peraturan
Sekretaris Jenderal Nomor 17809/A/LL/2013 tanggal
22 Maret 2013.
Besaran
dana
DAK
perpustakaan
di
SDN
Bandarjo 02 tercantum dalam Lampiran Keputusan
Bupati Semarang Nomor 900/0870/ 2013 tentang
Penetapan Lokasi Penerima dan Besaran DAK Tahun
Anggaran 2013. Keputusan Bupati Semarang tersebut
sebagai implementasi permendikbud. Dalam lampiran
keputusan tersebut tertulis atau ditetapkan bahwa
SDN
Bandarjo
02
menerima
bantuan
pengadaan
gedung perpustakaan dengan alokasi dana sebesar RP
111.192.000,00. Besaran dana tersebut seperti yang
tercantum
dalam
Kemendikbud
Petunjuk
lampiran
Nomor
Pelaksanaan
1
peraturan
Sekjend
17809/A/LL/2013
tentang
pembangunan
beserta perabotnya yang berbunyi:
perpustakaan
69
a)
Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun
disesuaikan
dengan
kebutuhansekolah
berdasarkan
hasil
pemetaan
oleh
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Kegiatan
pembangunan ruang perpustakaan menggunakan
standar bangunan dengan konstruksi bangunan
tahan gempa; b) besaran biaya pembangunan
satu unit ruang perpustakaan (60,8m 2) beserta
perabotnya dihitung dengan rumus:
N=(ZxIKK)+13.000.000
Standar luas ruang perpustakaan SD berikut
selasar = 60,8m2, dengan rincian: standar luas
lahan minimal 72m2 (9x8) dengan luas ruang
perpustakaan (7x8)m2 ditambah selasar (2x2,4)m2.
N=Jumlah
biaya
yang
diperlukan
untuk
pembangunan
satu
ruang
perpustakaan.
Z=Rp.115.520.000 (seratus lima belas juta lima
ratus dua puluh ribu rupiah) yaitu harga satuan
bangunan ruang perpustakaan deng an IKK=
1,0000 dikalikan standar luas bangunan
perpustakaan berikut selasar sesuai dengan surat
Direktur Jendral Cipta Karya Kementrian
Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal
21
Februari
2013,
tentang
Rekomendasi
Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya
Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan
Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran
2013. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi
kabupaten/ kota yang bersumber dari buku
kegiatan percepatan penyediaan data statistik
dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun
2012, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012.
Rp.13.000.000 adalah satuan biaya pengadaan
perabot untuk satu ruang perpustakaan.
Besaran dana tersebut diturunkan dalam tiga
termin. Termin 0%, termin kedua pekerjaan 40%, dan
termin ketiga pekerjaan 70%. Untuk dapat mencairkan
dana pada masing-masing termin pelaksana harus
membuat
laporan
pekerjaan
atau
Laporan
Pertanggungjawaban sesuai prestasi pekerjaan yang
telah
dicapai.
Dari
tahapan
tersebut,
ternyata
70
pelaksana
dapat
melaksanakan
pekerjaan
sesuai
tahapan yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya kesiapan dan kerja keras dari pelaksana untuk
melaksanakan
program
pembangunan
gedung
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 dengan baik.
Pencairan
menggunakan
dana
sistem
alokasi
termin
khusus
dan
yang
swakelola
ini
merupakan suatu metode pelaksanaan program untuk
menghindari
kebocoran
dana
dalam
pelaksanaan
program DAK perpustakaan. Dengan diturunkan dana
pada
tahapan
termin
pelaksanaan
pembangunan
gedung perpustakaan tersebut dapat dikontrol dan
diawasi. Jika dana 40% pada tahap pertama setelah
digunakan tidak mencapai prestasi pekerjaan yang
dipersyaratkan juklak dan juknis maka pelaksana tidak
dapat
mencairkan
Dengan
dana
demikian
pada
termin
pelaksana
berikutnya.
harus
mampu
menggunakan dana sesuai dengan RAB yang telah
ditetapkan. Pengawasan pelaksanaan yang ketat ini
tidak ditemukan pada sistem rekanan.
Machinese
juga
sebagai
input
pelaksanaan
program swakelola perpustakaan SDN Bandarjo 02
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang.
Machinese di SDN Bandarjo 02 ini berupa peralatan
teknologi
computer
menyusun
mendukung
RAB
yang
dan
dapat
pekerjaan
pelaksanaan
digunakan
administrasi
program
swakelola
untuk
yang
DAK
perpustakaaan. Dengan adanya dukungan peralatan
tersebut pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan kegiatan, penulisan surat menyurat dan lainya
dapat lebih cepat.
71
Kondisi market juga menjadi pendukung program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02
Kecamatan
Ungaran
barat
Kabupaten
Semarang.
Dengan adanya sarana perpustakaan sekolah yang
berkualitas
ini
menjadi
daya
tarik
masyarakat.
Masyarakat Kota Ungaran akan melihat bahwa gedung
perpustakaan merupakan “fasilitas wajib” yang harus
dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian mereka akan
tetap memberikan kepercayaan kepada sekolah sebagai
tempat pendidikan yang layak bagi putra putrinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa pada aspek input didukung oleh berbagai
komponen yang memadai. Komponen tersebut meliputi
kredibilitas pengelola, sistem pengawasan, dana yang
cukup, material yang tersedia, dan market yang dapat
dijalankan untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian
aspek input dari evaluasi program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 ini sesuai
dengan yang diharapkan.
4.3.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Pada
tahun
anggaran
2013
tepatnya
bulan
November, pengajuan proposal bantuan pengadaan
ruang
perpustakaan
persetujuan
Semarang
dari
dengan
SDN
Bandarjo
Pemerintah
sistem
02
Daerah
swakelola.
mendapat
Kabupaten
Dana
untuk
72
pembangunan pengadaan ruang perpustakaan tersebut
sebesar
Rp
111.192.000,00
dengan
ukuran
luas
bangunan 56 meter pesegi, dengan rincian panjang 8
meter dan lebar 7 meter. Dana sebesar itu diturunkan
dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada awal
kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan
mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan
mencapai 70%.
Pada tahap awal pelaksanaan program DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02, Tim Pelaksana
Pembangunan
Sekolah
menyusun
perencanaan
pelaksanaan atau Rencana anggaran Biaya (RAB).
Dalam RAB tersebut diuraikan jenis-jenis pekerjaan
yakni, pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan
plesteran, pekerjaan daun pintu dan jendela, pekerjaan
rangka atap dan penutup atap, pekerjaan langit-langit,
pekerjaan cat, pekerjaan kunci dan penggantung,
pekerjaan
pemasangan
keramik,
dan
penyediaan
mebelair.
Pada
tahap
proses
pelaksanaan
ditemukan
permasalahan, antara lain juklak dan juknis yang
datangnya
terlambat,
faktor
alam
berupa
musim
penghujan yang berakibat pekerja disiagakan lembur
untuk mengejar target bangunan selesai tepat waktu.
