Aktivitas Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh dan Parutan Lidah Buaya Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Secara In Vitro.

(1)

Universitas Kristen Maranatha vi

ABSTRAK

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans

SECARA IN VITRO

Veronica Ervina Sugijanto, 2007; Pembimbing I : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes Pembimbing II : Triswaty Winata, dr.,M.Kes

Cengkeh dan lidah buaya mempunyai banyak manfaat. Salah satu kandungan yang terdapat di dalam cengkeh yaitu eugenol dan lidah buaya yaitu saponin, diduga bersifat sebagai antijamur, yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans, jamur penyebab keputihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol bunga cengkeh (EEBC) dan parutan lidah buaya sebagai antimikroba terhadap jamur Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratorik. Larutan EEBC dengan konsentrasi 25% dan 50% serta parutan lidah buaya yang didapat, masing-masing diambil 10 µl, kemudian diteteskan pada cakram netral steril yang diletakkan pada medium MHA yang sebelumnya telah diulas dengan suspensi Candida albicans. Masing-masing medium kemudian dimasukkan ke dalam inkubator 37 oC selama 24 jam. Hasil pengamatan menunjukkan adanya zona inhibisi yang terbentuk di sekeliling cakram yang ditetesi EEBC dengan konsentrasi 50%, sedangkan pada EEBC dengan konsentrasi 25% dan parutan lidah buaya tidak membentuk zona inhibisi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah EEBC dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans pada konsentrasi tertentu, sedangkan parutan lidah buaya tidak.


(2)

ABSTRACT

ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF CLOVE FLOWER AND GRATED ALOE VERA ON THE GROWTH OF Candida albicans

IN VITRO

Veronica Ervina Sugijanto, 2007; Tutor 1st : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes Tutor 2nd : Triswaty Winata, dr.,M.Kes

Clove and Aloe vera have many usefulness. One of the component in these herbs, eugenol in clove and saponin in Aloe vera, are thought to have antifungal effect in inhibiting the growth of Candida albicans, which is the common cause of vaginal thrush. The purpose of this research is to know the activity of ethanol extract of clove flower (EEBC) and grated Aloe vera on the growth of Candida albicans, by observing the inhibition zone. This research was a laboratory experimental work. A small disks were placed on the media which had been inoculated with Candida albicans. 10 µl of 25% and 50% EEBC and grated Aloe vera were dropped into the disks, then incubated them at 37 oC for 24 hours. The result showed that the inhibition zone was only formed around the disk which contained 50% EEBC, while for the other two were negative. The conclusion of this research was EEBC has antifungal effect but Aloe vera did not have such effect.


(3)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 3

1.5 Kerangka Pemikiran... 3

1.6 Metode Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Vagina ... 5

2.2 Keputihan ... 6

2.2.1 Patofisiologi Keputihan ... 6

2.3 Candida albicans ... 7

2.3.1 Taksonomi Candida albicans ... 8

2.3.2 Morfologi dan Identifikasi Candida albicans ... 8

2.3.3 Faktor Virulensi Candida albicans ... 10

2.3.4 Kandidiasis... 11

2.3.5 Kandidiasis Vagina ... 12

2.4 Tanaman Cengkeh ... 14

2.4.1 Taksonomi Cengkeh ... 14

2.4.2 Morfologi Tanaman Cengkeh ... 15

2.4.3 Morfologi Bunga Cengkeh ... 16

2.4.4 Manfaat Cengkeh ... 17

2.4.5 Kandungan Kuncup Bunga Cengkeh... 18

2.4.6 Zat Aktif Eugenol ... 18

2.4.7 Toksisitas Cengkeh ... 21

2.5 Tanaman Lidah Buaya ... 21

2.5.1 Taksonomi Aloe barbadensis Miller... 22


(4)

