Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Abiansemal.

E- Jurnal EP Unud, 4 [7] : 811-827

ISSN 2303-0178

 

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI
KERAJINAN KAYU DI KECAMATAN ABIANSEMAL

Made Linda Deviana1
I Ketut Sudiana 2
1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
e-mail: janghotic@yahoo.com/ Tlp.+6285737178207
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

ABSTRAK
Industri kerajinan mempunyai kontribusi penting terhadap prekonomian Indonesia. Penelitian
ini mempunyai tujuan, mengetahui apakah modal, pengalaman kerja dan teknologi mempunyai

pengaruh trhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
baik secara serempak maupun secara parsial. Untuk itu digunakan analisis bidang regresi berganda
dengan bantuan progam SPSS. Hasil analisis menunjukkan, secara serempak variabel modal,
pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap produksi industri kerajinan kayu
di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, dengan koefisien determinasi sebesar 59,50 persen
yang berarti variasi atau naik turunnya hasil produksi kerajianan kayu di Kecamatan Abiansemal
dipengaruhi secara serempak oleh variabel bebas (modal, pengalaman kerja dan teknologi). Secara
parsial variabel modal, pengalaman kerja dan teknogi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
Kata kunci modal, tenaga kerja, teknologi, industri

ABSTRACT
This study has the objective, determine whether the capital, work experience and technology
influence the production of the reactor timber craft industry in the district of Badung regency
Abiansemal either simultaneously or partially. For multiple regression analysis with the help
of field program SPSS. The analysis showed that, simultaneously variable capital, labor and
technology experience a significant effect on the production of wooden craft industry in
District Abiansemal Badung. Determination coefficient of 59.50 percent, which means a
variation or fluctuation kerajianan timber production in Sub Abiansemal simultaneously
influenced by the independent variables (capital, labor and technology experience). In partial

capital, work experience and teknogi positive and significant effect on the production of
wooden craft industry in the district Abiansemal Badung regency.
Keywords capital, labor, technology, industry

PENDAHULUAN
Industri

kerajinan

mempunyai

kontribusi

yang

besar

terhadap

perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang

besar dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) nasional dan

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

penerimaan devisa. Industri memiliki produk yang sangat beragam di banding
dengan produk-produk lain. H Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki
variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat yang tinggi
kepada pemakainya. (Dumairi, 2000).
Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk
meningkatkan

dan

pembangunan.

Dalam

memajukan


kesejahteraan

mewujudkan

hal

ini,

masyarakatnya
pemerintah

melalui
berusaha

mengembangkan sektor industri yang ada di Indonesia, baik sektor industri skala
kecil, menengah, maupun besar, (Lia, 2007:53). Perkembangan sektor industri
juga diupayakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah
masing-masing melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
secara maksimal. Salah satu contohnya pembangunan sektor industri di daerah

pedesaan, tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan industri di daerah
atau industri kecil di pedesaan (Erose, 2010:19). Produktivitas tenaga kerja yang
rendah adalah masalah besar di sektor industri, sehingga sasaran pembangunan
industri kecil pada tahun 2000 yaitu tercapainya peningkatan pertumbuhan
industri, baik dalam sisi nilai tambah, kesempatan kerja, maupun ekspor, yang
pada akhirnya menjadikan industri kecil semakin efektif sebagai penggerak
pembangunan ekonomi yang didukung oleh peningkatan kemampuan teknologi
dan pemanfaatan sumber daya yang optimal (Uzliawati, 2007:170). Menurut
Marshal (1998) dalam Bachtiar (2008), permintaan industri terhadap tenaga kerja
disuatu negara sangat ditentukan oleh strategi pembangunan industri yang berlaku
di negara bersangkutan.

 812 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

Indonesia memiliki berbagai macam industri, salah satunya industri
kerajinan. Industri kerajinan merupakan perpaduan antara keterampilan tangan

dengan nilai-nilai seni serta keindahan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kebudayaan Indonesia. Industri kerajinan dapat dikembangkan sebagai
komoditas penting yang mampu

bersaing di level internasional (Uzliawati,

2007:177). Pengembangan ide, kreasi, dan inovasi sangat diperlukan demi
menigkatkan kualitas produk industri kerajinan.
Provinsi Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai
sektor industri yang berkembang sangat pesat. Karakteristik perekonomian
Provinsi Bali sangat spesifik bila dibandingkan dengan provinsi lainnya di
Indonesia, dengan mengandalkan kepada pesona alam, seni, budaya dan adat
istiadat yang sudah terkenal di mancanegara. Faktor-faktor tersebut menyebabkan
meningkatnya pendapatan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bali setiap
tahunnya dimasing-masing sektor (Sudemen, 2009:394).
Industri pengolahan tanpa migas merupakan salah satu penyumbang
terbesar bagi PDRB Provinsi Bali. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya
sumbangan industri pengolahan tanpa migas untuk PDRB Provinsi Bali dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2013 seperti pada Tabel 1.1. Berikut disajikan
perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2013.

