Matakuliah dan Materi CA Revie Pelaporan Korporat | Dwi Martani
CA REVIEW
MANAJEMEN PERPAJAKAN
EMOTIONAL PERPAJAKAN
WAJIB PAJAK BERUSAHA MEMBAYAR
PAJAK SEKECIL MUNGKIN
TAX DISCIMINATION
TAX COMPLIENCE TIDAK TEGAS
PRAKTIK TAX EVASION
Definisi Manajemen Pajak
• Upaya-upaya manajemen dalam memenuhi kewajiban
perpajakan yang benar, tetapi jumlah pajak dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan.
• SARANA MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DENGAN BENAR, TETAPI JUMLAH PAJAK YANG
DIBAYAR DAPAT DITEKAN SERENDAH MUNGKIN
UNTUK MEMPEROLEH LABA DAN LIKUIDITAS
YANG DIHARAPKAN (Lumbantoruan,1994)
Tujuan Manajemen Pajak
• Umum:
• Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
• Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang
seharusnya.
• Manfaat Manajemen Pajak
–
–
–
–
Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan
Menunda pengakuan penghasilan
Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
Strategi Manajemen Pajak
• Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dalam
bentuk badan usaha baru
• Menghindari pengenaan pajak berganda
• Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau
teratur atau membentuk, memperbanyak atau mempercepat
pengurangan pajak.
• manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari:
– Perencanaan Pajak (Tax Planning)
– Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)
– Pengendalian Pajak (Tax Control)
TAX AVOIDANCE
MANI PULASI
PENGHASI LAN SECARA LEGAL
YANG MASI H SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERUNDANG
–
UNDANGAN
PERPAJ AKAN
UNTUK
MEMPERKECI L
J UMLAH
PAJ AK
TERUTANG (Barr NA, 1977)
PENGATURAN
SUATU
PERI STI WA
UNTUK
MEMI NI MUMKAN PAJ AK SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERPAJ AKAN
TAX SAVING
USAHA MEMINIMALISASI JUMLAH UTANG PAJAK YANG
TIDAK TERMASUK DALAM LINGKUP PERPAJAKAN
(Zain, 2003)
MENGHINDARI UTANG PAJAK DENGAN TIDAK MEMBELI
ATAU MENJUAL YANG ADA PPN ATAU MENGURANGI
JAM KERJA
TAX HEAVENS
FASILITAS PAJAK YANG DAPAT DINIKMATI DENGAN
ADANYA KETENTUAN PERPAJAKAN YANG BERLAKU
JUSTIFIKASI :
DOMISILI TIDAK ADA PAJAK YANG HARUS DIPUNGUT
PAJAK HANYA DIPUNGUT UNTUK INTERNATIONAL
TAXABLE EVENT
PERLAKUAN KHUSUS, MIS TAX HOLIDAYS
EKSPANSI PASAR MELALUI PENDIRIAN KANTOR
TAX EVASION
MANIPULASI SECARA ILEGAL ATAS PENGHASILANNYA
UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK TERUTANG
(Barr NA, 1997)
PENYELUNDUPAN PAJAK YANG MELANGGAR
UNDANG-UNDANG PAJAK (Anderson, dalam Zain, 2003)
Termasuk……………..
KATEGORI TAX EVASION...
IGNORANCE ( KETIDAKTAHUAN )
ERROR ( KESALAHAN )
NEGLIGENCE ( KEALPAAN )
MISSUNDERSTANDING ( KESALAHPAHAMAN
TAX PLANNING
TINDAKAN LEGAL PENGENDALIAN TRANSAKSI
TERKAIT DENGAN KONSEKUENSI POTENSI PAJAK
PAJAK YANG DAPAT MENGEFISIENSIKAN JUMLAH
PAJAK YANG DITRANSFER KE PEMERINTAH.
TRANSAKSI TERKENA PAJAK DIUPAYAKAN DIKURANGI
JUMLAH PAJAK ATAU DITUNDA SECARA LEGAL
ASPEK FORMAL DAN ADMININISTRATIF
HUKUM PAJAK FORMIL
NPWP DAN NPKP, PEMBUKUAN, MEMBAYAR PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM
PAYMENT SYSTEM
ASPEK MATERIIL : OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DANA
MANAJEMEN AGAR PEMBAYARAN PAJAK EFEKTIF
TAX PLANNING
HAL YANG PENTING :
TIDAK MELANGGAR KETENTUAN PERPAJAKAN
SECARA BISNIS MASUK AKAL
BUKTI PENDUKUNG MEMADAI
(MIS. PERJANJIAN; FAKTUR; KEBIJAKAN AKUNTANSI)
PENGENDALIAN PAJAK (TAX CONTROL)
PERSYARATAN FORMAL DAN MARIIL
PENGENDALIAN PEMBAYARAN PAJAK
DOING THING RIGHT, DOING THE RIGHT THING AND
WORK SMART
Perencanaan Pajak
• Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak
dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi
jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
• Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax
Burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang
ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan Undang-undang
maka tax planning disini sama dengan tax avoidance karena secara
hakikat ekonomis kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan
penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan
unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada
pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
STRUKTUR TAX PLANNING
ENTITAS BISNIS
TAX PLANNING
TAX
POLICY
TAX
LAW
SISTIM PERPAJAKAN
TAX
ADMNST
Motivasi Perencanaan Pajak
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu:
− Pajak yang akan dipungut
− Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
− Apa saja yang merupakan objek pajak
− Berapa besarnya tarif pajak
− Bagaimana prosedurnya
2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law) mengatur setiap permasalahan secara sempurna,
maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan pelaksana. Tidak jarang
ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu karena disesuaikan
dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin
dicapainya.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Motivasi perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut
mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan
untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi
hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
− Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
− Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
− Loopholes, Shelters dan Havens
Tahap-tahap Perencanaan Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka
perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan
tahap-tahap berikut:
– Analisis informasi yang ada
– Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya
pajak
– Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
– Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali
rencana pajak
– Mutakhirkan rencana pajak
16
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PAJAK
• Legal, tidak bertentangan dengan peraturan perpajakan yang
berlaku
• Integral, merupakan bagian integral dari perencanaan
menyeluruh perusahaan
• Valid, didukung dengan bukti-bukti yang memadai, misalnya:
agreement. invoice dan accounting treatment.
• Cash flow, berhubungan dengan kegiatan mengendalikan
cash flow.
• Net Present Value, memaksimalkan net present value.
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PAJAK
1. Tahap Pemahaman
a. Memahami Peraturan Perpajakan.
b. Memahami Kondisi Internal.
c. Memahami Kondisi Eksternal.
d. Memahami Variabel-variabel Perencanaan Pajak.
