STANDAR KOMPETENSI GURU PEMULA

(1)

STANDAR KOMPETENSI GURU PEMULA

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI JENJANG S1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN PERGURUAN TINGGI


(2)

KATA PENGANTAR

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta ralwansi dan efisiensi manajemen pendidikan

untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan

global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan yang terencana, terarah dan

berkesinambungan. Sehubungan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)

pada tahun 2003 telah menerbitkan Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003 - 2010

(HELTS). Semua perguruan tinggi perlu terikat dalam satu tujuan yang dirumuskan dalam Visi

2010 Perguruan Tinggi Indonesia, yaitu pada tahun 2010 telah dapat diwujudkan sistem

pendidikan tinggi dengan perguruan tinggi yang sehat sehingga mampu memberikan kontribusi

pada daya saing bangsa yang memiliki ciri-ciri berkualitas, memberi akses dan berkeadilan, dan

otonomi serta desentralisasi.

Dengan HELTS tersebut, upaya penjaminan

dan kendali mutu pendidikan perlu diterapkan di semua

perguruan tinggi termasuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LP T K) yang

menghasiikan tenaga kependidikan baik guru maupun non-guru.

Penjaminan mutu pendidikan tenaga kependidikan memerlukan standar kompetensi khususnya

bagi calon guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Karena itu, Direktorat Pembinaan

Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi mulai tahun 2003

mengembangkan beberapa Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP) antara lain SKGP Program

Studi Pendidikan Jasmani (SKGP Penjas).

D

okumen SKGP Penjas ini diharapkan menjadi rujukan semua pihak yang berkepentingan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi lembaga masing-masing. Bagi Dirjen Dikti, SKGP Penjas ini

merupakan pegangan daiam pembinaan penyelenggaraan pendidikan calon guru Penjas. Bagi

LPTK diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum setiap program studi,

penyediaan sarana dan prasarana pendukung dan pemberian ijazah atau sertifikat kompetensi.

Bagi pihak-pihak pemakai lulusan LPTK dan pembina guru diharapkan untuk memanfaatkannya

sebagai persyaratan kualifikasi awal dan dapat dijadikan sebagai dasar titik tolak pembinaan mutu

guru secara berkesinambungan.

Kepada Tim Pengembang SKGP Penjas yang seka

ligus juga merupakan Tim Penyusun Naskah ini, kami

ucapkan penghargaan dan terima kasih yang tulus atas usaha yang telah dilakukan. Semoga

dokumen dapat bermanfaat dalam rangka peningkatan kualitas lulusan.

Jakarta, 1 Oktober 2004

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,

Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro DAFTAR ISI

|Kata Pengantar |i |

|Daftar Isi |iii |

|PENDAHULUAN |1 |

|Latar Belakang |1 |

|Tujuan |5 |

|Manfaat |5 |

|LANDASAN KONSEPTUAL DAN PROSES PENGEMBANGAN |7 |

|Landasan Konseptual |7 |


(3)

|Pendidikan Jasmani Strata 1 | |

|Konsep Kompetensi Guru Pemula Lulusan Program Studi |10 |

|Pendidikan Jasmani Strata 1 | | |Proses Pengembangan |11 |

|STANDAR KOMPETENSI GURU PEMULA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANl JENJANG |13 |

|STRAT SATU (SKGP PENJAS S1) | | |SATU (SKGP PENJAS S1) | | | | | | | | |Lingkup Kompetensi Lulusan |13 |

|Standar Kompetensi |14 |

|Indikator |16 |

|IMPLIKASI TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN |24 |

|Kurikulum |24 |

|PelaKsanaan Pembelajaran |25 |

|Evaluasi pembelajaran |26 |

|Sarana dan Prasarana |26 |

|Organisasi dan Manajemen |26 |

|Kendali Mutu |27 |

|Kerjasama/Kemitraan |28 |

BAGlAN I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

01. Revolusi teknologi komunikasi dan informasi telah berdampak pada terjadinya

perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan bangsa-bangsa di dunia.

Perubahan-perubahan ini telah memicu kesadaran baru dalam diri umat manusia, terutama

yang terkait dengan esensi diri dan kekuatan kerjasama kelompok untuk berkembang dan

kekuatan kerjasama secara kelompok. Dampak lain adalah adanya kebutuhan untuk

mengubah tata nilai dan tata hubungan individu dan antara kelompok yang selama ini

mengatur kehidupan ke arah hubungan yang lebih akomodatif dan lebih demokratis.

02. Kebijakan otonomi dan desentraiisasi yang dilancarkan tahun 2000 ikut mewarnai

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam pendidikan di Indonesia, termasuk dalam

pendidikan guru, khususnya yang terkait dengan optimalisasi potensi

dan budaya daerah di

dalam pendidikan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

dalam kehidupan masyarakat, yang diperkuat dengan gerakan demokratisasi dan

globalisasi pendidikan, tuntutan akuntabilitas publik terhadap kualitas guru semakin kuat.

Hal ini dimungkinkan karena makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kualitas

pendidikan, yang diperkuat dengan semakin ketatnya kompetisi lulusan setiap jenjang

pendidikan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

03. Pendidikan nasional, sebagai wahana untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa

sudah saatnya menata ulang tujuan dan sistem pendidikan. Pendidikan nasional dituntut

untuk siap memberikan respon yang positif dan tepat akan kebutuhan di atas. Kesiapan ini

diharapkan komprehensif sifatnya, mencakup kesiapan sebagai lembaga dan kesiapan

personelnya. Sebagai sebuah lembaga pendidikan perlu memiliki visi dan misi sesuai

dengan kebutuhan jaman. yang jauh jangkaunnya, dalam wadah organisasi yang sehat dan

kompetitf. Sedangkan lulusan guru yang dihasilkannya dituntut memiliki kompetensi yang

memadai.

04. Arah dan kerangka perubahan pendidikan nasional telah diwujudkan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU

Sisdiknas), khususnya pada pasal 3 tentang fungsi pendidikan nasional dan pasal 4 ayat 6


(4)

tentang penyelenggaraan pendidikan nasional. Pendidikan nasional harus memiliki standar

mutu agar mampu membawa bangsa Indonesia ke dalam pergaulan intemasional dalam

posisi yang seimbang dengan bangsa-bangsa lain. UU Sisdiknas dalam hal ini

mengamanatkan perlunya ada standar nasional pendidikan yang digunakan sebagai acuan

pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, saranaprasarana, pengelolaan dan

pembiayaan (ps.35 ayat 2).

05. Sesuai dengan persyaratan kecakapan, keterampilan, dan tanggung jawab dalam tugas,

maka jabatan guru termasuk dalam jabatan profesional. Karena itu diberlakukan

akuntabilitas publik, yang mengacu pada pemenuhan kriteria kelayakan profesi guru.

Jabatan guru memerlukan persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogis

sahih dan secara sosial-profesional dapat diterima oleh dunia persekolahan tempat

bertugas.

06. Dalam melakukan tugasnya, guru berperan sebagai fasilitator, inisiator dan motivator

dalam pencapaian standar kompetensi guru pemula. Guru harus mampu

mengakomodasikan dinamika perubahan yang terjadi dalam lingkup nasional, regional dan

global, dengan tetap berpegang pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Guru yang

mampu mengemban tugas tersebut adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan. Pada tataran operasional guru dapat memfasilitasi proses pembelajaran dan

memperhatikan perkembangan peserta didik dalam berbagai dimensinya, yang mengarah

pada pemilikan dan perkembangan intelegensi, keterampilan belajar, sikap, keterampilan

bekerja, dan kemandirian sosial.

07. Berkaitan dengan konsepsi di atas, UU Sisdiknas menggariskan beberapa hal. Pertama,

guru sebagai unsur pendidik "merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

bimbingan dan pelatihan" (ps. 39 ayat 2). Kedua, bahwa untuk memberikan penjaminan

mutu pendidikan digariskan adanya standar nasional pendidikan yang di dalamnya

rnencakup "standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan

secara berkala" (ps. 35 ayat 1) Ketiga, guru sebagai unsur pendidik "harus memiliki

kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional" (ps. 42 ayat 1).

08. Tuntutan formal-profesional bagi jabatan guru sebagaimana tercantum dalam UU

Sisdiknas, perlu dipersiapkan melalui pendidikan prajabatan guru. Karena itu, untuk

menghasilkan lulusan guru pemula yang kompeten diperlukan adanya standar kompetensi

guru pemula. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah

disepakati. Hal ini lebih jauh ditegaskan dalam penjelasan UU Sisdiknas , bahwa "Standar

isi mencakup ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan ke dalam

persyaratan tentang kompetensi tamatan, bahan kajian, mata pelajaran, dan silabus

pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu".

09. Dengan mempertimbangkan kajian tentang berbagai pendapat dan konsep yang

dilontarkan kalangan pendidikan, kompetensi guru dapat dirangkum ke dalam empat


(5)

bidang kompetensi, yaitu (1) penguasaan bidang studi, (2) pemahaman tentang peserta

didik, (3) penguasaan cara pembelajaran yang mendidik, dan (4) pengembangan

kepribadian dan keprofesionalan. Sebagai konsekuensi konsep itu Pendidikan Guru

Berdasarkan Kompetensi (PGBK) di Indonesia harus difokuskan ke arah pencapaian

keempat bidang Kompetensi tersebut, yang dicapai pada saat seorang calon guru

menyelesaikan pendidikan pra-jabatannya. Uraian lebih rinci dari kompetensi tu disajikan

pada bagian III dalam naskah ini.