 813 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

Tabel 1
PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan
Usaha, Tahun 2009– 2013( Miliar Rupiah )
No.
1.

2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.

9.

Lapangan Usaha
[1]
Pertanian,
Peternakan,
Kehutahan
dan
Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Pengolahan Tanpa
Migas
Listrik, Gas & Air
Bersih
Bangunan

Perdagangan,
Hotel & Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

2009
[2]

2010
[3]

2011
[4]

2012

[5]

2013
[6]

4.595,03

5.342,53

5.645,78

5.745,22

5.873,31

123,50

150,07

157,97


188,66

208,49

2.057,83

2.625,52

2.768,11

2.936,45

3.027,99

352,59

391,91

410,37

438,59

470,83

896,65

1.057,82

1.067,44

1.146,12

1.236,39

7.105,03

8.147,91

8.656,02

9.209,07

10.005,65

2.604,78

2.870,41

3.016,62

3.190,56

3.380,96

1.373,52

1.850,59

1.899,19

2.041,02

2.167,88

3.487,06
22.595,98

3.473,57
22.595,98

3.669,44
27.290,95

3.985,00
28.880,69

4.382,17
30.753,67

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Tahun 2012
Perkembangan sektor industri di Provinsi Bali masih berbasis pada sektor
industri tanpa migas, yaitu pada industri kecil dan menengah, hal ini dikarenakan
Bali tidak memiliki faktor-faktor yang mendukung industri besar seperti di Jawa
(Bali Export, 2011:07). Selain faktor pendukung industri besar yang tidak
memadai, terhambatnya pengembangan industri besar di Provinsi Bali diakibatkan
oleh masih tingginya budaya dan adat-istiadat yang kental dari masyarakat
setempat. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah Provinsi Bali lebih
mengembangkan sektor industri kecil dan menengah, khususnya industri
kerajinan.

 814 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

Provinsi Bali selain sebagai daerah tujuan wisata, Bali juga memiliki
potensi yang besar pada perdagangan industri Kerajinan

kayu. Dilihat dari

perkembangan ekspor daerah Bali dari tahun 2000 hingga tahun 2012, termasuk
diantaranya adalah Kerajinan kayu, dimana Kerajinan kayu ini telah memberikan
sumbangan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Industri
kerajinan kayu di Propinsi Bali sangat potensial dan tersebar di setiap Kabupaten.
Perkembangan industri kerajinan kayu di Provinsi Bali, yang tercatat pada Dinas
Perdagangan dan Perindustrian tahun 2012 diperlihatkan pada Tabel 1
Tabel 2
Jumlah Industri Kerajinan Kayu dan Jumlah Tenaga Kerja
PerKabupaten/Kota Provinsi Bali tahun 2012
No
Kabupaten/
Jumlah Industri
Tenaga Kerja
Kota
(Unit)
(Orang)
1
Denpasar
75
314
2
Badung
166
1.499
3
Gianyar
260
4.786
4
Bangli
114
1.328
5
Klungkung
38
454
6
Buleleng
19
170
7
Tabanan
28
241
8
Jembrana
68
421
9
Karangasem
62
571
Bali
824
9.783
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Tahun 2012
Tabel 2 menunjukkan jumlah industri kerajinan kayu di Provinsi Bali pada
tahun 2012 sebanyak 824 unit usaha. Kabupaten Badung memiliki 166 unit
usaha, dimana memiliki jumlah industri terbesar kedua setelah Kabupaten
Gianyar.
Kabupaten Badung terkenal sebagai daerah pariwisata, karena banyaknya
objek pariwisata yang terdapat di daerah Badung. Industri

kerajinan kayu

 815 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

merupakan produk unggulan dan penunjang pariwisata yang memiliki peran
strategis bagi pembangunan ekonomi di kabupaten Badung, Jumlah industri
kerajinan kayu dan banyaknya tenaga kerja yang diserap ditunjukan pada Tabel 3.

