Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(1)

ABSTRACT

The research aims to analyze the influence of corporate governance of financial

distress. Corporate governance mechanism in this research include managerial ownership, institusional ownership, the board of directors, the board size. This research use variable control that is leverage.

The population in this research are all of the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for period 2010-2012. Based on the purposive sampling method, gained 74 samples consisting 37 samples financial distress and 37 samples non financial distress. Indicators of financial distress on this research was measured with interest coverage ratio. This research use logistic regression as an data analysis.

The result of this research were unable to prove that the managerial ownership, institusional ownership, the board of directors, the board size and leverage effect on financial distress.

Keyword : corporate governance, financial distress, interest coverage ratio, logistic regression.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate governance terhadap financial distress. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini antara lain adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan direksi. Penelitian ini menggunakan satu variabel kontrol yaitu leverage.

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Berdasarkan metode purposive sampling, diperoleh 74 sampel yang terdiri dari 37 sampel financial distress dan 37 sampel non financial

distress. Indikator financial distress dalam penelitian ini diukur dengan interest coverage ratio. Penelitian ini menggunakan regresi logistik sebagai analisis data.

Hasil penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan leverage berpengaruh terhadap financial distress.

Kata Kunci : corporate governance, financial distress, interest coverage ratio, logistik regresi


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. P erumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Good Corporate Governance... 6

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance ... 6

2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 8


(4)

2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial ... 8

2.1.3.2 Kepemilikan Institusional ... 12

2.1.3.3 Ukuran Dewan Direksi ... 12

2.1.3.4 Ukuran Dewan Komisaris ... 13

2.1.3 Manfaat Good Corporate Governance ... 14

2.2. Financial Distress (Kesulitan Keuangan) ... 15

2.2.1 Pengertian Financial Distress ... 15

2.2.2 Dampak Financial Distress ... 16

2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Financial Distress ... 17

2.2.4 Mengatasi Financial Distress ... 19

2.2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ... 24

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 24

2.3.2 Pengembangan Hipotesis ... 25

2.3.2.1 Kepemilikan Manajerial dan Financial Distress ... 25

2.3.2.2 Kepemilikan Institusional dan Financial Distress ... 26

2.3.2.3 Ukuran Dewan Direksi dan Financial Distress ... 27

2.3.2.4 Ukuran Dewan Komisaris dan Financial Distress... 28

2.3.2.5 Leverage dan Financial Distress ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 30

3.1.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 30


(5)

3.1.2.1 Kepemilikan Manajerial ... 31

3.1.2.2 Kepemilikan Institusional ... 32

3.1.2.3 Ukuran Dewan Direksi ... 32

3.1.2.4 Ukuran Dewan Komisaris ... 32

3.1.2.5 Leverage ... 33

3.2. Populasi dan Sampel ... 33

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.4 Metode Analisis Data ... 34

3.4.1 Statistik Deskriptif ... 34

3.4.2 Uji Hipotesis ... 34

3.4.2.1 Menilai Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) ... 35

3.4.2.2 Uji Kelayakan Seluruh Model (Overall Fit Model Test) 36 3.4.2.2.1 Chi Square (χ2) ... 36

3.4.2.2.2 Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square ... 37

3.4.2.2.3 Tabel Klasifikasi 2x2 ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 38

4.1. Analisis Hasil Penelitian... ... 39

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

4.2.2 Menilai Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) ... 42

4.2.2.1 Uji Hosmer and Lemeshow ... 43


(6)

4.2.3.1 Chi Square (χ2) ... 44

4.2.3.2 Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square ... 46

4.2.3.3 Tabel Klasifikasi 2x2 ... 47

4.3. Pengujian Hipotesis ... 48

4.4. Pembahasan ... 50

4.4.1 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Financial Distress ... 50

4.4.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Financial Distress ... 51

4.4.3 Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Financial Distress ... 53

4.4.4 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Financial Distress ... 54

4.4.5 Pengaruh Leverage terhadap Financial Distress... 54

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 56

5.2. Keterbatasan dan Saran ... 57

5.2.1 Keterbatasan dan Kelemahan ... 57

5.2.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(7)

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 25


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel Tabel 2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu ... 21

Tabel 4.1 Spesifikasi Sampel... 38

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif All Sample ... 39

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Financial Distress... 40

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Non Financial Distress... 40

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hosmer and Lemshow’s Test ... 43