Hal ini berdampak membengkaknya pembiayaan. Hasil
penelitian
ini
sesuai
dengan
monitoring
oleh
Kementrian Keuangan RI Dirjen Perimbangan (2013)
dalam
Pengelolan
DAK
yang
menemukan
bahwa
73
Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh berbagai K/L
sangat bervariasi yang menimbulkan berbagai masalah
terutama
menu
dalam
juknis
sangat
rinci
tapi
seringkali terdapat kebutuhan daerah yang tidak ada
dalam menu sehingga membatasi keleluasaan daerah
dalam pengadaan, juknis sering berubah-ubah dan
penerbitannya terlambat. Demikian juga dengan hasil
Laporan
Akhir
Sistem
Monitoring
dan
Evaluasi
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi
Daerah
bahwa
Istimewa
Dalam
Yogyakarta
aspek
(2011)
menyebutkan
implementasi,
permasalahan
muncul ketika terjadi mismatch antara rencana yang
diharapkan dengan realisasi DAK, seperti jumlah dana
dan barang yang kurang sesuai dengan proposal yang
diajukan,
rigiditas
mencukupi
untuk
juknis,
waktu
melaksanakan
yang
kegiatan
tidak
yang
dibiayai DAK,
Namun demikian, permasalahan tersebut dapat diatasi
oleh
PPS.
Untuk
mengatasi
masalah
perubahan
anggaran tersebut, PPS mengadakan rapat koordinasi
dengan
komite
sekolah.
Dalam
rapat
tersebut
membahas pembengkakan dana tersebut. Dalam rapat
tersebut disepakati bahwa kekurangan dana tersebut
disikapi dengan mencari dana pendamping. Dana
pendamping ini berasal dari bantuan sukarela dari
masyarakat dan warga sekolah, wali murid, alumni,
dan komite sekolah. Pengadaan dana pendamping
swakelola ini tidak menyalahi aturan yang ada. Karena
telah diatur dalam juknis yang telah dikeluarkan oleh
menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa setiap
kabupaten/kota penerima DAK Bidang Pendidikan
74
Dasar wajib menyediakan dana pendamping dari APBD
minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi
dana yang diterima.
Pada tahap pelaksanaan, kepala sekolah dan tim
pelaksana pembangunan sekolah selalu mengawasi
pekerjaan agar dapat selesai sesuai dengan alokasi
waktu yang ditentukan. Adanya musim penghujan yang
dapat membuat pekerjaan terhenti dapat dicarikan
solusi
dengan
kerja
lembur.
Sedangkan
biaya
tambahan untuk lembur dapat diatasi oleh komite
sekolah. Proses pelaksanaan tersebut sesuai dengan
prinsip
swakekola
program
sebagaimana
yang
tercantum dalam Pasal 1 ayat 20 Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010 (Perpres 54/2010) sebagaimana
telah diubah melalui Perpres 70/2012 menyebutkan
bahwa
Swakelola
dimana
dan/atau
adalah
pekerjaannya
diawasi
Pengadaan
direncanakan,
sendiri
oleh
Barang/Jasa
dikerjakan
K/L/D/I
sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain
dan/atau kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan
kajian dokumen diperoleh informasi bahwa pada aspek
proses
pelaksanaan
program
swakelola
DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan tahapan atau termin dan
alokasi waktu yang ditentukan dalam juklak dan
juknis. Kendala-kendala yang muncul pada tahap
proses dapat teratasi dengan baik. Hal ini karena
adanya kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam proses pelaksanaan program.
75
4.3.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Adanya gedung perpustakaan sekolah di SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang merupakan tahap akhir yang akan dicapai.
Produk yang berupa gedung perpustakaan dan mebeler
yang sesuai dengan gambar di RAB merupakan ciri
utama keberhasilan pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Pembangunan gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang ini sesuai dengan kriteria teknis yang
diamanatkan oleh UU No 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Peraturan Pemerintah Daerah pasal 40. Kriteria teknis
tentang pengadaaan gedung perpustakaan sekolah ini
juga ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Program
DAK
perpustakaan
untuk
sekolah
diperuntukkan
yang
(1)
belum
bagi
SD/SDLB:
punya
ruang
perpustakaan dan isinya;(2) Kekurangan alat peraga
dan sarana penunjang pembelajaran; (3)Kekurangan
buku pengayaan, referensi dan panduan pendidik.
Keberhasilan
DAK
perpustakaan
pelaksanaan
SDN
program
Bandarjo
02
swakelola
Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang dapat dilihat dari
hasil gedung perpustakaan yang sudah berdiri beserta
meubelernya. Kualitas bangunan yang sesuai dengan
76
juklak dan juknis yang ditentukan oleh pemerintah.
Tidak
ditemukannya
pelanggaran
pada
proses
pelaksanaan pada saat tim monitoring DAK dari
Kabupaten Semarang maupun Tim Monitoring dari
Irjen
Propinsi,
serta
diterimanya
laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung
perpustakaan
tersebut
oleh
pejabat
pembuat
komitmen. Hal ini berbeda dengan Evaluasi yang
dilakukan oleh dirjen perimbangan keuangan RI (2012)
yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan DAK
mengalami kelemahan dalam hal pengadministrasian
pelaporan.
Dampak
positif
dari
pelaksanaan
program
swakelola DAK perpustakaan adalah hasil bangunan
gedung perpustakaan yang berkualitas, proses yang
dapat diawasi oleh semua pihak, dapat meminimalisasi
tindak
korupsi
penggunaan
anggaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di
SDN
Bandarjo
Kabupaten
02
Semarang
Kecamatan
Ungaran
menghasilkan
sesuai dengan yang diharapkan.
produk
Barat
yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek/Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bandarjo 02
Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang berlokasi di
Jl. Sindoro II No. 21 Bandarjo Ungaran Barat, dengan
nomor
telepon
024-76910027
sdbandarjodua@yahoo.com.
serta
Mempunyai
NSS
101032214022, dan NPSN 20320795. Daya listrik SD
Negeri Bandarjo 02, 2.300 watt dan telah dilengkapi
Wifi sebagai kelengkapan media informasi, luas lantai
900 m2 dengan rasio luas lantai terhadap peserta didik
4,05/m2 di atas tanah seluas 1.312 m2, rasio luas
lahan terhadap peserta didik 1,54/m2 yang terletak di
pusat Kota Ungaran Kabupaten Semarang.
SDN
Bandarjo
02
pada
tahun
pelajaran
2013/2014 memiliki siswa sejumlah 254 orang, tenaga
pendidik sejumlah 10 orang (6 PNS dan 4 WB), dan
tenaga kependidikan honorer sejumlah 3 orang yang
bertugas
sebagai
staf
Tata
Usaha,
Petugas
Perpustakaan dan petugas kebersihan.
Visi SD Negeri Bandarjo 02 adalah “Menjadi
sekolah
terpercaya
di
masyarakat
untuk
mencerdaskan bangsa dalam rangka menyukseskan
wajib belajar”. Sedangkan misi SD Negeri Bandarjo 02
adalah a) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki
potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK. b) Membentuk
sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai
dengan perkembangan zaman. c) Membangun citra
46
sekolah sebagai mitra terpercaya
di masyarakat.
Adapun tujuan SD Negeri Bandarjo 02 yaitu a)
Meningkatkan pelayanan secara menyeluruh kepada
peserta didik b) Meningkatkan profesionalisme kinerja
guru dan tenaga kependidikan c) Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam tanggung jawab kependidikan
d) Meningkatkan hasil kelulusan yang optimal.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan unsur konteks,
input, proses, dan produk program swakelola DAK
pendidikan
(perpustakaan)
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
4.2.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Hasil
wawancara
dengan
Kepala
Sekolah
diketahui bahwa latar belakang program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah yang disepakati oleh semua warga sekolah
termasuk komite dan instansi terkait. Kebutuhan
sarpras SDN Bandarjo 02 ditunjukkan dalam tabel di
bawah ini.