No
1
2
3
4
5
6

Tabel 3
Banyaknya Industri Kerajinan Kayu dan Banyaknya
Tenaga Kerja di Kabupaten Badung.
Kecamatan
Jumlah Industri
Tenaga Kerja
(Unit)
(orang)
Petang
33
235
Mengwi
49
448
Abiansemal
61
656
Kuta
7
73
Kuta Utara
6
53
Kuta Selatan
4
33
Badung
166
1.499

Sumber :Direktori Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Badung, Kecamatan
Abiansemal Tahun 2008-2012
Tabel 2 tersebut menunjukkan dari 6 kecamatan yang ada di
Kabupaten Badung, kecamatan Abiansemal memiliki jumlah industri kerajinan
kayu paling banyak, yaitu 61 unit kemudian kecamatan Mengwi sebanyak 49 unit.
Pada tabel 2 di Kecamatan Abiansemal sendiri berdiri 61 unit usaha kerajinan
patung kayu dengan tenaga kerja yang diserap berjumlah 656 orang. Dari 61
industri kerajinan kayu yang ada di Kecamatan Abiansemal, jumlah industri
kerajinan kayu dan banyaknya tenaga kerja yang dirinci per Desa diperlihatkan
pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan terdapat empat (4) Desa dari tujuh belas (17)
Desa yang terdapat di Kecamatan Abiansemal yang memiliki jumlah unit usaha
industri kerajinan kayu. Jumlah tenaga kerja yang yang terserap pada masingmasing desa berbeda dan terbanyak ada pada Desa Bongkasa, Desa Sedang, Desa
Angantaka, dan Desa jagapati. Industri kerajinan kayu di kecamatan Abiansemal

 816 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

sempat terpuruk akibat bom Bali pada tahun 2002 yang mengakibatkan lesunya
pariwisata di Propinsi Bali dan berpengaruh pada sektor industri ini, sebagian
penduduknya beralih profesi dari pengerajin menjadi petani (balipost.com).
Dalam pengembangan industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal, kendala
yang dihadapi seperti lemah dan kurangnya modal usaha, pengetahuan,
keterampilan yang rendah dan kurangnya pembinaan dari instansi terkait.
Demikian juga industri kerajinan kayu ini belum sepenuhnya menggunakan alatalat modern jaman sekarang, sehingga produksi yang dihasilkan juga belum
memadai bila dibandingkan dengan permintaan pasar. Kendala seperti ini satu
sama lain saling berkaitan, hal ini juga dirasakan oleh instansi pemerintah seperti
Disperindag (dalam disperindag.ac.id), untuk itulah perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut.
Tabel 4
Jumlah Industi Kerajinan Kayu dan Jumlah Tenaga Kerja di rinci per Desa
di Kecamatan Abiansemal Tahun 2012
No
Desa
Jumlah
Jumlah Tenaga Kerja
Industri
1
Taman
3
17
2
Bongkasa
8
65
3
Sangeh
0
4
Blahkiuh
3
25
5
Ayunan
0
6
Abiansemal
2
20
7
Mambal
2
23
8
Sibang Kaja
3
43
9
Sibang Gede
4
49
10
Darmasaba
1
11
11
Sedang
9
125
12
Angantaka
11
116
13
Jagapati
9
115
14
Punggul
1
7
15
Yeh Cani
2
13
16
Mekar Buana
1
10

 817 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

17
Selat
2
18
Jumlah
61
656
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Tahun 2012
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin di capai

dari

penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh modal, penglaman kerja, dan
perubahan teknologi secara simultan terhadap produksi industri kerajinan kayu di
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.2) Untuk mengetahui pengaruh
modal, pengalaman kerja, dan perubahan teknologi secara parsial terhadap
produksi industri kerajinan kayu di kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. 3)
Untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap produksi
industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
kuantitatif berbentuk asosiatif dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. adapun variabel dalam penelitian ini
yaitu Modal, Pengalaman Kerja dan Teknologi terhadap produksi industri
kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Dengan penelitian
ini maka akan dapat di bangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung yang meliputi semua Desa di
Kecamatan Abiansemal. Kecamatan abiansemal dipilih karena Kecamatan
tersebut merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah industri kerajinan kayu
terbanyak setelah Kabupaten Gianyar. Objek dalam penelitian ini adalah Produksi

