ANALISIS KINERJA IFRS X PURWOKERTO DARI PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN BALANCED SCORECARD | Suryanegara | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1144 3270 1 PB
ANALISIS KINERJA IFRS X PURWOKERTO DARI PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN BALANCED SCORECARD
PERFORMANCE ANALYSIS OF IFRS X PURWOKERTO FROM THE PERSPECTIVE
GROWTH AND LEARNING BALANCED SCORECARD
1Program
1Fithria
Dyah Ayu Suryanegara, 2Achmad Fudholi, 3Satibi
Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia, 2Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, 3Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK
IFRS X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit, dan memiliki
peran yang strategis dalam perkembangan profesional rumah sakit, serta ekonomi rumah
sakit. IFRS X dalam rangka memasuki lingkungan bisnis di masa yang akan datang yang
semakin kompetitif, membutuhkan pengukuran kinerja agar dapat bertahan dan
bersaing. Oleh sebab itu, dilakukan pengukuran kinerja IFRS X ditinjau dari perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran balanced scorecard. Metode penelitian dilakukan secara
cross sectional, dan data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari
hasil observasi dan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, kinerja IFRS X sudah menunjukkan hasil
yang baik, dilihat dari tingkat kepuasan karyawan 80,77%, tingkat produktivitas
karyawan 93,59%, dan tingkat pelatihan karyawan 42,31%.
Kata Kunci: kinerja, pertumbuhan, pembelajaran, balanced scorecard
ABSTRACT
IFRS X is an integral part of the hospital, and has a strategic role in the professional
development of hospitals and hospital economics. IFRS X in order to enter the business
environment in the future an increasingly competitive, requiring the measurement of
performance in order to survive and compete. Therefore, the performance measured in
terms of IFRS X from the perspective of growth and learning balanced scorecard. Methods in
cross-sectional study was conducted, and data collected in the form of quantitative data
obtained by observation and dissemination of data questionnaire. The results showed that
from the perspective of growth and learning, the performance of IFRS X has shown good
results, judging from the 80.77% level of employee satisfaction, employee productivity levels
93.59% and 42.31% level of employee training.
Keywords: performance, growth, learning, balanced scorecard
pengembangan wilayah Jawa Tengah
PENDAHULUAN
Karakteristik lingkungan bisnis
bagian selatan-barat, dan terletak di
dan
kota yang terus berkembang menjadi
lingkungan
kota besar dan kota perdagangan,
bisnis yang kompetitif menyebabkan
pendidikan, dan pariwisata, yaitu di
organisasi harus memiliki kapabilitas
Purwokerto. Rumah sakit merupakan
untuk memenangkan pilihan customer,
salah satu lembaga yang memberikan
melakukan
pelayanan
masa
kini
kompetitif.
adalah
turbulen
Pengaruh
peningkatan
di
setiap
publik
berdasarkan
aspek lebih cepat daripada kompetisi
KepMenPan Nomor 63 tahun 2003,
yang ada, dan harus mampu menjadi
yang bertujuan memuaskan dan/atau
wealth multiplying institution agar
memenuhi keinginan atau harapan
dapat tetap bertahan dan tumbuh
penerima pelayanan (Rooswiyanto,
dalam bisnis, serta menarik investor
2008)3.
(Mulyadi, 2008)1. Rumah sakit sebagai
merupakan bagian dari Rumah Sakit X
institusi
juga
penyedia
jasa
layanan
Instalasi
harus
Farmasi
menerapkan
yang
filosofi
kesehatan merupakan lembaga yang
tersebut. Pengukuran kinerja dalam
tidak
atau
organisasi telah diperkenalkan oleh
tekanan lingkungan. Pertumbuhan dan
Kaplan dan Norton dengan konsep
perkembangan
sakit
balanced scorecard, yang merupakan
tergantung pada keadaan lingkungan
alat manajemen kontemporer yang
tempat rumah sakit tersebut berada.
