ANALISIS KINERJA IFRS X PURWOKERTO DARI PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN BALANCED SCORECARD | Suryanegara | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1144 3270 1 PB

ANALISIS KINERJA IFRS X PURWOKERTO DARI PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN BALANCED SCORECARD
PERFORMANCE ANALYSIS OF IFRS X PURWOKERTO FROM THE PERSPECTIVE
GROWTH AND LEARNING BALANCED SCORECARD

1Program

1Fithria

Dyah Ayu Suryanegara, 2Achmad Fudholi, 3Satibi
Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia, 2Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, 3Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK
IFRS X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit, dan memiliki
peran yang strategis dalam perkembangan profesional rumah sakit, serta ekonomi rumah
sakit. IFRS X dalam rangka memasuki lingkungan bisnis di masa yang akan datang yang
semakin kompetitif, membutuhkan pengukuran kinerja agar dapat bertahan dan
bersaing. Oleh sebab itu, dilakukan pengukuran kinerja IFRS X ditinjau dari perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran balanced scorecard. Metode penelitian dilakukan secara
cross sectional, dan data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari

hasil observasi dan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, kinerja IFRS X sudah menunjukkan hasil
yang baik, dilihat dari tingkat kepuasan karyawan 80,77%, tingkat produktivitas
karyawan 93,59%, dan tingkat pelatihan karyawan 42,31%.
Kata Kunci: kinerja, pertumbuhan, pembelajaran, balanced scorecard
ABSTRACT
IFRS X is an integral part of the hospital, and has a strategic role in the professional
development of hospitals and hospital economics. IFRS X in order to enter the business
environment in the future an increasingly competitive, requiring the measurement of
performance in order to survive and compete. Therefore, the performance measured in
terms of IFRS X from the perspective of growth and learning balanced scorecard. Methods in
cross-sectional study was conducted, and data collected in the form of quantitative data
obtained by observation and dissemination of data questionnaire. The results showed that
from the perspective of growth and learning, the performance of IFRS X has shown good
results, judging from the 80.77% level of employee satisfaction, employee productivity levels
93.59% and 42.31% level of employee training.
Keywords: performance, growth, learning, balanced scorecard

pengembangan wilayah Jawa Tengah


PENDAHULUAN
Karakteristik lingkungan bisnis

bagian selatan-barat, dan terletak di

dan

kota yang terus berkembang menjadi

lingkungan

kota besar dan kota perdagangan,

bisnis yang kompetitif menyebabkan

pendidikan, dan pariwisata, yaitu di

organisasi harus memiliki kapabilitas

Purwokerto. Rumah sakit merupakan


untuk memenangkan pilihan customer,

salah satu lembaga yang memberikan

melakukan

pelayanan

masa

kini

kompetitif.

adalah

turbulen

Pengaruh


peningkatan

di

setiap

publik

berdasarkan

aspek lebih cepat daripada kompetisi

KepMenPan Nomor 63 tahun 2003,

yang ada, dan harus mampu menjadi

yang bertujuan memuaskan dan/atau

wealth multiplying institution agar


memenuhi keinginan atau harapan

dapat tetap bertahan dan tumbuh

penerima pelayanan (Rooswiyanto,

dalam bisnis, serta menarik investor

2008)3.

(Mulyadi, 2008)1. Rumah sakit sebagai

merupakan bagian dari Rumah Sakit X

institusi

juga

penyedia


jasa

layanan

Instalasi

harus

Farmasi

menerapkan

yang

filosofi

kesehatan merupakan lembaga yang

tersebut. Pengukuran kinerja dalam


tidak

atau

organisasi telah diperkenalkan oleh

tekanan lingkungan. Pertumbuhan dan

Kaplan dan Norton dengan konsep

perkembangan

sakit

balanced scorecard, yang merupakan

tergantung pada keadaan lingkungan

alat manajemen kontemporer yang


tempat rumah sakit tersebut berada.