10. Agar dapat menghasilkan guru-guru yang memiliki kompetensi guru yang

-

dipersyaratkan

dalam standar nasional, dibutuhkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

yang memiliki daya saing untuk menawarkan hasil pendidikan yang berkualitas, memiliki

otonomi yang luas untuk menentukan arah pengembangan lebih lanjut, dan memiliki

organisasi yang sehat. Terkait dengan hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah

menerbitkan dokumen kebijakan yang disebut Strategi Pengembangan Pendidikan Tinggi

Jangka Panjang 2003-2010 (Higher

Education Long

Term Strategy-HELTS-2003-2010),

yang berintikan tiga strategi yang harus diikuti dalam pengembangan pendidikan tinggi,

yaitu: Peningkatan Daya Saing Bangsa

(Nation’s

Competitiveness), Otonomi, dan

Kesehatan Organisasi (Ditjen Dikti- Depdiknas 2003).

11. Sistem pendidikan guru pendidikan jasmani di Indonesia telah mengalami proses

perkembangan yang panjang. Pengadaan guru pendidikan jasmani dimulai sejak tahun

1950, diatur melalui Undang-Undang No.4 tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan

dan Pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia. Pendidikan jasmani di Sekolah Rakyat

(SR) pada mulanya diajar atau diampu oleh guru kelas yang dihasilkan melalui Sekolah

Guru Bawah (SGB). Guru pendidikan jasmani sebagai guru bidang studi mula-mula

dihasilkan melalui Sekolah Guru Pendidikan Djasmani (SGPD) yang lulusannya pada

umumnya ditugaskan mengajar di Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) disamping

sebagian ditugaskan di SR. Pada tahun 1961, SGPD diubah menjadi Sekolah Menengah

Olahraga Atas (SMOA), selanjutnya pada tahun 1979 diubah lagi menjadi Sekolah Guru

Olahraga (SGO). Kemudian berkembang Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama

(PGSLP) bidang pendidikan jasmani, untuk memenuhi kebutuhan Guru Pendidikan

Jasmani di SMTP. Guru pendidikan jasmani SMTA dihasilkan melalui Kursus B1 dan B2

Pendidikan Jasmani. Selanjutnya berkembang Akademi Pendidikan Djasmani (APD) dan

kemudian menjadi Fakultas Pendidikan Djasmani (FPD) sebagai penghasil guru

pendidikan jasmani SMTA. Dengari dibentuknya Departemen Olahraga pada 1961, FPD

yang semula berada di bawah tanggung jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

dialihkan ke Departemen Olahraga dan berubah menjadi Sekolah Tinggi Olahraga (STO).

STO kemudian berubah menjadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JPOK FKIP) Universitas atau menjadi Fakultas Keguruan

Ilmu Keolahragaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIK IKIP) pada tahun 1977.

Dengan berlakunya Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, terbit Surat Keputusan Mendikbud No.085410/1989 yang mengintegrasikan

SGO ke institusi IKIP, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) atau

FKIP. FKIK IKIP selanjutnya berubah menjadi Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan (FPOK) IKIP dan akhirnya menjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)

Universitas seiring dengan perubahan status IKIP menjadi universitas. Lembaga-lembaga

itulah yang pada saat ini berperan sebagai penghasil tenaga guru pendidikan jasmani baik

di SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi, melalui jenjang pendidikan Program


(6)

Diploma II, Diploma III, dan Program Strata 1 Pendidikan Jasmani.

12. Berdasarkan kajian yang dipaparkan pada butir-butir di atas, maka Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi (Dikti) mengembangkan Standar Kompetensi Guru Pemula Lulusan

Program Studi Pendidikan Jasmani Jenjang Strata Satu (SKGP Penjas S1). Dengan SKGP

Penjas S1 ini dapat diharapkan agar lulusan guru Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan memiliki kompetensi yang berkelayakan dalam melakukan pembinaan,

pembelajaran dan pelatihan kepada peserta didiknya di sekolah.

T ujuan

13. SKGP Penjas S1 bertujuan untuk:

a. Mewujudkan standar nasional kompetensi lulusan program stud

i pendidikan jasmani jenjang S1

sebagai guru pemula yang merupakan bagian integral dari standar nasional pendidikan.

b. Memberikan acuan dalam merumuskan kriteria, kerangka dasar pengendalian, dan

penjaminan nasional mutu guru pemula.

c. Memperkuat profesionalisme guru pemula melalui standarisasi lulusan secara nasional

dengan tetap memperhatikan tuntutan kontekstual.

Manfaat

14. SKGP Penjas S1 ini memberikan manfaat bagi:

a. DIKTI, sebagai sarana pengendalian dan penjaminan mutu lulusan program

pendidikan guru dan perumusan berbagai kebijakan yang terkait.

b. LPTK, sebagai rambu-rambu dalam (1) perencanaan, pengembangan kurikulum,

pengalaman belajar, dan evaluasi proses dan hasil belajar; (2) perencanaan dan

penyediaan/penyiapan fasilitas pendukung pembelajaran yang terstandarisasi; (3)

melakukan rekruitmen penempatan, dan pembinaan dosen di LPTK agar

pendayagunaan sumberdaya yang ada di LPTK dapat dicapai secara optimal.

c. Mahasiswa calon guru, sebagai acuan dalam upaya rnelakukan evaluasi diri terhadap

pencapaian kualifikasi keguruan berkenaan dengan penguasaan pengetahuan dan

keterampilan professional serta pengembangan sikap dan kepribadian yang secara

minimal harus dipenuhi sebagai persyaratan kelulusan.

d. Masyarakat pengguna seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

(Ditjen Dikdasmen), Pemerintah Daerah (Pemda), dan dunia keria. Sebagai acuan

dalam merencanakan dan melaksanakan rekruitmen, penempatan, dan pengernbangan

guru dalam jabatan.

BAGIAN II

LANDASAN KONSEPTUAL DAN PROSES PENGEMBANGAN

Landasan Konseptual

15. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk berbudi yang memiliki potensi. Dalam

kehidupan bermasyarakat potensi tersebut perlu diberdayakan, agar pribadi yang


(7)

bersangkutan dapat berfungsi dengan baik sebagai makhluk individu maupun sebagai

makluk sosial. Pemberdayaan potensi individu dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan meningkatkan kualitas pribadi. Sedangkan pemberdayaan sebagai makhluk

sosial dimaksudkan agar pribadi tersebut mampu meningkatkan perilaku bermasyarakat.

16. Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan material, rasa

aman, pengakuan sosial dan aktualisasi diri serta kebutuhan spiritual.

Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menggerakkannya untuk berkembang sepanjang hayat, sekaligus

untuk merespons tuntutan masyarakat dan lingkungan yang selalu berubah.

17. Kehidupan bermasyarakat berkembang dengan berlandaskan pada sistem nilai keagamaan,

sosiai, dan budaya yang dianut oleh warga masyarakat yang majemuk. Sebagian nilai-nilai

tersebut bersifat lestari dan sebagian lagi terus berubah sesuai dengan perkembangan

kemampuan daya pikir manusia, dinamika kehidupan masyarakat, dan perubahan

lingkungan. Selain itu, dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat norma-norma yang

perlu dipatuhi. Norma-norma ini ada yang berlaku bagi seluruh warga masyarakat dunia,

dan ada yang hanya berlaku bagi masyarakat tertentu saja.

18. Pendidikan rnerupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan

kapasitasnya untuk memahami serta mengikuti tata nilai kemasyarakatan yang berlaku.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses

belajar agar peserta didik secara aktif dapat rnengembangkan potensi dirinya. Dalam

konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoiogi serta perubahan masyarakat

global, pendidikan adalah usaha penyiapan peserta didik yang terencana, sistemik dan

sistematis untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa kini dan masa yang akan

datang.

19. Pengembangan potensi peserta didik ditandai dengan makin menguatnya apresiasi dan

kepemilikan kekuatan spiritual keagamaan, kemampuan mengendalikan diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan. Selain dibutuhkan oleh dirinya sendiri,

peningkatan kemampuan peserta didik ini juga diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan

negara.

20. Peserta didik memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis, yang berbeda-beda sehingga

masing-masing peserta didik harus diperlakukan sebagai insan yang unik. Peserta didik

pada dasarnya merupakan insan yang aktif, oleh karena itu perlu diberikan kesempatan

seluas-luasnya untuk berperan serta dafam pendidikan agar mampu mengaktualisasikan

potensinya. Peningkatan kualitas peserta didik berjalan seiring dengan kompetensi yang

dimiliki oleh guru, karena guru memegang peranan penting sebagai pihak yang

berhubungan langsung dengan peserta didik.

Tugas, Fungsi, dan Uraian Tugas Lulusan Program Studi Pendidikan Jasmani Strata 1

21. Lulusan program studi pendidikan jasmani sebagai calon tenaga profesional guru dengan

status guru pemula, akan menjalankan tugas untuk merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran pendidikan jasmani, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, membantu pengembangan dan

pengelolaan program sekolah serta mengembangkan profesionalitas.

22. Secara ringkas tugas, fungsi, dan uraian tugas lulusan program studi pendidikan jasmani

strata 1 dirangkum dalam matriks berikut.


