KONSTRUKSI IDENTITAS REMAJA PADA MEDIA SOSIAL : STUDI DI DESA KARANGKEDAWANG SOOKO MOJOKERTO.

(1)

KONSTRUKSI IDENTITAS REMAJA PADA MEDIA SOSIAL (Studi di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Muhammad Lutfiansyah NIM : B36212086

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Muhammad Lutfiansyah (B36212086) 2016. Konstruksi Identitas Remaja Pada Media

Sosial , (Study di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto.). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya.

Kata Kunci : Media Sosial, Remaja, Kontruksi Identitas

Teknologi yang kian hari semaki maju, seiring dengan perkembangan manusia, salah satunya adalah teknologi komunikasi. Dewasa ini dengan menggunakan tenologi virtual atau cyber net, atau yang sering kita sebut dengan media sosial, komunikasi tidak lagi terhalang oleh jarak dan waktu. Hal ini dapat menghilangkan jarak atau komunikasi seara langsung bertatap muka antara komunikator dan komunikan, dan hal inilah yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian terhadap Kontstruksi Identitas Remaja Pada Sosial Media. Objek penelitian dalam hal ini adalah media sosial, sedangkan Subyek penelitian mengambil 5 remaja 15- 21 tahun.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana remaja tersebut mengkontruksikan realitas sosial mereka dalam berinteraksi dengan melalui media sosial, sedangkan untuk memperoleh data yang dapat di anggap valid, maka peneliti menggunakan metodologi dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Lima orang informan ini di harapkan dapat memperkaya hasil temuan peneliti, namun hasi penelitian tersebut tidak dapat di generalisasikan kepada semua remaja yang menggunakan media sosial. Maka dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Konstruksi Identitas remaja dalam media sosial terdapat tiga tema besar yakni pentingnya makna media sosial bagi mereka, pentingnya konsep mengenai diri mereka, dan juga terdapat perubahan pola komunikasi.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN DATA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan masalah ... 9

C.Tujuan penelitian ... 9

D.Manfaat penelitian ... 10

E. Kajian hasil penelitian terdahulu ... 10

F. Definisi konsep ... 13

G.Kerangka pikir penelitian ... 20

H.Metode penelitian ... 23

1. Pendekatan dan jenis penelitian ... 23

2. Subyek, obyek dan lokasi penelitian ... 24

3. Jenis dan sumber data ... 25

4. Tahap tahap penelitian ... 26

5. Teknik pengumpulan data ... 28

6. Teknik analisis data ... 29

7. Teknik Pemeriksaan keabsahan data ... 30

I. Sistematika pembahasan ... 32

BAB II : KAJIAN TEORITIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teknologi smartphone ... 33

a. Pengertian smartphone ... 33

2. Komunikasi ... 37

a.

Ruang lingkup Komunikasi ... 37

b.

Unsur unsur komunikasi ... 39

c.

Tujuan dan fungsi komunikasi ... 43

d.

Proses Komunikasi ... 46


(7)

3. Media sosial

a.

Pengertian media sosial ... 49

4. Remaja ... 50

a.

Pengertian remaja ... 50

b.

Komunikasi dengan remaja ... 52

c.

Karakteristik remaja ... 55

5. Konstruksi Identitas ... 56

a. Pengertian Konstruksi Identitas ... 56

b. Proses Konstruksi Identitas ... 58

B. KAJIAN TEORI ... 59

a. Teori tanda ... 59

b. Kontsruksi sosial ... 60

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN A. Profil data ... 63

1. Deskripsi Subyek ... 64

2. Deskripsi Obyek ... 74

3. Deskripsi lokasi penelitian ... 75

B. Deskripsi Hasil ... 75

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data ... 90

1. Mayoritas penggunaan sosial media para remaja di pengaruhi oleh lingkungan dan kemajuan teknologi ... 90

2. Perubahan pola komunikasi menggunakan sosial media ... 94

3. Aktivitas yang di lakukan di sosial media sebagai presentasi kehidupan ... 96

B. Konfirmasi dengan teori ... 102

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

B. Rekomendasi ... 107

DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS LAMPIRAN


(8)

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Teknologi di zaman sekarang berkembang dengan pesat, bermacam-macam gadget dan merk beredar di pasaran, media massa telah berubah begitu banyak, di mulai dari awal abad ke-20 yang bersifat satu arah, arus yang serupa kepada massa yang seragam. Terdapat alasan sosial, ekonomi, dan teknologi atas pergeseran ini yang cukup nyata. Kedua, dalam teori masyarakat massa menunjukkan munculnya jenis masyarakat baru yang berbeda dari masyarakat

massa yang dicirikan dengan jaringan komunikasi interaktif yang rumit.1 dan

berbagai media pun sangat mudah kita jumpai di saat ini, sumber dari teknologi baru inilah yang melahirkan sebuah media massa yang saat ini telah menjadi trend di masyarakat, dan berpagai kalangan tidak terbatas umur memanfaatkan teknologi ini, dari anak kecil yang sedang duduk di bangku sekolah dasar sampai dengan orang tua tidak dapat menghindari terpaan teknologi ini. Dimana di dalam gadget terdapat banyak aplikasi yang memungkinkan sesorang dapat berkomunikasi dalam jarak yang jauh yang sejatinya adalah sebagai alat mempermudah komunikasi, akan tetapi alat yang fungsinya mempermudah komunikasi ini lambat laun ternyata mempunyai dampak yang malah menyimpang dari fungsi sebenarnya yaitu membatasi diri dari komunikasi.

Menurut onong proses komunikasi di bagi menjadi dua tahap, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder, yang pertama adalah proses

1


(9)

2

komunikasi primer adalah proses penyampaian pikran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media premier dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

menerjemahakan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.2

Sedangkan proses komunikasi yang kedua adalah proses komunikasi

sekunder, proses komunikasi sekunder adalah proses penyampian pesan oleh sesorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Salah satu unsur yang terpenting dalam melakukan komunikasi yang efektif adalah bahasa, bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, tanpa bahasa maka tidak ada informasi, komunikasi, cerita,

ataupun ilmu pengetahuan3

Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, radio, televisi, internet, film, dan masih banyak lagi adalah media yang sering di gunakan dalam

komunikasi.4

2

. Onong Uchjana Effendy , Ilmu komunikasi teori dan praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) ,hlm. 11-16.

3

Aris Badara, Analisis wacana: teori, metode, dan penerapan pada wacana media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), hal. 9

4


(10)

3

Kian hari teknologi terus berkembang pesat. Seakan-akan tak ada sekat, meskipun ruang dan waktu jauh memisahkan. Tapi dengan tekhnologi semua masyarakat dunia difasilitasi untuk saling beriteraksi kapanpun dan dimanapu

Media dan teknologi telah memberi cara baru bagi kita untuk memperoleh informasi dengan gagasan, cara baru untuk berinteraksi dengan teman dan orang asing, dan cara baru untuk mempelajari dunia, identitas kita dan masa depan. Jutaan orang saat ini telah berinteraksi dengan apa yang disebut sebagai cyberspace, yaitu dunia yang terhubung melalui komputer dan internet.