- Variabel Entitas
1) Memindahkan Penghasilan
2) Memindahkan Biaya
3) Melakukan Transfer Pricing
- Variabel Waktu
- Variabel Peraturan Perpajakan
- Variabel Karakteristik (Kekhususan) Peraturan P18jak
2. Tahap Penentuan Tujuan
3. Tahap Pemilihan Strategi
4. TahapPenentuanTeknik
5. Tahap Implementasi
6. Tahap Evaluasi
ASPEK STRATEGIS PERENCANAAN PAJAK
1. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Bentuk Entitas Usaha Wajib Pajak
2. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Tujuan Wajib Pajak
a. Mengoptimalkan Beban Pengeluaran
b. Menghindari Sanksi Perpajakan
c. Menunda atau Mengangsur Pembayaran Pajak
d. Memaksimalkan Sumber Pendanaan Perusahaan
f. Memaksimalkan Transaksi Dalam Satu Group Perusahaan
g. Memaksimalkan Pembayaran Pajak-Pajak, dan Zakat, Sebagai Pengurang
Penghasilan
3. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Internal Wajib Pajak
a. Memaksimalkan Kompensasi Kerugian
b. Melakukan Merger
c. Penentuan Metode Penyusutan Aktiva Tetap
4. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Eksternal Wajib Pajak
SISTIM PERPAJAKAN
EQUITY
CERTAINTY
CONVENIENCE
ECONOMY
HORIZONTAL
DAN
VERTICAL
• GLOBAL INCOME TAXATION
SISTIM
PERPAJAKAN
• TERITORIAL INCOME TAXES
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI
DAN KEBIJAKAN PUBLIK
INCOME TAXATION
GLOBAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS SELURUH PENGHASILAN DARI SETIAP
NEGARA DI SELURUH DUNIA (WORLD-WIDE
INCOME)--ZAIN (2003)
TERITORIAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS
PENGHASILAN YANG DIPEROLEH DALAM
DAERAH
YURISDIKSINYA (REGIONAL INCOME)--ZAIN
(2003)
JENIS PUNGUTAN
PAJAK
PPN & PPnBM
PENGHASILAN
PBB
BEA MATERAI
BEA MASUK
CUKAI
ENTITAS
BISNIS
RETRIBUSI
PAJAK
DAERAH
PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI DAERAH…..
RETRIBUSI DAERAH
SELF-ASSESMENT SYSTEM
Menghitung
Memperhitungkan
Tarip x DPP
Pajak Terutang
Pelunasan Pajak
Kredit Pajak
PT - KP
WP
Membayar
Melaporkan
SPT
PT > KP
PT = KP
PT < KP
SKPKB
SKPN
SKPLB
SKPKBT
HUKUM PAJAK
UU PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH
ENTITAS
BISNIS
KEP. / SE DIRJEN PAJAK
KEP. MENKEU
TAX POLICY
PAJAK YANG DIPUNGUT
PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PERORANGAN
PAJAK CAPITAL GAINS
WITHOLDING TAX (GAJI, DIVIDEN, SEWA, BUNGA, dst)
PAJAK IMPOR, EKSPOR DAN BEA MASUK
PAJAK UNDIAN / HADIAH
CAPITAL TRANSFER / TRANSFER DUTIES
BUSINESS LICENCE DAN TRADE TAXES
SIAPA SUBJEK PAJAK
BADAN USAHA VS PEMEGANG SAHAM
OBJEK PAJAK DAN TARIF PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM & PAYMENT SYSTEM
TAX LAW
UNDANG - UNDANG PERPAJAKAN
TIDAK MENGATUR SEMUA PERMASALAHAN PAJAK
TIDAK MENGATUR SECARA TEKNIS
PERATURAN PEMERINTAH, KEPMENKEU, SE DIRJEN PAJAK
KETENTUAN BERTENTANGAN DENGAN UU
PENYESUAIAN KEBIJAKAN TERTENTU
ANALISIS CELAH (LOOPHOLES)
PERBEDAAN TARIF PAJAK (TAX RATES)
PERBEDAAN PERLAKUAN OBJEK PAJAK SEBAGAI
DASAR PENGENAAN PAJAK (TAX BASE)
KESEMPATAN PENGHEMATAN PAJAK
TAX ADMINISTRATION
PERSYARATAN ADMINISTRASI PAJAK
MENGHINDARI SANKSI ADMINISTRASI & PIDANA
PENGISIAN SPT DAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGAWASAN IMPLEMENTASI TAX PLANNING
PELAKSANAAN TAX PLANNING
PRINSIP FORMULA PAJAK PENGHASILAN
UNSUR PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
PRINSIP DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK
PEMECAHAN USAHA
PEMBENTUKAN ENTITAS BARU--HOLDING COMPANY
PENYEBARAN PENGHASILAN DAN BIAYA
ALTERNATIF KEBIJAKAN MANAJEMEN & AKUNTANSI
FAKTOR PAJAK
PENINGKATAN BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
PERUBAHAN PENGERTIAN PENGHASILAN YANG TIDAK
KENA PAJAK
FORMULA PAJAK PENGHASILAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
KOMPONEN PERHITUNGAN
Jumlah seluruh penghasilan
Penghasilan tidak objek pajak penghasilan
Penghasilan bruto
Biaya fiskal boleh dikurangkan
Koreksi :
Biaya yang tidak boleh dikurangkan
Penghasilan neto
Kompensasi kerugian
Penghasilan Tidak Kena Pajak ( Wajib Pajak
Orang Pribadi )
Penghasilan Kena Pajak
Tarip pajak
Pajak Penghasilan Terutang
Kredit pajak
Pajak Penghasilan Kurang Bayar / Lebih Bayar /
Nihil Bayar
(-)
(=)
(-)
(-)
(=)
(-)
(-)
(=)
(x)
(=)
(-)
KETENTUAN
Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 3
(1-2)
Pasal 6 ayat 1
Pasal 11
Pasal 11A
Pasal 9 ayat 1 dan 2
(3-4)
Pasal 6 ayat 2
Pasal 7 ayat 1
(5-6-7)
Pasal 17
(8-9)
Pasal 21; 22, 23, 24
dan pasal 25
( 10 - 11 )
Pasal 28, 28 A dan 29
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
IURAN DANA PENSIUN YANG DISAHKAN MENKEU
KERUGIAN PENJUALAN HARTA
KERUGIAN SELISIH KURS
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIAYA BEA SISWA, MAGANG DAN PELATIHAN
PIUTANG YANG TIDAK TERTAGIH, syarat :
a. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
b. DISERAHKAN BADAN URUSAN PIUTANG DAN LELANG
NEGARA (BUPLN)
c. DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN
d. MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG TIDAK TERTAGIH
KEPADA DIRJEN PAJAK
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK
BANTUAN ATAU SUMBANGAN
WARISAN
SETORAN TUNAI PENYERTAAN SAHAM DITERIMA BADAN
IMBALAN DALAM BENTUK NATURA
PENERIMAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI
DEVIDEN YANG DITERIMA BADAN, syarat :
a. BERASAL DARI LABA DITAHAN
b. BAGI PT, BUMN DAN BUMD PENERIMA DEVIDEN PALING
RENDAH 25% DAN MEMPUNYAI USAHA AKTIF DILUAR
KEPEMILIKAN SAHAM
IURAN PENSIUN
PENGHASILAN MODAL YANG DITANAMKAN
BAGIAN LABA YANG TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
BUNGA OBIGASI DITERIMA PERUSAHAAN REKSADANA
PENGHASILAN YANG DITERIMA PERUSAHAAN VENTURA
PRINSIP TAXABLE & DEDUCTIBLE
MERUBAH DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE
BEBAN YANG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN MENJADI
DAPAT DIKURANGKAN
PENGHASILAN SEBAGAI OBJEK PAJAK MENJADI BUKAN
OBJEK PAJAK
ILUSTRASI !!