2.5.3 Daun Lidah Buaya ... 23

2.5.4 Gel dan Getah Lidah Buaya ... 24

2.5.5 Kandungan Lidah Buaya... 24

2.5.6 Manfaat Lidah Buaya... 25

2.5.7 Saponin ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 27

3.2 Alat-alat... 27

3.3 Bahan-bahan ... 28

3.4 Cara Kerja ... 28

3.4.1 Pembuatan Suspensi Jamur... 28

3.4.2 Inokulasi... 29

3.4.3 Penyediaan Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh... 29

3.4.4 Pembuatan dan Pengujian Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh dengan Berbagai Konsentrasi ... 29

3.4.5 Pemarutan dan Pengujian Tanaman Lidah Buaya ... 30

3.4.6 Kontrol Positif... 30

3.4.7 Inkubasi... 30

3.4.8 Pengamatan Hasil Penelitian... 30

3.5 Diagram Kerja... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Efektifitas Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh ... 33

4.2 Pembahasan... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN... 41


(5)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbandingan Sekret Vagina Normal dengan Sekret Vagina Pada Kandidiasis Vagina ... 14 Tabel 4.1 Diameter Zona Inhibisi (dalam mm) untuk Ekstrak Etanol Bunga

Cengkeh dengan Konsentrasi 25% dan 50% ... 33 Tabel 4.2 Diameter Zona Inhibisi (dalam mm) untuk Parutan Lidah Buaya... 34


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Blastospora Candida albicans dengan tunas ... 8

Gambar 2.2 Pemeriksaan Candida albicans dengan pewarnaan Gram ... 8

Gambar 2.3 Koloni Candida albicans ... 9

Gambar 2.4 Chlamidospora... 9

Gambar 2.5 Thrush pada mukosa bukal dan bagian bawah lidah... 12

Gambar 2.6 Infeksi intertriga ... 12

Gambar 2.7 Pruritus pada kulit perianal dan perineum karena kandidiasis... 12

Gambar 2.8 Candidal balanitis ... 12

Gambar 2.9 Keputihan pada dinding vagina... 13

Gambar 2.10 Vaginal thrush... 13

Gambar 2.11 Pohon cengkeh ... 15

Gambar 2.12 Kuncup bunga cengkeh ... 17

Gambar 2.13 Kuncup bunga cengkeh kering... 18

Gambar 2.14 Struktur molekul kimia eugenol... 19

Gambar 2.15 Struktur molekul kimia eugenol secara 3 dimensi ... 19

Gambar 2.16 Daun lidah buaya ... 22


(7)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 3.1 Pembuatan Larutan Cengkeh dengan Konsentrasi 25% dan 50% ... 31 Diagram 3.2 Penanaman Cakram ... 32


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Foto 1 Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan EEBC dengan konsentrasi 25% dan 50% serta zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans

terhadap Nystatin sebagai kontrol positif... 41 Foto 2 Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi

perlakuan dengan parutan lidah buaya dan zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans terhadap Nystatin sebagai

kontrol positif... 41


(9)

41

LAMPIRAN 1

Foto 1. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan EEBC dengan konsentrasi 25% dan 50% serta zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans terhadap nistatin sebagai kontrol positif

Foto 2. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan dengan parutan lidah buaya dan zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans terhadap nistatinsebagai kontrol positif


(10)

LAMPIRAN 2

Prosedur Ekstraksi Bunga Cengkeh

- Bunga cengkeh yang sudah waktunya panen dikeringkan.

- Simplisia cengkeh (bahan yang sudah digiling halus) dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi (mesin ekstraktor) dengan perbandingan 1 : 3 w/v dalam 50% etanol, prosesnya dilakukan secara kontinyu sehingga semua senyawa dalam simplisianya telah terekstraksi sempurna selama 5 jam, kemudian diperoleh ekstrak cair.

- Ekstrak cair tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam lemari pengering atau oven selama 48 jam dengan suhu 500C hingga diperoleh ekstrak kering. - Ekstrak tersebut kemudian digiling sampai halus.


