Perancangan Media Visual Event Promosi Museum Layang-Layang Indonesia.
ABSTRAK
PERANCANGAN MEDIA VISUAL EVENT PROMOSI MUSEUM LAYANG-LAYANG INDONESIA
Oleh
Felix Aldrich Wijaya Oey NRP 0964177
Museum Layang-Layang Indonesia merupakan satu-satunya museum layang -layang di Indonesia yang terletak di jalan H. Kamang no.38 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Museum yang didirikan oleh Ibu Endang W. Puspoyono pada tanggal 21 Maret 2003 ini menyimpan ratusan koleksi layang-layang yang bervariasi dari segi bentuk dan ukuran serta berasal dari seluruh pelosok nusantara dan mancanegara. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, mayoritas masyarakat tidak pernah mengunjungi museum ini. Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pengunjung adalah kurangnya informasi dan promosi yang dilakukan oleh pihak museum, sehingga sedikit masyarakat yang mengetahui akan keberadaan Museum Layang-Layang Indonesia didukung dengan lokasinya yang tidak strategis. Sangat disayangkan mengingat bahwa sesungguhnya museum ini berpotensi besar untuk dijadikan tempat wisata yang menarik dan menghibur untuk masyarakat luas, khususnya pelajar Sekolah Menengah Pertama. Diperlukan perancangan media visual event promosi yang tepat dan sesuai dengan target
audience untuk membuat Museum Layang-Layang Indonesia lebih dikenal masyarakat,
khususnya yang tinggal di kota Jakarta. Perancangan event promosi yang dilakukan diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas, khususnya pelajar Sekolah Menengah Pertama, agar mereka datang ke Museum Layang-Layang Indonesia.
(2)
ABSTRACT
VISUAL MEDIA DESIGN OF INDONESIAN KITES MUSEUM PROMOTION EVENT
Submitted by
Felix Aldrich Wijaya Oey
NRP 0964177
Indonesian Kite Museum is the one and only kite museum in Indonesia which located in H. Kamang Street number 38 Pondok Labu, South Jakarta. This museum established by Mrs. Endang W. Puspoyono on the 21st March 2003, store hundreds kite collections which varies in terms of shape and size also it come from various places in Indonesia and abroad. Based on the results of questionnaires, the majority of the respondents have never visited this museum. The factors that cause the lack of visitors are the lack of information and promotion done by the museum, so that only few people know the existence of Indonesian Kite Museum, it is also supported by the fact that its location is not strategic.It is unfortunate considering that the museum actually has great potential to become an attractive tourist spot and entertaining for the general public, especially junior high school students.
It is necessary to design the visual media of promotional events properly and appropriate for the target audience to make Indonesian Kite Museum better known to the public, especially those who living in Jakarta. The designed promotional events is expected to attract the general public’s interest, especially junior high school students, so that they come to Indonesia Kite Museum.
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ………...ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv
KATA PENGANTAR ...…………...v
ABSTRAK ...………...vii
ABSTRACT …...………...viii
DAFTAR ISI ……….…………...ix
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR TABEL ...xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan………... 1
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup………...2
1.3.Tujuan Perancangan……….... 3
1.4.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………. 3
1.5.Skema Perancangan……….... 4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1Promosi……….……... 5
2.1.1 Tujuan Promosi………..………... 5
2.1.2 Alat Promosi………... 6
2.1.3 Sifat Dasar Promosi………... 7
2.1.4 Pendekatan Strategis……….. 7
2.1.5 Media Promosi ……….. 8
2.2Kampanye..………..……… 8
2.2.1 Pengertian Kampanye………... 8
