Perancangan Event Promosi Museum Pos Indonesia.

(1)

ABSTRAK

Museum Pos Indonesia merupakan salah satu museum yang jarang dikunjungi oleh masyarakat. Museum ini terletak di belakang Gedung Sate, salah satu objek wisata edukasi yang berada di kota Bandung. Museum ini memiliki banyak koleksi sejarah mengenai surat-menyurat dan peralatan pos. berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, mayoritas masyarakat tidak mengetahui dan tidak pernah mengunjungi museum ini. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya pengunjung adalah tidak adanya promosi yang dilakukan oleh pihak museum, sehingga sedikit masyarakat yang mengetahui akan keberadaan Museum Pos Indonesia. Penataan benda-benda koleksi yang terlalu padat membuat museum ini terlihat kurang terawat, sangat disayangkan mengingat museum ini berpotensi besar untuk dijadikan tempat wisata edukasi yang menarik untuk masyarakat luas, khususnya pelajar Sekolah Menengah Pertama.

Diperlukan perancangan event promosi yang tepat dan sesuai dengan target audience untuk membuat Museum Pos Indonesia lebih dikenal masyarakat, khususnya yang tinggal di kota Bandung. Perancangan event promosi yang dilakukan diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas, khususnya pelajar Sekolah Menengah, agar mereka datang ke Museum Pos Indonesia. Selain itu event promosi juga digunakan untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum ini per tahunnya.


(2)

ABSTRACT

The Indonesia Postal Museum is one of many museums in Indonesia that is rarely visited by people here. The museum itself is located behind Gedung Sate, a famous educational attraction located in Bandung city. The museum has a large collection of the history of the letter and postal equipment. Based on the result of the questionnaire that were distributed, the majority of people who don’t know and haven’t been visited this museum. One of the factors that led to the lack of museum’s visitors is the absence of the promotion carried out by the museum, so that only few people knew the existence of Indonesia Postal Museum. Arrangement of the collection also too dense, making it look less well maintained, it’s sad because the museum has great potential to become an attractive educational place for the public, particularly junior high school.

Indonesia postal museum required a promotional event design that appropriate to the target audience to make the museum better known to public, especially those living in Bandung City. The design of the promotional event carried out that expected to attract the public, especially junior high school students, so they will interested to come to Indonesia Postal Museum. The promotion also used to increase the number of visitors to the museum per year.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Permasalahan……….1

1.2.Permasalahan dan Ruang Lingkup………...………..2

1.2.1 Rumusan Masalah………....….2

1.2.2 Ruang Lingkup Kajian………..2

1.3.Tujuan Perancangan………....3

1.4.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….3

1.5.Skema Perancangan………4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Promosi……….………..5

2.1.1 Pengertian Promosi………..……….5

2.1.2 Tujuan Promosi………..………...5

2.1.3 Bauran Promosi………..6

2.1.4 Sifat Dasar Promosi………7


(4)

2.1.6 Media Promosi………8

2.2Logo………..………8

2.3SWOT………...………9

2.4Sementasi Targeting Positioning………...………..9

2.4.1 Segmentasi……….….9

2.4.2 Targeting………..………10

2.4.3 Positioning……….10

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1Data dan Fakta………...………..……….…11

3.1.1 Profil Museum Pos Indonesia……….……11

3.1.2 Benda koleksi museum……….…..13

3.1.3 Visi dan Misi Museum Pos Indonesia……….……15

3.1.4 Data hasil observasi……….…16

3.1.5 Data hasil kuesioner……….…17

3.1.6 Data hasil wawancara……….….23

3.1.7 Tinjauan terhadap proyek sejenis……….…31

3.1.8 Data pengunjung Museum Pos Indonesia………...38

3.2Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta…….……….….….40

3.2.1 Analisis SWOT………….………...40

3.2.2 Analisis STP………42

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1Konsep Komunikasi………..…43

4.2Konsep Kreatif………44

4.2.1 Slogan……….……….…44

4.2.2 Warna……….……….….45


(5)