PT. DHANA MEMPEROLEH PENGHASILAN Rp10,000,000 RIBU
DAN BEBAN KOMERSIAL Rp7,500,000 RIBU, TERMASUK
KEBIJAKAN MENYEDIAAN DOKTER DAN OBAT-OBATAN
SEJUMLAH RP180,000,000 RIBU
PERHI TUNGAN FI SKAL
KETERANGAN
Penghasilan
Beban komersial
Laba sebelum paj ak
Koreksi :
Biaya tidak boleh
dikurangkan
Laba Fiskal
Paj ak penghasilan
Laba setelah paj ak
TANPA PERENCANAAN
TAX PLANNI NG
10,000,000,000.00
(7,500,000,000.00)
2,500,000,000.00
10,000,000,000.00
(7,500,000,000.00)
2,500,000,000.00
180,000,000.00
2,680,000,000.00
2,500,000,000.00
(786,500,000.00)
1,893,500,000.00
PENGHEMATAN PAJAK Rp54,000,000.00
(732,500,000.00)
1,767,500,000.00
Pemecahan usaha
PEMANFAATAN TARIF PAJAK
PERGESERAN PENGHASILAN AGAR TIDAK TERMASUK
TARIF PAJAK TERTINGI (TOP RATE BRACKETS)
PENGHEMATAN TARIF PAJAK RATA-RATA
ILLUSTRASI !!
LABA SEBELUM KENA PAJAK Rp450,000,000.00
10%
X
Rp
50,000,000.00
=
5,000,000.00
15%
X
Rp
50,000,000.00
=
7,500,000.00
30%
X
Rp
350,000,000.00
=
105,000,000.00
Paj ak paj ak terutang
117,500,000.00
ENTITAS DIPECAH MENJADI 2 BADAN HUKUM DENGAN
MASING-MASING Rp225,000,000.00
ENTITAS “ A “
10%
X
Rp
50,000,000.00
=
5,000,000.00
15%
X
Rp
50,000,000.00
=
7,500,000.00
30%
X
Rp
125,000,000.00
=
37,500,000.00
Paj ak paj ak ter utang
50,000,000.00
ENTITAS “ B “
10%
X
Rp
50,000,000.00
=
5,000,000.00
15%
X
Rp
50,000,000.00
=
7,500,000.00
30%
X
Rp
125,000,000.00
=
37,500,000.00
Paj ak paj ak terutang
50,000,000.00
Penyebaran penghasilan & biaya
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGENAAN PAJAK
PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
MANAJEMEN PAJAK
PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
Pemilihan sumber Dana – Aset tetap
1.
2.
3.
4.
5.
Dampak dari menahan laba (pendanaan internal).
Dampak dari pendanaan melalui modal (equity
financing) dan distribusi laba (distributing
dividend).
Dampak dari pendanaan melalui utang (debt
financing) terutama oleh pemegang sahamnya.
Factoring and leasing.
Hybrid financial instruments.
42
Penghasilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Foreign exchange loss.
Capital expenditure versus revenue expenditure.
Pemilihan metode persediaan.
Pemilihan metode penyusutan.
Menyiasati SE-46/PJ.4/1995
Cadangan kerugian piutang tak tertagih.
Biaya entertainment.
Persyaratan-persyaratan beban promosi sesuai
peraturan perpajakan.
9. Berbagai pengujian untuk menguji kebenaran beban
pokok penjualan.
10. Ekualisasi beban pokok penjualan dan beban
operasional dengan DPP PPN Masukan.
43
Unsur Beban
1. Tax planning pengelompokkan jenis penghasilan untuk
menghitung angsuran masa PPh Pasal 25.
2. Foreign exchange revenue.
3. Rekonsiliasi peredaran usaha dan penghasilan lainnya
dengan DPP PPN Keluaran dan DPP PPh yang
dipotong/dipungut.
4. Berbagai pengujian untuk menguji kebenaran
perhitungan peredaran usaha.
5. Pengendalian atas bea keluar (pajak ekspor) atas
penjualan ekspor yang terutang bea keluar.
Beda waktu.
Beda tetap.
44
PPh 21 & withholding lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kompensasi karyawan: tunai versus natura.
Gross method, net method, dan gross-up method.
Konsep taxable dan deductible terkait dengan unsurunsur biaya karyawan.
Rekonsiliasi objek pph pasal 21 dengan unsur-unsur
biaya karyawan:
Identifikasi atas objek-objek withholding tax.
Rekonsiliasi SPT masing-masing withholding tax
dengan biaya-biaya yang terkait dengan objek
withholding tax.
45
PPN
1.
2.
3.
4.
5.
Kapan seharusnya mendaftar sebagai PKP?
Pengendalian atas faktur pajak keluaran maupun
faktur pajak masukan agar memenuhi syarat formil
dan materil.
Tax planning pemilihan tempat pajak terutang.
Strategi menghadapi temuan pemeriksa tentang
konfirmasi PPN yang dinyatakan ”tidak ada”.
Rekonsiliasi DPP PPN dengan peredaran usaha dalam
SPT PPh Badan.
46
Pajak Internasional
1.
2.
3.
4.
5.
Konsep dasar perpajakan internasional.