dapat
Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagai
rumah sakit membutuhkan sistem
lingkungan yang semakin kompetitif,
manajemen yang mempertimbangkan
dan
aspek
semakin
lepas
dari
stratejik,
pengaruh
rumah
agar
dapat
digunakan
oleh
indikator
operasional
organisasi
perubahan
organisasi
kompleks
(Kaplan
yang
dan
mengendalikan faktor internal dan
Norton, 1996)4. Kinerja organisasi
eksternal (Mangopo, 2005)2. Rumah
selalu
sakit X adalah rumah sakit tipe B
sehingga dapat diketahui outcome
pendidikan yang terletak di pusat
pekerjaan, dan cara meningkatkan
diukur
oleh
stakeholders,
kinerja organisasi, serta cara untuk
kinerja
dengan
menggunakan
tetap
balanced
scorecard
ditinjau
dapat
bertahan
dalam
dari
persaingan di masa yang akan dating
perspektif
(Gentry, 2003)5. Pengukuran kinerja
pembelajaran. Penelitian bertujuan
dapat memandu organisasi agar dapat
untuk
dimonitor dan hasilnya terukur (Frigo,
Farmasi Rumah Sakit X berdasarkan
Balanced
2003)6.
scorecard
merupakan sistem pengukuran kinerja
yang
tersusun
dalam
pertumbuhan
mengukur
perspektif
kinerja
dan
Instalasi
pertumbuhan
dan
pembelajaran balanced scorecard.
empat
perspektif, yaitu keuangan, pelanggan,
BAHAN DAN CARA
Penelitian dilakukan dengan
proses pelayanan, serta pertumbuhan
dan pembelajaran (Mulyadi, 2005)7.
metode cross sectional, data yang
balanced
dikumpulkan berupa data kuantitatif
mengembangkan
yang diperoleh melalui observasi dan
Perspektif
keempat
scorecard
pengukuran
dan
tujuan
untuk
mendorong organisasi agar berjalan
dan
tumbuh.
tersebut
Tujuan
adalah
perspektif
survai/kuesioner. Responden adalah
seluruh pegawai IFRS X Purwokerto
yang
bersedia
mengisi
terwujudnya
kuesioner
keunggulan
untuk
jangka
yang
telah
diberikan.
panjang
perusahaan melalui pengembangan
dan pemfokusan potensi sumber daya
Metode pengambilan sampel adalah
purposive sampling, di mana kriteria
manusia. Instalasi Farmasi Rumah
inklusi
Sakit X dalam rangka memasuki
responden merupakan pegawai IFRS X
lingkungan
Purwokerto,
yang
kompetitif,
dan
yang
diterapkan
adalah
baik
pegawai
tetap
pegawai
kontrak
yang
memberikan pelayanan yang bermutu
maupun
kepada customer melalui peningkatan
bersedia untuk mengisi kuesioner
kinerja secara berkesinambungan dan
peningkatan kualitas sumber daya
yang telah dibagikan. Alat penelitian
adalah
lembar
kerja
observasi
manusia, membutuhkan pengukuran
kegiatan petugas pelayanan IFRS dan
kuesioner.
Jalannya
meliputi
persiapan,
pendahuluan,
studi
penelitian
Pengukuran kinerja Instalasi
studi
Farmasi Rumah Sakit X dilihat dari
lapangan
dan
perspektif
pertumbuhan
pembelajaran
balanced
pustaka, pengumpulan data, analisis
menggunakan
3
data, dan pengambilan kesimpulan,
kepuasan
serta saran.
produktivitas,
scorecard
indikator,
karyawan,
dan
dan
yaitu
tingkat
presentase
karyawan yang mendapat pelatihan.
HASIL
mengisi kuesioner tersebut, baik dari
Kepuasan Karyawan
Pengukuran
kepuasan
karyawan
apoteker maupun asisten apoteker.
dilakukan
dengan
menyebar
Hasil kepuasan karyawan dari 26
kuesioner kepada karyawan IFRS X
Purwokerto
yang
bersedia
responden sebagai berikut:
untuk
Tabel 1. Tingkat Kepuasan Karyawan IFRS X
No.