Tabel 4.6 Likelihood Overall Fit ... 44

Tabel 4.7 Block 1 ...45

Tabel 4.8 Omnibus Tests Of Model Coefficients ... 45

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Cox And snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square...46

Tabel 4.10 Tabel Klasifikasi... ... 47


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Nama Perusahaan... 61 Lampiran 2 Tabulasi Data... 65 Lampiran 3 Hasil Output SPSS 17... 67


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah entitas memiliki tujuan untuk memperoleh laba, akan tetapi entitas yang baik tidak hanya fokus terhadap laba, entitas juga harus mempertimbangkan kelangsungan usahanya (sustainability). Tujuan entitas tersebut tidak selalu diwujudkan dengan mudah. Konsep kelangsungan usaha (sustainability) dapat diwujudkan ketika perjalanan bisnis dari entitas tersebut mengalami perkembangan. Menurut Aji Dedi Mulawarman (2010) kelangsungan usaha (sustinability) adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial.

Perusahaan yang terkait dengan kelangsungan usaha (sustainability) adalah PT. Great River International, sebuah perusahaan manufaktur terbuka yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Dalam laporan keuangan PT. Great River International per 31 Desember 2003 terdapat penggelembungan akun penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan miliar rupiah. Kesalahan pencatatan yg menimbulkan dugaan

overstatement yaitu kelebihan pencatatan penyajian akun penjualan dan piutang dalam

penambahan asset tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa bukti mengakibatkan PT. Great River International mengalami kesulitan arus kas dan gagal membayar utang Rp 250 miliar kepada Bank Mandiri dan gagal membayar obligasi senilai Rp 300 miliar. Pada tanggal 13 januari Bursa Efek Indonesia mengeluarkan pengumuman mengenai perdagangan saham PT Great River International yang telah


(12)

berjalan lebih dari 2 (dua) tahun dan kondisi yang saat ini tidak berjalan normal (operasional perusahaan lumpuh) atau dipandang berpengaruh terhadap kelangsungan usaha (sustainability) perusahaan, sehingga ada kemungkinan penghapusan pencatatan saham PT Great Griver International sesuai ketentuan peraturan Bursa Efek Indonesia.

Kesulitan keuangan (financial distress) salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan sulit mempertahankan kelangsungan usaha (sustainability) perusahaan tersebut. Menurut Hill, Perry, dan Andes (1996) dalam Munthe (2008) menyatakan bahwa kesulitan keuangan (financial distress) yang dialami oleh perusahaan ditunjukkan dengan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang telah jatuh tempo ditandai dengan laba negatif berturut-turut selama tiga tahun atau lebih. Kesulitan keuangan (financial distress) yang dihadapi oleh perusahaan dapat bervariasi antara kesulitan likuiditas yaitu dimana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan untuk sementara waktu, sampai dengan kesulitan solvabilitas (bangkrut) yaitu dimana kewajiban finansial perusahaan sudah melebihi kekayaannya. Sedangkan kondisi perusahaan yang mengalami kebangkrutan mempunyai arti bahwa perusahaan tidak beroperasi, tidak dapat membayar kewajiban perusahaan, tidak dapat membayar hutang, dan menutup semua kegiatan perusahaan.

Salah satu isu penting dalam menjaga kelangsungan usaha (sustainability) adalah dengan menerapkan good corporate governance (GCG). Good corporate governance (GCG) merupakan proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain (pemegang saham, kreditor, pemasok, pelanggan, pegawai perusahaan, pemerintah dan masyarakat yang berinterkasi dengan perusahaan). Sedangkan menurut Indonesian Institute for


(13)

Corporate Governance (2000), manfaat good corporate governance (GCG) bagi

perusahaan adalah meminimalkan agency cost, meminimalkan cost of capital, meningkatkan nilai saham perusahaan, dan mengangkat citra perusahaan.

Beberapa faktor good corporate governance (GCG) yang mempengaruhi kelangsungan usaha (sustainability) yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, dan ukuran dewan komisaris, dan leverage. Prihantini dan Indarto (2011) menguji dengan menggunakan variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, likuiditas dan leverage. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, dan likuiditas tidak ada pengaruh signifikan terhadap

financial distress, sedangkan kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan

leverage ada pengaruh signifikan terhadap financial distress.

Sedangkan widyasaputri (2012) menguji dengan menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, dan ukuran dewan komisaris. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran dewan komisaris tidak ada pengaruh signifikan terhadap

financial distress, sedangkan ukuran dewan direksi ada pengaruh signifikan terhadap financial distress.