47
Tabel 4.1. Kondisi Sarpras
Keadaan
Jenis Sar-pras
Jml
Baik
Rusak
Diguna
Tdk
Kan
digunakan
1
R. Kelas
7
√
√
2
R. Kantor / Kepala
1
√
√
3
R. Guru
1
√
√
4
R. TU
-
-
-
5
R. Komite
1
√
√
6
R. Komputer
1
√
√
7
R. UKS
1
√
√
8
R. Dapur
-
-
9
Gudang
1
-
√
-
10
KM / WC Guru
3
√
-
√
11
KM / WC Anak
4
√
√
12
Rumah Penjaga /
1
√
√
1
√
√
2
√
√
-
√
Pos Jaga
13
R. Terbuka /
Serbaguna
14
Tempat Cuci
Tangan
15
Ruang Tunggu
-
-
-
16
Halaman Sekolah
1
√
√
17
Perpustakaan
-
-
18
Tempat
1
√
√
280
279
√
7
√
√
14
√
√
16
√
√
-
-
Ibadah/Mushola
19
Meja dan kursi
1
anak
20
Meja dan kursi
guru
21
Meja dan kursi
Kerja
22
Almari
23
Rumah Dinas KS
1
√
-
24
Rumah Dinas
1
√
√
Guru
Sumber: Data EDS SDN Bandarjo 02, 2012
√
48
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekolah
yang terletak di pusat kota, namun tidak mempunyai
perpustakaan sekolah. Perpustakaan memang sangat
dibutuhkan
sebagi
faktor
penunjang
dalam
merealisasikan visi, misi dan tujuan sekolah. Untuk
melengkapinya,
pihak
sekolah
pembangunan
perpustakaan
memprogramkan
tersebut
dengan
mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang tahun 2012.
Mutu sebuah sekolah juga erat kaitannya dengan
program
kerja
sekolah
yang
juga
akan
menjadi
perhatian dari masyarakat serta bisa menjadi sarana
promosi kepada warga masyarakat. Salah satu usaha
sekolah
agar
dapat
mendapat
kepercayaan
dari
masyarakat adalah terwujudnya peningkatan kualitas
prestasi
peserta
didik.
Hal
ini
sebagaimana
diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut.
Masyarakat mengharapkan adanya prestasi peserta
didik
dalam
bidang
akademik diantaranya
peningkatan hasil UN, adanya peserta didik yang
mampu memperoleh juara dalam lomba kesiswaan,
peningkatan KKM dan kemampuan peserta didik
dalan
berbahasa
yang
meningkat.Hal
ini
dibutuhkan sarana perpustakaan. (wawancara
tanggal 26 Januari 2015)
Adanya perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan oleh
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten Semarang. Peserta didik membutuhkan
bahan bacaan pengayaan baik tentang pengetahuan,
teknologi sederhana, buku sejarah, bahasa dan sastra
Indonesia, matematika, dan cerita-cerita fiksi yang
memuat nilai-nilai pendidikan karakter. Demikian pula
guru juga membutuhkan adanya perpustakaan di SDN
49
Bandarjo 02 untuk menambah wawasan pengetahuan,
teknologi, dan ilmu pendidikan. Kebutuhan tersebut
dapat dilihat dari ungkapan peserta didik kelas VI yang
bernama Yasinta sebagai berikut:
Kami sangat mengharapkan sekolah kami memiliki
perpustakaan, karena pada waktu istirahat atau
waktu luang maupun di saat menunggu jemputan
kami bisa membaca di perpustakaan, dan kami
juga bisa meminjam buku-buku cerita dari
perpustakaan. (wawancara tanggal 27 Januari
2015)
Pada bagian lain juga diungkapkan oleh guru kelas V
yang bernama Karsono. Beliau menyatakan sebagai
berikut ini.
Sudah saatnya SDN Bandarjo 2 ini memiliki
perpustakaan sekolah.Selain untuk menambah
pengetahuan peserta didik, perpustakaan juga
sebagai tempat rekreatif yakni tempat membaca
yang menyenangkan.Selanjutnya perpustakaan
juga dapat digunakan untuk tempat pembinaan
peserta didik yang dipersiapkan untuk mengikuti
lomba olimpiade MIPA, lomba cerdas cermat, lomba
menulis synopsis, dan pembinaan peserta didik
berprestasi. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan
oleh Budi Suharsono, S.Pd SD selaku guru kelas IV
tentang
kebutuhan
perpustakaan
adalah
sebagai
beikut.
Sekolah
kami
sangat
membutuhkan
perpustakaan.Adanya perpustakaan sekolah dapat
dijadikan sarana untuk menyalurkan minat baca
peserta didik dan sekaligus dapat dijadikan sebagai
pemicu budaya membaca bagi peserta didik di
sekolah kami ini. (wawancara tanggal 27 Januari
2015)
Senada
dengan
harapan
peserta
didik
dan
tersebut di atas, Kepala SDN Bandarjo
menyatakan
kebutuhannya
tentang
guru
02 juga
pengadaan
50
perpustakaan
sekolah,
seperti
yang
diungkapkan
sebagai berikut:
Pengadaan sarana sekolah yakni perpustakaan
adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak
bagi SDN Bandarjo 2 ini.
Selain sebagai
pendukung
proses
belajar
peserta
didik,
perpustakaan juga sangat dibutuhkan guru untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan tugas profesinya. Untuk itu kami
akan mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengenai
pengadaan perpustakaan di sekolah kami melalui
program DAK pendidikan tahun anggaran 2013.
(wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Pendapat
kepala
sekolah
tersebut
mendapat
dukungan dari pihak komite sekolah yang diwakili oleh
saudara Sunyoto mengatakan sebagai berikut.
Kami mendukung langkah kepala SDN Bandarjo 02
yang berkeinginan mengajukan bantuan ke
pemerintah
untuk
pengadaan
perpustakaan
sekolah.Dengan adanya perpustakaan nanti anakanak kami dapat meminjam buku pelajaran di
perpustakaan sehingga kami dapat menghemat
biaya sekolah anak-anak kami. (wawancara tanggal
29 Januari 2015)
Kebutuhan akan tersedianya perpustakaan pada
tahun 2013 ini merupakan program SDN Bandarjo 02.
Program ini sangat relevan dengan kebijakan DAK
bidang pendidikan dasar pada tahun 2013. Dalam
kebijakan tersebut dinyatakan bahwa DAK bidang
pendidikan
dasar
dialokasikan
untuk
mendukung
penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun yang bermutu dan merata dalam
rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan secara bertahap memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Sasaran DAK bidang pendidikan
51
dasar adalah untuk SD/SDLB baik negeri maupun
swasta. Kegiatan DAK bidang pendidikan dasar jenjang
SD diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas rusak
sedang, pembangunan perpustakaan, dan pengadaaan
peralatan pendidikan.
4.2.2 Input
Program
Swakelola
DAK
Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Tahun Anggaran 2013
Input
program
DAK
perpustakaan
di
SDN
Bandarjo 02 meliputi sumber daya manusia (SDM),
skala
prioritas,
anggaran,
dan
sistem
prosedur
pelaksanaan program DAK. Syarat berjalannya suatu
program adalah kepemilikan terhadap sumber daya
atau dengan kata lain efektifitas kebijakan-kebijakan
yang dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik
ketika tidak didukung oleh potensi-potensi sumber
daya yang tidak tersedia. Sumber-sumber yang penting
tersebut meliputi staf yang memadai serta keahliankeahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka,
wewenang
dan
fasilitas-fasilitas
yang
diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas
kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik
(Winarno, 2012).