1
Keterangan
Kepuasan terhadap uang jasa yang diperoleh
% kepuasan responden
Puas
61,54%
Tidak puas
38,64%
2 Kepuasan pada pekerjaan
Puas
69,23%
Sangat puas
19,23%
Tidak puas
11,54%
3 Kepuasan terhadap pengawasan selama bekerja
Puas
80,77%
Tidak puas
19,23%
4 Kepuasan terhadap hubungan dengan KaIFRS
Puas
69,23%
Sangat puas
19,23%
Tidak puas
11,54%
5 Kepuasan terhadap promosi jabatan
Puas
69,23%
Sangat puas
3,85%
Tidak puas
26,92%
6 Kepuasan terhadap jam kerja
Puas
84,62%
Sangat puas
7,69%
Tidak puas
7,69%
7 Kepuasan terhadap pembagian tugas kerja
Puas
80,77%
Sangat puas
7,69%
Tidak puas
11,54%
Sumber: data primer dari kuesioner kepada karyawan IFRS X yang telah diolah.
dilakukan selama 3 hari dengan
Tingkat Produktivitas
Pengamatan
terhadap
melakukan pengisian terhadap tabel
produktivitas karyawan dilakukan
yang telah dipersiapkan, adapun
terhadap 6 orang karyawan IFRS X,
jenis kegiatan yang dimaksud dalam
baik
kegiatan ini berdasarkan pada tabel
karyawan
tetap
maupun
kontrak (outsourcing). Pengamatan
di bawah ini:
Tabel 2. Daftar Kegiatan Kefarmasian
Tabel 3. Tingkat Produktivitas Karyawan IFRS X
No.
1
2
3
4
Kegiatan
%
Produktif Langsung
81,62
Produktif Tidak Langsung
11,97
Non Produktif
0,29
Kegiatan Pribadi
6,13
Total
100
Sumber: data primer penelitian pengamatan terhadap kegiatan karyawan IFRS X
Purwokerto
untuk dapat bekerja dengan baik, dan
Persentase Karyawan yang
Mendapat Pelatihan
adanya dukungan dari atasan.
Data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada karyawan IFRS yang
Tingkat Produktivitas
bersedia untuk mengisi kuesioner
Hasil penelitian didapatkan bahwa
tersebut, yaitu sebanyak 26 orang.
tingkat
Dari
yang mengisi
karyawan IFRS X sebesar 81,62%, hal
kuesioner, dapat diketahui bahwa 11
tersebut menunjukkan bahwa tingkat
orang di antaranya (42,31%) telah
produktivitas karyawan IFRS X sangat
mendapatkan
baik.
26 karyawan
pelatihan-pelatihan
produktivitas
Menurut
ILO
langsung
(International
Labour Organization), faktor minimal
selama mereka bekerja.
kelonggaran
tenaga
kerja
yang
PEMBAHASAN
mencakup keletihan dan kejenuhan
Kepuasan Karyawan
untuk pria sebesar 9%, sedangkan
Dari
hasil
disimpulkan
penelitian dapat
bahwa
walaupun
untuk wanita sebesar 11%. Tenaga
kerja
dianggap
produktif
apabila
yaitu
mampu menyelesaikan 80,00% dari
terdapat
beban tugasnya, sedangkan tingkat
38,46%,
produktivitas tenaga kerja di IFRS X
namun para karyawan merasa puas
telah melebihi angka tersebut. Tingkat
terhadap
produktivitas yang tinggi dipengaruhi
kebutuhan
dasar karyawan,
kebutuhan
fisiologis
ketidakpuasan
sebesar
pekerjaan
yang
mereka
lakukan dan organisasi yang menuangi
mereka. Hal tersebut didorong oleh
adanya
penanaman
kecerdasan
spiritual yang dilakukan oleh Kepala
oleh beban kerja yang tinggi pula,
sedangkan jumlah tenaga kerja yang
ada terbatas.