Konsep juridical versus economic double taxation.
Konsep anti-tax avoidance.
Pengertian dan tujuan penghindaran pajak berganda
(P3B).
Transfer pricing.
47
Soal 1
Makan siang bagi seluruh pegawai yang diterima oleh karyawan
akan bersifat...
a. Menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan pemberi kerja.
b. Tidak menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan pemberi
kerja.
c. Menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat dibebankan pemberi
kerja.
d. Tidak menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat dibebankan
pemberi kerja.
B. Makan siang bagi seluruh pegawai bersifat
non taxable bagi karyawan dan deductible bagi
pemberi kerja.
Soal 2
Dalam melakukan tax planning perlu memperhatikan keberadaan hubungan
istimewa. Hubungan istimewa dianggap ada apabila OP saling memiliki hubungan
keluarga...
a. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus.
b. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat.
c. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping.
d. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping satu derajat.
D. Hubungan istimewa meliputi hubungan keluarga
sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau
ke samping satu derajat.
Soal 3
WP dapat melakukan penghematan pajak dengan mempercepat pemeriksaan
dengan memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran
pajak. WP dengan kriteria tertentu berhak diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, atas pertimbangan...
a. Skala usaha WP yang masih kecil, guna menstimulasi penambahan PKP
berstatus UMKM.
b. Kekhususan akibat sifat usaha WP yang menyebabkan pengembalian
kelebihan lama dipulihkan melalui kompensasi pengkreditan.
c. Pemberian insentif bagi WP yang berkegiatan usaha di daerah tertinggal.
d. Kepatuhan WP dalam melaporkan SPT Masa.
D. WP dengan kriteria tertentu merupakan WP yang
memiliki kepatuhan pelaporan SPT Masa dan berbagai
ketentuan formal lain.
Soal 4
Dalam melakukan perencanaan pajak, perlu memperhatikan
sanksi pidana akibat dari pelanggaran ketentuan perpajakan.
Berikut merupakan tindakan yang dapat dikenai sanksi pidana,
kecuali…
A. Terlambat menyampaikan SPT.
B. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
C. Menyampaikan SPT yang isinya tidak lengkap.
D. Menyampaikan SPT yang isinya tidak benar.
A. Terlambat menyampaikan SPT bukan merupakan
tindak pidana.
Soal 5
Perencanaan pajak dilakukan dengan mengupayakan agar beban
yang dapat dikurangkan optimal. Sumbangan yang tidak dapat
dikurangkan dari penghasilan adalah yang diberikan terhadap…
A. Bencana nasional.
B. Kegiatan sosial.
C. Fasilitas pendidikan.
D. Pembinaan olahraga.
B. Sumbangan bencana nasional, fasilitas pendidikan,
dan pembinaan olahraga besifat deductible.
Soal 6
Natura berupa pakaian keselamatan kerja yang diharuskan akibat
sifat pekerjaan merupakan natura yang...
A. Dapat dibebankan oleh perusahaan.
B. Tidak dapat dibebankan oleh perusahaan.
C. Menambah penghasilan karyawan.
D. Menambah penghasilan karyawan, apabila diberikan oleh
Wajib Pajak (WP) yang dikenai deemed profit.
A. Pakaian keselamatan kerja yang diharuskan akibat
sifat pekerjaan bersifat deductible bagi pemberi dan
non taxable bagi penerima.
Soal 7
Biaya berikut dapat dikurangkan dari penghasilan Bentuk Usaha
Tetap (BUT), kecuali...
A. Biaya terkait penjualan kantor pusat yang serupa penjualan
BUT.
B. Biaya terkait penghasilan kantor pusat sepanjang ada
hubungan efektif antara BUT dengan penghasilan.
C. Biaya administrasi kantor pusat berkaitan dengan usaha atau
kegiatan BUT.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat bersifat non
deductible.
Soal 8
Perolehan aset akibat pemecahan usaha bagi entitas yang baru
dibentuk diukur berdasarkan...
A. Nilai sisa buku.
B. Nilai wajar.
C. Nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak.
D. Nilai sisa yang telah disusutkan sesuai penyusutan fiskal
B. Aset diperoleh akibat pemecahan usaha diukur
berdasarkan nilai wajar bagi penerima.
Soal 9
Menkeu atau Dirjen Pajak memiliki kewenangan menetapkan perihal berikut,
kecuali...
A. Besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan.
B. Saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas semua penyertaan modal
pada badan usaha di luar negeri yang tidak diperdagangkan di bursa efek.
C. Besarnya penghasilan bagi WP yang terlibat transaksi dengan WP lain
dengan hubungan istimewa.
D. Subjek yang dianggap melaksanakan pengalihan saham special purpose
company di tax haven country.
B. Menkeu berwenang menetapkan saat
diperolehnya dividen oleh WPDN atas penyertaan
modal pada badan usaha di luar negeri yang tidak
diperdagangkan di bursa efek apabila memiliki
kepemilikan minimal 50%.
Soal 10
Syarat agar WP Badan memperoleh penurunan tarif 5% adalah...
A. Minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan di bursa
efek di Indonesia.
B. Dimiliki oleh minimal 300 pemegang saham dengan
kepemilikan masing – masing maksimal 5%, selama periode 6
bulan dalam satu tahun.
C. Salah satu syarat (a) atau (b) dipenuhi.
D. Kedua syarat (a) dan (b) dipenuhi.
C. WP Badan memperoleh penurunan tarif 5% apabila
minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan di
bursa efek di Indonesia, atau dimiliki minimal 300
pemegang saham dengan kepemilikan maksimal 5%,
selama periode 6 bulan.
Contoh Soal
PT. ABC merencanakan akan melakukan penggabungan dengan
PT. XYZ, dimana pada tanggal efektif penggabungan tersebut,
PT. ABC akan mengambil alih seluruh harta dan menanggung
semua kewajiban dari PT. XYZ. Adapun perhitungan dari
transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
URAIAN
Aktiva lancar
Aktiva tetap (bersih)
Aktiva lain
Harga beli kotor (1 | 2 | 3)
Dikurangi :
Kewajiban yang diambil alih
Harga beli bersih (4-5)
HARGA JUAL
(MILYAR)
500
2.000
100
2.600
600
2.000
NILAI BUKU
(MILYAR)
500
1.750
50
2.300
600
1.700
Pertanyaan :
Bagaimana aspek PPh dilihat dari sisi PT. ABC dan PT. XYZ apabila :
1.Transaksi pengambilan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran
tunai (cash for assets)
2.Transaksi pengambil alihan harta tersebut dilakukan dengan
pembayaran saham (stock for assets)
58
Akuntan
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
MANAJEMEN PERPAJAKAN
EMOTIONAL PERPAJAKAN
WAJIB PAJAK BERUSAHA MEMBAYAR
PAJAK SEKECIL MUNGKIN
TAX DISCIMINATION
TAX COMPLIENCE TIDAK TEGAS
PRAKTIK TAX EVASION
Definisi Manajemen Pajak
• Upaya-upaya manajemen dalam memenuhi kewajiban
perpajakan yang benar, tetapi jumlah pajak dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan.