Sumber
daya
manusia
yang
terlibat
dalam
pelaksanaan program DAK perpustakaan ini ada dua
unsur, yakni SDM di SDN Bandarjo 02 dan di luar
sekolah. SDM di dalam sekolah meliputi
kepala
sekolah, guru-guru dan karyawan SDN Bandarjo 2
sebagai pelaksana, dan komite sekolah. Sedangkan
SDM dari luar sekolah yang turut mendukung dan
52
terlibat pelaksanaan program adalah konsultan, dan
pejabat pembuat komitmen.
Selain SDM, input dari program swakelola DAK
perpustakaan
di
SDN
memprioritaskan
Bandarjo
untuk
02
membangun
adalah
gedung
perpustakaan yang berkualitas yang sesuai dengan
juklak dan juknis dari pemerintah.
Anggaran program swakelola DAK perpustakaan
yang
diberikan
Rp.111.192.000,00.
Rp98.192.000,00
pemerintah
Untuk
dan
untuk
sejumlah
fisik
sejumlah
mebelair
sejumlah
Rp.13.000.000,00.
Adapun sistem prosedur program swakelola DAK,
untuk pengajuan dana untuk pekerjaan dilakukan
dalam 3(tiga) tahap. Tahap pertama sebesar 40% dapat
dicairkan
setelah
penandatanganan
kontrak,
selanjutnya 30% berikutnya dibayar pada saat progres
pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 30%,
dan sisanya sebesar 30% dibayar pada saat proses
pelaksanan kegiatan sudah mencapai minimal 60%.
Semua pembayaran dilakukan secara bebas tetap (SPPBT) yang dibebankan pada DPPA Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2013 nomor : 2327/DPPA/2013
tanggal 16 April 2013. Pembayaran dilakukan melalui
Bank BPD Cabang Ungaran kepada pihak kedua yang
mempunyai rekening Bank Jateng Cabang Ungaran
dengan nomor rekening 3-022-28071-5 atas nama PPS
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat.
Setiap pengajuan dana, PPS harus melengkapi
beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut adalah (1)
Dokumen Kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) asli yang
53
mencantumkan nomor rekening PPS, (1) Berita Acara
Pemeriksaan
Hasil
Pekerjaan
atau
berita
acara
penyelesaian pekerjaan, (3) Laporan kemjuan fisik dan
keuangan
yang
Pelaksana
Teknis
telah
diverivikasi
Kegiatan
(PPTK),
oleh
(4)
Pejabat
Rencana
penggunaan dana yang telah diverifikasi oleh PPTK, (5)
Berita Acara Pembayaran, (6) Kuitansi yang disetujui
oleh kuasa pengguna anggaran/ pejabat yang ditunjuk,
(7) ringkasan Kontrak, (8) Bukti pendukung berupa
buku laporan harian pelaksanaan kegiatan, buku kas
umum,
fotokopi
buku
rekening
bank,
dan
bukti
pengeluaran (nota-nota pengeluaran) untuk pencairan
tahap II dan III.
Anggaran dan kredibilitas pengelola ini menjadi
input
yang
penting
bagi
pelaksanaan
program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02.
Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah berikut
ini.
Untuk dapat mewujudkan adanya perpustakaan di
sekolah kami ini progam DAK dari pemerintah
sangat tepat untuk menjadi salah satu anggaran
pendidikan yang berfungsi untuk melengkapi
sarana dan prasana sekolah.Namun demikian,
dalam pelaksanaannya secara swakelola sangat
dibutuhkan kredibilitas yang tinggi, dan kami
yakin
mampu
untuk
melaksanakannya.
(wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Hal senada juga diungkapkan oleh Karsono guru
kelas V :
Pengadaan sarana perpustakaan di sekolah kami
ini sangat bergantung bagi kebijakan anggaran dari
pemerintah, dan dalam sistem swakelola ini
kredibilitas pelaksanaan benar-benar menjadi
taruhannya. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
54
Hampir sama dengan pendapat di atas , seorang
komite sekolah, Sunyoto juga menyatakan sebagai
berikut:
Menurut
kami
pengadaan
sarana
ruang
perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 2 tanpa
bantuan dana dari pemerintah tidak akan bisa
terlaksana,
dengan
dicairkannya
DAK
ini
merupakan program yang baik bagi sekolah. Saya
kira pihak sekolah bersama kami komite sekolah
mampu untuk melaksanakannya secara swakelola.
(wawancara tanggal 29 Januari 2015)
4.2.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Pada
unsur
proses
program
swakelola
DAK
pendidikan (perpustakaan) diawali perencanaan dengan
pengajuan proposal bantuan sarana pendidikan berupa
gedung perpustakaan oleh kepala sekolah kepada
Kepada Bupati Semarang melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang.
Pada bulan November 2013 turun Keputusan
Bupati
Semarang
No
900/0870/2013
tentang
Penetapan Lokasi Penerima dan Besaran Dana alokasi
Khusus bidang Pendidikan Dasar/Sekolah Dasar Luar
Biasa di Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013.
Dalam Lampiran Keputusan Bupati semarang tersebut
tertulis atau ditetapkan bahwa SDN Bandarjo 02
menerima bantuan pengadaan gedung perpustakaan
dengan
alokasi
dana
sebesar
RP.111.192.000,00.
Untuk fisik sejumlah Rp98.192.000,00 dan untuk
mebelair sejumlah Rp.13.000.000,00. Dana sebesar itu
diturunkan dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada
55
awal kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan
mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan
mencapai 70%.
Pada proses berikutnya adalah penandatanganan
surat
perjanjian
pembangunan
pelaksanaan
ruang
pekerjaan
perpustakaan
(SP3)
DAK
tahun
anggaran 2013 antara Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dengan Panitia
Pembangunan
Sekolah
(PPS)
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Barat. Surat perjanjian tersebut
bernomor
050/005/SWK-PERPUS/DAK-2013/2013.
Penandatangan Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang adalah Drs. Supandi,
M.Pd
sebagai
pelaksana
pihak
pertama,
pembangunan
sedangkan
sekolah
adalah
ketua
Sunyoto
sebagai pihak kedua. Selain kedua belah tersebut,
dalam SP3 tersebut diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang, yakni Dra. Dewi
Pramuningsih, M.Pd.
Pelaksanaan pembangunan ruang perpustakaan
di
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan
Ungaran
Barat
dilaksanakan oleh Panitia Pembangunan Sekolah (PPS)
yang terdiri dari unsur sekolah, komite dan tokoh
masyarakat.
PPS
ini
dibentuk
berdasarkan
Surat
Keputusan Kepala Sekolah Nomor 425.1/06/IX/2013.
Panitia Pembangunan Sekolah harus menyelesaikan
pembangunan ruang perpustakaan tersebut dalam
waktu 2 bulan (± 60 hari).
56
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Ruang
Perpustakaan
Bulan
No
Uraian Pekerjaan
I
1
I
Persiapan & Pembongkaran
II
Galian & Urugan
III
Pondasi
IV
Dinding
V
Kusen, Daun Pintu & Daun
2
II
3
4
1
2
3
4
Jendela
VI
Rangka Atap & Penutup
Atap
VII
Langit-langit
VII
Lantai Keramik
I
IX
Penggantung & Pengunci
X
Listrik
XI
Instalasi Plumbing &
Dranasi
XII
Finishing & Perapihan
Sumber: Juknis Program Swakelola DAK 2013, diolah
4.2.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Keberhasilan program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan) sangat ditentukan oleh proses, hal itu
dipengaruhi
oleh
input
yang
diperlukan
untuk
berlangsungnya program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan). Produk dari program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) berimbas pada kualitas
57
pembelajaran sehingga dapt menciptakan sekolah yang
berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya gedung
perpustakaan
serta
diterimanya
laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung
perpustakaan
tersebut
oleh
pejabat
pembuat
komitmen. Peneliti juga berusaha memastikan bahwa
gedung perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Setelah mempelajari dokumen
foto pada perencanaan, melihat foto gedung yang sudah
berdiri dan melihat wujud nyata gedung perpustakaan
tersebut,
ternyata
bahwa
pembangunan
gedung
perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan gambar
perencanaan pada juklak dan juknis. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh kepala sekolah SDN Bandarjo
02 sebagai berikut.