(8)

MATRIKS 1 : TUGAS, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI STRATA 1

|TUGAS |FUNGSI |URAIAN TUGAS | |Mendidik, mengajar, |Sebagai Pendidik |Mengembangkan | |membimbing, dan melatih | |potensi/kemampuan dasar | | | |peserta didik. | | | |Mengembangkan kepribadian | | | |peserta didik. | | | |Memberikan keteladanan. | | | |Menciptakan suasana | | | |pendidikan yang kondusif. | | |Sebagai Pengajar |Merencanakan pembelajaran. | | | |Melaksanakan pembelajaran | | | |yang mendidik. | | | |Menilai proses dan hasil | | | |pembelajaran. | | |Sebagai Pembimbing |Mendorong berkembangnya | | | |perilaku positif dalam | | | |pembelajaran | | | |Membimbing peserta didik | | | |berperilaku positif dalam | | | |pembelajaran | | |Sebagai Pelatih |Melatih | | | |keterampilan-keterampilan | | | |yang diperlukan dalam | | | |pembelajaran | | | |Membiasakan peserta didik | | | |berperilaku positif dalam | | | |pembelajaran | |Membantu pengembangan dan|Sebagai pengembang |Membantu mengembangkan | |pengelolaan program |program |program pendidikan sekolah | |sekolah | |dan hubungan kerjasama | | | |intra sekolah | | |Sebagai pengelola |Membantu membangun hubungan| | |program |kemitraan sekolah dengan | | | |sekolah lain dan dengan | | | |masyarakat | |Mengembangkan |Sebagai tenaga |Melakukan upaya untuk | |keprofesionalan |profesional |meningkatkan kemampuan | | | |professional |

Konsep Kompetensi Guru Pemula Lulusan Program Studi Pendidikan Jasmani Strata 1

23. Kompetensi bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambar

kan

potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan

profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan

daiam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.

24. Kompetensi terdiri dad gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai,

dan

kemampuan mengkoordinasikan unsurunsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk

tindakan atau kinerja. Bentuk dan kualitas kinera dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal antara

lain lingkungan atau iklirn kerja dan tantangan atau tuntutan pekeqaan. Kualifikasi dan

profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan dad kompetensi yang dimiliki seseorang.


(9)

25. Dalam proses pembelajaran, konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik juga digunakan untuk mempersiapkan para mahasiswa, yang a

kan merupakan proouk yang sekafigus rnarmpu

rriengeroibangkan potensi diri dan standar kompetensi guru pemula.

26. Lulusan program studi Pendidikan Jasmani Strata 1 yang profesiona

l memiliki ciri-ciri: menguasai

substansi kajian yang mendalam, dapat melaksanakan pembelajaran untuk mengembangkan

potensi diri, berkepribadian, dan memiliki komitmen dan perhatian terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi di bidang keolahragaan. Dengan pertimbangan bahwa substansi kajian

dan konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang dan waktu,

lulusan program studi Pendidikan Jasmani Strata 1 dituntut untuk selalu meningkatkan

kompetensinya. Lulusan perlu memiliki kemampuan menggali informasi dari berbagai sumber

termasuk sumber elektronik dan melakukan kajian atau penelitian dalam menunjang proses

pembelajaran terhadap dirinya.

27. Totalitas kompetensi mengandung unsur-unsur yang dapat ditampilkan dan yang tidak dapat

ditampilkan. Unsur-unsur yang dapat ditampilkan perlu dirurnuskan dalam bentuk

indikator-indikator untuk mengukur tingkat pencapaiannya. Indikator-indikator-indikator kompetensi itu berisi

indikator yang bersifat esensial atau indikator inti dari masing-masing unsur kompetensi.

Indikator dalam perwujudan kompetensi ini berguna untuk mengembangkan alat penilaian dalam

rangka mengukur tingkat pencapaian kompetensi. Unsur yang tidak dapat ditampilkan secara

eksplisit, diharapkan dapat mmemberikan dampak positif terhadap penciptaan lingkungan belajar

yang kondusif, yang selanjutnya akan berdampak pula terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Proses Pengembangan

28. Untuk mengembangkan standar kompetensi guru pemula program studi pendidikan jasmani,

dilakukan pengkajian konsep dan pengkajian empirik. Berdasarkan kajian ini dirumuskan fungsi

dan tugas lulusan program studi pendidikan jasmani yang divalidasi oleh akademisi, praktisi,

pengambil kebijakan dan pengguna. Dari fungsi dan tugas lulusan ini kemudian dikembangkan

standar kompetensi guru pemula, kompetensi dan indikator. Untuk mengukur pencapaian

indikator standar kompetensi, maka diperlukan pengalaman belajar dan penilaian. Kerangka

berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:


(10)

(11)

BAGIAN III

STANDAR KOMPETENSI GURU PEMULA LULUSAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI JENJANG STRATA SATU

(SKGP PENJAS S1)

Lingkup Kompetensi Lulusan

29. Standar kompetensi guru pemula program studi pendidikan jasmani dapat dikelompokkan ke

dalam 4 (empat) bidang, yaitu:

a. Penguasaan Bidang Studi

Pemahaman karakteristik dan substansi ilmu sumber bahan ajaran, pemahaman disiplin

ilmu yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang

bersangkutan untuk memverifikasikan dan memantapkan pemahaman konsep yang

dipelajari, dan penyesuaian substansi ilmu yang bersangkutan dengan tuntutan dan ruang

gerak kurikuler, serta pemahaman tata kerja dan cara pengamanan kegiatan praktik

b. Pemahaman tentang Peserta Didik

Pemahaman berbagai ciri peserta didik, pemahaman tahap-tahap perkembangan peserta

didik dalam berbagai aspek dan penerapannya dalam optimalisasi perkembangan dan

pembelajaran peserta didik

c. Penguasaan Pembelajaran yang Mendidik

Pemahaman konsep dasar serta proses pendidikan dan pembelajaran, pemahaman konsep

dasar dan proses pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta penerapannya dalam

pelaksanaan dan pengembangan proses pembelajaran yang mendidik.

d. Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan

Pengembangan intuisi keagamaan dan kebangsaan yang religius dan berkepribadian,

pemilikan sikap dan kemampuan mengaktualisasi diri, serta pemilikan sikap dan

kemampuan mengembangkan profesionalisme kependidikan

Keempat bidang tersebut mencerminkan empat standar kompetensi guru pemula yang masih

bersifat umum dan perlu dikemas ke dalam kurikulum, dengan menempatkan manusia sebagai

makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang beriman dan bertakwa, dan sebagai warganegara

Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.

Standar Kompetensi

30. Butir-butir kompetensi merupakan penjabaran dari standar kompetensi yang masih bersifat

umum.

Standar I :

Penguasaan Sidang Studi

1. Mampu memperagakan berbagai aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga

2. Mampu mengidentifikasi dan menginterpretasi prinsip anatomis, fisiologis dan

mekanika gerakan

3. Menguasai konsep pedagogi dan psikologi pendidikan untuk mendukung

pendidikan jasmani


(12)

4. Mengenal hubungan antara pendidikan dan pendidikan jasmani dengan

masalah-masalah sosial dan kehidupan sehari-hari

5. Menguasai cara mengembangkan kurikulum pendidikan jasmani

6. Menguasai prosedur layanan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) dan

pencegahan dan perawatan cedera (PPC)

7. Mampu mengartikulasikan sejarah dan filsafat pendidikan jasmani

8. Menguasai prinsip-prinsip manajemen dan administrasi pendidikan jasmani

Standar II : Pemahaman Tentang Peserta Didik

1. Mengenal karakteristik psikis maupun fisik peserta didik

2. Mampu mengidentifikasi kelainan fisik dan mental peserta didik

3. Menguasai berbagai prinsip perkembangan psikis maupun fisik peserta didik,

termasuk perkembangan gerak tubuh

4. Mengenal lingkungan peserta didik

Standar III: Penguasaan Pembelajaran yang Mendidik

1. Menguasai berbagai metode yang diperlukan untuk mengajar pendidikan jasmani

dan meiatih olahraga

2. Menguasai cara menyiapkan rencana pelajaran pendidikan jasmani

3. Mampu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran gerak dalam pendidikan jasmani

4. Mampu melakukan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani

5. Mampu memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran pendidikan

jasmani

6. Mampu melakukan penelitian dan mengaplikasikan hasiihasil penelitian di bidang

pendidikan jasmani untuk meningkatkan mutu pembelajaran

Standar IV: Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan

1. Mampu berkomunikasi dengan lisan dan tulisan secara jelas dan cerdas dalam

memberikan layanan pendidikan

2. Mengenal prinsip dasar disiplin akademik yang diperlukan untuk memfalisitasi terjadinya

interaksi dengan teman sejawat dan anggota masyarakat terdidik

3. Memiliki apresiasi terhadap pustaka dan seni dalam rangka pengembangan wawasan dan

kecintaan terhadap alam dan lingkungan

4. Memiliki minat bergabung ke dalam organisasi profesi dan berkontribusi dalam

peningkatan kualitas profesi keguruan di bidang pendidikan jasmani

5. Mampu berbuat sebagai orang yang mempunyai kompetensi sosial, aktif, dan

berkontribusi bagi anggota masyarakat

6. Mampu memahami diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat belajar memahami dan

memberikan apresiasi terhadap orang lain


(13)

8. Memiliki keyakinan yang kuat dan dedikasi terhadap profesi keguruan di bidang

pendidikan jasmani

9. Mengenal aspirasi dan peluang yang dimiliki guru pendidikan jasmani

10. Mampu memberdayakan masyarakat untuk kepentingan pendidikan jasmani

Indikator

31. Secara substansial kompetensi pada butir 30 tersebut diuraikan menjadi indikator yang

berfungsi untuk memperjelas butir-butir kompetensi yang dapat dirujuk untuk mengembangkan

instrumen uji kompetensi

32. Selain itu, indikator juga dapat dijadikan:

a. Pedoman bagi program studi pendidikan

jasmani dalam merencanakan dan mengembangkan program

untuk penyiapan tenaga guru

b. Pedoman bagi calon guru untuk melakukan evaluasi di

ri dalam rangka mengidentifikasikan

kemampuannya untuk mengembangkan pembinaan, pembelajaran, pelatihan dan asesmen

proses dan hasil belajar peserta didik secara professional

c. Pedoman bagi para instruktur dalam mengembangkan program pendidikan dalam jabatan

d. Pedoman bagi para ahli pengukuran pendidikan jasmani dan para dosen program studi

pendidikan jasmani untuk mengkonseptualisasi asesmen peserta didik secara lebih luas

33. Rumpun kompetensi, butir-butir kompetensi dan indikator merupakan satu kesatuan yang

disebut Standar Kompetensi Guru Pemula Pendidikan Jasmani Strata 1 (SKGP Penjas S1).

