Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Abuan - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bbuan.

(1)

i

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE TAHUN 2016

DESA

: ABUAN

KECAMATAN

: KINTAMANI

KABUPATEN

: BANGLI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kegiatan Keluarga Dampingan di Desa Abuan. Program ini merupakan salah satu program dari program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM).

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

 Bapak Ir. Nyoman Ardika, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini.

 Bapak Nyoman Sucitra selaku Perbekel Desa Abuan atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung.

 Bapak I Kadek Purwanta sebagai Kelian Banjar Dinas Abuan atas informasi dan data yang telah diberikan kepada kami.

 Seluruh keluarga dampingan kami yang berlokasi di Desa Abuan

 Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Karena terbatasnya pengetahuan yang kami miliki, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Atas segala perhatian dan bantuannya, kami sampaikan terimakasih.

Abuan, Agustus 2016


(3)

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Kata Pengantar...ii

Lembar Pengesahan...iii

Daftar Isi...iv

BAB I Gambaran Umum Keluarga Dampingan 1.1 Profil Keluarga Dampingan ...1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ………....3

BAB II Identifikasi dan Prioritas Masalah 2.1 Permasalahan Keluarga...……….6

2.2 Masalah Prioritas...8

BAB III Usulan Pemecahan Masalah 3.1 Program……….. …...10

3.2 Jadwal Kegiatan………..………...11

BAB IV Pelaksanaan, Hasil dan Kendala Pendampingan Keluarga 4.1 Pelaksanaan………...15

4.2 Hasil………..………...15

4.3 Kendala...16

BAB V Penutup 5.1 Simpulan...17


(5)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan

Program keluarga dampingan merupakan salah satu program pokok dari KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan dapat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Dalam program ini mahasiswa dapat secara langung menerapkan baik ilmu sosial di masyarakat maupun ilmu yang di dapatkan mahasiswa di bangku kuliah melalui pendampingan keluarga pra sejahtera. Maksud dari program pendampingan keluarga atau KK dampingan ini adalah untuk membantu memberdayakan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, program keluarga berencana dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang mandiri, bahagia dan sejahtera. Tujuan lain dari program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari.

Dalam program keluaga dampingan ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi keluarga Bapak Ranggia yang termasuk kedalam salah satu keluarga pra sejahtera di Desa Abuan. Keluarga Bapak Ranggia terdiri dari 5 orang yaitu Bapak Ranggia, istrinya Ibu Wayan Gingin yang sering disapa Mien Srija serta 3 orang cucunya yaitu Ni Nengah Mulianingsih, I Komang Adika Putra, Ni Ketut Sumiati. Bapak Ranggia dan istrinya bekerja sebagai petani sedangkan cucunya masih masuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Untuk lebih jelasnya profil keluarga Pak Ranggia dapat dilihat pada Tabel 1.

Bapak Ranggia mengatakan ia tidak menempuh pendidikan SD oleh karena itu ia memilih bekerja sebagai petani. Ia juga tidak memiliki keterampilan lain sehingga tidak dapat memiliki pekerjaan tambahan. Sama halnya dengan Pak Ranggia Ibu Gingin juga tidak menempuh pendidikan SD dan tidak memiliki keterampilan lain. Karena Pak Ranggia dan Bu Gingin tidak pernah sekolah, mereka belum mengenal huruf dan angka sehingga cukup kesulitan dalam pembayaran dan administrasi Desa. Dalam hal


(6)

berkomunikasi sehari-hari Pak Ranggia dan Ibu Gingin biasa menggunakan Bahasa Bali namun keduanya tidak fasih menggunakan Bahasa Indonesia. Mereka pun kurang mengerti bila diajak berbicara dengan Bahasa Indonesia. Ketiga cucu Pak Ranggia dapat berkomunikasi baik menggunakan Bahasa Bali maupun Bahasa Indonesia.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Wayan Darmana

Sehari-hari Pak Ranggia yang bekerja sebagai petani memilih untuk lebih sering tinggal di pondok yang ada di ladangnya. Ibu Gingin setiap harinya pergi ke ladang pada pagi hari dan kembali ke rumah pada malam hari. Biasanya saat pulang ia kembali membawa kayu bakar untuk memasak dan sayuran yang bisa keluarga mereka konsumsi hingga keesokan harinya. Setiap hari ketiga cucu pak ranggia pergi sekolah, cucu pertama Pak Ranggia bersekolah di SMPN 6 Kintamani di Desa Bayung Gede dengan transportasi pick up bersama dengan teman-teman satu desa yang bersekolah disana. Cucu kedua dan ketiga bersekolah di SDN Abuan dan bersekolah dengan berjalan kaki.

Sebagai petani, Pak Ranggia dan Ibu Gingin yang sudah tergolong kelompok lanjut usia (Lansia) ini masih memiliki beban menghidupi dan merawat ketiga cucunya. Dikatakan ayah dari cucunya meninggal empat tahun yang lalu dan ibu dari cucunya telah menikah lagi dan meninggalkan ketiga anaknya sejak dua setengah tahun yang

No. Nama Status Umur (tahun)