Internet sendiri merupakan network (jaringan) yang menghubungkan setiap komputer yang ada di dunia dan membentuk suatu komunitas maya yang di kenal denan global village (desa global). Jika kertas dalam surat kabar bisa disentuh dan diraba oleh indra manusia demikian pula dengan radio dapat di dengar telinga dan televisi tidak hanya di dengar juga dapat di lihat. Maka internet sebuah jaringan yang membentuk komunitas maya dan tidak satupun manusia yang dapat pergi ke desa globa itu. Pengguna komputer hanya dapat saling mengirimkan dan menerima pesan antar sesama pengguna, meskipun tidak ada manusia yang sampai ketempat itu, namun dunia itu nyata ada karena setiap detik

dan menit manusia melakukan aktivitas pertukaran pesan dan data.5

Melalui media baru, media sosial di perkenalkan. Media sosial telah menjadi suatu yang penting karena kehadirannya telah membuat perubahan besar

5

Apriadi Tamburaka, Literasi Media: cerdas bermedia khalayak media mass , (Depok: Raja Grafindopersada, 2013), hal. 75-76


(11)

4

dalam penyampaian pesan. Komunikasi yang sering di lakukan saat ini adalah komunikasi yang di lakukan melalui internet, yaitu melalui media sosial.

Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.

Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan

hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang

paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya.

Para pengguna media sosial pun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.

Perkembangan tekhnologi telah mengubah banyak hal terutama


(12)

5

Komunikasi interpersonal jadi lebih banyak secara tidak langsung. Dan jika diteliti lebih dalam hal ini bisa menyebabkan sikap asosial atau alienasi (pengasingan diri). salah satu penyakit kejiwaan yang berbahaya jika diteruskan karena akan kehilangan perkembangan sosial secara nyata. Pada akhirnya akan

terbentuk sikap individualistik dan apatis terhadap lingkungan.

Dilihat dari sisi komunikasi, media sosial berfungsi membantu

mempermudah komunikasi manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Namun tak bisa disangkal bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan akan memberikan dampak yang lebih buruk. Kerapkali media sosial digunakan sebagai lahan pelarian ketika seseorang merasa jenuh, bosan dan kesepian. Namun jika tidak dikendalikan pengguna media sosial secara terus menerus akan menganggu psikis. Oleh karena itu, setiap individu perlu mengelola keterikatannya pada media sosial. Media sosial mempermudah manusia berkomunikas secara maya sekaligus mempersulit komunikas manusia secara nyata.

Menurut Anthony Giddens, dengan adanya modernitas hubungan ruang

dan waktu terputus yang kemudian ruang perlahan-lahan terpisah dari tempat.6

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa manusia menciptakan interaksi baru tanpa harus bertemu secara fisik, yang salah satunya dilakukan melalui internet khususnya media sosial.

Media sosial di kalangan remaja, kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini

6

Ritzer, George Ritzer dan J.Gooman, Douglas. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern . (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008.) hlm. 617


(13)

6

mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.

Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial.

Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan

dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti.

Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.

Penggunaan media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan media sosial seringkali mengganggu proses belajar

remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari

teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya di Facebook. Lalu apa yang menyebabkan seorang remaja begitu aktif di jejaring sosial? Dalam sebuah penelitian


(14)

7

dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert.7 Semakin

introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.

Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para remaja mengalami kekosongan karena kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam

rangka mengembangkan prestise.8

Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya.

Contohnya saja di Twitter, para remaja menampilkan diri melalui

mengunggah avatar yang paling bagus dilihat, memposting tweet dan retweet

sebanyak-banyaknya dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia maya,

7

Setyastuti, Yuanita. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe

Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor 2, Bulan November 2012

8

Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengantar .( Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 1990). Hal. 371


(15)

8

mereka berusaha memperlihatkan eksistensi dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para remaja juga berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter.

Begitupun halnya dengan Facebook, para remaja memposting foto-fotonya yang

sedang bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri.

Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu

menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja

tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata.

Perubahan sikap, sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberi reaksi yang menyenangkan, atau netral terhadap suatu obyek atau sebuah kumpulan

obyek.9 Manusia saat ini terhubung dengan berbagai aplikasi media sosial yang

membantu mereka untuk terhubung dengan manusia lain yang bisa berjarak ribuan mil melalui layar dan jaringan. Namun pada saat yang sama membuat jarak dengan mereka yang dekat dan mengalienasi mereka dengan lingkungan sosialnya. Manusia pun terjebak menjadi mahluk citra, baik dalam artian secara harfiah maupun secara kiasan.

9

Deddy jamaludin malik, dan yosal irianta, komunikasi persuasif (Bandung:Remaja rosdakary,1994 ) hal. 37.


(16)

9

Dari sinilah saya mengambil ide untuk di adakannya sebuah penelitian

untuk menuntaskan tugas skripsi dengan judul “: KONSTRUKSI IDENTITAS REMAJA PADA MEDIA SOSIAL.

B. RUMUSAN MASALAH DAN FOKUS PENELITIAN

Suatu penelitian tidak di mulai dari sesuatu yang vakum atau kosong. Implikasinya, peneliti seyogyanya membatasi masalah studinya dengan fokus, fokus yang pada dasarnya adalah masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan

ilmiah ataupun kepustakaan lainnya.10

Berdasarkan latarbelakang yang ada di atas, maka yang menjadi fokus

penelitian adalah “ Bagaimana Konstruksi Idenitas Remaja pada Media Sosial,

di Desa karang Kedawang Sooko Mojokerto ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang Konstruksi Idenitas Remaja pada Media Sosial, di Desa karang Kedawang Sooko Mojokerto .

10


(17)

10

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai masukan atau sumbangan dalam kajian ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan dengan konstruksi identitas remaja pada media sosial yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta masukan bagi pengguna yang berkaitan dengan konstruksi identitas remaja pada medi sosial, khususnya remaja di desa tesebut.

E. PENELITIAN TERDAHULU

Adapun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan panduan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Nama peneliti Novia Ika Setiani


(18)

11

Judul Pengguna Media sosial Sebagai

Sarana komunikasi bagi Komunitas

Tahun Penelitian 2013

Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif

Hasil Temuan Penelitian Komunitas pendidikan surakarta yang menjadikan Media sosial alat komunikasi

Tujuan penelitian Untuk mengetahui kegunaan Media sosial dalam sebuah komunitas

Perbedaan Obyek dalam penelitian ini adalah

komunitas pendidikan yang ada di Surakarta

Persamaan Sama sama menggunakan media

sosial sebagai alat untuk berkomunikasi

Nama Peneliti Yayan Herdianto

Judul Pengaruh Situs Jejaring Sosial

Facebook Terhadap perilaku pengguna (Studi Kasus MAN 2 Serang)


(19)

12

Jenis Karya Skripsi

Tahun Penelitian 2011

Metode Penelitian Metode korelasi dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif

Hasil temuan Penelitian 1. Intetitas pengguna Jejaring sosial Facebook di MAN 2 Serang tergolong sangat tinggi, karena hampir setiap hari mereka menggunakan facebook untuk bermacam hal.

2. Pola komunikasi verbal secara

lisan biasa terjadi sebelum adanya Facebook, akan tetapi setelah adanya facebook pola

komunikasi lebih sering

menggunakan media Facebook Tujuan Penelitian Menggetahui pengguna situs jejaring

sosial Facebook di MAN 2 Serang.

Perbedaan Menggunakan metode penelitian

pendekatan Kuantitatif

Persamaan Isi pembahasan sama sama merubah

pola komunikasi subjek terhadap lingkungan, yang artinya membatasi dirinya terhadap kehidupan sosialnya.


(20)

13

F. DEFINISI KONSEP PENELITIAN

Untuk memberikan penjelasan dalam penelitian ini, perlu adanya suatu konsep agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikannya.

1. Media sosial

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog aktif.