Setelah saya cermati gambar
perencanaan
pembangunan gedung perpustakaan ini dengan
wujud gedung yang sudah berdiri, saya tidak
menemukan perbedaan, artinya pembangunan
gedung perpustakaan ini sesuai dengan juklak dan
juknis. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Pernyataan yang sama disampaikan oleh Sunyoto
selaku ketua pelaksana pembangunan sekolah sebagai
berikut.
Pembangunan gedung perpustakaan sekolah di
SDN Bandarjo 02 ini yang dibiayai dengan DAK
tahun anggaran 2013 ini sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Tidak ada pengurangan
maupun pengembangan yang kami lakukan.
(wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Produk dari evaluasi pelaksanaan program DAK
perpustakaan ini adalah gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 yang sesuai dengan gambar perencanaan.
58
Untuk lebih detilnya bisa dilihat pada bagian lampiran
dari hasil penelitian ini.
Keberhasilan PPS SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat dalam melaksanakan pembangunan
ruang perpustakaan melalui program swakelola DAK
bidang
pendidikan
mendapat
kepercayaan
dari
masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna layanan
pendidikan di lingkungan sekolah ini merasa bangga
dengan
keberhasilan
PPS
SDN
Bandarjo
02
mewujudkan ruang perpustakaan sekolah. Apalagi
terdapat unsur komite dan wali murid yang dilibatkan
dalam kepanitiaan pembangunan gedung perpustakaan
tersebut.
Berikut ini salah satu pendapat dari masyarakat/
wali murid kelas VI yang bernama Eni Kurniawati
Kami
sangat
senang
atas
terselesainya
pembangunan ruang perpustakaan di SDN
Bandarjo
02
tempat
anak-anak
kami
bersekolah.Kami percaya kepada pihak sekolah
dalam memajukan prestasi anak-anak kami.Kami
percaya
bahwa
pembangunan
gedung
perpustakaan sekolah yang menggunakan DAK
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, karena
kami punya wakil dalam PPS. (wawancara tanggal
28 Januari 2015)
Pendapat tersebut didukung oleh Wawan seorang
anggota komite sekolah yang termasuk di dalam tim
PPS sebagai mana berikut ini.
Saya sangat percaya kinerja sekolah yang dalam
hal ini PPS dalam melaksanakan program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02,
dan sekarang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh
sekolah. (wawancara tanggal 30 Januari 2015)
59
Pelaksanaan
program
swakelola
pelaksanaan
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 2 memberikan
pengalaman yang berharga kepada kepala sekolah,
guru, dan komite sekolah. Pengalaman ini sangat
berguna bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah
di masa yang akan datang. Selama ini guru dan kepala
sekolah belum pernah mengelola dana langsung dari
pemerintah
untuk
pembangunan
pembangunan
fisik
gedung
fisik.
Proyek
sekolah,
ruang
perpustakaan di waktu-waktu sebelumnya dikerjakan
oleh rekanan. Melalui program swakelola ini pihak
sekolah
mendapatkan
pengalaman
dalam
bekerja
sama, memiliki pengetahuan tentang yuridis formal
program
DAK,
melaksanakan
perencanaan,
bertambah
program
proses
pengalaman
pemerintah
pekerjaan,
dan
dalam
dalam
hal
menyusunan
laporan pertanggungjawaban keuangan dana program.
Pengalaman–pengalaman tersebut seperti diungkapkan
oleh kepala sekolah berikut ini:
Sebagai kepala sekolah saya belum pernah dibekali
tentang teknis pelaksanaan suatu bangunan fisik,
namun dengan adanya program swakelola DAK
perpustakaan di sekolah kami, saya bisa belajar
bersama dengan konsultan, dan tim PPS. Saya kira
guru-guru yang terlibat dalam panitia juga
bertambah pengalaman dalam hal penyusunan
administrasi program DAK, prosedur kerja, dan
pelaporan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Dengan
terselesainya
pembanguan
ruang
perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Barat,
merupakan
bukti
adanya
kerjasama
tim
pelaksana dengan semua unsur yang terkait. Adanya
kerjasama dalam tim untuk menyelesaikan sebuah
60
program itu sangat penting, hal ini sangat disadari oleh
pihak sekolah sebagai pelaksana program swakelola
DAK perpustakaan. Kerja sama antara konsultan
dengan PPS menghasilkan RAB yang logis untuk
dikerjakan dalam sebuah proyek bangunan. Adanya
kerja samaantara Pejabat Pembuat Komitmen dengan
pihak sekolah atau PPS dapat berjalan dari awal
sampai akhir pembangunan gedung. Kerja sama antara
PPS dengan Toko Bangunan dapat memperlancar
pasokan bahan material bangunan dan jasa. Kerja
sama antara PPS dengan masyarakat atau komite
dapat mengatasi permasalahan yang muncul di saat
proses pembangunan sedang berjalan.
Hasil
kerjasama
dalam
pembangunan
ruang
perpustakaan di SDN Bandarjo ini seperti diungkapkan
oleh kepala sekolah sebagi berikut:
Keberhasilan
kami
dalam
melaksanakan
pembangunan gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 melalui swakelola program DAK
bidang pendidikan adalah berkat kerja sama yang
kompak antara PPS, Konsultan, Dinas Pendidikan,
Komite Sekolah, Wali murid, alumni, dan Toko
Bangunan. Saya pikir, tanpa adanya kerjasama
yang kompak dari semua unsur tersebut mungkin
belum bisa selesai sesuai alokasi waktu yang
ditentukan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, juga
disampaikan oleh Karsono seorang guru kelas V
sebagai berikut:
Keberhasailan
kami
membangun
gedung
perpustakaan ini berkat kerjasama dari semua
pihak yang terlibat, baik Dinas Pendidikan, PPS,
Komite,
Konsultan
dan
masyarakat.Dengan
berdirinya gedung perpustakaan di sekolah kami,
saya yakin kepercayaan masyarakat kepada
61
sekolah kami makin bertambah baik. (wawancara
tanggal 27 Januari 2015)
Gedung perpustakaan yang sudah berdiri ini
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah
SDN Bandarjo 02 secara maksimal dan sesuai dengan
fungsinya. Seperti yang telah peneliti kemukakan pada
bab sebelumnya bahwa perpustakaan berfungsi secara
edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif. Guru
dan peserta didik dapat memanfaatkan perpustakaan
sekolah sesuai dengan fungsi tersebut. Dampak positif
lainnya adalah menumbuhkan budaya baca bagi guru
dan peserta didik di SDN Bandarjo 02.
Mengenai kebermanfaatan gedung perpustakaan
di SDN Bandarjo 02, bisa kita cermati dari berbagai
pendapat berikut ini. Pendapat pertama dari guru kelas
II Futiyani, S.Pd, yang menyatakan sebagai berikut:
Saya bersyukur dan merasa senang dengan
terwujudnya gedung perpustakaan sekolah hasil
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan
di sekolah kami. Selaku guru saya bisa menambah
pengetahuan dengan membaca buku-buku yang
ada di sana. Peserta didik juga merasa senang
dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah.Pada
saat istirahat saya melihat banyak peserta didik
yang
beraktifitas
di
dalam
perpustakaan.
(wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Senada dengan pendapat tersebut di atas, Sagiyo guru
kelas VI menyatakan sebagai berikut:
Saya merasa senang dengan adanya gedung
perpustakaan
di sekolah kami. Kami dapat
memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta didik.Saya melihat
banyak peserta didik yang memanfaatkan waktu
luangnya dengan membaca di perpustakaan.Hal ini
merupakan perkembangan budaya baca yang
posisitif. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
62
Hal
yang
senada
juga
disampaikan
oleh
Budi
Suharsono, S.Pd SD guru kelas IV sebagai berikut.
Para peserta didik banyak yang merasa senang dengan
adanya perpustakaan di sekolah kami.Semangat membaca
mereka sudah mulai tampak, banyak yang meminjam
buku-buku cerita di perpustakaan.Ketika pembelajaran
bahasa Indonesia, saya memberi tugas untuk menulis
sinopsis dari buku cerita fiksi.Para peserta didik dengan
mudah
mendapatkan
buku-buku
tersebut
di
perpustakaan sekolah.
Agak berbeda dengan beberapa pendapat di atas,
Karsono guru kelas V menyatakan sebagai berikut.
Selain sebagai tempat membaca untuk menambah
pengetahuan, perpustakaan sekolah ini dapat kami
manfaatkan untuk tempat membina peserta didik
yang akan mengikuti lomba akademik di tingkat
kecamatan Ungaran Barat. Misalnya, untuk
melatih peserta didik menghadapi lomba LCC,
Siswa Berprestasi, Lomba Pidato, lomba menulis
sinopsis, dan lomba cipta puisi.
Dari uraian di
atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa produk dari pelaksanaan swakelola program
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang adalah sebuah
gedung perpustakaan beserta mebelernya yang dapat
dimanfaatkan
oleh
warga
sekolah
dalam
rangka
mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut, adanya
kepercayaan masyarakat kepada sekolah yang makin
positif, tertambahnya pengalaman kepala sekolah dan
guru dalam mengelola suatu program pemerintah, dan
tertingkatnya
Pendidikan,
kekompakan
komite
sekolah,
antara
dan
PPS,
Dinas
masyarakat
di
63
lingkungan
sekolah
dalam
mengelola
program
pendidikan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang sangat membutuhkan
ruang
perpustakaan sekolah. Ruang perpustakaan adalah
ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka. Salah satu cara
untuk menumbuhkan budaya baca bagi warga sekolah
adalah adanya perpustakaan sekolah. Adanya program
swakelola DAK pendidikan (perpustakaan)
sangat
bermanfaat
pembelajaran
di
untuk
kelas.
sekolah
meningkatkan
Sesuai
proses
penelitian
yang
dilakukan oleh Foni Susanti dkk (2014) dengan judul
“Evaluasi
Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
bidang
Pendidikan di Kabupaten Cilacap tahun 2013”. Dalam
penelitian ini disebutkan bahwa Kegiatan Dana Alokasi
Khusus
(DAK)
bidang
pendidikan
dasar
sudah
memberikan hasil yang diharapkan secara maksimal,
berdampak
positif
yaitu
kegiatan
belajar-mengajar
menjadi nyaman dan lancar.
Tanpa adanya perpustakaan sekolah mustahil
akan tercipta budaya baca dan peningkatan prestasi
akademik bagi peserta didik. Kebutuhan akan adanya
perpustakaan
sekolah
bagi
SDN
Bandarjo
02
64
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang
merupakan sebuah usaha untuk mencapai salah satu
standar
sarana
prasarana
bagi
sekolah.
Dalam
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA
disebutkan bahwa Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya
memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang kelas, (2)
ruang perpustakaan, (3) laboratorium IPA, (4) ruang
pimpinan, (5) ruang guru, (6) tempat beribadah, (7)
ruang
UKS,
(8)
jamban,
(9)
gudang,
(10)
ruang
sirkulasi, dan (11) tempat bermain/berolahraga.
Kebutuhan
ruang
perpustakaan
bagi
SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
bersifat sangat mendesak. Dari hasil
wawancara oleh kepala sekolah dan guru diketahui
bahwa peserta didik di sekolah ini tidak memiliki ruang
baca dan buku-buku pengayaan untuk menambah
pengetahuannya. Minat baca peserta didik masih
rendah karena kurangnya buku-buku bacaan sebagai
pendorong tumbuhnya minat baca. Guru-guru pun
kurang
berkreasi
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran, karena kurangnya buku-buku referensi
untuk menambah pengetahuannya dalam merancang
kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan
akreditasi
ini
sekolah
Belum
adanya
juga
berpengaruh
pada
aspek
sarana
pada
ruang
nilai
prasarana
sekolah. Melihat kondisi SDN Bandarjo 2 yang di pusat
kota Ungaran ini semestinya sudah dilengkapi dengan
sarana perpustakaan sekolah.
Masyarakat
memberikan
sangat
dukungan
berharap
untuk
dan
pengadaan
siap
ruang
65
perpustakaan
sekolah.
Dukungan
tersebut
disampaikan oleh komite sekolah SDN Bandarjo 02
kepada kepala sekolah dan guru pada tiap kesempatan.
Misalnya
penerimaan
ketika
siswa
rapat
baru,
pembentukan
dan
rapat
kerja
panitia
komite
sekolah. Menurut komite sekolah bahwa SDN Bandarjo
02 sudah saatnya memiliki ruang perpustakaan.
Melihat kondisi tersebut, kepala sekolah SDN
Bandarjo 02 mengajukan proposal bantuan pengadaan
ruang perpustakaan kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Kabupaten
Semarang
melalui
DAK
Pendidikan tahun 2012.
Tujuan program DAK perpustakaan ini adalah
untuk melengkapi sekolah agar sesuai dengan standar
sarpras yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas peserta didik. Pelaksanaan program DAK
perpustakaan melalui sistem swakelola bertujuan agar
dalam
pelaksanaan
kegiatan
berlangsung
secara
transparan yang dapat dikontrol oleh siapapun yang
terlibat, serta menghasilkan bangunan yang berkualitas
sesuai juklak dan juknis.
4.3.2 Input Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Banadarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Komponen input memberikan kontribusi yang
besar
pada
pelaksanaan
program
swakelola
DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang. Penerapan pelaksanaan
66
program
DAK
dengan
swakelola
ini
mendapat
dukungan dari berbagai pihak diantaranya warga
sekolah,
komite
sekolah,
dan
dinas
pendidikan
setempat. Pihak sekolah memiliki kapasitas yang tinggi
sebagai penerima program, pelaksana program, dan
pengguna hasil program DAK perpustakaan. Hal ini
berkaitan
dengan
menjadi
jaminan
perpustakaan
kualitas
hasil
bangunan
yang
program
DAK
keberhasilan
tersebut.