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit infeksi di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia masih menjadi masalah kesehatan. Salah satu gejala dari penyakit infeksi yang masih menjadi masalah adalah keputihan. Keputihan adalah suatu gejala dari penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau parasit. Selain itu, keputihan juga dapat disebabkan oleh adanya benda asing dalam vagina dan gangguan hormonal akibat menopause. Kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, dan adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin wanita, terutama di serviks juga dapat menyebabkan keputihan (M.H.R.Sianturi, 2004).

Wanita Indonesia lebih dari 70% mengalami keputihan (Nanny Selamihardja, 1997), dan jamur penyebab keputihan pada umumnya adalah Candida sp. Infeksi akibat Candida sp. disebut kandidiasis. Candida sp. menyebabkan penyakit berspektrum luas, dari penyakit mukokutan superfisialis sampai penyakit-penyakit invasif seperti kandidiasis peritoneal dan kandidiasis sistemik (Hidalgo, 2005).

Spesies Candida yang sering menimbulkan infeksi salah satunya adalah Candida albicans. Candida albicans adalah suatu jamur tidak berbahaya yang normal hidup pada saluran cerna, membran mukosa, dan kulit manusia (Mitchell, 2004). Jamur ini hidup bersimbiosis dengan flora normal lain dalam tubuh orang sehat. Ketidakseimbangan ekosistem tubuh akan menyebabkan pertumbuhan Candida sp. yang berlebihan dan dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh (Boroch, 2001).

Obat-obat untuk mengobati keputihan telah dikembangkan di Indonesia dari yang murah sampai yang mahal, antara lain larutan antiseptik yang digunakan untuk membersihkan sekret keputihan tapi tidak membunuh kuman penyebab, antifungal untuk Candida sp. seperti flukonazol, itrakonazol, ketokonazol, nistatin, griseofulvin, atau amfoterisin B (M.H.R.Sianturi, 2004).


(12)

2

Pemberian antifungal yang terus-menerus dapat menyebabkan jamur Candida albicans menjadi resisten terhadap obat-obatan tersebut, sehingga perlu dicari alternatif lain dalam upaya mengobati keputihan, salah satunya adalah dengan menggunakan obat-obatan tradisional.

Tanaman obat yang memiliki khasiat sebagai antijamur antara lain cengkeh dengan nama latin Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. (Giordani et al, 2004) dan lidah buaya dengan nama latin Aloe vera (L.) Burm. f. (WHO, 1999).

Bagian tanaman cengkeh yang sering digunakan terutama kuncup bunganya (Caryophilli flos). Kuncup bunga cengkeh mengandung 16-20% minyak atsiri, vanilin, 17% tanin, 13% gom, 28% serat, 18% air, asam galatanat, dan kalsium oksalat. Minyak atsiri tersebut mengandung 80% eugenol, asetil eugenol, isoeugenol, eugenin, iso eugenitin, kariofilen, furfural, dan metil amil keton (Dep.Kes.R.I., 1989; Suharmiati & Lestari Handayani, 2005).

Bagian tanaman lidah buaya yang banyak dimanfaatkan adalah daunnya. Dari daunnya bisa didapatkan gel dan getah yang banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh, salah satunya adalah sebagai antijamur (Irni Furnawanthi, 2002; Suharso Rahman, 2004).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti pengaruh cengkeh dan lidah buaya dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah ekstrak etanol bunga cengkeh mempunyai aktivitas antifungal

terhadap Candida albicans.

2. Apakah parutan lidah buaya mempunyai aktivitas antifungal terhadap Candida albicans.


(13)

Universitas Kristen Maranatha

3

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh pengobatan alternatif terhadap Candida albicans.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol bunga cengkeh sebagai antimikroba terhadap jamur Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk.

2. Untuk mengetahui aktivitas parutan lidah buaya sebagai antimikroba terhadap jamur Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk .

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dalam bidang akademis adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang farmakologi dan mikrobiologi, khususnya mengenai cengkeh dan lidah buaya.

Kegunaan penelitian ini secara praktis adalah ditemukannya herba yang dapat berfungsi sebagai anticandida dengan harga yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

1.5Kerangka Pemikiran

Keputihan dapat disebabkan oleh infeksi jamur terutama spesies Candida. Salah satu spesies Candida yang sering menimbulkan infeksi adalah Candida albicans. Pertumbuhan Candida sp. yang berlebihan pada kulit dan mukosa dapat menyebabkan kandidiasis. Salah satu gejala infeksi Candida sp. pada mukosa vagina adalah keputihan (Curry dan Barclay, 1994).

Cengkeh dan lidah buaya secara empiris telah digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi keputihan. Zat antijamur yang terkandung di dalam bunga


(14)

4

cengkeh adalah eugenol, sedangkan yang terkandung di dalam lidah buaya adalah saponin.

Eugenol adalah salah satu senyawa fitokimia yang merupakan antimikroba alami. Komponen ini mempunyai aktivitas antimikroba dengan cara mengganggu fungsi membran atau bahkan merusak membran. Secara umum, aktivitas antijamur dari eugenol yaitu dengan merusak membran sitoplasma dan menonaktifkan dan atau menghambat sintesis dari enzim intraselular dan ekstraselular (Lima et al, 2005).

Saponin mempunyai efek sebagai antimikroba terhadap bakteri, virus, dan jamur (Williams, 2006). Saponin adalah suatu glikosida dari steroid, steroid alkaloid, atau triterpenes yang ditemukan pada tumbuhan (Francis et al, 2002). Mekanisme kerja aktivitas antijamur dari saponin yaitu berinteraksi dengan membran sterol jamur dan kemampuannya untuk merusak keutuhan membran jamur (Morrissey dan Osbourn, 1999).

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan secara in vitro. Hasil yang menjadi tolok ukur dari penelitian ini adalah ukuran zona inhibisi yang terbentuk pada Mueller Hinton Agar.

1.7.Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dari bulan Maret 2006 – Januari 2007.


(15)

Universitas Kristen Maranatha

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol bunga cengkeh menghambat pertumbuhan Candida albicans

secara in vitro pada konsentrasi tertentu.

2. Parutan lidah buaya tidak menghambat pertumbuhan Candida albicans secara

in vitro.

5.2 Saran

Walaupun penggunaan ekstrak etanol bunga cengkeh dengan konsentrasi tertentu pada penelitian ini diketahui dapat menghambat pertumbuhan Candida

albicans, namun:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain dengan keakuratan yang lebih baik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan eugenol murni dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan saponin murni dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Azare J.R. 2006. Medline Plus. Eugenol oil overdose. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/encyarticle/002647.htm., August 20th 2006.

Azmi Dhalimi. 1997. Sejarah penyebaran dan perkembangan cengkeh di Indonesia. Dalam: Syahril Kemala, Maharani Hasanah, Alimin Djisbar, Ariful Asman, Naran Nurjannah, eds: Monograf tanaman cengkeh. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. h. 12.

Bennet J.E. 2001. Candidiasis. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds: Harrison’s principles of

internal medicine, Volume 1. 16th ed. United States of Amerika: McGraw-Hill

Co. p. 1185-1187.

Boroch A. 2001. The silent epidemic. http://www.annboroch.com/candida.htm., January 1st 2006.

Busroni. 2000. Sintesa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2-propanon turunan eugenol melalui pembentukkan senyawa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2- propanil format

pada suhu 250-300oC. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/pdf/busroni.pdf.,

21 Mei 2006.

Carver P.L. 2005. Invasive fungal infections. In: Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M., eds: Pharmacotherapy : a

pathophysiologic approach. 6th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 2177.