Tanggal

lahir Pendidikan Pekerjaan

1 I Wayan Ranggia

Kepala

Keluarga 71 th 01-07-1945

Tidak

Sekolah Petani 2 Ni Wayan

Gingin

Istri

KK 69 th 01-07-1947

Tidak

Sekolah Petani 3 Ni Nengah

Mulianingsih Cucu 12 th 12-09-2003 Tamat SD Pelajar 4 I Komang

Adika Putra Cucu 8 th 13-12-2007

Belum

Tamat SD Pelajar 5 Ni Ketut

Suniati Cucu 7 th 24-08-2009

Belum


(7)

lalu. Dengan keadaan seperti ini Pak Ranggia dan Ibu Gingin yang merawat ketiga cucunya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak Ranggia termasuk keluarga dengan ekonomi yang kurang. Bapak Ranggia bekerja sebagai petani dan tinggal memondok di ladangnya. Ia dikatakan jarang pulang. Sang istri, Ibu Gingin bekerja juga sebagai petani. Penghasilan keluarga Pak Ranggia tidak menentu setiap bulannya. Dikatakan dalam 6 bulan sekali ia memanen ketela yang ditanam diladangnya dan dapat dapat menghasilkan ketela sebanyak 60 ember dimana ia menjualnya dengan harga Rp.40.000,00-Rp.50.000,00 setiap embernya namun bila panen kurang baik ia bisa mendapatkan kurang dari 50 ember. Dengan demikian penghasilan keluarga Pak Ranggia Rp.2.000.000,00 - Rp.3.000.000,00 atau Rp.350.000,00 – Rp.500.000,00. Ibu Gingin juga mengatakan bila panen cukup banyak beberapa hasil tani ketela yang ia panen disimpan dan dijual bila uang yang disimpan habis. Cucu pertama dari Pak Ranggia juga sesekali membantu tetangga dalam hal membuat banten dan membantu membuat kue untuk dijual. Dari pekerjaan ini ia mendapatkan uang jajan untuk dirinya.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

a Kebutuhan sehari-hari

Untuk keperluan makan sehari-hari, Ibu Gingin biasanya mendapatkan bahan makanan seperti sayuran dari ladang yang ia tanam. Untuk keperluan beras, keluarga ini membeli beras raskin seharga Rp. 25.000,00 untuk 15 kg beras dan bila beras raskin tersebut belum tersedia ia membeli beras di warung. Untuk lauk pauk dikatakan Ibu Gingin sesekali membeli bahan lauk pauk karena uang tidak selalu cukup. Terkadang cucunya mendapat lauk seperti telur dan sedikit uang jajan dari tetangganya. Ibu Gingin tinggal bersama dengan ketiga cucunya namun Pak Ranggia tinggal memondok di ladang miliknya. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa keluarga ini harus memenuhi kebutuhannya sehari-hari dari hasil panen yang tidak menentu setiap panennya. Penghasilan yang diperoleh pun sering tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari sehingga keluarga ini sering kali hanya makan dari sayur-sayuran hasil panen di ladangnya sendiri. Untuk sumber air


(8)

bersih, keluarga ini mendapatkan air bersih dari penampungan air hujan dan sungai yang cukup jauh dari rumahnya, dikatakan mereka tidak sanggup membeli air untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, untuk keperluan penerangan keluarga ini membayar listrik sekitar 15 ribu perbulannya yang ia bayarkan ke petugas.

a. Kesehatan

Dari segi kesehatan dikatakan keluarga Bapak Ranggia termasuk orang yang relatif jarang sakit. Secara umum keadaan umum Ibu Gingin dan ketiga cucunya baik namun Ibu Gingin yang sudah berumur 69 tahun ini merasa kelelahan untuk bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan keluarganya termasuk cucunya. Untuk cucu-cucu dari Ibu Gingin dikatakan relatif jarang sakit. Dalam 3 bulan terakhir mereka dikatakan tidak memiliki keluhan penyakit yang mengharuskan untuk mencari pertolongan kesehatan. Bila merasa sakit keluarga ini mencari pertolongan kesehatan ke bidan di puskesdes setempat.

Dikatakan Ibu Gingin tidak memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan beliau tidak bisa bekerja. Ibu Gingin juga tidak begitu memiliki keluhan di bidang kesehatan gigi dan mulut dikatakan ia tidak memiliki keluhan baik sebelum makan maupun sesudah makan. Berbeda dengan Pak Ranggia, ia memiliki keluhan nyeri di pinggang bawah. Hal ini sudah ia rasakan sejak kurang lebih dua bulan yang lalu. Karena keluhan ini ia tidak dapat berjalan jauh sehingga ia lebih memilih tinggal di pondok dekat ladangnya agar tidak setiap hari berjalan jauh. Namun Pak Ranggia belum pernah mencari pertolongan tenaga kesehatan untuk keluhannya ini.

Dari segi kesehatan yang lainnya, kebersihan keluarga ini kurang baik. Mereka dikatakan mandi satu kali sehari bahkan sering kali mandi dua hari sekali. Hal ini dikarenakan untuk keperluan air keluarga ini hanya mendapatkan persedian air dari tampungan air hujan karena tidak sanggup membeli air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga ini juga belum memiliki asuransi kesehatan dan dikatakan selalu membayar apabila berobat ke bidan di puskesdes.

b Kerohanian

Seluruh keluarga Bapak Ranggia beragama Hindu. Apabila di Desa terdapat upacara keagamaan biasanya Ibu Gingin membayar iuran kepada dibanjar. Sedangkan untuk kegiatan sembahyang sehari-hari biasanya dipersiapkan sendiri. Dikatakan bila ada upacara agama keluarga Pak Ranggia dikenakan iuran Rp.