Instalasi Farmasi, selain juga didorong
Persentase
Karyawan
Mendapat Pelatihan
oleh
penting
Hasil pengukuran terhadap pelatihan
kepuasan karyawan, yaitu keterlibatan
yang pernah diikuti oleh karyawan
dalam
IFRS X jika dibandingkan dengan
tercapainya
elemen
pengambilan
keputusan,
yang
telah
yang
pengakuan atas pekerjaan yang baik,
penelitian
dilakukan
akses kepada informasi yang cukup
sebelumnya pada salah satu IFRS milik
Pemerintah
di
Kota
Cirebon
menunjukkan bahwa IFRS X memiliki
(Noviatun, 2007)8 yang menunjukkan
komitmen
persentase pelatihan sebesar 0%,
pembangunan
maka hasil di IFRS X menunjukkan
ditunjukkan dengan hasil penelitian
tingkat pelatihan karyawan yang lebih
dari
baik. Hal tersebut didukung oleh
(80,77%),
tingkat
adanya kebijakan dari Kepala IFRS
karyawan
(93,59%),
bahwa
terdapat
karyawan
yang
rolling/pergantian
dikirimkan
untuk
segi
tinggi
dalam
modal
manusia,
kepuasan
karyawan
produktivitas
dan
tingkat
pelatihan (42,31%). Disarankan untuk
penelitian
mengikuti
pelatihan-pelatihan.
dalam
Pembangunan
modal
karyawan
manusia
yang
selanjutnya
survai
sebaiknya
tingkat
dibedakan
kepuasan
dalam
segi
peningkatan
karyawan tetap atau kontrak, dan dari
kapabilitas karyawan dan komitmen
segi manajerial atau staf biasa agar
karyawan.
berkaitan
dapat lebih menggambarkan tingkat
dengan technical know how, yaitu
kepuasan yang sebenarnya baik dari
keterampilan yang diperlukan oleh
sisi staf maupun manajer. Kemudian
karyawan untuk mengerjakan tugas
bagi
(Mulyadi, 2005)7. Pengetahuan dan
diharapkan pelatihan tidak hanya
ketrampilan
merupakan
dititikberatkan untuk apoteker saja,
dasar dari keseluruhan inovasi dan
tetapi juga untuk staf yang lain, dan
pengembangan (Gosh dan Mukhrejee,
adanya program untuk pendidikan
dilakukan
2006)9.
dengan
Kapabilitas
karyawan
Dari
hasil
penelitian
Kepala
IFRS
X
Purwokerto
lanjut bagi para asisten apoteker.
menunjukkan bahwa IFRS X telah
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi, Balanced Scorecard as A
memiliki komitmen tersebut.
Core of Strategic Management
KESIMPULAN
Dari
System,
hasil
disimpulkan
penelitian dapat
bahwa
pengukuran
kinerja IFRS X di Purwokerto ditinjau
dari perspektif pertumbuhan
pembelajaran
balanced
dan
scorecard
http://www.usd.ac.id/createpdf/p
hp. Diakses tanggal 15 Desember
2008.
2. Mangopo,
D.S.,
2005,
Resensi:
Aspek Strategis Manajemen Rumah
Sakit, Antara Misi Sosial dan
Through Balanced Scorecard: An
Tekanan Pasar, JMPK, Volume 8,
Overview, Vidyasagar University
Maret, 115-116.
Journal of Commerce, Vol. 11, p.60-
3. Rooswiyanto, T., 2008, Pelayanan
Prima,http://www.bppk.depkeu.g
70,http://vidyasagar.ac.in/journal
/commerce/5%20measurement%
o.id/webpegawai. Diakses tanggal
20of%20corporate
15 Desember 2008.
%20performance.pdf,
diakses
4. Kaplan, R.S., Norton, D.P., 1996,
Balanced Scorecard Translating
Strategy
Into
Action,
Harvard
Business School Press, Boston.
5. Gentry, B.S.D., 2003, Balanced
Scorecard:
Change
An
for
Instrument
Facilities
of
Services,
http://www.2gc.com.au/pdf/2GCFAQ8.pdf. Diakses pada tanggal 15
Desember 2008.
6. Frigo,
M.,
2003,
Performance
Measure that Drive the First Tenet
to Business Strategy, Strategic
Finance, 85, 35-40.
7. Mulyadi, 2005, Sistem Manajemen
Strategik
Berbasis
Scorecard,
UPP
AMP
Balanced
YKPN,
Yogyakarta.
8. Noviatun, 2007, Pemetaan Strategi
Instalasi Farmasi RSUD X Cirebon
dengan
Pendekatan
Balanced
Scorecard, Program Pasca Sarjana
UGM, Yogyakarta.