dapat

Hal tersebut menunjukkan bahwa

sebagai

rumah sakit membutuhkan sistem

lingkungan yang semakin kompetitif,

manajemen yang mempertimbangkan

dan

aspek

semakin


lepas

dari

stratejik,

pengaruh

rumah

agar

dapat

digunakan

oleh

indikator


operasional

organisasi
perubahan

organisasi

kompleks

(Kaplan

yang
dan

mengendalikan faktor internal dan

Norton, 1996)4. Kinerja organisasi

eksternal (Mangopo, 2005)2. Rumah


selalu

sakit X adalah rumah sakit tipe B

sehingga dapat diketahui outcome

pendidikan yang terletak di pusat

pekerjaan, dan cara meningkatkan

diukur

oleh

stakeholders,

kinerja organisasi, serta cara untuk

kinerja

dengan

menggunakan

tetap

balanced

scorecard

ditinjau

dapat

bertahan

dalam

dari

persaingan di masa yang akan dating

perspektif

(Gentry, 2003)5. Pengukuran kinerja

pembelajaran. Penelitian bertujuan

dapat memandu organisasi agar dapat

untuk

dimonitor dan hasilnya terukur (Frigo,

Farmasi Rumah Sakit X berdasarkan

Balanced

2003)6.

scorecard

merupakan sistem pengukuran kinerja
yang

tersusun

dalam

pertumbuhan

mengukur

perspektif

kinerja

dan

Instalasi

pertumbuhan

dan

pembelajaran balanced scorecard.

empat

perspektif, yaitu keuangan, pelanggan,

BAHAN DAN CARA
Penelitian dilakukan dengan

proses pelayanan, serta pertumbuhan
dan pembelajaran (Mulyadi, 2005)7.

metode cross sectional, data yang

balanced

dikumpulkan berupa data kuantitatif

mengembangkan

yang diperoleh melalui observasi dan

Perspektif

keempat

scorecard
pengukuran

dan

tujuan

untuk

mendorong organisasi agar berjalan
dan

tumbuh.

tersebut

Tujuan

adalah

perspektif

survai/kuesioner. Responden adalah
seluruh pegawai IFRS X Purwokerto
yang

bersedia

mengisi

terwujudnya
kuesioner

keunggulan

untuk

jangka

yang

telah

diberikan.

panjang

perusahaan melalui pengembangan
dan pemfokusan potensi sumber daya

Metode pengambilan sampel adalah
purposive sampling, di mana kriteria

manusia. Instalasi Farmasi Rumah

inklusi

Sakit X dalam rangka memasuki

responden merupakan pegawai IFRS X

lingkungan

Purwokerto,

yang

kompetitif,

dan

yang

diterapkan

adalah

baik

pegawai

tetap

pegawai

kontrak

yang

memberikan pelayanan yang bermutu

maupun

kepada customer melalui peningkatan

bersedia untuk mengisi kuesioner

kinerja secara berkesinambungan dan
peningkatan kualitas sumber daya

yang telah dibagikan. Alat penelitian
adalah

lembar

kerja

observasi

manusia, membutuhkan pengukuran
kegiatan petugas pelayanan IFRS dan

kuesioner.

Jalannya

meliputi

persiapan,

pendahuluan,

studi

penelitian

Pengukuran kinerja Instalasi

studi

Farmasi Rumah Sakit X dilihat dari

lapangan

dan

perspektif

pertumbuhan

pembelajaran

balanced

pustaka, pengumpulan data, analisis

menggunakan

3

data, dan pengambilan kesimpulan,

kepuasan

serta saran.

produktivitas,

scorecard

indikator,

karyawan,
dan

dan

yaitu
tingkat

presentase

karyawan yang mendapat pelatihan.

HASIL

mengisi kuesioner tersebut, baik dari

Kepuasan Karyawan
Pengukuran

kepuasan

karyawan

apoteker maupun asisten apoteker.

dilakukan

dengan

menyebar

Hasil kepuasan karyawan dari 26

kuesioner kepada karyawan IFRS X
Purwokerto

yang

bersedia

responden sebagai berikut:

untuk

Tabel 1. Tingkat Kepuasan Karyawan IFRS X
No.
1

Keterangan
Kepuasan terhadap uang jasa yang diperoleh

% kepuasan responden
Puas
61,54%
Tidak puas
38,64%
2 Kepuasan pada pekerjaan
Puas
69,23%
Sangat puas
19,23%
Tidak puas
11,54%
3 Kepuasan terhadap pengawasan selama bekerja
Puas
80,77%
Tidak puas
19,23%
4 Kepuasan terhadap hubungan dengan KaIFRS
Puas
69,23%
Sangat puas
19,23%
Tidak puas
11,54%
5 Kepuasan terhadap promosi jabatan
Puas
69,23%
Sangat puas
3,85%
Tidak puas
26,92%
6 Kepuasan terhadap jam kerja
Puas
84,62%
Sangat puas
7,69%
Tidak puas
7,69%
7 Kepuasan terhadap pembagian tugas kerja
Puas
80,77%
Sangat puas
7,69%
Tidak puas
11,54%
Sumber: data primer dari kuesioner kepada karyawan IFRS X yang telah diolah.