Definisi lain dari media sosial juga di jelaskan oleh Antony Myfield .Menurutnya media sosial adalah media dimana penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan menciptakan pesan, termasuk blog, jejaring sosial dan

lain sebagainya.11

Karakteristik Media sosial

Gamble, Teri, dan Michael dalam Communication Works sebagaimana dikutip

Wikipedia menyebutkan, media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :

1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa

keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet

2. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper

11

Lihat di http://prezi.com/vddmcub ss /social-media-definisi-fungsi-karakteristik/ diakses pada tanggal 03 september 2015, jam 22:20


(21)

14

3. Pesan yang di sampaikan cenderung leb ih cepat di banding media

lainnya

4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

Macam-macam media sosial:

Berikut adalah macam-macam media sosial yang paling sering di gunakan masyaraka Indonesia:

1. Facebook

2. Twitter

3. Youtube

4. Instagram

5. BBM

2. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris

Communication berasal dari kata latin communicatio yang artinya sama makna.

Jadi kalau dua orang terlibat komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau sedang berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang di percakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum belum tentu menimbulkan kesamaan makna.


(22)

15

Dengan kata lain, mengerti bahasanya belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan dua

orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya,

selain mengerti bahasa yang di pergunakan, juga menegerti makna

dari bahan yang di percakapkan.12

3. Konstruksi identitas

a. Pengertian konstruksi identitas

Pengetian Identitas sendiri menurut Chirs Barker adalah soal kesamaan dan perbedaan tentang aspek personal dan sosial, tentang kesamaan individu dengan sejumlah orang dan apa yang membedakan individu dengan orang lain.Dilihat dari bentuknya, Setidaknya ada tiga bentuk identitas, yakni identitas budaya, identitas sosial dan identitas pribadi. Berikut pengertiannya:

1) Idenitas budaya

Identitas budaya merupakan ciri yang mencul karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang penerimaan tradisi, sifat bawaan, agama, dan keturunan dari suatu kebudayaan.

2) Identitas sosial

Identitas sosial terbentuk akibat dari keanggotaan seseorang itu dalam suatu kelompok kebudayaan. Tipe kelompok itu antara lain, umur, gender,

12


(23)

16

kerja, agama, kelas sosial, dan tempat, identitas13 sosial merupakan

identitas yang diperoleh melalui proses pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu lama.

3) Identitas pribadi

Identitas pribadi didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. Seperti karakter, kemapuan, bakat, dan pilihan. Dan lain sebagainya. Sementara pengetian konstruksi identitas menurut Chris Barker adalah banguanan identitas diri, memperlihatkan siapa diri kita sebenarnya dan kesamaan kita dengan sejumlah orang dan apa yang membedakan kita dari

orang lain.14 Sedangkan menurut Stuard & Sundeen konstruksi identitas

adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan utuh. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat maka akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Individu yang memiliki identitas diri yang kuat akan memandang dirinya

sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpisah dari orang lain dan individu tersebut akan mempertahankan identitasnya walau dalam kondisi sesulit apapun.19 Konstruksi identitas dapat kita pahami sebagai persepsi orang lain dalam menilai diri seseorang melalui catatan atau tulisan. yang ia tulis

13

Chris Barker, Cultural Studies, Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004 ) Hal. 172.

14


(24)

17

di media surat kabar seperti rubrik Manufacturing hope yang ditulis oleh Dahlan Iskan di media cetak surat kabar Jawa Pos.

b. Proses konstruksi identitas

1) Konsep Diri

konsep diri atau self consept dapat diartikan sebagai (a) persepsi,

keyakinan, perasaan, atau sikap seseorang tentang dirinya, (b) kualitas pensifatan individu tentang dirinya; dan (c) suatu sistem pemaknaan

individu dan pandangan orang lain tentang dirinya. Selft consept ini

mempunyai tiga komponen, yaitu: (a) perceptual atau physical self

consept, citra seseorang tentang penampilan dirinya (kemenarikan tubuhnya), seperti: kecantikan, keindahan atau kemolekan tubuhnya; (b) conceptual atau psychological self consept, konsep seseorang tentang kemampuan(keunggulan) dan tidakmampuan (kelemahan) dirinya, dan masa depannya, serta meliputi juga kualitas penyesuaian hidupnya: honesty, self confidence, indepedence, dan couragie; dan (c) attitudinal, yang menyangkut perasaan seseorang tentang dirinya, sikapnya terhadap keberhargaan, kebanggaan, dan keterhinaannya.

2) lingkungan sosial

lingkungan sosial sangat mempengaruhi terhadap identitas seseorang,

seperti yang dikatakan J.M Baldwin, ia menyebutkan bahwa, “Self” sendiri


(25)

18

konsep yag tersusun rapi. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa: “self” tidak ada atau belum ada pada saat manusia dilahirkan, atau pada waktu

masih anak-anak. “Self” selanjutnya akan lahir dan terbentuk sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungan sosialnya, Misalnya: ibunya, ayahnya, kakaknya dan sebagainya dengan siapa dia selalu berhubungan tiap hari.

Dengan kata lain “self” adalah produk daripada sosial.22 Jadi, individu tidak akan menemukan identitas dirinya tanpa adanya benturan atau interaksi dengan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial berpengaruh besar terhadap identitas individu tersebut. Karena, Melalaui interaksi-interaksi dengan lingkungan tersebut ia senantiasa selalu mengkonstruk identitasnya seperti apa yang ia hasilkan dari interaksi dengan lingkungan sosial sekitar.

4. Remaja

Remaja dalam bahasa latin adalah endolescence, yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencari kematangan. Istilah adolescence sesungguhnya mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sisial, dan fisik. Pandangan ini di dukung oleh Piaget yang mengatahkan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewwasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.


(26)

19

Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara anak muda mayoritas, yang di arahkan un tuk mengisi masa dewasa dan menjadikan produktif, dan mayoritas yang akan berhadapan dengan masalah besar. Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan usia 13 tahun sampai dengan 22 tahun untuk pria. Bagi usia remaja ini dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.

Remaja sebenarnya tidak memilikitempat yang jelas. Merka sudah tidak termasuk golongan anak anak, tetapi belum juga dapat di terima penuh untuk masuk kedalam golongan orang dewasa, remaja berada di antara masa anak dan

dewasa. Oleh karena itu remaja sering kali di sebut sebagai fase “mencari jati diri”

atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum bisa menguasai dan

memfungsikan secara maksimal fungsifisik maupun psikisnya, namun fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.

Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja termasuk dalam kategori usia 12 sampai 22 tahum, berada pada masa transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mengalami fase perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik dan sosial


(27)

20

G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

Dalam peneltian ini peneliti menggunakan teori konstruksi sosial. Konstruksi sosial yaitu sebuah teori yang di kembangkan oleh Jesse Delia dan koleganya. Teori ini mengatakan bahwa individu menafirkan dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran.

Realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, namun disaring

melalui cara seseoranng melihat sesuatu.15 Perbedaan kognitif dari individu

memainkan perna penting dalam memaknai sesuatu. Individu yag pintar secara kognitif selalu membuat lebih banyak perbedaan daripada individu yang sederhana dalam kognitif ( cenderung meniru orang lain).

Konstruksi sosial selalu di hubungkan dengan pengaruh sosial dalam individu kemudian si asumsikan bahwa realitas adalah konstruksi sosial. Substansi teori konstruksi media sosial massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat.

Teori kontruktivisme mengakui bahwa konstruksi personal memilik latar belakang sosial dengan demikian konstruksi personal di pelajari melalui interaksi dengan orang lain. Karenanya, kebudayaan memiliki peran signifikan dalam menentukan makna suatu peristiwa. Budaya dapat mempengaruhi bagaimana tujuan komunikasi di tentukan, bagaimana tujuna harus di capai, sekaligus tipe

konstruksi yang di gunakan dalam skema kognitif.16

15

Little John, W Stephen dkk, Teori komunikasi. Terjemahan Muhammad Yusuf Hamdan.

( Jakarta: Salemba Humanika, 2009).