Curry S.L., Barclay D.L. 1994. Benign disorders of the vulva & vagina. In: Decherney A.H., Pernoll M.L., eds: Current-obstetric & gynecologic

diagnosis & treatment. 8th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 689, 695.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Vademekum bahan obat alam. Jakarta: DirJen POM. h. 42-46.

_____. 1995. Materia medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: DirJen POM. h. 55-58. Digrak M., Alma M.H., Ilcim A. 2001. Antibacterial and antifungal activities of

Turkish medicinal plants. Pharmaceutical Biology, 5 (39): 346-350.

Dorland. 1996. Kamus saku kedokteran dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC. h. 801. Ellis D. 2001. Candida albicans. http://www.mycology.adelaide.edu.au., March


(17)

Universitas Kristen Maranatha 38

Endang Hadipoentyanti. 1997. Tipe dan karakteristik cengkeh. Dalam: Syahril Kemala, Maharani Hasanah, Alimin Djisbar, Ariful Asman, Naran Nurjannah, eds. Monograf tanaman cengkeh. No. 2. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. h. 17.

FloraHealth. 2005. Herb and supplement encyclopedia: Clove.

http://www.florahealth.com/flora/home/usa/healthinformation/encyclopedias/ Clove.asp., March 24th 2006.

Francis G., Kerem J., Makkar H.P.S., and Becker K. 2002. The biological action of saponins in animal systems: a review. http://www.iaea.org/programmes /nafa/d3/public/saponin-03-bjn.pdf., November 19th 2006.

Giordani R., Regli P., Kaloustian J., Mikail C., Abou L., Portugal H. 2004. Antifungal effect of various essential oils against Candida albicans. Potentiation of antifungal action of amphotericin B by essential oil from Thymus vulgaris. http://www.ncbi.nlm.nih.goventrez/query.fcgidb=pubmed &cmd=Retrieve&dopt=AbstractPlus&list/uids=15742351&query/hl=10&itool =pubmed/docsum., August 16th 2006.

Gsianturi. 2002. Lidah buaya: Sembuhkan bermacam penyakit berat. http://www. gizi.net/cgi-bin/berita/full/news.cgi/news/id1025597248,29388. 12 Agustus 2006.

Hariyono Winarto dan Noroyono Wibowo. 2006. Peran Imunitas Selular Lokal

pada Kandidosis Vulvovagina Rekurens. http://keprice.myweb.edu/

candidia.htm., September 13th 2006.

Hidalgo J.A. 2005. http://www.emedicine.com/med/topic/264.htm., January 6th 2006.

Holmes K.K. 2001. Sexually transmitted disease: Overview and Clinical Approach. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds: Harrison’s principles of internal medicine, Volume 1. 16th ed. United States of Amerika: McGraw-Hill Co. p. 765-768.

Irni Furnawanthi. 2002. Khasiat & manfaat lidah buaya si tanaman ajaib. Jakarta: AgroMedia Pustaka. h. 1-10,15-19.

Lima I.O., Oliveira R.G., Lima E.O, Souza E.L., Farias N.P., Navarro D.F. 2005. Inhibitory effect of some phytochemicals in the growth of yeasts potentially causing opportunistic infections. Brazillian Journal of Pharmaceutical Sciences, 2 (41): 199-203.

Martini F.H. 2004. Fundamentals of anatomy & physiology. 6th ed. San Francisco: Benjamin Cummings. p. 1075.


(18)

39

M.H.R. Sianturi. 2004. Keputihan: suatu kenyataan dibalik suatu kemelut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 1-5, 10-11.

Mitchell T.G. 2004. Medical micology. In: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., eds : Jawetz, melnick & adelberg’s medical microbiology. 23th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 645-646, 753.

Moore K.L, Dalley A.F. 2006. Clinically Oriented Anatomy. 5th ed. Lippinkott Williams & Wilkins Co. p. 410-412.