dilakukan selama 3 hari dengan

Tingkat Produktivitas
Pengamatan

terhadap

melakukan pengisian terhadap tabel

produktivitas karyawan dilakukan

yang telah dipersiapkan, adapun

terhadap 6 orang karyawan IFRS X,

jenis kegiatan yang dimaksud dalam

baik

kegiatan ini berdasarkan pada tabel

karyawan

tetap

maupun

kontrak (outsourcing). Pengamatan

di bawah ini:

Tabel 2. Daftar Kegiatan Kefarmasian

Tabel 3. Tingkat Produktivitas Karyawan IFRS X
No.
1
2
3
4

Kegiatan
%
Produktif Langsung
81,62
Produktif Tidak Langsung
11,97
Non Produktif
0,29
Kegiatan Pribadi
6,13
Total
100
Sumber: data primer penelitian pengamatan terhadap kegiatan karyawan IFRS X
Purwokerto

untuk dapat bekerja dengan baik, dan

Persentase Karyawan yang
Mendapat Pelatihan

adanya dukungan dari atasan.

Data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada karyawan IFRS yang

Tingkat Produktivitas

bersedia untuk mengisi kuesioner

Hasil penelitian didapatkan bahwa

tersebut, yaitu sebanyak 26 orang.

tingkat

Dari

yang mengisi

karyawan IFRS X sebesar 81,62%, hal

kuesioner, dapat diketahui bahwa 11

tersebut menunjukkan bahwa tingkat

orang di antaranya (42,31%) telah

produktivitas karyawan IFRS X sangat

mendapatkan

baik.

26 karyawan

pelatihan-pelatihan

produktivitas

Menurut

ILO

langsung

(International

Labour Organization), faktor minimal

selama mereka bekerja.

kelonggaran

tenaga

kerja

yang

PEMBAHASAN

mencakup keletihan dan kejenuhan

Kepuasan Karyawan

untuk pria sebesar 9%, sedangkan

Dari

hasil

disimpulkan

penelitian dapat

bahwa

walaupun

untuk wanita sebesar 11%. Tenaga
kerja

dianggap

produktif

apabila

yaitu

mampu menyelesaikan 80,00% dari

terdapat

beban tugasnya, sedangkan tingkat

38,46%,

produktivitas tenaga kerja di IFRS X

namun para karyawan merasa puas

telah melebihi angka tersebut. Tingkat

terhadap

produktivitas yang tinggi dipengaruhi

kebutuhan

dasar karyawan,

kebutuhan

fisiologis

ketidakpuasan

sebesar

pekerjaan

yang

mereka

lakukan dan organisasi yang menuangi
mereka. Hal tersebut didorong oleh
adanya

penanaman

kecerdasan

spiritual yang dilakukan oleh Kepala

oleh beban kerja yang tinggi pula,
sedangkan jumlah tenaga kerja yang
ada terbatas.

Instalasi Farmasi, selain juga didorong

Persentase
Karyawan
Mendapat Pelatihan

oleh

penting

Hasil pengukuran terhadap pelatihan

kepuasan karyawan, yaitu keterlibatan

yang pernah diikuti oleh karyawan

dalam

IFRS X jika dibandingkan dengan

tercapainya

elemen

pengambilan

keputusan,

yang

telah

yang

pengakuan atas pekerjaan yang baik,

penelitian

dilakukan

akses kepada informasi yang cukup

sebelumnya pada salah satu IFRS milik

Pemerintah

di

Kota

Cirebon

menunjukkan bahwa IFRS X memiliki

(Noviatun, 2007)8 yang menunjukkan

komitmen

persentase pelatihan sebesar 0%,

pembangunan

maka hasil di IFRS X menunjukkan

ditunjukkan dengan hasil penelitian

tingkat pelatihan karyawan yang lebih

dari

baik. Hal tersebut didukung oleh

(80,77%),

tingkat

adanya kebijakan dari Kepala IFRS

karyawan

(93,59%),

bahwa

terdapat

karyawan

yang

rolling/pergantian
dikirimkan

untuk

segi

tinggi

dalam

modal

manusia,

kepuasan

karyawan
produktivitas
dan

tingkat

pelatihan (42,31%). Disarankan untuk
penelitian

mengikuti

pelatihan-pelatihan.