Sebagai
input
program
swakelola DAK perpustakaan ini adalah kredibilitas
pengelola program dalam hal ini panitia pembangunan
sekolah atau tim pelaksana, konsultan, dan komite
sekolah menunjukkan kerja sama yang solid untuk
menyelesaikan program dengan baik sesuai juklak dan
juknis yang ditentukan oleh pemerintah dan pejabat
pembuat komitmen. Hal ini menjadi input yang baik
untuk bisa saling mengontrol selama pelaksanaan
program.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaan. Kemampuan manajemen kepala sekolah
dalam
menjalankan
program
swakelola
DAK
perpustakaan ini berpengaruh terhadap keterlaksanaan
program. Kebijakan dan keputusan yang diambil kepala
sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul pada
saat
proses
menentukan
Kemampuan
pelaksanaan
keberhasilan
kepala
sekolah
pembangunan
program
dalam
sangat
tersebut.
bekerja
sama
67
dengan komite sekolah dan konsultan pelaksana dapat
memperlancar pelaksanaan program tersebut, sehingga
tidak
muncul
gesekan
kepentingan
dalam
melaksanakan pembangunan gedung perpustakaan di
SDN Bandarjo 02. Prinsip pelaksanaan swakelola ini
sejalan dengan pendapat Fattah (2002: 49) menyatakan
bahwa:
anggaran juga harus disusun berdasarkan prinsipprinsip pembagian wewenang dan tanggung jawab
yang jelas dalam sistem manajemen dan
organisasi, adanya sistem akuntansi yang memadai
dalam melaksanakan anggaran, adanya penelitian
dan analisis untuk menilai kinerja organisasi, dan
adanya dukungan dari pelaksana mulai dari
tingkat atas sampai yang paling bawah.
Peran komite sekolah dalam program swakelola
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 yang aktif, baik
dalam
hal
pemikiran,
pengawasan,
dan
bantuan
material juga termasuk dalam prinsip penyusunan
anggaran yang dikemukakan oleh Fattah sebagaimana
tersebut di atas.
Selebihnya, peran komite sekolah
dalam pelaksanaan program ini bentuk partisipasi
masyarakat terhadap sekolah sesuai dengan norma dan
aturan didalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 sehingga dapat menjamin akuntabilitas dan
efektivitas
di
dalam
pelaksanaannya.
Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 juga mengamanatkan
keterlibatan partisipasi masyarakat yang diberi nama
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah.
Selain kredibilitas pengelola, penerapan program
swakelola
DAK
perpustakaan
SDN
Bandarjo
02
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang didukung
68
kondisi keuangan pemerintah dalam hal ini Anggaran
Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). DAK Bidang
Biaya Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang
dialokasikan
kepada
daerah
tertentu
untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian
dari
program
yang
menjadi
prioritas
Nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Dasar Hukum Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
Dasar
Tahun
Anggaran
2013
diatur
dalam
Permendikbud Nomor 12 Tahun 2013 dan peraturan
Sekretaris Jenderal Nomor 17809/A/LL/2013 tanggal
22 Maret 2013.
Besaran
dana
DAK
perpustakaan
di
SDN
Bandarjo 02 tercantum dalam Lampiran Keputusan
Bupati Semarang Nomor 900/0870/ 2013 tentang
Penetapan Lokasi Penerima dan Besaran DAK Tahun
Anggaran 2013. Keputusan Bupati Semarang tersebut
sebagai implementasi permendikbud. Dalam lampiran
keputusan tersebut tertulis atau ditetapkan bahwa
SDN
Bandarjo
02
menerima
bantuan
pengadaan
gedung perpustakaan dengan alokasi dana sebesar RP
111.192.000,00. Besaran dana tersebut seperti yang
tercantum
dalam
Kemendikbud
Petunjuk
lampiran
Nomor
Pelaksanaan
1
peraturan
Sekjend
17809/A/LL/2013
tentang
pembangunan
beserta perabotnya yang berbunyi:
perpustakaan
69
a)
Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun
disesuaikan
dengan
kebutuhansekolah
berdasarkan
hasil
pemetaan
oleh
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Kegiatan
pembangunan ruang perpustakaan menggunakan
standar bangunan dengan konstruksi bangunan
tahan gempa; b) besaran biaya pembangunan
satu unit ruang perpustakaan (60,8m 2) beserta
perabotnya dihitung dengan rumus:
N=(ZxIKK)+13.000.000
Standar luas ruang perpustakaan SD berikut
selasar = 60,8m2, dengan rincian: standar luas
lahan minimal 72m2 (9x8) dengan luas ruang
perpustakaan (7x8)m2 ditambah selasar (2x2,4)m2.
N=Jumlah
biaya
yang
diperlukan
untuk
pembangunan
satu
ruang
perpustakaan.
Z=Rp.115.520.000 (seratus lima belas juta lima
ratus dua puluh ribu rupiah) yaitu harga satuan
bangunan ruang perpustakaan deng an IKK=
1,0000 dikalikan standar luas bangunan
perpustakaan berikut selasar sesuai dengan surat
Direktur Jendral Cipta Karya Kementrian
Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal
21
Februari
2013,
tentang
Rekomendasi
Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya
Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan
Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran
2013. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi
kabupaten/ kota yang bersumber dari buku
kegiatan percepatan penyediaan data statistik
dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun
2012, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012.
Rp.13.000.000 adalah satuan biaya pengadaan
perabot untuk satu ruang perpustakaan.
Besaran dana tersebut diturunkan dalam tiga
termin. Termin 0%, termin kedua pekerjaan 40%, dan
termin ketiga pekerjaan 70%. Untuk dapat mencairkan
dana pada masing-masing termin pelaksana harus
membuat
laporan
pekerjaan
atau
Laporan
Pertanggungjawaban sesuai prestasi pekerjaan yang
telah
dicapai.
Dari
tahapan
tersebut,
ternyata
70
pelaksana
dapat
melaksanakan
pekerjaan
sesuai
tahapan yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya kesiapan dan kerja keras dari pelaksana untuk
melaksanakan
program
pembangunan
gedung
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 dengan baik.
Pencairan
menggunakan
dana
sistem
alokasi
termin
khusus
dan
yang
swakelola
ini
merupakan suatu metode pelaksanaan program untuk
menghindari
kebocoran
dana
dalam
pelaksanaan
program DAK perpustakaan. Dengan diturunkan dana
pada
tahapan
termin
pelaksanaan
pembangunan
gedung perpustakaan tersebut dapat dikontrol dan
diawasi. Jika dana 40% pada tahap pertama setelah
digunakan tidak mencapai prestasi pekerjaan yang
dipersyaratkan juklak dan juknis maka pelaksana tidak
dapat
mencairkan
Dengan
dana
demikian
pada
termin
pelaksana
berikutnya.
harus
mampu
menggunakan dana sesuai dengan RAB yang telah
ditetapkan. Pengawasan pelaksanaan yang ketat ini
tidak ditemukan pada sistem rekanan.
Machinese
juga
sebagai
input
pelaksanaan
program swakelola perpustakaan SDN Bandarjo 02
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang.
Machinese di SDN Bandarjo 02 ini berupa peralatan
teknologi
computer
menyusun
mendukung
RAB
yang
dan
dapat
pekerjaan
pelaksanaan
digunakan
administrasi
program
swakelola
untuk
yang
DAK
perpustakaaan. Dengan adanya dukungan peralatan
tersebut pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan kegiatan, penulisan surat menyurat dan lainya
dapat lebih cepat.
71
Kondisi market juga menjadi pendukung program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02
Kecamatan
Ungaran
barat
Kabupaten
Semarang.
Dengan adanya sarana perpustakaan sekolah yang
berkualitas
ini
menjadi
daya
tarik
masyarakat.