2.2.2 Fungsi Kampanye………... 9
2.2.3 Tahapan Kampanye………... 9
(4)
2.2.5 Media Kampanye………...11
2.3Museum………...………....12
2.3.1 Pengertian Museum………...12
2.3.2 Fungsi Museum………...13
2.3.3 Kategori Museum………...13
2.4Layang-Layang………...………...14
2.4.1 Fungsi Layang-Layang...15
2.5Visual………...16
2.5.1 Ilustrasi………...16
2.5.2 Warna………...17
2.6Psikologi………...18
2.6.1 Psikologis Remaja………...19
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1Data dan Fakta………...………..…………...21
3.1.1 Profil Museum Layang-Layang Indonesia……….………....21
3.1.2 Benda koleksi museum.………..22
3.1.3 Tujuan didirikan Museum Layang-Layang Indonesia………...23
3.1.4 Data hasil observasi………...23
3.1.5 Data hasil kuesioner... 28
3.1.6 Data hasil wawancara………...35
3.1.7 Tinjauan terhadap proyek sejenis………...36
3.1.8 Data pengunjung Museum Layang-Layang Indonesia…………...…..38
3.2Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta…….………...40
3.2.1 Analisis SWOT………..40
3.2.2 Analisis STP………..………...41
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1Konsep Komunikasi……….43
4.2Konsep Kreatif……….44
(5)
4.2.2 Warna……….………....45
4.2.3 Layout……….………...46
4.2.4 Tipografi……….………...46
4.3Konsep Media………..47
4.4Hasil karya………...49
4.4.1 Logo Event Kitetival……….……….……….49
4.4.2 Poster EventKitetival……….……….52
4.4.3 Baju EventKitetival………....55
4.4.4 BoothstandEventKitetival...56
4.4.5 WebsiteEventKitetival…………...57
4.4.6 Facebook dan Twitter Kitetival…... 59
4.4.7 Tiket EventKitetival………...60
4.4.8 Name Tag Event Kitetival………...61
4.4.9 GimmickEventKitetival……….62
4.4.10 Brosur Event Kitetival .………...…………...62
4.4.11 X-Banner Event Kitetival………...………….64
4.4.12 Timeline Event Kitetival………...…………...64
4.5Rencana Anggaran Biaya……….………....66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan………..67
5.2Saran………..…..67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C DATA PENULIS
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pintu masuk Museum Layang-Layang Indonesia ....……….21
Gambar 3.2 Layang-layang berbentuk replika Museum Layang-Layang Indonesia..25
Gambar 3.3 Koleksi layang-layang terkecil dari Cina ….………...…………..25
Gambar 3.4 Contoh koleksi layang-layang dari Kepulauan Sulawesi ...…………...26
Gambar 3.5Contoh koleksi layang-layang dari Kalimantan Barat ...26
Gambar 3.6 Contoh koleksi layang-layang dari berbagai negara ...………...….27
Gambar 4.1 Pantone Warna………....46
Gambar 4.2 Logo Kitetival ...………...50
Gambar 4.3 Font Kitetival decorative ...………....50
Gambar 4.4 FontQuicksand Bold ………...……...…...51
Gambar 4.5 FontQuicksand Light ………...…...………...51
Gambar 4.6 Logo Grid ………...………….……...……...52
Gambar 4.7 Warna Logo...…….………...……...52
Gambar 4.8 Poster Awareness 1…………...……….…….…..……...53
Gambar 4.9 Poster Awareness 2……….………...…...54
Gambar 4.10 Poster Informing …...……….……….……..……...54
Gambar 4.11 Poster Reminding ………...…..………..……...55
Gambar 4.12 Baju Kitetival 1………..…...…...55
Gambar 4.13 Baju Kitetival 2………...…………..……...56
Gambar 4.14 BoothstandKitetival ...………..…………..……...56
Gambar 4.15 Website 1………...….….…..………..…...…...57
Gambar 4.16 Website 2………...…..……..………...……...57
Gambar 4.17 Website 3………...………..………….……...58
Gambar 4.18 Website 4………...………..………..……...58
Gambar 4.19 Website 5………...….………..……...…..……...58
Gambar 4.20 Website 6………...….………….………..……...59
(7)
Gambar 4.22 FacebookKitetival ………...….………..…………..……...57
Gambar 4.23 Twitter Kitetival ……....…...….………..………..………...57
Gambar 4.24 Tiket Kitetival ……...…...….………..………..……...61
Gambar 4.25 Name tag eventKitetival ...….………..………..………...61
Gambar 4.26 Gimmick StickerKitetival...….………..………..………...62
Gambar 4.27 Gimmick Pin Kitetival...….………..………..………...62
Gambar 4.28 Gimmick Pembatas Buku Kitetival...….………..………..………...63
Gambar 4.29 Brosur EventKitetival...….………..………..….…..63
Gambar 4.30 X-Banner EventKitetival...….…...………..……...64