(9)

15.000,00 hingga Rp. 20.000,00. Dikatakan Ibu Gingin bahwa terkadang ia berat untuk membayar uang iuran tersebut dan saat itu tetangganya membayar iuran untuk keluarga Pak Ranggia.

c Sosial

Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga Bapak Ranggia tidak menganggarkan secara khusus pembiayaannya. Iuran yang sering diminta oleh banjar meliputi iuran banjar dan uang untuk warga yang memiliki duka (sakit, kematian, ngaben) namun dikatakan keluarga ini juga merasa berat membayar iuran tersebut dan terkadang iuran mereka dibayarkan oleh warga sekitar. Dengan keadaan keuangan yang minim apabila ada pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial maka keluarga ini mengeluarkan biaya tambahan.

d Pendidikan

Dari keterangan Ibu Gingin keluarga Bapak Ranggian cukup merasa berat membayar biaya pendidikan serta keperluan sekolah ketiga cucunya. Meskipun uang sekolah bulanan gratis, namun biaya awal sekolah tetap harus dibayarkan serta tambahan pengeluaran untuk keperluan sekolah juga harus dianggarkan. Namun dikatakan keluarga Bapak Ranggia mendapatkan bantuan berupa biaya pendidikan dan keperluan sekolah seperti seragam. Tetapi, bila ada iuran-iuran tambahan dari sekolah keluarga ini harus mencari tambahan penghasilan untuk membayarnya. Salah satu pengeluaran rutinnya adalah biaya transportasi cucu pertama Pak Ranggia yang bersekolah di SMP di Desa Bayung Gede. Setiap harinya ia berangkat ke sekolah dan kembali dengan naik pick up bersama dengan teman-temannya. Untuk transportasi ini ia dikenakan iuran Rp. 25.000,00 setiap minggu.


(10)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak Ranggia, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara personal dengan Ibu Gingin dan cucu-cucunya, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan anggota keluarga. Diharapkan dengan pendekatan secara personal masalah-masalah yang dialami keluarga ini dapat diidentifikasi dengan baik dan dapat dibantu sesuai prioritas kebutuhan. Permasalahan tersebut meliputi permasalahan kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta melihat-lihat suasana tempat tinggal keluarga Bapak Ranggia.

2.1 Permasalahan Keluarga

Penulis telah melakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman Pak Ranggia di minggu awal pelaksanaan KKN-PPM. Di awali dengan perkenalan serta pendekatan secara personal serta dari hasil pengamatan, penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan yang dialami keluarga Pak Ranggia. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut.

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga

Dalam segi ekonomi keluarga Pak Ranggia dapat dikatakan masih kurang. Mereka masih merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih lagi kebutuhan tambahan seperti pendidikan dan bila ada anggota keluarga yang sakit. Dengan pekerjaan sebagai petani di ladang yang kecil, keluarga Pak Ranggia memiliki pendapatan yang tidak menentu dan kurang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Keluarga Bapak Ranggia tidak memiliki penghasilan tetap setiap hari dan setiap bulan. Hasil tani sayuran yang ia peroleh juga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Pak Ranggia.

Menurut keterangan Ibu Gingin, keluarganya tidak memiliki uang simpanan baik untuk keperluan mendadak maupun dana kesehatan. Ia mengatakan sulit menyisihkan uang karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih sulit. Dengan hanya


(11)

bertopang dari hasil tani di ladangnya keluarga Pak Ranggia merasa masih sulit mencukupi kebutuhan.

2.1.2 Masalah Kesehatan

Dari hasil wawancara dan pemeriksaan sederhana yang dilakukan penulis Keluarga Pak Ranggia tidak memiliki penyakit berat maupun penyakit kronis. Namun dikatakan sejak kurang lebih dua bulan terakhir Pak Ranggia memiliki keluhan nyeri pinggang bawah. Keluhan ini sudah ia rasakan sejak kurang lebih dua bulan yang lalu. Karena keluhan ini ia tidak dapat berjalan jauh sehingga ia lebih memilih tinggal di pondok dekat ladangnya agar tidak setiap hari berjalan jauh. Pak Ranggia juga belum pernah mencari pertolongan tenaga kesehatan untuk keluhannya ini. Terlebih lagi ia tidak memiliki kendaraan dan tidak ada keluarga yang mengantar. Ketiga cucu Pak Ranggia juga dikatakan jarang sakit. Dalam beberapa bulan terakhir ketiga cucunya dikatakan tidak memiliki penyakit yang mengharuskan untuk rawat inap. Bila ada anggota keluarga yang sakit, ibu gingin mengatakan mencari pertolongan kesehatan ke Bidan di Puskesdes Desa Abuan. Namun, ia mengaku keluarganya belum memiliki jaminan kesehatan karena merasa kesulitan mengurus administrasinya. Oleh karena itu ia mengaku masih harus membayar bila berobat.

Masalah kesehatan utama yang ada dalam keluarga Pak Ranggia adalah masalah kebersihan yang tidak terjaga. Dengan tidak adanya orang tua serta kakek dan neneknya yang sering tidak di rumah, ketiga cucu Pak Ranggia dapat dikatakan tidak terurus dengan baik. Dikatakan oleh Nengah, cucu pertama Pak Ranggia, bahwa mereka mandi sekitar satu kali sehari, bahkan tidak jarang mereka mandi satu kali dalam dua hari. Ibu Gingin mengatakan mereka cukup kesulitan memperoleh air bersih. Sumber utama air bersih mereka adalah air curahan hujan dan air sungai yang cukup jauh dari rumahnya. Dikatakan disekitar rumahnya terdapat sungai kecil namun jaraknya cukup jauh yaitu sekitar 2 kilometer. Ia mengatakan tidak sanggup membeli air bersih untuk keperluan sehari-hari karena mahal. Pakaian yang dimiliki keluarga Pak Ranggia juga terbatas, satu baju yang dimiliki biasanya dipakai untuk 3-4 hari. Kebersihan sekitar rumah Pak Ranggia juga tidak terlalu bersih, sering kali saat sore hari ketiga cucunya bermain di pekarangan rumahnya di tanah yang kotor dan tidak mencuci tangan ataupun mandi setelahnya. Bahkan seringkali mereka tidak mengenakan alas kaki saat bermain di tanah


(12)

pekarangannya. Meskipun dikatakan jarang terkena penyakit namun kebiasaan ini cukup membuat mereka berisiko mendapatkan berbagai macam penyakit.