• SARANA MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DENGAN BENAR, TETAPI JUMLAH PAJAK YANG
DIBAYAR DAPAT DITEKAN SERENDAH MUNGKIN
UNTUK MEMPEROLEH LABA DAN LIKUIDITAS
YANG DIHARAPKAN (Lumbantoruan,1994)
Tujuan Manajemen Pajak
• Umum:
• Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
• Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang
seharusnya.
• Manfaat Manajemen Pajak
–
–
–
–
Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan
Menunda pengakuan penghasilan
Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
Strategi Manajemen Pajak
• Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dalam
bentuk badan usaha baru
• Menghindari pengenaan pajak berganda
• Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau
teratur atau membentuk, memperbanyak atau mempercepat
pengurangan pajak.
• manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari:
– Perencanaan Pajak (Tax Planning)
– Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)
– Pengendalian Pajak (Tax Control)
TAX AVOIDANCE
MANI PULASI
PENGHASI LAN SECARA LEGAL
YANG MASI H SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERUNDANG
–
UNDANGAN
PERPAJ AKAN
UNTUK
MEMPERKECI L
J UMLAH
PAJ AK
TERUTANG (Barr NA, 1977)
PENGATURAN
SUATU
PERI STI WA
UNTUK
MEMI NI MUMKAN PAJ AK SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERPAJ AKAN
TAX SAVING
USAHA MEMINIMALISASI JUMLAH UTANG PAJAK YANG
TIDAK TERMASUK DALAM LINGKUP PERPAJAKAN
(Zain, 2003)
MENGHINDARI UTANG PAJAK DENGAN TIDAK MEMBELI
ATAU MENJUAL YANG ADA PPN ATAU MENGURANGI
JAM KERJA
TAX HEAVENS
FASILITAS PAJAK YANG DAPAT DINIKMATI DENGAN
ADANYA KETENTUAN PERPAJAKAN YANG BERLAKU
JUSTIFIKASI :
DOMISILI TIDAK ADA PAJAK YANG HARUS DIPUNGUT
PAJAK HANYA DIPUNGUT UNTUK INTERNATIONAL
TAXABLE EVENT
PERLAKUAN KHUSUS, MIS TAX HOLIDAYS
EKSPANSI PASAR MELALUI PENDIRIAN KANTOR
TAX EVASION
MANIPULASI SECARA ILEGAL ATAS PENGHASILANNYA
UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK TERUTANG
(Barr NA, 1997)
PENYELUNDUPAN PAJAK YANG MELANGGAR
UNDANG-UNDANG PAJAK (Anderson, dalam Zain, 2003)
Termasuk……………..
KATEGORI TAX EVASION...
IGNORANCE ( KETIDAKTAHUAN )
ERROR ( KESALAHAN )
NEGLIGENCE ( KEALPAAN )
MISSUNDERSTANDING ( KESALAHPAHAMAN
TAX PLANNING
TINDAKAN LEGAL PENGENDALIAN TRANSAKSI
TERKAIT DENGAN KONSEKUENSI POTENSI PAJAK
PAJAK YANG DAPAT MENGEFISIENSIKAN JUMLAH
PAJAK YANG DITRANSFER KE PEMERINTAH.
TRANSAKSI TERKENA PAJAK DIUPAYAKAN DIKURANGI
JUMLAH PAJAK ATAU DITUNDA SECARA LEGAL
ASPEK FORMAL DAN ADMININISTRATIF
HUKUM PAJAK FORMIL
NPWP DAN NPKP, PEMBUKUAN, MEMBAYAR PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM
PAYMENT SYSTEM
ASPEK MATERIIL : OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DANA
MANAJEMEN AGAR PEMBAYARAN PAJAK EFEKTIF
TAX PLANNING
HAL YANG PENTING :
TIDAK MELANGGAR KETENTUAN PERPAJAKAN
SECARA BISNIS MASUK AKAL
BUKTI PENDUKUNG MEMADAI
(MIS. PERJANJIAN; FAKTUR; KEBIJAKAN AKUNTANSI)
PENGENDALIAN PAJAK (TAX CONTROL)
PERSYARATAN FORMAL DAN MARIIL
PENGENDALIAN PEMBAYARAN PAJAK
DOING THING RIGHT, DOING THE RIGHT THING AND
WORK SMART
Perencanaan Pajak
• Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak
dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi
jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
• Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax
Burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang
ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan Undang-undang
maka tax planning disini sama dengan tax avoidance karena secara
hakikat ekonomis kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan
penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan
unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada
pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
STRUKTUR TAX PLANNING
ENTITAS BISNIS
TAX PLANNING
TAX
POLICY
TAX
LAW
SISTIM PERPAJAKAN
TAX
ADMNST
Motivasi Perencanaan Pajak
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu:
− Pajak yang akan dipungut
− Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
− Apa saja yang merupakan objek pajak
− Berapa besarnya tarif pajak
− Bagaimana prosedurnya
2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law) mengatur setiap permasalahan secara sempurna,
maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan pelaksana. Tidak jarang
ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu karena disesuaikan
dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin
dicapainya.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Motivasi perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut
mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan
untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi
hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
− Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
− Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
− Loopholes, Shelters dan Havens
Tahap-tahap Perencanaan Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka
perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan
tahap-tahap berikut:
– Analisis informasi yang ada
– Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya
pajak
– Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
– Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali
rencana pajak
– Mutakhirkan rencana pajak
16
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PAJAK
• Legal, tidak bertentangan dengan peraturan perpajakan yang
berlaku
• Integral, merupakan bagian integral dari perencanaan
menyeluruh perusahaan
• Valid, didukung dengan bukti-bukti yang memadai, misalnya:
agreement. invoice dan accounting treatment.
• Cash flow, berhubungan dengan kegiatan mengendalikan
cash flow.
• Net Present Value, memaksimalkan net present value.
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PAJAK
1. Tahap Pemahaman
a. Memahami Peraturan Perpajakan.
b. Memahami Kondisi Internal.
c. Memahami Kondisi Eksternal.
d. Memahami Variabel-variabel Perencanaan Pajak.