16

George kelly, the Psycology of Personal Contruct, North, New York, 1995 dalam Morissan, hlm. 167


(28)

21

Kaitan teori ini dengan penelitian yang di lakukan adalah peneliti menekankan kepada efek pengguna media yang menginginkan kebutuhan dirinya akan media, kondisi psikologis masyarakat yang selalu suka dengan hal-hal baru tersebut sangat dimanfaatkan oleh produsen, dalam hal ini adalah media apa lagi

dalam masyarakat yang cenderung konsumtif.17 Karena dalam penelitian ini

dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan mdia oleh individu atau kelompok-kelompok individu.18

17

Nuruddin, Pengantar komunikasi massa, (Jakarta, Raja grafindo persada, 2009) hal, 188

18


(29)

22

Bagan 1

Kerangka penelitian

TEORI KONSTRUKTIVE FENOMENOLOGI

R E M

A J

Kontruksi identitas remaja terhadap sosial media yang mereka pakai


(30)

23

H. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metode penelitian terlebih dahulu, sebab merupakan pengetauan tentang langkah- langkah sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya dicari solusinya.

Pilihan metode ini berdasarkan pada masalah dan cara kerja yang relevan dengan obyek penelitian agar hasil yang dicapai tidak diragukan kualitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian ini metode yang dilakukan adalah metode penelitian kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif.

Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Penelitian deskirptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menejelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian


(31)

24

historis dan eksperinmental. Mereka menyebut metode yang “melulu deskriptif

sebagai penelitian survai atau penelitian Observasional.

Ciri metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati

gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya.19 Penelitian seperti ini memerlukan

kualifikasi yang memadai. Pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif, ia harus selalu mencari, bukan menguji. Kedua, ia harus memiliki kekuatan integratif, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatua penafsiran.

Jadi penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan, tetapi juga memadukan (Sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Dari penelitian deskriptiflah

dikembangkan berbagai penelitian korelasional dan eksperintal.20

2. Subyek, Obyek dan Lokasi penelitian

a. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah Remaja Desa karang kedawang, Sooko, Mojokerto, yang terdiri Lima dari remaja putra dan putri.

19

Jalaluddin Rakhmat, Metode penelitian komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1999), 24-25

20


(32)

25

b. Objek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah konstruksi identitas media sosial pada remaja dalam kehidupan sosial mereka.

c. Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Desa Karang kedawang Sooko, Mojokerto.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah penelitian, dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya terbagi kedalam data premier dan sekunder.

1. Data Primer

No Nama Jenis kelamin Usia Alamat Pekerjaan Media sosial yang sering di gunakan

1 Yudha yulianto Laki-laki 20 Rt:2 Rw 3 Pelajar BBM, INSTAGRAM

2 Imam agus faitsal Laki-laki 19 RT 5, RW 1 Pelajar BBM,WA

3 Hanum ely amalia Perempuan 18 RT 2, RW 02 Pelajar FACEBOOK,BBM

4 Muhammad Cholilullah Laki-laki 21 RT 02, RW 01Pelajar WA,LINE


(33)

26

Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh lansung dari

lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati serta

mewawancarai.21 Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi

lansung mengenai konstrusi identitas media sosial pada remaja di dalam keidupan sosialnya, dengan cara mewawancarai Narasumber yang bersangkutan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Moleong mengemukakan bahwa ‟‟Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : (1) tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data,

(4) tahap penulisan laporan‟‟.22

Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :

I. Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi

21

Op.cid Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitati.. Hal. 112.

22


(34)

27

lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.

II. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang

berkaitan dengan konstuksi identitas media sosial pada remaja di dalam kehidupan sosial Remaja Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto. Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian yaitu Desa Karang kedawang, Sooko, Mojokerto

III. Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperolah melaui

observasi,dokumen maupun wawancara mendalam dengan beberapa Remaja yang ada di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

IV. Tahap Penulisan Laporan,Penulisan laporan adalah tahap akhir dari proses

pelaksanaan penelitian. Setelah semua komponen-komponen terkait dengan data dan hasil analisis data serta mencapai suatu kesimpulan, peneliti mulai menulis laporan dalam konteks laporan penelitian kualitatif. Penulisan laporan disesuaikan dengan metode dalam penulisan penelitian kualitatif dengan tidak mengabaikan kebutuhan peneliti terkait dengan kelengkapan data.


(35)

28

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagaimana konstruksi identitas media sosial pada remaja khususnya di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto.

Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang konstriksi media sosial pada remaja di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto. sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. Observasi lansung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.


(36)

29

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)

Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang sebagai alat pembatas diri dalam kehidupan sosial para remaja khususnya di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan para remaja khusunya di Desa Karang Kedawang, Sooko, Mojokerto untuk mengetahui konstruksi media sosial mereka di dalam kehidupan sosialnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pencarian data di lapangan yang berbentuk gambar, arsip dan data-data tertulis lainnya. Penelitii perlu mengambil gambar selama proses penelitian berlangsung untuk memberikan bukti secara real bagaimana kondisi dilapangan terkait permasalahan yang ada di masyarakat. Arsip-arsip dan data-data lainnya digunakan untuk mendukung data yang ada dari hasil observasi dan wawancara.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.


(37)

30

Dari rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan

sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan ada tiga macam yaitu, antara lain :

A. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan


(38)

31

perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.23 Dalam konteks ini, dalam

upaya menggali data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti selalu ikut serta dengan informan utama dalam upaya menggali informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Misalnya peneliti selalu bersama informan utama dalam melihat lokasi penelitian.

A. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.24

Dalam konteks ini, sebelum mengambil pembahasan penelitian, peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data atau informasi.

B. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecek an atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (1978), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber metode, penyedik dan teori.25

23

Op.cid, Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 175.

24

Ibid, hlm 177

25


(39)

32

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I : Pendahuluan

Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasa ]n yang dipakai dalam skripsi ini.

BAB II : Kajian Teoritis

Bab ini berisikan Tentang Kajian Pustaka yang akan membahas tentang beberapa konsep atau teori yang terkait dengan penelitian yang dianalisis dari referensi atau bahan pustaka. Adapun ulasannya tersebut adalah, Media sosial, Mekanisme, Batasan diri, Remaja.

BAB III

Pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, obyek penelitian, populasi dan sampel, indikator penelitian, pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV

Pada bab ini berisikan penyajian data dan analisis data yang membahas dan menjelaskan tentang setting penelitian yaitu gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, analisis data, klarifikasi data, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Pada bab IV inilah yang nantinya akan menjawab rumusan masalah yang terkait dengan judul dalam penelitian ini.

BAB V : Penutup

Dalam bab ini berisikan penutup yang merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan rekomendasi.


(40)

BAB II

A. Kajian pustaka

1. Teknologi smart phone

Smarthphone adalah..? ketika pertanyaan itu di lontarkan kepada

tekoners maka jawabanya adalah..? mungkin jawabannya adalah “ Smarthphone dalam arti Indonesia adalah ponsel cerdas” Yup, ini

merupakan jawaban yang tidak sepenuhnya betul namun juga tidak sepenuhnya salah. Namun sebagai bahan refrensi untuk tekoners yang mungkin mendapat tugas atau take home untuk mencari tahu apa itu smarthphone ? maka untuk menjawab pertanyaan dari Smarthphone ? tentu tidak sesederhana jawaban di atas bukan ?, maka definisi smarthphone menurut para pakar dan versi publikasi Tekonke adalah sebagai berikut:

1. Definisi smartphone

Jauh sebelum smartphone di ciptakan di tahun 1920 orang baru berbicara mengenai media massa, dan pada tahun 1950 orang berbicara tentang refolusi komunikasi namun alat alat komunikasi belum di temukan

dan jauh lebih tuadaripada itu.1 Definisi Smartphone menurut Pubisher

Tekonke : Smartphone atau ponsel pintar atau familiar di sebut sebagai ponsel cerdas atau sebuah perangkat atau produk teknologi berupa telepon

1

Oetama Jacob : Sejarah media dari gutenberg sampai internet : yayasan obor Indonesia Jakarta 2006 hal 1


(41)

34

genggam atau mobile versi modern terbaru yang mimilik kelebihan dimana spesifikasi software dan hardware lebih pintar, fungsi yang lebih cerdas dan fitur fitur yang lebih smart dari ponsel versi biasa sebelumnya. Sepertinya definisi ini masih prematur kan ? tapi jangan kawatir Tekonke telah menyiapkan definisi smartphone adalah? Berdasarkan pendapat para pakar atau ahli teknologi sebagai beikut: Smartphone Berdasarkan definisi menurut Pakar teknologi adalah :

Menurut Gary B, Thomas J & Misty E, 2007, smartphone adalah telepon yang internet enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assasint (PDA), seperti fitur kalender, agenda , buku alamat, kalkulator, dan catatan.