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skema Perancangan………...……….……….4 Tabel 3.1 Hasil kuesioner tentang pentingnya berkunjung ke museum....………..…28 Tabel 3.2 Hasil kuesioner tentang seberapa sering berkunjung ke museum...29 Tabel 3.3 Hasil kuesioner tentang alasan berkunjung ke Museum Layang-Layang Indonesia.………...………..………...….29 Tabel 3.4 Hasil kuesioner yang mengetahui Museum Layang-Layang Indonesia...30 Tabel 3.5 Hasil kuesioner tentang media informasi Museum Layang-Layang
Indonesia.…...……….………….…..….30 Tabel 3.6 Hasil kuesioner pernah atau tidak berkunjung ke Museum Layang-
Layang Indonesia……...….31 Tabel 3.7 Hasil kuesioner tentang kesadaran akan pentingnya layang-layang...31 Tabel 3.8 Hasil kuesioner tentang ketertarikan diadakan event di Museum Layang- Layang Indonesia.……...…...…………...32 Tabel 3.9 Hasil kuesioner tentang ketertarikan akan Museum Layang-Layang
Indonesia.………...32 Tabel 3.10 Hasil kuesioner tentang ketertarikan melihat koleksi layang-layang...33 Tabel 3.11 Hasil kuesioner tentang perbandingan museum yang pernah
dikunjung………...…33 Tabel 3.12 Data Perbandingan Museum Layang-Layang Indonesia Dengan
Museum Geologi ...…...…….…….…...37 Tabel 3.13 Data Pengunjung Museum Layang-Layang Indonesia pada Tahun
2009-2012………..……….………..38 Tabel 3.14 Kenaikan Jumlah Pengunjung Museum Layang-Layang Indonesia. ..…39
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Museum merupakan salah satu sarana pendidikan dan tempat wisata yang berguna untuk menambah wawasan, informasi serta, melestarikan warisan budaya. Bagi dunia pendidikan dan pariwisata, keberadaan museum merupakan suatu yang tidak dapat terpisahkan, karena keberadaan museum sangat berkaitan dengan sejarah-sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungan. Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan benda-benda peninggalan masa lalu, tetapi merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pelestarian nilai-nilai budaya guna memperkuat identitas bangsa.
Namun di era globalisasi ini, museum sudah jarang dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Banyak orang beranggapan bahwa berkunjung ke museum itu merupakan hal yang kuno dan membosankan, padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan berkunjung ke museum, mulai dari melihat benda-benda bersejarah secara langsung sehingga mendapatkan deskripsi secara lengkap, dan juga dapat memahami nilai-nilai warisan budaya dari generasi nenek moyang hingga generasi sekarang ini. Dengan demikian timbul permasalahan saat sebuah museum tidak dapat menyampaikan informasi dengan tepat, sehingga museum tersebut tidak diketahui oleh masyarakat.
Salah satu museum yang cukup berpotensi di Indonesia untuk dipromosikan adalah Museum Layang-Layang Indonesia yang terletak di jalan H. Kamang no.38 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Museum ini menyimpan berbagai macam bentuk dan ukuran layang-layang yang bervariasi, seperti bentuk kereta kuda, naga, kupu-kupu, burung, dan masih banyak lagi. Museum yang didirikan oleh Ibu Endang W. Puspoyono pada tanggal 21 Maret 2003 ini menyimpan ratusan koleksi layang-layang yang berasal dari seluruh pelosok nusantara dan mancanegara. Museum Layang-Layang Indonesia juga memproduksi berbagai jenis layang-layang dan juga dapat menerima pesanan khusus. Hingga kini jumlah koleksinya kurang lebih mencapai 500 buah.
(10)
Namun berkaitan dengan lokasi Museum Layang-Layang Indonesia yang tidak strategis, membuat banyak orang tidak dapat mengetahui akan keberadaan museum ini. Serta didukung juga dengan kurangnya informasi tentang keberadaan museum menjadikan museum ini semakin terabaikan. Promosi yang dilakukan oleh Museum Layang-Layang Indonesia ini pun kurang gencar, sehingga masih banyak orang yang tidak mengenal museum ini.
