Watak Peradaban dalam Epistimologi Ibnu Khaldun | Hasyim | Humaniora 1342 2473 1 PB

VOLUME 22

No.3 Okbber2010

Haarnan3SWf

WATAK PERADABAN DALAM EPISTEMOLOGI
IBNU KHALDUN
Hafidz Hasyim *

ABSTRACT
This article imestigats Ibn KhaJdunis thought on the nature of civilization from a hhmrid
perspabe and hi thought on the nature of civil
found that the natureof civilizationis epistemological becausethe study d h natureof civilizationis
a new method in discovering the substance of history. Furthermore,the nature cMlization is related
to the nature of human beings for having produced sciences in its history. Accordingto Ibn M d u n ,
0ursystemoi~tislimitedIntwoways:the
i d l e c t w l , and the relation of physical systems
sciences into intellectual and revelationalsciences.

Key W&


Ibn Khaldun, the Nature of Culture and Epsitemology

ABSTRAK
Artikel ini meneliti pandangan Ibn Khaldun tentang watak peradaban dari perspektif historis dan
pandangannyatentang watak peradabansebagai fondasi episternologis. Ditunjukkanbahwa peradaban
benifat epistemologis karena studi tentang watak peradaban merupakan metode baru dalarn
menemukan substansi sejarah. Menurut Ibn Khaldun, sistem kita tentang pikiran terbatas dalam dua
cara, yaitu hubungan sistem fisis, baik pada perse
padaspiritualitas. Dalam konteks ini, Ibn Khaldun
ilmu intdektual dan revelasional.
Kata Kunci: lbnu Khaldun, watak peradaban dan epistemologi, ilmu pengetahuan

ICUENBMkR
Bangsa 8arat menpa
selama ini karsna rnernitik~
hadap-mwq merkJamullah(2(106:11T),
tltik tekan filsafat Barat dalam masa modem
terktak pada aspek epistemdogi. EpisbmbgI
atau teori pengetghuan mendapat .p+@-@n

~diduniaB91.at~epis~sabagai
baglan dari filsafat berupaya rnenyusun,
A

Staf PengajarSekolahTinggiAgama IslamNegeriJember

I'

,

.

+

Hafldz Hasyim - WatakPeradaban d & m

BagiDescartes, untukmenemukanpengetahuan
yang pasti diperlukansuatu metode pasti dengan
tujuan untuk menemukansuatu kepastianyang
tidak dapat diragukan lagi, yaitu kemguan, tidak

salah kalau kemudian Descartes mengatakan
ccgito ergo sum (saya berftkir, maka saya ada).
Selain Descartes, filsuf yang tampaknya
berseberangan adalah Francis Bacon (15611626). Baconadalahfilsuf lnggris dikenalsebagai
perintis filsafat ilmu pengetahuan dengan
percobaan-percobaannya dalam ilmu alam.
H a d i i (2003:15) menjelaskanbahwa Bacon
adalah filsuf yang meletakkan metode-metode
dasar induksi sebagai metode untuk mensistimasir secara logis prosedur ilmiah.
Pandangan Bacon ini didasarkan atas bahwa
pengetahuan yang lama tidak memberi faedah
dan menghasilkan hal-ha1 baru. Bacon
menginginkan filsafat dipisahkan dari agama,
filsafat seharusnya dapat menghasilkan
pengetahuan dan menernukanhal-hal baruyang
dapat memberimanfaat kepada manusia dengan
selogannya Knowleadgeis Power.
Bacon telah menernukan metode baru;
induksisebagai metode yang dapat diandalkan.
Metode induksidigunakan untuk untuk menggali

ilmu-ilmu empiris yang bertitik tolak pada
pengalamanpartikuleruntuk mencalrikesimpulan
seluas-luasnya. Atas pandangan Baoon seperti
ini, tidak salah kalau Bacond a r n dunia modem
dipandang sebagai perintis aliran filsafat
Empirisme; yaitu suatu aliran filsafat yang
rneietakkan kemampuanempiris (pan- indera)
sebagai sarana utama dalam memperoleh
pengetahuan.
Berdasarkankedua aliran filsafat RasionaC
isme dan Empirisme, corak pemikiran flsafat
Barat berkembang pesat, yang kemudian
memunwlkanbanyak para filsuf. Sebagianfilsuf
menwba menggabungkan antara kedua aliran
tersebut, seperti lmmanuel Kant (1724-1804),
yang lebih dikenal dengan "RasionabmeKritis".
Menurut Kant, bahwa rasio manusia tidak akan
mencapai hakekat sesuatu (nomenon), paling
cepat yang mampu ditangkap hanya sebatas
fenomenanya saja. (Bertens, 1989: 60).