Kemudian Wardhani (2006) menguji dengan menggunakan variabel independen ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan struktur kepemilikan. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris ada pengaruh signifikan terhadap financial distress, sedangkan independensi dewan komisaris dan struktur kepemilikan tidak ada pengaruh signifikan terhadap financial distress.


(14)

Penelitian ini bermaksud untuk melakukan pengujian kembali terhadap apa yang dilakukan oleh Prihatini dan Indarto (2011), Wardhani (2006), dan widyasaputri (2012), karena adanya ketidakkonsistenan variabel independen kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi pada setiap peneliti. Penelitian ini mengadopsi variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional , ukuran dewan direksi dan ukuran dewan komisaris dengan menambahkan variabel kontrol leverage untuk menguji dampak good corporate governance terhadap kesulitan keuangan (financial distress).

Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik memilih judul “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap

Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(15)

4. Apakah Ukuran Dewan Direksi berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah Leverage berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Pengaruh Leverage terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(16)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dewan komisaris, dewan direksi, dan leverage terhadap kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 74 perusahaan yang terdiri dari 37 perusahaan financial distress dan 37 perusahaan non financial distress yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2012. Sesuai pembahasan hasil yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

2. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

3. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

4. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

5. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa leverage berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.


(17)

5.2 Keterbatasan dan Saran

5.2.1 Keterbatasan dan Kelemahan

Keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 5 (lima) variabel, sedangkan masih ada variabel-variabel lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap financial distress.

2. Banyak informasi mengenai struktur corporate governance pada laporan tahunan perusahaan yang tidak lengkap sehingga jumlah sampel menjadi terbatas.

3. Penelitian ini tidak menguji data dari industri-industri lain yang berbeda.

4. Indikator untuk menguji financial distress yaitu ICR (interest coverage ratio) pada perusahaan sampel kurang mampu memprediksi suatu perusahaan dalam kesulitan keuangan (financial distress).

5.2.2 Saran

Berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian ini, maka terdapat beberapa saran bagi penelitian selanjutnya yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel lain sebagai proksi dari karakteristik corporate governance yang mempengaruhi secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan variabel yang dapat diperoleh datanya secara lengkap dalam laporan keuangan perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya memperhitungkan faktor perbedaan jenis industri sehingga hasil penelitian lebih baik lagi.


(18)

4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam mengukur indikator financial distress dapat menggunakan indikator lain yang dapat memprediksi kesulitan keuangan perusahaan dengan baik.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Tifani Vota. 2010. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap

Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Bodroastuti, Tri. 2009. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Financial

Distress”. Semarang.

Christiawan, Jogi julius dan Tarigan, Josua. 2007. “Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Keuangan. Volume.9 No.1: 1-8.

Fachrudin, K.A,. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal. USU Press, Medan.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 3”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hanifah, Oktita Earning. 2013. “Pengaruh Struktur Corporate Governance dan

Financial Indicators terhadap Kondisi Financial distress Distress (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Munthe, Kornel, 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan”. Media Unika Tahun 20 No.73.Edisi ke-4.

Mulawarman, Dedi.A. “Pro dan Kontra Terhadap Penolakan Konsep Kelangsungan

Usaha”.http://kangdoel90.blogspot.com/2010/03/pro-dan-kontra-terhadap-penolakan.html. Pada tanggal 07 Maret 2010.

Nurbaiti. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal: Analisis Time-Series Cross-Sectional”. Tema, Vol.7, No.2, Hlm.109-125.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. 09/MBU/2012. 2012. PenerapanTata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.

Suciati, Dini. 2008. “Prediksi Kondisi Financial Distress Kredit Pemilikan Motor”.

Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sulistyaningsih,Eny P., dan Indarto. 2011. “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap terjadinya Kondisi Financial Distress”. Jurnal,Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.


(20)

Susilo, Leo.J., dan Simarmata, Karlen. 2007. “Good Corporate Governance pada Bank”. Badan Penerbit Hikayat Dunia.

Surya, I. dan Ivan Yustiavandana, 2006. “Penerapan Good Corporate Governance (Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha)”, Edisi I, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Triwahyuningtias, Meilinda, 2012. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas dan Leverage Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Ujiyantho, Muh.Arief., dan Pramuka, Bambang.A,. 2007. “Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan go

publik Sektor Manufaktur).” Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.