Dengan SKGP Penjas S1 ini dapat diharapkan agar lulusan program studi pendidikan jasmani

memiliki kompetensi yang berkelayakan dalam melakukan pendidikan, pembelajaran,

pembimbingan, dan pelatihan kepada peserta didik di sekolah

34. Di bawah ini disajikan matriks Standar Kompetensi Guru Pemula lulusan Program Studi

Pendidikan Jasmani Strata 1. Indikator tersebut dalam matriks berikut ini merupakan contoh

indikator setiap butir kompetensi, dalam arti dapat ditambah atau disesuaikan bila diperlukan

MATRIKS 2 : STANDAR KOMPETENSI DAN INDIKATOR GURU PEMULA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI STRATA 1

|STANDAR |KOMPETENSI |INDIKATOR | |Standar I |Mampu memperagakan |Mampu melakukan aktivitas | |Penguasaan Bidang |berbagai aktivitas |pengembangan fisik (physical| |Studi |pendidikan jasmani dan |conditioning) | | |olahraga |Mampu melakukan gerak | | | |olahraga permainan | | | |Mampu melakukan aktivitas | | | |gerak atletik | | | |Mampu melakukan aktivitas | | | |gerak ritmik | | | |Mampu melakukan aktivitas | | | |gerak ritmik | | | |Mampu melakukan aktivitas | | | |gerak akuatik | | | |Mampu melakukan aktivitas | | | |beladiri | | | |Mampu melakukan aktivitas |


(14)

| | |pendidikan luar kelas | | |Mampu mengidentifikasi |Mengenal struktur anatomi | | |dan menginterpretasi |dan organ tubuh | | |prinsip anatomis, |Menguasai konsep dasar | | |fisiologis, dan mekanika|fisiologi dan biomekanika | | |gerak |Menguasai hubungan antar | | | |konsep anatomi, fisiologi, | | | |dan biomekanika dalam | | | |pelaksanaan pendidikan | | | |jasmani | | | |Mengenal teknologi pengujian| | | |fisiologis dan biomekanika | | |Menguasai konsep |Mengenal prinsip-prinsip | | |pedagogi dan psikologi |pedagogi dan psikologi | | |pendidikan untuk |pendidikan | | |mendukung pendidikan |Menguasai konsep dasar | | |jasmani |pedagogi dan psikologi | | | |pendidikan | | | |Menguasai penerapan konsep | | | |pedagogi dan psikologi | | | |pendidikan dalam pendidikan | | | |jasmani | | |Mengenal hubungan antara|Mengenal peranan pendidikan | | |pendidikan jasmani |jasmani dan olahraga bagi | | |dengan masalah-masalah |pengembangan kehidupan | | |sosial dan kehidupan |masyarakat dan lingkungannya| | |sehari-hari | | | | |Mampu mengembangkan dan | | | |mengaitkan nilai-nilai | | | |pendidikan jasmani dalam | | | |mencegah dan menanggulangi | | | |permasalahan anak-anak, | | | |remaja, dan pemuda | | |Menguasai cara |Menguasai keluasan dan | | |mengembangkan kurikulum |kedalaman materi kurikulum | | |pendidikan jasmani |pendidikan jasmani yang | | | |diajarkan | | | |Menguasai urutan-urutan | | | |penyampaian materi kurikulum| | | |pendidikan jasmani yang | | | |berlaku atau yang akan | | | |diajarkan | | | |Mampu mengembangkan dan | | | |mengaitkan materi kurikulum | | | |pendidikan jasmani yang | | | |berlaku dengan muatan local | | | |Mampu memilih materi | | | |pendidikan jasmani sesuai | | | |dengan kurikulum dan alokasi| | | |waktu yang tersedia | | |Menguasai prosedur |Mampu melaksanakan | | |layanan pertolongan |pertolongan pertama pada | | |pertama pada kecelakaan |kecelakaan (PPPK) dalam | | |(PPPK) dan pencegahan |pendidikan jasmani | | |dan perawatan cedera |Mampu melaksanakan | | |(PPC) |pencegahan dan perawatan |


(15)

| | |cedera (PPC) dalam | | | |pendidikan jasmani | | | |Mampu menata, mengatur, | | | |menyimpan/meletakkan | | | |alat-alat PPPK dan PPC. | | |Mampu mengartikulasikan |Mengenal sejarah pendidikan | | |sejarah dan filsafat |jasmani nasional dan | | |pendidikan jasmani |internasional | | | |Mengenal nilai-nilai hakiki | | | |yang terkandung dalam | | | |pendidikan jasmani | | | |Mampu mengimplementasikan | | | |pendidikan jasmani untuk | | | |menanamkan nilai-nilai pada | | | |peserta didik | | |Menguasai |Mampu mengidentifikasikan | | |prinsip-prinsip |dan mengelola sarana dan | | |manajemen dan |prasarana pendidikan jasmani| | |administrasi pendidikan | | | |jasmani |Mampu mengelola | | | |program-program pendidikan | | | |jasmani baik intra maupun | | | |ekstrakurikuler | |Standar II: |Mengenal karakteristik |Mengenal fase pertumbuhan | |Pemahaman tentang |psikis maupun fisik |dan perkembangan fisik dan | |peserta didik |peserta didik |gerak tubuh | | | |Mengenal aspek-aspek | | | |psikologis peserta didik: | | | |minat, bakat, potensi, | | | |sifat, dan kepribadian | | |Mampu mengidentifikasi |mampu mengidentidikasi | | |kelainan fisik dan |kelainan fisik dan mental | | |mental peserta didik |peserta didik | | |Menguasai berbagai |Mengetahui karakteristik | | |prinsip perkembangan |perkembangan psikologis | | |psikis maupun fisik |peserta didik | | |peserta didik termasuk |Mengetahui karakteristik | | |perkembangan gerak tubuh|pertumbuhan fisik peserta | | | |didik | | | |Mengetahui karakteristik | | | |perkembangan gerak tubuh | | | |peserta didik | | |Mengenal lingkungan |Mengenal faktor-faktor | | |peserta didik |lingkungan yang mempengaruhi| | | |peserta didik | | | |Mengetahui cara-cara | | | |pemanfaatan faktor-faktor | | | |lingkungan untuk memacu | | | |perkembangan peserta didik | |Standar III: |Menguasai berbagai |Mampu mengenal, memilih, | |Penguasaan |metode yang diperlukan |mengembangkan, dan | |pembelajaran yang |untuk mengajar |menerapkan berbagai | |mendidik |pendidikan jasmani dan |pendekatan, metode, sarana, | | |melatih olahraga |dan media dalam pembelajaran| | | |pendidikan jasmani | | | |Mempu mengenal, memilih, dan|


(16)

| | |menerapkan berbagai | | | |pendekatan, metode, sarana, | | | |dan media dalam pembelajaran| | | |pendidikan jasmani adaptif | | | |Mampu menerapkan | | | |prinsip-prinsip dasar | | | |melatih olahraga | | |Menguasai cara |Merencanakan/merancang | | |menyiapkan rencana |pembelajaran yang | | |pelajaran pendidikan |mempertimbangkan | | |jasmani |karakteristik peserta didik | | | |untuk kompetensi yang ingin | | | |dicapai | | | |Mampu membuat acara satuan | | | |pelajaran dalam pembelajaran| | | |pendidikan jasmani sesuai | | | |dengan kurikulum yang | | | |berlaku | | | |Mampu menyiapkan materi dan | | | |peralatan yang dibutuhkan | | | |dalam pembelajaran | | | |pendidikan jasmani | | |Mampu menerapkan |Mampu menerapkan model | | |prinsip-prinsip |pembelajaran yang | | |pembelajaran gerak dalam|berorientasi kebutuhan siswa| | |pendidikan jasmani | | | | |Mampu menciptakan suasana | | | |belajar yang kondusif | | |Mampu melakukan evaluasi|Memahami makna dan fungsi | | |pembelajaran pendidikan |evaluasi | | |jasmani |Memahami prosedur | | | |pengembangan alat evaluasi | | | |proses dan hasil belajar | | | |Memahami cara | | | |mengolah/menganalisis data | | | |hasil evaluasi | | |Mampu memanfaatkan hasil|Mampu menginterpretasikan | | |evaluasi untuk perbaikan|hasil evaluasi dalam | | |pembelajaran pendidikan |hubungannya dengan proses | | |jasmani |pembelajaran pendidikan | | | |jasmani | | | |Mampu merencanakan perbaikan| | | |dan melaksanakan perbaikan | | | |proses pembelajaran | | | |berdasarkan hasil evaluasi | | |Mampu melakukan |Menguasai metode, teknik dan| | |penelitian dan |cara-cara penelitian | | |mengaplikasikan |pendidikan jasmani | | |hasil-hasil penelitian |Mampu membuat rencana dan | | |di bidang pendidikan |melaksanakan penelitian | | |jasmani untuk |Mampu menyusun laporan | | |meningkatkan mutu |penelitian | | |pembelajaran |Mampu memanfaatkan hasil | | | |penelitian untuk memperbaiki| | | |dan meningkatkan kualitas | | | |pendidikan jasmani |