- Variabel Entitas
1) Memindahkan Penghasilan
2) Memindahkan Biaya
3) Melakukan Transfer Pricing
- Variabel Waktu
- Variabel Peraturan Perpajakan
- Variabel Karakteristik (Kekhususan) Peraturan P18jak
2. Tahap Penentuan Tujuan
3. Tahap Pemilihan Strategi
4. TahapPenentuanTeknik
5. Tahap Implementasi
6. Tahap Evaluasi
ASPEK STRATEGIS PERENCANAAN PAJAK
1. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Bentuk Entitas Usaha Wajib Pajak
2. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Tujuan Wajib Pajak
a. Mengoptimalkan Beban Pengeluaran
b. Menghindari Sanksi Perpajakan
c. Menunda atau Mengangsur Pembayaran Pajak
d. Memaksimalkan Sumber Pendanaan Perusahaan
f. Memaksimalkan Transaksi Dalam Satu Group Perusahaan
g. Memaksimalkan Pembayaran Pajak-Pajak, dan Zakat, Sebagai Pengurang
Penghasilan
3. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Internal Wajib Pajak
a. Memaksimalkan Kompensasi Kerugian
b. Melakukan Merger
c. Penentuan Metode Penyusutan Aktiva Tetap
4. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Eksternal Wajib Pajak
SISTIM PERPAJAKAN
EQUITY
CERTAINTY
CONVENIENCE
ECONOMY
HORIZONTAL
DAN
VERTICAL
• GLOBAL INCOME TAXATION
SISTIM
PERPAJAKAN
• TERITORIAL INCOME TAXES
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI
DAN KEBIJAKAN PUBLIK
INCOME TAXATION
GLOBAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS SELURUH PENGHASILAN DARI SETIAP
NEGARA DI SELURUH DUNIA (WORLD-WIDE
INCOME)--ZAIN (2003)
TERITORIAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS
PENGHASILAN YANG DIPEROLEH DALAM
DAERAH
YURISDIKSINYA (REGIONAL INCOME)--ZAIN
(2003)
JENIS PUNGUTAN
PAJAK
PPN & PPnBM
PENGHASILAN
PBB
BEA MATERAI
BEA MASUK
CUKAI
ENTITAS
BISNIS
RETRIBUSI
PAJAK
DAERAH
PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI DAERAH…..
RETRIBUSI DAERAH
SELF-ASSESMENT SYSTEM
Menghitung
Memperhitungkan
Tarip x DPP
Pajak Terutang
Pelunasan Pajak
Kredit Pajak
PT - KP
WP
Membayar
Melaporkan
SPT
PT > KP
PT = KP
PT < KP
SKPKB
SKPN
SKPLB
SKPKBT
HUKUM PAJAK
UU PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH
ENTITAS
BISNIS
KEP. / SE DIRJEN PAJAK
KEP. MENKEU
TAX POLICY
PAJAK YANG DIPUNGUT
PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PERORANGAN
PAJAK CAPITAL GAINS
WITHOLDING TAX (GAJI, DIVIDEN, SEWA, BUNGA, dst)
PAJAK IMPOR, EKSPOR DAN BEA MASUK
PAJAK UNDIAN / HADIAH
CAPITAL TRANSFER / TRANSFER DUTIES
BUSINESS LICENCE DAN TRADE TAXES
SIAPA SUBJEK PAJAK
BADAN USAHA VS PEMEGANG SAHAM
OBJEK PAJAK DAN TARIF PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM & PAYMENT SYSTEM
TAX LAW
UNDANG - UNDANG PERPAJAKAN
TIDAK MENGATUR SEMUA PERMASALAHAN PAJAK
TIDAK MENGATUR SECARA TEKNIS
PERATURAN PEMERINTAH, KEPMENKEU, SE DIRJEN PAJAK
KETENTUAN BERTENTANGAN DENGAN UU
PENYESUAIAN KEBIJAKAN TERTENTU
ANALISIS CELAH (LOOPHOLES)
PERBEDAAN TARIF PAJAK (TAX RATES)
PERBEDAAN PERLAKUAN OBJEK PAJAK SEBAGAI
DASAR PENGENAAN PAJAK (TAX BASE)
KESEMPATAN PENGHEMATAN PAJAK
TAX ADMINISTRATION
PERSYARATAN ADMINISTRASI PAJAK
MENGHINDARI SANKSI ADMINISTRASI & PIDANA
PENGISIAN SPT DAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGAWASAN IMPLEMENTASI TAX PLANNING
PELAKSANAAN TAX PLANNING
PRINSIP FORMULA PAJAK PENGHASILAN
UNSUR PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
PRINSIP DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK
PEMECAHAN USAHA
PEMBENTUKAN ENTITAS BARU--HOLDING COMPANY
PENYEBARAN PENGHASILAN DAN BIAYA
ALTERNATIF KEBIJAKAN MANAJEMEN & AKUNTANSI
FAKTOR PAJAK
PENINGKATAN BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
PERUBAHAN PENGERTIAN PENGHASILAN YANG TIDAK
KENA PAJAK
FORMULA PAJAK PENGHASILAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
KOMPONEN PERHITUNGAN
Jumlah seluruh penghasilan
Penghasilan tidak objek pajak penghasilan
Penghasilan bruto
Biaya fiskal boleh dikurangkan
Koreksi :
Biaya yang tidak boleh dikurangkan
Penghasilan neto
Kompensasi kerugian
Penghasilan Tidak Kena Pajak ( Wajib Pajak
Orang Pribadi )
Penghasilan Kena Pajak
Tarip pajak
Pajak Penghasilan Terutang
Kredit pajak
Pajak Penghasilan Kurang Bayar / Lebih Bayar /
Nihil Bayar
(-)
(=)
(-)
(-)
(=)
(-)
(-)
(=)
(x)
(=)
(-)
KETENTUAN
Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 3
(1-2)
Pasal 6 ayat 1
Pasal 11
Pasal 11A
Pasal 9 ayat 1 dan 2
(3-4)
Pasal 6 ayat 2
Pasal 7 ayat 1
(5-6-7)
Pasal 17
(8-9)
Pasal 21; 22, 23, 24
dan pasal 25
( 10 - 11 )
Pasal 28, 28 A dan 29
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
IURAN DANA PENSIUN YANG DISAHKAN MENKEU
KERUGIAN PENJUALAN HARTA
KERUGIAN SELISIH KURS
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIAYA BEA SISWA, MAGANG DAN PELATIHAN
PIUTANG YANG TIDAK TERTAGIH, syarat :
a. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
b. DISERAHKAN BADAN URUSAN PIUTANG DAN LELANG
NEGARA (BUPLN)
c. DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN
d. MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG TIDAK TERTAGIH
KEPADA DIRJEN PAJAK
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK
BANTUAN ATAU SUMBANGAN
WARISAN
SETORAN TUNAI PENYERTAAN SAHAM DITERIMA BADAN
IMBALAN DALAM BENTUK NATURA
PENERIMAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI
DEVIDEN YANG DITERIMA BADAN, syarat :
a. BERASAL DARI LABA DITAHAN
b. BAGI PT, BUMN DAN BUMD PENERIMA DEVIDEN PALING
RENDAH 25% DAN MEMPUNYAI USAHA AKTIF DILUAR
KEPEMILIKAN SAHAM
IURAN PENSIUN
PENGHASILAN MODAL YANG DITANAMKAN
BAGIAN LABA YANG TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
BUNGA OBIGASI DITERIMA PERUSAHAAN REKSADANA
PENGHASILAN YANG DITERIMA PERUSAHAAN VENTURA
PRINSIP TAXABLE & DEDUCTIBLE
MERUBAH DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE
BEBAN YANG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN MENJADI
DAPAT DIKURANGKAN
PENGHASILAN SEBAGAI OBJEK PAJAK MENJADI BUKAN
OBJEK PAJAK
ILUSTRASI !!