2.1.3 Masalah Penataan Bangunan

Untuk penataan bangunan dan halaman, kediaman Pak Ranggia tergolong kurang terjaga kebersihannya. Rumah Pak Ranggia terdiri dari 3 bangunan, yaitu 1 bangunan berisi 2 kamar yang digunakan untuk menyimpan buku dan pakaian, 1 bangunan kecil dengan 1 ruangan yang digunakan untuk memasak dan tidur seluruh anggota keluarganya serta 1 bangunan seperti balai. Meskipun rumah Pak Ranggia mendapat fasilitas listrik namun hanya terdapat lampu kecil yang menyala. Lampu itu terletak di bangunan kecil yang digunakan untuk memasak dan tidur. Keluarga Pak Ranggia tidak memiliki kamar mandi dan jamban sehingga mereka mandi di luar ruangan dan buang air besar di ladang dekat rumanya. Dinding rumah mereka terbuat dari semen. Untuk keperluan air, keluarga ini menampung air hujan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci dan mandi dan untuk keperluan memasak keluarga ini masih menggunakan kayu bakar.

2.2 Masalah Prioritas

2.2.1 Masalah Perekonomian

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi, penulis merasa bahwa masalah perekonomian merupakan masalah utama bagi keluarga Pak Ranggia dimana dari pendapatan yang minim keluarga Pak Ranggia dapat dikategorikan sebagai keluarga ekonomi rendah. Penghasilan utama keluarga Pak Ranggia sebagai petani di ladang yang tidak begitu besar dan tenaga yang tidak sekuat saat beliau masih muda menjadi salah satu alasan minimnya pemasukan keuangan dari keluarga ini. Ditambah lagi keluhan nyeri Pak Ranggia yang membuat terbatasnya hal yang dapat dikerjakan Pak Ranggia. Dengan kekurangan ini memaksa Pak Ranggia dan Ibu Gingin tidak dapat merawat cucunya dengan baik karena harus meninggalkan mereka untuk bekerja. Umur mereka yang sudah tergolong kelompok lansia, tenaga yang sudah tidak lagi sekuat masa muda serta minimnya keterampilan yang dimiliki Pak Ranggia dan Ibu Gingin ini membuat mereka tidak dapat mencari pekerjaan tambahan untuk mencari pemasukan uang lain.


(13)

2.2.2 Masalah Kesehatan

Meskipun dikatakan anggota keluarga tidak memiliki sakit maupun keluhan kesehatan dalam beberapa bulan terakhir, namun kebiasaan keluarga Pak Ranggia yang tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta tidak menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal menjadi beberapa risiko timbulnya berbagai macam penyakit. Ditambah lagi ketiga cucu Pak Ranggia yang mendapatkan asuhan dan perhatian yang kurang memadai untuk anak-anak seumurnya menjadi salah satu hal yang meningkatkan faktor risiko gangguan kesehatan. Untuk hal kebersihan, kurangnya air bersih, tidak adanya kamar mandi dan jamban menjadi salah satu aspek yang meningkatan risiko penyakit. 2.2.3 Masalah Penataan Bangunan

Keadaan ekonomi keluarga Pak Ranggia yang tergolong kurang ini menjadi salah satu alasan kurang diperhatikannya penataan bangunan serta kesedian kamar mandi maupun jamban keluarga. Rumah Pak Ranggia terbuat dari semen dan ventilasi serta keadaan pintu dan jendela yang rusak. Ruang kecil yang dipakai untuk memasak, makan serta tidur pun cukup kotor. Keadaan ventilasi ruangan tersebut juga minim sehingga ruang tersebut sangat lembab dan penerangan kurang bahkan di siang hari. Meskipun terdapat fasilitas listrik di kediaman Pak Ranggia penerangan di rumah sangat buruk. Dari keseluruhan kediaman Pak Ranggia hanya ada satu lampu yang menyala yaitu lampu yang terletak di ruangan kecil yang dipakai untuk memasak, makan dan tidur. Hal ini membuat saat malam kediaman Pak Ranggia menjadi gelap. Keluarga Pak Ranggia masih menggunakan kayu bakar untuk memasak karena ia dapat mencari sendiri bahan bakar tersebut. Namun ventilasi yang kurang serta tidak terdapatnya cerobong asap membuat ruangan kotor.


(14)

BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH 3.1 Program

3.1.1 Perekonomian

Permasalahan di bidang ekonomi merupakan permasalahan utama bagi keluarga Pak Ranggia. Untuk menanggulangi permasalahan ini butuh beberapa hal yang diperhatikan termasuk umur Pak Ranggia dan Bu Gingin yang sudah cukup tua dan cucu-cucunya yang masih kecil. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan ekonomi keluarga ini adalah mencari pemasukan keuangan selain pemasukan dari hasil tani. Meskipun tidak mudah, beberapa saran usaha menambah pemasukan keluarga adalah membantu membuat kerajinan tangan untuk dijual dan berjualan kue. Bila Bu Ranggia bisa mempelajari cara membuat kerajinan tangan seperti sokasi Bu Ranggia dapat tinggal di rumahnya dan mengurusi cucu-cucunya. Kerajinan tangan ini juga dapat dibuat saat waktu luang. Di dekat kediaman Bu Ranggia terdapat 1 orang pengrajin sokasi. Dengan kerjasama dengan beliau diharapakan hal ini dapat meningkatkan pemasukan keluarga Ibu Ranggia. Hal lain yang mungkin dilakukan adalah berjualan kue. Meskipun membutuhkan modal awal yang cukup besar Bu Ranggia dapat membuat kue-kue jajanan pasar yang dapat ia titipkan di warung-warung dekat rumah dan warung di sekolah. Ditambah lagi cucu pertama Pak Ranggia memiliki hobi memasak sehingga akan lebih menyukai mengerjakan hal ini. Hal lain yang penulis usahakan adalah mencari orang tua asuh untuk cucu-cucu dari Pak Ranggia. Dengan demikian diharapkan biaya pengeluaran keluarga Pak Ranggia dapat berkurang.