Disini, penulis mengangkat masalah ini sebagai judul tugas akhir karena sesuai dengan tema besar tugas akhir yaitu hiburan di Indonesia. Museum Layang-Layang Indonesia belum digarap secara maksimal, sehingga cocok untuk dijadikan topik tugas akhir. Museum Layang-Layang Indonesia dianggap belum popular di masyarakat Indonesia, padahal museum ini merupakan satu-satunya Museum Layang-Layang yang ada di Indonesia. Selain itu alasan mengangkat topik ini sebagai tugas akhir dikarenakan ingin menghidupkan kembali permainan layang-layang yang sudah mulai ditinggalkan karena permainan layang-layang merupakan salah satu warisan bangsa.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang masalah, seperti kurangnya informasi tentang lokasi keberadaan museum ataupun museum tidak dapat menyampaikan informasinya dengan baik, maka dapat diambil pokok persoalan yang akan dibahas, diteliti dan dipecahkan yaitu:
• Bagaimana menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal Museum Layang-Layang Indonesia?
• Bagaimana merancang strategi promosi yang komunikatif dan efektif untuk Museum Layang-Layang Indonesia agar dapat menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung?
Perancangan hasil karya akan meliputi perancangan visual media promosi event
(11)
Event promosi dilakukan dengan cara diadakannya event di Museum Layang-Layang Indonesia. Dengan target umumnya adalah pelajar, dan target khususnya adalah anak berumur 12 tahun sampai dengan 15 tahun yang berasal dari semua golongan.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan perancangan dari penelitian ini adalah menghasilkan perancangan event promosi yang komunikatif dan efektif untuk mensosialisasikan Museum Layang-Layang Indonesia, sehingga mampu menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung.
Dengan adanya perancangan event tersebut mampu menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pengunjung Museum Layang-Layang Indonesia.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Perancangan serta penelitian ini akan menggunakan sumber dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
• Wawancara secara terstruktur dan mendalam agar mendapatkan hasil jawaban yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelumnya penulis telah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada nara sumber.
• Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keadaaan yang sesungguhnya dari Museum Layang-Layang Indonesia terutama dari segi promosinya, serta membandingkan dengan promosi dari museum lainnya yang terletak di kota Jakarta seperti Museum Transportasi dan Museum Indonesia.
• Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Hasil yang didapatkan berasal dari lokasi yang dibahas yaitu kota Jakarta, penulis dapat menentukan target market, perilaku target market, dan output media dari permasalahan.
• Studi pustaka penulis akan mencari data dengan menghimpun informasi yang berkaitan dengan masalah melalui buku-buku dan karangan ilmiah, internet, ataupun media-media lainnya.
(12)
1.5 Skema Perancangan
Diagram 1.1 Perancangan media visual untuk promosi Museum Layang-Layang Indonesia melalui event
(13)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Melalui perancangan event promosi Museum Layang-Layang Indonesia ini, ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Museum Layang-Layang Indonesia dikarenakan promosi yang dilakukan Museum Layang-Layang Indonesia belum terlalu efektif karena media promosinya yang sangat minimal dan kurang didesain dengan baik. Padahal Museum Layang-Layang Indonesia ini memiliki daya tarik pariwisata yang besar sebagai satu-satunya museum layang-layang yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu didapatkan solusi dengan perancangan sebuah event promosi museum agar masyarakat dapat tertarik untuk datang berkunjung dan mengenal lebih banyak tentang layang-layang.
Strategi yang diambil agar promosi tersebut menarik bagi masyarakat, khususnya target utamanya yaitu pelajar Sekolah Menengah Pertama yang berusia 12-15 tahun, yaitu melakukan pendekatan desain dengan gaya yang sesuai dengan target. Media-media promosi yang dipakai ditempatkan di sekolah-sekolah dan tempat hiburan di kota Jakarta, agar para pelajar dapat mengetahui keberadaan Museum Layang-Layang Indonesia dan menjadi tertarik untuk berkunjung sekaligus mengikuti event yang ada.