4.2.4 Tipografi……….……….45

4.3Konsep Media……….…45

4.4Hasil karya………..…47

4.4.1 Logo event Stamp Up……….……….……….48

4.4.2 Poster event Stamp Up……….……….51

4.4.3 Brosur event Stamp Up……….………54

4.4.4 X-Banner event Stamp Up……….……….…..54

4.4.5 Kaos event Stamp Up………..………...…...56

4.4.6 Boothstand event Stamp Up………..……….…..57

4.4.7 Website event Stamp Up……….……59

4.4.8 Tiket event Stamp Up……….……..62

4.4.9 Gimmick event Stamp Up……….…….…..63

4.5Rencana anggaran biaya……….………..……..65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan………..…….……66

5.2Saran………..………66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DATA PENULIS


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pintu masuk Museum Pos Indonesia……….11

Gambar 3.2 Gedung Museum Pos Indonesia……….25

Gambar 3.3 Buku Selayang Pandang Museum Pos Indonesia….………..26

Gambar 3.4 Brosur Museum Pos Indonesia………...26

Gambar 3.5 Stand Exhibiton Museum Pos Indonesia dalam acara Pameran Museum Keliling ………..…….27

Gambar 3.6 Benda koleksi yang dipamerkan dalam Pameran Museum Keliling………...27

Gambar 3.7 Koleksi Bis Surat ………...28

Gambar 3.8 Gerobak Pengantar Surat ………...28

Gambar 3.9 Diorama Kegiatan Pengiriman Surat ………...29

Gambar 3.10 Patung Mas Soeharto sebagai Bapak Pos Indonesia ………..……...29

Gambar 3.11 Neraca yang digunakan untuk menimbang surat………..……...30

Gambar 3.12 Koleksi Perangko sebanyak 17.000……….…………..……...30

Gambar 3.13 Perangko Pertama di Dunia “The Penny Black”…….…………..……...31

Gambar 3.14 Website Museum Geologi Bandung……….…………..……...33


(7)

Gambar 3.16 Tiket Museum Geologi ……….………..……...34

Gambar 3.17 Peta Petunjuk Museum Geologi ……….…………..……...34

Gambar 3.18 Peta Petunjuk Museum Geologi bagian dalam ………..……...35

Gambar 3.19 Lighting Museum Geologi ……….………..……...35

Gambar 3.20 Fosil T-Rex ……….…………..……...36

Gambar 3.21 Fosil Tengkorak Manusia ……….………..………..……...36

Gambar 3.22 Fosil Banteng ……….……….………..……...37

Gambar 3.23 Maket Kepulauan Indonesia ……….………..……..……...37

Gambar 3.28 Maket Gunung Krakatau ……….………..………...38

Gambar 4.1 Logo Stamp Up ……….………..………...49

Gambar 4.2 Font Duke Fill ……….…….…..……….………...49

Gambar 4.3 Font Univers……….…….…..………...50

Gambar 4.4 Logo Grid ………..,.,.……….…….…..………...50

Gambar 4.5 Warna Logo ………..,.,.……….…….…..………...51

Gambar 4.6 Poster awareness ………..,.,.……….…….….…………...52

Gambar 4.7 Poster awareness (2)…………..,.,.……….…….….…………...52

Gambar 4.8 Poster informing ………...,.,.……….…….….…………...53

Gambar 4.9 Poster Reminding ………...,.,.……….…….….…………...53

Gambar 4.10 Brosur Stamp Up ………...……….…….….…………...54


(8)

Gambar 4.12 X-Banner Stamp Up (2)…………...……….……..…………...56

Gambar 4.13 Kaos Stamp Up ………...……….……..…………...57

Gambar 4.14 Boothstand Stamp Up ………...……….……..…………...58

Gambar 4.15 Boothstand Stamp Up (2) ………...……….….………...58

Gambar 4.16 Website 1……… ………...……….….………...59

Gambar 4.17 Website 2……… ………...……….….………...60

Gambar 4.18 Website 3……… ………...……….….………...60

Gambar 4.19 Website 4……… ………...……….….………...61

Gambar 4.20 Website 5……… ………...……….….………...61

Gambar 4.21 Website 6……… ………...……….….………...62

Gambar 4.22 Tiket Stamp Up………..…...……….….………...62


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pintu Skema Perancangan………...………..…….4