9. Samir Ghosh, Subrata Mukherjee,
2006, Measurement Of Corporate
Performance
pada tanggal 15 Desember 2008.
PEMBELAJARAN BALANCED SCORECARD
PERFORMANCE ANALYSIS OF IFRS X PURWOKERTO FROM THE PERSPECTIVE
GROWTH AND LEARNING BALANCED SCORECARD
1Program
1Fithria
Dyah Ayu Suryanegara, 2Achmad Fudholi, 3Satibi
Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia, 2Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, 3Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK
IFRS X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit, dan memiliki
peran yang strategis dalam perkembangan profesional rumah sakit, serta ekonomi rumah
sakit. IFRS X dalam rangka memasuki lingkungan bisnis di masa yang akan datang yang
semakin kompetitif, membutuhkan pengukuran kinerja agar dapat bertahan dan
bersaing. Oleh sebab itu, dilakukan pengukuran kinerja IFRS X ditinjau dari perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran balanced scorecard. Metode penelitian dilakukan secara
cross sectional, dan data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari
hasil observasi dan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, kinerja IFRS X sudah menunjukkan hasil
yang baik, dilihat dari tingkat kepuasan karyawan 80,77%, tingkat produktivitas
karyawan 93,59%, dan tingkat pelatihan karyawan 42,31%.
Kata Kunci: kinerja, pertumbuhan, pembelajaran, balanced scorecard
ABSTRACT
IFRS X is an integral part of the hospital, and has a strategic role in the professional
development of hospitals and hospital economics. IFRS X in order to enter the business
environment in the future an increasingly competitive, requiring the measurement of
performance in order to survive and compete. Therefore, the performance measured in
terms of IFRS X from the perspective of growth and learning balanced scorecard. Methods in
cross-sectional study was conducted, and data collected in the form of quantitative data
obtained by observation and dissemination of data questionnaire. The results showed that
from the perspective of growth and learning, the performance of IFRS X has shown good
results, judging from the 80.77% level of employee satisfaction, employee productivity levels
93.59% and 42.31% level of employee training.
Keywords: performance, growth, learning, balanced scorecard
pengembangan wilayah Jawa Tengah
PENDAHULUAN
Karakteristik lingkungan bisnis
bagian selatan-barat, dan terletak di
dan
kota yang terus berkembang menjadi
lingkungan
kota besar dan kota perdagangan,
bisnis yang kompetitif menyebabkan
pendidikan, dan pariwisata, yaitu di
organisasi harus memiliki kapabilitas
Purwokerto. Rumah sakit merupakan
untuk memenangkan pilihan customer,
salah satu lembaga yang memberikan
melakukan
pelayanan
masa
kini
kompetitif.
adalah
turbulen
Pengaruh
peningkatan
di
setiap
publik
berdasarkan
aspek lebih cepat daripada kompetisi
KepMenPan Nomor 63 tahun 2003,
yang ada, dan harus mampu menjadi
yang bertujuan memuaskan dan/atau
wealth multiplying institution agar
memenuhi keinginan atau harapan
dapat tetap bertahan dan tumbuh
penerima pelayanan (Rooswiyanto,
dalam bisnis, serta menarik investor
2008)3.
(Mulyadi, 2008)1. Rumah sakit sebagai
merupakan bagian dari Rumah Sakit X
institusi
juga
penyedia
jasa
layanan
Instalasi
harus
Farmasi
menerapkan
yang
filosofi
kesehatan merupakan lembaga yang
tersebut. Pengukuran kinerja dalam
tidak
atau
organisasi telah diperkenalkan oleh
tekanan lingkungan. Pertumbuhan dan
Kaplan dan Norton dengan konsep
perkembangan
sakit
balanced scorecard, yang merupakan
tergantung pada keadaan lingkungan
alat manajemen kontemporer yang
tempat rumah sakit tersebut berada.