Masyarakat Kota Ungaran akan melihat bahwa gedung
perpustakaan merupakan “fasilitas wajib” yang harus
dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian mereka akan
tetap memberikan kepercayaan kepada sekolah sebagai
tempat pendidikan yang layak bagi putra putrinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa pada aspek input didukung oleh berbagai
komponen yang memadai. Komponen tersebut meliputi
kredibilitas pengelola, sistem pengawasan, dana yang
cukup, material yang tersedia, dan market yang dapat
dijalankan untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian
aspek input dari evaluasi program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 ini sesuai
dengan yang diharapkan.
4.3.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Pada
tahun
anggaran
2013
tepatnya
bulan
November, pengajuan proposal bantuan pengadaan
ruang
perpustakaan
persetujuan
Semarang
dari
dengan
SDN
Bandarjo
Pemerintah
sistem
02
Daerah
swakelola.
mendapat
Kabupaten
Dana
untuk
72
pembangunan pengadaan ruang perpustakaan tersebut
sebesar
Rp
111.192.000,00
dengan
ukuran
luas
bangunan 56 meter pesegi, dengan rincian panjang 8
meter dan lebar 7 meter. Dana sebesar itu diturunkan
dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada awal
kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan
mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan
mencapai 70%.
Pada tahap awal pelaksanaan program DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02, Tim Pelaksana
Pembangunan
Sekolah
menyusun
perencanaan
pelaksanaan atau Rencana anggaran Biaya (RAB).
Dalam RAB tersebut diuraikan jenis-jenis pekerjaan
yakni, pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan
plesteran, pekerjaan daun pintu dan jendela, pekerjaan
rangka atap dan penutup atap, pekerjaan langit-langit,
pekerjaan cat, pekerjaan kunci dan penggantung,
pekerjaan
pemasangan
keramik,
dan
penyediaan
mebelair.
Pada
tahap
proses
pelaksanaan
ditemukan
permasalahan, antara lain juklak dan juknis yang
datangnya
terlambat,
faktor
alam
berupa
musim
penghujan yang berakibat pekerja disiagakan lembur
untuk mengejar target bangunan selesai tepat waktu.
Hal ini berdampak membengkaknya pembiayaan. Hasil
penelitian
ini
sesuai
dengan
monitoring
oleh
Kementrian Keuangan RI Dirjen Perimbangan (2013)
dalam
Pengelolan
DAK
yang
menemukan
bahwa
73
Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh berbagai K/L
sangat bervariasi yang menimbulkan berbagai masalah
terutama
menu
dalam
juknis
sangat
rinci
tapi
seringkali terdapat kebutuhan daerah yang tidak ada
dalam menu sehingga membatasi keleluasaan daerah
dalam pengadaan, juknis sering berubah-ubah dan
penerbitannya terlambat. Demikian juga dengan hasil
Laporan
Akhir
Sistem
Monitoring
dan
Evaluasi
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi
Daerah
bahwa
Istimewa
Dalam
Yogyakarta
aspek
(2011)
menyebutkan
implementasi,
permasalahan
muncul ketika terjadi mismatch antara rencana yang
diharapkan dengan realisasi DAK, seperti jumlah dana
dan barang yang kurang sesuai dengan proposal yang
diajukan,
rigiditas
mencukupi
untuk
juknis,
waktu
melaksanakan
yang
kegiatan
tidak
yang
dibiayai DAK,
Namun demikian, permasalahan tersebut dapat diatasi
oleh
PPS.
Untuk
mengatasi
masalah
perubahan
anggaran tersebut, PPS mengadakan rapat koordinasi
dengan
komite
sekolah.
Dalam
rapat
tersebut
membahas pembengkakan dana tersebut. Dalam rapat
tersebut disepakati bahwa kekurangan dana tersebut
disikapi dengan mencari dana pendamping. Dana
pendamping ini berasal dari bantuan sukarela dari
masyarakat dan warga sekolah, wali murid, alumni,
dan komite sekolah. Pengadaan dana pendamping
swakelola ini tidak menyalahi aturan yang ada. Karena
telah diatur dalam juknis yang telah dikeluarkan oleh
menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa setiap
kabupaten/kota penerima DAK Bidang Pendidikan
74
Dasar wajib menyediakan dana pendamping dari APBD
minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi
dana yang diterima.
Pada tahap pelaksanaan, kepala sekolah dan tim
pelaksana pembangunan sekolah selalu mengawasi
pekerjaan agar dapat selesai sesuai dengan alokasi
waktu yang ditentukan. Adanya musim penghujan yang
dapat membuat pekerjaan terhenti dapat dicarikan
solusi
dengan
kerja
lembur.
Sedangkan
biaya
tambahan untuk lembur dapat diatasi oleh komite
sekolah. Proses pelaksanaan tersebut sesuai dengan
prinsip
swakekola
program
sebagaimana
yang
tercantum dalam Pasal 1 ayat 20 Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010 (Perpres 54/2010) sebagaimana
telah diubah melalui Perpres 70/2012 menyebutkan
bahwa
Swakelola
dimana
dan/atau
adalah
pekerjaannya
diawasi
Pengadaan
direncanakan,
sendiri
oleh
Barang/Jasa
dikerjakan
K/L/D/I
sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain
dan/atau kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan
kajian dokumen diperoleh informasi bahwa pada aspek
proses
pelaksanaan
program
swakelola
DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan tahapan atau termin dan
alokasi waktu yang ditentukan dalam juklak dan
juknis. Kendala-kendala yang muncul pada tahap
proses dapat teratasi dengan baik. Hal ini karena
adanya kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam proses pelaksanaan program.
75
4.3.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Adanya gedung perpustakaan sekolah di SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang merupakan tahap akhir yang akan dicapai.
Produk yang berupa gedung perpustakaan dan mebeler
yang sesuai dengan gambar di RAB merupakan ciri
utama keberhasilan pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Pembangunan gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang ini sesuai dengan kriteria teknis yang
diamanatkan oleh UU No 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Peraturan Pemerintah Daerah pasal 40. Kriteria teknis
tentang pengadaaan gedung perpustakaan sekolah ini
juga ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Program
DAK
perpustakaan
untuk
sekolah
diperuntukkan
yang
(1)
belum
bagi
SD/SDLB:
punya
ruang
perpustakaan dan isinya;(2) Kekurangan alat peraga
dan sarana penunjang pembelajaran; (3)Kekurangan
buku pengayaan, referensi dan panduan pendidik.
Keberhasilan
DAK
perpustakaan
pelaksanaan
SDN
program
Bandarjo
02
swakelola
Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang dapat dilihat dari
hasil gedung perpustakaan yang sudah berdiri beserta
meubelernya. Kualitas bangunan yang sesuai dengan
76
juklak dan juknis yang ditentukan oleh pemerintah.
Tidak
ditemukannya
pelanggaran
pada
proses
pelaksanaan pada saat tim monitoring DAK dari
Kabupaten Semarang maupun Tim Monitoring dari
Irjen
Propinsi,
serta
diterimanya
laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung
perpustakaan
tersebut
oleh
pejabat
pembuat
komitmen. Hal ini berbeda dengan Evaluasi yang
dilakukan oleh dirjen perimbangan keuangan RI (2012)
yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan DAK
mengalami kelemahan dalam hal pengadministrasian
pelaporan.
Dampak
positif
dari
pelaksanaan
program
swakelola DAK perpustakaan adalah hasil bangunan
gedung perpustakaan yang berkualitas, proses yang
dapat diawasi oleh semua pihak, dapat meminimalisasi
tindak
korupsi
penggunaan
anggaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di
SDN
Bandarjo
Kabupaten
02
Semarang
Kecamatan
Ungaran
menghasilkan
sesuai dengan yang diharapkan.
produk
Barat
yang