Menurut David Wood, wakil President Eksekutif PT Symbian OS,

“ telepon pintar dapat dibedakan dengan telepon genggam biasa dengan

dua cara fundamental: bagaimana mereka dan apa yang bisa mereka

lakuka” pengertian lainnya memberikan penekanan perbedaan dari dua

faktor ini.

Smartphone berdasarkan pembuatnnya adalah ?

Ketika masuk pada mengetahui siapakah pencipta smartphone atau ponsel cerdas Maka tekonke mencoba mencari jawaban berdasarkan sudut pandang berbeda bukan orang perorang melainkan produsen smartphone itu sendiri dan dalam tinjauan tim Tekonke, pencipta atau pembuat smartphone pertama di dunia bedasarkan IDC yang di publikasikan oleh aneka forum pada 02/03/2012 tahun lalu adalah Nokia, Samsung dan Apple. Kecenderungan ini hingga saat ini


(42)

35

sepertinya masih terus berkanjut, dimana ketika produsen pembuat smartphone atau ponsel pintar ini masih tetap mendominasi pangsa pasar akan permintaan smartphone di seluruh pasar dunia. Mereka adalah produsen, pencipta atau pembuat smartphone ternama yang mendapatkan jumlah presentase terbesar berdasarkan penelitian International Data Corporation (IDC). Nokia, Samsung dan Apple adalah sebagai pembuat atau pencipta smartphone teratas di Dunia. Dan berdasarkan grafik, di urutan pertama didudiki oleh Nokia, sebagai pembuat smartphone pertama di dunia, dan di urutan kedua adalah Samsung dan tiga teratas menyuslu Apple.

Smartphone berdasarkan fungsinya adalah:

Smartphone atau ponsel pintar berdasarkan fungsinya dapat di klasifikasikan menjadi lebih dari lima fungsi utama, pertama smartphone adalah sebagai pembantu tugas kantor, kedua smartphone sebaga perangkat unik viewer, editing pembuat file atau dokumen dalam format word, TXT, dan PDF, ketiga smartphone sebagai media untuk melakukan push E-mail secara cepat, keempat smartphone berfungsi sebagai sebagai perangkat hiburan, kelima smartphone berfungsi sebagai sebagai perangkat untuk mengakses internet dengan jaringan 3G, HSDPA, plus Wi-Fi, dan yang terakhir yang ke enam smartphone berfungsi sebagai alat pengganti perangkat PC Dekstop atau komputer.

Smartphone berdasarkan manfaatnya adalah?

Manfaat utama ponsel pintar (smartphone )dari segi utama yaitu Hardware dan Software:


(43)

36

Dari segi hardware¸ smartphone adalah perangkat yang memiliki Hardware dan Software yang lebih baik berdasarkan definisi , hardware bermanfaat sebagai penunjangn kinerja smartphone itu sendiri ketika digunakan untuk berbagai macam kebutuhan oleh penggunanya. Contoh adanya processor terbaik dengan kecepatan tertinggi. Manfaat Hardware pada smartphone adalah sebagai penopang kinerja atau aktifitas smartphone secara keselruhan. Contoh berikutnya adalah dipasangnya perangkat keras seperti kamera dengan kualitas terbaik. Kamera dalam smartphone bermanfaat sbagai alat perekan video, melakukan panggilan video dan bahkan mengambil atau mengumpulkan ribuan moment dan pemandangan terbaik kedalam ribuan foto dengan cara yang lebih mudah. Sementara contoh terakhir adalah , adanya memori internal dan eksternal, perangkat keras ini mempermudah pengguna smartphone untuk melakukan penyimpanan data melalui smartphone dengan cara yang hampir mirip dengan Harddisk dan Flas Disk.

Manfaat utama ponsel cerdas (smartphone) dari sisi software adalah:

Ponsel pintar (smartphone) adalah perangkat teknologi modern yang sudah di ketahui dapat menjalankan software lebih baik bahkan software dari pihak ketiga. Manfaat utama dari kemampuan menjalankan softwareini tentu adalah sebagai pembeda smartphone atau ponsel cerdas dengan ponsel versi biasa.dan contoh manfaat smartphone dari sisi sorfware adalah tersedianya layanan akses data. Layanan ini dapat di manfaatkan oleh setiap smartphone untuk memungkinkan penggunanya terhubung dengan konektifitas internet.


(44)

37

setiap saat dimanapun mereka berada, layanan kases data pada smartphone adalah bermanfaat untuk keperluan browsing, Email, Chating hingga posting,. Contoh berikutnya manfaat dari segi banyaknya aplikasi yang tersedia pada sebuah smartphone. Ponsel pintar (smartphone ) aalah perangkat yang tidak sekedar digunakan untuk melakukan SMS, menerima dan menjawab panggilan saja, hadirnya pusat aplikasi pada setiap ponsel pintar, maka ponsel cerdas (smartphone) kini dapat di manfaatkan sebagai pendukung bisnis, arena belajar.

2. Komunikasi

a. Ruang lingkup Komunikasi

1.) Pengertian Komunikasi

Dalam kehidupan sehari hari tidak pernah lepas dari yang namnya komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu

sendiri adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk kongkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut.


(45)

38

Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya communication,

berasal dari bahasa latin comunnicatio dan bersumber dari kata

comunnis yang berarti: sama; sama di sini maksudnya adalaha:

sama makna.2 Artinya ide atau lambang yang di sampaikan sama

dengan pikiran. Atau memindahkan gagasan melalui lambang-lambang yang di mengerti orang lain, dengan tujuan agar orang lain memahami ayang yang dimaksudkan.

Komunikasi sering di namakan juga sebagai sistem informasi, yaitu segenap unsur yang saling berhubungan dan tidak dapat di pisahkan dalam upaya membuat, menerima dan memberikan sesuatu pada orang lain dengan maksud tertentu. Kaitannya dengan ini, dalam ilmu komunikasi di kenal juga istilah publistik. Banyak yang berbeda pendapat mnegenai kedua istilah tersebut, tetatpi banyak ahli komunikais yang menyamakannya. Perbedaan itu hanya pada aspek historis dan leksikon saja. Mereka

sepakat pada arti terminologinya.3

Menurut Onong Uchjana Efendi dalam bukunya Yoyon Mudjiono, Komunikasi adalah :

“Proses penyampain suatu pernyataan yang di lakukan oleh

seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari

hubungan sosial”.