 818 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung yang
dipengaruhi

modal, pengalaman kerja dan teknologi. Jumlah sampel dalam

penelitian ini ditentukan berdasarkan pendekatan slovin. Jumlah sampel adalah
sebanyak 38 industri kerajinan kayu, dan masing-masing industri diambil 1 (satu)
responden tenaga kerja yang mewakili industri sebagai sampel responden;
sehingga total pengambilan sampel industri dan tenaga kerja sebanyak 76 sampel.
Metode pengambilan sampel pada industri kerajinan kayu ini adalah dengan
teknik proportionate stratified random sampling,
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda, dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X 2 + b3 D + ei ...............( 3 )
Keterangan:
Y

α

X1
X2
X3
D2

= Produksi industri kerajinan kayu
= Kostanta
= modal
= pengalaman Kerja
=teknologi:
= variabel Dummy (1= modern; 0= tradisional)
= Koefisien regresi variabel X1, X2, X3

b1, b2 , b3
ei
= Standar eror (variabel pengganggu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh modal, pengalaman kerja dan teknologi
terhadap produksi industri kerajinan patung kayu di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung, maka dikumpulkan data hasil kuisioner yang mendukung
penelitian ini. Yang disebarkan secara purposive di Kecamatan Abiansemal

 819 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

Kabupaten Badung. Kuisioner ini disebarkan kepada pengerajin kayu dengan
jumlah sampel yang di ambil datanya sebanyak 76 orang

Karakteristik Pengrajin Berdasarkan Umur
Umur pengrajin industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung berkisar antara 19 sampai 68 tahun. Pengrajin yang umurnya
50 tahun ke atas pada umumnya memiliki kreatifitas yang lebih matang daripada
pengrajin muda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung, maka dapat diketahui distribusi responden
berdasarkan umur yang dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5
Jumlah Responden Pengrajin Kayu di Kecamatan Abiansemal,
Kabupaten Badung
Jumlah Responden
No
Kelompok Umur (Th)
Orang
%
15

20
1,5
1
1
21 – 26
3,0
2
2
27

32
9,0
3
6
33 – 38
13,7
4
9
39 – 44
13,7
5
9
45 – 50
24,3
6
16
4,5
7
51 – 56
3
51

56
28,8
8
57 – 62
19
1,5
9
63 – 68
1
Jumlah
66
100
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Tabel 5 menunjukkan bahwa pengusaha yang berada di antara umur 5168 tahun yang berjumlah 23 orang, ini disebabkan karena pengrajin yang sudah
menekuni industri ini sejak lama, meskipun sudah tidak berada pada usia

 820 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

produktif hal ini tidak menjadi masalah karena pengrajin yang lebih tua cenderung
memiliki keterampilan yang lebih matang.
Berdasarkan hasil olahan data dengan SPSS diperoleh hasil adalah sebagai
berikut:
Ŷ

= 8,957 + 0,426X1 + 1,605X2 + 3,619X3

SE

=

(0,116)

(0,450)

(0,746)

thitung

=

3,685

3,565

4,850

Sig

=

(0,000)

(0,001)

0,000

Adjusted R2

= 0,578

Fhitung

= 35,239

Dimana Y

= Produksi industri kerajinan kayu

X1

= Modal

X2

= Pengalaman Kerja

X3

= Teknologi

Nilai F hitung 35,329 > F table 2,76, maka H0 ditolak atau Hi diterima, ini
berarti bahwa variabel modal, pengalaman kerja, dan teknologi secara simultan
berpengaruh terhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal.
Hal ini didukung pula dengan besarnya R2 = 0,595 atau = 59,50 persen, yang
berarti variasi atau naik turunnya hasil produksi kerajianan kayu di Kecamatan
Abiansemal dipengaruhi secara serempak oleh variabel bebas (X1, X2 dan X3)
dan sisanya sebesar 40,50 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang
tidak dimaukkan dalam model penelitian ini. Hasil kerajinan kayu ini secara teori
ada yang mendukung seperti untuk menggerakkan usaha perlu modal, perlu
tenaga kerja dan teknologi yang digunakan, walaupun bahwa teknologi yang
digunakan bisa berupa alat-alat modern juga bisa digunakan alat-alat yang masih