Morrisey J.P., Osbourn A.E. 1999. Fungal Resistance to Plant Antibiotics as a Mechanism of Pathogenesis. http://www.pubmedcentral.nih.gov/botrender. fcgi?blobtype=html&artid=103751., September 19th 2006.

Nanny Selamihardja. 1997. http://www.indomedia.com/intisari/1997/julikuras. htm., 29 Desember 2005.

Portal CBN. 2004. Cengkeh (Syzygium aromaticum) 'obat bius' yang menyehatkan

jantung. http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+

Healing&y=cybermed%7C3%7C0%7C3%7C61., 30 Oktober 2006.

Rinaldi M.G. 1993. Biology and pathogenecity of candida species. In: Bodey G.P., editor: Candidiasis: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. 2nd edition. New York: Raven Press. P. 1-13.

Smith V. 2006. Candida albicans and Candidasis. http://www.candida expert.com., March 5th 2006.

Suharmiati & Lestari Handayani. 2005. Tanaman obat untuk keadaan darurat di rumah. Dalam: Ramuan tradisional untuk keadaan darurat di rumah. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 53.

Suharso Rahman. 2004. Lidah Buaya, Atasi Serangan Jantung dan Diabetes. http://cybermed.cbn.net.id/detilhit/asp/kategori=natural&news/no=83/CyberM ED NATURAL.,13 Juli 2006.

Volk T.J. 1999. Candida albicans, cause of most "yeast infections" in humans. http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/jan99.html., January 6th 2006.

Warintek. 2006. Syzigium aromaticum L. http://warintek.progressio.or.id/ perkebunan cengkeh/htm., 13 Juli 2006.

WHO. 1999. Aloe. WHO monographs on selected medicinal plants, 1: 33-49.

Wikipedia. 2006. Candida albicans. http://en.wikipedia.org/wiki/


(19)

Universitas Kristen Maranatha 40

_____. 2006. Eugenol. http://en.wikipedia.org/wiki/Eugenol., Oktober 31th 2006. _____. 2006. Saponin. http://en.wikipedia.org/wiki/Saponin., September 19th

2006.

Williams P. 2006. Aloe vera…myth or medicine?.

http://aloe-vera-studies.org/landing pages/aloe-vera/forever-living-aloe-vera.html., November 15th 2006.


(1)

Universitas Kristen Maranatha cengkeh adalah eugenol, sedangkan yang terkandung di dalam lidah buaya adalah saponin.

Eugenol adalah salah satu senyawa fitokimia yang merupakan antimikroba alami. Komponen ini mempunyai aktivitas antimikroba dengan cara mengganggu fungsi membran atau bahkan merusak membran. Secara umum, aktivitas antijamur dari eugenol yaitu dengan merusak membran sitoplasma dan menonaktifkan dan atau menghambat sintesis dari enzim intraselular dan ekstraselular (Lima et al, 2005).

Saponin mempunyai efek sebagai antimikroba terhadap bakteri, virus, dan jamur (Williams, 2006). Saponin adalah suatu glikosida dari steroid, steroid alkaloid, atau triterpenes yang ditemukan pada tumbuhan (Francis et al, 2002). Mekanisme kerja aktivitas antijamur dari saponin yaitu berinteraksi dengan membran sterol jamur dan kemampuannya untuk merusak keutuhan membran jamur (Morrissey dan Osbourn, 1999).

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan secara in vitro. Hasil yang menjadi tolok ukur dari penelitian ini adalah ukuran zona inhibisi yang terbentuk pada Mueller Hinton Agar.

1.7.Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dari bulan Maret 2006 – Januari 2007.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol bunga cengkeh menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro pada konsentrasi tertentu.

2. Parutan lidah buaya tidak menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

5.2 Saran

Walaupun penggunaan ekstrak etanol bunga cengkeh dengan konsentrasi tertentu pada penelitian ini diketahui dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans, namun:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain dengan keakuratan yang lebih baik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan eugenol murni dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan saponin murni dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.