Pelbagai gagasan filsafat dan me?.todeyang
dirumuskan oleh para filsuf Baratdi atas, tampaknya berkembang dan bejalan seam dibktis;
tesis-antitesiisintesisuntuk menapta-kansuatu
paradigma baru dalam memperoleh penge
tahuan. Suatu metode dan paradigma yang
ditemukan oleh filsuf sebelumnya, pada masa
berikutnya mendapatkritik untuk menernukandan
menawarkanmetode dan paradigma baru yang
dinggaplebihmemadai untuk menembusmalitas
objektif (mencapai sesuatu yang dianggap
eviden). Persoalan selanjutnya adalah apakah
pemikir-pemikirIslam, mulai dari aCFarabihingga
filsuf kontemporer seperti Nasr HamidAbu Zaid,
Hassan Hanafi tidak pemah memiliki dan mem
bangun basis episternologi?Dalam pemahaman
filsafat secara umum, kiranya hampir semua
pemikirandan gagasan yang diusung oleh para
filsuf maupun ilmuantentang ilmu pengetahuan
pasti memiliki dasar epistemologi.

Diskursus epistemologi model filsafat Barat
barangkali pemahtejadi dialektika epistemologi
dalam pemikiran Islam pada abad tengah. AlGhazali misalnya melakukan kritik terhadap
pemikiran filsuf muslim, seperti lbnu Shina, alFarabi. Kritik al-Ghazali terhadap filsuf Muslim
karena terlalu menekankan rasio; aka1 dalam
memperoleh hakekat kebenaran dan pengetahuan. Al-Ghazali menawarkanparadigma b m ;
intuisi untuk memperoleh pengetahuan dan
kebenaran. Kemudian, lbnu Rusdhy dalam
Tahdut at-Tahdut, pemikir setelah al-Ghazali
memberikan kritik terhadap buku al-Ghazali
Tahidut al-fa-h.
Kelihatannya bukan sebatas
kritik, tetapi merupakan sintesis atas pemikiran
filsuf-filsuf muslimyang menekankanrasionaliis
dan intuisi. Hanya saja, proses dialektika dalam
tradisi intelektual lslam hanya berlangsung pada
abad tengah, dan tidak berkembangpada masa
berikutnya. Perbedaanepistemologi ini kemudin
bergerak menjadi perbedaan ideologis yang
saling bertentangan.

Realitas seperti inilah kiranya yang menjadi
dasar tulisan ini untuk mengkajidan mengungkap
pemikiranseorang filsuf muslim, "Ibnu Khaldun"
(1332-1406 M), yang ditengarai sebagai bapak

modem.T u l i ini berran lbnu Khaldun

bnu Khaklunblah
arah dan teorin W a / - Y k wa
waI-Nmbar fi AyymiI-'Arab
wiM3ahar wa Man '%praAum min
ulfBnilakbar (Buku penggalian dan
nasal-usul peristiwa darihari-haribngsa
hab, P;ersidan Barbardan orang-omngsaz;wnan
cfisnganmerekayang memilikikekuasaan bear).
@Sr, ini terdiri abs enam sampai tujuh jilid.
Namun, sebelum menulis kitab a/-'/bar, lbnu
rOlaMun menulis pendahuluannyayang dikenal
dengan"Muqoddimah".Bgnyak kafanganmenilai
Muqoddimah yang awalnya sebagai buku