3.1.2 Kesehatan

Pada bidang kesehatan, hal yang menjadi masalah utama adalah kebersihan, baik kebersihan lingkungan rumah maupun kebersihan personal. Meskipun efek dari tidak terjaganya kebersihan diri dan lingkungan rumah ini belum terjadi namun hal ini membuat selurh keluarga Pak Ranggia memiliki risiko tinggi terjadi penyakit. Hal ini penulis coba tanggulangi dengan edukasi secara ringan dan pendekatan secara personal kepada Pak Ranggia, Ibu Gingin dan ketiga cucu mereka. Pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat ini juga diikuti dengan dampingan yang adekuat dan berkelanjutan sehingga mereka dapat menerapkan kebiasaan ini. Penjelasan Pola hidup


(15)

bersih dan sehat yang dimaksud diantaranya adalah memberikan pengetahuan mengenai besarnya pengaruh buruk yang dapat diberikan lingkungan kotor terhadap kesehatan, pentingnya menjaga kebersihan diri dengan mandi dan sikat gigi, menjaga kebersihan rumah, menjaga kebersihan dapur, pentingnya merebus air sebelum diminum, pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan menggunakan sabun serta pentingnya mencuci bahan makanan sebelum dimasak. Meskipun tidak memiliki jamban penulis juga memberikan edukasi tentang pentingnya buang air besar di jamban dan mencari alternatif jamban keluarga.

Selain permasalahan pola hidup bersih dan sehat, permasalahan lain yang dapat diidentifikasi penulis adalah belum adanya jaminan kesehatan untuk keluarga Pak Ranggia ini. Penulis mencoba mencarikan solusi dengan mengedukasi pentingnya memiliki jaminan kesehatan dan berusaha membantu pembuatan jaminan kesehatan terutama BPJS Penerima Bantuan Iuran. Untuk keluhan nyeri pinggang Pak Ranggia, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang nyeri punggung bawah serta mencoba membantu Pak Ranggia untuk mencari tenaga kesehatan agar keluhan tersebut dapat membaik.

3.1.3 Penataan Bangunan

Hal utama yang menjadi masalah dalam pentataan bangunan rumah Pak Ranggia adalah tidak terawatnya keadaan rumah tersebut. Bila belum ada uang untuk memperbaiki keadaan rumah termasuk pintu dan ventilasi, setidaknya penulis mengajak agar kebersihan rumah Pak Ranggia dapat dijaga. Penulis juga menyarankan agar lampu penerangan yang digunakan menggunakan lampu LED yang lebih terang dan lebih hemat. Untuk tempat tinggal penulis menyarankan agar keluarga Pak Ranggia memisahkan kamar tidur dengan dapur dan tempat makan. Sehingga tempat tidur keluarga Pak Ranggia dapat bersih dari kotoran dapur sisa makanan maupun serangga.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah dan Pondok Pak Ranggia. Dalam waktu lima minggu, dilakukan kunjungan sebanyak 36 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.


(16)

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan No. Tanggal Waktu Kegiatan

1. 27/7/2016 11.00 – 14.00 Berkenalan dengan keluarga dampingan dan menyampaikan tujuan program

2. 28/7/2016 18.00 – 20.00 Mengetahui profil keluarga dan membantu mendampingi mengerjakan PR anak KD

3. 29/7/2016 17.00 – 20.00 Melakukan identifikasi permasalahan dalam KD 4. 30/7/2016 15.00 – 19.00 Melakukan identifikasi permasalahan dalam KD 5. 31/7/2016 13.00 – 14.00 Mengajar baca anak KD

6. 31/7/2016 16.00 – 20.00

Melakukan pendekatan secara personal ke anak KD dan mendampingi anak KD dalam mengerjakan tugas sekolah

7. 01/8/2016 11.00 – 13.00 Identifikasi lebih jauh masalah lain yang dihadapi keluarga dan membantu baca dan tulis anak KD

8. 02/8/2016 09.00 – 10.00

Melakukan pendekatan secara personal kepada KD dan menggali permasalahan keluarga lebih dalam.

9. 02/8/2016 15.00 – 18.00 Diskusi mengenai masalah kesehatan yang dihadapi dan mengajar berhitung

10. 03/8/2016 11.00 – 15.00 Membantu mengajar baca dan tulis anak KD dan berdiskusi mengenai permasalahan ekonomi KD 11. 04/8/2016 13.00 – 15.00 Identifikasi masalah di bidang penataan bangunan

dan mengajar Bahasa Inggris anak KD

12. 04/8/2016 17.00 – 20.00

Bincang-bincang santai mengenai kondisi lingkungan di sekitar rumah dan mendampingi anak KD dalam mengerjakan tugas sekolah

13. 05/8/2016 13.00 – 18.00

Penyampaian tentang pentingnya kesehatan diri dan cuci tangan. Melakukan pendekatan secara personal kepada anak KD dengan ikut bermain permainan tradisional.