dalam

Pembangunan

modal

karyawan

manusia

yang

selanjutnya

survai

sebaiknya

tingkat

dibedakan

kepuasan

dalam

segi

peningkatan

karyawan tetap atau kontrak, dan dari

kapabilitas karyawan dan komitmen

segi manajerial atau staf biasa agar

karyawan.

berkaitan

dapat lebih menggambarkan tingkat

dengan technical know how, yaitu

kepuasan yang sebenarnya baik dari

keterampilan yang diperlukan oleh

sisi staf maupun manajer. Kemudian

karyawan untuk mengerjakan tugas

bagi

(Mulyadi, 2005)7. Pengetahuan dan

diharapkan pelatihan tidak hanya

ketrampilan

merupakan

dititikberatkan untuk apoteker saja,

dasar dari keseluruhan inovasi dan

tetapi juga untuk staf yang lain, dan

pengembangan (Gosh dan Mukhrejee,

adanya program untuk pendidikan

dilakukan

2006)9.

dengan

Kapabilitas

karyawan

Dari

hasil

penelitian

Kepala

IFRS

X

Purwokerto

lanjut bagi para asisten apoteker.

menunjukkan bahwa IFRS X telah
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi, Balanced Scorecard as A

memiliki komitmen tersebut.

Core of Strategic Management
KESIMPULAN
Dari

System,

hasil

disimpulkan

penelitian dapat

bahwa

pengukuran

kinerja IFRS X di Purwokerto ditinjau
dari perspektif pertumbuhan
pembelajaran

balanced

dan

scorecard

http://www.usd.ac.id/createpdf/p
hp. Diakses tanggal 15 Desember
2008.
2. Mangopo,

D.S.,

2005,

Resensi:

Aspek Strategis Manajemen Rumah

Sakit, Antara Misi Sosial dan

Through Balanced Scorecard: An

Tekanan Pasar, JMPK, Volume 8,

Overview, Vidyasagar University

Maret, 115-116.

Journal of Commerce, Vol. 11, p.60-

3. Rooswiyanto, T., 2008, Pelayanan
Prima,http://www.bppk.depkeu.g

70,http://vidyasagar.ac.in/journal
/commerce/5%20measurement%

o.id/webpegawai. Diakses tanggal
20of%20corporate
15 Desember 2008.
%20performance.pdf,

diakses

4. Kaplan, R.S., Norton, D.P., 1996,
Balanced Scorecard Translating
Strategy

Into

Action,

Harvard

Business School Press, Boston.
5. Gentry, B.S.D., 2003, Balanced
Scorecard:
Change

An

for

Instrument

Facilities

of

Services,

http://www.2gc.com.au/pdf/2GCFAQ8.pdf. Diakses pada tanggal 15
Desember 2008.
6. Frigo,

M.,

2003,

Performance

Measure that Drive the First Tenet
to Business Strategy, Strategic
Finance, 85, 35-40.
7. Mulyadi, 2005, Sistem Manajemen
Strategik

Berbasis

Scorecard,

UPP

AMP

Balanced
YKPN,

Yogyakarta.
8. Noviatun, 2007, Pemetaan Strategi
Instalasi Farmasi RSUD X Cirebon
dengan

Pendekatan

Balanced

Scorecard, Program Pasca Sarjana
UGM, Yogyakarta.
9. Samir Ghosh, Subrata Mukherjee,
2006, Measurement Of Corporate
Performance

pada tanggal 15 Desember 2008.

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Manajemen Melalui Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Haji Medan

3 106 72

Evaluasi Kinerja Rumah Sakit X Periode 1998-2001 Menggunakan Modifikasi Balanced Scorecard

0 63 241

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG | Rimiyati | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1146 3274 1 PB

0 0 11

PENGUKURAN KINERJA ASRI MEDICAL CENTER DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD | Listiowati | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1761 4869 1 PB

0 0 17

ANALISIS KINERJA DAN BUDAYA MUTU DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA II | Santosa | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1094 3130 1 PB

0 2 13

HUBUNGAN MUTU, INDIKATOR KINERJA KUNCI, DAN KINERJA PELAYANAN RUMAH SAKIT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT AUMAKES) | Dewi | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 961 2750 1 PB

0 5 15

EVALUASI CITRA RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL | Albana | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1110 3182 1 PB

0 0 27

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Loyalitas Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Di Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta | Ariyani | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1960 6950 1 PB

0 1 7

Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Rumah Sakit dalam Perspektif Balanced Scorecard | Nurcahya | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 2349 6476 1 PB

1 1 6

Analisa Segmentasi Pasar Rumah Sakit X | Kusumastiti | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 2801 8152 2 PB

1 6 9