(3)

37 Universitas Kristen Maranatha

Azare J.R. 2006. Medline Plus. Eugenol oil overdose. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/encyarticle/002647.htm., August 20th 2006.

Azmi Dhalimi. 1997. Sejarah penyebaran dan perkembangan cengkeh di Indonesia. Dalam: Syahril Kemala, Maharani Hasanah, Alimin Djisbar, Ariful Asman, Naran Nurjannah, eds: Monograf tanaman cengkeh. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. h. 12.

Bennet J.E. 2001. Candidiasis. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds: Harrison’s principles of internal medicine, Volume 1. 16th ed. United States of Amerika: McGraw-Hill Co. p. 1185-1187.

Boroch A. 2001. The silent epidemic. http://www.annboroch.com/candida.htm., January 1st 2006.

Busroni. 2000. Sintesa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2-propanon turunan eugenol melalui pembentukkan senyawa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2- propanil format pada suhu 250-300oC. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/pdf/busroni.pdf., 21 Mei 2006.

Carver P.L. 2005. Invasive fungal infections. In: Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M., eds: Pharmacotherapy : a pathophysiologic approach. 6th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 2177. Curry S.L., Barclay D.L. 1994. Benign disorders of the vulva & vagina. In:

Decherney A.H., Pernoll M.L., eds: Current-obstetric & gynecologic diagnosis & treatment. 8th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 689, 695. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Vademekum bahan obat alam.

Jakarta: DirJen POM. h. 42-46.

_____. 1995. Materia medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: DirJen POM. h. 55-58. Digrak M., Alma M.H., Ilcim A. 2001. Antibacterial and antifungal activities of

Turkish medicinal plants. Pharmaceutical Biology, 5 (39): 346-350.

Dorland. 1996. Kamus saku kedokteran dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC. h. 801. Ellis D. 2001. Candida albicans. http://www.mycology.adelaide.edu.au., March


(4)

Universitas Kristen Maranatha

38

Endang Hadipoentyanti. 1997. Tipe dan karakteristik cengkeh. Dalam: Syahril Kemala, Maharani Hasanah, Alimin Djisbar, Ariful Asman, Naran Nurjannah, eds. Monograf tanaman cengkeh. No. 2. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. h. 17.

FloraHealth. 2005. Herb and supplement encyclopedia: Clove. http://www.florahealth.com/flora/home/usa/healthinformation/encyclopedias/ Clove.asp., March 24th 2006.

Francis G., Kerem J., Makkar H.P.S., and Becker K. 2002. The biological action of saponins in animal systems: a review. http://www.iaea.org/programmes /nafa/d3/public/saponin-03-bjn.pdf., November 19th 2006.

Giordani R., Regli P., Kaloustian J., Mikail C., Abou L., Portugal H. 2004. Antifungal effect of various essential oils against Candida albicans. Potentiation of antifungal action of amphotericin B by essential oil from Thymus vulgaris. http://www.ncbi.nlm.nih.goventrez/query.fcgidb=pubmed &cmd=Retrieve&dopt=AbstractPlus&list/uids=15742351&query/hl=10&itool =pubmed/docsum., August 16th 2006.

Gsianturi. 2002. Lidah buaya: Sembuhkan bermacam penyakit berat. http://www. gizi.net/cgi-bin/berita/full/news.cgi/news/id1025597248,29388. 12 Agustus 2006.

Hariyono Winarto dan Noroyono Wibowo. 2006. Peran Imunitas Selular Lokal

pada Kandidosis Vulvovagina Rekurens. http://keprice.myweb.edu/

candidia.htm., September 13th 2006.

Hidalgo J.A. 2005. http://www.emedicine.com/med/topic/264.htm., January 6th 2006.

Holmes K.K. 2001. Sexually transmitted disease: Overview and Clinical Approach. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds: Harrison’s principles of internal medicine, Volume 1. 16th ed. United States of Amerika: McGraw-Hill Co. p. 765-768.