5.2 Saran
Saran untuk Museum Layang-Layang Indonesia yaitu museum tersebut dapat menjadi tempat menarik dan banyak dikunjungi apabila pihak Museum Layang-Layang Indonesia dapat tetap merawat dan melestarikan koleksi-koleksi layangan yang merupakan warisan bangsa Indonesia maupun dari mancanegara dan menjalankan strategi promosi yang tepat dan efektif.
(14)
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti .2009. Strategi Promosi Yang Kreatif. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Winardi.1992. Promosi dan Reklame Bandung: Mandar Maju
Cummins, Julian.1987. Promosi Penjualan, Leeds : Binarupa Aksara
Hapsari.2010. Seluk Beluk Promosi & Bisnis : Cerdas Beriklan Untuk Usaha Kecil &
Menengah. Yogyakarta : A+ Plus Books
Kotler, Philip.2000. Marketing Management. The Millenium Edition, New. Jersey :
Prentice Hall International, Inc.
Venus.2004. Teori dan Strategi Kampanye. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Kasali, Rhenald.1998. Membidik pasar Indonesia : segmenting, targeting, dan positioning. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth.1992. Adolescent Psychological Development. Jakarta : Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indonesia.1995. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Puspoyo, Endang W.2004. Layang-Layang Indonesia. Jakarta : Museum Layang- Layang Indonesia, Merindo, dan Q Communication
Kusrianto.2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi
Syah, Muhibbin.2009. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press, PT Rajagrafindo Persada
Rossiter dan Percy.1997. Advertising Communications And Promotion Management. Italy : McGraw-Hill Companies
(15)
Jennings, Simmon.1987. The Complete Guide to Advanced Illustration and Design. Michigan : Chartwell Book
Russel.1992. The Color Complex. New York : Jovanovich
http://repository.upi.edu/2653/3/S_MPP_0607188_Table_of_Content.pdf, diunduh
tanggal 7 September 2013
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4410_1346BAGAIMANAMENDIRIKANSEBU
(1)
Namun berkaitan dengan lokasi Museum Layang-Layang Indonesia yang tidak strategis, membuat banyak orang tidak dapat mengetahui akan keberadaan museum ini. Serta didukung juga dengan kurangnya informasi tentang keberadaan museum menjadikan museum ini semakin terabaikan. Promosi yang dilakukan oleh Museum Layang-Layang Indonesia ini pun kurang gencar, sehingga masih banyak orang yang tidak mengenal museum ini.
Disini, penulis mengangkat masalah ini sebagai judul tugas akhir karena sesuai dengan tema besar tugas akhir yaitu hiburan di Indonesia. Museum Layang-Layang Indonesia belum digarap secara maksimal, sehingga cocok untuk dijadikan topik tugas akhir. Museum Layang-Layang Indonesia dianggap belum popular di masyarakat Indonesia, padahal museum ini merupakan satu-satunya Museum Layang-Layang yang ada di Indonesia. Selain itu alasan mengangkat topik ini sebagai tugas akhir dikarenakan ingin menghidupkan kembali permainan layang-layang yang sudah mulai ditinggalkan karena permainan layang-layang merupakan salah satu warisan bangsa.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang masalah, seperti kurangnya informasi tentang lokasi keberadaan museum ataupun museum tidak dapat menyampaikan informasinya dengan baik, maka dapat diambil pokok persoalan yang akan dibahas, diteliti dan dipecahkan yaitu:
• Bagaimana menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal Museum Layang-Layang Indonesia?
• Bagaimana merancang strategi promosi yang komunikatif dan efektif untuk Museum Layang-Layang Indonesia agar dapat menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung?
Perancangan hasil karya akan meliputi perancangan visual media promosi event untuk Museum Layang-Layang Indonesia dengan aplikasi lainnya.
(2)
Event promosi dilakukan dengan cara diadakannya event di Museum Layang-Layang Indonesia. Dengan target umumnya adalah pelajar, dan target khususnya adalah anak berumur 12 tahun sampai dengan 15 tahun yang berasal dari semua golongan.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan perancangan dari penelitian ini adalah menghasilkan perancangan event promosi yang komunikatif dan efektif untuk mensosialisasikan Museum Layang-Layang Indonesia, sehingga mampu menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung.