dapat
Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagai
rumah sakit membutuhkan sistem
lingkungan yang semakin kompetitif,
manajemen yang mempertimbangkan
dan
aspek
semakin
lepas
dari
stratejik,
pengaruh
rumah
agar
dapat
digunakan
oleh
indikator
operasional
organisasi
perubahan
organisasi
kompleks
(Kaplan
yang
dan
mengendalikan faktor internal dan
Norton, 1996)4. Kinerja organisasi
eksternal (Mangopo, 2005)2. Rumah
selalu
sakit X adalah rumah sakit tipe B
sehingga dapat diketahui outcome
pendidikan yang terletak di pusat
pekerjaan, dan cara meningkatkan
diukur
oleh
stakeholders,
kinerja organisasi, serta cara untuk
kinerja
dengan
menggunakan
tetap
balanced
scorecard
ditinjau
dapat
bertahan
dalam
dari
persaingan di masa yang akan dating
perspektif
(Gentry, 2003)5. Pengukuran kinerja
pembelajaran. Penelitian bertujuan
dapat memandu organisasi agar dapat
untuk
dimonitor dan hasilnya terukur (Frigo,
Farmasi Rumah Sakit X berdasarkan
Balanced
2003)6.
scorecard
merupakan sistem pengukuran kinerja
yang
tersusun
dalam
pertumbuhan
mengukur
perspektif
kinerja
dan
Instalasi
pertumbuhan
dan
pembelajaran balanced scorecard.
empat
perspektif, yaitu keuangan, pelanggan,
BAHAN DAN CARA
Penelitian dilakukan dengan
proses pelayanan, serta pertumbuhan
dan pembelajaran (Mulyadi, 2005)7.
metode cross sectional, data yang
balanced
dikumpulkan berupa data kuantitatif
mengembangkan
yang diperoleh melalui observasi dan
Perspektif
keempat
scorecard
pengukuran
dan
tujuan
untuk
mendorong organisasi agar berjalan
dan
tumbuh.
tersebut
Tujuan
adalah
perspektif
survai/kuesioner. Responden adalah
seluruh pegawai IFRS X Purwokerto
yang
bersedia
mengisi
terwujudnya
kuesioner
keunggulan
untuk
jangka
yang
telah
diberikan.
panjang
perusahaan melalui pengembangan
dan pemfokusan potensi sumber daya
Metode pengambilan sampel adalah
purposive sampling, di mana kriteria
manusia. Instalasi Farmasi Rumah
inklusi
Sakit X dalam rangka memasuki
responden merupakan pegawai IFRS X
lingkungan
Purwokerto,
yang
kompetitif,
dan
yang
diterapkan
adalah
baik
pegawai
tetap
pegawai
kontrak
yang
memberikan pelayanan yang bermutu
maupun
kepada customer melalui peningkatan
bersedia untuk mengisi kuesioner
kinerja secara berkesinambungan dan
peningkatan kualitas sumber daya
yang telah dibagikan. Alat penelitian
adalah
lembar
kerja
observasi
manusia, membutuhkan pengukuran
kegiatan petugas pelayanan IFRS dan
kuesioner.
Jalannya
meliputi
persiapan,
pendahuluan,
studi
penelitian
Pengukuran kinerja Instalasi
studi
Farmasi Rumah Sakit X dilihat dari
lapangan
dan
perspektif
pertumbuhan
pembelajaran
balanced
pustaka, pengumpulan data, analisis
menggunakan
3
data, dan pengambilan kesimpulan,
kepuasan
serta saran.
produktivitas,
scorecard
indikator,
karyawan,
dan
dan
yaitu
tingkat
presentase
karyawan yang mendapat pelatihan.
HASIL
mengisi kuesioner tersebut, baik dari
Kepuasan Karyawan
Pengukuran
kepuasan
karyawan
apoteker maupun asisten apoteker.
dilakukan
dengan
menyebar
Hasil kepuasan karyawan dari 26
kuesioner kepada karyawan IFRS X
Purwokerto
yang
bersedia
responden sebagai berikut:
untuk
Tabel 1. Tingkat Kepuasan Karyawan IFRS X
No.
