Slide AKT 204 Perpajakan 1 6

PPh Pasal
25
PPh Pasal 25 mengatur tentang
penghitungan besarnya angsuran
pajak dalam tahun pajak berjalan
yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak untuk setiap bulan.

Ketentuan PPh Pasal 25
 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh

WP sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun
pajak yang lalu dikurangi dengan:

a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang
dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan
b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian
tahun pajak.

Ketentuan PPh Pasal 25
Contoh:
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 th 2012 adalah:
 PPh terutang tahun 2011
Rp. 30 jt
 Pengurangan:
PPh Ps 21
Rp. 5 jt
PPh Ps 22
Rp. 2 jt
PPh Ps 23
Rp. 2 jt
PPh Ps 24
Rp. 3jt
Total Kredit Pajak
Rp. 12 jt

 Dasar perhitungan PPh Ps 25 th 2012
Rp. 18 jt
 Besarnya PPh Ps 25 per bulan untuk tahun pajak
2012:
Rp. 18 jt / 12 bulan = Rp. 1.500.000,-

Ketentuan PPh Pasal 25
 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri

oleh
WP
untuk
bulan-bulan
sebelum
Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan
disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT
Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran
pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
 Contoh:

Tuan Dias menyampaikan SPT PPh 2011 pada Maret
2012. Angsuran PPh Desember 2011 adalah Rp
1.000.000. Maka, besarnya angsuran PPh ps 25 untuk
bulan Januari dan Pebruari 2012 masing-masing adalah
Rp 1.000.000.

Ketentuan PPh Pasal 25
 Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak

(SKP) untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung
kembali berdasarkan SKP tersebut dan berlaku mulai bulan
berikutnya setelah bulan penerbitan SKP.
Contoh:
Berdasarkan SPT PPh 2011 yg disampaikan WP pada Maret 2012,
perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar adalah
sebesar Rp1.500.000. Pada Juni 2012 diterbitkan SKPKB 2012 yg
sebesar 24 juta , maka besarnya angsuran pajak mulai bulan Juli
2012 Rp 2 jt/bulan.
 Penetapan besarnya pajak berdasarkan SKP tsb bisa sama, lebih
besar atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan

SPT.

Ketentuan PPh Pasal 25
Dirjen Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan
besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan
dalam hal-hal tertentu, sebagai berikut:
 Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian;
 Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;
 SPT PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat
batas waktu yang ditentukan;
 WP diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian
SPT PPh;
 WP membetulkan sendiri SPT PPh yang mengakibatkan
angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan
sebelum pembetulan;
 terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan WP.

PPh 25 apabila ada kompensasi
kerugian
 Penghasilan PT Dira th 2011 Rp. 120jt. Sisa kerugian th


lalu yg masih dpt dikompensasikan adl Rp. 150 jt. Sisa
kerugian yg belum dikompensasikan th 2011 Rp. 30 jt.
 Pd th 2011 PPh yg dipotong/dipungut pihak lain Rp. 2 jt
 Maka Penghitungan PPh Ps 25 th 2012:
 Penghasilan yg dipakai sbg dasar penghitungan angsuran

PPh Ps 25 adalah Rp 120jt – Rp 30jt = Rp 90 jt.
 PPh Terutang (UU 36/2008) : 25% x Rp. 90jt = Rp 22,5 jt
Angsuran PPh 25 per bulan th 2012 :
( 22,5 jt – 2 jt ) /12 = Rp 1.708.330
Apabila kompensasi rugi masih belum habis, maka angsuran
PPh 2012 adalah NIHIL

PPh 25 Atas Penghasilan Tidak Teratur
Pada 2010 Abbas ( TK/- ) memperoleh penghasilan

teratur Rp 174,3 jt, sedangkan penghasilan tidak
teratur dari menyewakan mobil . Selama tahun 2010 ,
mobilnya disewa sebanyak 10 kali dan mendapat

penghailan Rp 20 jt. Atas sewa mobil sudah dipotong
PPh 23 Rp 400.000,- Maka Penghasilan yg dipakai sbg
dasar penghitungan PPh Pasal 25 pada tahun 2011
Abbas adalah hanya dari penghasilan teratur saja.
Penghasilan Netto ( 174.300.000-24.300.000 ) = 150 jt
PPh terutang : 5% x 50 juta = Rp 2.500.000
15% x 100 juta = Rp 15.000.000

PPh 25 Atas Penghasilan Tidak Teratur
Penghitungan PPh 25 atas penghasilan
teratur :
Penghasilan Netto – Penghasilan sewa =
174,3 – 20 jt = 154,3 jt
DPP : 154,3 -24,3 = 130
PPh = 5% x 50 juta = Rp 2.500.000
15% x 80 juta = Rp 12.000.000
PPh 25 = 14.500.000 /12 = Rp

PPh
25

atas
SPT
terlambat
Perpanjangan SPT / Pembetulan SPT
SPT PPh Badan 2011 disampaikan tgl 25 Juni

2012, dengan data :
Penghasilan Kena Pajak Rp 500 juta
PPh = 25% x 500 jt = Rp 125 juta
PPh dipotong pihak lain ( 22,23,24 ) = Rp 42,5
jt
Angsuran Desember 2011 Rp 5 jt
Maka PPh Pasal 25 Januari – Maret 2012 Rp 5
jt
PPh 25 April Mei Rp 5 jt