2

Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Remaja Karya, Bandung, 1985, hal. 11

3


(46)

39

Komunikasi berarti proses penyampain sesuatu

mengandung arti, lewat media mauput tidak yang berupa gagasan, ide, perasaan, pernyataan dan seabagainya dalam upaya menpengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan aapa yang

di kehendaki.4

a. Unsur-unsur komunikasi

1) Komunikator

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika seseorang menyampaiakn pesan kepada orng lain dengan tujuan tertentu. Artinya komunikasi bisa terjadi jika didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur unsur ini biasanya juga di sebut sebagai komponen komunikasi,atau elemen komunikasi.

Ke efekttifan komunikasi di tentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri seseorang yang merupakan paduan dari kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran, afeksi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran, afeksi adalah perasaan yang di timbulkan oleh perangsang dari luar, dan konasi adalah aspek aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya atau perjuangan. Ciri efektif tidaknya komunikasi d tunjukkan oleh dampak kognitif, dampak afektif dan dampak behavioral yang timbul pada

komunikan.5

4

Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi, Jaudar Press, Surabaya 2012, hal 7

5

Ali Nurdin dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi,buku perkuliahan Progam S-1 Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, , hal 99-103


(47)

40

2) Pesan

Pesan yang di maksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaiakn pengirim kepada penerima. Pesan daat di samapaiakan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya dapat berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda.

Dalam bahasa inggris biasanya di terjemahkan dengan kata message ,

content, atau Information. Pesan bisa dilihat dari beberapa segi di antaranya:

a. Cara menyampaiakan pesan

Melaluin lisan, face to face, langsung menggunakan media, saluran

atau sebagaimya

b. Bentuk pesan:

1). Informatif

Bersifat memberikan informasi keterang-keterangan fakta , kemudian komunikan mengambil keputusan. Dalam situasi tertentu pesan informatif justru lebih berhasil daripada persuasif, misalnya jika audience adalah kalangan cendikiawan.

2). Persuasif

Berisiskan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan membawwa perubahan sikap. Akan tetapi berubahnya atas kehendak sendiri bukan di paksa


(48)

41

3)Koersif

Penyampaian pesan bersifat memaksa dan menggunakan saksi saksi apabila tidak di lakukan.

Pesan yang disampaiakan harus tepat, pesan yang mengena harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut.:

Umum,jelas dan gamblang,bahasa yang jelas,

positif,seimbangpenyesuaian dengan keinginan komunikasi

c. Media

Media yang di maksdu disini adalah alat untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai media bermacam macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi panca indra dikatakan sebagai media komunikasi. Selain indra manusia ada juga saluran seperti telepon dan aat alat lainnya.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungan antara sumber sumber dan penerima yang siafatnya terbuka. Belajar untuk menikmati dan memahami media serta menghargai

isi media berarti termasuk kemampuan untuk menggunakan multiple of

acces ( poin akses ganda) untuk mendekati isi media dari berbagai arah

yang beragam dan menghasilkan berbagai tingkatan makna di dalamnya.6

Berkat perkembangan teknologi massa di jaman modern khususnya di bidang elektronik yang begitu cepat, media elektronik

6

Stanley J Baran,Komunikasi massa, budaya dan mellek media jilid 1 edisi 5, Penerbit Erlangga jakarta 2008, PT Gelora Aksa Pratama


(49)

42

semakin banyak bentuknya dan makin menghaburkan batasan batasan untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini di sebabkan makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa di kombinasikan antara satu sama lain.

d. Komunikan / penerima

Komunikan atau penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator/sumber. Penerima bisa dari satu orang atau lebih biasa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

Penerima sering disebut dengan berbagai macam istilah seperti

khalayak, sasaran, komunikan atau dalam bahasa inggris disebut audience

atau reciver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan

penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi. Karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan apakah pada sumber, pesan atau saluran. Karena itu mengetahui dan memahami kaakteristik penerima khalayak nerarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi.

Dilihat secara sosiologis kelompok penerima dapat digambarkan

dalam bentuk kerumunan, publik dan massa.7 Eruunan adalah orang yang

berkumpul dalam suatu tempat atau ruangan yang terlibat dalam suatu

7


(50)

43

persoalan atau kepentingan yang sama kaena mereka terlibat dalam kepentingan yang sama melalui komunikasi tidak langsung untu mencari penyelesaian atau kepuasan atas persoalan atau kepentingan mereka. Untuk itu publik bukan kelompok yang nyata dan tetap, tetapi bersifat elementer dan tidak memiliki tradisi, disiplin dan peraturan tertentu yang mengikat. Sementara massa adalah orang banyak yang sangat heterogen, tidak terikat oleh suatu tempat dan interaksinya, sangat kurang, demikian masalah yang mereka hadapi masih terpencar pencar. Karena itu cakupan

massa lebih luas daripada publik, audiens, atau kerumunan.8

c. Tujuan dan Fungsi komunikasi

1. Tujuan Komunikasi

Pada intinya tujuan komunikasi yaitu untuk integrasi sosial. Dengan kata lain, di mana ada komunikasi maka dapat di katakan ada satuan sosial, atau sebaliknya.

Ada beberapa pendapat mengenai tujuan komunikasi adalah yang di kemukakan oleh Colin Cherry (1964),

mengatakan “Komunikasi tujuannya pada pembentukan satuan

sosial yang terdiri dari individu-individu melalui pengunaan bahasa dan tanda. Memliki kebersamaan dalam

peraturan-peraturan, untuk mencapai aktifitas pencapaina tujuan.”

Harnack dan Fest (1964) yang menuliskan tentangpengambilan

keputusan dalam kelompok, memakai istilah “proses interaksi

8


(51)

44

untuk mencapai tujuan pengintegrasian baik antar individu

dalam kelompok tadi maupun di luar kelompok tersebut.” Di

samping itu, Edwin Newman (1948) telah memberikan

alternatif, “Komunikasi di upayakan sebagai suatu proses ketika sejumlah orang di ubah menjadi kelompok yang berfungsi.”9

2. Fungsi Komunikasi

Secara luas fungsi komunikasi tidak hanya di artikan sebagai pertukaran berita dan pesan, namun sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar fakta, data dan ide, dalam sistem sosial, fungsi komunikasi terbagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut :

a) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan,

pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat di mengerti dan beraksi secara jelas terhadap

kondisi lingkungan, masyarakat, nasional,

internasional dan sebagainya serta orang lain dan agar dapat dimanfaatkan sebagai pengambilan keputusan yang tepat (decision making).

b) Sosialisasi : Penyedian sumber ilmu pengetahuan

yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia

9


(52)

45

sadar akan fungsi sosialnya dan akhirnya dapat aktif di dalam masyarakat.

c) Motivasi : Menyediakan tujuan setiap masyarakat

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan di kejar.

d) Perdebatan dan Diskusi : Menyediakan dan saling

bertukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik;

menyediakan bukti-bukti yang relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat internasional mondial, nasional dan lokal.

e) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga

mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f) Memajukan Kebudayaan : Penyebarluasan hasil

kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan wawasan masa lalu; perkembangan kebudayaan dengan memeperluar horison seorang, membangun


(53)

46

imaginasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.

g) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbul, suara, dan

image dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu.

h) Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan

individu berkesempatan memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan menegerti dan menghargai kondisi,

pandangan dan keinginan orang lain.10

d. Proses Komunikasi

Suatu proses, suatu kelangsungan yang berkesinambungan. Dalam kelangsungsunganya mesti ada orang yang menyampaikan suatu pesan tertentu dan harus ada orang lain yang menerima pesan itu. Jadi dalam proses komunikasi paling sedikit harus ada tiga unsur di antaranya adalah manusia, yang satunya adalah pera. Apabila orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itu berjauhan tempatnya atau banyak jumlahnya, maka bertambahlah unsurnya dengan sebuah sarana untuk menyambung pesan tadi kepada orang atau orang-orang yang di jadikan sasaran komunikasi.