 821 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

tradisional. Hubungan-hubungan atau pengaruh masing-masing variabel ini telah
dijelaskan pada bab landasan teori.
Pengujian variabel modal secara parsial terhadap produksi industri
kerajinan kayu di Kecaamatan Abiansemal. Dari hasil analisis menunjukkan t
hitung sebesar 3,565 dan t tabel sebesar 2,000. yang berarti t hitung > t tabel
sehingga Hi diterima. Koefisien beta modal dari industri kerajinan kayu tersebut
sebesar

1.605 menunjukkan bahwa apabila modak ditingkatkan sebesar satu

satuan rupiah, maka akan meningkatkan hasil produksi industri kerajinan kayu
akan meningkat sebesar 1.605 satu satuan unit, dengan asumsi variabel lain yaitu
tenaga kerja dan teknologi dianggap konstan. Hal ini menunjukkan modal
mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil produksi kerajinan kayu di
Kecamatan Abiansemal
Pengujian variabel pengalaman kerja secara parsial terhadap produktivitas
industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Hasil
analisis menunjukkan t hitung sebesar 3,685 dan t tabel sebesar 2,000. yang
berarti t hitung > t tabel sehingga Hi diterima. Variabel pengalaman kerja
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi industri
kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Koefisien beta
pengalaman kerja dari industri kerajinan kayu tersebut

sebesar

0,426

menunjukkan bahwa apabila pengalaman kerja ditingkatkan sebesar satu satuan
unit, maka akan meningkatkan hasil produksi industri kerajinan kayu sebesar
0,426 satu satuan unit, dengan asumsi variabel lain yaitu modal dan teknologi
dianggap konstan. Hal ini menunjukkan pengalaman kerja mempunyai pengaruh

 822 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

yang positif terhadap hasil produksi kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal.
Semakin lama menekuni industri kerajinan kayu semakin banyak mempunyai
pengalaman dan jam kerja sehingga berpenguh juga pada upah yang mereka
terima, sehingga dengan demikian akan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Pengujian variabel teknologi secara parsial terhadap produksi industri
kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Hasil analisis
menunjukkan t hitung sebesar 4,850 dan t tabel sebesar 2,000. yang berarti t
hitung > t tabel sehingga Hi diterima. Variabel teknologi berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung. Koefisien beta teknologi dari industri kerajinan
kayu tersebut

sebesar

3,619 menunjukkan bahwa apabila teknologi yang

digunakan ditingkatkan sebesar satu satuan unit, maka akan meningkatkan hasil
produksi industri kerajinan kayu sebesar 3,619 satu satuan unit, dengan asumsi
variabel lain yaitu modal dan pengalaman kerja dianggap konstan. Hal ini
menunjukkan teknologi

mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil

produksi kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal. Semakin banyak alat-alat
modern dipergunakan pada industri kerajinan kayu ini produksi akan meningkat
dan efisiensi dalam berproduksi akan bisa dicapai, sehingga sesuai dengan teori
bahwa perusahaan akan memaksimumkan keuntungan akan tercapai dan
kesejahtera pegawai juga akan meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilalukan pada
bab sebelumnya dan telah dilakukan uji analisis dengan model regresi linear

 823 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

berganda dengan menggunakan uji F dan uji t, dari analisis yang telah dilakukan
terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat disimpulkan. Bahwa nilai F hitung
35,329 > F table 2,76, ini berarti variabel modal, pengalaman kerja, dan teknologi
secara simultan berpengaruh terhadap produksi industri kerajinan kayu di
Kecamatan Abiansemal. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan secara
parsial terhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal,
Kabupaten Badung. Variabel pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial terhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung. Begitu juga Variabel teknologi berpengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi industri kerajinan kayu di
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Variabel yang paling berpengaruh
pada industri kerajinan kayu di Kecamatan Abiansemal adalah variabel teknolOgi.
Oleh karena kebanyakan industri yang bergerak dalam industri kerajinan
kayu lemah dalam permodalan, maka disarankan pada pemerintah untuk menekan
suku bunga Bank serendah mungkin dan stabil dalam gerak ekonomi seperti
sekarang ini.