14. 06/8/2016 12.00 – 16.00 Penyampaian tentang pentingnya sikat gigi dan gejala-gejala peyakit gigi berlubang. Mengajar


(17)

anak KD baca dan tulis.

15. 07/8/2016 13.00 – 15.00 Mengajar bahasa inggris kepada anak KD dan membantu mendampingi mengerjakan tugas.

16. 07/8/2016 16.00 – 20.00

Review tentang segala hal yang telah didiskusikan selama ini terkait permasalahan yang dihadapi. Berdiskusi tentang pemisahan ruang tidur dan dapur serta penggunaan lampu LED.

17. 08/8/2016 09.00 – 12.00 Mengajar berhitung anak KD

18. 09/8/2016 14.00 – 19.00 Mengunjungi pondok dan ladang Pak Ranggia dan berdiskusi tentang permasalahan keluarga. 19. 10/8/2016 14.00 – 18.00 Membantu memperbaiki penampungan air hujan

keluarga dampingan.

20. 11/8/2016 14.00 – 17.00

Mengajar anak KD membaca dan menulis serta mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah.

21. 12/8/2016 15.00 – 20.00

Berdiskusi tentang usaha yang dapat dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga serta penyuluhan tentang kesehatan lansia.

22. 13/8/2016 11.00 – 16.00 Bermain dengan anak KD, membantu kegiatan sehari-hari KD.

23. 14/8/2016 08.00 – 12.00

Mengajar bahasa inggris anak KD dan menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan

24. 14/8/2014 14.00 – 17.00

Membantu mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah dan Penyuluhan tentang garam beryodium

25. 15/08/2016 15.00-18.00 Pembuatan tong sampah keluarga dan berdiskusi tentang pentingnya kebersihan rumah

26. 16/08/2016 17.00-20.00 Membantu kegiatan sehari hari KD dan berdiskusi tentang penyakit hipertensi.

27. 17/08/2016 13.00-16.00 Mengunjungi pondok dan ladang KD serta berdiskusi tentang penyakit nyeri pinggang


(18)

bawah.

28. 17/08/2016 19.00-20.00 Berdiskusi tentang pentingnya memiliki dan mengurus jaminan kesehatan.

29. 18/08/2016 14.00-17.00 Membantu kegiatan sehari-hari KD dan mengajar berhitung anak KD

30. 19/08/2016 15.00-17.00

Membantu kegiatan sehari-hari KD dan mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah.

31. 20/08/2016 17.00-20.00

Mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah dan berdiskusi tentang pentingnya jamban keluarga.

32. 21/08/2016 17.00-20.00

Membantu kegiatan sehari-hari KD dan mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah.

33. 22/08/2016 17.00-20.00

Membantu kegiatan sehari-hari KD dan mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah.

34. 23/08/2016 09.00-12.00 Mengunjungi pondok dan ladang KD dan membantu kegiatan sehari-hari KD

35. 24/08/2016 15.00-18.00 Membantu mengajar calistung dan mendampingi anak KD mengerjakan tugas sekolah.

36. 26/08/2016 17.00-20.00 Perpisahan dengan KD serta memberikan kenang-kenangan


(19)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1. Pelaksanaan

Pelaksanaan pendampingan keluarga dalam rangka KKN-PPM UNUD kami dilaksanakan di Desa Abuan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Dalam kesempatan ini penulis berkesempatan untuk mendampingi keluarga Pak Ranggia. Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XI di Desa Abuan. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara personal agar dapat penulis dapat mengidentifikasi permasalahan keluarga lebih dalam dan agar saran dan pengetahuan yang diberikan penulis dapat diterima dan di implementasikan dengan baik oleh keluarga dampingan.

Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam lima minggu yang setara dengan 90 jam kegiatan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 36 kali selama lima minggu, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 4,5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai lebih dari 90 jam.

4.2. Hasil

Pada Program Keluarga Dampingan yang telah dilaksanakan ini, meskipun belum terlalu besar efek yang diberikan dari dampingan serta saran yang diberikan oleh penulis namun sudah mulai ada beberapa perubahan seperti kesadaran menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Pada dampingan ini penulis juga sempat membantu memperbaiki tempat air dan pembuatan tempat sampah. Dengan ini diharapkan dapat membantu keluarga Pak Ranggia untuk mulai menerapkan polah hidup bersih dan sehat. Penulis juga menyarankan agar keluarga Pak Ranggia untuk memiliki asuransi kesehatan seperti BPJS terutama BPJS Penerima Bantuan Kesehatan, penulis juga mengusahakan agar desa dapat membantu mengurus kelengkapan untuk kelengkapan


(20)

tersebut. Dari segi kebiasaan dan hasil saran dan pengetahuan yang penulis berikan, penulis merasa memerlukan waktu agar keluarga Pak Ranggia dapat menerapkannya dan terlihat hasil dari dampingan keluarga ini. Namun seluruh dampingan dari penulis sampai saat ini diterima dengan baik dan segala program yang diprioritaskan telah cukup baik terlaksana.

4.3. Kendala

Dari lima minggu dampingan penulis kepada keluarga Pak Ranggia Kendala yang ditemukan selama melaksanakan KK dampingan adalah pertama, Pak Ranggia dan Ibu Ranggia tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan penulis tidak lancar berbahas Bali. Untuk mengatasi masalah ini penulis meminta bantuan rekan satu kelompok KKN untuk menemani kunjungan sering kali juga penulis meminta tolong kepada Nengah, cucu pertama Pak Ranggia, untuk menjadi penerjemah. Permasalahan kedua, adalah pasangan Pak Ranggia yang sulit ditemui karena tidak tinggal satu rumah dengan ketiga cucunya. Oleh karena itu penulis menyiapkan waktu lebih banyak untuk dapat bertemu dengan seluruh keluarganya serta agar dapat menjalin kedekatan secara interpersonal.