10

Sean McBride, Many voice one world, (Edisi: Bahasa Indonesia: Aneka suara satu dunia, PN. Balai Pustaka-UNESCO, cet . Ke-1, Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hal. 39-40


(54)

47

Proses komunikasi adalah proses pengoperan pesan dari sumber yang telah dirumuskan oleh komunikator untuk disampaikan kepada komunikan lewat saluran tertentu dengan tujuan tertentu dan diharapkan adanya keberhasilan dari kegiatan tersebut.11

e. Sifat Komunikasi

Ditijau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Komunikasi verbal (verbal communication)

a) Komunikasi lisan (oral communication)

b) Komunikasi tulisan (written communication)

2)Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)

a) Komunikasi kial (gestural/body/ communication)

b)Komunikasi gambar (pictorial communication, dll.

3)Komunikasi tatap muka (face to face communication)

4) Komunikasi bermedia (mediated communication ). 12

Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Bahasa itu sendiri menurut Larry L.

Barker memiliki tiga fungsi, yaitu; penamaan (naming atau

11

Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi, (Surabaya: jaudar press, 2012), hlm 114 12

Onong U Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1984), hal. 53.


(55)

48

labeling), interaksi, dan transmisi informasi.13 Secara sederhana,

pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.14

Komunikasi berasal dari kata latin “communis” yang artinya “membuat kebersamaan “ atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih ,”komunikasi” juga berasal dari bahsa latin lain yaitu “communico” yang berarti membagi.

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya di akui oleh hampir semua agama dan telah ada sejak pertama kalai manusia di ciptakan. Sifat manusia untuk menyampaiakn keinginan dan untuk mengetahui hasrat orang lain merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang lambang isyarat, lalu di susul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang itu di dlam bentuk bahasa verbal.15

3.

Media sosial

a. Pengertian media sosial

13

Deddy Mulyana, loc.cit.

14

Ibid. h. 308.

15


(56)

49

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog aktif.

Definisi lain dari media sosial juga di jelaskan oleh Antony Myfield .Menurutnya media sosial adalah media dimana penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan menciptakan pesan, termasuk blog, jejaring sosial dan

lain sebagainya.16

Karakteristik Media sosial

Gamble, Teri, dan Michael dalam Communication Works sebagaimana dikutip

Wikipedia menyebutkan, media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :

1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa

keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet

2. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper

3. Pesan yang di sampaikan cenderung leb ih cepat di banding media

lainnya

4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

Macam-macam media sosial:

16

Lihat di http://prezi.com/vddmcub ss /social-media-definisi-fungsi-karakteristik/ diakses pada tanggal 03 september 2015, jam 22:20


(57)

50

Berikut adalah macam-macam media sosial yang paling sering di gunakan masyaraka Indonesia:

1. Facebook

2. Twitter

3. Youtube

4. Instagram

5. BBM

4.

Remaja

a. Pengertian remaja

Sering kali kita susah berbicara kepada anak remaja, suah di ajak untuk menuruti kemauan kita, karena pada usia remaja , konflik atau ketidak cocokan sering muncul di usia mereka.

Masa remaja adalah masa transisi atau periode dalam kehidupan manusia yang mengalami beberapaperubahan yang terjadi secara bersamaan. Ketidak remaja mengatasi kondisi menekan karena perubahan tersebut, sering mengakibatkan munculnya gangguan dalam perilakunya. Perubahan yang terjadipada anak remaja, mencakup perubahan: fisik, kognitif, sosial, dan emosioanal.

Perubahan fisik terjadi sebagai akibat masaknya hormon testoteron pada laki-laki dan estogren pada perempuan. Remaja perempuan d tandai dengan menstruasi pertama kalinya dan remaja laki-laki di tandai dengan impi basah,


(58)

51

kemasakan hormon ini berpengaruh pada kematangan organ-organ reproduksi dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

Perkebangan kognisi remaja mencapai tahap formal operational yang memungkinkan remaja berfikir secara abstrcak dan kompleks, sehingga remaja mampu mengabil keputusan untuk dirinya sendiri.

Perkembangan sosial, di tunjukkan dengan adanya keinginan yang kuat pada remaja untuk melepaskan dirinya dari ikatan keluarga dan lebih melibatkan diri dengan teman sebayanya. Hal ini di lakukan remaja dalam usahanya untuk menemukan identitas dirinya, mendapatkan peran sosial sebagai pribadi deawasa yang mandiri.

Perkembangan emosi, di tantai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak. Perubahan emosi erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjai pada diri remaja.

Dari sedikit uraian di atas dapat dipahami bahwa perubahan perkembangan yang terjadi pada remaja sering mengakibatkan remaja mengalami keadaan tertekan atau stress. Kemampuan remaja mengatasi berbaga problem, sehingga tidak stress sangat di tentukan oleh seberapa besar dukungan dari keluarga terutama orang tuanya. Makin besar dukungan yang di peroleh ramaja dalam mengatasi berbagai problemnya, makin rendah kemungkinan remaja untuk mengalami stress sehingga terhindar gangguan dalam perilakunya. Komunikasi yang bagaimanakah dengan remaja, agar bisa efektif dan harmonis, sehingga dapat membantu proses perkembangan pribadinya menuju kedewasaan.


(59)

52

b. Komunikasi dengan remaja

Komunikasi baik verbal maupun non verbal pada dasarnya merupakan salah satu objek yang penting dalam proses pendidikan anak.juga merupakan sumber-sumber rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara orang tua dan anak dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing pihak dapat saling memberi dan menerima informasi, perasaan dan pendapat sehingga dapat di ketahui apa yang di inginkan, dan konflik pun dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini akan menumbuh kembangkan bahwa anak dapat diterima dan di hargai sebagai manusia. Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Dan dari penelitian yang di peroleh bukti adanya kecenderungan psikopaologi pada anak, di sebabkan kaena adanya hambatan dalam proses komunikasi antara anak dan orang tua, terutama ibunya.

Dalam proses perkembangan kepribadian anak, orang tua juga berperan sebagai pendidik yaitu bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan menjadi landasan yang kuat tumbuhnya jiwa dan pribadi ana. Keluarga merupaka wahana bagi anak untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Melalui ola asu orang tua anak mengenal nilai nilai moral yang ada di alam masyarakat, megenal tindakan yang baik dan buruk sebelum mereka mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya. Keberhasilan orang tua dalam mengembangkan nilai nilai moral bukan di sebabkan oleh nilai otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut yang di sesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Kenyataannya banyak orng tua yang kurang dapat berkomunikasi dengan anaknya , terutama


(60)

53

dengan anak mereka yang sudah remaja, karena banyak orang tua yang kurang menyadar pentingnya bahwa respon (verbal maupun nonverbal) dalam menanggapi anaknya, menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi.

Respon yang sering di utarakan orang tua pada anaknya yang menyebabkan terputusnya reputasinya komunikasi, antara lain adalah: memerintah, mengancam, memperingatkan , mendesak memberi kotbah, menasehati, menyeleseikan masalah memberi kuliah-mengajar, menilai-mengkritik tidak setuju, menyalahkan, mencemooh, membuat malu, menyelidiki, mengusut, menghindar, mengalihkan, perhatian, menertawakan, dan memuji, mensetujui, ungkpan-ungkapan tersebut di atas membuat anak, menghentikan pembicaraan, mempertahankan diri, menyerang, berdebat, merasa rendah diri, tidak menegerti, merasa perasan-perasaanya tidak di benarkan, merasa sedang di interogasi, rasanya kriteria tersebut sering di lakukan oleh orang tua dalam ototritasnya sebagai orang yang harus di patuhi.