pmdahuluan,justhl di siniiah gagasan-gagasan
fbfa&ya tentang sejamh, sosial dm i h u pengetahuan dikupas secara mendaiam (Zainudin,
1992:7). Dengan Muqoddimah, lbnu Khaldun
hmaksud mengembangkanihrm pengetahuan
baru, yaitu sosi01ogi yang tidak pemah dibahas
olsh para intelektual Islam sebelumnya (WM,
1@85:90-91).
Secara umum, penetiin ini dimaksudkan
untuk mmgkajipemikbanlbnu
Sudut
pmdangb3pistemologi. Untukme
PeneI b n ini, dkurnuskan beberapa pakak permamlahan, yaitu bagaimanakah pemikiran &n kansep
Watak Pemdaban(@fatuCtrmr.) i b n u w n
datam karyanya 'Muqqaddimahn dillhat dari
aspek histo& dan bagaimanakahpemikkqndan
icansep Sejarah (8tMkh) dan Watak
(pbPafu1-'umrtsh) dalam karyanya '
mah"sebagai dasar episternologi?
secarabahasaepistemologl~&*
*epistemw(cara)dan 'logosn (ilmu). lstilah'Epbb

mologi pertama kali diiunakan oleh 3.F F d w
pwhtahun 1854(Runes, 1971:94). RunesH a m
bmwsnya menjelaskanbahwa EpisemQIeis
the branch of philosophy which inves@&s the
sttudumI methods and validity of knowQengan demikian, epistemobgi memumber pengetahuanatau cam mernetahuan.

-W'wm

Ketika epiete
h
a
sebuah proses m
pokok epbtmologi b
untuk mempeKJleh p p t a
pada pnasss; suatu kemuqkinsul, potsWwW
memperoleh pengetahwan. sal,erti yang diungkapkanJacques Maritam (1959:73), tujw
epismi-untukw-~er&w;
apakah saya dapat tahu, tetapi uuntuk menemukan syarat-syarat yang memungkinkan s a p
dapat tahu.
Dengan demikin, landasan teori episttp

rnologi yang kelihatannya tepat untuk melihat
pemikiran lbnu KhaIdunadatah teori paraCrikit
Thomas S. Kuhn. Kuhn berpandaqan setlap
teori tidak dapat diperbandingansatu sarr& hin
karena mashg-masing memiliki paradlgk
terseridin. Setiap ihuanyang M l Mpardgma

tklak akan sama (Kuhn, 2OEk10-11).

.
i

-

SMILAS RIWAYAT WIWP IBlrltj WALbUN

an sejaah W m , b a M wjak
jatuh dari dinasti
ke


Mm

nama keluarga KhaW rqbi te&qml.@+
diperbincangkanbanyqb m k g yang k t m w $ i
sangat menenturn
b p m wW r pa&&
berikutnya bagi ketmnan Khaklun (Wafi,
8).

$g
- - HafidzHasyim - Wafak Pemdaban dalam Epistemdogi Ibnu CVrakkv,
2.

Peristiwasejarah pemberontakan ini meng+- akhiri pemerintahanterpusat dengan memuncul- kan pemerintahan-pemerintahan kecil dalam
-- sejarah pditik IslamdiAndalusia. Sejak peristiwa
itu, kekuasaan dinasti Umawiyah membiarkan
I
' Andalusia hidup di luar kendali kekuasaannya,
? kemudianmelahirkanberbagaipemberontakan
-- yang terus menerus di Andalusia, kudeta
k e k m n be&ngsung dlih berganti, kekuasaan
berpindah dari dinasti satu ke dinasti lain.
: Setidaknyadalam keteranganWafi (-19859) ada
I tiga dinasti yang saling berebut, yaitu dinasti
mawaif, Murabithdan Muwahhidun.
KetikaAndalusia dikuasaioleh dinasti Muwa+
? hiiun, kakek moyang lbnu Khaldunmembangun
-i'hubungan yang sangat baik dengan penguasa
ini. Namun, pada saat menikmati keistimewaan
sebagai bangsawandi Sevilb, tiba-tiba kekmar:
.: an Muwahhidun di Andalusia mengalami kemunduran karena pihak Nasranimenyerbu kota
i
: mendekati Kordoba, Sevilla dan G r a d . Melihat
:3 situasi bahwa kotanya Sevilla akan runtuh di
tangan musuh, keluarga Khaldun memutuskan
untuk transmigrasi ke barat laut Afnka; Tunisia,
padabhun 623 W1223
(Audah1tth:8)m
Di negeri Tunisia lbnu Khaldun dilahirkan,
-tnyatanggal
tahun 732 Hsatau
2 pada pada 27 Mei 1332 M. Nama lengkap lbnu
-*
-- KhaIdun
adalahAbdumhman ibn
Khaldun
al-Hadrami (Baali 8 Waardi, 19819).
i
-..
: Banyak gelar yang melekat pada namanya
5
bentuk pmSi dan kekuasaan yang
2 pemah diraih dan digelulinya, sepef'ti Waliudin,
b aCMdiki, ar-R~s,aCHqib, a#-$adr~l-KabiP,a/FeqB al-Jalil, 'Allamatul-'Ummah lmsmulAimmah (Wafi, 1985:4).
Nama lbnu Khaldun dihubungkan dengan
garis kakeknyayang kesembilanyaituKhalidbin
Usman. m l j d
orang pertamyang m k
$ Andalusia bersama para penaMuk berkebangsa3 anArab. Dia lebihdikenal dengan lbnu Khaldun
bettubungandengan kebiasaanorangAndalusia
s untuk menambahkan huruf waw dan nun di
belakang namanama orang terkemuka sebagai
bentuk penghormatan. Kemudian keturunan
Khalid lebih dikenal dengan bani Khaldun,
.