(17)

|Standar IV: |Mampu berkomunikasi |Mampu menyampaikan dan | |Pengembangan |dengan lisan dan tulisan|menerima pesan/pemikiran | |Kepribadian dan |secara jelas dan cerdas |secara jelas dan sistematis | |Keprofesi-onalan |dalam memberikan layanan|dalam bentuk lisan, tulisan,| | |pendidikan |maupun isyarat | | |Mengenal prinsip dasar |Mengenal prinsip dasar | | |disiplin akademik yang |keilmuan dan dasar-dasar | | |diperlukan untuk |berpikir ilmiah | | |memfasilitasi terjadinya|Mampu menyampaikan gagasan | | |interaksi dengan teman |dan berdiskusi dalam forum | | |sejawat dan anggota |ilmiah | | |masyarakat terdidik | | | |Memiliki apresiasi |Mampu mencari informasi dari| | |terhadap pustaka dan |berbagai sumber: cetak, | | |seni dalam rangka |elektronik untuk memperkaya | | |pengembangan wawasan dan|pengetahuan | | |kecintaan terhadap alam |Mampu mengapresiasi karya | | |dan lingkungan |seni yang relevan dengan | | | |pendidikan jasmani | | |Memiliki minat bergabung|Bergabung ke dalam | | |ke dalam organisasi |organisasi profesi | | |profesi dan kontribusi |pendidikan jasmani | | |dalam peningkatan |Mengikuti kegiatan profesi | | |kualitas profesi |pendidikan jasmani | | |keguruan di bidang | | | |pendidikan jasmani | | | |Mampu berbuat sebagai |Mampu menggerakkan | | |orang yang mempunyai |masyarakat untuk | | |kompetensi sosial, aktif|berpartisipasi dalam | | |dan berkontribusai bagi |kegiatan olahraga | | |anggota masyarakat |Mampu mengorganisir | | | |menyelenggarakan | | | |pertandingan/perlombaan | | | |olahraga | | |Mampu menmahami diri |Mampu mengadakan hubungan | | |sendiri dan orang lain, |dengan orang lain dilandasi | | |sehingga dapat belajar |saling menghargai dan | | |memahami dan memberikan |menghormati | | |apresiasi terhadap orang|Mampu merencanakan dan | | |lain |mengadakan komunikasi dengan| | | |guru dan kepala sekolah | | | |dalam rangka meningkatkan | | | |mutu pendidikan di sekolah | | | |Mampu bekerjasama dengan | | | |komite sekolah dan | | | |memberikan gagasan yang | | | |dapat meningkatkan kualitas | | | |pendidikan di sekolah | | |Mampu mengembangkan |Mampu mematuhi kode etik | | |sistem nilai dan kode |profesi pendidikan jasmani | | |etik guru |Mampu menampilkan kematangan| | | |emosional dalam bersikap dan| | | |bertindak sesuai dengan | | | |nilai dan norma yang berlaku| | | |dalam lingkungan kerjanya | | | |Mampu memberikan keteladanan|


(18)

| | |yang baik bagi peserta didik| | | |dan teman sejawat | | |Memiliki keyakinan yang |Mampu menjunjung tinggi | | |kuat dan dedikasi |harkat dan martabat | | |terhadap profesi |profesinya sebagai guru | | |keguruan di bidang |pendidikan jasmani | | |pendidikan jasmani |Mampu mengenali | | | |lembaga-lembaga pemerintahan| | | |dan kemasyarakatan yang | | | |terkait dengan profesi guru | | | |pendidikan jasmani dan | | | |olahraga | | | |Mampu bertindak sesuai | | | |peraturan dan | | | |perundang-undangan yang | | | |berlaku dalam pembinaan | | | |pendidikan jasmani | | |Mengenal aspirasi dan |Memiliki pengetahuan tentang| | |peluang yang dimiliki |ruang lingkup dan prospek | | |guru pendidikan jasmani |pengembangan layanan | | | |pendidikan jasmani dan | | | |olahraga | | |Mampu memberdayakan |Mampu mengenali dan | | |masyarakat untuk |menggerakkan potensi | | |kepentingan pendidikan |masyarakat untuk | | |jasmani |meningkatkan pendidikan | | | |jasmani dan olahraga |

35. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi yang dapat dicapai melalui pembelajaran

dan evaluasi proses dan hasil belajar siswa.

BAGIAN IV

IMPLIKASI TERHADAP PElNBELAJARAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA

KEPENDIDIKAN (LPTK)

Kurikulum

36. Dalam pengembangan kurikulum, SKGP PENJAS S1 menuntut diterapkannya pendekatan

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Dengan pendekatan tersebut mata kuliah

dikembangkan atas dasar jenis dan muatan pengalaman belajar yang diperlukan dalam

pembentukan suatu kompetensi yang secara programatik dirancang untuk membangun profil utuh

kompetensi lulusan. Oleh karena itu beban sks mata kuliah ditentukan berdasarkan tuntutan

pencapaian kompetensi yang secara programatik proporsional sesuai dengan "ruang kurikulum"

(curriculum space) yang tersedia.

37. Kurikulum berbasis kompetens

i menuntut pelaksanaan kurikulum yang memobilisasikan seluruh

dimensi proses pembelajaran untuk menghasilkan pembentukan kompetensi dalam diri peserta

didik calon guru pendidikan jasmani.

38. Pembelajaran yang perlu dikembangkan dalam rangka pembentukan kompetensi adalah variasi pendekatan dan jenis interaksi yang memungkinkan para peserta didik mampu membangun pengetahuan, sikap, fisik, dan keterampilan melalui berbagai proses transformasi pengalaman. Proses tersebut dirancang dalam skenario


(19)

pembelajaran yang mendidik, mencerdaskan, membudayakan, dan memberdayakan peserta didik. Oleh

karena itu

pengembangkan kurikulum LPTK Keolahragaan perlu berorientasi pada peserta didik.

39. SKGP PENJAS S1 juga berimp

likasi terhadap pemilihan materi perkuliahan. Konsep atau bahan

kajian yang esensial dan strategis perlu dipilih sesuai dengan waktu dan ruang kurikulum untuk

mendukung pencapaian kompetensi atau indikator kompetensi. Dengan perkataan lain jumlah

mata kuliah dan bahan kajian dipilih sedemikian rupa sehingga dapat dikelola dalam pembelajaran

untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang direncanakan. Keluasan dan kedalaman

materi juga perlu diperhatikan agar lulusan memiliki keyakinan diri dan kemantapan dalam

mendidik, mengajar, membina dan melatih peserta didiknya di kemudian hari.

Pelaksanaan Pembelajaran

40. Pembelajaran sebagai proses pengembangan kompetensi diwujudkan dalam berbagai model

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang mendidik, dan memberi ruang

bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dan kreativitasnya. Aktivitas pembelajaran

mencerminkan kualitas pembekalan pencapaian kompetensi mahasiswa calon guru pendidikan

jasmani. Beberapa kondisi pembelajaran yang dapat mendukung pencapaian kompetensi antara

lain: (1) memberikan bobot perkuliahan yang berimbang antara teori dan praktik, (2)

memperkenalkan dinamika kehidupan peserta didik di sekolah dan budaya sekolah seawal

mungkin. (3) mengenalkan pengelolaan kelembagaan, khususnya sekolah dalam jenjang

pendidikan dasar dan menengah, (4) memanfaatkan hasilhasil penelitian dan kajian konseptual

untuk peningkatan kualitas pembelajaran, (5) mengembangkan proses pembelajaran berbasis

aktivitas peserta didik, (6) merumuskan indikator secara jelas pencapaian kompetensi selama

satuan waktu perkuliahan.

41. Pencapaian standar kompetensi guru pemula lulusan program studi pendidikan jasmani S1

bersifat bertahap dan berkelanjutan sejak peserta didik masuk (awal studi) sampai dengan akhir

studi. Proses pencapaian kompetensi melekat dalam proses dan hasil belajar tiap - tiap mata

kuliah, dan kegiatan perkuliahan lainnya.

42. Selain pembelajaran perlu direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan yang dibutuhkan

calon guru pendidikan jasmani, SKGP PENJAS S1 juga berimplikasi pada penyediaan sarana dan

prasarana pembelajaran, termasuk media dan sumber belajar yang memungkinkan peserta didik

memperoleh pengalaman belajar secara konkrit, luas dan mendalam.

Evaluasi Pembelajaran

43. Untuk mengevaluasi keseluruhan pembentukan kompetensi diperlukan pendekatan dan

metode evaluasi yang sistematik dan sistemik guna mengukur penguasaan kompetensi guru

pendidikan jasmani yang dipersyaratkan.

44. Penilaian proses dan hasil belajar peserta didi

k secara formatif dan diagnostik diperlukan untuk

menyediakan pengalaman belajar secara mandiri dan kelompok, sehingga setiap peserta didik

dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan diri dan belajar sepanjang hayat.

45. Perencanaan

dan pengembangan instrumen untuk melakukan penilaian terhadap proses dan hasil

belajar peserta didik perlu mengarah pada ketercapaian indikator uraian kompetensi yang telah

ditetapkan.

Sarana dan Prasarana


(20)

efisiensi dan efektivitas pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Dalam rangka peningkatan daya

saing bangsa diperlukan pemanfaatan dan pengembangan sarana pembelajaran berbasis jaringan.

Di samping itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran juga diperlukan sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang lengkap, berkualitas, memenuhi standar minimal dan up to date. Oleh

sebab itu, kernampuan dan kebebasan atau keleluasaan sivitas akademika LPTK, khususnya

pendidikan jasmani dalam mengakses informasi dan memperoleh sarana prasarana yang

dibutuhkan perlu difasilitasi secara terprogram.