1
Keterangan
Kepuasan terhadap uang jasa yang diperoleh
% kepuasan responden
Puas
61,54%
Tidak puas
38,64%
2 Kepuasan pada pekerjaan
Puas
69,23%
Sangat puas
19,23%
Tidak puas
11,54%
3 Kepuasan terhadap pengawasan selama bekerja
Puas
80,77%
Tidak puas
19,23%
4 Kepuasan terhadap hubungan dengan KaIFRS
Puas
69,23%
Sangat puas
19,23%
Tidak puas
11,54%
5 Kepuasan terhadap promosi jabatan
Puas
69,23%
Sangat puas
3,85%
Tidak puas
26,92%
6 Kepuasan terhadap jam kerja
Puas
84,62%
Sangat puas
7,69%
Tidak puas
7,69%
7 Kepuasan terhadap pembagian tugas kerja
Puas
80,77%
Sangat puas
7,69%
Tidak puas
11,54%
Sumber: data primer dari kuesioner kepada karyawan IFRS X yang telah diolah.
dilakukan selama 3 hari dengan
Tingkat Produktivitas
Pengamatan
terhadap
melakukan pengisian terhadap tabel
produktivitas karyawan dilakukan
yang telah dipersiapkan, adapun
terhadap 6 orang karyawan IFRS X,
jenis kegiatan yang dimaksud dalam
baik
kegiatan ini berdasarkan pada tabel
karyawan
tetap
maupun
kontrak (outsourcing). Pengamatan
di bawah ini:
Tabel 2. Daftar Kegiatan Kefarmasian
Tabel 3. Tingkat Produktivitas Karyawan IFRS X
No.
1
2
3
4
Kegiatan
%
Produktif Langsung
81,62
Produktif Tidak Langsung
11,97
Non Produktif
0,29
Kegiatan Pribadi
6,13
Total
100
Sumber: data primer penelitian pengamatan terhadap kegiatan karyawan IFRS X
Purwokerto
untuk dapat bekerja dengan baik, dan
Persentase Karyawan yang
Mendapat Pelatihan
adanya dukungan dari atasan.
Data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada karyawan IFRS yang
Tingkat Produktivitas
bersedia untuk mengisi kuesioner
Hasil penelitian didapatkan bahwa
tersebut, yaitu sebanyak 26 orang.
tingkat
Dari
yang mengisi
karyawan IFRS X sebesar 81,62%, hal
kuesioner, dapat diketahui bahwa 11
tersebut menunjukkan bahwa tingkat
orang di antaranya (42,31%) telah
produktivitas karyawan IFRS X sangat
mendapatkan
baik.
26 karyawan
pelatihan-pelatihan
produktivitas
Menurut
ILO
langsung
(International
Labour Organization), faktor minimal
selama mereka bekerja.
kelonggaran
tenaga
kerja
yang
PEMBAHASAN
mencakup keletihan dan kejenuhan
Kepuasan Karyawan
untuk pria sebesar 9%, sedangkan
Dari
hasil
disimpulkan
penelitian dapat
bahwa
walaupun
untuk wanita sebesar 11%. Tenaga
kerja
dianggap
produktif
apabila
yaitu
mampu menyelesaikan 80,00% dari
terdapat
beban tugasnya, sedangkan tingkat
38,46%,
produktivitas tenaga kerja di IFRS X
namun para karyawan merasa puas
telah melebihi angka tersebut. Tingkat
terhadap
produktivitas yang tinggi dipengaruhi
kebutuhan
dasar karyawan,
kebutuhan
fisiologis
ketidakpuasan
sebesar
pekerjaan
yang
mereka
lakukan dan organisasi yang menuangi
mereka. Hal tersebut didorong oleh
adanya
penanaman
kecerdasan
spiritual yang dilakukan oleh Kepala
oleh beban kerja yang tinggi pula,
sedangkan jumlah tenaga kerja yang
ada terbatas.