I

;-

&

..

4

f temp
a

$
2
L
,
.

terrnasuk tokohAbdurrahman yang mempakan
garis keturunanyang ke sembilan.
lbnu Khaldunsendiri menyebutdirinyadalam
Muqoddimahsebagai keturunanhb;aCHadrami,
Yam an (I< hanun ,2005 S).D a h k k b JumhrTiuJxnsjil-flmb, lbnu l-kfnmenyabkan bahwa
keluarga lbnu Khaldun berasal dari Yaman dan
k a k e k ~ a ~ n ~ a b e r a g aIslam;
m a Wail bin HujrWail bin Hujr adalah sahabat Nabiterkenal yang
"leriwayatkan sekitar70 H a d a n~ m a h d i m
Rasulullah ke negeri Yaman untuk mengajarkan Islam (Audah, tth dan Wafi, 1985:4-11).
Selanjutnya, lbnu Khaldun menguraikan
secara jelas silsilah keturunannya dengan Wail
bin Hujr &lam al-Ta'rif sebagai berikut: "Hbdurrahmm bin Muhammad bin Muhammad bin
Muhammadbin Hasanbin MuhammadbinJjir
bin Muhammad bin Ibraim bin Abdunah-mm
bin Khdid(dikenal Khaldun-cikalbakal keluarga
besar di Andalusia dan Maghribi) bin 'UsmiTin bin
Khmi'bin Khattj bin Kuraib bin Wy.HYakrib
bin-Hm'sbin Wail bin Hujr" (Wafi, 1985:5-6).
Seperti lazimnya anak-anak kecil, untuk
pertama kali pendidikannya ditempuh secara
tradisionaldengan mempelajariilmu-ilmuagama.
Ayahnya smrang
menjadi guru p e r t a m
nyamPads saat itu, pendaikan lbnu
di
tempuh di Masjid dan hingga sekarang banyak
mng
Tunisia yang mengenaI MaSjI.d
di mana lbnu Khaldun belajar; yaitu masjid aC
Quba (Wafi, 1985:11).
Ditengah lbnu KhaMunlagi menikmatidunia
lntelektualnyapada usia 1525tahun, lbrm KhaC
dun harus ditatapkan pads r ~ l i t asosial
s
politik
yang penuh kekacauan. Setidaknya, di A m
utara saat itu terjadi pergolakan politik yang
sangat dahsyat (Enan, 1973:ll-12 dan Raliby,
1962:9). Di samping kekacauan politik, ada
peristiwabersejarahlainyang rnembuatsemakin
runyamnya kota Tunisia, yaitu terjadinya wabah
g
kota itu ~ a d a
penyamPes (tha'un) ~ a n melanda
tahun 1349 M.
Akhimya, lbnu Khalduntransmigrasi ke Fez,
Maroko. Di Maroko inilah lbnu Khaldunm a p a i
kematangan intelektual dengan brgum pgda
lama terkenal wafi, 1985:12 dan Rdiby,
1962:7-9). Di jenjang pendidikan di Mardro ini,