Dengan adanya perancangan event tersebut mampu menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pengunjung Museum Layang-Layang Indonesia.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Perancangan serta penelitian ini akan menggunakan sumber dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
• Wawancara secara terstruktur dan mendalam agar mendapatkan hasil jawaban yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelumnya penulis telah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada nara sumber.
• Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keadaaan yang sesungguhnya dari Museum Layang-Layang Indonesia terutama dari segi promosinya, serta membandingkan dengan promosi dari museum lainnya yang terletak di kota Jakarta seperti Museum Transportasi dan Museum Indonesia.
• Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Hasil yang didapatkan berasal dari lokasi yang dibahas yaitu kota Jakarta, penulis dapat menentukan target market, perilaku target market, dan output media dari permasalahan.
• Studi pustaka penulis akan mencari data dengan menghimpun informasi yang berkaitan dengan masalah melalui buku-buku dan karangan ilmiah, internet, ataupun media-media lainnya.
(3)
1.5 Skema Perancangan
Diagram 1.1 Perancangan media visual untuk promosi Museum Layang-Layang Indonesia melalui event
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Melalui perancangan event promosi Museum Layang-Layang Indonesia ini, ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Museum Layang-Layang Indonesia dikarenakan promosi yang dilakukan Museum Layang-Layang Indonesia belum terlalu efektif karena media promosinya yang sangat minimal dan kurang didesain dengan baik. Padahal Museum Layang-Layang Indonesia ini memiliki daya tarik pariwisata yang besar sebagai satu-satunya museum layang-layang yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu didapatkan solusi dengan perancangan sebuah event promosi museum agar masyarakat dapat tertarik untuk datang berkunjung dan mengenal lebih banyak tentang layang-layang.
Strategi yang diambil agar promosi tersebut menarik bagi masyarakat, khususnya target utamanya yaitu pelajar Sekolah Menengah Pertama yang berusia 12-15 tahun, yaitu melakukan pendekatan desain dengan gaya yang sesuai dengan target. Media-media promosi yang dipakai ditempatkan di sekolah-sekolah dan tempat hiburan di kota Jakarta, agar para pelajar dapat mengetahui keberadaan Museum Layang-Layang Indonesia dan menjadi tertarik untuk berkunjung sekaligus mengikuti event yang ada.
5.2 Saran
Saran untuk Museum Layang-Layang Indonesia yaitu museum tersebut dapat menjadi tempat menarik dan banyak dikunjungi apabila pihak Museum Layang-Layang Indonesia dapat tetap merawat dan melestarikan koleksi-koleksi layangan yang merupakan warisan bangsa Indonesia maupun dari mancanegara dan menjalankan strategi promosi yang tepat dan efektif.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti .2009. Strategi Promosi Yang Kreatif. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Winardi.1992. Promosi dan Reklame Bandung: Mandar Maju
Cummins, Julian.1987. Promosi Penjualan, Leeds : Binarupa Aksara
Hapsari.2010. Seluk Beluk Promosi & Bisnis : Cerdas Beriklan Untuk Usaha Kecil & Menengah. Yogyakarta : A+ Plus Books
Kotler, Philip.2000. Marketing Management. The Millenium Edition, New. Jersey : Prentice Hall International, Inc.
Venus.2004. Teori dan Strategi Kampanye. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Kasali, Rhenald.1998. Membidik pasar Indonesia : segmenting, targeting, dan positioning. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth.1992. Adolescent Psychological Development. Jakarta : Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indonesia.1995. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Puspoyo, Endang W.2004. Layang-Layang Indonesia. Jakarta : Museum Layang- Layang Indonesia, Merindo, dan Q Communication
Kusrianto.2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi
Syah, Muhibbin.2009. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press, PT Rajagrafindo Persada
Rossiter dan Percy.1997. Advertising Communications And Promotion Management. Italy : McGraw-Hill Companies
(6)
Jennings, Simmon.1987. The Complete Guide to Advanced Illustration and Design. Michigan : Chartwell Book
Russel.1992. The Color Complex. New York : Jovanovich
http://repository.upi.edu/2653/3/S_MPP_0607188_Table_of_Content.pdf, diunduh
tanggal 7 September 2013
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4410_1346BAGAIMANAMENDIRIKANSEBU AHMUSEUMwebsite.pdf, diunduh tanggal 7 September 2013