/

PPh 25 atas SPT terlambat / Perpanjangan
SPT / Pembetulan SPT

Setelah dihitung dgn masuknya SPT
PPh terutang = 125 jt – 42,5 = 82,5 jt
Setoran PPh 25 April – Des 2012 ( seharusnya )

82,5 jt / 12 = 6,875 jt
Untuk April dan Mei sudah setor 5 juta, maka
atas kekurangan April dan Mei dikenakan sanksi
:
April 2012 = 1,875 jt + ( 2% x 2 x 1,875 jt )
Mei 2012 = 1,875 jt + ( 2% x 1 x 1,875 jt )
Apabila Penghitungan PPh 25 lebih kecil, maka
kelebihan pembayaran dpt dikompensasikan

Terjadi Perubahan Usaha
Apabila dalam tahun berjalan ( sesudah 3 bulan

atau lebih) WP dapat menunjukkan bahwa PPh
terhutang akhir tahun kurang dari 75% dari total
PPh 25
PT Luwes yg bergerak di bidang konveksi pada th

2012 membayar angsuran bulanan sebesar Rp 18 jt.
Pada Juli 2012 pabrik milik PT Luwes terbakar.
Sehingga
pada
akhir
tahun
diperkirakan
perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu,
berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak mulai bulan
Agustus 2012 dapat disesuaikan menjadi lebih kecil
daripada Rp. 18 jt.

Terjadi perubahan usaha
PT Trendy yang juga bergerak di bidang

konveksi dalam tahun 2002 membayar
angsuran bulanan sebesar Rp. 18 jt. Mulai
Mei 2002 PT Trendy mengalami peningkatan
penjualan
yang

sangat
besar
dan
diperkirakan PKP-nya akan lebih besar
dibanding th sebelumnya. Oleh karena itu,
berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak mulai
Agustus 2002 dapat disesuaikan menjadi
lebih besar daripada Rp 18 jt.

Ketentuan PPh Pasal 25
Menteri Keuangan menetapkan
penghitungan besarnya angsuran pajak bagi:
Wajib Pajak baru;
Bank, BUMN, BUMD, WP masuk bursa, dan
WP lainnya yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan harus
membuat laporan keuangan berkala;
WP orang pribadi pengusaha tertentu
(melakukan kegiatan usaha di bid.
Perdagangan grosir dan atau eceran barang

konsumsi melalui gerai/outlet yg tersebar di
bbrp lokasi, atau alamat usaha beda dengan
alamat domisli)

Ketentuan PPh Pasal 25
 PPh Ps 25 bagi WP baru: dihitung berdasarkan jml pajak

yg diperoleh dari penerapan tarif umum atas
penghasilan netto sebulan yg disetahunkan dibagi 12.
 Bagi Bank: dihitung berdasarkan penerapan tarif umum
atas laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan
terakhir yg disetahunkan dikurang PPh Ps 24 yg
dibayar/terutang di LN utk th pajak yg lalu dibagi 12.
 Bagi Bank sbg WP baru: PPh ps 25 Triwulan I dihitung
berdasarkan penerapan tarif umum atas perkiraan labarugi fiskal triwulan I yg disetahunkan dibagi 12.

Ketentuan PPh Pasal 25
Bagi BUMN/D: dihitung berdasarkan penerapan

tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut Rencana
Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) th pajak
ybs yg telah disahkan oleh RUPS dikurangi dengan
pemotongan/pemungutan PPh 22, 23, 24 pada
tahun pajak yg lalu dibagi 12.
Jika RKAP belum disahkan, maka besarnya
angsuran PPh 25 tiap bulan adalah sama dg
angsuran PPh 25 bulan terakhir tahun pajak
sebelumnya.
Jika ada sisa kerugian yg msh dpt dikompensasikan:
penghasilan neto menurut RKAP dikurangi jml sisa
kerugian yg blm dikompensasikan tsb.

PPh Pasal 29
Apabila pajak akhir tahun sesungguhnya

lebih besar dari total pajak yang sudah
dipotong
pihak
lain
(
PPh
Pasal
21,22,23,24 ) dan PPh angsuran yang
dibayar sendiri ( PPh Pasal 25 ), maka
kekurangannya harus dilunasi sebelum SPT
Tahunan disampaikan ( PPh 29 )

SOAL
 PT Aman Aman Saja memasukkan SPT PPh Badan tahun

2011 pada Masa 18 Mei 2012 dengan Laba Netto usaha
sebesar Rp200.000.000. PPh yang dipungut oleh pihak lain
(Pasal 22 Impor) th 2011 Rp2.000.000. Angsuran PPh
tahun 2011 sebesar Rp 1.500.000/bulan
 Hitung :
 Angsuran
PPh 25 tahun 2012 sebelum PT AAS
memasukkan SPT
 Angsuran PPh 25 tahun 2012
sesudah PT AAS
memasukkan SPT
 Hitung sanksi perpajakan yang ada
 Hitung PPh 29 tahun 2012 apabila diketahui PPh akhir
tahun 2012 sebesar Rp 60 jt dan PPh 22 tahun 2012
sebesar 3 juta