deh PengumaAbllmn
sana tenang, dengan

k&cpddirnah sebagai buku pendahuluannya.
Muqoddimahdiikikannya pada tahun 1377
MhAam wyaktu selama 5 bulan dan untuk kitab
ab1bar yang sebanyak 6 jilid banr diselesalkan
tahun k e m d i idi7'unisia(Wafi, 1985 dan
1962:20-21).
Sepanjanghidupnya, kaderpd'iiibnuKhali pasang surut penuh ketidaka

LlnaKlgkan bagi kabr politik tbn
di bidang Mukum wtama dua

u m k mewmiRaja Pedrodari Castnla dengan

I
I

$f

-

-

Hafidz H a grim Watak Peradaban dalam Epistemdcgi Ilbrnr K h M m

$

Secara umum, para intelektualsebkirn lbnu
h
&
n
d
u
a
J
d
jabatan sebagai hakim hinggasampai
'Iwafatnya pada tanggal 17 Maret 1406. Dengan Khaldun dalam menggalifenomena sosial.hanya
.
Cspenuh kehorrnatandari negara dan bangsanya, sebatas befifatdeskriptifobjektif;
gG'%lbnu Khaldundikebumikandi pernabmankaum fenomena apa adanya tanpa ada upaya
mengambil kesimpulan. Kebanyakan mreka
' sufi di rulesir (Ralibv 1962:33).
menggunakanmetodeyang ditempuhdeh para
ahli HadS dalam melihat fenomena sosial, yaitu
E. WATAK PERADABAN IBNU KHALDUN
bnu Khaldun adalah pendiri dan peletak cukup menerangkan gejala-gejala itu secara
r sosiologi ('ilmul-umrtin). Gagasannya deskriptif, sepertiyang ditulis deh lbnu Ham. Di
metode dakwah sangat dominan,
fenomena sosial merupakan pemikiran samping itu,
Akibatnya
gejala
sosialdipahami sebagai sebuah
,suatu ha1 baruyang tidak pemahdigagas
bentukan atas keyakinan, tradisi, ideologi dan
h lntelektual lslam lain sebelumnya.
adat istiadat suatu umatsehingga penJdasanny
Keinginan lbnu Khaldun untuk mengkaji
menonjolkan kebaikan-kebaikan, dan menyeruI berdasar atas pandangan
kan kepada umat agar berpegangpada prinsip
tiap benda, termasuk manusia
prinsip kebaikan tersebut. Metode ini banyak
ada dalam alam sernesta memilikiketentuan
digunakandeh ahliihli agama, para pendakwah,
um yang sudah ditentukan olehAllah SWT.,
ahli-ahli ilmu pdltik, seperti lbnu Maskawihdalam
semua benda tunduk dan patuh pada kiabnya Tah26ul-A&/@, aCGhazali dalam Ihya'
ntuanhukumtersebut. Dari ketentuanhukum 'Ulmid-dA, al-Mawardi dalam karya Ahkr3nus
benda-benda, para ihnuan menernukandan ~ u l j n i y y a h .Metode lain lebih bernuansa
ngambil suatu hukum-hukum, lalu menarik idealisme, yaitu gejala sosial dirangkan dengan
atu teori-teoriyang kemudian rnenjadi disiplin prinsip-prinsip untuk mencapai tujuan idealyang
mualam, seperti fisika, bkdogi, kimia, ashnomi, hendak dicapai. Kebanyakan metode ini
logi kedokteran dan lain-lain. lbnu Khaldun dipengaruhi oleh pemikiran PlatodanAtistoteles,
eyakini bahwa manusia dengan fenomena seperti al-Kindi, al-Farabi yang menjelaskan
rilakunya juga dapat ditarik suatu hukum atau gejala sosial seperti apa yang seharusnya untuk
sepertiyang dilakukanterhadap benda- rnewujudkanrnasyarakatyang baik, tunduk pada
aturan-aturan sesuai dengankeinginan mereka.
Disamping itu, banyak para Intelei