Irni Furnawanthi. 2002. Khasiat & manfaat lidah buaya si tanaman ajaib. Jakarta: AgroMedia Pustaka. h. 1-10,15-19.

Lima I.O., Oliveira R.G., Lima E.O, Souza E.L., Farias N.P., Navarro D.F. 2005. Inhibitory effect of some phytochemicals in the growth of yeasts potentially causing opportunistic infections. Brazillian Journal of Pharmaceutical Sciences, 2 (41): 199-203.

Martini F.H. 2004. Fundamentals of anatomy & physiology. 6th ed. San Francisco: Benjamin Cummings. p. 1075.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

M.H.R. Sianturi. 2004. Keputihan: suatu kenyataan dibalik suatu kemelut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 1-5, 10-11.

Mitchell T.G. 2004. Medical micology. In: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., eds : Jawetz, melnick & adelberg’s medical microbiology. 23th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 645-646, 753.

Moore K.L, Dalley A.F. 2006. Clinically Oriented Anatomy. 5th ed. Lippinkott Williams & Wilkins Co. p. 410-412.

Morrisey J.P., Osbourn A.E. 1999. Fungal Resistance to Plant Antibiotics as a Mechanism of Pathogenesis. http://www.pubmedcentral.nih.gov/botrender. fcgi?blobtype=html&artid=103751., September 19th 2006.

Nanny Selamihardja. 1997. http://www.indomedia.com/intisari/1997/julikuras. htm., 29 Desember 2005.

Portal CBN. 2004. Cengkeh (Syzygium aromaticum) 'obat bius' yang menyehatkan jantung. http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+ Healing&y=cybermed%7C3%7C0%7C3%7C61., 30 Oktober 2006.

Rinaldi M.G. 1993. Biology and pathogenecity of candida species. In: Bodey G.P., editor: Candidiasis: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. 2nd edition. New York: Raven Press. P. 1-13.

Smith V. 2006. Candida albicans and Candidasis. http://www.candida expert.com., March 5th 2006.

Suharmiati & Lestari Handayani. 2005. Tanaman obat untuk keadaan darurat di rumah. Dalam: Ramuan tradisional untuk keadaan darurat di rumah. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 53.

Suharso Rahman. 2004. Lidah Buaya, Atasi Serangan Jantung dan Diabetes. http://cybermed.cbn.net.id/detilhit/asp/kategori=natural&news/no=83/CyberM ED NATURAL.,13 Juli 2006.

Volk T.J. 1999. Candida albicans, cause of most "yeast infections" in humans. http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/jan99.html., January 6th 2006.

Warintek. 2006. Syzigium aromaticum L. http://warintek.progressio.or.id/ perkebunan cengkeh/htm., 13 Juli 2006.

WHO. 1999. Aloe. WHO monographs on selected medicinal plants, 1: 33-49. Wikipedia. 2006. Candida albicans. http://en.wikipedia.org/wiki/


(6)

Universitas Kristen Maranatha

40

_____. 2006. Eugenol. http://en.wikipedia.org/wiki/Eugenol., Oktober 31th 2006. _____. 2006. Saponin. http://en.wikipedia.org/wiki/Saponin., September 19th

2006.

Williams P. 2006. Aloe vera…myth or medicine?. http://aloe-vera-studies.org/landing pages/aloe-vera/forever-living-aloe-vera.html., November 15th 2006.


Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN WARU LANDAK (Hibiscus mutabilis) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 12 17

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUAH MUDA PEPAYA (Carica papaya Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 11 30

Aktivitas Antibakterial Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap Staphylococcus aureus secara In Vitro Tahun 2014.

0 0 17

Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol dan Kloroform Buah Pare (Momordica charantia Linn.) Terhadap Candida albicans Secara In Vitro.

0 0 14

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 11

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 2

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

1 3 3

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 11

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

6 31 4

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

3 8 13