 824 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

REFERENSI
Adiningsih, Sri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Anonym. Creative Ecologies: Where Thinking is a Proper Job
http://www.creativeeconomy.com/think.htm. Diunduh 29 juni 2013.
Anonym. http://www.disperindagbali.go.id/kecamatan-abiansemal-dalam-angka.
pdf. Diunduh 29 juni 2013.
Antari, Ni Luh Sili. 2008. Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Permintaan
Terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di
Kabupaten Badung. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan SDM.
Halaman:130-137
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.
Ausabel J dan Grubler A. 1995. Working Less and Living Longer. Long Term
Trend in Working Time and Time Budgets . Dalam Technological
Forecasting and Social Change. Halaman 195-213.
Bahtiar, Robert dan Shinta. 2008. Analisa Sistem Pendukung Keputusan
Perencanaan Produksi. PT. PQR Dengan Pendekatan Simulasi. Jurnal
Piranti Warta. Halaman 142-159.
BPS Propinsi Bali. 2007. Data Bali Membangun. Bappeda Propinsi Bali.
Dharmaja, Weda. M.Si. 2013. Tingkatkan Daya Saing Produk
Kerajinan.http://www.badungkab.go.id/index.php. Diunduh 29 juni
2013.
Foster, Bill. 2001. Pembinaan Untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. Jakarta.
PPM.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multi. Variat dengan ProgramSPSS.
Semarang. Hariyanto,T.P.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

 825 

Pengaruh Beberapa Faktor aterhadap Produk… [Made Linda Deviana, I Ketut Sudiana] 

 

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Cetakan ke IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harjianto, Bambang dan Al Musadiq. 2003. Pengaruh Pelatihan dan Pengalaman
Kerja Terhadap Keterampilan dan Kinerja Karyawan Koperasi Usaha
Karya. Jurnal Aplikasi Manajemen. Halaman 247-253.
 

Herliansyah dan Yopi. 2006. Pengembangan Perangkat Lunak untuk Uji
Kapasitas Dalam Mencapai Jadwal Induk Produksi yang Optimal dan
Perancangan Kebutuhan. Jurnal Industri Ekonomi. Halaman 1-10.
Indonesia
Kreatif.
2013.
Apa
itu
Kreatif
Ekonomi?
http://indonesiakreatif.net/creative-economy/what-is/what-is/. Diunduh
29 juni 2013.
John Howkins. 2001. The Creative Economy: How People Make Money from
Ideas. Penguin. London.
M, Tohar. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta. Kanisius.
Mankiw,N Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Keempat. Jakarta.
Erlangga.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Moiseeva, Maria. 2009. The Dynamic of Productions Output. Journal of
International Reseach Publication Economy and Businnes, Halaman 186207.
Muchlison, Siti, dan Agustin. 2007. Optimalisasi Perencanaan Produksi Dengan
Metode Goal Programing. Jurnal Teknik Industri. Halaman 133-143.
Nasarudin, Fadliah. 2008. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Kerja
Terhadap Kualitas Penyajian Informasi Akutansi Pada PT. Bank Negara
Indonesia. Jurnal Ichsan Gorontalo. Halaman 1411-1420.
Pariartha, I Wayan Wana. 2007. Kontribusi Modal dan Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Pedagang di Pasar Umum Pekutatan, Kecamatan Pekutatan,
Kabupatan Jembrana. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan SDM.
Halaman 96-105.
Siahaan, Bisuk. 2000. Industrialisasi di Indonesia Sejak Rehabilitasi Sampai Awal
Revormasi. Bandung. PT.Bumi Grafika Jaya.

 826 

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 7, Juli 2015

 

Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta. Fakultas Ekonomi UI.
Siswanto, Sastrohadiwiryo. 2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,
Pendekatan Administrasi Dan Operasional. Jakarta. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.
 
Bandung. CV. Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Ekonomi Makro Ekonomi. Edisi Ketiga.
Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Tambunan, Tulus. 2008. Masalah Pengembangan UMKM di Indonesia: Sebuah
Upaya mencari Jalan Alternatif. Jakarta. Pusat Studi Industri dan UKM
Universitas Trisakti.
UU RI No.20. Tahun 2008. Tentang Usaha Kecil Mikro dan Menengah.
Http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/UU20Tahun2008UMKM.pdf. Diunduh
29 juni 2013.
Wirawan, Nata. 2001. Statistik I. Denpasar. Keraras Emas
-------------------. 2002. Statistik 2 (Statistik Inferensia). Edisi Kedua. Denpasar:
Keraras Emas.

 827