Tabel 3.1 Survey kesadaran akan pentingnya museum.………..….17

Tabel 3.2 Survey frekuensi pergi ke museum.………..………..….18

Tabel 3.3 Survey motivasi pergi ke museum.………..……….…..….18

Tabel 3.4 Survey seberapa banyak yang mengetahui Museum Pos.……….…..….19

Tabel 3.5 Survey media informasi Museum Pos.……….……….…..….19

Tabel 3.6 Survey jumlah orang yang pernah mengunjungi Museum Pos…………...….20

Tabel 3.7 Survey kesadaran akan pentingnya Perangko dan peralatan Pos.……...….20

Tabel 3.8 Survey ketertarikan akan Promosi Museum Pos.……...……….…..….21

Tabel 3.9 Survey ketertarikan Responden akan Museum Pos.………...….21

Tabel 3.10 Survey perbandingan daya tarik Museum di Bandung.……….22

Tabel 3.11 Survey ketertarikan responden akan koleksi filateli…..………….….…..….22

Tabel 3.12 Survey perbandingan Museum yang pernah dikunjungi……….…..….23

Tabel 3.13 Data Pengunjung Museum Pos Indonesia tahun 2009.…………..….…..….38

Tabel 3.14 Data Pengunjung Museum Pos Indonesia tahun 2010….…..……….…..….39

Tabel 3.15 Data Pengunjung Museum Pos Indonesia tahun 2011.………....….39


(10)

Tabel 4.1 Timeline.……….………....….64 Tabel 4.2 Rencana anggaran biaya……….………....….40


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Museum meupakan salah satu sarana pendidikan yang berguna untuk menambah wawasan informasi serta melestarikan warisan budaya. Bagi dunia pendidikan, keberadaan museum merupakan suatu yang tidak dapat terpisahkan, karena keberadaan museum sangat berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungan. Di dalam museum terdapat berbagai macam koleksi benda-benda hasil penemuan atau peninggalan masa lalu. Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan benda-benda penggalan masa lalu, tetapi merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pelestarian nilai-nilai budaya guna memperkuat identitas bangsa.

Sayang sekali di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia semakin enggan berkunjung ke museum. Kebanyakan orang lebih memilih menghabiskan waktunya dengan pergi ke tempat hiburan dibanding pergi ke museum. Banyak orang beranggapan pergi ke museum itu membosankan dan kuno, padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan pergi ke museum, mulai dari melihat benda koleksi secara langsung sehingga mendapatkan deskripsi secara lengkap, dan juga dapat memahami nilai-nilai warisan budaya dari generasi terdahulu hingga generasi sekarang.

Salah satu museum yang cukup berpotensi di Indonesia adalah museum Pos Indonesia yang terletak di jalan cilaki no. 73 Bandung. Museum ini terdiri atas benda-benda yang bernilai sejarah seperti peralatan pos, visualisasi sejarah dan diorama kegiatan layanan pos serta berbagai macam koleksi perangko dari seluruh dunia. Museum Pos Indonesia telah hadir sejak masa Hindia Belanda pada tahun 1931. Akibat adanya pergolakan revolusi dan perang kemerdekaan, keberadaan museum ini tidak


(12)

mendapat perhatian sebagaimana mestinya, bahkan nyaris terlupakan. Menyadari besarnya peranan museum sebagai sarana pendidikan, informasi dan pariwisata untuk generasi muda di masa sekarang dan masa mendatang, maka museum ini dibuka kembali secara resmi pada 27 September 1983 oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Ahmad Tahir. Lokasi museum Pos Indonesia berdekatan dengan museum Geologi, Gedung Sate dan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

Meskipun lokasi museum Pos Indonesia berdekatan dengan tempat wisata lainnya, namun masih banyak orang yang tidak mengetahui akan keberadaan museum ini. Dengan letaknya yang tersembunyi yakni di ruang basement gedung Kantor Pusat PT Pos Indonesia serta kurangnya informasi keberadaan museum menjadikan museum ini semakin terabaikan keberadaannya. Promosi yang dilakukan museum Pos Indonesia ini pun kurang gencar sehingga masih banyak orang yang tidak mengenal museum ini.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, berikut akan dirumuskan, pokok persoalan yang akan dibahas, diteliti dan dipecahkan yaitu:

• Bagaimana merancang strategi promosi yang komunikatif dan efektif untuk Museum Pos Indonesia agar dapat menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung?

1.2.2 Ruang Lingkup Kajian

Perancangan hasil karya akan meliputi pembentukan visual event promosi untuk Museum Pos Indonesia dengan aplikasi lainnya. Lokasi yang dibahas adalah kota Bandung, dengan target umumnya adalah pelajar, dan target khususnya adalah anak berumur 12 tahun sampai dengan 15 tahunyang berasal dari semua golongan.