Instalasi Farmasi, selain juga didorong
Persentase
Karyawan
Mendapat Pelatihan
oleh
penting
Hasil pengukuran terhadap pelatihan
kepuasan karyawan, yaitu keterlibatan
yang pernah diikuti oleh karyawan
dalam
IFRS X jika dibandingkan dengan
tercapainya
elemen
pengambilan
keputusan,
yang
telah
yang
pengakuan atas pekerjaan yang baik,
penelitian
dilakukan
akses kepada informasi yang cukup
sebelumnya pada salah satu IFRS milik
Pemerintah
di
Kota
Cirebon
menunjukkan bahwa IFRS X memiliki
(Noviatun, 2007)8 yang menunjukkan
komitmen
persentase pelatihan sebesar 0%,
pembangunan
maka hasil di IFRS X menunjukkan
ditunjukkan dengan hasil penelitian
tingkat pelatihan karyawan yang lebih
dari
baik. Hal tersebut didukung oleh
(80,77%),
tingkat
adanya kebijakan dari Kepala IFRS
karyawan
(93,59%),
bahwa
terdapat
karyawan
yang
rolling/pergantian
dikirimkan
untuk
segi
tinggi
dalam
modal
manusia,
kepuasan
karyawan
produktivitas
dan
tingkat
pelatihan (42,31%). Disarankan untuk
penelitian
mengikuti
pelatihan-pelatihan.
dalam
Pembangunan
modal
karyawan
manusia
yang
selanjutnya
survai
sebaiknya
tingkat
dibedakan
kepuasan
dalam
segi
peningkatan
karyawan tetap atau kontrak, dan dari
kapabilitas karyawan dan komitmen
segi manajerial atau staf biasa agar
karyawan.
berkaitan
dapat lebih menggambarkan tingkat
dengan technical know how, yaitu
kepuasan yang sebenarnya baik dari
keterampilan yang diperlukan oleh
sisi staf maupun manajer. Kemudian
karyawan untuk mengerjakan tugas
bagi
(Mulyadi, 2005)7. Pengetahuan dan
diharapkan pelatihan tidak hanya
ketrampilan
merupakan
dititikberatkan untuk apoteker saja,
dasar dari keseluruhan inovasi dan
tetapi juga untuk staf yang lain, dan
pengembangan (Gosh dan Mukhrejee,
adanya program untuk pendidikan
dilakukan
2006)9.
dengan
Kapabilitas
karyawan
Dari
hasil
penelitian
Kepala
IFRS
X
Purwokerto
lanjut bagi para asisten apoteker.
menunjukkan bahwa IFRS X telah
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi, Balanced Scorecard as A
memiliki komitmen tersebut.
Core of Strategic Management
KESIMPULAN
Dari
System,
hasil
disimpulkan
penelitian dapat
bahwa
pengukuran
kinerja IFRS X di Purwokerto ditinjau
dari perspektif pertumbuhan
pembelajaran
balanced
dan
scorecard
http://www.usd.ac.id/createpdf/p
hp. Diakses tanggal 15 Desember
2008.
2. Mangopo,
D.S.,
2005,
Resensi:
Aspek Strategis Manajemen Rumah
Sakit, Antara Misi Sosial dan
Through Balanced Scorecard: An
Tekanan Pasar, JMPK, Volume 8,
Overview, Vidyasagar University
Maret, 115-116.
Journal of Commerce, Vol. 11, p.60-
3. Rooswiyanto, T., 2008, Pelayanan
Prima,http://www.bppk.depkeu.g
70,http://vidyasagar.ac.in/journal
/commerce/5%20measurement%
o.id/webpegawai. Diakses tanggal
20of%20corporate
15 Desember 2008.
%20performance.pdf,
diakses
4. Kaplan, R.S., Norton, D.P., 1996,
Balanced Scorecard Translating
Strategy
Into
Action,
Harvard
Business School Press, Boston.
5. Gentry, B.S.D., 2003, Balanced
Scorecard:
Change
An
for
Instrument
Facilities
of
Services,
http://www.2gc.com.au/pdf/2GCFAQ8.pdf. Diakses pada tanggal 15
Desember 2008.
6. Frigo,
M.,
2003,
Performance
Measure that Drive the First Tenet
to Business Strategy, Strategic
Finance, 85, 35-40.
7. Mulyadi, 2005, Sistem Manajemen
Strategik
Berbasis
Scorecard,
UPP
AMP
Balanced
YKPN,
Yogyakarta.
8. Noviatun, 2007, Pemetaan Strategi
Instalasi Farmasi RSUD X Cirebon
dengan
Pendekatan
Balanced
Scorecard, Program Pasca Sarjana
UGM, Yogyakarta.
9. Samir Ghosh, Subrata Mukherjee,
2006, Measurement Of Corporate
Performance
pada tanggal 15 Desember 2008.