(21)

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Program keluarga dampingan merupakan salah satu program pokok dari KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan dapat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Dimana dalam program ini mahasiswa dapat memberdayakan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, program keluarga berencana dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang mandiri, bahagia dan sejahtera.

Penulis berkesempatan untuk mendampingi keluarga Bapak Ranggia. Terdapat beberapa permasalahan yang dapat penulis identifikasi dalam keluarga ini yaitu masalah perekonomian, masalah kesehatan, dan masalah tata ruang bangunan. Pada masalah ekonomi keluarga Pak Ranggia dapat dikatakan termasuk keluarga dengan ekonomi rendah. Dalam hal ini penulis memberikan saran dengan menyarankan mencari pendapatan tambahan yang tidak terlalu berat mengingat usia Pak Ranggia da Ibu Gingin yang sudah usia lanjut serta cucu mereka yang masih kecil. Saran yang penulis berikan adalah berjualan kue dan membuat kerajinan sokasi. Penulis juga melakukan usaha mencarikan keluarga asuh untuk membantu perekonomian keluarga Pak Ranggia terutama dalam hal pendidikan.

Pada masalah kesehatan, permasalahan utama keluarga ini adalah kebersihan yang sangat kurang, keterbatasan perekonomian dan kurangnya asuhan dari keluarga turut menjadi faktor kurangnya kebersihan di keluarga Pak Ranggia. Dalam hal ini penulis melakukan pendekatan secara personal kepada cucu-cucu Pak Ranggia agar penulis dapat menanamkan pentingnya kesehatan dan agar mereka dapat menerapkan pola hidup bersih. Penulis juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Masalah kesehatan lain yang dapat penulis identifikasi adalah Pak Ranggia yang memiliki keluhan nyeri pinggang yang membuat pekerjaan yang ia lakukan menjadi terbatas. Disini penulis mencoba untuk membawa beliau untuk


(22)

mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan serta memberikan edukasi tentang penyakit yang ia alami. Untuk hal jaminan kesehatan, penulis juga mencoba mencari info tentang pengadaan kartu BPJS Penerima Bantuan Iuran untuk keluarga tidak mampu serta berdiskusi dengan perangkat desa untuk pengadaannya. Diharapkan desa juga dapat turut membantu pelaksanaan kartu jaminan tersebut.

Pada masalah tata ruang bangunan, permasalahan terletak di kurangnya kebersihan, penerangan serta tidak adanya kamar mandi dan jamban keluarga. Dalam hal ini penulis mencoba memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, memberikan edukasi tentang lampu hemat energi dan memberikan contohnya serta memberikan edukasi tentang pentingnya memiliki jamban keluarga.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan berbagai permasalahan yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Ranggia, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

 Diharapkan agar keluarga Pak Ranggia mencari pendapatan sampingan yang dapat dikerjakan oleh Ibu Gingin dan cucu dirumah. Sehingga dapat menambah penghasilan keluarga serta ketiga cucunya juga bisa mendapatkan pengasuhan yang cukup.

 Keluarga Pak Ranggia diharapkan dapat menerapkan pola hidup bersih yang penulis coba tanamkan di keluarganya sehingga mencegah terjadinya penyakit di keluarga Pak Ranggia dari hal-hal yang sederhana.

 Keluarga Bapak Ranggia juga diharapkan mampu mengaplikasikan saran dan solusi yang coba penulis berikan untuk permasalahan dalam keluarganya.

 Untuk perangkat desa, diharapkan keluarga Pak Ranggia bisa mendapatkan perhatian lebih dan bantuan dalam hal administrasi seperti bantuan mengurus jaminan kesehatan serta administrasi desa.


(23)

LAMPIRAN FOTO KELUARGA DAMPINGAN

Foto Penulis bersama Keluarga Bapak Ranggia

Penulis mengajarkan pelajaran sekolah Penulis membantu keseharian KD


(24)

Foto kediaman keluarga dampingan Foto pondokan keluarga dampingan

Foto pondokan keluarga dampingan Foto dapur keluarga dampingan

Foto tempat tidur keluarga dampingan Foto tempat tidur keluarga dampingan


(1)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1. Pelaksanaan

Pelaksanaan pendampingan keluarga dalam rangka KKN-PPM UNUD kami dilaksanakan di Desa Abuan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Dalam kesempatan ini penulis berkesempatan untuk mendampingi keluarga Pak Ranggia. Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XI di Desa Abuan. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara personal agar dapat penulis dapat mengidentifikasi permasalahan keluarga lebih dalam dan agar saran dan pengetahuan yang diberikan penulis dapat diterima dan di implementasikan dengan baik oleh keluarga dampingan.

Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam lima minggu yang setara dengan 90 jam kegiatan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 36 kali selama lima minggu, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 4,5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai lebih dari 90 jam.