PT. DHANA MEMPEROLEH PENGHASILAN Rp10,000,000 RIBU
DAN BEBAN KOMERSIAL Rp7,500,000 RIBU, TERMASUK
KEBIJAKAN MENYEDIAAN DOKTER DAN OBAT-OBATAN
SEJUMLAH RP180,000,000 RIBU
PERHI TUNGAN FI SKAL
KETERANGAN
Penghasilan
Beban komersial
Laba sebelum paj ak
Koreksi :
Biaya tidak boleh
dikurangkan
Laba Fiskal
Paj ak penghasilan
Laba setelah paj ak
TANPA PERENCANAAN
TAX PLANNI NG
10,000,000,000.00
(7,500,000,000.00)
2,500,000,000.00
10,000,000,000.00
(7,500,000,000.00)
2,500,000,000.00
180,000,000.00
2,680,000,000.00
2,500,000,000.00
(786,500,000.00)
1,893,500,000.00
PENGHEMATAN PAJAK Rp54,000,000.00
(732,500,000.00)
1,767,500,000.00
Pemecahan usaha
PEMANFAATAN TARIF PAJAK
PERGESERAN PENGHASILAN AGAR TIDAK TERMASUK
TARIF PAJAK TERTINGI (TOP RATE BRACKETS)
PENGHEMATAN TARIF PAJAK RATA-RATA
ILLUSTRASI !!
LABA SEBELUM KENA PAJAK Rp450,000,000.00
10%
X
Rp
50,000,000.00
=
5,000,000.00
15%
X
Rp
50,000,000.00
=
7,500,000.00
30%
X
Rp
350,000,000.00
=
105,000,000.00
Paj ak paj ak terutang
117,500,000.00
ENTITAS DIPECAH MENJADI 2 BADAN HUKUM DENGAN
MASING-MASING Rp225,000,000.00
ENTITAS “ A “
10%
X
Rp
50,000,000.00
=
5,000,000.00
15%
X
Rp
50,000,000.00
=
7,500,000.00
30%
X
Rp
125,000,000.00
=
37,500,000.00
Paj ak paj ak ter utang
50,000,000.00
ENTITAS “ B “
10%
X
Rp
50,000,000.00
=
5,000,000.00
15%
X
Rp
50,000,000.00
=
7,500,000.00
30%
X
Rp
125,000,000.00
=
37,500,000.00
Paj ak paj ak terutang
50,000,000.00
Penyebaran penghasilan & biaya
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGENAAN PAJAK
PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
MANAJEMEN PAJAK
PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
Pemilihan sumber Dana – Aset tetap
1.
2.
3.
4.
5.
Dampak dari menahan laba (pendanaan internal).
Dampak dari pendanaan melalui modal (equity
financing) dan distribusi laba (distributing
dividend).
Dampak dari pendanaan melalui utang (debt
financing) terutama oleh pemegang sahamnya.
Factoring and leasing.
Hybrid financial instruments.
42
Penghasilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Foreign exchange loss.
Capital expenditure versus revenue expenditure.
Pemilihan metode persediaan.
Pemilihan metode penyusutan.
Menyiasati SE-46/PJ.4/1995
Cadangan kerugian piutang tak tertagih.
Biaya entertainment.
Persyaratan-persyaratan beban promosi sesuai
peraturan perpajakan.
9. Berbagai pengujian untuk menguji kebenaran beban
pokok penjualan.
10. Ekualisasi beban pokok penjualan dan beban
operasional dengan DPP PPN Masukan.
43
Unsur Beban
1. Tax planning pengelompokkan jenis penghasilan untuk
menghitung angsuran masa PPh Pasal 25.
2. Foreign exchange revenue.
3. Rekonsiliasi peredaran usaha dan penghasilan lainnya
dengan DPP PPN Keluaran dan DPP PPh yang
dipotong/dipungut.
4. Berbagai pengujian untuk menguji kebenaran
perhitungan peredaran usaha.
5. Pengendalian atas bea keluar (pajak ekspor) atas
penjualan ekspor yang terutang bea keluar.
Beda waktu.
Beda tetap.
44
PPh 21 & withholding lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kompensasi karyawan: tunai versus natura.
Gross method, net method, dan gross-up method.
Konsep taxable dan deductible terkait dengan unsurunsur biaya karyawan.
Rekonsiliasi objek pph pasal 21 dengan unsur-unsur
biaya karyawan:
Identifikasi atas objek-objek withholding tax.
Rekonsiliasi SPT masing-masing withholding tax
dengan biaya-biaya yang terkait dengan objek
withholding tax.
45
PPN
1.
2.
3.
4.
5.
Kapan seharusnya mendaftar sebagai PKP?
Pengendalian atas faktur pajak keluaran maupun
faktur pajak masukan agar memenuhi syarat formil
dan materil.
Tax planning pemilihan tempat pajak terutang.
Strategi menghadapi temuan pemeriksa tentang
konfirmasi PPN yang dinyatakan ”tidak ada”.
Rekonsiliasi DPP PPN dengan peredaran usaha dalam
SPT PPh Badan.
46
Pajak Internasional
1.
2.
3.
4.
5.
Konsep dasar perpajakan internasional.
Konsep juridical versus economic double taxation.
Konsep anti-tax avoidance.