Organisasi dan Manajemen

47. Untuk mendukung keseluruhan upaya menghasilkan guru yang menguasai kompetensi

sebagaimana dituntut dalam SKGP PENJAS S1 diperlukan organisasi dan rnanajemen,

pendidikan guru yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi pembentukan kompetensi guru

pendidikan jasmani secara utuh. Organisasi yang perlu dikembangkan adalah organisasi yang

dapat mendukung kebebasan akademik, menghargai inovasi dalam bidang pembelajaran dan

evaluasi, memberi ruang gerak bagi dosen untuk mengembangkan kreativitas guna berbagi

pengetahuan dalam berbagai bidang, memperhatikan dan memfasilitasi jenjang karier dosen,

mendorong tindakan yang bersifat proakfif, efektif dan efisien, dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas.

48. Unsur manajemen yang perlu mendapat perhatian adalah: (1) rekrutmen dan penugasan dosen

pembina dan pengasuh mata kuliah; (2) rekrutmen dan penugasan tenaga kependidikan lain yang

menunjang pelaksanaan pendidikan, seperti laboran, pustakawan, guru pamong, dan sumber daya

manusia yang profesional dalam bidang pendidikan jasmani; (3) sarana dan prasarana yang

memfasilitasi pembentukan kompetensi guru pendidikan jasmani seperti perpustakaan,

laboratorium

micro

teaching

dan sekolah latihan; dan (4) sistem penjaminan kualitas, yang antara

lain menyangkut prosedur layanan baku dalam pengembangan bahan ajar, pembelajaran,

pengujian, praktek pengalaman lapangan, dan uji kompetensi dalam rangka sertifikasi.

Kendali Mutu

49. SKGP PENJAS S1 merupakan acuan utama kendali mutu lulusan program studi yang

diupayakan agar semua lulusan Program Studi Pendidikan Jasmani yang akan mengajar di sekolah

memiliki kesamaan atau kesetaraan dalam kemampuan melakukan pendidikan, pengajaran,

pembimbingan dan pelatihan peserta didiknya. Penjaminan mutu perlu dilakukan dalam rangka

pemenuhan standar mutu keseluruhan dimensi pengelolaan pendidikan dalam LPTK secara

konsisten dan berkelanjutan. Dengan demikian

"stakeholders"

memperoleh kepuasan. Penjaminan

mutu perlu dilakukan mulai dari peningkatan mutu masukan, pembelajaran yang variatif sampai

dengan evaluasi proses dan hasil belajar.

KerjasamalKemitraan

50. Pembentukan kompetensi guru pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang

memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak terkait di luar Program Studi Pendidikan Jasmani,

seperti sekolah latihan, pemerintah daerah, dalam hal ini dinas pendidikan setempat, asosiasi

profesi kependidikan dan asosiasi keolahragaan. Untuk itu diperlukan jaringan kemitraan antara

LPTK dengan semua unsur tersebut. Kemitraan program studi pendidikan jasmani dengan sekolah

yang berazaskan "keuntungan akademik" yang timbal balik sangat diperlukan untuk

meningkatkan mutu pendidikan di kedua belah pihak. Sekolah latihan juga diperlukan sebagai

wahana sosio-pedagogis yang memungkinkan para peserta didik calon guru mendapatkan

pengalaman langsung

(hands-on experiences

) dalam pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan


(21)

sekolah dan kehidupan sosialkultural-pedagogis di sekolah. Dalam konteks itulah diperlukan

jaringan kemitraan program studi pendidikan jasmani dengan Dinas Pendidikan tingkat propinsi

dan kabupaten kota dalam menentukan sekolah mitra. Selain itu jaringan kemitraan perlu juga

dibangun antara program studi pendidikan jasmani dengan lembaga-lembaga yang dapat

menunjang proses pembentukan kompetensi lulusan program studi pendidikan jasmani dan

lembaga pembinaan kualifikasi guru secara berkesinambungan antara lain dengan asosiasi profesi

kependidikan, kelompok kerja guru yang ada di lapangan seperti Musyawarah Guru Mata

Pelajaran Pendidikan Jasmani (MGMP Penjas) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)

setempat.


(22)

CONTOH HUBUNGAN STANDAR KOMPETENSI DENGAN PENGALAMAN

BEl.AJAR DAN ASESMEN

|STANDAR |KOMPETENSI |INDIKATOR |PENGALAMAN |ASESMEN | | | | |BELAJAR | | |Standar I: |Mampu |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | |Penguasaan |memperagakan |aktivitas |kuliah dan |Tes fisik | |Bidang Studi |berbagai |pengembangan fisik|latihan |Tes | | |aktivitas |(physical |pengembangan |keterampilan | | |pendidikan |conditioning) |kemampuan | | | |jasmani dan | |fisik | | | |olahraga | | | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |gerak olahraga |kuliah dan |Tes fisik | | | |permainan |latihan cabang|Tes | | | | |olahraga |keterampilan | | | | |permainan: | | | | | |sepakbola, | | | | | |bolavoli, bola| | | | | |basket, dan | | | | | |permainan bola| | | | | |kecil | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |atletik |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |atletik | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |senam |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |senam | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |ritmik |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |ritmik | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |akuatik |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |akuatik | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis, | | | |aktivitas beladiri|kuliah dan |pengamatan, | | | | |latihan |dan tugas | | | | |aktivitas | | | | | |beladiri | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis, | | | |aktivitas |kuliah dan |pengamatan, | | | |pendidikan luar |latihan |dan tugas | | | |kelas |aktivitas | | | | | |pendidikan | | | | | |luar kelas | | | |Mampu |Mengenal struktur |Mengikuti |Tes tulis, | | |mengidentifika|anatomi dan organ |kuliah dan |pengamatan, | | |si dan |tubuh |praktikum |dan tugas |


(23)

| |menginterpreta| |anatomi dan | | | |si prinsip | |organ tubuh | | | |anatomis, | | | | | |fisiologis, | | | | | |dan mekanika | | | | | |gerakan | | | | | | |Menguasai konsep |Mengikuti |Tes tulis, | | | |dasar fisiologi |kuliah dan |pengamatan, | | | |dan biomekanika |praktikum |dan tugas | | | | |fisiologi dan | | | | | |biomekanika | | | | |Menguasai hubungan|Melakukan |Tes tulis, | | | |antar konsep |analisis gerak|pengamatan, | | | |anatomi, |dalam |dan tugas | | | |fisiologi, dan |pendidikan | | | | |biomekanika dalam |jasmani | | | | |pelaksanaan |berdasarkan | | | | |pendidikan jasmani|konsep | | | | | |anatomi, | | | | | |fisiologis, | | | | | |dan biomekanik| | | | |Mengenal teknologi|Penguasaan |Tes tulis, | | | |pengujian |instrumen |pengamatan, | | | |fisiologis dan |untuk |dan tugas | | | |biomekanika |melakukan | | | | | |pengujian | | | | | |kerja fisik | | | | | |dalam | | | | | |pendidikan | | | | | |jasmani | | | | | |berdasarkan | | | | | |prinsip | | | | | |anatomi, | | | | | |fisiologis, | | | | | |dan | | | | | |biomekanika | | | |Dan seterusnya|Dan seterusnya |Dan seterusnya|Dan | | | | | |seterusnya | |Standar II: |Mengenal |Mengenal fase |Mengikuti |Tes tulis, | |Pemahaman |karakteristik |pertumbuhan dan |kuliah |pengamatan, | |tentang |psikis maupun |perkembangan fisik|pertumbuhan |dan tugas | |peserta didik|fisik peserta |dan gerak tubuh |dan | | | |didik | |perkembangan | | | | | |gerak | | | | |Mengenal |Mengikuti |Tes tulis, | | | |aspek-aspek |kuliah |pengamatan, | | | |psikologis peserta|psikologi |dan tugas | | | |didik: Minat, |perkembangan | | | | |bakat, potensi, | | | | | |sifat, dan | | | | | |kepribadian | | | | |Mampu |Mampu |Mengikuti |Tes tulis, | | |mengidentifika|mengidentifikasika|kuliah tes, |pengamatan, | | |sikan kelainan|n kelainan fisik |pengukuran dan|dan tugas | | |fisik dan |dan mental peserta|evaluasi | | | |mental peserta|didik |kondisi fisik | |


(24)

| |didik | |dan mental | | | |Dan Seterusnya|Dan Seterusnya |Dan Seterusnya|Dan | | | | | |Seterusnya | |Standar III: |Menguasai |Mampu mengenal, |Mengikuti |Tes tulis | |Penguasaan |berbagai |memilih, dan |kuliah metodik|Tes praktik | |Pembelajaran |metode yang |menerapkan |didaktik | | |yang mendidik|diperlukan |berbagai |pendidikan | | | |untuk mengajar|pendekatan, |jasmani | | | |pendidikan |metode, dan media | | | | |jasmani dan |dalam pembelajaran| | | | |melatih |pendidikan jasmani| | | | |olahraga | | | | | | | |Melakukan |Tes praktik | | | | |kegiatan | | | | | |praktik | | | | | |pengalaman | | | | | |mengajar | | | | |Mampu mengenal, |Mengikuti |Tes tulis | | | |memilih, dan |kuliah metodik|Tes praktik | | | |menerapkan |didaktik | | | | |berbagai |pendidikan | | | | |pendekatan, |jasmani | | | | |metode, dan media |adaptif | | | | |dalam pembelajaran| | | | | |pendidikan jasmani| | | | | |adaptif | | | | | | |Melakukan |Tes praktik | | | | |kegiatan | | | | | |praktik | | | | | |pengalaman | | | | | |mengajar | | | | | |pendidikan | | | | | |jasmani | | | | | |adaptif | | | | |Mampu menerapkan |Mengikuti |Tes tulis | | | |prinsip-prinsip |kuliah |Tes | | | |dasar melatih |prinsip-prinsi|keterampilan | | | |olahraga |p dasar | | | | | |melatih | | | | | |olahraga | | | |Menguasai cara|Merencanakan/meran|Mengikuti |Tes tulis | | |menyiapkan |cang pembelajaran |kulilah |Tes | | |rencana |yang |perencanaan |keterampilan | | |oembelajaran |mempertimbangkan |pembelajaran | | | |pendidikan |karakteristik |pendidikan | | | |jasmani |peserta didik |jasmani | | | | |untuk kompetensi | | | | | |yang ingin di | | | | | |capai | | | | | |Mampu membuat |Mengikuti |Tes tulis | | | |acara satuan |kulilah |Tes | | | |pelajaran dalam |perencanaan |keterampilan | | | |pembelajaran |pembelajaran | | | | |pendidikan jasmani|pendidikan | | | | | |jasmani | | | | |Mampu menyiapkan |Mengikuti |Tes tulis |