(13)

1.3Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan perancangan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menghasilkan perancangan event promosi yang komunikatif dan efektif untuk mensosialisasikan Museum Pos Indonesia, sehingga mampu menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Perancangan serta penelitian ini akan menggunakan sumber dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

• Wawancara secara terstuktur dan mendalam agar mendapatkan hasil jawaban yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelumnya penulis telah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber.

• Studi pustaka untuk memperoleh data dengan menghimpun informasi yang berkaitan dengan masalah melalui buku-buku dan karangan ilmiah, internet, dan sumber-sumber tertulis lainnya baik media cetak maupun elektronik.

• Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Hasil yang didapatkan penulis dapat menentukan target market, perilaku target market, dan output media dari permasalahan. • Observasi dengan melihat dan mengamati karakteristik serta perilaku


(14)

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Melalui perancangan event promosi Museum Pos Indonesia ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Museum Pos Indonesia dikarenakan promosi yang dilakukan Museum Pos Indonesia belum efektif. Media promosinya sangat sedikit dan tidak didesain dengan baik. Padahal Museum Pos Indonesia ini memiliki daya tarik pariwisata yang besar sebagai museum tertua di kota Bandung. Oleh sebab itu didapatkan solusi dengan perancangan sebuah event promosi museum agar masyarakat dapat tertarik untuk datang berkunjung dan mempelajari sejarah filateli di Indonesia.

Strategi yang diambil agar promosi tersebut menarik bagi masyarakat, khususnya target utamanya yaitu pelajar SMP berusia 12-15 tahun. Yaitu dengan melakukan pendekatan desain kepada gaya yang sesuai dengan target.

Media-media promosi yang dipakai ditempatkan di sekolah-sekolah dan tempat hiburan di kota Bandung, agar para pelajar dapat mengetahui adanya Museum Pos Indonesia dan tertarik untuk mengunjungi sekaligus mengikuti event yang ada.

5.2Saran

Saran penulis untuk Museum Pos Indonesia yaitu museum tersebut dapat menjadi tempat menarik dan banyak dikunjungi apabila pihak museum menjalankan strategi promosi yang tepat dan merawat gedung serta merapikan koleksinya dengan baik.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, Niken Tri (2010). Seluk Beluk Promosi & Bisnis, Yogyakarta: APlus Books Cummins, Julian (1987). Promosi Penjualan, Leeds: Binarupa Aksara

Rangkuti, Ferdi (2009). Strategi Promosi yang kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Winardi (1992). Promosi dan Reklame. Bandung: Mandar Maju

Pos Indonesia, (2008). Selayang Pandang Museum Pos Indonesia. Bandung: Pos Indonesia.


(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Museum meupakan salah satu sarana pendidikan yang berguna untuk menambah wawasan informasi serta melestarikan warisan budaya. Bagi dunia pendidikan, keberadaan museum merupakan suatu yang tidak dapat terpisahkan, karena keberadaan museum sangat berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungan. Di dalam museum terdapat berbagai macam koleksi benda-benda hasil penemuan atau peninggalan masa lalu. Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan benda-benda penggalan masa lalu, tetapi merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pelestarian nilai-nilai budaya guna memperkuat identitas bangsa.

Sayang sekali di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia semakin enggan berkunjung ke museum. Kebanyakan orang lebih memilih menghabiskan waktunya dengan pergi ke tempat hiburan dibanding pergi ke museum. Banyak orang beranggapan pergi ke museum itu membosankan dan kuno, padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan pergi ke museum, mulai dari melihat benda koleksi secara langsung sehingga mendapatkan deskripsi secara lengkap, dan juga dapat memahami nilai-nilai warisan budaya dari generasi terdahulu hingga generasi sekarang.