Pengertian dan tujuan penghindaran pajak berganda
(P3B).
Transfer pricing.
47
Soal 1
Makan siang bagi seluruh pegawai yang diterima oleh karyawan
akan bersifat...
a. Menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan pemberi kerja.
b. Tidak menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan pemberi
kerja.
c. Menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat dibebankan pemberi
kerja.
d. Tidak menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat dibebankan
pemberi kerja.
B. Makan siang bagi seluruh pegawai bersifat
non taxable bagi karyawan dan deductible bagi
pemberi kerja.
Soal 2
Dalam melakukan tax planning perlu memperhatikan keberadaan hubungan
istimewa. Hubungan istimewa dianggap ada apabila OP saling memiliki hubungan
keluarga...
a. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus.
b. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat.
c. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping.
d. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping satu derajat.
D. Hubungan istimewa meliputi hubungan keluarga
sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau
ke samping satu derajat.
Soal 3
WP dapat melakukan penghematan pajak dengan mempercepat pemeriksaan
dengan memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran
pajak. WP dengan kriteria tertentu berhak diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, atas pertimbangan...
a. Skala usaha WP yang masih kecil, guna menstimulasi penambahan PKP
berstatus UMKM.
b. Kekhususan akibat sifat usaha WP yang menyebabkan pengembalian
kelebihan lama dipulihkan melalui kompensasi pengkreditan.
c. Pemberian insentif bagi WP yang berkegiatan usaha di daerah tertinggal.
d. Kepatuhan WP dalam melaporkan SPT Masa.
D. WP dengan kriteria tertentu merupakan WP yang
memiliki kepatuhan pelaporan SPT Masa dan berbagai
ketentuan formal lain.
Soal 4
Dalam melakukan perencanaan pajak, perlu memperhatikan
sanksi pidana akibat dari pelanggaran ketentuan perpajakan.
Berikut merupakan tindakan yang dapat dikenai sanksi pidana,
kecuali…
A. Terlambat menyampaikan SPT.
B. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
C. Menyampaikan SPT yang isinya tidak lengkap.
D. Menyampaikan SPT yang isinya tidak benar.
A. Terlambat menyampaikan SPT bukan merupakan
tindak pidana.
Soal 5
Perencanaan pajak dilakukan dengan mengupayakan agar beban
yang dapat dikurangkan optimal. Sumbangan yang tidak dapat
dikurangkan dari penghasilan adalah yang diberikan terhadap…
A. Bencana nasional.
B. Kegiatan sosial.
C. Fasilitas pendidikan.
D. Pembinaan olahraga.
B. Sumbangan bencana nasional, fasilitas pendidikan,
dan pembinaan olahraga besifat deductible.
Soal 6
Natura berupa pakaian keselamatan kerja yang diharuskan akibat
sifat pekerjaan merupakan natura yang...
A. Dapat dibebankan oleh perusahaan.
B. Tidak dapat dibebankan oleh perusahaan.
C. Menambah penghasilan karyawan.
D. Menambah penghasilan karyawan, apabila diberikan oleh
Wajib Pajak (WP) yang dikenai deemed profit.
A. Pakaian keselamatan kerja yang diharuskan akibat
sifat pekerjaan bersifat deductible bagi pemberi dan
non taxable bagi penerima.
Soal 7
Biaya berikut dapat dikurangkan dari penghasilan Bentuk Usaha
Tetap (BUT), kecuali...
A. Biaya terkait penjualan kantor pusat yang serupa penjualan
BUT.
B. Biaya terkait penghasilan kantor pusat sepanjang ada
hubungan efektif antara BUT dengan penghasilan.
C. Biaya administrasi kantor pusat berkaitan dengan usaha atau
kegiatan BUT.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat bersifat non
deductible.
Soal 8
Perolehan aset akibat pemecahan usaha bagi entitas yang baru
dibentuk diukur berdasarkan...
A. Nilai sisa buku.
B. Nilai wajar.
C. Nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak.
D. Nilai sisa yang telah disusutkan sesuai penyusutan fiskal
B. Aset diperoleh akibat pemecahan usaha diukur
berdasarkan nilai wajar bagi penerima.
Soal 9
Menkeu atau Dirjen Pajak memiliki kewenangan menetapkan perihal berikut,
kecuali...
A. Besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan.
B. Saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas semua penyertaan modal
pada badan usaha di luar negeri yang tidak diperdagangkan di bursa efek.
C. Besarnya penghasilan bagi WP yang terlibat transaksi dengan WP lain
dengan hubungan istimewa.
D. Subjek yang dianggap melaksanakan pengalihan saham special purpose
company di tax haven country.
B. Menkeu berwenang menetapkan saat
diperolehnya dividen oleh WPDN atas penyertaan
modal pada badan usaha di luar negeri yang tidak
diperdagangkan di bursa efek apabila memiliki
kepemilikan minimal 50%.
Soal 10
Syarat agar WP Badan memperoleh penurunan tarif 5% adalah...
A. Minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan di bursa
efek di Indonesia.
B. Dimiliki oleh minimal 300 pemegang saham dengan
kepemilikan masing – masing maksimal 5%, selama periode 6
bulan dalam satu tahun.
C. Salah satu syarat (a) atau (b) dipenuhi.
D. Kedua syarat (a) dan (b) dipenuhi.
C. WP Badan memperoleh penurunan tarif 5% apabila
minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan di
bursa efek di Indonesia, atau dimiliki minimal 300
pemegang saham dengan kepemilikan maksimal 5%,
selama periode 6 bulan.
Contoh Soal
PT. ABC merencanakan akan melakukan penggabungan dengan
PT. XYZ, dimana pada tanggal efektif penggabungan tersebut,
PT. ABC akan mengambil alih seluruh harta dan menanggung
semua kewajiban dari PT. XYZ. Adapun perhitungan dari
transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
URAIAN
Aktiva lancar
Aktiva tetap (bersih)
Aktiva lain
Harga beli kotor (1 | 2 | 3)
Dikurangi :
Kewajiban yang diambil alih
Harga beli bersih (4-5)
HARGA JUAL
(MILYAR)
500
2.000
100
2.600
600
2.000
NILAI BUKU
(MILYAR)
500
1.750
50
2.300
600
1.700
Pertanyaan :
Bagaimana aspek PPh dilihat dari sisi PT. ABC dan PT. XYZ apabila :
1.Transaksi pengambilan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran
tunai (cash for assets)
2.Transaksi pengambil alihan harta tersebut dilakukan dengan
pembayaran saham (stock for assets)
58
Akuntan
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/