Wardhani, Ratna, 2006.”Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distressed Firms)”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Widyasaputri, Erlindasari, 2012. “Analisis Mekanisme Corporate Governance pada Perusahaan yang mengalami Kondisi Financial Distress. Jurnal, Fakultas Ekonomi Negeri Universitas Semarang.

www.fcgi.or.id www.idx.co.id www.iicg.org www.wikipedia.org


(1)

4. Apakah Ukuran Dewan Direksi berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah Leverage berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Pengaruh Leverage terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dewan komisaris, dewan direksi, dan leverage terhadap kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 74 perusahaan yang terdiri dari 37 perusahaan financial distress dan 37 perusahaan non financial distress yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2012. Sesuai pembahasan hasil yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

2. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

3. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

4. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

5. Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa leverage berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.


(3)

5.2 Keterbatasan dan Saran

5.2.1 Keterbatasan dan Kelemahan

Keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 5 (lima) variabel, sedangkan masih ada variabel-variabel lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap financial distress.

2. Banyak informasi mengenai struktur corporate governance pada laporan tahunan perusahaan yang tidak lengkap sehingga jumlah sampel menjadi terbatas.

3. Penelitian ini tidak menguji data dari industri-industri lain yang berbeda.

4. Indikator untuk menguji financial distress yaitu ICR (interest coverage ratio) pada perusahaan sampel kurang mampu memprediksi suatu perusahaan dalam kesulitan keuangan (financial distress).

5.2.2 Saran

Berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian ini, maka terdapat beberapa saran bagi penelitian selanjutnya yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel lain sebagai proksi dari karakteristik corporate governance yang mempengaruhi secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan variabel yang dapat diperoleh datanya secara lengkap dalam laporan keuangan perusahaan.


(4)

4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam mengukur indikator financial distress dapat menggunakan indikator lain yang dapat memprediksi kesulitan keuangan perusahaan dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Tifani Vota. 2010. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap

Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Bodroastuti, Tri. 2009. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Financial

Distress”. Semarang.

Christiawan, Jogi julius dan Tarigan, Josua. 2007. “Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Keuangan. Volume.9 No.1: 1-8.

Fachrudin, K.A,. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal. USU Press, Medan.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 3”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hanifah, Oktita Earning. 2013. “Pengaruh Struktur Corporate Governance dan

Financial Indicators terhadap Kondisi Financial distress Distress (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Munthe, Kornel, 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan”. Media Unika Tahun 20 No.73.Edisi ke-4.

Mulawarman, Dedi.A. “Pro dan Kontra Terhadap Penolakan Konsep Kelangsungan Usaha”.

http://kangdoel90.blogspot.com/2010/03/pro-dan-kontra-terhadap-penolakan.html. Pada tanggal 07 Maret 2010.

Nurbaiti. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal: Analisis Time-Series Cross-Sectional”. Tema, Vol.7, No.2, Hlm.109-125.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. 09/MBU/2012. 2012. PenerapanTata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.

Suciati, Dini. 2008. “Prediksi Kondisi Financial Distress Kredit Pemilikan Motor”.

Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sulistyaningsih,Eny P., dan Indarto. 2011. “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap terjadinya Kondisi Financial Distress”. Jurnal,Fakultas Ekonomi


(6)

Susilo, Leo.J., dan Simarmata, Karlen. 2007. “Good Corporate Governance pada Bank”. Badan Penerbit Hikayat Dunia.

Surya, I. dan Ivan Yustiavandana, 2006. “Penerapan Good Corporate Governance (Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha)”, Edisi I, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Triwahyuningtias, Meilinda, 2012. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas dan Leverage Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Ujiyantho, Muh.Arief., dan Pramuka, Bambang.A,. 2007. “Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan go

publik Sektor Manufaktur).” Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.

Wardhani, Ratna, 2006.”Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distressed Firms)”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Widyasaputri, Erlindasari, 2012. “Analisis Mekanisme Corporate Governance pada Perusahaan yang mengalami Kondisi Financial Distress. Jurnal, Fakultas Ekonomi Negeri Universitas Semarang.

www.fcgi.or.id www.idx.co.id www.iicg.org www.wikipedia.org


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 10 28

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 78

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL INDICATORS TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 26

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 8

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 37

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 3

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

ANALISIS PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2013-2015) - repository perpustakaan

0 0 17