Agar komunikasi pada anak tidak terputus perlu kiranya orang tua memahami cara berkomunkasi yang efektif, yaitu di antara lain:

1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak

untuk membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi hatinya. Dan yang paling penting adalah menumbuhkan pada anak rasa di terima dan di hargai. Bebrapa pernyataan yang bersifat membuka antara lain: “ saya mengerti..” Ya..hm.. “Oh ya..‟‟ Coba

ceritakan lebih banyak..”ibu kok tertaik ya..” Kelihatnyya kamu seneng


(61)

54

2. Mendengar Aktif, kemampuan orang tua untuk menguraikan perasaan

anak dengan tepat, jadi orang tua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal maupun nonverbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, antara lain: menolong ana untuk tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif) mengembangkan hubungan yang sangat dengan orang tua, memudahkan anak memecahkan masalahnya, meningkatkan kemampuan anak untuk mendengar pendapat orang tua, meningkatkan tanggung jawab anak.

3. Komunikasi dengan empatik, prinsip komnikasi empatik “berusaha

mengerti lebih dahulu, baru dimengerti”. Dalam mendengarkan empatik,

kita sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak dan remaja kita. Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga tetapi degan mata dan hati. Mata kita mengamati pesan pesan nonverbal yang di ekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri. Mendengar empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus intelektual,

bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau

memanipulasi orang lain.

Memang tidak mudah membangun komunikasi dengan anak kita yang sudah beranjak usia remaja yang sedang mengalamai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak bisa, pemahaman. Dan penegrtian kita sebagai rang tua memahami kesulitan kesulitan yang di alami oleh anak kita, merupakan hal yang sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan pengertian dari orang tuanya bahwa dia


(1)

103

dengan cara pandangnya masing masing. Ketika melakukan interaksi di dalam

media sosial orang orang yang terlibata hanyalah orang orang yang ad di

dalam akun media sosial mereka masing masing.

Aktivitas selanjutnya yang dilakukan oleh para remaja tersebut adalah

interkasi yang meraka lakukan akan menghasilkan suatu aturan aturan tertentu

yang bersifat maya ( tidak secara langsung bertemu karena berada di dalam

media sosial). Setelah itu individu membangun realitas sosial antara dirinya

dengan lingkungan atau orang di sekitanya sesuai dengan tingkat kognitif

masing masing. Realitas individu yang dimaknai sendiri oleh pemilik akun

sebagai pencipta realitias sosial kemudian akan terlihat dari aktivitas-aktivitas

yang terjadi dalam media sosial, status pada akunnya, chating, dan aktivitas

coment serta profil dan foto profil yang tertulis pada setiap akun media

sosialnya masing-masing. Realitas yang telah dimaknai oleh masing masing

pemilik akun selanjutnya akan menjadi konstruksi sosial di dalam Media


(2)

BAB V

A. Simpulan

Keseluruhan penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini, peneliti dapat memberikan simpulan dari “ Kontruksi Identitas Remaja pada Media Sosial” yaitu:

Remaja Mojokerto khususnya di Desa karang kedawang menggunakan

media sosial dengan banyak faktor semissal menggunakan karena memang

lagi tren di kalangan anak muda, atau semisal lingkungan tempat dimana dia

sering berinteraksi menggunakan media sosial.

Pentingnya makna dalam perilaku remaja, dalam berinteraksi

menggunakan media sosial, remaja mengkontruksikan makna yang ia capai

dalam menuliskan pesan yang ada di dalam media sosial, hal tersebut

menunjukkan bahwa di setiap perilaku remaja pasti mempunyai makna yang

ingin mereka sampaikan.

Hubungan remaja dengan lingkungan di sektiarnya maknya dan konsep

diri inilah yang nantinya akan mempengaruhi hubungan antara individu

informan dengan lingkungan sekitarnya. Informan pengguna akun media

sosial dalam hal ini secara tidak sadar mereka telah membangun dunia mereka

sendiri. Bukan berarti dia bergaul dengan lingkunganya atau masyarakat pada

umumnya melainkan mereka lebih memilih untuk berinteraksi melalui media

sosial dengan orang yang sudah mereka kenal atau bahkan yang baru mereka


(3)

Sehingga tanpa sadar mereka telah membuat batasan dunia mereka sendiri,

dimana mereka seperti memiliki dunia baru. Dunia mereka sendiri, dunia dimana

mereka lebih bisa mengekspresikan apa yang mereka inginkan tanpa rasa takut

dan membuat kesalahan saat mereka menuliskan atau memposting sesuatu di

media sosial, dimana penggunanya bebas menuliskan dan mengkpresikan apa

yang mereka inginkan.

B . Rekomendasi

Selama peneliti melakuka n penelitian, peneliti menemukan berbagai hal

yang dapat di jadikan masukan atau rekomendasi untuk pihak phak yang

berkaitan dengan kemungkinan untuk melaksanakannya penelitian lanjutan.

Sebagai pengguna media sosial haruslah menggunakan aplikasi tersebut

dengan bijak dan positif, dan dapat bermanfaat bagi pengguna lainnya, penulisan

kata serta foto profil yang berlebihan akan memancing pengguna media sosial

lainnya untuk comment negatif, alangkah baiknya penggunaan itu semestinya saja

dan sewajarnya.untuk melindungi diri kita dari orang yang tidak bertanggung

jwab, apalagi telah banyak kasusu di luar sana banyak pihak pihak yang di

rugikan oleh pengunaan media sosial.

Penggunaan dan pemanfaatan media sosial bisa dilakukan dengan bijak,

toh banyak orang di luar sana yang menggunakan media sosial sebagai lahan

untuk mencari nafkah, dengan cara memposting barang dagangannya, tidak perlu


(4)

dapat meraup untuk, ketimbang menggunakn media sosial sebagai lahan pamer

dan menujukkan eksistensi dirinya.

Peneliti menyarakan kepada semua remaja yang bersangkutan di desa

Karang Kedawang Khususnya untuk menggunakan media sosial dengan bijak,

jangan samapai karena kemajuan teknologi komunikasi di jaman sekarang akan

mempengaruhi kualitas hidup dan juga merugikan diri sendiri di masa yang akan


(5)

Daftar pustaka

Badara, Aris. 2012. Analisis wacana: teori, metode, dan penerapan pada wacana

media. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Bahri Syaiful. 2004 Pola komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga :

Sebuah Perspekif Pendidikan Islam”: Jakarta: Rineka Cipta

Baran Stanley J. 2008. Komunikasi massa, budaya dan mellek media jilid 1 edisi

5. Jakarta: PT Gelora Aksa Pratama

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Elvinaro dkk. 2009. Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung: Simbosa

Rekatama Media.

Hadiati S. Nikmah. 2010. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar, Pasuruan:Lunar

media

Malik, Deddy jamaludin, dan yosal irianta. 1994. Komunikasi Persuasif

Bandung:Remaja rosdakary

McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong Lexy J. 2012. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

rosdakarya.

Mulyana, Deddy, , 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


(6)

Nurdin Ali dkk. 2013. Pengantar Ilmu Komunikasi,buku perkuliahan Progam S-1

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya: Mitra Media Nusantara,

Nuruddin. 2009. Pengantar komunikasi massa. Jakarta: Raja grafindo persada.

Rakhmat, Jalaluddin. 1999 Metode penelitian komunikasi. Bandung: Remaja.

Ritzer, George dan J.Gooman, Douglas. 2008. Teori Sosiologi Dari Teori

Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern .

Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media: cerdas bermedia khalayak media

massa , Depok: Raja Grafindopersada.

Jurnal

Setyastuti, Yuanita. 2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks

Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4.

Website

http://prezi.com/vddmcub ss /social-media-definisi-fungsi-karakteristik/ diakses