Salah satu museum yang cukup berpotensi di Indonesia adalah museum Pos Indonesia yang terletak di jalan cilaki no. 73 Bandung. Museum ini terdiri atas benda-benda yang bernilai sejarah seperti peralatan pos, visualisasi sejarah dan diorama kegiatan layanan pos serta berbagai macam koleksi perangko dari seluruh dunia. Museum Pos Indonesia telah hadir sejak masa Hindia Belanda pada tahun 1931. Akibat adanya pergolakan revolusi dan perang kemerdekaan, keberadaan museum ini tidak


(2)

mendapat perhatian sebagaimana mestinya, bahkan nyaris terlupakan. Menyadari besarnya peranan museum sebagai sarana pendidikan, informasi dan pariwisata untuk generasi muda di masa sekarang dan masa mendatang, maka museum ini dibuka kembali secara resmi pada 27 September 1983 oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Ahmad Tahir. Lokasi museum Pos Indonesia berdekatan dengan museum Geologi, Gedung Sate dan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

Meskipun lokasi museum Pos Indonesia berdekatan dengan tempat wisata lainnya, namun masih banyak orang yang tidak mengetahui akan keberadaan museum ini. Dengan letaknya yang tersembunyi yakni di ruang basement gedung Kantor Pusat PT Pos Indonesia serta kurangnya informasi keberadaan museum menjadikan museum ini semakin terabaikan keberadaannya. Promosi yang dilakukan museum Pos Indonesia ini pun kurang gencar sehingga masih banyak orang yang tidak mengenal museum ini.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, berikut akan dirumuskan, pokok persoalan yang akan dibahas, diteliti dan dipecahkan yaitu:

• Bagaimana merancang strategi promosi yang komunikatif dan efektif untuk Museum Pos Indonesia agar dapat menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung?

1.2.2 Ruang Lingkup Kajian

Perancangan hasil karya akan meliputi pembentukan visual event promosi untuk Museum Pos Indonesia dengan aplikasi lainnya. Lokasi yang dibahas adalah kota Bandung, dengan target umumnya adalah pelajar, dan target khususnya adalah anak berumur 12 tahun sampai dengan 15 tahunyang berasal dari semua golongan.


(3)

1.3Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan perancangan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menghasilkan perancangan event promosi yang komunikatif dan efektif untuk mensosialisasikan Museum Pos Indonesia, sehingga mampu menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Perancangan serta penelitian ini akan menggunakan sumber dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

• Wawancara secara terstuktur dan mendalam agar mendapatkan hasil jawaban yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelumnya penulis telah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber.

• Studi pustaka untuk memperoleh data dengan menghimpun informasi yang berkaitan dengan masalah melalui buku-buku dan karangan ilmiah, internet, dan sumber-sumber tertulis lainnya baik media cetak maupun elektronik.

• Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Hasil yang didapatkan penulis dapat menentukan target market, perilaku target market, dan output media dari permasalahan.

• Observasi dengan melihat dan mengamati karakteristik serta perilaku individu atau kelompok secara langsung di lapangan.


(4)

(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Melalui perancangan event promosi Museum Pos Indonesia ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Museum Pos Indonesia dikarenakan promosi yang dilakukan Museum Pos Indonesia belum efektif. Media promosinya sangat sedikit dan tidak didesain dengan baik. Padahal Museum Pos Indonesia ini memiliki daya tarik pariwisata yang besar sebagai museum tertua di kota Bandung. Oleh sebab itu didapatkan solusi dengan perancangan sebuah event promosi museum agar masyarakat dapat tertarik untuk datang berkunjung dan mempelajari sejarah filateli di Indonesia.

Strategi yang diambil agar promosi tersebut menarik bagi masyarakat, khususnya target utamanya yaitu pelajar SMP berusia 12-15 tahun. Yaitu dengan melakukan pendekatan desain kepada gaya yang sesuai dengan target.

Media-media promosi yang dipakai ditempatkan di sekolah-sekolah dan tempat hiburan di kota Bandung, agar para pelajar dapat mengetahui adanya Museum Pos Indonesia dan tertarik untuk mengunjungi sekaligus mengikuti event yang ada.

5.2Saran

Saran penulis untuk Museum Pos Indonesia yaitu museum tersebut dapat menjadi tempat menarik dan banyak dikunjungi apabila pihak museum menjalankan strategi promosi yang tepat dan merawat gedung serta merapikan koleksinya dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, Niken Tri (2010). Seluk Beluk Promosi & Bisnis, Yogyakarta: APlus Books Cummins, Julian (1987). Promosi Penjualan, Leeds: Binarupa Aksara

Rangkuti, Ferdi (2009). Strategi Promosi yang kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Winardi (1992). Promosi dan Reklame. Bandung: Mandar Maju

Pos Indonesia, (2008). Selayang Pandang Museum Pos Indonesia. Bandung: Pos Indonesia.