(25)

| | |materi dan |kuliah tentang|Tes | | | |peralatan yang |fasilitas dan |keterampilan | | | |dibutuhkan dalam |media | | | | |pembelajaran |pembelajaran | | | | |pendidikan jasmani|pendidikan | | | | | |jasmani | | | |Dan seterusnya|Dan seterusnya |Dan seterusnya|Dan | | | | | |seterusnya | |Standar IV: |Mampu |Mampu menyampaikan|Mengikuti |Tes tulis | |Pengembangan |berkomunikasi |dan menerima |kuliah bahasa |Tes | |Kepribadian |dengan lisan |pesan/pemikiran |Indonesia, |keterampilan | |dan |dan tulisan |secara jelas dan |bahasa asing | | |Keprofesional|secara jelas |sistematis dalam | | | |an |dan cerdas |bentuk lisan, | | | | |dalam |tulisan maupun | | | | |memberikan |isyarat | | | | |layanan | | | | | |pendidikan | | | | | | | |Mengikuti |Tes tulis | | | | |kuliah ilmu | | | | | |komunikasi | | | | | |Berlatih |Tes tulis | | | | |menulis dan |Tes | | | | |berbicara |keterampilan | | | | |(berpidato) | | | | | |dengan | | | | | |menggunakan | | | | | |prinsip | | | | | |retorika | | | |Mengenal |Mengenal prinsip |Mengikuti |Tes tulis | | |prinsip dasar |dasar keilmuan dan|kuliah | | | |disiplin |dasar-dasar |filsafat ilmu | | | |akademik yang |berfikir ilmiah | | | | |diperlukan | | | | | |untuk | | | | | |memfasilitasi | | | | | |terjadinya | | | | | |interaksi | | | | | |dengan teman | | | | | |sejawat dan | | | | | |anggota | | | | | |masyarakat | | | | | |terdidik | | | | | | |Mampu menyampaikan|Menjadi |Tes tulis | | | |gagasan dan |pemakalah dan |Portofolio | | | |berdiskusi dalam |berpartisipasi| | | | |forum ilmiah |dalam | | | | | |forum-forum | | | | | |ilmiah | | | |Dan seterusnya|Dan seterusnya |Dan seterusnya|Dan | | | | | |seterusnya |

PENJELASAN ISTILAH

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN


(26)

Penerapan nilai-nilai demokrasi dafam aktivitas pendidikan.

GURU PEMULA

Guru yang memulai kariernya setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang yang dipersyaratkan.

INDIKATOR (KOMPETENSI GURU)

Perwujudan kompetensi yang ditampilkan oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai petunjuk bahwa guru tersebut telah memiliki kompetensi yang bersangkutan.

KENDALI MUTU

Tindakan memilah dan memisahkan hasil proses yang telah dan belum memenuhi persyaratan kualitas.

KINERJA (GURU)

Kualitas tampilan guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih, serta tugas pendukungn

ya sebagai pengembang dan pengelola pendidikan.

PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Pembelajaran yang setiap tahapannya mengacu pada asas-asas tertentu yang berla

ku dalam penyelenggaraan

pendidikan untuk dapat menghasilkan perubahan perilaku belajar pada peserta didik.

PENDIDIKAN GURU BERBASIS KOMPETENSI (PGBK)

Pendidikan guru yang dirancang, dikembangkan, dilaksanakan, dikelola, dan dievaluasi dengan

mengacu pada seperangkat kompetensi guru yang harus dicapai.

PENJAMINAN MUTU

Serangkaian upaya yang dirancang dan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya mutu proses dan hasil pendidikan yang ditetapkan.

PROFESIONAL

Kualitas kesiapan

diri dan sikap seseorang dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya daiam kaitan

dengan profesi yang dimilikinya.

RESOURCE SHARING

Penggunaan sumberdaya yang tersedia secara bersama-sama oleh lebih da

ri satu pihak atau lembaga untuk

meningkatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan atau program.

RUANG KURIKULUM

Lingkup beban sks dan alokasi waktu yang ditetapkan untuk suatu mata pelajaran, program studi dan jenjang pendidikan yang terdapat datam kurikulum.

SERTIFIKASI

Proses pemberian pengakuan kepada peserta didik atas kompetensi untuk melakukan pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu setelah lulus uji kompetensi.

STAKEHOLDERS

Pihak-pihak di luar program studi yang memiliki keterkaitan dan kepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan dan hasil dari pendidikan program studi tersebut.

STAN

DAR

Seperangkat kriteria yang ditetapkan sebagai penanda tercapainya kualitas kinerja yang dipersyaratkan.

TIM PENGEMBANG NASIONAL


(27)

SKGP PENJAS S1

Prof. Dr. Sugiyanto

Universitas Sebelas Maret

Dr. Setyo Nugroho

Universitas Negeri Yogyakarta

Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd

Universitas Negeri Semarang

Drs. Sumaryanto, M.Kes

Universitas Negeri Yogyakarta

Dr. Taufik Yudi Mulyanto, M.Pd

Universitas Negeri Jakarta

Dr. Sukirno

Universitas Sriwiiaya

Drs. Hari Setijono, M.Pd.

Universitas Negeri Surabaya

---LANDASAN KONSEPTUAL

1. Asumsi Dasar

2. Landasan Teori

3. Undang-Undang, Peraturan 4. Dll

LANDASAN EMPIRIK

1. Dunia Pendidikan

2. Kondisi Empirik/Lapangan

3. Pemakai Lulusan

4. Dll

FUNGSI DAN TUGAS GURU

• Mendidik, Mengajar, Membimbing, Melatih

• Mengelola

• Mengembangkan

STANDAR KOMPETENSI GURU PEMULA

• Kompetensi • Indikator


(1)

CONTOH HUBUNGAN STANDAR KOMPETENSI DENGAN PENGALAMAN

BEl.AJAR DAN ASESMEN

|STANDAR |KOMPETENSI |INDIKATOR |PENGALAMAN |ASESMEN | | | | |BELAJAR | | |Standar I: |Mampu |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | |Penguasaan |memperagakan |aktivitas |kuliah dan |Tes fisik | |Bidang Studi |berbagai |pengembangan fisik|latihan |Tes | | |aktivitas |(physical |pengembangan |keterampilan | | |pendidikan |conditioning) |kemampuan | | | |jasmani dan | |fisik | | | |olahraga | | | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |gerak olahraga |kuliah dan |Tes fisik | | | |permainan |latihan cabang|Tes | | | | |olahraga |keterampilan | | | | |permainan: | | | | | |sepakbola, | | | | | |bolavoli, bola| | | | | |basket, dan | | | | | |permainan bola| | | | | |kecil | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |atletik |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |atletik | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |senam |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |senam | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |ritmik |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |ritmik | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis | | | |aktivitas gerak |kuliah dan |Tes fisik | | | |akuatik |latihan |Tes | | | | |aktivitas |keterampilan | | | | |akuatik | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis, | | | |aktivitas beladiri|kuliah dan |pengamatan, | | | | |latihan |dan tugas | | | | |aktivitas | | | | | |beladiri | | | | |Mampu melakukan |Mengikuti |Tes tulis, | | | |aktivitas |kuliah dan |pengamatan, | | | |pendidikan luar |latihan |dan tugas | | | |kelas |aktivitas | | | | | |pendidikan | | | | | |luar kelas | | | |Mampu |Mengenal struktur |Mengikuti |Tes tulis, | | |mengidentifika|anatomi dan organ |kuliah dan |pengamatan, | | |si dan |tubuh |praktikum |dan tugas |