4.2. Hasil

Pada Program Keluarga Dampingan yang telah dilaksanakan ini, meskipun belum terlalu besar efek yang diberikan dari dampingan serta saran yang diberikan oleh penulis namun sudah mulai ada beberapa perubahan seperti kesadaran menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Pada dampingan ini penulis juga sempat membantu memperbaiki tempat air dan pembuatan tempat sampah. Dengan ini diharapkan dapat membantu keluarga Pak Ranggia untuk mulai menerapkan polah hidup bersih dan sehat. Penulis juga menyarankan agar keluarga Pak Ranggia untuk memiliki asuransi kesehatan seperti BPJS terutama BPJS Penerima Bantuan Kesehatan, penulis juga mengusahakan agar desa dapat membantu mengurus kelengkapan untuk kelengkapan


(2)

tersebut. Dari segi kebiasaan dan hasil saran dan pengetahuan yang penulis berikan, penulis merasa memerlukan waktu agar keluarga Pak Ranggia dapat menerapkannya dan terlihat hasil dari dampingan keluarga ini. Namun seluruh dampingan dari penulis sampai saat ini diterima dengan baik dan segala program yang diprioritaskan telah cukup baik terlaksana.

4.3. Kendala

Dari lima minggu dampingan penulis kepada keluarga Pak Ranggia Kendala yang ditemukan selama melaksanakan KK dampingan adalah pertama, Pak Ranggia dan Ibu Ranggia tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan penulis tidak lancar berbahas Bali. Untuk mengatasi masalah ini penulis meminta bantuan rekan satu kelompok KKN untuk menemani kunjungan sering kali juga penulis meminta tolong kepada Nengah, cucu pertama Pak Ranggia, untuk menjadi penerjemah. Permasalahan kedua, adalah pasangan Pak Ranggia yang sulit ditemui karena tidak tinggal satu rumah dengan ketiga cucunya. Oleh karena itu penulis menyiapkan waktu lebih banyak untuk dapat bertemu dengan seluruh keluarganya serta agar dapat menjalin kedekatan secara interpersonal.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Program keluarga dampingan merupakan salah satu program pokok dari KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan dapat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Dimana dalam program ini mahasiswa dapat memberdayakan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, program keluarga berencana dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang mandiri, bahagia dan sejahtera.

Penulis berkesempatan untuk mendampingi keluarga Bapak Ranggia. Terdapat beberapa permasalahan yang dapat penulis identifikasi dalam keluarga ini yaitu masalah perekonomian, masalah kesehatan, dan masalah tata ruang bangunan. Pada masalah ekonomi keluarga Pak Ranggia dapat dikatakan termasuk keluarga dengan ekonomi rendah. Dalam hal ini penulis memberikan saran dengan menyarankan mencari pendapatan tambahan yang tidak terlalu berat mengingat usia Pak Ranggia da Ibu Gingin yang sudah usia lanjut serta cucu mereka yang masih kecil. Saran yang penulis berikan adalah berjualan kue dan membuat kerajinan sokasi. Penulis juga melakukan usaha mencarikan keluarga asuh untuk membantu perekonomian keluarga Pak Ranggia terutama dalam hal pendidikan.

Pada masalah kesehatan, permasalahan utama keluarga ini adalah kebersihan yang sangat kurang, keterbatasan perekonomian dan kurangnya asuhan dari keluarga turut menjadi faktor kurangnya kebersihan di keluarga Pak Ranggia. Dalam hal ini penulis melakukan pendekatan secara personal kepada cucu-cucu Pak Ranggia agar penulis dapat menanamkan pentingnya kesehatan dan agar mereka dapat menerapkan pola hidup bersih. Penulis juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Masalah kesehatan lain yang dapat penulis identifikasi adalah Pak Ranggia yang memiliki keluhan nyeri pinggang yang membuat pekerjaan yang ia lakukan menjadi terbatas. Disini penulis mencoba untuk membawa beliau untuk


(4)

mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan serta memberikan edukasi tentang penyakit yang ia alami. Untuk hal jaminan kesehatan, penulis juga mencoba mencari info tentang pengadaan kartu BPJS Penerima Bantuan Iuran untuk keluarga tidak mampu serta berdiskusi dengan perangkat desa untuk pengadaannya. Diharapkan desa juga dapat turut membantu pelaksanaan kartu jaminan tersebut.

Pada masalah tata ruang bangunan, permasalahan terletak di kurangnya kebersihan, penerangan serta tidak adanya kamar mandi dan jamban keluarga. Dalam hal ini penulis mencoba memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, memberikan edukasi tentang lampu hemat energi dan memberikan contohnya serta memberikan edukasi tentang pentingnya memiliki jamban keluarga.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan berbagai permasalahan yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Ranggia, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

 Diharapkan agar keluarga Pak Ranggia mencari pendapatan sampingan yang dapat dikerjakan oleh Ibu Gingin dan cucu dirumah. Sehingga dapat menambah penghasilan keluarga serta ketiga cucunya juga bisa mendapatkan pengasuhan yang cukup.

 Keluarga Pak Ranggia diharapkan dapat menerapkan pola hidup bersih yang penulis coba tanamkan di keluarganya sehingga mencegah terjadinya penyakit di keluarga Pak Ranggia dari hal-hal yang sederhana.

 Keluarga Bapak Ranggia juga diharapkan mampu mengaplikasikan saran dan solusi yang coba penulis berikan untuk permasalahan dalam keluarganya.

 Untuk perangkat desa, diharapkan keluarga Pak Ranggia bisa mendapatkan perhatian lebih dan bantuan dalam hal administrasi seperti bantuan mengurus jaminan kesehatan serta administrasi desa.


(5)

LAMPIRAN FOTO KELUARGA DAMPINGAN

Foto Penulis bersama Keluarga Bapak Ranggia

Penulis mengajarkan pelajaran sekolah Penulis membantu keseharian KD


(6)

Foto kediaman keluarga dampingan Foto pondokan keluarga dampingan

Foto pondokan keluarga dampingan Foto dapur keluarga dampingan

Foto tempat tidur keluarga dampingan Foto tempat tidur keluarga dampingan