Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Perbandingan Terhadap Model Pembelajaran Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dengan GSJA Bukit Horeb Salatiga T1 712007020 BAB V
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan tentang perbandingan model pembelajaran
Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dan GSJA Bukit Horeb ditinjau dari perspektif
paradigma pembelajaran. Kesimpulan diperoleh dari analisa terhadap model pembelajaran
Sekolah Minggu yang telah diamati melalui proses pembelajaran dan wawancara. Selain itu
penulis juga akan memaparkan beberapa saran yang kira dapat menjadi masukan dalam
memilih, menyusun, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan konteks
kebutuhan anak.
5.1 KESIMPULAN
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam proses pembelajaran di Sekolah Minggu pengajar baik di GPIB maupun di
GSJA ditemukan terdapat persamaan dalam penerapan model pembelajaran di SM
GPIB Tamansari dan SM GSJA Bukit Horeb. Persamaan itu terlihat dari penetapan
pendekatan yang diterapkan oleh para pengajar dimasing-masing SM yaitu
pendekatan yang berpusat pada anak. Pendekatan tersebut dipilih dan ditetapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Dimana pengajar menyadari
bahwa SM hadir untuk anak.
2. Selain persamaan, ditemukan pula perbedaan dari model pembelajaran yang
diterapkan. Hal ini terlihat dari strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan.
Jika para pengajar di SM GSJA Bukit Horeb merancang segala kebutuhan yang
diperlukan untuk kebaktian secara individu maka para pengajar di SM GPIB
Tamansari merancang strategi dalam persiapan bersama. Persiapan bersama akan
membantu pengajar dalam menekankan cara serta isi dari Firman Tuhan yang akan
79
disampaikan kepada anak. Persiapan individu juga tetap perlu dilakukan agar pengajar
benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya dalam SM. Selain strategi, metode
yang diterapkan juga berbeda. Para pengajar SM GPIB Tamansari lebih sering
menggunakan metode yang menekankan satu arah sedangkan di GSJA Bukit Horeb
menggunakan metode satu dan dua arah.
3. Model pembelajaran baik di GPIB maupun di GSJA Bukit Horeb sudah mengarah
kepada paradigma belajar. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu lebih
diperhatikan seperti metode yang diterapkan di GPIB dan strategi pembelajaran di
GSJA.
5.2 SARAN
GPIB Tamansari
Langkah awal yang sebaiknya dilakukan oleh Pendeta, majelis serta pengurus SM
adalah memberikan pembinaan kepada para pengajar dan calon pengajar (mahasiswa
PPL). Pendeta dan majelis hendak mampu meluangkan waktu untuk mendampingi
para mahasiswa praktek dalam persiapan bersama. Selain itu, para pengajar
hendaknya tidak hanya terpaku pada metode yang menekankan rasio atau
pengetahuan anak saja tetapi berusaha untuk mencoba metode-metode yang dapat
membuat anak lebih aktif dan menghayati Firman yang disampaikan.
GSJA Bukit Horeb
Berdasarkan kesimpulan yang ada diatas maka akan lebih baik jika para pengajar
mendiskusikan untuk mengadakan persiapan bersama sebelum mengajar. Hal ini
bertujuan agar para pengajar dapat saling share dalam memilih metode yang sesuai
80
dengan tema atau topik dari satu cerita/materi serta dapat lebih fokus pada kualitas
dari isi Firman Tuhan yang disampaikan.
Fakultas Teologi
Fakultas teologi yang memiliki visi untuk menghasilkan para pekerja gereja yang
unggul/terbaik hendaknya memberikan mata kuliah mengenai metode dan media PAK
sebelum para mahasiswa melakukan PPL 1, karena metode dan media PAK akan
sangat membantu mahasiswa untuk bisa lebih kreatif lagi dalam mengembangkan
model pembelajaran khususnya dalam kebaktian anak/Sekolah Minggu.
81
PENUTUP
Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan tentang perbandingan model pembelajaran
Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dan GSJA Bukit Horeb ditinjau dari perspektif
paradigma pembelajaran. Kesimpulan diperoleh dari analisa terhadap model pembelajaran
Sekolah Minggu yang telah diamati melalui proses pembelajaran dan wawancara. Selain itu
penulis juga akan memaparkan beberapa saran yang kira dapat menjadi masukan dalam
memilih, menyusun, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan konteks
kebutuhan anak.
5.1 KESIMPULAN
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam proses pembelajaran di Sekolah Minggu pengajar baik di GPIB maupun di
GSJA ditemukan terdapat persamaan dalam penerapan model pembelajaran di SM
GPIB Tamansari dan SM GSJA Bukit Horeb. Persamaan itu terlihat dari penetapan
pendekatan yang diterapkan oleh para pengajar dimasing-masing SM yaitu
pendekatan yang berpusat pada anak. Pendekatan tersebut dipilih dan ditetapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Dimana pengajar menyadari
bahwa SM hadir untuk anak.
2. Selain persamaan, ditemukan pula perbedaan dari model pembelajaran yang
diterapkan. Hal ini terlihat dari strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan.
Jika para pengajar di SM GSJA Bukit Horeb merancang segala kebutuhan yang
diperlukan untuk kebaktian secara individu maka para pengajar di SM GPIB
Tamansari merancang strategi dalam persiapan bersama. Persiapan bersama akan
membantu pengajar dalam menekankan cara serta isi dari Firman Tuhan yang akan
79
disampaikan kepada anak. Persiapan individu juga tetap perlu dilakukan agar pengajar
benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya dalam SM. Selain strategi, metode
yang diterapkan juga berbeda. Para pengajar SM GPIB Tamansari lebih sering
menggunakan metode yang menekankan satu arah sedangkan di GSJA Bukit Horeb
menggunakan metode satu dan dua arah.
3. Model pembelajaran baik di GPIB maupun di GSJA Bukit Horeb sudah mengarah
kepada paradigma belajar. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu lebih
diperhatikan seperti metode yang diterapkan di GPIB dan strategi pembelajaran di
GSJA.
5.2 SARAN
GPIB Tamansari
Langkah awal yang sebaiknya dilakukan oleh Pendeta, majelis serta pengurus SM
adalah memberikan pembinaan kepada para pengajar dan calon pengajar (mahasiswa
PPL). Pendeta dan majelis hendak mampu meluangkan waktu untuk mendampingi
para mahasiswa praktek dalam persiapan bersama. Selain itu, para pengajar
hendaknya tidak hanya terpaku pada metode yang menekankan rasio atau
pengetahuan anak saja tetapi berusaha untuk mencoba metode-metode yang dapat
membuat anak lebih aktif dan menghayati Firman yang disampaikan.
GSJA Bukit Horeb
Berdasarkan kesimpulan yang ada diatas maka akan lebih baik jika para pengajar
mendiskusikan untuk mengadakan persiapan bersama sebelum mengajar. Hal ini
bertujuan agar para pengajar dapat saling share dalam memilih metode yang sesuai
80
dengan tema atau topik dari satu cerita/materi serta dapat lebih fokus pada kualitas
dari isi Firman Tuhan yang disampaikan.
Fakultas Teologi
Fakultas teologi yang memiliki visi untuk menghasilkan para pekerja gereja yang
unggul/terbaik hendaknya memberikan mata kuliah mengenai metode dan media PAK
sebelum para mahasiswa melakukan PPL 1, karena metode dan media PAK akan
sangat membantu mahasiswa untuk bisa lebih kreatif lagi dalam mengembangkan
model pembelajaran khususnya dalam kebaktian anak/Sekolah Minggu.
81