(2)

| |menginterpreta| |anatomi dan | | | |si prinsip | |organ tubuh | | | |anatomis, | | | | | |fisiologis, | | | | | |dan mekanika | | | | | |gerakan | | | | | | |Menguasai konsep |Mengikuti |Tes tulis, | | | |dasar fisiologi |kuliah dan |pengamatan, | | | |dan biomekanika |praktikum |dan tugas | | | | |fisiologi dan | | | | | |biomekanika | | | | |Menguasai hubungan|Melakukan |Tes tulis, | | | |antar konsep |analisis gerak|pengamatan, | | | |anatomi, |dalam |dan tugas | | | |fisiologi, dan |pendidikan | | | | |biomekanika dalam |jasmani | | | | |pelaksanaan |berdasarkan | | | | |pendidikan jasmani|konsep | | | | | |anatomi, | | | | | |fisiologis, | | | | | |dan biomekanik| | | | |Mengenal teknologi|Penguasaan |Tes tulis, | | | |pengujian |instrumen |pengamatan, | | | |fisiologis dan |untuk |dan tugas | | | |biomekanika |melakukan | | | | | |pengujian | | | | | |kerja fisik | | | | | |dalam | | | | | |pendidikan | | | | | |jasmani | | | | | |berdasarkan | | | | | |prinsip | | | | | |anatomi, | | | | | |fisiologis, | | | | | |dan | | | | | |biomekanika | | | |Dan seterusnya|Dan seterusnya |Dan seterusnya|Dan | | | | | |seterusnya | |Standar II: |Mengenal |Mengenal fase |Mengikuti |Tes tulis, | |Pemahaman |karakteristik |pertumbuhan dan |kuliah |pengamatan, | |tentang |psikis maupun |perkembangan fisik|pertumbuhan |dan tugas | |peserta didik|fisik peserta |dan gerak tubuh |dan | | | |didik | |perkembangan | | | | | |gerak | | | | |Mengenal |Mengikuti |Tes tulis, | | | |aspek-aspek |kuliah |pengamatan, | | | |psikologis peserta|psikologi |dan tugas | | | |didik: Minat, |perkembangan | | | | |bakat, potensi, | | | | | |sifat, dan | | | | | |kepribadian | | | | |Mampu |Mampu |Mengikuti |Tes tulis, | | |mengidentifika|mengidentifikasika|kuliah tes, |pengamatan, | | |sikan kelainan|n kelainan fisik |pengukuran dan|dan tugas | | |fisik dan |dan mental peserta|evaluasi | | | |mental peserta|didik |kondisi fisik | |


(3)

| |didik | |dan mental | | | |Dan Seterusnya|Dan Seterusnya |Dan Seterusnya|Dan | | | | | |Seterusnya | |Standar III: |Menguasai |Mampu mengenal, |Mengikuti |Tes tulis | |Penguasaan |berbagai |memilih, dan |kuliah metodik|Tes praktik | |Pembelajaran |metode yang |menerapkan |didaktik | | |yang mendidik|diperlukan |berbagai |pendidikan | | | |untuk mengajar|pendekatan, |jasmani | | | |pendidikan |metode, dan media | | | | |jasmani dan |dalam pembelajaran| | | | |melatih |pendidikan jasmani| | | | |olahraga | | | | | | | |Melakukan |Tes praktik | | | | |kegiatan | | | | | |praktik | | | | | |pengalaman | | | | | |mengajar | | | | |Mampu mengenal, |Mengikuti |Tes tulis | | | |memilih, dan |kuliah metodik|Tes praktik | | | |menerapkan |didaktik | | | | |berbagai |pendidikan | | | | |pendekatan, |jasmani | | | | |metode, dan media |adaptif | | | | |dalam pembelajaran| | | | | |pendidikan jasmani| | | | | |adaptif | | | | | | |Melakukan |Tes praktik | | | | |kegiatan | | | | | |praktik | | | | | |pengalaman | | | | | |mengajar | | | | | |pendidikan | | | | | |jasmani | | | | | |adaptif | | | | |Mampu menerapkan |Mengikuti |Tes tulis | | | |prinsip-prinsip |kuliah |Tes | | | |dasar melatih |prinsip-prinsi|keterampilan | | | |olahraga |p dasar | | | | | |melatih | | | | | |olahraga | | | |Menguasai cara|Merencanakan/meran|Mengikuti |Tes tulis | | |menyiapkan |cang pembelajaran |kulilah |Tes | | |rencana |yang |perencanaan |keterampilan | | |oembelajaran |mempertimbangkan |pembelajaran | | | |pendidikan |karakteristik |pendidikan | | | |jasmani |peserta didik |jasmani | | | | |untuk kompetensi | | | | | |yang ingin di | | | | | |capai | | | | | |Mampu membuat |Mengikuti |Tes tulis | | | |acara satuan |kulilah |Tes | | | |pelajaran dalam |perencanaan |keterampilan | | | |pembelajaran |pembelajaran | | | | |pendidikan jasmani|pendidikan | | | | | |jasmani | | | | |Mampu menyiapkan |Mengikuti |Tes tulis |


(4)

| | |materi dan |kuliah tentang|Tes | | | |peralatan yang |fasilitas dan |keterampilan | | | |dibutuhkan dalam |media | | | | |pembelajaran |pembelajaran | | | | |pendidikan jasmani|pendidikan | | | | | |jasmani | | | |Dan seterusnya|Dan seterusnya |Dan seterusnya|Dan | | | | | |seterusnya | |Standar IV: |Mampu |Mampu menyampaikan|Mengikuti |Tes tulis | |Pengembangan |berkomunikasi |dan menerima |kuliah bahasa |Tes | |Kepribadian |dengan lisan |pesan/pemikiran |Indonesia, |keterampilan | |dan |dan tulisan |secara jelas dan |bahasa asing | | |Keprofesional|secara jelas |sistematis dalam | | | |an |dan cerdas |bentuk lisan, | | | | |dalam |tulisan maupun | | | | |memberikan |isyarat | | | | |layanan | | | | | |pendidikan | | | | | | | |Mengikuti |Tes tulis | | | | |kuliah ilmu | | | | | |komunikasi | | | | | |Berlatih |Tes tulis | | | | |menulis dan |Tes | | | | |berbicara |keterampilan | | | | |(berpidato) | | | | | |dengan | | | | | |menggunakan | | | | | |prinsip | | | | | |retorika | | | |Mengenal |Mengenal prinsip |Mengikuti |Tes tulis | | |prinsip dasar |dasar keilmuan dan|kuliah | | | |disiplin |dasar-dasar |filsafat ilmu | | | |akademik yang |berfikir ilmiah | | | | |diperlukan | | | | | |untuk | | | | | |memfasilitasi | | | | | |terjadinya | | | | | |interaksi | | | | | |dengan teman | | | | | |sejawat dan | | | | | |anggota | | | | | |masyarakat | | | | | |terdidik | | | | | | |Mampu menyampaikan|Menjadi |Tes tulis | | | |gagasan dan |pemakalah dan |Portofolio | | | |berdiskusi dalam |berpartisipasi| | | | |forum ilmiah |dalam | | | | | |forum-forum | | | | | |ilmiah | | | |Dan seterusnya|Dan seterusnya |Dan seterusnya|Dan | | | | | |seterusnya |

PENJELASAN ISTILAH

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN


(5)

Penerapan nilai-nilai demokrasi dafam aktivitas pendidikan.

GURU PEMULA

Guru yang memulai kariernya setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang yang dipersyaratkan.

INDIKATOR (KOMPETENSI GURU)

Perwujudan kompetensi yang ditampilkan oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai petunjuk bahwa guru tersebut telah memiliki kompetensi yang bersangkutan.

KENDALI MUTU

Tindakan memilah dan memisahkan hasil proses yang telah dan belum memenuhi persyaratan kualitas.

KINERJA (GURU)

Kualitas tampilan guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih, serta tugas pendukungnya sebagai pengembang dan pengelola pendidikan.

PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Pembelajaran yang setiap tahapannya mengacu pada asas-asas tertentu yang berlaku dalam penyelenggaraan

pendidikan untuk dapat menghasilkan perubahan perilaku belajar pada peserta didik.

PENDIDIKAN GURU BERBASIS KOMPETENSI (PGBK)

Pendidikan guru yang dirancang, dikembangkan, dilaksanakan, dikelola, dan dievaluasi dengan

mengacu pada seperangkat kompetensi guru yang harus dicapai.

PENJAMINAN MUTU

Serangkaian upaya yang dirancang dan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya mutu proses dan hasil pendidikan yang ditetapkan.

PROFESIONAL

Kualitas kesiapan diri dan sikap seseorang dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya daiam kaitan

dengan profesi yang dimilikinya.

RESOURCE SHARING

Penggunaan sumberdaya yang tersedia secara bersama-sama oleh lebih dari satu pihak atau lembaga untuk

meningkatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan atau program.

RUANG KURIKULUM

Lingkup beban sks dan alokasi waktu yang ditetapkan untuk suatu mata pelajaran, program studi dan jenjang pendidikan yang terdapat datam kurikulum.

SERTIFIKASI

Proses pemberian pengakuan kepada peserta didik atas kompetensi untuk melakukan pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu setelah lulus uji kompetensi.

STAKEHOLDERS

Pihak-pihak di luar program studi yang memiliki keterkaitan dan kepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan dan hasil dari pendidikan program studi tersebut.

STANDAR

Seperangkat kriteria yang ditetapkan sebagai penanda tercapainya kualitas kinerja yang dipersyaratkan.


(6)

SKGP PENJAS S1

Prof. Dr. Sugiyanto Universitas Sebelas Maret

Dr. Setyo Nugroho Universitas Negeri Yogyakarta

Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd Universitas Negeri Semarang

Drs. Sumaryanto, M.Kes Universitas Negeri Yogyakarta

Dr. Taufik Yudi Mulyanto, M.Pd Universitas Negeri Jakarta

Dr. Sukirno Universitas Sriwiiaya

Drs. Hari Setijono, M.Pd. Universitas Negeri Surabaya

---LANDASAN KONSEPTUAL

1. Asumsi Dasar

2. Landasan Teori

3. Undang-Undang, Peraturan 4. Dll

LANDASAN EMPIRIK

1. Dunia Pendidikan

2. Kondisi Empirik/Lapangan

3. Pemakai Lulusan

4. Dll

FUNGSI DAN TUGAS GURU

• Mendidik, Mengajar, Membimbing, Melatih

• Mengelola

• Mengembangkan

STANDAR KOMPETENSI GURU PEMULA

• Kompetensi

• Indikator